EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER
BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI
SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Jurusan Pendidikan Kimia
oleh
EUIS MAYA ISMAYANTI
NIM 1106499
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER
BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI
SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL
Oleh
Euis Maya Ismayanti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Euis Maya Ismayanti 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
EUIS MAYA ISMAYANTI
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER
BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI
SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL
disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Dr. Harry Firman, M.Pd. NIP. 195210081974121001
Pembimbing II
Dra. Wiwi Siswaningsih, M.Si. NIP. 196203011987032001
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Kimia
EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan tes pilihan ganda two-tier berbasis piktorial yang memenuhi kriteria validitas isi dan reliabilitas untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi gaya antarmolekul. Subjek penelitian ini terdiri dari 40 siswa kelas XI Madrasah Aliyah yang telah mempelajari materi gaya antarmolekul. Penelitian ini menggunakan metode pengembangan dan validasi yang terdiri dari pengembangan tes, uji validitas dan reliabilitas tes, pembuatan kunci determinasi serta penggunaan tes dan analisis hasil penggunaan tes. Jumlah butir soal yang dikembangkan sebanyak delapan soal yang terdiri dari delapan label konsep. Berdasarkan uji validitas isi menggunakan metode CVR, semua soal memenuhi kriteria validitas isi. Berdasarkan uji reliabilitas, diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,755, artinya termasuk dalam kategori dapat diterima. Berdasarkan analisis jawaban siswa yang didasarkan pada kunci determinasi diperoleh miskonsepsi yang mempunyai persentase terbesar pada setiap konsepnya, yaitu gaya antarmolekul terjadi karena adanya ikatan antara atom yang berbeda muatan di dalam molekul, gaya London hanya dapat terjadi karena adanya interaksi antarmolekul nonpolar, kekuatan ikatan hidrogen lebih besar dibandingkan kekuatan ikatan kovalen, pada proses pendidihan terjadi penguraian molekul menjadi atom-atom penyusunnnya, ikatan hidrogen tidak termasuk jenis gaya antarmolekul, ikatan hidrogen terjadi karena adanya ikatan antara atom H dengan atom O dan kenaikan titik didih senyawa hanya dipengaruhi oleh massa molekul.
EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iii ABSTRACT
The objective of this study was to develop pictorial based two-tier multiple choice test that was conform with criteria of content validity and reliability to identification students’ misconception about intermolecular forces. The participants of this study were 40 senior high school students’ who was learned subject intermolecular forces. The Method of this study was development and validation methods, envelop delineation of the purpose and scope of test, development test, validity and reliability test and assembly and evaluation of the test. Eight items was developed in this study. Based on the value of content validity ratio (CVR), all item were valid. The value of reliability of items were developed is 0,755, it means that items were acceptable. Based on analysis of students’ answer were based on a determination key could be found students’ misconceptions which have the biggest presentation in their concept, there is intermolecular forces are the bond within an atom which a different charge, London forces can only occur within a non-polar molecules, the strength of hydrogen bond is bigger than the strength of covalent bond, when the compound boils, the molecules decomposition is happen, hydrogen bond does not the type of intermolecular forces, hydrogen bond is the bond within H atom and O atom in the molecules. The result from this study obtained that the pictorial based two-tier multiple choice test can identifying more misconception than non-pictorial two-tier multiple choice test.
EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
v DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Penelitian ... 1
B.Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian ... 4
C.Batasan Masalah Penelitian ... 4
D.Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Penjelasan Istilah ... 5
G.Struktur Organisasi Skripsi ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 8
A.Kajian Pustaka ... 8
1. Miskonsepsi ... 8
2. Tes Diagnostik Pilihan Ganda Two-Tier... 10
3. Tes Piktorial ... 13
4. Deskripsi Materi Gaya Antarmolekul ... 15
5. Studi tentang Miskonsepsi pada Materi Gaya Antarmolekul ... 19
6. Pengembangan Tes ... 20
EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24
A.Metode Penelitian ... 24
B.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 24
C.Prosedur Penelitian ... 25
1. Tahap Pengembangan Tes ... 26
2. Tahap Validasi ... 27
3. Penentuan Kunci Determinasi... 28
4. Tahap Aplikasi Tes ... 28
D.Teknik Pengolahan Data ... 28
1. Uji Validitas dan Relliabilitas Tes ... 28
2. Analisis Data Hasil Penggunaan Tes ... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31
A.Hasil Penelitian ... 31
1. Struktur Tes ... 31
2. Validitas dan Reliabilitas ... 32
3. Miskonsepsi yang Terungkap dari Hasil Penggunaan Tes ... 55
B.Pembahasan ... 72
1. Kelebihan Tes ... 72
2. Kualitas Tes ... 74
3. Kontribusi Sebagai Alat Diagnosa Miskonsepsi Pada Materi Gaya Antarmolekul ... 75
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 81
A. Simpulan ... 81
B. Saran ... 82
DAFTAR PUSTAKA ... 83
LAMPIRAN ... 87
EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1 BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini dipaparkan pendahuluan penelitian yang dilakukan.
Pendahuluan meliputi latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah
penelitian, batasan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
penjelasan istilah dan struktur organisasi skripsi.
A. Latar Belakang Penelitian
Tuysuz (2009, hlm. 626) dalam jurnalnya menyebutkan bahwa hasil dari
beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa dalam pembelajaran sains
siswa membawa gagasan dan penjelasan tertentu terhadap fenomena alam yang
tidak konsisten dengan gagasan yang diterima oleh komunitas sains atau biasa
disebut dengan miskonsepsi. Istilah miskonsepsi merujuk pada pemahaman siswa
yang tidak sesuai dengan konsep secara ilmiah. Miskonsepsi yang terjadi pada
siswa harus diperbaiki dan harus menjadi perhatian khusus bagi guru serta siswa
itu sendiri, karena miskonsepsi bersifat berulang dan melekat kuat pada siswa,
akibatnya dapat mengganggu konsepsi berikutnya (Dahar, 2011, hlm. 154). Oleh
karena itu, dibutuhkan suatu instrumen yang dapat mengidentifikasi pengetahuan
awal siswa dan kemungkinan miskonsepsi yang dialami siswa.
Miskonsepsi yang terjadi pada siswa dapat diidentifikasi dengan beberapa
cara, diantaranya dengan menggunakan peta konsep, wawancara dan tes
diagnostik pilihan ganda dua tingkat (two-tier) (Tuysuz, 2009, hlm. 626). Peta
konsep dapat digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa, namun
memiliki kelemahan diantaranya siswa tidak cukup mengetahui teknik ini,
penggunaannya membutuhkan waktu yang lama dan penilaiannya tidak mudah
untuk dilakukan. Wawancara dapat digunakan untuk mengetahui ide dan alasan
siswa, namun memiliki kekurangan diantaranya penggunaannya membutuhkan
waktu yang lama dan penilaiannya sangat sulit. Akan tetapi, tes diagnostik pilihan
ganda two-tier sangat berguna untuk mengidentifikasi pemahaman konsep siswa
serta alasan yang mendasari konsep tersebut. Selain itu, perencanaan dan
2
EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
two-tier juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa
(Treagust, 2006, hlm. 3).
Penelitian terkait pengembangan tes diagnostik two-tier telah banyak
dilakukan baik didalam maupun diluar negeri. Beberapa penelitian pengembangan
tes diagnostik two-tier yang telah dilakukan diluar negeri pada materi kimia
diantaranya pada materi ikatan kimia (Treagust, 1986), energi ionisasi (Tan, Goh,
Taber dan Chia, 2005), reaksi kimia (Chandrasegaran, Treagust dan Macerino,
2007), pemisahan materi (Tuysuz, 2009) dan asam basa (Bayrak, 2013). Adapun
penelitian yang telah dilakukan didalam negeri diantaranya pada materi klasifikasi
materi (Kurnia, 2014), geometri molekul (Adhiya, 2014) dan hidrolisis garam
(Nurpertiwi, 2014). Hasil penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa tes
diagnostik two-tier dapat digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa.
Pada penelitian-penelitian di atas, butir soal pada tes diagnostik pilihan
ganda two-tier berupa narasi mempunyai persentasi lebih besar dibandingkan
dengan soal piktorial. Tes piktorial dapat berupa diagram, gambar, grafik, maupun
tabel (Abadizor, 2009, hlm. 9). Soal berupa narasi mempunyai beberapa
kelemahan salah satunya adalah penggunaan kalimat yang terlalu panjang
sehingga membuat pembaca sulit memahami pokok dari soal dan terkadang
cenderung merasa malas untuk membacanya. Surif, Ibrahim dan Mokhtar (2012,
hlm. 419) menyatakan bahwa konsep kimia yang direpresentasikan dalam bentuk
gambar (piktorial) lebih mudah untuk dipahami dan dijelaskan.
Tes berupa piktorial lebih baik jika dibandingkan dengan tes berupa narasi.
Hal ini diperkuat oleh pernyataan Sternberg (dalam Edens dan Potter, 2001, hlm.
218) yang menyatakan bahwa merepresentasikan konsep sains secara visual
melalui gambar yang dilengkapi dengan teks adalah proses elaboratif yang
mencakup multiple representation yang mempengaruhi kedalaman konsep. Selain
itu, Mayer, Steinhoff, Bower dan Mars (1995, hlm. 31) menyatakan bahwa
representasi piktorial, yaitu paduan gambar dengan teks, dapat memperjelas dan
meningkatkan pemahaman terhadap informasi dibandingkan dengan hanya
menggunakan teks.
Tidaklah mengejutkan bahwa penelitian mengenai pemahaman siswa terkait
3
EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
konsep kimia bersifat abstrak dan penggunaan bahasa yang sulit (Ozmen, 2007,
hlm. 225). Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
mengalami kesulitan dalam memahami konsep kimia dan mengalami miskonsepsi
(Demircioğlu, Demircioğlu, dan Yadigaroğlu, 2013, hlm. 185). Salah satu materi
kimia yang dianggap sulit adalah materi gaya antarmolekul.
Gaya antarmolekul merupakan salah satu konsep dasar kimia yang
menjelaskan tentang interaksi antara partikel pada senyawa yang berpengaruh
pada sifat fisik sutau senyawa, seperti titk didih dan titik leleh (Whitten, Davis
dan Peck, 2003, hlm. 492). Oleh karena gaya antarmolekul merupakan salah satu
konsep dasar kimia sehingga menjadi salah satu acuan bagi konsep kimia lainnya.
Sebagian besar konsep pada materi gaya antarmolekul bersifat abstrak yang sering
menyebabkan miskonsepsi pada siswa. Miskonsepsi yang dialami siswa biasanya
menyangkut kesalahan dalam pemahaman-pemahaman hubungan antarkonsep
(Ozmen, 2004, hlm. 148). Oleh karena itu, pemahaman siswa pada materi pokok
gaya antarmolekul itu perlu diketahui sejak dini. Hal ini dilakukan agar ketika
miskonsepsi yang dialami siswa diketahui maka dapat segera dicari solusi untuk
mengurangi miskonsepsi tersebut, sehingga miskonsepsi yang dialami siswa tidak
berkelanjutan.
Penelitian tentang identifikasi miskonsepsi siswa pada materi gaya
antarmolekul telah dilakukan diantaranya dengan menggunakan metode
pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) pada penelitian Tarhan,
Ayar-Kayali, Urek, dan Acar (2008) yang bertujuan untuk mengungkap
miskonsepsi siswa pada materi gaya antarmolekul, namun penelitian ini
memerlukan waktu yang relatif lama. Selain itu, Nuraeni (2014) juga telah
melakukan penelitian tentang pengembangan tes diagnostik two-tier pada materi
gaya antarmolekul, akan tetapi tes yang dikembangkan berupa tes narasi.
Sebagaimana dipaparkan sebelumnya bahwa tes berupa narasi mempunyai
kekurangan dalam meningkatkan pemahaman pembaca dibandingkan dengan tes
yang melibatkan gambar.
Berdasarkan berbagai keterangan yang telah disebutkan, pengembangan tes
diagnostik pilihan ganda two-tier berbasis piktorial merupakan salah satu
4
EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Oleh karena itu, peneliti mengajukan judul “Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Two-Tier Berbasis Piktorial untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa pada Materi Gaya Antarmolekul” sebagai judul penelitian yang akan dilakukan. Tes yang dikembangkan selanjutnya diberi nama tes DIRGA.
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, terdapat beberapa permasalahan
diantaranya adalah penelitian tentang pengembangan tes diagnostik pilihan ganda
two-tier sebagian besar masih berbentuk tes narasi dibandingkan dengan tes
piktorial. Tes piktorial mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan tes
narasi salah satunya adalah dapat memperjelas dan meningkatkan pemahaman
terhadap informasi dibandingkan dengan hanya menggunakan teks. Selain itu,
pengembangan tes diagnostik pilihan ganda two-tier berbasis tes piktorial masih
belum banyak dijumpai di Indonesia. Pada penelitian ini, pengembangan tes
berfokus pada materi gaya antarmolekul.
Secara umum, rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah tes
diagnostik pilihan ganda two-tier berbasis piktorial pada materi gaya antarmolekul
dapat dijadikan alat untuk mengetahui miskonsepsi siswa pada materi gaya
antarmolekul. Untuk mendapatkan penelitian yang lebih terarah maka masalah
dirinci menjadi sebagai berikut:
(1) Bagaimana validitas isi dan reliabilitas tes diagnostik pilihan ganda two-tier
berbasis piktorial pada materi gaya antarmolekul atau disebut tes DIRGA
yang dikembangkan ?
(2) Miskonsepsi apa saja yang dialami siswa SMA pada materi gaya
antarmolekul yang dapat diidentifikasi dari hasil penggunaan tes DIRGA
yang dikembangkan?
C. Batasan Masalah Penelitian
Adapun batasan pada penelitian ini adalah soal berupa piktorial hanya pada
soal tier pertama, sedangkan tier kedua berupa narasi. Selain itu, konsep target
pada penelitian ini hanya sebagian dari konsep yang ada pada materi gaya
antarmolekul, yaitu konsep gaya antarmolekul, gaya London, ikatan hidrogen,
5
EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hidrogen, hubungan gaya antarmolekul dengan perubahan wujud senyawa dan
hubungan gaya antarmolekul dengan titik didih.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan tes diagnostik pilihan ganda
two-tier berbasis piktorial pada materi gaya antarmolekul yang memenuhi syarat
kelayakan melalui uji validitas isi dan reliabilitas sehingga tes yang
dikembangkan dapat dijadikan instrumen untuk mengidentifikasi miskonsepsi
siswa.
E. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian yang akan dilakukan ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi dalam dunia pendidikan khususnya pada bidang pengembangan tes
sebagai usaha untuk mengembangkan tes diagnostik pilihan ganda two-tier yang
berbasis piktorial secara menyeluruh. Adanya alat ukur miskonsepsi ini juga dapat
digunakan oleh para pendidik untuk mengetahui sejauhmana pemahaman konsep
siswa pada materi terkait, sehingga dapat melakukan tindak lanjut dari informasi
yang diperoleh dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya. Selain itu, bagi peneliti
lain dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan referensi untuk penelitian
selanjutnya.
F. Penjelasan Istilah
Berikut beberapa istilah pokok yang berkaitan dengan pengembangan tes
yang dilakukan pada penelitian.
(1) Miskonsepsi diartikan sebagai gagasan yang salah karena adanya kesalahan
(kegagalan) dalam memahami suatu kondisi (Walter, E. 2008, hlm. 52 )
(2) Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan siswa sehingga hasil tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk
memberikan tindak lanjut berupa perlakuan yang tepat dan sesuai dengan
kelemahan yang dimiliki siswa (Arifin, 2012, hlm. 32)
(3) Tes diagnostik pilihan ganda two-tier merupakan bentuk tes pilihan ganda
yang dikombinasikan dengan pilihan jawaban dan alasan tertutup. Pada
6
EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk menentukan pengetahuan faktual atau konseptual sedangkan pilihan
tier kedua digunakan untuk mengetahui alasan dibalik pilihan tier pertama.
(Treagust, 2006, hlm. 3).
(4) Tes piktorial adalah tes yang melibatkan gambar atau representasi yang
dibuat dengan makna tertentu untuk menggambarkan orang, sesuatu, dan
tempat (Abadzivor, 2006, hlm. 9).
(5) Gaya antarmolekul (atau disebut juga nonbonding force) adalah gaya
tarik-menarik elektrostatik antara molekul sebagai hasil dari muatan parsial
(Silberberg, M.S., 2007, hlm. 358)
(6) Validitas suatu alat ukur menunjukkan sejauh mana alat ukur memenuhhi
fungsinya (Firman, H,2013, hlm. 95)
(7) Reliabilitas adalah ukuran sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran
yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan sesorang (Firman, H,
2013, hlm. 97)
G. Struktur Organisasi Skripsi
Skripsi ini terdiri dari lima bab. Urutan penulisan skripsi setiap bab adalah
bab I berisi pendahuluan, bab II berisi kajian pustaka dan kerangkan pemikiran,
bab III berisi metodologi penelitian, bab IV berisi hasil penelitian dan
pembahasan, dan bab V berisi simpulan dan saran.
Bab I pendahuluan terdiri dari tujuh bagian bab yaitu latar belakang
penelitian, identifikasi dan rumusan masalah penelitian, batasan penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah, serta struktur organisasi skripsi.
Bab II kajian pustaka dan kerangkan pemikiran terdiri dari dua bagian bab yaitu
kajian pustaka dan kerangka pemikiran. Kajian pustaka yang disajikan terdiri dari
miskonsepsi, tes diagnostic pilihan ganda two-tier, tes piktorial, deskripsi materi
gaya antarmolekul, studi miskonsepsi pada materi gaya antarmolekul dan
pengembangan tes. Bab III metodologi penelitian terdiri dari lima bagian bab
yaitu metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, prosedur penelitian dan
teknik pengolahan data hasil penelitian. Bab IV hasil penelitian dan pembahasan
terdiri dari dua bagian bab, yaitu hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian
7
EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pada materi gaya antarmolekul, sedangkan pembahasan terdiri dari kelebihan tes,
kualitas tes dan kontribusi tes sebagai alat diagnosa miskonsepsi pada materi gaya
antarmolekul. Bab V simpulan dan saran terdiri dari dua bagian bab, yaitu
simpulan dan saran.
EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
24 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini dipaparkan metodologi penelitian yang dilakukan. Metodologi
penelitian meliputi metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, prosedur
penelitian, serta teknik pengolahan data hasil penelitian.
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode pengembangan dan validasi,
development and validation, yang mengacu dan memodifikasi pada metode
pengembangan dan validasi yang dilakukan oleh Adams dan Wieman (2010).
Langkah-langkah dalam metode pengembangan dan validasi ini terdiri dari, (1)
penggambaran tujuan tes dan ruang lingkup dari konstruk atau tingakatan dari domain
yang akan diukur; (2) pengembangan (desain) tes; (3) pengembangan, pelaksanaan
tes, evaluasi dan pemilihan butir soal dan pembuatan pedoman penilaian; dan (4)
penggunaan dan evaluasi tes sesuai tujuan pembuatan tes. Secara garis besar
langkah-langkah dalam metode pengembangan dan validasi yang dilakukan pada penelitian ini
terdiri dari, (1) pengembangan (desain) tes; (2) uji validitas dan reliabilitas tes; (3);
penentuan kunci determinasi dan (4) penggunaan tes dan analisis hasil penggunaan
tes.
B. Lokasi dan Subjek penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Daarul ‘Uluum PUI Majalengka tahun ajaran 2014-2015. Lokasi penelitian dipilih berdasarkan kesesuaian
dengan konsep materi yang di teliti. Subjek penelitian dibedakan menjadi dua jenis
berdasarkan tahapan penelitian yang dilakukan, yaitu subjek penelitian pada uji
reliabilitas dan pada uji aplikasi tes. Subjek penelitian pada uji reliabilitas terdiri dari
25
EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji Validitas Tes Revisi
Ditolak
TAHAP VALIDASI
Penentuan Pola Respon Jawaban Siswa
PENENTUAN KUNCI
DETERMINASI
Penentuan Kunci Determinasi Miskonsepsi
TAHAP APLIKASI TES
Uji Aplikasi Tes DIRGA
Temuan miskonsepsi pada materi gaya antarmolekul Uji Reliabilitas
Analisis miskonsepsi dari hasil jawaban siswa berdasarkan kunci determinasi
siswa kelas XI IPA yang keduanya telah menerima materi gaya antarmolekul. Kedua
subjek penelitian ini berada pada satu lokasi yang sama.
C. Prosedur Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap
pengembangan tes, tahap validasi, penentuan kunci determinasi dan tahap aplikasi
(penggunaan) tes. Alur penelitian disajikan dalam bentuk bagan pada Gambar 3.1.
CVR < 0,99 CVR 0,99
Penetapan tujuan dan ruang lingkup tes (kajian literatur)
Studi kepustakaan tentang tes diagnostik, miskonsepsi, tes two-tier,
tes piktorial dan gaya antarmolekul
Analisis Miskonsepsi (kajian literatur dari hasil penelitian
sebelumnya dan wawancara) Pengumpulan data
Desain Tes
(Pengembangan Tes Disagnostik Pilihan Ganda Two-Tier Berbasis Pikrotial pada Materi Gaya Antarmolekul, Tes Dirga) TAHAP
26
EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Alur penelitian di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap Pengembangan Tes
Tahap pengembangan tes diagnostik pilihan ganda two-tier yang dilakukan pada
penelitian ini mengacu pada prosedur pengembangan tes yang dilakukan oleh
Chandrasegaran (2007) yang mengacu pada prosedur pengembangan tes yang
dijelaskan Treagust (dalam Chandrasegaran, Treagust dan Mocerino, 2007, hlm 295)
yaitu terdiri dari :
a. Penetapan ruang lingkup dan tujuan tes
Penetapan ruang lingkup dan tujuan tes pada penelitian dilakukan melalui kajian
literatur. Berdasarkan hasil kajian literatur dihasilkan delapan label konsep pada
materi gaya antarmolekul yang kemudian dikembangkan menjadi butir soal. Tes
yang dikembangkan bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada
materi gaya antarmolekul.
b. Pengumpulan data
Sebagaimana tercantum dalam Gambar 3.1, proses pengumpulan data terdiri dari
dua langkah yaitu studi kepustakaan dan analisis miskonsepsi. Hasil dari studi
kepustakaan tentang miskonsepsi, tes diagnostik two-tier, tes piktorial, gaya
antarmolekul, studi miskonsepsi pada materi gaya antarmolekul dan
pengembangan tes tercantum dalam bab II. Analisis miskonsepsi dilakukan
dengan cara kajian literatur dari penelitian tentang miskonsepsi pada materi gaya
antarmolekul yang telah ada. Selain itu, dilakukan juga wawancara kepada 5
orang siswa SMA yang telah mempelajari materi gaya antarmolekul. Hasil dari
wawancara tersebut digunakan untuk pembuatan pilihan alasan pada tier kedua.
c. Desain Tes
Hasil dari analisis miskonsepsi kemudian dibuat sebuah pola instrumen yang di
dalamnya terdapat konsep yang benar dan miskonsepsi pada setiap konsepnya,
yang kemudian dikembangkan menjadi butir soal. Pola instrumen terlampir pada
27
EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tingkat, tingat pertama terdiri dari empat pilihan jawaban dan tingkat kedua
terdiri dari empat pilhan alasan. Dari hasil analisis miskonsepsi terdapat delapan
konsep utama yang mengalami miskonsepsi pada materi gaya antarmolekul, dan
dihasilkan 17 butir soal pilihan ganda beralasan.
2. Tahap Validasi
Sebagaimana tercantum dalam Gambar 3.1, tahap validasi terdiri dari dua
langkah, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dan uji reliabilitas
dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari tes yang dikembangkan. Uji validitas
yang dilakukan adalah validitas isi (content validity ), yaitu untuk mengetahui
kesesuaian antara konsep dengan butir soal yang dikembangkan. Uji validitas isi
dilakukan dengan menggunakan metode CVR (Content Validity Ratio). Menurut
Lawshe (1975) CVR merupakan sebuah pendekatan validitas isi untuk mengetahui
kesesuaian item dengan domain yang diukur berdasarkan judgement para ahli. Uji
validitas tes yang dikembangkan pada penelitian ini dilakukan berdasarkan
pertimbangan dari lima orang validator yang terdiri dari empat orang dosen kimia dan
satu orang guru mata pelajaran kimia.
Langkah selanjutnya adalah menentukan nilai CVR pada setiap butir soal dengan
menggunakan rumus CVR menurut persamaan Lawshe seperti tertulis dalam bab II.
Selain itu, dilakukan pula revisi pada beberapa butir soal berdasarkan saran dan
masukan dari validator baik dari segi penulisan, penyusunan kata, pemilihan gambar
maupun pemilihan pilihan pada tingkat pertama dan pilihan pada tingkat kedua. Butir
soal yang lolos pada uji validitas digunakan secara keseluruhan pada uji reliabilitas.
Uji reliabilitas dilakukan kepada 65 siswa kelas XI MA Daarul ‘Uluum PUI
Majalengka yang telah mempelajari materi gaya antarmolekul dengan jumlah butir
soal sebanyak 15 soal. Perhitungan nilai reliabilitas dilakukan dengan metode Alpha
Cronbach. Sebelum dilakukan perhitungan nilai reliabilitas, terlebih dahulu dilakukan
penskoran pada setiap butir soal. Apabila jawaban pada tingkat pertama dan tingkat
28
EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pertama dan tingkat kedua salah satu atau keduanya salah, maka nilainya sama
dengan 0.
3. Penentuan Kunci Determinasi
Kunci determinasi adalah cara atau langkah untuk mengidentifikasi miskonsepsi
siswa yang didasarkan pada pola respon jawaban siswa.
4. Tahap Aplikasi Tes
Tahap aplikasi tes dilakukan untuk mengungkap miskonsepsi apa saja yang
dialami siswa pada materi gaya antarmolekul. Langkah yang dilakukan adalah
mengujikan tes diagnostik pilihan ganda two-tier yang telah memenuhi kelayakan
dari segi validitas isi dan reliabilitas yang terdiri dari 8 butir soal kepada 40 siswa
kelas XI IPA yang telah mempelajari materi gaya antarmolekul. Hasil dari jawaban
siswa pada uji aplikasi tes ini kemudian di analisa untuk mengetahui miskonsepai
yang dialami siswa. Analisa miskonsepsi didasarkan pada kunci determinasi
miskonsepsi pada materi gaya antarmolekul.
D. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data terhadap instrumen yang digunakan termasuk juga soal two-tier
yang dikembangkan dilakukan untuk menarik kesimpulan. Berikut dipaparkan teknik
pengolahan data yang dilakukan.
1. Uji Validitas dan Reliabilitas Tes
Setelah instrumen diagnostik two-tier disusun kemudian dilakukan uji kelayakan
soal. Uji kelayakan terhadap butir-butir soal two tier dilakukan dengan uji validitas
dan uji reliabilitas.
a. Uji Validitas
Uji validitas yang dilakukan pada tahap ini adalah uji validitas isi. Uji validitas
dilakukan dengan menggunakan metode Content Validity Ratio (CVR). Perhitungan
29
EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
ne : jumlah validator yang mengatakan valid
N : jumlah total validator
Hasil perhitungan CVR setiap butir soal kemudian dibandingkan dengan nilai
CVR minimum untuk menentukan valid atau tidaknya soal tersebut. Krtiteria nilai
CVR minimum untuk jumlah validator lima orang adalah lebih besar atau sama
dengan 0,99 (CVR 0,99). Selain itu, dilakukan pula penentuan validitas tes secara
keseluruhan dengan menggunakan metode Content Validity Index (CVI). Nilai CVI
merupakan rata-rata dari nilai CVR. Kriteria minimum nilai CVI untuk jumlah
validator lima orang adalah lebih besar atau sama dengan 0,80 (CVI 0,80).
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah ukuran sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran
yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan sesorang. Uji reliabilitas
dilakukan dengan menggunakan metode alpha Cronbach. Pengolahan nilai reliabilitas
dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Statistical Package for Social
Sciences (SPSS) versi 16.0 untuk mengetahui kriteria reliabilitasnya. Kriteria nilai
reliabilitas ditunjukkan pada Tabel 2.3.
2. Analisis Data Hasil Penggunaan Tes
Tes diagnostik pilihan ganda two-tier berbasis piktorial yang dikembangkan
akan menghasilkan beberapa pola jawaban siswa sebagaimana ditunjukkan pada
Tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1 Pola Respon Jawaban Siswa Pada Setiap Butir Soal Pilihan pada tier kedua
Pilihan pada tier pertama i ii iii iv
30
EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B B.i B.ii B.iii B.iv
C C.i C.ii C.iii C.iv
D D.i D.ii D.iii D.iv
Berdasarkan pola jawaban tersebut dibuat kunci determinasi miskonsepsi
materi gaya antarmolekul. Kemudian dilakukan analisis pada jawaban siswa dan
perhitungan pola respon yang dipilih siswa untuk setiap butir soalnya. Pola respon
jawaban siswa dinyatakan dalam bentuk persentase dengan rumus:
Persentase =
100
Identifikasi miskonsepsi yang dialami siswa pada materi gaya antarmolekul
EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 81
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh simpulan yang
menjawab rumusan masalah diantaranya adalah:
1.Validitas dilakukan dengan menggunakan metode CVR. Sebanyak delapan
butir soal tes DIRGA yang dikembangkan dikatakan valid, dengan nilai CVR
masing-masing butir soal sama dengan 1 dan nilai CVI (content validity index
atau validitas tes secara keseluruhan) sebesar 0,906. Perhitungan nilai
reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode alpha Cronbach, dan
didapatkan nilai reliabilitas tes sebesar 0,755 artinya termasuk pada kategori
dapat diterima.
2.Miskonsepsi yang teridentifikasi dari penggunaan tes DIRGA yang
dikembangkan untuk masing-masing label konsep diantaranya adalah:
a.Gaya antarmolekul terjadi karena adanya ikatan antara atom yang berbeda
muatan di dalam molekul
b.Gaya London hanya dapat terjadi karena adanya interaksi antarmolekul
nonpolar
c.Kekuatan ikatan hidrogen lebih besar dibandingkan kekuatan ikatan
kovalen
d.Perubahan wujud suatu molekul tidak berkaitan dengan gaya
antarmolekul, pada saat suatu senyawa berubah wujud terjadi penguraian
molekul menjadi atom-atom penyusunnnya
e.Ikatan hidrogen pada molekul air adalah ikatan langsung antara atom H
dan atom O di dalam molekul dan tidak termasuk gaya antarmolekul
f. Ikatan hidrogen tidak termasuk jenis gaya antar molekul
g.Ikatan hidrogen terjadi karena adanya ikatan antara atom H dengan atom O
h.Ikatan hidrogen terjadi karena adanya ikatan langsung antara atom H
82
EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
i. Kenaikan titik didih suatu senyawa tidak ada kaitannya dengan gaya
antarmolekul dan hanya dipengaruhi oleh massa molekul
B. Saran
Beberapa saran yang dapat peneliti kemukakan setelah melakukan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1.Bagi para praktisi disarankan untuk menggunakan tes diagnostik pilihan
ganda two-tier berbasis piktorial untuk mendiagnosa miskonsepsi yang
dialami siswa mengingat pentingnya mengetahui konsepsi siswa demi
kelancaran pembelajaran kedepannya. Selain itu, tes yang dikembangkan juga
dapat mengidentifikasi miskonsepsi lebih banyak dibandingkan tes
non-piktorial.
2.Bagi peneliti selanjutnya disarankan melakukan pembuatan tes non-piktorial
dengan soal yang sama dan membandingkan hasil antar keduanya sehingga
dapat memperkuat hasil penelitian, serta dapat dikembangkan pada materi
EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
83
Daftar Pustaka
Abadzivor, H. E. (2006). Assessment of Pictorial Materials in Ghanaian
Pre-School Education (A Case Study in Kumasi Metropolis). (Tesis). Pre-School of
Graduate Studies, Kwame Nkrumah University of Science and Technology, Kumasi.
Adams, W.K., dan Wieman, C.E. (2010). Development and Validation of Instruments to Measure Learning of Expert-Like Thinking. International
Journal of Science Education, hlm. 1-24
Adhiya, E. (2014). Tes diagnostik two-tier pilihan ganda untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi geometri molekul berdasarkan teori VSEPR. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran (edisi revisi). Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Barke, H.D., Al Hazari dan Yitbarek, S. (2009). Misconception In Chemistry. Berlin: Springer
Bayrak, B.K. (2013). “Using Two-Tier Test to Identify Primary Students‟ Conceptual Understanding and Alternative Conceptions in Acid
Base”.Mevlana International Journal of Education, 3 (2): 19-26
Chandraseragan, A.L., Treagust, D.F., dan Mocerino, M. (2007). The development of a two-tier multiple-choice diagnostic instrument for
evaluating secondary school students‟ ability describe and explain chemical
reaction using multiple levels representation. Chemistry Education Research
and practice, 8 (3), hlm. 293-307
Coll, R.K., dan Taylor, T.G.N. (2001). Using constructivism to inform tertiary chemistry pedagogy. Chemistry Education: Research And Practice In
Europe. 2 (3), hlm. 215-226
Dahar, R.W. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Demircioğlu,G., Demircioğlu, H., danYadigaroğlu, M. (2013).An investigation of
chemistry student teachers‟ understanding of chemical
equilibrium.International Journal on New Trends in Education and Their
Implications.4 (2). Hlm. 185-192
Devetak, I., Vogrinc, J., dan Glažar, S.A. (2007). Assessing 16-year-old students’ understanding of aqueous solution at submicroscopic level. Research
84
EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Earl, L., & Katz, S. (2006). Rethinking Classroom Assessment with Purpose in
Mind: Assessment For Learning, Assessment As Learning, Assessment Of Learning. British : Western and Northern Canadian Protocol for
Collaboration in Education
Edens, K.M., & Potter, E.F. (2001). Promoting conceptual understanding through pictorial representation. Studies in Art Education-Spring, 42(3), hlm. 214-233.
Firman, H. (2013). Evaluasi Pembelajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI
Gliem, J.A dan Gliem, R.R. (2003). Cronbach‟s Alpha Reliability Coefficient for
Likert-Type Scales. Midwest Research to Practice Conference in Adult, Continuing, and Community Education Calculating, Interpreting, and Reporting. hlm 82-88
Goh, Khang, N., dan Sai, C.L. (TT). Students' learning difficulties on covalent bonding and structure concepts. Teaching and Learning, 12(2),hlm. 58-65
Kurnia, A. (2014). Pengembangan instrumen tes diagnostik two-tier untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa SMP pada pokok bahasan klasifikasi materi (Skripsi). Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Lawshe, C.H. (1975). “A Quantitative Approach to Content Validity”.Personnel Physichology, 28. hlm. 563-575
Mayer, Steinhoff, Bower dan Mars (1995). A generative theory of textbook design: using annotated illustrations to foster meaningful learning of science text. Education Technology Research and Development, 43 (1). hlm. 31-41
Middlecamp, C. dan Kean, E. (1985).Panduan Belajar Kimia Dasar. Jakarta : Gramedia
Muchtaridi dan Justiana, S. (2006). Kimia 2. Bogor : Quadra
Nuraeni, J.. (2014). Pengembangan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi gaya antarmolekul.(Skripsi). Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Nurpertiwi, T. (2014). Pengembangan instrumen tes diagnostik two-tier multiple
choice untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa SMA pada materi
85
EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Özmen, H. (2004). Some student misconceptions in chemistry: a literature review of chemical bonding. Journal of Science Education and Technology, 13.(2). hlm. 147-159
Özmen, H. (2007). Determination of students‟ alternative conceptions about chemical equilibrium: a review of research and the case of Turkey.
Chemistry Education Research and Practice. 9, hlm. 225–233
Paivio, A. (2006). Dual coding theory and education. pathways to literacy
achievement for high poverty children. The University of Michigan School
of Education
Polit, D. F., Beck, C. T., & Owen, S. V. (2007). Is the CVI an acceptable indicator of content validity? Appraisal and recommendation. Research in Nursing &
Health, 30, hlm. 459-467.
Schmidt, H.J., Kaufmann, B., dan Treagust, D.F. (2009). Students‟ understanding of boiling points and intermolecular forces. Chemistry Education Research and Practice.10, hlm. 265-272.
Silberberg, M.S. (2007). Principles of General Chemistry. New York: McGraw Hill
Sunarya, Y. dan Setiabudi, A. (2009).Mudah dan Aktif Belajar Kimia 2. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Surif, J, Ibrahim, N.H., & Mokhtar, M.. (2012). Conceptual and Procedural Knowledge in Problem Solving. Procedia-Social and Behavioral
Sciences,56, hlm. 416-425.
Tan, Goh, Taber dan Chia. (2005). The ionisation energy diagnostic instrument: a two-tier multiple choice inctrument to determine high schoool students‟ understanding of ionisation energy. Chemistry Education Research and
Practice, 6 (4), hlm. 180-197
Tan, K.D dan Treagust, D.F. (1999). Evaluating students‟ understanding of chemical bonding. School Science Review, 81 (294), hlm. 75-83
Tarhan, L., Ayar-Kayali, H., Urek, R.O., dan Acar, B. (2008). Problem-based learning in 9th grade chemistry class: „intermolecular forces‟. Research Science Education. 38, hlm. 285-300
Tavassoli, A., Jahandar, S., dan Khodabandehlou, M. (2013). The effect of pictorial contexts on reading comprehension of iranian high school students: a comparison between pre-vs. during reading activities. Indian Journal of
Fundamental and Applied Life Sciences, 3 (3), hlm. 553-565
86
EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Treagust, D.F. (2006). “Diagnostic assessment in science as a means to improving teaching, learning and retention”. UniServe Science Assessment Symposium Proceedings, hlm. 1-8
Treagust, D.F. (2009). Conceptual understanding of bruneian tertiary students: chemical bonding and structure. Brunei International Journal of Science &
Mathematica Education. 1(1), hlm. 33-51
Tüysüz, C. (2009). Development of two-tier diagnostic instrument and assess
students‟ understanding in chemistry. Scientific Research and Essay, 4 (6) hlm. 626-631
Walter, E, (kepala editor). (2008). Cambridge Advance Learner’s Dictionary Third Edition. London: Cambridge University Press.
Whitten, K.W., Davis, R.E., dan Peck, M.L. (2003). General Chemistry seventh