• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN TARI RANTAK PADA PEMEBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DI SMPN 9 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN TARI RANTAK PADA PEMEBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DI SMPN 9 BANDUNG."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

TARI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA

SISWA DI SMPN 9 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Jurusan Pendidikan Seni Tari

Oleh

Fajri Utami Meylestari

1100750

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI TARI

FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN

(2)

DI SMP NEGERI 9 BANDUNG

Oleh

Fajri Utami Meylestari

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Tari

© Fajri Utami Meylestari

Universitas Pendidikan Indonesia

September 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian,

(3)

SKRIPSI

PENERAPAN TARI RANTAK PADA PEMBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DI SMPN 9

BANDUNG

Oleh:

FAJRI UTAMI MEYLESTARI

1100750

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Desfina, M.Hum NIP. 196102201990032001

Pembimbing II

Ayo Sunaryo,M.Pd NIP. 197708042005011001

Mengetahui,

KetuaDepartemenPendidikanSeniTari

(4)

Fajri Utami Meylestari,2015

PENERAPAN TARI RANTAK PADA PEMEBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DI SMPN 9 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Pembelajaran seni tari sangat menuntut siswa untuk aktif bergerak dan bekerjasama tetapi yang terjadi di lapangan tingkat kerjasama siswa sangat lemah. Rumusan yang terdapat dalam penelitian ini yaitu bagaimana tingkat kerjasama siswa sebelum, proses, dan setelah di terapkannya tari Rantak. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan tari Rantak untuk meningkatkan kerjasama siswa pada saat sebelum, proses, dan setelah diadakan treatment dalam pembelajaran seni tari. Manfaat dalam penelitian ini dapat menambah ilmu mengenai tari Rantak untuk meningkatkan kerjasama siswa. metode yang digunakan dalam penelitian ini eksperimen dengan jenis Pre-Eksperimental (One-Group Pretest-Posttest Design), karena dalam penelitian ini tidak memakai kelas pembanding. Hasil penelitian di lapangan menunjukan nsetelah diterapkannya tari Rantak, kerjasama siswa meningkat dengan signifikan. Hasil uji kerjasama dari tiga aspek keterampilan berkomunikasi, meningkatkan kerjasama, dan tolong menolong mengalami perubahan yang sangat signifikan dengan hasil uji analisis data yang di dapatkan setelah dilakukannya

perhitungan data, peneliti mendapatkan hasil bahwa

t

hitung>

t

tabeldengan nilai

t

hitung 60,94

lebih besar dibandingkan

t

tabel dengan nilai 1,690. Berdasarkan hal tersebut kesimpulan dari penelitian ini bahwa penerapan tari Rantak dapat meningkatkan kerjasama siswa.

(5)
(6)

Fajri Utami Meylestari,2015

kMeningkatkanKerjasamaSiswa di SMP Negeri 9

Bandung...

3. HasilPembelajaranSeniTariTerhadap Tingkat

KerjasamaSiswaSetelahPenerapanTariRantak di SMP

(7)

Fajri Utami Meylestari,2015

10

2

10

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan usaha sadar membentuk manusia menuju kedewasaannya,

baik secara mental, intelektual maupun emosional. Pendidikan juga sebagai sarana

untuk menyiapkan generasi masa kini sekaligus masa depan. Hal ini dapat diartikan

bahwa proses pendidikan yang dilakukan saat ini bukan semata-mata untuk hari ini,

melainkan untuk masa depan. Seperti yang ada dalam Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1

disebutkan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan adalah :

Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pernyataan di atas menerangkan bahwa pendidikan di sekolah tidak hanya

ditentukan oleh proses belajar mengajar yang telah dilakukan, tetapi ditentukan pula

oleh guru sebagai media dan fasilitator pembelajaran. Guru menjadi pemimpin belajar

yang memberi fasilitas belajar dan lingkungan yang kondusif yang memungkinkan

siswa untuk belajar dengan nyaman dan mendapatkan hasil belajar yang maksimal,

termasuk pada pembelajaran seni tari.

Pembelajaran seni tari merupakan bagian dari pembelajaran seni budaya yang

memiliki peran dalam membina peserta didik untuk mengembangkan logika, estetika,

dan etika melalui pengenalan materi seni baik itu tradisi maupun non tradisi.

Pemebelajaran seni tari juga merupakan salah satu pemebelajaran yang memiliki

kunci utama dalam mengembangkan potensi untuk berkreativitas. Mengapa demikian

karena pembelajaran seni tari memiliki sifat yang dapat merangsang siswa untuk lebih

(9)

Fajri Utami Meylestari,2015

keunikan dan manfaat terhadap peserta didik berupa pemberian pengalaman estetik

dalam bentuk kegiatan berkreasi dan berekspresi.

Proses pembelajaran seni tari disekolah tempat kita mengajar harus sesuai dengan

kurikulum yang didalamnya menjelaskan bahwa sebaiknya guru selain membina

keaktifan dan kreativitas siswa. kegiatan pembelajaran seni tari juga bertujuan untuk

mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka. Berkaitan dengan hal tersebut

apabila diaplikasikan dalam proses belajar mengajar disekolah, peserta diarahkan ke

suasana demokrasi agar potensi siswa dapat berkembang dengan baik. Menurut

Dewey and Thelan (dalam Trianto, 2007, hlm. 45) “...sekolah dipandang sebagai

laboratorium untuk mengembangkan tingkah laku demokrasi”. Suasana demokrasi

yaitu suasana yang memungkinkan untuk tumbuh kembangnya potensi-potensi siswa

yang positif dan bermanfaat bagi pembangunan bangsa, seperti halnya

mengembangkan kreativitas siswa, mengembangkan kemampuan berfikir, dan

mengembangkan keterampilan berinteraksi dengan lingkungan. Melalui pembelajaran

seni tari diharapkan peserta didik dapat membangun kerjasama antar siswa baik dalam

kehidupan sehari-hari atau dalam kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran seni tari sangat menuntut siswa untuk aktif begerak dan

bekerjasama, tetapi yang terjadi di lapangan siswa cenderung kurang aktif dalam

pembelajaran seni tari, terutama bagi siswa laki-laki. Mereka beranggapan bahwa tari

hanya untuk perempuan saja, karena sifatnya yang lemah gemulai. Selain itu tari sulit

untuk dipelajari apalagi materi tarian yang diajarkan merupakan materi tari bentuk

yang geraknya lebih luwes. Dilihat dari cara siswa dalam bersosialisasi masih ada

yang acuh terhadap teman sekelasnya. Bahkan dalam kelompok belajar pun mereka

masih milih-milih mana teman yang paling dekat, biasanya itu masuk ke dalam

kelompok belajarnyanya, dan pada akhirnya ada beberapa siswa yang tidak kebagian

kelompok. Baik siswa perempuan maupun siswa laki-laki tidak mau saling membaur

dalam kegiatan belajar di kelas. Bagaimana siswa bisa bekerjasama dalam kelompok

belajar kalau sosialisasi mereka terhadap teman sekelasnya kurang atau tidak ada

sama sekali. Jika dilihat dari psikologi perkembangan peserta didik ada beberapa

karakteristik anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) berada pada tahap

perkembangan pubertas (10-14 Tahun) menurut Desmita (2011, hlm. 36)

(10)

serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan

dari orangtua”. Hal ini dapat terjadi karena materi yang disampaikan oleh guru

terkadang kurang dapat dipahami oleh siswa.

Ketepatan pemilihan materi menjadi faktor yang sangat penting dan berpengaruh

dalam proses belajar mengajar, hal ini yang kurang diperhatikan oleh guru pada saat

menentukan materi pembelajaran. Ada baiknya guru saat akan memberikan materi

disesuaikan dengan silabus mata pelajaran seni tari di sekolah tersebut. Adapun

metode dan model pembelajaran yang kurang tepat diajarkan oleh guru dikelas

sehingga siswa kurang termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran seni

tari.Untuk mengantisipasi permasalahan pembelajaran tersebut peran guru sangatlah

penting. Guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan akademik dalam

menentukan materi yang akan diajarkan. Materi yang diberikan guru kepada siswa

sangat mempengaruhi suasana belajar di kelas.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan guru dalam meningkatkan kerjasama antara

siswa dalam pembelajaran seni tari dengan pemilihan materi tarian yang cocok untuk

diterapkan kepada siswa. Salah satunya yaitu tari rantak sebagai salah satu pemilihan

materi ajar yang dianggap oleh peneliti cocok di terapkan di kelas VII dalam

pembelajaran seni tari. Tari Rantak dapat mengembangkan kerjasama diantara

murid-murid, karena tari Rantak mudah dan gerakannya rampak sehingga murid-murid dapat

mempelajarinya. Terlihat rampak pada gerak tangan dan rampak pada gerak kaki.

Contohnya seperti saat gerak menepuk tangan dan gerak menghentakkan kaki ke

lantai. Agar suaranya terdengar rampak maka dibutuhkan kerjasama. Berikut hal-hal

yang terdapat dalam tari kelompok yang sesuai dengan tari Rantak.

1. Musik dinamis 2. Gerak energik 3. Mudah dicerna 4. Gerak rampak

5. Dibawakan oleh laki-laki dan perempuan 6. Pola lantai mudah

Jika dikaitkan dalam bentuk kerjasama dalam musik dan gerak terdapat satu kesatuan

yang tak dapat dipisahkan,yaitu musik tari rantak sendiri sangatlah dinamis sudah bisa

membangun suasana untuk bekerjasama. Dengan gerak penari yang energik dan

(11)

Fajri Utami Meylestari,2015

dalam tari kelompok itu geraknya haruslah rampak, mulai dari ketukan / tempo,

pengolahan tenaga, ruang, dan level. Murgiyanto (1986, hlm. 38) mengatakan bahwa :

Sebuah komposisi kelompok, bukanlah sekedar sebuah tarian tunggal yang dilakukan oleh dua, tiga, empat, atau lebih penari, dimana setiap gerakan selalu dilakukan secara serempak. Dengan perkataan lain sebuah kelompok bukanlah

bentuk “penggandaan” tarian tunggal.

Kemudian Murgiyanto (1986, hlm. 39) juga menambahkan bahwa:

Dalam sebuah komposisi kelompok, setiap pola atau rangkaian gerak dapat dilakukan secara: serempak, berimbang, berseling-seling, terpecah-pecah dan berurutan, dengan pola lantai yang dapat dibuat tetap di temapt atau berpindah tempat.

Soedarsono (1986, hlm. 113) mengatakan bahwa :

...untuk koreografi kelompok masih memerlukan satu desain lagi yaitu desain kelompok. Desain kelompok ini bisa digarap dengan menggunakan desain lantai, desain atas atau desain musik sebagai dasarnya, atau dapat pula didasari oleh ketiga-tiganya. Desain lantai yang digunakan sebagai dasar dari desain kelompok dapat merupakan desain lantai yang tidak bergerak dan dapat pula yang bergerak.

Kemudian Soedarsono (1986, hlm. 113) menambahkan bahwa :

Ada lima bentuk desain kelompok, yaitu unision atau serempak, balanced atau berimbang, broken atau terpecah, alternate atau selang seling dan canon atau bergantian. Sudah barang tentu perpaduan antara bentuk yang satu dengan bentuk yang lain akan lebih memaniskan koreografi. Selain itu bentuk-bentuk desain kelompok tersebut masing-masing memiliki kekuatan menyentuh perasaan penonton yang khas.

Bentuk desain ini terlihat pada gerak dalam tari rantak dimana dalam satu jeda ada

perbedaan gerak antara penari laki-laki dan perempuan, namun perbedaan gerak itu

jika dilakukan bersama-sama akan terlihat indah. Jadi penari dituntut untuk saling

bekerjasama saat menarikan tari rantak, karena tari rantak merupakan sebuah tari

kelompok yang geraknya haruslah rampak.

Tari rantak merupakan tarian Minangkabau yang sangat dinamis,

gerakan-gerakannya penuh gerakan yang terinspirasi dari pencak silat. Pencak silat merupakan

seni bela diri yang tertanam sangat kuat dalam tradisi rakyat Minangkabau Sumatera

Barat hinga mengilhami salah satu gerakan seni tarian yang disebut tari rantak.

(12)

dinamis dan unik untuk dilihat karena menampilkan gerakan-gerakan dinamis yang

terinspirasi dari pencak silat. Yang membuat menarik tarian ini lebih „ramai‟ karena

selain musik, sesekali ada suara keras saat para penari menghentakkan kaki di

lantai.Tarian rantak ini biasanya dibawakan oleh beberapa orang pria dan wanita yang

mengenakan pakaian berwarna merah serta emas. Dengan kombinasi pakaian yang

warnanya cerah, kostum laki-laki dan perempuan sama, musik yang dinamis dan

gerakan-gerakan yang kuat dan tajam plus hentakan kaki, tari rantak merupakan

pertunjukan yang mengagumkan untuk dilihat. Selain itu tari ini bisa dibawakan

secara kelompok atau berpasangan antara putra dan putri. Tari ini tidak menggunakan

media handproperty, hanya mengandalkan hentakan kaki ke bumi. Tari rantak

memiliki gerakan yang energik dan ritme yang dinamis. Tari ini sering di tampilkan

dengan berbagai variasi gerak dan variasi jumlah penari. Sehingga dirasa cocok untuk

dapat meningkatkan kerjasama siswa saat menarikannya. Kesederhanaan dan

semangat yang terkandung dalam tari rantak ini dapat dijadikan sebagai salah satu

bahan ajar dalam pembelajaran seni tari pada siswa kelas VII ditingkat SMP.

Masalah yang terjadi di lapangan adalah kurangnya kerjasama antar siswa dalam

pembelajaran seni tari di kelas. Lebih dominannya siswa perempuan dari pada siswa

laki-laki yang mau menari, karena tari identik dengan perempuan, kemudian siswa

laki-laki banyak yang merasa gengsi karena mereka menganggap bahwa tari itu hanya

untuk perempuan saja sehingga siswa laki-laki lebih pasif untuk kerjasama dalam

pembelajaran seni tari di kelas. Padahal masih banyak tari nusantara yang bisa

dibawakan dan dipelajari secara berkelompok oleh siswa laki-laki dan siswa

perempuan untuk membangun kerjasama antar siswa. Salah satunya tari Rantak dari

Minangkabau tarian ini sangat energik dan dinamis juga mudah dipahami oleh siswa

baik siswa perempuan maupun siswa laki-laki. Selain itu gerak tari Rantak merupakan

gerak pencak silat yang dimana siswa laki-laki dan siswa perempuan bisa

menarikanya bersama-sama karena tidak ada gerak yang membedakan atara

perempuan dan laki-laki memungkinkan untuk meningktakan kerjasama.

Permasalahan diatas banyak cara untuk membangun kerjasama siswa di dalam

kelas salah satunya dengan pemilihan materi tarian yang tepat untuk diterapkan

kepada siswa di dalam kelas. Salah satu tari nusantara yang bisa dibawakan secara

(13)

Fajri Utami Meylestari,2015

karena Rantak itu rampak sama dengan kerjasama, di dalam tari Rantak selalu

dituntut kerjasama. Seperti saat melakukan rentak kaki bersama-sama, jika tidak ada

kerjasama tidak akan rantak bunyi yang terdengar. Di dalam tari Rantak juga ada

gerak menepuk tangan yang harus dilakukan bersama-sama agar bunyinya terdengar

rampak untuk meningkatkan kerjasama. Musik tari Rantak dinamis mudah dicerna

oleh siswa. Antar gerak dan musik harus saling menyatu jika tidak ada kesatuan tidak

akan ada kerjasama. Musik itu harus dilakukan sesuai ketukan yang sudah ada agar

rampak jika tidak dilakukan sesuai dengan ketukan tentu tidak rampak agar rampak

maka dibutuhkan kerjasama antar siswa. Selain itu tari tersebut merupakan jenis tari

kelompok yang jumlah penarinya lebih dari dua orang. Bisa dibawakan oleh

beberapa orang laki-laki dan perempuan. Sehingga siswa laki-laki dan siswa

perempuan bisa menarikan tarian ini karena tidak ada batasan gerak antara laki-laki

dan perempuan. Dalam tari kelompok geraknya harus rampak supaya bisa

bekerjasama, kerena kalau tidak ada kerjasama yang baik didalam kelompok, maka

tidak akan tercipta gerak tari yang rampak dan indah. Maka dari itu perlu adanya

hubungan kerjasama yang baik antar sesama anggota kelompok, walaupun latar

belakang mereka berbeda-beda. Perbedaan disini bisa terjadi karena jenis kelamin

laki-laki dan perempuan, faktor pandai dan kurang pandai, faktor lingkungan

keluarga, agama, suku maupun budaya. Perbedaan yang seperti ini peneliti temui di

dalam kelas dan ini sangat terlihat jelas antara kelompok siswa laki-laki dan

kelompok siswa perempuan, ada siswa yang mau berbaur dengan teman sesama

jenisnya ada juga yang tidak mau berbaur, bahkan ada diskriminasi sehingga menurut

peneliti tari Rantak cocok untuk diterapkan agar kerjasama siswa lebih meningkat.

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa kelas VII 9 di SMP Negeri 9

Bandung. Alasan memilih SMP tersebut dikarenakan sekolah tersebut cukup

representatif untuk dijadikan tempat penelitian. Selain itu karena karakteristik siswa

SMP yang cenderung senang bergerombol dengan teman-temanya, tingkat emosi

yang masih labil, dan memiliki sifat egosentrisme yang mempengaruhi tingkat

kerjasama.

Selain itu siswa mendapatkan wawasan baru mengenai tari nusantara tari Rantak.

(14)

B. Identifikasi Masalah

Masalah yang terjadi di lapangan yaitu:

1. Kurangnya kerjasama antar siswa dalam pembelajaran seni tari di kelas.

2. Siswa laki-laki lebih pasif dari pada siswa perempuan untuk bekerjasama

dalam pembelajaran seni tari di kelas.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Adapun masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana tingkat kerjasama siswa di SMP Negeri 9 Bandung sebelum penerapan

tari Rantak dalam pembelajaran seni tari?

2. Bagaimana tingkat kerjasama siswa di SMP Negeri 9 Bandung saat proses

penerapan tari Rantak dalam pembelajaran seni tari?

3. Bagaimana tingkat kerjasama siswa di SMP Negeri 9 Bandung setelah penerapan

tari Rantak dalam pembelajaran seni tari?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini

yatiu sebagai berikut.

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tingkat kerjasama siswa dengan

media pembelajaran tari berkelompok melalui tari Rantak .

2. Tujuan Khusus

a. Untuk memberikan gambaran tentang kerjasama siswa di SMP Negeri 9

Bandung dalam pembelajaran seni tari sebelum penerapan tari Rantak.

b. Untuk mendeskripsikan data tentang kerjasama siswa di SMP Negeri 9

(15)

Fajri Utami Meylestari,2015

c. Untuk memperoleh data tentang kerjasama siswa di SMP Negeri 9 Bandung

setelah penerapan tari Rantak dalam pembelajaran seni tari.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat bagi berbagai kalangan,

seperti berikut :

1. Siswa

a. Meningkatkan kerjasama siswa dalam tim

b. Memberikan pengalaman kepada siswa menjadi aktif dan kreatif

c. Membantu siswa untuk dapat berinteraksi antar sesama teman dan melatih

tanggung jawab individu.

2. Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan serta keterampilan dalam

mengembangkan proses pembelajaran seni tari. Selain itu dapat pula

menjadikan karya tulis ini sebagai bahan diskusi maupun referensi untuk

acuan penelitian lanjutan.

3. Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai bahan acuan dan

memberikan kontibusi konkrit dalam mengembangkan dan meningkatkan

Sumber Daya Manusia dan kualitas pembelajaran seni tari.

4. Lembaga UPI

Menambah catatan dan dokumentasi kepustakaan di UPI dalam

mengembangkan inovasi pembelajaran sehingga mampu memberikan

dukungan nyata dalam menjaga dan meningkatkan kualitas UPI sebagai

perguruan tinggi yang konsisten pada wilayah pendidikan.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini terdiri dari lima bab yang membahas tentang permasalahan pada

penelitian ini. Adapun lima bab tersebut meliputi :

(16)

Bab I pada skipsi ini berisi tentang uraian pendahuluan yang terdiri dari sub

bab-sub bab yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, asumsi penelitian, hipotesis penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

2. Bab II Kajian Pustaka

Bab II pada skripsi ini menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan

permasalahan pada penelitian ini sebagai teori yang dijadikan oleh peneliti. Adapun

sub bab-sub pada bab II ini yaitu telaah penelitian sebelumnya penelitian terdahulu,

karakteristik siswa,pembelajaran seni tari, tari Rantak di dalam masyarakat

Minangkabau , konsep tari kelompok, sikap kerjasama siswa.

3. Bab III Metode Penelitian

Bab III pada skripsi ini menguraikan tentang metode penelitian dan beberapa

komponen pada penelitian ini. Adapun sub bab-sub bab pada bab III ini yaitu metode

penelitian, lokasi, populasi, dan sampel penelitian, instrumen penelitian, teknik

pengumpulan data, prosedur penelitian, definisi operasional, variabel penelitian,

asumsi, hipotesis, teknik analisis data.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berupa pembahasan dan jawaban dari rumusan masalah yang sudah peneliti

lakukan.

5. Bab V Simpulan, Implikasi, dan Rekomendasi

Peneliti menyimpulkan hasil penelitiannya, apakah hasilnya berhasil atau tidak.

Kemudian peneliti juga memberikan saran kepada peneliti selanjutnya yang akan

melakukan penelitian eksperimen. Selain itu pada bab ini peneliti menyajikan

penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus

(17)
(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen melalui pendekatan kuantitatif

dengan menggunakan jenis penelitian Pre-Experimental. Mengenai pengertian

ekperimen, sesuai dengan pendapat Sugiyono (2011, hlm. 74) mengemukakan bahwa:

Dikatakan pre-experimental design, karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Mengapa ?, karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.

Bentuk penelitian yang di pakai oleh peneliti adalah One-Group Pretest-Posttest

Design. Peneliti mengambil bentuk penelitian ini karena tidak adanya kelas

pembanding dan peneliti hanya memberikan sebuah penerapan tari Rantak pada satu

kelompok.

Bentuk pre-experimental designs ada beberapa macam yaitu : One-Shot Case

Study, One-Group Pretest-Posttest Design, dan Intact-Group Comparasion. Menurut

Sugoiyono (2011, hlm.74)

Metode ini digunakan untuk menerapkan tari rantak sebagai media untuk

mengukur kerjasama siswa dalam pembelajaran seni tari melalui tari berkelompok.

Tari rantak tersebut dijadikan sebagai media untuk diujicobakan pada peningkatan

kerjasama siswa terhadap pembelajaran seni tari yang terangkap dalam mata pelajaran

seni budaya dan keterampilan di SMP Negeri 9 Bandung pada kelas VII 9.

Desain penelitian merupakan rumusan dari rancangan yang dibuat sedemikian

rupa agar arah penelitian jelas dan mencapai tujuan yang diharapkan. Di dalam desain

penelitian seorang peneliti harus memaparkan berbagai macam bentuk susunan

(19)

Desain penelitian ini menggunakan One-Group Pretest-Posttest Design dari

Pre-eksperimental. Artinya pada desain ini terdapat pretest, sebelum diberikan treatment.

Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat

membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Sugiyono (2011, hlm.74).

Desain ini dapat digambarkan seperti berikut :

Keterangan :

= nilai pretest (sebelum diberikan treatment)

X

= treatment

O

2 = nilai postest (setelah diberi treatment)

(20)

B. Desain Penelitian

Bagan 3.1

Kerangka Desain Penelitian

Kurikulum

Siswa

Pembelajaran Seni Tari Melalui Tari Rantak

(Variabel X)

Kerjasama Siswa

(Variabel Y)

Lingkungan

Sosial Hasil :

Siswa mau bersosialisasi

Indikator dalam tari :

a. Keterampilan Berkomunikasi, dimana siswa bisa menuangkan ide/gagasannya ketika berdiskusi, siswa yang terampil dalam berkomunikasi bisa bertanya kepada anggota kelompoknya mengenai gerak yang belum dikuasai, dan mengajak siswa yang paif untuk berbaur.

b. Meningkatkan Kerjasama, dimana siswa mampu bekerjasama dalam mengeksplor gerak tari, menyusun gerak tari dan berlatih.

(21)

Sumber : Amir, dkk (2002, hlm. 34-35)

C. Lokasi, populasi, dan sampel Penelitian

1. Lokasi

Lokasi penelitian ini dilakukan di SMPN 9 Bandung yang bertempat di

Jalan Semar no. 5 Bandung. Alasan memilih SMP tersebut dikarenakan

sekolah ini memiliki kriteria yang sesuai dengan keinginan peneliti.

2. Populasi

Populasi merupakan kelompok besar yang menjadi objek dari sebuah

penelitian. Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2014, hlm. 117). Populasi pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII

SMP Negeri 9 Bandung yang berjumlah 432 orang siswa. Pemilihan populasi

pada penelitian ini karena di kelas ini pembelajaran seni tari diberikan.

Peneliti memilih kelas VII 9 yang berjumlah 36 orang, seluruh populasi

merupakan sampel dari penelitian ini.

3. Sampel

Pada penelitian ini peneliti menentukan sampel dengan menggunakan

teknik Sampling Purposive, yaitu teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011, hlm. 85).

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2014, hlm. 118). Sampel dalam penelitian ini

peneliti memilih satu kelas dari keseluruhan kelas VII yang terdiri dari 12

kelas, yaitu kelas VII 9 yang berjumlah 36 orang, yaitu 21 orang siswa

perempuan dan 15 siswa laki-laki. Pemilihan sampel kelas ini karena VII 9

karena karakteristik siswa laki-laki yang pasif dalam pembelajaran sehingga

peneliti menilai akan sangat berpengaruh terhadap proses kerjasama antar

(22)

begitu pun dengan siswa laki-laki yang dinilai kurang memiliki minat terhadap

pembelajaran seni tari, mereka cenderung malu jika harus menari apalagi

dengan jumlah siswa perempuan yang lebih banyak dari pada siswa laki-laki,

sehingga tingkat kerjasama antar siswa pun cenderung kurang. Hal-hal ini

terbukti pada saat observasi awal siswa merasa merasa keberatan dengan

pemilihan kelompok secara acak, dan lebih menyukai satu kelompok dengan

teman-teman yang memiliki kedekatan khusus ( teman bermain ).

Tabel. 3. 1

Daftar Nama Siswa Kelas VII 9 Tahun Ajaran 2014/2015

No Nomor Induk

Siswa

Nama L/P

1. 1415. 07.005 ADELLIA KANIA SUWANDIE P

2. 1415.07.008 ADINDA HASNA FADHILAH P

3. 1415.07.012 ADRIAN FAJAR RAMDHANI L

4. 1415.07.016 AFINA RANDHANTYA RACHMAN P

5. 1415.07.025 AJI WIBOWO L

6. 1415.07.032 ALPIAN GALIH HARDIYANTO L

7. 1415.07.043 ANDHIKA TAUFIK NUR RAHMAN L

8. 1415.07.054 ARDIAN FEBRIANSYAH L

9. 1415.07.060 ATHAR FASYA QINTHARA L

10. 1415.07.062 AULIA NUR FEBRIYANTI P

11. 1415.07.083 CLARISA AMELIA PUTRI P

12. 1415.07.109 DIYANG WULANDARI RUSI P

13. 1415.07.110 DWI SEFTIAN SETIAJI L

14. 1415.07.162 GHANI IRFAN BRILLIANDRI L

15. 1415.07.163 GHINA KHAIRA P

16. 1415.07.173 HANDY SETIAWAN L

17. 1415.07.175 HANIPAH P

18. 1415.07.191 ISMI PUTRI ASIH P

19. 1415.07.194 JANETHA SYAWALINA P

20. 1415.07.205 LARAS AJENG PUSPAWATI P

(23)

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat instrumen yang mendukung dan memperkuat

informasi untuk penelitian ini, antara lain studi pustaka, observasi secara langsung,

wawancara, tes, dan dokumentasi. Bentuk instrumen penelitian ini berupa

pedoman-pedoman, baik pedoman observasi, wawancara, maupun tes yang dituangkan ke

dalam benntuk catatan untuk mendapatkan informasi yang akurat.

a. Pedoman Observasi

Pedoman Observasi adalah kegiatan melihat objek yang akan diteliti yang

memiliki tujuan tertentu untuk kepentingan pengumpulan data dalam sebuah

penelitian. Observasi dilakukan dengan mengambil informasi yang hendak

diambil berupa/ fakta, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam suatu

situasi. Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan observasi di kelas VII 9

SMP Negeri 9 Bandung mengenai tingkat kerjasama antar siswa. Untuk

mempermudah pengumpulan data, maka peneliti menuliskan alat bantu

berupa buku catatan dan sebelumnya membuat pedoman observasi untuk

22. 1415.07.209 LIVIANA NANDAWATI P

23. 1415.07.213 MARSHANDA LUTFIAH PUTRI P

24. 1415.07.243 MUHAMMAD FADHIL AKMAL SAPUTRA L

25. 1415.07.257 MUHAMMAD TEGAR JAROSMAN L

26. 1415.07.278 NAJWA NURHAFSAH P

27. 1415.07.297 PUTRI IDAMBA P

28. 1415.07.304 RADEN MUHAMMAD IRFAN MARTASUTA L

29. 1415.07.309 RAHMADI L

30. 1415.07.342 RIVALDI FARWAN L

31. 1415.07.369 SEPTIANA AULIA NUR FADUNA P

32. 1415.07.381 SILVI HERLIANI P

33. 1415.07.383 SINTIA NATALIA P

34. 1415.07.385 SIITI FADILATUNNISA AULIA P

35. 1415.07.402 TIARA NISA NURIYAH P

(24)

memudahkan proses kegiatan observasi. Observasi ini dilakukan sebelum dan

selama penelitian berlangsung.

b. Tes

Tes merupakan alat ukur untuk mendapatkan jawaban yang diharapkan,

baik secara lisan, tulisan, maupun tes perbuatan. Dalam penelitian ini

menggunakan tes perbuatan yaitu tes yang dilakukan dalam penerapan tari

rantak untuk menigkatkan kerjasama siswa. Tes yang dilakukan terdiri dari

tes awal (pre-test) sebelum diberikan perlakuan dan tes akhir (post-test)

setelah diberikan perlakuan. Berikut ini adalah aspek yang terdapat dalam

kerjasama.

a. Keterampilan Berkomunikasi (Aspek 1):

Keterampilan siswa dalam berkomunikasi dapat terlihat bagaimana

siswa bisa menuangkan ide/gagasannya ketika diminta untuk

mendiskusikan gerak tari yang akan dieksplorasi, disusun, dan berlatih

dengan kelompoknya masing-masing. Selain itu siswa yang terampil dalam

berkomunikasi bisa bertanya kepada anggota kelompoknya mengenai

gerak apa saja yang belum dikuasai dan mengajak siswa yang pasif untuk

berbaur dengan anggota kelompoknya.

b. Meningkatkan kerjasama (Aspek 2):

Dikarenakan tari rantak ini merupakan tari kelompok, diharapkan

kerjasama antar anggota kelompok dapat terjalin. Baik dalam melakukan

gerak menghentak kaki sesuai ketukan, melakukan gerak menepuk tangan

sesuai ketukan, bahkan berlatih tentu diperlukan sebuah kerjasama antara

anggota kelompok tersebut sehingga tercipta kekompakan dan

keharmonisan gerakan. Misalnya ketika melakukan gerak rampak apabila

terjalin kerjasama yang baik maka akan tercipta gerakan yang dinamis.

Serta diskusi dalam pembagian tugas kelompok untuk penampilan tari.

(25)

Melalui penerapan tari rantak ini diharapkan siswa memiliki rasa

empati terhadap teman sekelompoknya, bersedia membantu temannya

ketika menemui kesulitan saat pembelajaran, dan bisa menghargai

pendapat teman sekelompoknya saat kegiatan belajar mengajar

berlangsung.

Tabel 3.2

Data Pretespada Aspek Keterampilan Berkomunikasi

No Nama

Data Pretes pada Aspek Meningkatkan Kerjasama

No Nama

Data Pretestpada Aspek Tolong Menolong

No Nama

Data Pretest pada Aspek Keseluruhan

(26)

Tabel 3.6

Data Proses pada Aspek Keterampilan Berkomunikasi

Tabel 3.7

Data Proses pada Aspek Meningkatkan Kerjasama

No Nama

Data Proses pada Aspek Tolong Menolong

No Nama

Siswa

Aspek 3 (TM) Skor X X2 Ket

(27)

Tabel 3.9

Data Proses Keseluruhan Tiga Aspek (keterampilan berkomunikasi, meningkatkan kerjasama, dan tolong menolong)

No Nama

Data Posttest pada Aspek Keterampilan Berkomunikasi No Nama

Data Posttest pada Aspek Meningkatkan Kerjasama

Tabel 3.12

Data Posttest pada Aspek Tolong Menolong

Tabel 3.14

Data Posttes Keseluruhan Tiga Aspek (keterampilan berkomunikasi, meningkatkan kerjasama, dan tolong menolong)

(28)

Tabel 3.15

Dtaa Uji

t

pada Aspek Keterampilan Berkomunikasi

No Nama Aspek 1 (KB) D d²

Pre-test Post-test 1

Tabel 3.16

Data Uji

t

pada Aspek Meningkatkan Kerjasama

No Nama Aspek 1 (MK) D d²

Pre-test Post-test 1

Tabel 3.17

Data Uji

t

pada Aspek Tolong Menolong

No Nama Aspek 1 (TM) D d²

Pre-test Post-test 1

Tabel 3.18

Data Uji

t

Pretes dan Posttest

No Nama Aspek 1 (TM) D d²

Pre-test Post-test 1

KKM = 75

(29)

Rentang Nilai pada Aspek Keterampilan Berkomunikasi kelompoknya mengenai gerak yang belum dikuasai, dan mengajak siswa yang pasif untuk berbaur dengan anggota kelompoknya.

2) Jika siswa dapat menuangkan ide/gagasan, dan bertanya kepada anggota kelompoknya mengenai gerak yang belum dikuasai.

3) Jika siswa hanya dapat menuangkan ide/gagasanya.

4) Jika siswa belum dapat menuangkan ide/gagasan, bertanya kepada anggota kelompoknya mengenai gerak yang belum dikuasai, dan mengajak siswa yang pasif untuk berbaur dengan anggota kelompoknya.

Tabel 3.20

Rentang Nilai pada Aspek Meningkatkan Kerjasama

No Nilai Angka Nilai Huruf Keterangan menghentak kaki sesuai ketukan dengan kelompok, melakukan gerak menepuk tangan sesuai ketukan dengan kelompok, pembagian tugas kelompok, dan berlatih dengan kelompok.

2) Jika siswa dapat melakukan gerak menghentak kaki sesuai ketukan dengan kelompok, melakukan gerak menepuk tangan sesuai ketukan dengan kelompok, dan pembagian tugas kelompok.

3) Jika siswa dapat berlatih dengan kelompok saja.

4) Jika siswa belum dapat melakukan gerak menghentak kaki susuai

ketukan dengan kelompok,

(30)

pembagian tugas kelompok, dan berlatih.

Tabel 3.21

Rentang Nilai pada Aspek Tolong Menolong

No Nilai Angka Nilai Huruf Keterangan kesulitan, dan menghargai pendapat teman.

4) Jika siswa belum dapat memiliki rasa empati, membantu teman yang kesulitan, dan menghargai pendapat teman.

c. PedomanWawancara

Wawancara yang dilakukan dalam pengumpul data pada penelitian ini

menggunakan wawancara terstruktur, yakni dengan pertanyaan yang sudah

disusun sebelumnya dan setiap responden diberikan pertanyaan yang sama.

Sehingga peneliti dapa mengetahui bermacam-macam jawaban yang

dikemukakan oleh responden sebagai sampel penelitian.

d. Dokumentasi

Pengambilan data melalui dokumen tertulis maupun elektronik dari

lembaga/institusi. Dokumen diperlukan unruk mendukung kelengkapan data

(31)

Pedoman ini digunakan untuk mencatat informasi yang berkaitan dengan

masalah yang diajukan seperti mencatat kegiatan guru, mencatat bagaimana

siswa merspon pelajaran seni tari dengan penerapan tari rantak dan mencatat

kerjasama siswa dalam proses pembelajaran seni tari.

e. Studi Pustaka

Kegiatan ini meliputi kegiatan membaca dan mengkaji buku-buku bacaan

kemudian bisa sebagai referensi penulisan laporan penelitian. Data dan

informasi dalam langkah ini dapat diperoleh dari hasil membaca majalah,

skripsi, artikel, dan sumber lain yang ada kaitannya dengan penelitian yang

dilakukan, yakni pada proses penerapan tari Rantak pada pembelajaran seni

tari sebagai upaya meningkatkan kerjasama siswa di SMP Negeri 9 Bandung.

E. Teknik Pengumpul Data

Dalam penelitian ini, teknik yang penulis gunakan diantaranya :

a. Observasi

Observasi dilakukan dengan mengumpulkan data yang sesuai melalui

pengamatan awal (observasi awal), peneliti melakukan observasi terlebih

dahulu terhadap tingkat kerjasama siswa dalam pembelajaran seni tari

sebelum. Kemudian peneliti melihat proses pembelajaran seni tari mengenai

tari yang diterapkan di sekolah tersebut dan tingkat kerjasama siswa sebelum

peneliti melakukan penelitian di sekolah tersebut.

b. Wawancara

Peneliti melakukan proses wawancara sebagai berikut :

1. Wawancara kepada guru yang bersangkutan

Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik siswa

khususnya siswa kelas VII.9 yang merupakan kelas eksperimen, proses

belajar mengajar, metode dan strategi yang dipakai oleh guru yang

bersangkutan, dan pendapat tentang judul dan masalah penelitian yang

(32)

2. Wawancara kepada siswa

Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap

pembelajaran seni tari, dan sejauh mana siswa memahami pembelajaran

seni tari yang telah diberikan dengan tari Rantak, apakah tingkat

kerjasama antar siswa meningkat atau tidak.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dibutuhkan peneliti untuk mengumpulkan data secara

akurat dengan mendokumentasikan dari awal proses pembelajaran seni

tari berlangsung hingga hasil akhir pembelajaran. Dokumentasi tersebut

berupa foto pada proses pembelajaran tari rantak mengenai tingkat

kerjasama siswa.

4. Studi Pustaka

Studi pustaka dimaksudkan untuk mempelajari dari sumber-sumber

kepustakaan yang ada baik berupa buku-buku maupun media bacaan

lainnya yang berkaitan dengan masalah yang dikaji pada penelitian ini.

Hal ini dilakukan untuk membantu peneliti dalam menentukan landasan

berpikir yang berkaitan erat dengan permasalahan penelitian selain itu

juga agar peneliti mempunyai pijakan yang cukup kuat untuk membangun

kerangka berpikir.

Studi pustaka dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data

informasi yang di perlukan dari berbagai sumber bacaan baik yang

bersifat dokumen sumber lainnya. Pada intinya stidi pustaka dilakukan

agar peneliti mempunyai pedoman, pengetahuan pandangan dan

pemahaman yang luas terhadap masalah yang diteliti yaitu untuk

mendapatkan teori dan konsep-konsep yang diinginkan landasan

pemikiran dalam penlitian ini. Jenis studi pustaka dalam penelitian ini

berupa buku-buku, skripsi artikel, internet, dan sumber yang ada

kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan.

F. Prosedur Penelitian

(33)

a. Observasi

Observasi dilakukan oleh peneliti untuk melihat dan mengamati

bagaimana proses pembelajaran seni tari yang dilakukan di SMP Negeri 9

Bandung. Kemudian peneliti mendapat ide untuk melakukan penelitian.

b. Pengajuan judul penelitian

Setelah melakukan observasi pada pembelajaran seni tari yang

dilakukan di SMP Negeri 9 Bandung, selanjutnya peneliti mengajukan

judul untuk penelitian kepada dewan skripsi dengan judul penerapan tari

rantak pada pembelajaran seni tari sebagai upaya meningkatkan kerjasama

siswa di SMP Negeri 9 Bandung.

c. Membuat proposal

Setelah disetujui judul yang peneliti ajukan kepada dewan skripsi,

peneliti membuat proposal penelitian untuk diajukan dan disahkan oleh

dewan skripsi.

d. Menentukan instrumen

Instrumen dalam penelitian ini merupakan alat untuk mengumpulkan

data-data tentang hasil kerjasama siswa dalam pembelajaran seni tari di

SMP Negeri 9 Bandung.

e. Pelaksanaan penelitian

a. Pengumpulan data

Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti memerlukan data-data yang

menunjang untuk menyusun laporan penelitian. Untuk itu peneliti

melakukan proses pengumpulan data-data yang diperlukan.

b. Pengolahan data

Setelah dilakukannya pengumpulan data dari proses pembelajaran

yang dilakukan selanjutnya peneliti melakukan pengolahan data untuk

(34)

c. Penyusunan Laporan

a. Penyusunan Data

Penyusunan data atau informasi penelitian dilakukan setelah

melalui tahap pengolahan data. Langkah penyusunan data ini

dilaksanakan agar laporan penelitian menjadi sistematis.

b. Pengetikan Data

Proses ini dilakukan oleh peneliti setelah data tersusun dengan

sistematis melalui proses bimbingan terlebih dahulu.

c. Penggandaan Laporan Penelitian

Penggandaan laporan penelitian dilakukan setelah dilaksanakan

sidang skripsi. Penggandaan ini dilakukan setelah melalui tahap-tahap

yang dilakukan dengan pengawasan yang telah disetujui oleh

pembimbing 1 dan 2.

G. Definisi Operasional

Pembahasan mengenai definisi operasional, perlu mengetahui mengenai variabel

penelitian terlebih dahulu. Seperti penjabaran berikut ini. Definisi operasional dalam

judul skripsi penerapan tari rantak dalam pembelajaran seni tari sabagai upaya

meningkatkan kerjasama siswa di SMPN 9 Bandung adalah, bahwa dengan tari

rantak sebagai media dalam pembelajaran seni tari sikap kerjasama siswa dapat

ditingkatkan. Tari Rantak itu rampak sama dengan kerjasama, didalam tari Rantak

kerjasama selalu dituntut. Seperti saat melakukan rentak kaki bersama-sama, jika

tidak ada kerjasama tidak akan rantak bunyi yang terdengar. Didalam tari Rantak

juga ada gerak menepuk tangan yang harus dilakukan bersama-sama agar bunyinya

terdengar rampak untuk meningkatkan kerjasama. Gerak dan musik dalam tari

Rantak harus dilakukan sesuai ketukan yang sudah ada rampak jika tidak dilakukan

(35)

bukan tari Rantak namanya, yang menjadi khas dari tari Rantak adalah “ramai” karena selain musik, sesekali ada suara keras saat penari menghentakan kaki di lantai

dan suara menepuk tangan. Selain itu gerakanya penuh dengan gerak pencak silat.

Maka dari itu sangat dibutuhkan kerjasama dalam melakukanya.

Kerjasama disini adalah supaya siswa mau bersosialisasi, berbaur, mempunyai

rasa empati, saling tolong-menolong terhadap temanya. Jika dihubungkan dengan

kerjasama di dalam tari Rantak ini tidak ada perbedaan gerak antara laki-laki dan

perempuan semuanya sama. Sehingga memungkinkan siswa laki-laki dan perempuan

untuk menarikanya, dan dari segi kostum tidak ada perbedaan antara perempuan dan

laki-laki semuanya sama. Jadi siswa laki-laki dan perempuan bisa saling bekerjasama

melalui tari Rantak ini.

H. Variabel Penelitian

Variabel penenelitian yang berjudul “Penerapan Tari Rantak Pada Pembelajaran Seni

Tari Sebagai Upaya Meningkatkan Kerjaasama Siswa di SMP N egeri 9 Bandung”

yaitu :

Bagan 3.2

Variabel X dan Y

a. Variabel bebas ( independent variabel ) adalah penerapan tari Rantak. Tari

Rantak di sini berperan sebagai media dalam pembelajaran seni tari. Variabel

bebas ini adalah perlakuan (treatment) yang mempengaruhi variabel lain.

b. Variabel terikat ( dependent variabel ) dalam penelitian ini adalah kerjasama,

karena tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kerjasma siswa dengan

Variabel X

“Penerapan Tari Rantak”

Variabel Y

(36)

menerapkan tari Rantak. Variabel terikat ini adalah variabel yang dipengaruhi

oleh variabel lain.

I. Asumsi

Asumsi adalah anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir

dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Maka yang menjadi asumsi dalam

penelitian ini adalah: penerapan tari rantak pada pembelajaran seni tari sebagai upaya

meningkatkan kerjasama dipresepsikan akan terdapat hasil meningkatan kerjasama

siswa.

J. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara mengenai tingkat keberhasilan atau tolak

ukur dari hasil penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevan, belum berdasarkan pada fakta-fakta empiris yang

diperoleh melalui pengumpulan data.Hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban

teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik. Menurut

Sugiyono (2011, hlm. 64). Pengujian dapat dilakukan pada satu pihak atau dua pihak.

Pengujian satu pihak adalah pengujian sampel penelitian yang tidak memakai sampel

sebagai pembanding, sedangkan pengujian dua pihak adalah sampel yang

menggunakan sampel lain sebagai pembanding.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan hipotesis uji satu pihak, karena subjek

yang menjadi sampel penelitian hanya ada satu sampel dan tidak ada pembanding

dengan sampel lain. Maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ha : terdapat peningkatan terhadap kerjasama siswa setelah dilakukan treatment

tari Rantak pada pembelajaran seni tari di SMP Negeri 9 Bandung .

Ho : tidak terdapat peningkatan terhadap kerjasama siswa setelah dilakukan

treatment tari Rantak pada pembelajaran seni tari di SMP Negeri 9

Bandung.

(37)

Setelah dilakukannya observasi, wawancara, tes dan dokumentasi, hasil dari

penelitian tersebut digabungkan lalu dianalisis untuk mendapatkan hasil yang benar

sesuai dengan kebutuhan. Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian

ini menggunakan perhitungan uji hipotesis dengan rumus :

a. Menentukan nilai rata-rata

Md = Ʃ�

Md = nilai rata-rata selisih

x

2-

x

1

Ʃd = Ʃ (

x

2-

x

1) N = Jumlah siswa

b. Menentukan standar deviasi

S = Ʃ�²− (Ʃ�)²

S = Standar deviasi/ Simpangan Baku

Ʃd² = Ʃ (

x

2-

x

1)²

Ʃd = Ʃ (

x

2-

x

1) n = Jumlah Siswa

c. Menentukan

t

hitung

t =

( −1)

Md = nilai rata-rata selisih X2-X1

(38)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Penerapan tari Rantak pada pembelajaran seni tari sebagai upaya meningkatkan

kerjasama siswa di SMP Negeri 9 Bandung. Sebelum menerapkan tari Rantak

peneliti melakukan Pretest atau tes awal terhadap kerjasama siswa dengan mengacu

pada tiga aspek yang telah dibuat oleh peneliti sebelumnya yaitu keterampilan

berkomunikasi, meningkatkan kerjasama, dan tolong menolong. Hasilnya

menunjukan siswa masih acuh dalam melakukan kerjasama bahakan tidak perduli

terhadap teman kelompoknya, siswa mengandalkan salah satu temannya yang pandai

dikelompoknyadalam kerjasama. Hal ini menjadi faktor lemahnya tingkat kerjasama

siswa. Pemahaman siswa mengenai kerjasama sangatlah kurang. Siswa hanya

mengetahui bahwa kerjasama hanyalah sebuah kegiatan yang dilakukan secara

bersama-sama, tanpa mengetahui dan memahami kerjasama yang sesungguhnya

dalam pembelajaran seni tari.

Pada saat proses penerapan tari Rantak berlangsung siswa sangat antusias.

Terlihat sedikit peningkatan terhadap kerjasama dalam aspek keterampilan

berkomunikasi, siswa mampu menuangkan ide/gagasan, bertanya kepada anggota

kelompoknya mengenai gerak yang belum dikuasai, dan mengajak siswa yang pasif

untuk berbaur dengan anggota kelompoknya, dan pada aspek meningkatkan

kerjasama siswa mampu mengeksplor gerak tari, menyusun gerak tari, berlatih, dan

pembagian tugas kelompok. Namun tetap saja dalam asspek tolong menolong siswa

masih terlihat sangat lemah. Walaupun begitu tetap saja peneliti merasa puas karena

hasil yang di dapat siswa meningkat dari Pretest.

Pada hasil Posttest menunjukan bahwa tari Rantak berhasil dalam meningkatkan

kerjasama siswa. Setelah di terapkannya tari Rantak kerjasama siswa meningkat

dengan signifikan. Siswa laki-laki dan perempuan yang tadinya pasif menjadi aktif

sudah mau berbaur dengan teman sekelompoknya, siswapun mau bekerjasama dan

menolong temanya saat diskusi dan latihan. Hal ini dapat dilihat dari hasil

(39)

67, sedangkan nilai rata-rata yang di peroleh saat Posttest yaitu 88. Selain itu, hasil

meningkatnya kerjasama siswa dapat dilihat dari hasil uji hipotesis dengan uji

t

menghasilkan

thitung

>

ttabel

, yang mana thitung dengan nilai 60,94 dan nilai ttabel yaitu 1,690. Oleh karena itu tari Rantak mampu meningkatkan kerjasama siswa.

B. Implikasi dan Rekomendasi

Berdasarkan dengan kesimpulan di atas, penerapan tari Rantak pada pembelajaran

seni tari telah berhasil meningkatkan kerjasama siswa, maka pembelajaran seni tari

melalui media tari Rantak ini disarankan:

1. Bagi para pembuat kebijakan

Peran pimpinan sekolah sangat diperlukan dalam keberhasilan pembelajaran di

sekolah. Maka dari itu dengan adanya peran pimpinan sekolah di harapkan dapat

mensosialisasikan terhadap para tenaga pengajar untuk menggunakan media tari

Rantak, karena media tari Rantak ini terbukti mampu untuk meningkatkan

kerjasama siswa khususnya untuk pembelajaran seni tari.

2. Bagi para pengguna hasil penelitian

Guru mempunyai peran penting dalam pembelajaran, maka dari itu hal utama

yang perlu di perhatikan dengan adanya peran guru diharapkan menjadi guru yang

berkompetensi yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara

menguasai berbagai media pembelajaran, dan metode pembelajaran khususnya

cara mengajar untuk meningkatkan kerjasama siswa.

3. Bagi para pengguna berikutnya

Penelitian ini dilakukan untuk menemukan media yang di anggap mampu dan

berhasil meningkatkan kerjasama siswa, demikian yang peneliti harapkan

penelitian ini akan bermanfaat untuk di jadikan referensi bagi peneliti selanjutnya

yang akan meneliti mengenai kerjasama siswa atau pun mengenai tari Rantak.

4. Bagi para pemecahan masalah di lapangan ataupun Follow-up dari hasil

penelitian.

Penerapan media pembelajaran pembelajaran yang baik adalah media

(40)

pembelajaran tari Rantak memang cocok dalam pembelajaran seni tari, khususnya

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Arifin. (2012).Perencanaan Pembelajaran dari Desain sampai Implementasi.

Yogyakarta : Pedagogia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1982). Pengantar Pengetahuan Tari.

Jakarta : CV. Sandang Mas

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1986). Pengetahuan elementer tari dan

beberapa masalah tari.Jakarta : Depdikbud

Desmita. (2011). Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung : Rosdakarya.

Ensiklopedi Profil Propinsi Republik Indonesia. Sumatra Barat. PT intermasa, Jakarta.

Isdiyahtuti. (2010). “Metode Cooperative Learning untuk Meningkatkan Sikap

Kebersamaan dalam Pembelajaran Seni Budaya (Studi kasus pada siswa kelas VII A

SMP Negeri 4 Plimanan-Cirebon)”. Skripsi. UPI.

Komalasari Kokom. (2013). Pembelajaran kontekstual konsep dan aplikasi.

Bandung : Aditama.

Masunah juju dan tati narawati. (2003). Seni dan pendidikan seni. Bandung : P4st

UPI.

Soedarsono. (1997). Tari-tarian Indonesia. Jakarta : Depdikbud

Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung :

Alfabeta.

(42)

Syaodih. (2005). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Universitas Terbuka

Sumber Lain:

Holidaypelangi. (2014, Januari). Tari Rantak Dinamis Dengan Gerakan. [Online].

Diakses dari

http://www.pelangiholiday.com/2014/01/tari-rantak-dinamis-dengan-gerakan.html

Joean. (2013, September). Pengertian Kerjasama. [Online]. Diakses dari

http://temukanpengertian.blogspot.com/2013/09/pengertian-kerja-sama.html.

Shinta dewi. (2014, 21 Januari). Kerjasama di Lingkungan Rumah Sekolah. [Online].

Diakses dari

Gambar

Tabel. 3. 1 Daftar Nama Siswa Kelas VII 9 Tahun Ajaran 2014/2015
Tabel 3.2 pada Aspek Keterampilan Berkomunikasi
Tabel 3.6 Data Proses pada Aspek Keterampilan Berkomunikasi
Tabel 3.9 Data Proses Keseluruhan Tiga Aspek (keterampilan berkomunikasi,
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pembangunan Jalan Set apak Dusun IV Desa M uara Teladan M enuju Talang Sindang Kec.

Berpandukan kepada skop laporan akhir ini yang menggunakan log pelayan Web yang telah sedia ada sebagai data untuk pengujian, masa bagi melihat setiap halaman Web akan dikira

intermediary, dengan output yang diukur dalam unit Rupiah dan dalam hal ini input-input bank yang digunakan pada penelitian ini seperti modal yaitu modal disetor untuk

The algorithm utilized Laplacian of Gaussian (LoG) filter and slope calculation on high resolution multispectral imagery and LiDAR data respectively to extract both primary roa d and

PERBANDINGAN PENGARUH MODEL TGFU DENGAN MODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR DRIBBLE HOKI PADA SISWA SMA NEGERI 11 GARUT.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Proses pembentukan citra dimulai dari penerimaan secara fisik (panca indra) masuk ke saringan perhatian (attention filter) dan dari situ meng- hasilkan pesan yang dapat

The results showed demographic factors of age affect positively not significant on the behavior of family financial management, demographic factors educational affect

SMA PGRI 4 Jakarta adalah salah satu lembaga pendidikan swasta tingkat menengah atas yang berlokasi di Jalan Raya Cipayung Kecamatan Cipayung Kota Jakarta Timur, DKI