HUBUNGAN ANTARA KESIAPAN BELAJAR
DENGAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK
PADA MATA PELAJARAN
PEKERJAAN DASAR TEKNIK OTOMOTIF
(Kajian pada Kelas XI di SMK Negeri 8 Bandung)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik Mesin
Oleh
MUHAMAD YUNIARDI GUNTORO E. 0551. 0805753
DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
HUBUNGAN ANTARA KESIAPAN BELAJAR
DENGAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK
PADA MATA PELAJARAN
PEKERJAAN DASAR TEKNIK OTOMOTIF
Oleh
Muhamad Yuniardi Guntoro
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Muhamad Yuniardi Guntoro 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
v DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR... viii
DAFTAR GRAFIK ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 4
F. Sistematika Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6
A. Tinjauan Belajar ... 6
B. Tinjauan Kesiapan Belajar ... 11
C. Prestasi Belajar ... 17
D. Hubunagan Antara Kesiapan Belajar dan Prestasi Belajar ... 18
E. Tinjauan Tentang Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif... 19
F. Penelitian Terdahulu ... 19
G. Kerangka Berfikir ... 21
H. Hipotesis ... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 23
A. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian ... 23
B. Metode dan Desain Penelitian ... 24
vi
Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014
Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif
D. Paradigma Penelitian ... 28
E. Teknik Pengumpulan Data ... 28
F. Proses Pengembangan Instrumen ... 30
G. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 32
H. Pengujian Hipotesis... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 40
A. Hasil Penelitian ... 40
B. Pembahasan ... 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 54
A. Kesimpulan ... 54
B. Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA ... 56
vii
DAFTAR TABEL
1.1 Nilai UAS Mata Peljaran PDTO Kelas X Semeter 2 di SMK 8
Bandung Tahun 2013 ... 2
3.1 Alternatif Jawaban ... 29
3.2 Persiapan Uji Normalitas ... 32
3.3 Persiapan Uji Homogenitas Barttlet ... 34
3.4 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi... 36
3.5 Tabel Bantu Perhitungan ANOVA ... 37
3.6 Interpretasi Nilai Koefisien Determinasi ... 39
4.1 Jumlah Item Angket ... 40
4.2 Uji Validitas Variabel X (Kesiapan Belajar Peserta Didik) ... 40
4.3 Uji Reliabilitas ... 42
4.4 Data Kesiapan Belajar Peserta Didik ... 42
4.5 Data Nilai Rapor Mata Pelajaran PDTO ... 44
4.6 Uji Normalitas ... 45
4.7 Homogenitas ... 45
4.8 Regresi Linear Sederhana ... 46
4.9 Korelasi Pearson ... 47
4.10 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 47
4.11 Keberartian Regresi Linear Sederhana ... 48
4.12 Uji Signifikansi Koefisien Korelasi ... 48
viii
Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014
Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif
DAFTAR GAMBAR
1.1Bagan Kondisi yang Berpengaruh Terhadap Pencapaian
Prestasi Belajar Siswa ... 2
3.1 Desain Penelitian ... 25
3.2 Hubungan Antar Variabel ... 26
ix
DAFTAR GRAFIK
4.1Persentase Kesiapan Belajar Peserta Didik ... 43
x
Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014
Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Uji Coba ... 59
2. Angket Uji Coba ... 61
3. Tabel Hasil Pengolahan Data Angket Uji Coba ... 64
4. Kisi- Kisi Instrumen Penelitian ... 66
5. Instrumen Penelitian ... 78
6. Tabel Hasil Pengolahan Data Angket Penelitian ... 71
7. Tabel Hasil Pengolahan Data dengan Menggunakan MSI ... 74
8. Analisis Data ... 79
9. Perhitungan Nilau Uji Kecenderungan ... 86
10.Surat Penunjukkan Dosen Pembimbing Skripsi. ... 89
11.Lembar Bimbingan Skripsi ... 91
12.Surat Undangan ... 96
13.Berita Acara ... 98
ABSTRAK
Muhamad Yuniardi Guntoro. (0805753) “Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar
Teknik Otomotif”. (2014). Universitas Pendidikan Indonesia; Departemen Pendidikan Teknik Mesin.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah pada saat penulis melaksanakan PPL (Program Pengalaman Lapangan) bahwa banyak peserta didik yang tidak membawa buku catatan/sumber dalam melakukan proses pembelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif (PDTO), dan juga ada beberapa peserta didik yang tidak membawa perlengkapan alat tulis dan dari hasil uas mata pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif tidak terdapat peserta didik yang mendapatkan nilai A (0%), sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat indikasi kurangnya kesiapan belajar peserta didik dalam menghadapi dan melaksanakan proses belajar mengajar yang diikutinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesiapan belajar dengan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif pada peserta didik kelas XI di SMK Negeri 8 Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Ex Post Facto, dengan teknik pengumpulan data berupa angket. Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa tingkat kesiapan belajar peserta didik termasuk dalam kategori sedang, dan prestasi belajar peserta didik termasuk kedalam kategori sedang atau cukup baik. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan bantuan
SPSS for Windows Seri 20 diperoleh hasil pengujian korelasi antara kesiapan
belajar dengan prestasi belajar peserta didik sebesar 0,407, angka tersebut menunjukkan hubungan antara kesiapan belajar dengan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif pada siswa kelas XI di SMK Negeri 8 Bandung pada kategori sedang.
ii
Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014
Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif
Abstract
The obstacle faced by the researcher was there were many students who did not
bring notebooks in the process of learning PDTO, and there were some of the
students who did not bring any stationeries. The result of final exam also shows
that none of the students obtained an A (0%). The purpose of this research is to
know the relation between the readiness and the achievement on PDTO to
students of XI class at SMK Negeri 8 Bandung. The method used in this research
is Ex Post Facto method, with questionnaire collecting technique. Based on the
data tabulation shows that the level of students’ readiness is categorized as average, and the students’ achievement is categorized as average or quite good.
Based on the result of analisis with the help from SPSS for Windows seri 20, the
corelation between the students’ readiness and achievement is 0,407, the number
shows a very significant and average connection between two aspects.
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peran pendidikan dalam menghasilkan warga negara yang berkualitas sangat
dibutuhkan. Manusia berkualitas berarti manusia yang mampu berpikir kritis,
logis, kreatif, dan berinisiatif dalam menanggapi berbagai isu di masyarakat yang
diakibatkan oleh dampak perkembangan sains dan teknologi. Hal ini termuat
dalam tujuan pendidikan nasional yaitu Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional (UU SISDIKNAS, Nomor 20, Tahun 2003, Bab II, Pasal 3) menyatakan
bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa; bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sekolah menengah kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan
pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang
pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP/MTs atau bentuk lain yang
sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs. SMK
sering disebut juga STM (Sekolah Teknik Menengah). Terdapat banyak sekali
program keahlian di SMK salah satunya adalah Teknik Otomotif.
Mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif (PDTO) merupakan salah
satu dari aplikasi teknologi dibidang otomotif dan juga mata pelajaran produktif
yang harus dikuasai oleh seluruh peserta didik SMK Jurusan Teknik Otomotif.
PDTO adalah mata pelajaran dasar yang mempelajari tentang nama, fungsi, dan
cara kerja dari power tools hand tools dan alat ukur. Program produktif adalah
kelompok mata pelajaran yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki
kompetensi kerja sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar
2
Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014
Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif
tersebut. Menurut Nasution (dalam skripsi Ibnu Mubarak, 2006 hlm 2), kondisi
yang dapat mempengaruhi prestasi belajar individu dapat digambarkan seperti
bagan di bawah ini:
Gambar 1.1. Bagan Kondisi yang Berpengaruh Tehadap Pencapaian Prestasi Belajar
Bagan di atas menerangkan bahwa kesiapan belajar merupakan salah satu
faktor yang berpengaruh terhadap proses belajar mengajar, yang dapat diukur
melalui tes. Bagan di atas juga menerangkan bahwa terdapat beberapa aspek yang
dapat mempengaruhi kesiapan belajar yaitu, perhatian, motivasi, dan
perkembangan kesiapan.
Nilai UAS (Ujian Akhir Semester) peserta didik SMK 8 Bandung kelas X
TSM 1, TPBO, dan TKR 4 dalam Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik
Otomotif kelas X semester 2 Angkatan 2013 akan dipakai oleh penulis sebagai
data awal dan titik tolak dalam penelitian ini, nilai tersebut dapat dilihat dari tabel
di bawah ini:
Tabel 1.1
NilaiUASMata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif Kelas X Semester 2 di SMKN 8 Bandung tahun 2013
Nilai Rentang Nilai Jumlah peserta didik
Sumber : Buku Absensi/Nilai Peserta didik Tahun Pelajaran 2013-2014 Instrumen Input: Metode/Teknik/Media, Guru, Program/Tugas,
Bahan Sumber
3
Tabel di atas memperlihatkan bahwa tidak ada satu pun peserta didik yang
mendapatkan nilai A (0%), sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat indikasi
kurangnya kesiapan belajar peserta didik dalam menghadapi dan melaksanakan
proses belajar mengajar yang diikutinya, sehingga berpengaruh terhadap prestasi
belajar yang dicapai oleh peserta didik tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh
Nasution (2011 hlm 179):
“Kesiapan belajar adalah kondisi-kondisi yang mendahului kegiatan belajar itu sendiri. Tanpa kesiapan/kesediaan ini, proses belajar tidak akan terjadi”. Selain prestasi belajar yang diperoleh peserta didik di atas, penulis melihat
secara langsung pada saat melaksanakan PPL (Program Pengalaman Lapangan)
bahwa banyak peserta didik yang tidak membawa buku catatan/sumber dalam
melakukan proses pembelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Omotif, dan juga ada
beberapa peserta didik yang tidak membawa perlengkapan alat tulis, lebih
lengkapnya dapat dilihat pada identifikasi masalah di bawah. Walaupun hal
tersebut tentunya tidak terjadi pada seluruh peserta didik yang ada.
Berdasarkan permasalahan yang tertera di atas, penulis memutuskan untuk
mengambil judul Skripsi yaitu “Hubungan antara Kesiapan Belajar dengan
Prestasi Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik
Otomotif (Kajian pada peserta didik kelas XI di SMK Negeri 8 Bandung)”.
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang diteliti
dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Terdapat peserta didik yang tidak memperhatikan pada saat mengikuti proses
pembelajaran pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif yang
diikutinya.
2. Adanya peserta didik yang tidak memiliki buku sumber untuk mata pelajaran
Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif yang diikutinya.
3. Sebagian peserta didik tidak memiliki buku catatan untuk mata pelajaran
Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif yang diikutinya.
4. Sebagian peserta didik tidak mengerjakan tugas-tugas latihan sesuai dengan
4
Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014
Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif
C. Rumusan Masalah
Pokok-pokok pikiran di atas dapat dijadikan acuan untuk merumuskan
permasalahan dalam penelitian ini, maka masalah yang akan diteliti pada
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Seberapa besar hubungan
antara kesiapan belajar peserta didik SMK kelas XI dengan prestasi belajar
yang dicapai pada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif?”
Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana kesiapan belajar peserta didik SMK kelas XI dalam mata pelajaran
pekerjaan dasar teknik otomotif (PDTO)?
2. Bagaimana prestasi belajar yang dicapai peserta didik SMK kelas XI pada mata
pelajaran PDTO?
3. Bagaimana hubungan antara kesiapan belajar peserta didik SMK kelas XI
terhadap prestasi belajar yang dicapai dalam mata pelajarn PDTO?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memperoleh gambaran tentang kesiapan belajar peserta didik kelas XI di
SMK Negeri 8 Bandung pada mata pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif.
2. Untuk memperoleh gambaran tentang prestasi belajar peserta didik kelas XI di
SMK Negeri 8 Bandung pada mata pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif.
3. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kesiapan belajar dengan
prsetasi belajar peserta didik kelas XI di SMK Negeri 8 Bandung pada mata
pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif.
E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan. Diharapkan penelitian ini mempunyai
manfaat sebagai berikut:
1. Dapat memberikan sumbangan pikiran terhadap sekolah, agar lebih memotivasi
peserta didik dalam hal kesiapan belajar sebagai upaya membina peserta didik.
2. Sebagai masukan bagi instruktur/guru yang memberikan materi mata pelajaran
5
3. Sebagai masukan bagi peserta didik, agar mempunyai kesiapan yang baik
dalam mempelajari materi pelajaran tertentu, sehingga prestasi belajar yang
dicapai sesuai dengan yang diharapkan.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan berguna untuk memperjelas urutan penulisan yang
terdapat pada skripsi ini, yang terdiri dari bab I sampai dengan bab 5. sistematika
penulisan skripsi ini dapat dideskripsikan sebagai berikut:
Bab I yaitu tentang Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah,
identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan sistematika penulisan.
Bab II yaitu tentang Landasan Teori dan Hipotesis, yang meliputi tinjauan
belajar, tinjauan kesiapan belajar, prestasi belajar, hubungan antara kesiapan
belajar dengan prsetasi belajar, tinjauan mata pelajaran pekerjaan dasat teknik
otomotif, penelitian terdahulu, kerangka berfikir, dan hipotesis.
Bab III yaitu tentang Metodologi Penelitian, yang meliputi lokasi penelitian
dan subjek penelitian, metode dan desain penelitian, variabel dan definisi
operasional, paradigma penelitian, teknik pengumpulan data, proses
pengembangan instrumen, pengujian persyaratan analisis data dan pengujian
hipotesis.
Bab IV yaitu tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang meliputi hasil
penelitian serta pembahasan hasil penelitian.
Bab V yaitu tentang Kesimpulan dan Saran, yang meliputi kesimpulan dan
23
Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014
Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi yang diambil penulis dalam penelitian ini yaitu disalah satu Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung tepatnya di SMK Negeri 8
Bandung, yang beralamat di Jl. Kliningan no 31 Bandung Jawa barat. SMK
Negeri 8 Bandung memiliki 3 jurusan bidang keahlian yaitu teknik kendaraan
ringan, teknik sepeda motor dan teknik perbaikan body otomotif. Penulis memilih
SMK Negeri 8 Bandung dikarenakan pada saat melakukan Program Pengalaman
Lapangan (PPL) penulis menemukan suatu permasalahan di sekolah tersebut,
yang dimana sekarang diangkat menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini.
2. Populasi Penelitian
Populasi sangat diperlutan peneliti sebagai sumber data. Data yang
menjawab pemecahan masalah (pertanyaan penelitian) serta untuk menguji
hipotesis yang telah diturunkan. Data tersebut dapat diperoleh dari populasi yang
ada di lapangan. Menurut Sugiyono (2013 hlm 117) mengemukakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Arikunto (2010 hlm173)
menyatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila
seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi”. Populasi yang diambil oleh peneliti
untuk mendapatkan data yaitu peserta didik kelas XI di SMK Negeri 8 bandung
tahun ajaran 2014/2015.
3. Sampel Penelitian
24
dari populasi harus betul-betul representative (mewakili). Suharsimi Arikunto
(2010: 107) menambahkan:
Untuk ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjek populasi besar atau lebih dari 100 orang maka diambil antara 10-15% atau 20-25%.
Berkaiatan dengan beberapa teori tentang jumlah sampel di atas, dari
seluruh seluruh peserta didik yang berjumlah 330 orang yang terdiri dari 11 kelas
kelas, dari 330 orang tersebut diambil 30 orang untuk pengujian instrumen, maka
penulis menentukan jumlah sampel yang akan digunakan yaitu sebanyak 25 %
dari 300 orang atau sekitar 75 orang peserta didik. Sedangkan pengambilan dari
sampel ini dilakukan dengan cara random (acak) agar dapat benar-benar mewakili
dari populasi yang ada.
B. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2013 hlm 3) metode penelitian dapat diartikan sebagai
berikut:
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada cirri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
Metode adalah cara ilmiah yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan
jawaban yang diinginkan peneliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode ex post facto, dengan pola analisis korelasional untuk menentukan
besarnya derajat hubungan antara dua atau lebih variabel. Adapun penelitian ex
post facto menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (dalam skripsi Ibnu Mubarak 2006
hlm 25):
Ex post facto artinya sesudah fakta. Ex post facto sebagai metode penelitian
25
Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014
Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif
Metode ex post facto dapat dilakukan apabila peneliti telah yakin bahwa
perlakuan variabel bebas telah terjadi sebelumnya. Metode ini banyak dilakukan
dalam bidang pendidikan, sebab tidak semua masalah pendidikan dapat diteliti
dengan metode eksperimen.
Dengan menggunakan metode ini dimaksudkan untuk mencari seberapa
besar derajat hubungan antara dua buah variabel yaitu kesiapan belajar dengan
prestasi belajar peserta didik di SMK Negeri 8 Bandung pada Mata Pelajaran
Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian dibuat agar memudahkan dalam proses penelitian yang
telah ditetapkan, maka dikembangkan desain penelitian sebagai berikut:
Keterangan:
Ruang lingkup penelitian Alur penelitian
Gambar 3.1 Desain Penelitian
C. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Variabel X
Kesiapan Belajar Peserta didik
Saran Temuan
Kesimpulan Responden (Peserta
didik kelas XI SMKN 8 Bandung)
Variabel Y
Prestasi Belajar Peserta didik
26
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian dari
suatu penelitian. Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti yaitu:
a. Variabel bebas/independent (X), yaitu kesiapan belajar peserta didik di SMKN
8 Bandung Kelas XI pada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif.
b. Variabel terikat/dependent (Y), yaitu hasil belajar (prestasi belajar) peserta
didik di SMKN 8 Bandung Kelas XI pada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar
Teknik Otomotif.
Hubungan antara dua variabel yang diteliti pada penelitian ini dapat dilihat
pada gambar 2.1. yang menunjukkan skema hubungan antar dua variabel, yaitu;
kesiapan belajar dengan prestasi belajar.
Gambar 3.2 Hubungan Antar Variabel
Keterangan:
X : Variabel bebas/independent, yaitu kesiapan belajar.
Y : Variabel terikat/dependent, yaitu prestasi belajar.
Gambar hubungan antar variabel di atas menunjukkan bahwa kesiapan
belajar sangat mempengaruhi prestasi belajar dari peserta didik, bila kesiapan
belajar peserta didik itu kurang/jelek, maka prestasinya pun tidak akan sesuai
dengan apa yang diharapkan. Seperti yang diungkapkan oleh Nasution (2011 hlm
179), bahwa:
“Kesiapan belajar adalah kondisi-kondisi yang mendahului kegiatan belajar
itu sendiri. Tanpa kesiapan/kesediaan ini, proses belajar tidak akan terjadi”.
2. Definisi Operasional
Mengenai penelitian ini, yang menjadi variabel independent yaitu kesiapan
belajar peserta didik belajar (X), sedangkan yang menjadi variabel dependent
27
Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014
Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif
lancar dan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu adanya definisi operasional
untuk menghindari kesalahpahaman
.
a. Kesiapan belajar
Kesiapan belajar adalah kemauan individu untuk berkembang dan terjadi
melalui proses waktu (membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
mencapainya). Kesiapan belajar akan membawa seseorang untuk siap
memberikan respon terhadap situasi yang dihadapi melalui caranya sendiri, seperti
yang diungkapkan oleh Slameto (1995 hlm 113): “Kesiapan belajar adalah
keseluruhan kondisi individu yang membawanya siap untuk memberi respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi”. Sejalan dengan itu Nasution (2011 hlm 179) menambahkan bahwa “Kesiapan belajar adalah
kondisi-kondisi yang mendahului kegiatan belajar itu sendiri. Tanpa kesiapan/kesediaan ini, proses belajar tidak akan terjadi”.
Cara mengukur gaya belajar pada penelitian ini berdasarkan instrumen
penelitian berupa angket yang nantinya akan diberikan kepada peserta didik yang
merupakan sampel penelitian ini yang setiap indikatornya mengacu terhadap
ciri-ciri dari setiap masing-masing gaya belajar.
b. Prestasi belajar
Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan perilaku sebagai hasil
usaha yang disadari dan dapat diukur serta dievaluasi berdasarkan norma-norma
tertentu yang sudah ditetapkan.
Maher (dalam Ibnu Mubarak 2006 hlm 19) menyatakan sebagai berikut:
(1) Prestasi belajar merupakan tingkah laku yang dapat diukur. Pengukuran perubahan perilaku itu dapat dilakukan dengan menggunakan tes prestasi (Achievment Test),
(2) Prestasi belajar merupakan hasil dari perbuatan individu itu sendiri dan bukan dari hasil perbuatan orang lain,
28
(4) Prestasi belajar merupakan hasil kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan disadari, jadi bukan suatu kebiasaan atau perilaku yang tidak disadari.
Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil tes yang
dituangkan dalam bentuk nilai (angka-angka) tertulis yang diperoleh oleh peserta
didik peserta didik di SMK negeri 8 Bandung kelas XI pada mata pelajaran
pekerjaan dasar teknik otomotif. Nilai tersebut merupakan hasil belajar yang telah
dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti tes yang diberikan oleh guru yang
bersangkutan pada saat ujian.
D. Paradigma Penelitian
Sugiyono (2013 hlm 66) menyatakan bahwa:
Paradigma penelitian dapat diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antar variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan rumusan masalah yang perlu di jawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.
Paradigma penelitian dibuat untuk memperjelas langkah, alur dan rancangan
penelitian, yang akan diperjelas dengan alur penelitian sesuai dengan diagram
alur, sebagai tahapan kegiatan penelitian secara keseluruhan. Secara umum
paradigma dari penelitian ini, dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.3 Paradigma Penelitian
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data Kesiapan Belajar Peserta didik
Aspek yang diungkap: Perhatian, motivasi dan
perkembangan kesiapan peserta didik yang dilakukan dalam kehidupan nyata dengan tujuan mencari/meningkatkan
keterampilan.
Prestasi Belajar Peserta didik
Aspek yang diungkap:
Prestasi belajar peserta didik berupa nilai mata pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif
29
Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014
Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik angket. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang kesiapan
belajar peserta didik (Variabel X) dan prestasi belajar peserta didik (variabel Y).
a. Teknik Angket
Angket adalah daftar pertanyaan-pertanyaan atau pertanyaan yang disusun
secara tertulis untuk mengumpulkan data atau informasi yang diperlukan dari
sumber data. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
tertutup, artinya jawaban sudah disediakan oleh peneliti sehingga responden
hanya menjawab atau memilih pilihan jawaban yang sesuai pendapatnya dengan
tujuan untuk memudahkan dalam proses pengolahan datanya.
2. Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2010 hlm 136),
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Kisi-kisi digunakan untuk menjabarkan konsep yang menjadi pusat
perhatian dalam lingkup masalah dan tujuan penelitian ke dalam dimensi-dimensi
yang dapat diukur berupa variabel-variabel penelitian yang selanjutnya
dituangkan pada instrumen penelitian. Instrumen penelitian ini digunakan sebagai
alat bantu dalam melaksanakan penelitian, adapun instrumen penelitian ini adalah
dengan instrumen angket sebagai instrumen utama dalam penelitian ini.
Bentuk konstruksi item pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian ini adalah
bentuk skala sikap menurut Likert, dengan 5 pilihan jawaban, yaitu SS (Sangat
Setuju), S (Setuju), R (Ragu-Ragu), TS (Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak
Setuju). Angket disusun berdasarkan pada kisi-kisi yang telah ditetapkan
sebelumnya yang mengandung aspek dan indikator dari masing-masing variabel
yang akan diteliti. Penilian setiap alternatif jawaban diberi skor sebagai berkut:
30
No Pilihan Jawaban Bobot Nilai
Positif Negatif
1 Sangat Setuju (SS) 5 1
2 Setuju (S) 4 2
3 Ragu-Ragu (R) 3 3
4 Tidak Setuju (TS) 2 4
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
F. Proses Pengembangan Instrumen
1. Uji Validitas Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dikatakan valid, jika instrumen tersebut mampu
mengukur apa yang diukur serta dapat mengungkap data dari variabel secara
tepat. Menurut Arikunto (2010 hlm 168) mengemukakan bahwa “validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu
instrumen. Instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.
Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah”
Mengetahui validitas item dari suatu soal dapat menggunakan kolerasi
product momen, sebagai berikut:
√{ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }
(Sugiyono, 2013 hlm 225)
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara varibel x dan y
xi = Skor tiap item soal yi = Skor total seluruh item n = Jumlah responden Σxy = Jumlah perkalian xy
Harga koefisien korelasi (rxy) diperoleh, dilanjutkan dengan
mensubstitusikan ke rumus uji t, yaitu:
√ √
(Sugiyono, 2013 hlm 257)
Keterangan: t = uji t
31
Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014
Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif
Uji validitas ini dilakukan pada setiap item angket dengan criteria pengujian
item adalah jika hasil thitung > ttabel pada taraf kepercayaan 95% (taraf signifikan
5%) dan derajat kebebasan (dk) = n-2, maka item soal tersebut dinyatakan valid.
Sedangkan apabila thitung < ttabel pada taraf kepercayaan 95% (taraf signifikan 5%)
maka item soal dinyatakan tidak valid. Penulis menggunakan program Microsoft
Excel untuk membantu perhitungan validitas.
2. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Arikunto (2010 hlm 178) Mengemukakan mengenai “reliabilitas merujuk
pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik.
Reliabilitas menunjukkan pada tingkat keterandalan sesuatu, reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan”.
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha
Cronbach, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mencari varian tiap butir
∑ ∑ (Arikunto, 2010 hlm 184)
Keterangan:
σba = Harga varian total
Σx2
= Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item (Σx2
) = Jumlah skor seluruh responden dari setiap item N = Jumlah responden
= Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item (Σx2
) = Jumlah skor seluruh responden dari setiap item N = Jumlah responden
c. Menghitung reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Alpha
32
Keterangan
r11 = Reliabilitas angket
k = Banyak item/butir angket Σ σb2 = Harga varian item
σ2t
= Harga varian total
Langkah selanjutnya “setelah diperoleh nilai rxy selanjutnya dikonsultasikan
dengan nilai rtabel dengan taraf siginifikan 5%. Jika didapatkan nilai rxy > rtabel,
maka butir soal instrumen dapat dikatakan reliabel, tetapi sebaliknya jika
didapatkan nilai rxy < rtabel , maka butir soal instrumen dapat dikatakan tidak
reliabel”. (Arikunto, 2010 hlm 147). Penulis menggunakan program Microsoft
Excel untuk membantu perhitungan reliabilitas.
G. Pengujian Persyaratan Analisis Data
Mengingat skala pengukuran dalam menjaring data penelitian ini seluruhnya
menggunakan skala ordinal. Pengolahan data dengan penerapan statistik
parametrik mensyaratkan data sekurang-kurangnya harus diukur dalam skala
interval, maka terlebih dahulu data skala ordinal tersebut ditransformasikan
menjadi data interval, yaitu dengan menggunakan Method of Succesive Interval
(MSI).
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan sebelum pengujian hipotesis, fungsinya untuk
mengetahui kondisi data apakah data berdistribusi normal atau tidak. Persyaratan
untuk melakukan uji hipotesis bahwa data setiap variabel yang akan di analisis
harus berdistribusi normal. Adapun langkah-langkah untuk mencari normalitas
suatu data adalah sebagai berikut:
a. Membuat tabel aturan sturges dengan memperhatikan tabel dibawah ini:
Tabel 3.2
Persiapan Uji Normalitas
Interval F Xin Zi Lo Li ei X2
Jumlah
b. Menentukan rentang dengan rumus
33
Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014
Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif
Dimana: Xa = Data terbesar
Xb = Data terkecil
c. Menentukan banyaknya kelas interval (i) dengan rumus:
i = 1+3,3 log n
dimana n = Jumlah sampel
d. Menghitung jumlah kelas interval dengan rumus:
dimana: R = Rentang
i = Banyak kelas
e. Menghitung rata-rata (x) dengan rumus:
∑ ∑
dimana: fi = Jumlah frekuensi
xi = Data tengah-tengah dalam interval
f. Menghitung standar deviasi (S) dengan rumus:
√ ∑ ∑
g. Tentukan batas bawah kelas interval (xin) dengan rumus:
(xin) = Bb-0,5
dimana Bb= batas bawah interval
h. Hitung nilai Zi untuk setiap batas bawah kelas interval dengan rumus:
i. Lihat nilai peluang Zi pada tabel statistik, isikan pada kolom Lo. Harga xi dan xn selalu diambil nilai peluang 0,5000.
j. Hitung luas tiap kelas interval, isikan pada kolom Li, contoh Lo1-Lo2Hitung
frekuensi harapan dengan rumus:
ei = Li. Σfi
k. Hitung nilai X2 untuk tiap kelas interval dan jumlahkan dengan rumus:
34
l. Lakukan interpolasi pada tabel X2 untuk menghitung p-value.
m. Kesimpulan kelompok data berdistribusi normal jika p-value > α = 0,05
(Siregar S, 2004 hlm 87)
Adapun untuk membantu perhitungan uji normalitas, penulis menggunakan
program IBM SPSS Statistic 20 for Windows.
2. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa
sekumpulan data yang dimanipulasi dalam serangkaian analisi memang berasal
dari populasi yang tidak jauh berbeda keragamannya. Menurut Matondang (2010
hlm 1) menjelaskan bahwa:
Pengujian homogenitas varians suatu kelompok data, dapat dilakukan dengan cara uji F dan uji Bartlett. Uji F digunakan untuk menguji homogenitas varians dari dua kelompok data sedangkan uji Bartlett digunakan unutk menguji homogenitas varians lebih dari dua kelompok data.
Langkah-langkah pengujian homogenitas menggunakan metode Bartlett
adalah sebagai berikut:
Dari tabel tersebut dapat dihitung:
35
Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014
Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif
Kriteria uji : jika X2 hitung > X2 tabel (0,05) maka dapat dikatakan bahwa
sampel yang diteliti adalah homogen. (Sudjana, 2005 hlm 261). Penulis
menggunakan program IBM SPSS Statistic 20 for Windows untuk membantu
perhitungan homogenitas.
3. Uji Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi sederhana digunakan untuk meramalkan (memprediksi)
variabel terikat (Y) bila variabel bebas (X) diketahui. Analisis ini didasari oleh
hubungan fungsional atau sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap
variabel terikat (Y). Maka dalam penelitian ini, dengan analisis regresi dapat
mengetahui apakah ada hubungan minat menjadi teknisi otomotif (X) dengan
sikap terhadap pekerjaan teknisi otomotif (Y). Persamaan umum regresi linier
sederhana adalah :
̂ (Siregar S, 2004 hlm 197)
Keterangan:
Ŷ = Sikap terhadap pekerjaan teknisi otomotif
X = Minat menjadi teknisi otomotif a = Nilai konstanta y jika x = 0
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Rumus a dan b sebagai berikut:
∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
(Siregar S, 2004 hlm 199)
Adapun untuk membantu perhitungan regresi linear sederhana, penulis
menggunakan program IBM SPSS Statistic 20 for Windows.
H. Pengujian Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis asosiatif (hubungan), untuk
36
teknik korelasi, yaitu korelasi pearson product moment (r), korelasi rasio (η), korelasi Spearman rank (ρ) dan lain sebagainya. Penggunaan korelasi tersebut tergantung data yang dikorelasikan, untuk data jenis interval maka korelasi yang
digunakan adalah korelasi pearson product moment.
1. Uji Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi merupakan suatu alat statistik yang dapat digunakan
untuk membandingkan hasil pengukuran dua variabel agar dapat menentukan
tingkat hubungan antar variabel-variabel. Untuk nilai kolerasi product momen,
digunakan rumus sebagai berikut:
√{ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }
(Sugiyono, 2013 hlm 225)
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara varibel x dan y
xi = Skor tiap item soal yi = Skor total seluruh item n = Jumlah responden Σxy = Jumlah perkalian xy
Harga koefisien korelasi (rxy) yang diperoleh, diinterpretasikan pada tabel
indeks korelasi di bawah ini:
Tabel 3.4
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Sedang
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 1,000 Sangat kuat
(Sugiyono, 2013 hlm 257)
Adapun untuk membantu perhitungan koefisien korelasi, penulis
menggunakan program IBM SPSS Statistic 20 for Windows.
37
Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014
Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif
Pemeriksaan keberartian regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol,
bahwa koefisien regresi b sama dengan nol (tidak berarti) melawan hipotesis
tandingan bahwa koefisien arah regresi tidak sama dengan nol. Kriteria uji
keberartian persamaan regresi menggunakan uji ANOVA dengan sebagai berikut:
Jika nilai F-hitung > F-tabel maka persamaan regresi berarti pada α yang dipilih. Jika sebaliknya maka persamaan regresi tidak berarti.
Jika nilai Sig.(p-value) < 0.05 maka persamaan regresi berarti, jika sebaliknya maka persamaan regresi tidak berarti.Pemeriksaan dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
1. Membuat tabel bantu perhitungan ANOVA
Tabel 3.5
(Siregar S, 2004 hlm 208)
Keterangan:
k = jumlah bariabel dalam analisi regresi
K = Banyaknya kelompok data yi, karena nilai xi yang sama, jika tidak ada
nilai xi yang sama, maka tidak ada galat (error sebab kelompok xi).
2. Menentukan rumusan hipotesis H0 dan H1
H0 : R = 0 : Tidak ada hubungan variabel Xterhadap variabel Y.
H1: R ≠ 0 : Ada hubungan variabel X terhadap variabel Y.
3. Menetukan uji statistika yang sesuai.
Untuk menentukan nilai uji F di atas adalah:
38
∑ ̂ ̅ ∑ ∑ ∑ (Siregar S, 2004 hlm
204)
b. Menentukan Jumlah Kuadrat Residu dengan rumus :
∑ ∑ (Siregar S, 2004 hlm 206)
c. Menentukan varian koefisien regresi korelasi a dan b
(Siregar S, 2004 hlm 208)
d. Menghitung nilai F dengan rumus:
4. Menentukan nilai kritis (α) atau nilai tabel F dengan derajat kebebasan untuk
db1 = k-1 dan db2 = n – k.
5. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai tabel F dengan kriteria pengujian: Jika nilai uji F ≥ nilai tabel F, maka tolak H0.
Adapun untuk membantu perhitungan keberartian regresi linear sederhana,
penulis menggunakan program IBM SPSS Statistic 20 for Windows.
3. Uji Signifikan Koefisien Korelasi
Harga koefisien korelasi (rxy) diperoleh, selanjutnya disubstitusikan ke
rumus uji t, yaitu:
√ √
(Sugiyono, 2013 hlm 257)
Keterangan: t = uji t
r = koefisien korelasi n = jumlah responden
Nilai t diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan t-tabel. Apabila thitung >
ttabel, maka hipotesis diterima dengan derajat kebebasan dk = n-2. Adapun untuk
membantu perhitungan signifikansi koefisien korelasi, penulis menggunakan
39
Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014
Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif
4. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien korelasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel X terhadap variabel Y dalam persentase, maka digunakan rumus, sebagai
berikut:
KD = rxy2 . 100% (Sugiyono, 2013 hlm 259)
dimana rxy = Koefisien korelasi
KD = koefisien determinasi
Harga koefisien determinasi (KD) yang diperoleh, diinterpretasikan pada
tabel di bawah ini:
Tabel 3.6
Interpretasi Nilai Koefisien Determinasi
Rumus Kategori
64% ≤ KD Pengaruh tinggi sekali
32% ≤ KD < 64% Pengaruh tinggi
16% ≤ KD < 32 % Pengaruh sedang
4% ≤ KD < 16% Pengaruh rendah
0% ≤ KD < 4% Pengaruh rendah sekali
(Nurgana E, 1993:80)
Adapun untuk membantu perhitungan koefisien determinasi, penulis
54 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesipan belajar
peserta didik dengan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran PDTO.
Berdasarkan analisis data dari temuan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kesiapan belajar peserta didik di kalangan peserta didik kelas XI di SMK
Negeri 8 Bandung tergolong kedalam kategori sedang atau cukup baik.
Artinya secara umum keseluruhan peserta didik memiliki kesiapan belajar
yang cukup baik pada mata pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif.
2. Prestasi belajar peserta didik di kalangan peserta didik kelas XI di SMK
Negeri 8 Bandung tergolong kedalam kategori sedang atau cukup baik.
Artinya secara keseluruhan siswa memiliki prestasi belajar yang cukup baik
pada mata pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif.
3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan belajar peserta
didik dengan prestasi belajar peserta didik pada peserta didik kelas XI di
SMK Negeri 8 Bandung.
B. Saran
Berikut rekomendasi-rekomendasi saran berdasarkan penelitian mengenai
kesiapan belajar terhadap prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran
pekerjaan dasar teknik otomotif, sebagaiberikut:
1. Bagi Peserta Didik
Bagi peserta didik yang telah memiliki kesiapan belajar yang tinggi, dapat
mempertahankan kondisi tersebut. Sedangkan bagi peserta didik yang memiliki
kesiapan belajar yang masih rendah, agar berupaya untuk meningkatkan kesiapan
belajarnya sehingga dapat mencapai kondisi yang lebih baik lagi.
55
Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014
Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pihak sekolah sebagai acuan untuk
melihat hubungan kesiapan belajar dan prestasi belajar peserta didik pada mata
pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif. Diharapkan dapat dijadikan pedoman
dalam proses pemberian bimbingan dalam menumbuhkan kesiapan belajar
terhadap prestasi belajar peserta didik dan mengarahkan peserta didik menjadi
tenaga kerja yang terampil dan mampu bersaing di dunia kerja.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti yang akan melanjutkan penelitian, diharapkan dapat mengkaji
faktor yang memiliki pengaruh atau hubungan dalam meningkatkan kesiapan
belajar, serta hubungan antara kesiapan belajar dan prestasi belajar dengan obyek
56
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (1987). Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: RinekaCipta.
Djaali. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Matondang, Z. (2010). Pengujian Homogenitas Varian Data. [Online]. Tersedia: http://fahost1992.googlecode.com/files/9.%20Pengujian%20Homogenitas %20Varians%20Data.pdf. [8 Juli 2014].
Mubarak, I. (2006). Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar
Peserta Diklat Pada Program Diklat Perbaikan Sistem Kelistrikan Otomotif. Skripsi Sarjana FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan .
Mulyani, D. (2013). Hubungan Kesiapan Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar
Di SMA Negeri 1 Rambatan Kabupaten Tanah Datar. Skripsi Sarjana FIP
Universitas Negeri Padang: tidak diterbitkan
Nasution, S. (2011). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurgana, E. (1993). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Permadi.
Nurkancana, W. (1986). Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Puspicahyani, I. (2006). Pengaruh Kesiapan Belajar, Pola Asuh Orang Tua Dan
Gaya Belajar Matematika Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas 3 Semester 1 SMP Negeri Banjarnegara. Skripsi Sarjana FKIP
Universitas Sebelas Maret Surakarta: tidak diterbitkan
Siregar, S. (2004). Statistik Terapan Untuk Penelitian. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suryabrata, Sumadi. (2012). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.
Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Wahyuni, D. (2005). Pengaruh Kesiapan Belajar, Motifasi Belajar Dan
Pengulangan Materi Pelajaran Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas 2 MA Al-Ashor Gunung Pati. Skripsi Sarjana
57
Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014
Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif
. (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Dikmenjur Ditjen Dikdasmen.