• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Kadar LDL, HDL, dan Rasio LDL/HDL Pada Dewasa Muda Yang Berolahraga Tipe Aerobik Cukup dan Tidak Cukup.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Kadar LDL, HDL, dan Rasio LDL/HDL Pada Dewasa Muda Yang Berolahraga Tipe Aerobik Cukup dan Tidak Cukup."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha vii

ABSTRAK

PERBANDINGAN KADAR LDL, HDL, DAN RASIO LDL/HDL PADA DEWASA MUDA YANG BEROLAHRAGA TIPE AEROBIK

CUKUP DAN TIDAK CUKUP

Theresa Sugiarti Oetji, 2011

Pembimbing I : drg. Winny Suwindere, MS.

Pembimbing II : dr. Adrian Suhendra, Sp.PK., M.Kes.

Hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung koroner (PJK). Faktor ini dapat dicegah dengan melakukan olahraga tipe aerobik. Olahraga tipe aerobik menurunkan kadar low-density lipoprotein (LDL), meningkatkan kadar high-density lipoprotein (HDL), dan menurunkan rasio LDL/HDL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kadar LDL dan rasio LDL/HDL dewasa muda yang berolahraga tipe aerobik cukup lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak cukup dan apakah kadar HDL dewasa muda yang berolahraga tipe aerobik cukup lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak cukup.

Bentuk penelitian berupa observasional analitik, dengan desain cross sectional. Subjek penelitian berjumlah 60 orang, 30 dewasa muda yang berolahraga tipe aerobik cukup dan 30 dewasa muda yang berolahraga tipe aerobik tidak cukup. Masing-masing diperiksa kadar LDL dan HDL direk serum puasa, dan dihitung rasionya.

Rerata kadar LDL dewasa muda yang berolahraga tipe aerobik cukup adalah 68,97 berbeda sangat nyata dengan yang tidak cukup sebesar 108,80 dengan p = 0,000. Rerata kadar HDL dewasa muda yang berolahraga tipe aerobik cukup adalah 50,40 berbeda tidak nyata dengan yang tidak cukup sebesar 48,80 dengan p > 0,05. Rerata rasio LDL/HDL dewasa muda yang berolahraga tipe aerobik cukup adalah 1,41 berbeda sangat nyata dengan yang tidak cukup sebesar 2,22 dengan p = 0,000.

Kadar LDL dan rasio LDL/HDL dewasa muda yang berolahraga tipe aerobik cukup lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak cukup sedangkan kadar HDL dewasa muda yang berolahraga tipe aerobik cukup lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak cukup.

(2)

Universitas Kristen Maranatha viii

ABSTRACT

COMPARISONS OF LDL, HDL LEVELS, AND LDL/HDL RATIO IN YOUNG ADULTS WHO EXERCISE AEROBIC-TYPE

ENOUGH AND NOT ENOUGH

Theresa Sugiarti Oetji, 2011

1st Tutor : drg. Winny Suwindere, MS.

2nd Tutor : dr. Adrian Suhendra, Sp.PK., M.Kes

Hypercholesterolemia is one of major risk factors in coronary heart disease (CHD). This factor can be prevented by doing aerobic-type exercise. Aerobic-type exercise lowers low-density lipoprotein (LDL) level, increases high-density lipoprotein (HDL) level, and lowers LDL/HDL ratio. The purpose is to know whether LDL level and LDL/HDL ratio of young adults who exercise enough aerobic-type were lower than they who do not and whether HDL level of young adults who exercise enough aerobic-type were higher than they who do not. This study’s form is analytic-observational with cross sectional-designed. Subjects are 60 people, 30 young adults who exercise enough aerobic-type and 30 young adults who exercise not enough aerobic-type. Fasting-serum direct LDL and HDL level was examined and the ratio was calculated for each person.

LDL level’s average of young adults who exercise enough aerobic-type was 68,97, it was significantly different from they who do not which was 108,80 with p value = 0,000. HDL level’s average of young adults who exercise enough aerobic-type was 50,40, it was not significantly different from they who do not which was 48,80 with p value > 0,05. LDL/HDL ratio’s average of young adults who exercise enough aerobic-type was 1,41, it was significantly different from they who do not which was 2,22 with p value = 0,000.

LDL level and LDL/HDL ratio of young adults who exercise enough aerobic-type were lower than they who do not and HDL level of young adults who exercise enough aerobic-type were higher than they who do not.

(3)

Universitas Kristen Maranatha ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang………...…………... 1

1.2. Identifikasi Masalah………...………... 3

1.3. Maksud dan Tujuan………….…...………...…………... 1.3.1. Maksud... 1.3.2. Tujuan... 3 3 4 1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah………... 1.4.1. Manfaat Akademis………...……….. 1.4.2. Manfaat Praktis………...……... 4 4 4 1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis..……… 1.5.1 Kerangka Pemikiran……… 1.5.2 Hipotesis Penelitian...………. 4 4 6 1.6. Metodologi Penelitian…...………... 6

1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian..………... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Olahraga...………...…………... 2.1.1. Volume yang Direkomendasikan...………... 2.1.2. Regulasi dari Metabolisme Energi selama Olahraga...

8 9 10 2.2. Lemak...………... 2.2.1. Klasifikasi...………...………... 2.2.2. Mobilisasi Lemak... 2.2.2.1. Insulin Mengurangi Keluaran Asam Lemak Bebas... 2.2.2.2. Beberapa Hormon Mendorong Lipolisis...

14 14 15 15 16 2.3. Lipoprotein... 2.3.1. Struktur Umum...……… 2.3.2. Klasifikasi...……… 2.3.3. Metabolisme...……… 2.3.3.1. Jalur Eksogen... 2.3.3.2. Jalur Endogen...

(4)

Universitas Kristen Maranatha x

2.3.3.3. Metabolisme HDL dan Reverse Cholesterol Transport... 2.3.4. Prinsip Pemeriksaan... 2.3.4.1. Low-Density Lipoprotein... 2.3.4.2. High-Density Lipoprotein...

23 25 25 25 2.4. Dislipidemia... 2.4.1. Nilai Rujukan Kadar LDL, HDL, dan Rasio LDL/HDL... 2.4.2. Klasifikasi... 2.4.3. Faktor Risiko...

26 26 27 27 2.5. Aterosklerosis...…...………... 28 BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Bahan, Alat, dan Subjek Penelitian………... 3.1.1. Bahan dan Alat Penelitian... 3.1.2. Subjek Penelitian..………...

34 34 34 3.2. Metode Penelitian... 3.2.1. Desain Penelitian... 3.2.2. Variabel Penelitian... 3.2.2.1. Definisi Konsepsional Variabel... 3.2.2.2. Definisi Operasional Variabel... 3.2.3. Besar Sampel Penelitian... 3.2.4. Prosedur Kerja... 3.2.5. Cara Pemeriksaan... 3.2.5.1. Pengambilan Sampel Darah Vena... 3.2.5.2. Pemeriksaan Kadar LDL dan HDL Direk Serum... 3.2.5.3. Penghitungan Rasio LDL/HDL... 3.2.6. Metode Analisis... 3.2.6.1. Hipotesis Penelitian………... 3.2.6.2. Kriteria Uji....………... 3.2.7. Aspek Etik Penelitian...

35 35 36 36 36 37 38 38 38 39 39 39 39 40 40 BAB IV HASIL, PEMBAHASAN, DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

PENELITIAN

4.1. Karakteristik Subjek Penelitian……….... 4.1.1. Menurut Rerata Volume Olahraga Tipe Aerobik...

41 41 4.2. Hasil Penelitian... 4.2.1. Hasil Pemeriksaan Kadar LDL Direk Serum Puasa... 4.2.2. Hasil Pemeriksaan Kadar HDL Direk Serum Puasa... 4.2.3. Hasil Penghitungan Rasio LDL/HDL...

42 42 42 43 4.3. Pembahasan... 4.3.1. Menurut Rerata Volume Olahraga Tipe Aerobik... 4.3.2 Hasil Pemeriksaan Kadar LDL Direk Serum Puasa... 4.3.3. Hasil Pemeriksaan Kadar HDL Direk Serum Puasa... 4.3.4. Hasil Penghitungan Rasio LDL/HDL...

(5)

Universitas Kristen Maranatha xi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan... 51

5.2. Saran... 51

DAFTAR PUSTAKA... 52

LAMPIRAN... 55

(6)

Universitas Kristen Maranatha xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 HRmax pada Berbagai Umur... 9

Tabel 2.2 Unsur-unsur Lemak di dalam Plasma Darah Manusia... 19

Tabel 2.3 Komposisi Lipoprotein di dalam Plasma... 20

Tabel 2.4 Lipoprotein Darah... 20

Tabel 2.5 Nilai Rujukan LDL dan HDL... 26

Tabel 2.6 Klasifikasi Hiperlipoproteinemia menurut Federickson... 27

Tabel 4.1 Karakteristik Kelompok Dewasa Muda yang Berolahraga Tipe Aerobik Cukup menurut Rerata Volume Olahraga Tipe Aerobik. 41 Tabel 4.2 Karakteristik Kelompok Dewasa Muda yang Berolahraga Tipe Aerobik Tidak Cukup menurut Rerata Volume Olahraga Tipe Aerobik... 42

Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Kadar LDL Direk Serum Puasa... 42

Tabel 4.4 Hasil Pemeriksaan Kadar HDL Direk Serum Puasa... 43

Tabel 4.5 Hasil Penghitungan Rasio LDL/HDL... 43

Tabel 4.6 Uji “t” Tidak Berpasangan Perbandingan Kadar LDL Direk Serum Puasa Kelompok Dewasa Muda yang Berolahraga Tipe Aerobik Cukup dan Tidak Cukup... 47

Tabel 4.7 Uji “t” Tidak Berpasangan Perbandingan Kadar HDL Direk Serum Puasa Kelompok Dewasa Muda yang Berolahraga Tipe Aerobik Cukup dan Tidak Cukup... 47

(7)

Universitas Kristen Maranatha xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman

2.1 Grafik Contoh dari Program Olahraga Aerobik untuk Dewasa

dengan HRmax 165 kali/menit... 10

2.2 Metabolisme Energi... 13

2.3 Respon Neuroendokrin terhadap Olahraga... 13

2.4 Struktur Umum dari Lipoprotein Plasma yang Mirip dengan Struktur Membran Plasma... 18

2.5 Jalur Eksogen dan Endogen... 23

2.6 Metabolisme HDL dan Reverse Cholesterol Transport... 24

2.7 Prinsip Pemeriksaan Kadar Lipoprotein... 25

2.8 Perubahan Dinding Vaskular pada Aterosklerosis... 28

2.9 Akibat Aterosklerosis... 32

(8)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

(9)

Universitas Kristen Maranatha 55

(10)

Universitas Kristen Maranatha 56

(11)

Universitas Kristen Maranatha 57

LAMPIRAN 3

Tabulasi Data Volume Olahraga Tipe Aerobik, Kadar LDL, HDL, dan Rasio LDL/HDL Kelompok Dewasa Muda yang Berolahraga Tipe Aerobik Cukup

No. Frekuensi (x/minggu)

Durasi (menit)

Intensitas Absolut (V O2 max {ml/kg/menit}) Jangka Waktu (bulan) LDL (mg/dL) HDL

(mg/dL) LDL/HDL

1 5 30 44,750 6 78 47 1,66

2 5 30 47,124 6 66 49 1,35

3 5 30 45,230 36 71 54 1,31

4 5 30 41,238 36 78 52 1,50

5 5 30 47,187 36 101 42 2,40

6 4 30 43,356 36 69 56 1,23

7 3 30 47,498 6 67 62 1,08

8 3 30 42,441 6 61 61 1,00

9 3 30 44,076 6 68 43 1,58

10 3 30 43,427 6 55 41 1,34

11 3 30 47,182 6 94 43 2,19

12 3 30 44,066 6 85 51 1,67

13 3 30 56,717 6 56 51 1,10

14 3 30 50,846 6 54 52 1,04

15 3 30 43,750 6 54 48 1,13

16 5 30 57,289 36 65 50 1,30

17 5 30 43,750 36 50 56 0,89

18 3 30 60,937 36 81 43 1,88

19 5 30 58,706 36 64 44 1,45

20 4 30 43,433 12 59 49 1,20

21 5 30 54,402 12 58 53 1,09

22 4 30 42,797 12 53 60 0,88

23 4 30 58,706 12 56 53 1,06

24 4 30 47,498 24 52 52 1,00

25 4 30 47,190 96 95 42 2,26

26 4 30 55,276 24 103 46 2,24

27 4 30 53,523 12 69 40 1,73

28 4 30 50,244 48 54 62 0,87

29 3 30 43,966 48 80 52 1,54

30 4 30 50,846 36 73 58 1,26

Rerata 4 30 48.71 23 68,97 50,40 1,41

(12)

Universitas Kristen Maranatha 58

LAMPIRAN 4

Tabulasi Data Volume Olahraga Tipe Aerobik, Kadar LDL, HDL, dan Rasio LDL/HDL Kelompok Dewasa Muda yang Berolahraga Tipe Aerobik Tidak Cukup

No. Frekuensi (x/minggu) Durasi (menit) Intensitas Relatif (FDJ {x/menit}) Jangka Waktu (bulan) LDL (mg/dL) HDL

(mg/dL) LDL/HDL

1 2 - 100 3 78 54 1,44

2 1 15 96 1 109 62 1,76

3 1 - 92 6 97 49 1,98

4 2 30 120 1 110 51 2,16

5 2 30 174 3 135 46 2,93

6 - - - - 186 58 3,21

7 2 30 100 1 99 48 2,06

8 1 30 112 2 102 44 2,32

9 2 - 124 2 95 42 2,26

10 1 30 128 3 124 36 3,44

11 1 20 124 1 106 40 2,65

12 - - - - 91 42 2,17

13 - - - - 94 43 2,19

14 3 30 120 5 121 55 2,20

15 - - - - 101 46 2,20

16 - - - - 90 55 1,64

17 2 - 100 7 103 46 2,24

18 - - - - 92 49 1,88

19 1 30 92 24 107 40 2,68

20 3 60 112 1 140 65 2,15

21 1 30 124 12 131 49 2,67

22 1 30 100 1 98 59 1,66

23 - - - - 95 52 1,83

24 1 30 96 12 88 44 2,00

25 1 15 100 6 114 50 2,28

26 1 30 100 12 93 48 1,94

27 1 30 100 - 95 36 2,64

28 2 - 100 - 68 29 2,34

29 1 30 100 12 97 48 2,02

30 - - - - 85 48 1,77

Rerata 1,5 29,41 109,73 5,75 104,80 47,80 2,22

(13)

Universitas Kristen Maranatha 59

LAMPIRAN 5

Uji ‘t’ yang tidak berpasangan

Group Statistics

Kelompok n Mean Std.

Deviation

Std. Error Mean

LDL

Dewasa Muda yang Berolahraga Tipe Aerobik

Cukup 30 68.97 15.130 2.762

Dewasa Muda yang Berolahraga Tipe Aerobik

Tidak Cukup 30 104.80 22.197 4.053

HDL

Dewasa Muda yang Berolahraga Tipe Aerobik

Cukup 30 50.40 6.473 1.182

Dewasa Muda yang Berolahraga Tipe Aerobik

Tidak Cukup 30 47.80 7.854 1.434

LDL/HDL

Dewasa Muda yang Berolahraga Tipe Aerobik

Cukup 30 1.4077 .43401 .07924

Dewasa Muda yang Berolahraga Tipe Aerobik

(14)

Universitas Kristen Maranatha 60

LAMPIRAN 6

Alat penelitian

Alat sentrifugasi Yenaco DSC158T Tabung Eppendorf

(15)

1

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Aktivitas fisik yang teratur mempunyai banyak manfaat kesehatan dan merupakan salah satu bagian penting dari gaya hidup sehat. Karakteristik individu, lingkungan sosial, dan lingkungan fisik memengaruhi tingkat aktivitas fisik yang berbeda tiap individu. Intervensi klinis dapat memengaruhi faktor-faktor tersebut dan pelayanan medis memegang peranan penting dalam meningkatkan aktivitas fisik (Buchner, 2007).

Peningkatan aktivitas fisik cukup efektif dalam mencegah dan memperlambat perkembangan beberapa penyakit. Aktivitas fisik yang teratur juga mempunyai peran yang penting terhadap pencegahan, pengobatan, dan pemulihan beberapa penyakit yang merupakan sasaran kesehatan masyarakat yang penting (June M. M. Luhulima, 2005). Beberapa studi menyimpulkan bahwa peningkatan aktivitas fisik berhubungan dengan lebih rendahnya risiko penyakit jantung koroner (PJK), stroke, berbagai tipe keganasan, diabetes melitus tipe dua (DM2) dan penyakit saluran pernapasan (Wannamethee, 2002).

(16)

Universitas Kristen Maranatha 2

Di seluruh dunia PJK merupakan penyebab 30 % kematian, hal ini berarti lima belas juta kematian setiap tahunnya, yang sebelas jutanya terjadi di negara berkembang (Abdul Majid, 2007). Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 PJK telah menempati urutan pertama dalam deretan penyebab utama kematian di Indonesia (Harmani Kalim, 2009). Banyak faktor yang memengaruhi terjadinya PJK sehingga usaha pencegahan yang dilakukan harus bersifat multifaktorial. Faktor risiko PJK yang utama adalah hipertensi, hiperkolesterolemia, dan merokok. Ketiga faktor ini saling memengaruhi dan meningkatkan angka kejadian timbulnya PJK, akan tetapi faktor-faktor tersebut dapat dikendalikan dan bersifat reversibel bila upaya pencegahan benar-benar dilaksanakan (T. Bahri Anwar Djohan, 2004).

Aktivitas fisik (physical activity) berbeda dengan olahraga, aktivitas fisik adalah pergerakan dari sistem muskuloskeletal yang menghasilkan energi. Sedangkan olahraga (exercise) merupakan bagian dari aktivitas fisik namun melibatkan suatu program terstruktur (ada tipe, frekuensi, durasi, dan intensitas tertentu) yang dirancang untuk meningkatkan kebugaran jasmani (Buchner, 2007).

Penelitian sebelumnya yang dilakukan pada pria dewasa olahragawan dan bukan olahragawan, didapatkan kadar high-density lipoprotein (HDL) lebih tinggi dan kadar low-density lipoprotein (LDL) lebih rendah pada olahragawan dibandingkan dengan yang bukan olahragawan (Thompson, 2001). Penelitian lain menunjukkan bahwa wanita yang melakukan olahraga teratur dengan frekuensi empat

kali atau lebih dalam seminggu menunjukkan penurunan risiko PJK (June M. M. Luhulima, 2005). Hal ini dikarenakan olahraga dapat menurunkan

(17)

Universitas Kristen Maranatha 3

Rasio TC/HDL merupakan nilai yang umum digunakan untuk memprediksi risiko berkembangnya aterosklerosis. Namun ada rasio lain yang lebih baik sebagai prediktor yaitu rasio LDL/HDL karena murni membandingkan bad cholesterol (LDL) dengan good cholesterol (HDL), sedangkan rasio TC/HDL memperhitungkan kadar LDL, very low-density lipoprotein (VLDL), HDL dibandingkan dengan kadar HDL (Thomas, 2007).

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengetahui perbandingan kadar LDL dan HDL direk serum puasa, juga rasio LDL/HDL dewasa muda yang melakukan olahraga tipe aerobik cukup dengan yang tidak cukup.

1.2. Identifikasi Masalah

- Apakah kadar LDL direk serum puasa dewasa muda yang berolahraga tipe aerobik cukup lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak cukup.

- Apakah kadar HDL direk serum puasa dewasa muda yang berolahraga tipe aerobik cukup lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak cukup.

- Apakah rasio LDL/HDL dewasa muda yang berolahraga tipe aerobik cukup lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak cukup.

1.3. Maksud dan Tujuan

1.3.1. Maksud

(18)

Universitas Kristen Maranatha 4

1.3.2. Tujuan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah kadar LDL direk serum puasa dewasa muda yang berolahraga tipe aerobik cukup lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak cukup, apakah kadar HDL direk serum puasa dewasa muda yang berolahraga tipe aerobik cukup lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak cukup, dan apakah rasio LDL/HDL dewasa muda yang berolahraga tipe aerobik cukup lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak cukup.

1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1. Manfaat Akademis

 Memberikan informasi mengenai salah satu usaha preventif penyakit yang berhubungan dengan kadar LDL, HDL, dan rasio LDL/HDL yaitu berolahraga tipe aerobik yang cukup

1.4.2. Manfaat Praktis

 Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berolahraga tipe aerobik mengingat banyaknya manfaat yang dapat diperoleh

 Menambah wawasan masyarakat mengenai frekuensi, durasi, dan intensitas olahraga tipe aerobik yang dibutuhkan untuk memperbaiki profil lemak khususnya kadar LDL, HDL, dan rasio LDL/HDL

1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1. Kerangka Pemikiran

(19)

Universitas Kristen Maranatha 5

VLDL dihasilkan di hepar dari karbohidrat makanan, LDL merupakan produk akhir VLDL, sedangkan HDL berfungsi mengembalikan kolesterol dari jaringan perifer ke hati. Triglycerides adalah suatu ester gliserol yang terbentuk dari tiga asam lemak dan gliserol (Joyo Suyono, 2000).

Profil lipid dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Faktor lain yang dapat memengaruhi adalah genetik, umur, jenis kelamin, obesitas, stres, alkohol, dan olahraga. LDL merupakan jenis kolesterol yang merugikan (bad cholesterol) karena kadar LDL yang tinggi akan rnenyebabkan penebalan dinding

pembuluh darah. HDL merupakan jenis kolesterol yang menguntungkan (good cholesterol) karena kerjanya mengangkut kolesterol dari darah kembali ke hepar

untuk dibuang sehingga mencegah terjadinya proses aterosklerosis (T. Bahri Anwar Djohan, 2004). Maka rasio LDL/HDL merupakan prediktor proses

aterosklerosis yang paling baik karena murni membandingkan LDL dengan HDL (Thomas, 2007).

Olahraga meningkatkan kapasitas otot skelet dalam mengoksidasi asam lemak menjadi karbondioksida dan air. Mekanisme responsif dalam meningkatkan kapasitas asam lemak oksidatif ini berhubungan dengan pelepasan asam lemak dari jaringan dan peningkatan aktivitas enzim lipoprotein lipase (LPL) yang mengarah pada transpor dan degradasi asam lemak (Martiem Mawi, 2009).

Lipoprotein lipase membantu memindahkan LDL dari darah ke hepar, lalu

(20)

Universitas Kristen Maranatha 6

1.5.2. Hipotesis Penelitian

- Kadar LDL direk serum puasa dewasa muda yang berolahraga tipe aerobik cukup lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak cukup

- Kadar HDL direk serum puasa dewasa muda yang berolahraga tipe aerobik cukup lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak cukup

- Rasio LDL/HDL dewasa muda yang berolahraga tipe aerobik cukup lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak cukup

1.6. Metodologi Penelitian

Bentuk penelitian merupakan observasional analitik, dengan desain cross sectional. Subjek penelitian adalah 60 orang dewasa muda yang terdiri dari dua

kelompok yaitu 30 orang anggota tim bola basket Jawa Barat pemusatan latihan daerah (Pelatda) pekan olahraga nasional (PON) XVIII yang berolahraga tipe aerobik cukup dan 30 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha yang berolahraga tipe aerobik tidak cukup (FK UKM). Masing-masing kelompok terdiri dari 15 orang wanita dan 15 orang pria. Masing-masing diperiksa kadar LDL dan HDL direk serum puasa dan dihitung rasionya.

Pengumpulan data meliputi usia, frekuensi, durasi, intensitas olahraga tipe aerobik, kadar LDL, dan HDL direk serum puasa. Analisis data menggunakan uji ‘t’ tidak berpasangan, dengan α = 0,05.

1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian

(21)

Universitas Kristen Maranatha 7

(22)

Universitas Kristen Maranatha 51

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

 Kadar LDL direk serum puasa dewasa muda yang melakukan olahraga tipe aerobik cukup lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang tidak cukup.

 Kadar HDL direk serum puasa dewasa muda yang melakukan olahraga tipe aerobik lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang tidak cukup, namun menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna secara statistik.

 Rasio LDL/HDL dewasa muda yang melakukan olahraga tipe aerobik cukup lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang tidak cukup.

5.2. Saran

- Perlu dilakukan penelitian dengan desain penelitian eksperimental dengan perlakuan olahraga tipe aerobik cukup pada subjek penelitian

- Perlu dilakukan penelitian dengan sampel yang lebih banyak dengan jenis kelamin yang sama

- Perlu dilakukan penelitian dengan pengukuran intensitas olahraga yang sama pada kedua kelompok

(23)

52

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2007. Penyakit jantung koroner: patofisiologi, pencegahan, dan pengobatan terkini. e-USU repository Universitas Sumatera Utara. h.1-54

American Heart Association (AHA). 2011.

http://www.heart.org/HEARTORG/…/Physical-Activity. 18 Juli 2011.

Buchner D.M. 2007. Physical activity. In W.P. Arend: Cecil medicine. 23rd ed. Philadelphia: Saunders Elsevier.

Diazyme. 2010. http://www.diazyme.com. 1 September 2011.

Fauci A.S., Kasper D.L., Longo D.L., Braunwald E., Hauser S.L., Jameson J.L. et al. 2008. Disorders of lipoprotein metabolism. In A. Fauci: Harrison’s principles of internal medicine. 17th ed. United States of America: Mc.Graw-Hill’s Medicine.

Galgali G., Norton R., Campbell A.J. 2008. Physical inacivity in new zealanders aged 60 years and older. N. Z. Med. J.

Harmani Kalim. 2009. Penanganan mutakhir penyakit jantung koroner: sindroma koroner akut. Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler FKUI Pusat Jantung Nasional – RS Jantung Harapan Kita.

Hepler O.E. 1960. Collection of blood. Manual of clinical laboratory methods. United States of America: Charles C Thomas Publisher.

(24)

53

Universitas Kristen Maranatha June M.M. Luhulima, Abraham Simatupang, Hayati Siregar. 2005. Physical activity,

health related fitness and coronary risk factors among middle-aged men, natives from Gianyar in Bali. DIGM, (II)

K.S. Adedapo. 2009. Plasma biochemical changes during moderate and vigorous exercises. International Journal of Sports Science and Engineering, 03(02): 073-6.

Lehtonen A., Viikari J. 2008. The effect of vigorous physical activity at work on serum lipids with a special reference to serum high-density lipoprotein cholesterol. Acta Physiol Scand, 104: 117-121.

Leon A.S., Connett J. 1991. Physical activity and 10.5 year mortality in the mulitple risk factor intervention trial (mrfit). International Journal of Epidemiology.

Lippi G., Schena F., Salvagno G.L., Montagnana M., Ballestrieri F., Guidi G.C. 2006. Comparison of the lipid profile and lipoprotein (a) between sedentary and highly trained subjects. Clin Chem Lab Med, 44(3):322–6

Martiem Mawi. 2009. Effect of aerobic exercise on blood lipid levels in postmenopausal women. Universa Medicina, 1(28):17-24

Mayes P.A. 2003. Pengangkutan dan penyimpanan lipid. Dalam: A.P. Bani: Harper’s Biochemistry. 25th ed. Terjemahan Andri Hartono. Jakarta: EGC. h.254-68

Molina P.E. 2004. Endocrine physiology. United States: Lange Medical Books / McGraw-Hill.

National Cholesterol Education Program Expert Panel on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults (Adult Treatment Panel III) (NCEP ATP III). 2002. National Institutes of Health.

Schade D.S., Eaton R.P. 2009. Stress hormone response to exercise. Diabetes 28:5-10.

(25)

54

Universitas Kristen Maranatha T. Bahri Anwar Djohan. 2004. Penyakit jantung koroner dan hipertensi. USU

Repository.

Tall A.R. 2002. Exercise to reduce cardiovascular risk – how much is enough. N Engl J Med.

Thomas G. 2011. Heart attack prevention.

http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=14631. 3 November 2007.

Thompson P.D., Rader D.J. 2001. Does Exercise Increase HDL Cholesterol in Those Who Need It the Most. Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology. American Heart Association, 21:1097-1098

Wannamethee G., Shaper A.G. 2002. Physical activity and stroke in british middle-aged men. BMJ.

Referensi

Dokumen terkait

Elaborasi konstruk eksternal didasarkan pada penelitian terdahulu mengenai konsep penerimaan teknologi secara umum, konsep penerimaan terhadap aspek halal, konsep

1) Metode penyuluhan: Materi penyuluhan yang dilakukan meliputi a) Cara memproduksi makanan yang baik untuk meningkatkan keamanan, mutu, dan umur simpan produk

Tetapi itu telah menjadi pola dasar kehidupan semua orang Islam.Tidak selayaknya bagi orang yang beriman akan tinggal berpangku tangan dan tidak hendak turut mengambil bagian

Berjalan adalah aktivitas gerak memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain, pada saat kaki melakukan pergantian langkah salah satu kaki tetap menumpu pada dasar

Lembaga pengusul (Lembaga Litbang atau Lembaga Industri) diperbolehkan mengajukan proposal usulan pelaksanaan kegiatan Diseminasi Produk Teknologi ke Masyarakat

Artinya, ketika vektor rata-rata digeser sebesar   0,5 dari vektor rata-rata spesifikasi, bagan kendali

Program pesantren lansia melalui pelaksanaan aktivitas ibadah rutin, seperti membaca Al Qur’an, kajian, wisata ruhani, shalat sunnah, shalat wajib dan dzikir berjama’ah,

Segala puji hanya untuk Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang senantiasa memberikan nikmat kepada kita baik itu nikman Islam dan nikmat iman serta