• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER

BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI

SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Jurusan Pendidikan Kimia

oleh

EUIS MAYA ISMAYANTI

NIM 1106499

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER

BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI

SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL

Oleh

Euis Maya Ismayanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Euis Maya Ismayanti 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

EUIS MAYA ISMAYANTI

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER

BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI

SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Harry Firman, M.Pd. NIP. 195210081974121001

Pembimbing II

Dra. Wiwi Siswaningsih, M.Si. NIP. 196203011987032001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Kimia

(4)

EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan tes pilihan ganda two-tier berbasis piktorial yang memenuhi kriteria validitas isi dan reliabilitas untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi gaya antarmolekul. Subjek penelitian ini terdiri dari 40 siswa kelas XI Madrasah Aliyah yang telah mempelajari materi gaya antarmolekul. Penelitian ini menggunakan metode pengembangan dan validasi yang terdiri dari pengembangan tes, uji validitas dan reliabilitas tes, pembuatan kunci determinasi serta penggunaan tes dan analisis hasil penggunaan tes. Jumlah butir soal yang dikembangkan sebanyak delapan soal yang terdiri dari delapan label konsep. Berdasarkan uji validitas isi menggunakan metode CVR, semua soal memenuhi kriteria validitas isi. Berdasarkan uji reliabilitas, diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,755, artinya termasuk dalam kategori dapat diterima. Berdasarkan analisis jawaban siswa yang didasarkan pada kunci determinasi diperoleh miskonsepsi yang mempunyai persentase terbesar pada setiap konsepnya, yaitu gaya antarmolekul terjadi karena adanya ikatan antara atom yang berbeda muatan di dalam molekul, gaya London hanya dapat terjadi karena adanya interaksi antarmolekul nonpolar, kekuatan ikatan hidrogen lebih besar dibandingkan kekuatan ikatan kovalen, pada proses pendidihan terjadi penguraian molekul menjadi atom-atom penyusunnnya, ikatan hidrogen tidak termasuk jenis gaya antarmolekul, ikatan hidrogen terjadi karena adanya ikatan antara atom H dengan atom O dan kenaikan titik didih senyawa hanya dipengaruhi oleh massa molekul.

(5)

EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iii ABSTRACT

The objective of this study was to develop pictorial based two-tier multiple choice test that was conform with criteria of content validity and reliability to identification students’ misconception about intermolecular forces. The participants of this study were 40 senior high school students’ who was learned subject intermolecular forces. The Method of this study was development and validation methods, envelop delineation of the purpose and scope of test, development test, validity and reliability test and assembly and evaluation of the test. Eight items was developed in this study. Based on the value of content validity ratio (CVR), all item were valid. The value of reliability of items were developed is 0,755, it means that items were acceptable. Based on analysis of students’ answer were based on a determination key could be found students’ misconceptions which have the biggest presentation in their concept, there is intermolecular forces are the bond within an atom which a different charge, London forces can only occur within a non-polar molecules, the strength of hydrogen bond is bigger than the strength of covalent bond, when the compound boils, the molecules decomposition is happen, hydrogen bond does not the type of intermolecular forces, hydrogen bond is the bond within H atom and O atom in the molecules. The result from this study obtained that the pictorial based two-tier multiple choice test can identifying more misconception than non-pictorial two-tier multiple choice test.

(6)

EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian ... 4

C.Batasan Masalah Penelitian ... 4

D.Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Penjelasan Istilah ... 5

G.Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 8

A.Kajian Pustaka ... 8

1. Miskonsepsi ... 8

2. Tes Diagnostik Pilihan Ganda Two-Tier... 10

3. Tes Piktorial ... 13

4. Deskripsi Materi Gaya Antarmolekul ... 15

5. Studi tentang Miskonsepsi pada Materi Gaya Antarmolekul ... 19

6. Pengembangan Tes ... 20

(7)

EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24

A.Metode Penelitian ... 24

B.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 24

C.Prosedur Penelitian ... 25

1. Tahap Pengembangan Tes ... 26

2. Tahap Validasi ... 27

3. Penentuan Kunci Determinasi... 28

4. Tahap Aplikasi Tes ... 28

D.Teknik Pengolahan Data ... 28

1. Uji Validitas dan Relliabilitas Tes ... 28

2. Analisis Data Hasil Penggunaan Tes ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31

A.Hasil Penelitian ... 31

1. Struktur Tes ... 31

2. Validitas dan Reliabilitas ... 32

3. Miskonsepsi yang Terungkap dari Hasil Penggunaan Tes ... 55

B.Pembahasan ... 72

1. Kelebihan Tes ... 72

2. Kualitas Tes ... 74

3. Kontribusi Sebagai Alat Diagnosa Miskonsepsi Pada Materi Gaya Antarmolekul ... 75

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 81

A. Simpulan ... 81

B. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83

LAMPIRAN ... 87

(8)

EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini dipaparkan pendahuluan penelitian yang dilakukan.

Pendahuluan meliputi latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah

penelitian, batasan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

penjelasan istilah dan struktur organisasi skripsi.

A. Latar Belakang Penelitian

Tuysuz (2009, hlm. 626) dalam jurnalnya menyebutkan bahwa hasil dari

beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa dalam pembelajaran sains

siswa membawa gagasan dan penjelasan tertentu terhadap fenomena alam yang

tidak konsisten dengan gagasan yang diterima oleh komunitas sains atau biasa

disebut dengan miskonsepsi. Istilah miskonsepsi merujuk pada pemahaman siswa

yang tidak sesuai dengan konsep secara ilmiah. Miskonsepsi yang terjadi pada

siswa harus diperbaiki dan harus menjadi perhatian khusus bagi guru serta siswa

itu sendiri, karena miskonsepsi bersifat berulang dan melekat kuat pada siswa,

akibatnya dapat mengganggu konsepsi berikutnya (Dahar, 2011, hlm. 154). Oleh

karena itu, dibutuhkan suatu instrumen yang dapat mengidentifikasi pengetahuan

awal siswa dan kemungkinan miskonsepsi yang dialami siswa.

Miskonsepsi yang terjadi pada siswa dapat diidentifikasi dengan beberapa

cara, diantaranya dengan menggunakan peta konsep, wawancara dan tes

diagnostik pilihan ganda dua tingkat (two-tier) (Tuysuz, 2009, hlm. 626). Peta

konsep dapat digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa, namun

memiliki kelemahan diantaranya siswa tidak cukup mengetahui teknik ini,

penggunaannya membutuhkan waktu yang lama dan penilaiannya tidak mudah

untuk dilakukan. Wawancara dapat digunakan untuk mengetahui ide dan alasan

siswa, namun memiliki kekurangan diantaranya penggunaannya membutuhkan

waktu yang lama dan penilaiannya sangat sulit. Akan tetapi, tes diagnostik pilihan

ganda two-tier sangat berguna untuk mengidentifikasi pemahaman konsep siswa

serta alasan yang mendasari konsep tersebut. Selain itu, perencanaan dan

(9)

2

EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

two-tier juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa

(Treagust, 2006, hlm. 3).

Penelitian terkait pengembangan tes diagnostik two-tier telah banyak

dilakukan baik didalam maupun diluar negeri. Beberapa penelitian pengembangan

tes diagnostik two-tier yang telah dilakukan diluar negeri pada materi kimia

diantaranya pada materi ikatan kimia (Treagust, 1986), energi ionisasi (Tan, Goh,

Taber dan Chia, 2005), reaksi kimia (Chandrasegaran, Treagust dan Macerino,

2007), pemisahan materi (Tuysuz, 2009) dan asam basa (Bayrak, 2013). Adapun

penelitian yang telah dilakukan didalam negeri diantaranya pada materi klasifikasi

materi (Kurnia, 2014), geometri molekul (Adhiya, 2014) dan hidrolisis garam

(Nurpertiwi, 2014). Hasil penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa tes

diagnostik two-tier dapat digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa.

Pada penelitian-penelitian di atas, butir soal pada tes diagnostik pilihan

ganda two-tier berupa narasi mempunyai persentasi lebih besar dibandingkan

dengan soal piktorial. Tes piktorial dapat berupa diagram, gambar, grafik, maupun

tabel (Abadizor, 2009, hlm. 9). Soal berupa narasi mempunyai beberapa

kelemahan salah satunya adalah penggunaan kalimat yang terlalu panjang

sehingga membuat pembaca sulit memahami pokok dari soal dan terkadang

cenderung merasa malas untuk membacanya. Surif, Ibrahim dan Mokhtar (2012,

hlm. 419) menyatakan bahwa konsep kimia yang direpresentasikan dalam bentuk

gambar (piktorial) lebih mudah untuk dipahami dan dijelaskan.

Tes berupa piktorial lebih baik jika dibandingkan dengan tes berupa narasi.

Hal ini diperkuat oleh pernyataan Sternberg (dalam Edens dan Potter, 2001, hlm.

218) yang menyatakan bahwa merepresentasikan konsep sains secara visual

melalui gambar yang dilengkapi dengan teks adalah proses elaboratif yang

mencakup multiple representation yang mempengaruhi kedalaman konsep. Selain

itu, Mayer, Steinhoff, Bower dan Mars (1995, hlm. 31) menyatakan bahwa

representasi piktorial, yaitu paduan gambar dengan teks, dapat memperjelas dan

meningkatkan pemahaman terhadap informasi dibandingkan dengan hanya

menggunakan teks.

Tidaklah mengejutkan bahwa penelitian mengenai pemahaman siswa terkait

(10)

3

EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konsep kimia bersifat abstrak dan penggunaan bahasa yang sulit (Ozmen, 2007,

hlm. 225). Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa sebagian besar siswa

mengalami kesulitan dalam memahami konsep kimia dan mengalami miskonsepsi

(Demircioğlu, Demircioğlu, dan Yadigaroğlu, 2013, hlm. 185). Salah satu materi

kimia yang dianggap sulit adalah materi gaya antarmolekul.

Gaya antarmolekul merupakan salah satu konsep dasar kimia yang

menjelaskan tentang interaksi antara partikel pada senyawa yang berpengaruh

pada sifat fisik sutau senyawa, seperti titk didih dan titik leleh (Whitten, Davis

dan Peck, 2003, hlm. 492). Oleh karena gaya antarmolekul merupakan salah satu

konsep dasar kimia sehingga menjadi salah satu acuan bagi konsep kimia lainnya.

Sebagian besar konsep pada materi gaya antarmolekul bersifat abstrak yang sering

menyebabkan miskonsepsi pada siswa. Miskonsepsi yang dialami siswa biasanya

menyangkut kesalahan dalam pemahaman-pemahaman hubungan antarkonsep

(Ozmen, 2004, hlm. 148). Oleh karena itu, pemahaman siswa pada materi pokok

gaya antarmolekul itu perlu diketahui sejak dini. Hal ini dilakukan agar ketika

miskonsepsi yang dialami siswa diketahui maka dapat segera dicari solusi untuk

mengurangi miskonsepsi tersebut, sehingga miskonsepsi yang dialami siswa tidak

berkelanjutan.

Penelitian tentang identifikasi miskonsepsi siswa pada materi gaya

antarmolekul telah dilakukan diantaranya dengan menggunakan metode

pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) pada penelitian Tarhan,

Ayar-Kayali, Urek, dan Acar (2008) yang bertujuan untuk mengungkap

miskonsepsi siswa pada materi gaya antarmolekul, namun penelitian ini

memerlukan waktu yang relatif lama. Selain itu, Nuraeni (2014) juga telah

melakukan penelitian tentang pengembangan tes diagnostik two-tier pada materi

gaya antarmolekul, akan tetapi tes yang dikembangkan berupa tes narasi.

Sebagaimana dipaparkan sebelumnya bahwa tes berupa narasi mempunyai

kekurangan dalam meningkatkan pemahaman pembaca dibandingkan dengan tes

yang melibatkan gambar.

Berdasarkan berbagai keterangan yang telah disebutkan, pengembangan tes

diagnostik pilihan ganda two-tier berbasis piktorial merupakan salah satu

(11)

4

EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Oleh karena itu, peneliti mengajukan judul “Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Two-Tier Berbasis Piktorial untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa pada Materi Gaya Antarmolekul” sebagai judul penelitian yang akan dilakukan. Tes yang dikembangkan selanjutnya diberi nama tes DIRGA.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, terdapat beberapa permasalahan

diantaranya adalah penelitian tentang pengembangan tes diagnostik pilihan ganda

two-tier sebagian besar masih berbentuk tes narasi dibandingkan dengan tes

piktorial. Tes piktorial mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan tes

narasi salah satunya adalah dapat memperjelas dan meningkatkan pemahaman

terhadap informasi dibandingkan dengan hanya menggunakan teks. Selain itu,

pengembangan tes diagnostik pilihan ganda two-tier berbasis tes piktorial masih

belum banyak dijumpai di Indonesia. Pada penelitian ini, pengembangan tes

berfokus pada materi gaya antarmolekul.

Secara umum, rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah tes

diagnostik pilihan ganda two-tier berbasis piktorial pada materi gaya antarmolekul

dapat dijadikan alat untuk mengetahui miskonsepsi siswa pada materi gaya

antarmolekul. Untuk mendapatkan penelitian yang lebih terarah maka masalah

dirinci menjadi sebagai berikut:

(1) Bagaimana validitas isi dan reliabilitas tes diagnostik pilihan ganda two-tier

berbasis piktorial pada materi gaya antarmolekul atau disebut tes DIRGA

yang dikembangkan ?

(2) Miskonsepsi apa saja yang dialami siswa SMA pada materi gaya

antarmolekul yang dapat diidentifikasi dari hasil penggunaan tes DIRGA

yang dikembangkan?

C. Batasan Masalah Penelitian

Adapun batasan pada penelitian ini adalah soal berupa piktorial hanya pada

soal tier pertama, sedangkan tier kedua berupa narasi. Selain itu, konsep target

pada penelitian ini hanya sebagian dari konsep yang ada pada materi gaya

antarmolekul, yaitu konsep gaya antarmolekul, gaya London, ikatan hidrogen,

(12)

5

EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hidrogen, hubungan gaya antarmolekul dengan perubahan wujud senyawa dan

hubungan gaya antarmolekul dengan titik didih.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan tes diagnostik pilihan ganda

two-tier berbasis piktorial pada materi gaya antarmolekul yang memenuhi syarat

kelayakan melalui uji validitas isi dan reliabilitas sehingga tes yang

dikembangkan dapat dijadikan instrumen untuk mengidentifikasi miskonsepsi

siswa.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian yang akan dilakukan ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi dalam dunia pendidikan khususnya pada bidang pengembangan tes

sebagai usaha untuk mengembangkan tes diagnostik pilihan ganda two-tier yang

berbasis piktorial secara menyeluruh. Adanya alat ukur miskonsepsi ini juga dapat

digunakan oleh para pendidik untuk mengetahui sejauhmana pemahaman konsep

siswa pada materi terkait, sehingga dapat melakukan tindak lanjut dari informasi

yang diperoleh dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya. Selain itu, bagi peneliti

lain dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan referensi untuk penelitian

selanjutnya.

F. Penjelasan Istilah

Berikut beberapa istilah pokok yang berkaitan dengan pengembangan tes

yang dilakukan pada penelitian.

(1) Miskonsepsi diartikan sebagai gagasan yang salah karena adanya kesalahan

(kegagalan) dalam memahami suatu kondisi (Walter, E. 2008, hlm. 52 )

(2) Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui

kelemahan-kelemahan siswa sehingga hasil tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk

memberikan tindak lanjut berupa perlakuan yang tepat dan sesuai dengan

kelemahan yang dimiliki siswa (Arifin, 2012, hlm. 32)

(3) Tes diagnostik pilihan ganda two-tier merupakan bentuk tes pilihan ganda

yang dikombinasikan dengan pilihan jawaban dan alasan tertutup. Pada

(13)

6

EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk menentukan pengetahuan faktual atau konseptual sedangkan pilihan

tier kedua digunakan untuk mengetahui alasan dibalik pilihan tier pertama.

(Treagust, 2006, hlm. 3).

(4) Tes piktorial adalah tes yang melibatkan gambar atau representasi yang

dibuat dengan makna tertentu untuk menggambarkan orang, sesuatu, dan

tempat (Abadzivor, 2006, hlm. 9).

(5) Gaya antarmolekul (atau disebut juga nonbonding force) adalah gaya

tarik-menarik elektrostatik antara molekul sebagai hasil dari muatan parsial

(Silberberg, M.S., 2007, hlm. 358)

(6) Validitas suatu alat ukur menunjukkan sejauh mana alat ukur memenuhhi

fungsinya (Firman, H,2013, hlm. 95)

(7) Reliabilitas adalah ukuran sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran

yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan sesorang (Firman, H,

2013, hlm. 97)

G. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini terdiri dari lima bab. Urutan penulisan skripsi setiap bab adalah

bab I berisi pendahuluan, bab II berisi kajian pustaka dan kerangkan pemikiran,

bab III berisi metodologi penelitian, bab IV berisi hasil penelitian dan

pembahasan, dan bab V berisi simpulan dan saran.

Bab I pendahuluan terdiri dari tujuh bagian bab yaitu latar belakang

penelitian, identifikasi dan rumusan masalah penelitian, batasan penelitian, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah, serta struktur organisasi skripsi.

Bab II kajian pustaka dan kerangkan pemikiran terdiri dari dua bagian bab yaitu

kajian pustaka dan kerangka pemikiran. Kajian pustaka yang disajikan terdiri dari

miskonsepsi, tes diagnostic pilihan ganda two-tier, tes piktorial, deskripsi materi

gaya antarmolekul, studi miskonsepsi pada materi gaya antarmolekul dan

pengembangan tes. Bab III metodologi penelitian terdiri dari lima bagian bab

yaitu metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, prosedur penelitian dan

teknik pengolahan data hasil penelitian. Bab IV hasil penelitian dan pembahasan

terdiri dari dua bagian bab, yaitu hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian

(14)

7

EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada materi gaya antarmolekul, sedangkan pembahasan terdiri dari kelebihan tes,

kualitas tes dan kontribusi tes sebagai alat diagnosa miskonsepsi pada materi gaya

antarmolekul. Bab V simpulan dan saran terdiri dari dua bagian bab, yaitu

simpulan dan saran.

(15)

EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

24 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan metodologi penelitian yang dilakukan. Metodologi

penelitian meliputi metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, prosedur

penelitian, serta teknik pengolahan data hasil penelitian.

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode pengembangan dan validasi,

development and validation, yang mengacu dan memodifikasi pada metode

pengembangan dan validasi yang dilakukan oleh Adams dan Wieman (2010).

Langkah-langkah dalam metode pengembangan dan validasi ini terdiri dari, (1)

penggambaran tujuan tes dan ruang lingkup dari konstruk atau tingakatan dari domain

yang akan diukur; (2) pengembangan (desain) tes; (3) pengembangan, pelaksanaan

tes, evaluasi dan pemilihan butir soal dan pembuatan pedoman penilaian; dan (4)

penggunaan dan evaluasi tes sesuai tujuan pembuatan tes. Secara garis besar

langkah-langkah dalam metode pengembangan dan validasi yang dilakukan pada penelitian ini

terdiri dari, (1) pengembangan (desain) tes; (2) uji validitas dan reliabilitas tes; (3);

penentuan kunci determinasi dan (4) penggunaan tes dan analisis hasil penggunaan

tes.

B. Lokasi dan Subjek penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Daarul ‘Uluum PUI Majalengka tahun ajaran 2014-2015. Lokasi penelitian dipilih berdasarkan kesesuaian

dengan konsep materi yang di teliti. Subjek penelitian dibedakan menjadi dua jenis

berdasarkan tahapan penelitian yang dilakukan, yaitu subjek penelitian pada uji

reliabilitas dan pada uji aplikasi tes. Subjek penelitian pada uji reliabilitas terdiri dari

(16)

25

EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji Validitas Tes Revisi

Ditolak

TAHAP VALIDASI

Penentuan Pola Respon Jawaban Siswa

PENENTUAN KUNCI

DETERMINASI

Penentuan Kunci Determinasi Miskonsepsi

TAHAP APLIKASI TES

Uji Aplikasi Tes DIRGA

Temuan miskonsepsi pada materi gaya antarmolekul Uji Reliabilitas

Analisis miskonsepsi dari hasil jawaban siswa berdasarkan kunci determinasi

siswa kelas XI IPA yang keduanya telah menerima materi gaya antarmolekul. Kedua

subjek penelitian ini berada pada satu lokasi yang sama.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap

pengembangan tes, tahap validasi, penentuan kunci determinasi dan tahap aplikasi

(penggunaan) tes. Alur penelitian disajikan dalam bentuk bagan pada Gambar 3.1.

CVR < 0,99 CVR 0,99

Penetapan tujuan dan ruang lingkup tes (kajian literatur)

Studi kepustakaan tentang tes diagnostik, miskonsepsi, tes two-tier,

tes piktorial dan gaya antarmolekul

Analisis Miskonsepsi (kajian literatur dari hasil penelitian

sebelumnya dan wawancara) Pengumpulan data

Desain Tes

(Pengembangan Tes Disagnostik Pilihan Ganda Two-Tier Berbasis Pikrotial pada Materi Gaya Antarmolekul, Tes Dirga) TAHAP

(17)

26

EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Alur penelitian di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap Pengembangan Tes

Tahap pengembangan tes diagnostik pilihan ganda two-tier yang dilakukan pada

penelitian ini mengacu pada prosedur pengembangan tes yang dilakukan oleh

Chandrasegaran (2007) yang mengacu pada prosedur pengembangan tes yang

dijelaskan Treagust (dalam Chandrasegaran, Treagust dan Mocerino, 2007, hlm 295)

yaitu terdiri dari :

a. Penetapan ruang lingkup dan tujuan tes

Penetapan ruang lingkup dan tujuan tes pada penelitian dilakukan melalui kajian

literatur. Berdasarkan hasil kajian literatur dihasilkan delapan label konsep pada

materi gaya antarmolekul yang kemudian dikembangkan menjadi butir soal. Tes

yang dikembangkan bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada

materi gaya antarmolekul.

b. Pengumpulan data

Sebagaimana tercantum dalam Gambar 3.1, proses pengumpulan data terdiri dari

dua langkah yaitu studi kepustakaan dan analisis miskonsepsi. Hasil dari studi

kepustakaan tentang miskonsepsi, tes diagnostik two-tier, tes piktorial, gaya

antarmolekul, studi miskonsepsi pada materi gaya antarmolekul dan

pengembangan tes tercantum dalam bab II. Analisis miskonsepsi dilakukan

dengan cara kajian literatur dari penelitian tentang miskonsepsi pada materi gaya

antarmolekul yang telah ada. Selain itu, dilakukan juga wawancara kepada 5

orang siswa SMA yang telah mempelajari materi gaya antarmolekul. Hasil dari

wawancara tersebut digunakan untuk pembuatan pilihan alasan pada tier kedua.

c. Desain Tes

Hasil dari analisis miskonsepsi kemudian dibuat sebuah pola instrumen yang di

dalamnya terdapat konsep yang benar dan miskonsepsi pada setiap konsepnya,

yang kemudian dikembangkan menjadi butir soal. Pola instrumen terlampir pada

(18)

27

EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tingkat, tingat pertama terdiri dari empat pilihan jawaban dan tingkat kedua

terdiri dari empat pilhan alasan. Dari hasil analisis miskonsepsi terdapat delapan

konsep utama yang mengalami miskonsepsi pada materi gaya antarmolekul, dan

dihasilkan 17 butir soal pilihan ganda beralasan.

2. Tahap Validasi

Sebagaimana tercantum dalam Gambar 3.1, tahap validasi terdiri dari dua

langkah, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dan uji reliabilitas

dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari tes yang dikembangkan. Uji validitas

yang dilakukan adalah validitas isi (content validity ), yaitu untuk mengetahui

kesesuaian antara konsep dengan butir soal yang dikembangkan. Uji validitas isi

dilakukan dengan menggunakan metode CVR (Content Validity Ratio). Menurut

Lawshe (1975) CVR merupakan sebuah pendekatan validitas isi untuk mengetahui

kesesuaian item dengan domain yang diukur berdasarkan judgement para ahli. Uji

validitas tes yang dikembangkan pada penelitian ini dilakukan berdasarkan

pertimbangan dari lima orang validator yang terdiri dari empat orang dosen kimia dan

satu orang guru mata pelajaran kimia.

Langkah selanjutnya adalah menentukan nilai CVR pada setiap butir soal dengan

menggunakan rumus CVR menurut persamaan Lawshe seperti tertulis dalam bab II.

Selain itu, dilakukan pula revisi pada beberapa butir soal berdasarkan saran dan

masukan dari validator baik dari segi penulisan, penyusunan kata, pemilihan gambar

maupun pemilihan pilihan pada tingkat pertama dan pilihan pada tingkat kedua. Butir

soal yang lolos pada uji validitas digunakan secara keseluruhan pada uji reliabilitas.

Uji reliabilitas dilakukan kepada 65 siswa kelas XI MA Daarul ‘Uluum PUI

Majalengka yang telah mempelajari materi gaya antarmolekul dengan jumlah butir

soal sebanyak 15 soal. Perhitungan nilai reliabilitas dilakukan dengan metode Alpha

Cronbach. Sebelum dilakukan perhitungan nilai reliabilitas, terlebih dahulu dilakukan

penskoran pada setiap butir soal. Apabila jawaban pada tingkat pertama dan tingkat

(19)

28

EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertama dan tingkat kedua salah satu atau keduanya salah, maka nilainya sama

dengan 0.

3. Penentuan Kunci Determinasi

Kunci determinasi adalah cara atau langkah untuk mengidentifikasi miskonsepsi

siswa yang didasarkan pada pola respon jawaban siswa.

4. Tahap Aplikasi Tes

Tahap aplikasi tes dilakukan untuk mengungkap miskonsepsi apa saja yang

dialami siswa pada materi gaya antarmolekul. Langkah yang dilakukan adalah

mengujikan tes diagnostik pilihan ganda two-tier yang telah memenuhi kelayakan

dari segi validitas isi dan reliabilitas yang terdiri dari 8 butir soal kepada 40 siswa

kelas XI IPA yang telah mempelajari materi gaya antarmolekul. Hasil dari jawaban

siswa pada uji aplikasi tes ini kemudian di analisa untuk mengetahui miskonsepai

yang dialami siswa. Analisa miskonsepsi didasarkan pada kunci determinasi

miskonsepsi pada materi gaya antarmolekul.

D. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data terhadap instrumen yang digunakan termasuk juga soal two-tier

yang dikembangkan dilakukan untuk menarik kesimpulan. Berikut dipaparkan teknik

pengolahan data yang dilakukan.

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Tes

Setelah instrumen diagnostik two-tier disusun kemudian dilakukan uji kelayakan

soal. Uji kelayakan terhadap butir-butir soal two tier dilakukan dengan uji validitas

dan uji reliabilitas.

a. Uji Validitas

Uji validitas yang dilakukan pada tahap ini adalah uji validitas isi. Uji validitas

dilakukan dengan menggunakan metode Content Validity Ratio (CVR). Perhitungan

(20)

29

EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

ne : jumlah validator yang mengatakan valid

N : jumlah total validator

Hasil perhitungan CVR setiap butir soal kemudian dibandingkan dengan nilai

CVR minimum untuk menentukan valid atau tidaknya soal tersebut. Krtiteria nilai

CVR minimum untuk jumlah validator lima orang adalah lebih besar atau sama

dengan 0,99 (CVR 0,99). Selain itu, dilakukan pula penentuan validitas tes secara

keseluruhan dengan menggunakan metode Content Validity Index (CVI). Nilai CVI

merupakan rata-rata dari nilai CVR. Kriteria minimum nilai CVI untuk jumlah

validator lima orang adalah lebih besar atau sama dengan 0,80 (CVI 0,80).

b. Reliabilitas

Reliabilitas adalah ukuran sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran

yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan sesorang. Uji reliabilitas

dilakukan dengan menggunakan metode alpha Cronbach. Pengolahan nilai reliabilitas

dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Statistical Package for Social

Sciences (SPSS) versi 16.0 untuk mengetahui kriteria reliabilitasnya. Kriteria nilai

reliabilitas ditunjukkan pada Tabel 2.3.

2. Analisis Data Hasil Penggunaan Tes

Tes diagnostik pilihan ganda two-tier berbasis piktorial yang dikembangkan

akan menghasilkan beberapa pola jawaban siswa sebagaimana ditunjukkan pada

Tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1 Pola Respon Jawaban Siswa Pada Setiap Butir Soal Pilihan pada tier kedua

Pilihan pada tier pertama i ii iii iv

(21)

30

EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B B.i B.ii B.iii B.iv

C C.i C.ii C.iii C.iv

D D.i D.ii D.iii D.iv

Berdasarkan pola jawaban tersebut dibuat kunci determinasi miskonsepsi

materi gaya antarmolekul. Kemudian dilakukan analisis pada jawaban siswa dan

perhitungan pola respon yang dipilih siswa untuk setiap butir soalnya. Pola respon

jawaban siswa dinyatakan dalam bentuk persentase dengan rumus:

Persentase =

100

Identifikasi miskonsepsi yang dialami siswa pada materi gaya antarmolekul

(22)

EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 81

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh simpulan yang

menjawab rumusan masalah diantaranya adalah:

1.Validitas dilakukan dengan menggunakan metode CVR. Sebanyak delapan

butir soal tes DIRGA yang dikembangkan dikatakan valid, dengan nilai CVR

masing-masing butir soal sama dengan 1 dan nilai CVI (content validity index

atau validitas tes secara keseluruhan) sebesar 0,906. Perhitungan nilai

reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode alpha Cronbach, dan

didapatkan nilai reliabilitas tes sebesar 0,755 artinya termasuk pada kategori

dapat diterima.

2.Miskonsepsi yang teridentifikasi dari penggunaan tes DIRGA yang

dikembangkan untuk masing-masing label konsep diantaranya adalah:

a.Gaya antarmolekul terjadi karena adanya ikatan antara atom yang berbeda

muatan di dalam molekul

b.Gaya London hanya dapat terjadi karena adanya interaksi antarmolekul

nonpolar

c.Kekuatan ikatan hidrogen lebih besar dibandingkan kekuatan ikatan

kovalen

d.Perubahan wujud suatu molekul tidak berkaitan dengan gaya

antarmolekul, pada saat suatu senyawa berubah wujud terjadi penguraian

molekul menjadi atom-atom penyusunnnya

e.Ikatan hidrogen pada molekul air adalah ikatan langsung antara atom H

dan atom O di dalam molekul dan tidak termasuk gaya antarmolekul

f. Ikatan hidrogen tidak termasuk jenis gaya antar molekul

g.Ikatan hidrogen terjadi karena adanya ikatan antara atom H dengan atom O

h.Ikatan hidrogen terjadi karena adanya ikatan langsung antara atom H

(23)

82

EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i. Kenaikan titik didih suatu senyawa tidak ada kaitannya dengan gaya

antarmolekul dan hanya dipengaruhi oleh massa molekul

B. Saran

Beberapa saran yang dapat peneliti kemukakan setelah melakukan penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1.Bagi para praktisi disarankan untuk menggunakan tes diagnostik pilihan

ganda two-tier berbasis piktorial untuk mendiagnosa miskonsepsi yang

dialami siswa mengingat pentingnya mengetahui konsepsi siswa demi

kelancaran pembelajaran kedepannya. Selain itu, tes yang dikembangkan juga

dapat mengidentifikasi miskonsepsi lebih banyak dibandingkan tes

non-piktorial.

2.Bagi peneliti selanjutnya disarankan melakukan pembuatan tes non-piktorial

dengan soal yang sama dan membandingkan hasil antar keduanya sehingga

dapat memperkuat hasil penelitian, serta dapat dikembangkan pada materi

(24)

EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

83

Daftar Pustaka

Abadzivor, H. E. (2006). Assessment of Pictorial Materials in Ghanaian

Pre-School Education (A Case Study in Kumasi Metropolis). (Tesis). Pre-School of

Graduate Studies, Kwame Nkrumah University of Science and Technology, Kumasi.

Adams, W.K., dan Wieman, C.E. (2010). Development and Validation of Instruments to Measure Learning of Expert-Like Thinking. International

Journal of Science Education, hlm. 1-24

Adhiya, E. (2014). Tes diagnostik two-tier pilihan ganda untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi geometri molekul berdasarkan teori VSEPR. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran (edisi revisi). Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

Barke, H.D., Al Hazari dan Yitbarek, S. (2009). Misconception In Chemistry. Berlin: Springer

Bayrak, B.K. (2013). “Using Two-Tier Test to Identify Primary Students‟ Conceptual Understanding and Alternative Conceptions in Acid

Base”.Mevlana International Journal of Education, 3 (2): 19-26

Chandraseragan, A.L., Treagust, D.F., dan Mocerino, M. (2007). The development of a two-tier multiple-choice diagnostic instrument for

evaluating secondary school students‟ ability describe and explain chemical

reaction using multiple levels representation. Chemistry Education Research

and practice, 8 (3), hlm. 293-307

Coll, R.K., dan Taylor, T.G.N. (2001). Using constructivism to inform tertiary chemistry pedagogy. Chemistry Education: Research And Practice In

Europe. 2 (3), hlm. 215-226

Dahar, R.W. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Demircioğlu,G., Demircioğlu, H., danYadigaroğlu, M. (2013).An investigation of

chemistry student teachers‟ understanding of chemical

equilibrium.International Journal on New Trends in Education and Their

Implications.4 (2). Hlm. 185-192

Devetak, I., Vogrinc, J., dan Glažar, S.A. (2007). Assessing 16-year-old students’ understanding of aqueous solution at submicroscopic level. Research

(25)

84

EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Earl, L., & Katz, S. (2006). Rethinking Classroom Assessment with Purpose in

Mind: Assessment For Learning, Assessment As Learning, Assessment Of Learning. British : Western and Northern Canadian Protocol for

Collaboration in Education

Edens, K.M., & Potter, E.F. (2001). Promoting conceptual understanding through pictorial representation. Studies in Art Education-Spring, 42(3), hlm. 214-233.

Firman, H. (2013). Evaluasi Pembelajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

Gliem, J.A dan Gliem, R.R. (2003). Cronbach‟s Alpha Reliability Coefficient for

Likert-Type Scales. Midwest Research to Practice Conference in Adult, Continuing, and Community Education Calculating, Interpreting, and Reporting. hlm 82-88

Goh, Khang, N., dan Sai, C.L. (TT). Students' learning difficulties on covalent bonding and structure concepts. Teaching and Learning, 12(2),hlm. 58-65

Kurnia, A. (2014). Pengembangan instrumen tes diagnostik two-tier untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa SMP pada pokok bahasan klasifikasi materi (Skripsi). Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Lawshe, C.H. (1975). “A Quantitative Approach to Content Validity”.Personnel Physichology, 28. hlm. 563-575

Mayer, Steinhoff, Bower dan Mars (1995). A generative theory of textbook design: using annotated illustrations to foster meaningful learning of science text. Education Technology Research and Development, 43 (1). hlm. 31-41

Middlecamp, C. dan Kean, E. (1985).Panduan Belajar Kimia Dasar. Jakarta : Gramedia

Muchtaridi dan Justiana, S. (2006). Kimia 2. Bogor : Quadra

Nuraeni, J.. (2014). Pengembangan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi gaya antarmolekul.(Skripsi). Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Nurpertiwi, T. (2014). Pengembangan instrumen tes diagnostik two-tier multiple

choice untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa SMA pada materi

(26)

85

EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Özmen, H. (2004). Some student misconceptions in chemistry: a literature review of chemical bonding. Journal of Science Education and Technology, 13.(2). hlm. 147-159

Özmen, H. (2007). Determination of students‟ alternative conceptions about chemical equilibrium: a review of research and the case of Turkey.

Chemistry Education Research and Practice. 9, hlm. 225–233

Paivio, A. (2006). Dual coding theory and education. pathways to literacy

achievement for high poverty children. The University of Michigan School

of Education

Polit, D. F., Beck, C. T., & Owen, S. V. (2007). Is the CVI an acceptable indicator of content validity? Appraisal and recommendation. Research in Nursing &

Health, 30, hlm. 459-467.

Schmidt, H.J., Kaufmann, B., dan Treagust, D.F. (2009). Students‟ understanding of boiling points and intermolecular forces. Chemistry Education Research and Practice.10, hlm. 265-272.

Silberberg, M.S. (2007). Principles of General Chemistry. New York: McGraw Hill

Sunarya, Y. dan Setiabudi, A. (2009).Mudah dan Aktif Belajar Kimia 2. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Surif, J, Ibrahim, N.H., & Mokhtar, M.. (2012). Conceptual and Procedural Knowledge in Problem Solving. Procedia-Social and Behavioral

Sciences,56, hlm. 416-425.

Tan, Goh, Taber dan Chia. (2005). The ionisation energy diagnostic instrument: a two-tier multiple choice inctrument to determine high schoool students‟ understanding of ionisation energy. Chemistry Education Research and

Practice, 6 (4), hlm. 180-197

Tan, K.D dan Treagust, D.F. (1999). Evaluating students‟ understanding of chemical bonding. School Science Review, 81 (294), hlm. 75-83

Tarhan, L., Ayar-Kayali, H., Urek, R.O., dan Acar, B. (2008). Problem-based learning in 9th grade chemistry class: „intermolecular forces‟. Research Science Education. 38, hlm. 285-300

Tavassoli, A., Jahandar, S., dan Khodabandehlou, M. (2013). The effect of pictorial contexts on reading comprehension of iranian high school students: a comparison between pre-vs. during reading activities. Indian Journal of

Fundamental and Applied Life Sciences, 3 (3), hlm. 553-565

(27)

86

EUIS MAYA ISMAYANTI, 2015

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Treagust, D.F. (2006). “Diagnostic assessment in science as a means to improving teaching, learning and retention”. UniServe Science Assessment Symposium Proceedings, hlm. 1-8

Treagust, D.F. (2009). Conceptual understanding of bruneian tertiary students: chemical bonding and structure. Brunei International Journal of Science &

Mathematica Education. 1(1), hlm. 33-51

Tüysüz, C. (2009). Development of two-tier diagnostic instrument and assess

students‟ understanding in chemistry. Scientific Research and Essay, 4 (6) hlm. 626-631

Walter, E, (kepala editor). (2008). Cambridge Advance Learner’s Dictionary Third Edition. London: Cambridge University Press.

Whitten, K.W., Davis, R.E., dan Peck, M.L. (2003). General Chemistry seventh

Gambar

Tabel 3.1 Pola Respon Jawaban Siswa Pada Setiap Butir Soal

Referensi

Dokumen terkait

… Bimbingan karir (BK) sebagai sarana pemenuhan kebutuhan perkembangan individu yang harus dilihat sebagai bagian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan dalam

BUPATI  BARITO  KUALA PROVINSI  KALIMANTAN  SELATAN KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA.

siswa yang terintegrasi dalam program bimbingan konseling kepada seluruh siwa. SMK

Formulasi nira aren dan ekstrak jahe merah memberikan pengaruh tidak nyata terhadap kadar air minuman jahe merah instan yang dihasilkan, tetapi mem- berikan pengaruh nyata

Tinjauan Yuridis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/PUU-XI/2013 Tentang Pemilu Serentak Dengan Tujuan Memperoleh Kualitas Pemilu Yang Lebih Baik. Skripsi Bagian Hukum

Setelah dilakukan evaluasi terhadap dokumen penawaran dan kualifikasi yang Saudara ajukan pada pekerjaan Renovasi Gedung Kantor Tahap Finishing dan Sarana Lingkungan

Dengan  penyajian  keuangan  yang  baik  dan  sesuai  dengan  standar  yang  berlaku  dapat 

Apabila Saudara tidak hadir sesuai jadwal tersebut di atas dengan alasan yang tidak dapat diterima, maka perusahaan Saudara beserta Pengurusnya dimasukkan ke dalam Daftar Hitam