Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN
ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL
CHANGE TEXT (CCT)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Kimia
Oleh
DIAN NAFASAH
1106501
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT
DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Oleh
Dian Nafasah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Dian Nafasah 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iv
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sering terjadinya miskonsepsi dalam pembelajaran kimia. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Conceptual Change Text (CCT) materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit dan mengetahui perubahan konsepsi siswa setelah membaca CCT. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Development and Validation. Pada metode ini terdapat empat tahap yaitu tahap
perencanaan, tahap konstruksi dan validasi yang berisi pembuatan CCT dan validasi CCT, tahap pengujian lapangan dan tahap pengolahan data. Instrumen yang digunakan yaitu instrumen validasi, soal dan angket. Dari hasil validasi diperoleh bahwa CCT yang telah dikembangkan telah valid dilihat dari hasil validasi menggunakan CVR meliputi kesesuaian isi CCT dengan indikator diperoleh nilai rata-rata CVR (CVI) 1, kesesuaian grafika CCT diperoleh nilai CVI 0,95, kesesuaian CCT dengan karakteristik CCT diperoleh nilai CVI 1. CCT yang telah dikembangkan diujicobakan pada siswa. Subjek penelitian ini yaitu 21 siswa kelas XI yang mengikuti pretest, membaca CCT dan posttest. Data hasil pretest dan posttest diolah menggunakan Microsoft Excell. Dari hasil pengolahan data pretest dan posttest diperoleh rata-rata nilai N-gain yaitu 0,31 dengan kategori sedang. Selain itu, pengaruh CCT terhadap miskonsepsi disimpulkan bahwa sebagian besar terjadi perubahan konsepsi ke arah lebih baik (55,08 %).
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iv
Abstrak
The background of the research was based on the frequent occurrence of students’ misconceptions in learning chemistry. The purpose of study was to develop Conceptual
Change Text (CCT) on Electrolyte and Non-Electrolyte and to find out the improvement
of student’s conception after reading CCT .The study uses development and validation method which consists of four stages namely; planning, construction and validation which , field testing, and data analysis. The instruments used in the study are content validity sheet and written tests. The result of CCT validation uses mean of Content Validity Ratio (CVR) involve suitability between the content and indicators gains a score of CVI 1, graphics suitability with CVI 0,95, and CCT characteristics suitability aspect with CVI 1. The study involves 21 eleventh graders which participate pretest, CCT reading activity, and posttest. Data of pretest and posttest are processed by microsoft excell. The data analysis of pretest and posttest results an N-Gain mean of 0,31 was obtained. It belongs to medium category. The result of analysis on misconception items shows an improvement on the students’ conceptual change as much as 55,08%.
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perubahan Konsepsi ... 8
B. Miskonsepsi ... 10
C. Representasi Kimia ... 13
D. Conceptual Change Text ... 15
E. Analisis Materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit ... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 24
B. Subyek Penelitian ... 25
C. Definisi Operasional ... 25
D. Alur Penelitian ... 26
E. Instrumen Penelitian ... 29
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengembangan Conceptual Change Text ... 36
1.Perumusan Indikator ... 36
2.Hasil Validasi Conceptual Change Text (CCT) ... 38
3.Saran Validator Terhadap Conceptual Change Text (CCT) ... 43
B. Analisis Hasil Pretest dan Posttest ... 44
1.Pengaruh Conceptual Change Text Terhadap Pemahaman Konsep ... 44
2.Pengaruh Conceptual Change Text Terhadap Perubahan Konsepsi ... 60
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 77
B. Implikasi ... 77
C. Rekomendasi ... 78
DAFTAR PUSTAKA ... . 79
LAMPIRAN ... . 85
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii
3.5. Pengelompokkan Skor Pretest dan Posttest………. 34
3.6 Pola Perubahan Konsepsi Siswa………….……….. 35
3.7 Kategori Pola Perubahan Konsepsi ………….………..….. 35
4.1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Materi Larutan Elektrolit Dan Non-Elektrolit……… 36
4.2. Kesesuaian Indikator dengan KD……….. 37
4.3. Indikator yang Telah Valid……….... 38
4.4. Nilai CVI Validasi Grafika Conceptual Change Text (CCT) ………….. 40
4.5. Nilai CVI Kesesuaian Teks dengan Karakterisktik Conceptual Change Text (CCT)………. 43
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
4.19 Pola jawaban miskonsepsi nomor 6 ………. 71
4.20 Pola jawaban miskonsepsi nomor 7 ………. 72
4.21. Pola Perubahan Konsepsi……….. 74
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Tiga Level Representasi Kimia………. 14
3.1 Alur Penelitian………27
4.1. Contoh karakteristik dissatisfaction dalam Conceptual Change Text (CCT) yang dikembangkan ………... 41 4.2. Contoh karakteristik intelligible dalam Conceptual Change Text (CCT) yang dikembangkan ……….. 41 4.3. Contoh karakteristik plausible dalam Conceptual Change Text (CCT) yang dikembangkan ……….. 42 4.4. Contoh karakteristik fruitful dalam Conceptual Change Text (CCT) yang dikembangkan………. 42 4.5. Jawaban siswa pada soal pretest no.1 ……… 45
4.6 Pelarutan senyawa ionik ………. 48
4.7. Contoh jawaban siswa pada soal pretest no.3 ……….50
4.8 Reaksi yang terjadi dalam larutan C6H12O6 ………. …. 51
4. 9 Reaksi yang terjadi dalam larutan CH3COOH……….... 51
4.10 . Ion-ion yang bergerak dalam larutan NaCl ……….54 4.11 Contoh jawaban siswa pada soal pretest no.5c ………55 4.12. Ion-ion pada larutan elektrolit kuat (kiri) dan lemah (kanan) ………….56 4. 13 Penjelasan tidak semua larutan dapat menghantarkan arus listrik dalam Conceptual Change Text (CCT) yang dikembangkan... 62
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu x
4.19 Penjelasan gula hanya menghasilkan molekul dalam Conceptual Change
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A INSTRUMEN PENELITIAN
Lampiran A.1 Instrumen Validasi Kesesuaian Indikator dengan KI – KD..….. 85
Lampiran A.2 Instrumen Validasi Kesesuaian Conceptual Change Text dengan Indikator ………. 87
Lampiran A.3 Instrumen Validasi Kesesuaian Grafika Conceptual Change Text ……….……….. 89
Lampiran A.4 Instrumen Validasi Kesesuaian Conceptual Change Text dengan Karakteristik Conceptual Change Text ……….…...… 91
Lampiran A.5 Instrumen Validasi Soal Pretest – Posttest……… 95
Lampiran A.6 Soal Pretest ………..… 105
Lampiran A.7 Soal Posttest ………..…106
Lampiran A.8 Angket ………..… 108
LAMPIRAN B PENGOLAHAN DATA HASIL PENELITIAN Lampiran B.1 Hasil Validasi Kesesuaian Grafika …………..……… 111
Lampiran B.2 Hasil Validasi Kesesuaian dengan Karakteristik Conceptual Change Text ………..……..……… 112
Lampiran B.3 Hasil Validasi Kesesuaian Isi dengan Indikator ... 115
Lampiran B.4 Hasil Perhitungan N-gain Siswa ………..……… 117
Lampiran B.5 Pola Jawaban Siswa pada Soal Pretest dan Posttest………….. 118
LAMPIRAN C DOKUMENTASI PENELITIAN Lampiran C.1 Surat Izin Penelitian ……….……… 121
Lampiran C.2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian..…………...… 122
Lampiran C.3 Foto-foto Penelitian………...…… 123
1
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran kimia sarat akan konsep-konsep yang kompleks dan
abstrak. Seperti yang dikatakan Nieswandt (2001) bahwa beberapa peneliti
menyatakan kimia merupakan subjek yang abstrak dan sulit untuk
dipelajari oleh banyak siswa. Ilmu kimia tidak hanya memuat materi yang
terlihat mata saja, tapi juga mempelajari apa yang terjadi dalam reaksi
kimia yang tidak terlihat mata. Banyaknya konsep kimia yang sulit dan
abstrak menyebabkan siswa tidak berminat mempelajari kimia. Hal
tersebut bisa dipengaruhi oleh kurangnya pembelajaran yang mengaitkan
tiga level representasi kimia yaitu level makroskopik, submikroskopik dan
simbolik. Terkadang, dalam pembelajaran kimia hanya menunjukkan level
makroskopik saja. Level submikroskopik dan simbolik sulit untuk siswa
karena representasi tersebut tidak terlihat dan abstrak (Griffiths dan
Preston, 1992). Padahal perlu adanya penekanan terhadap ketiga level
representasi pada saat pembelajaran agar siswa dapat memahami konsep
kimia secara utuh. Tugas guru adalah sebagai fasilitator yang membantu
siswa memahami konsep atau materi yang harus dikuasai siswa dengan
cara menghubungkan ketiga level representasi tersebut sehingga dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang baik.
Ketidakmampuan siswa dalam mengaitkan ketiga level
representasi kimia yang digunakan untuk menggambarkan dan
menjelaskan fenomena kimia menurut Yarroch (1985) merupakan salah
satu penyebab dari miskonsepsi siswa dalam memahami konsep kimia.
Miskonsepsi adalah terjadinya perbedaan konsep awal siswa dengan
konsep ilmiah dari literatur (Nakhleh, 1992). Sebelum pembelajaran, siswa
sudah mempunyai pemahaman sendiri atau konsep sendiri tentang suatu
fenomena alam yang pernah ditemuinya. Terkadang, pemahaman tersebut
2
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Seringkali siswa mengalami miskonsepsi yang akan menyebabkan tidak
tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Berdasarkan hal
tersebut, penting untuk mengatasi miskonsepsi yang dialami siswa.
Miskonsepsi merupakan suatu hal yang bersifat terus menerus dan
sulit untuk diredakan serta tidak mudah dihilangkan melalui pembelajaran
tradisional (Sungur, Tekkaya & Geban, 2001). Westbrook & Marek (1991)
mengungkapkan bahwa pembelajaran tradisional tidak efektif membantu
siswa mengembangkan pemahaman secara utuh pada konsep-konsep yang
abstrak dalam membangun konsep yang benar untuk mengurangi
miskonsepsi dan meningkatkan perubahan konseptual.
Dalam materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit terdapat
banyak konsep yang kompleks dan abstrak sehingga banyak ditemukan
kesulitan dan miskonsepsi yang dialami siswa dalam memahami konsep
ini. Sebagai contoh, Kheng (dalam Arief, 2012) mengatakan bahwa
miskonsepsi yang terjadi dalam materi Larutan Elektrolit dan
Non-Elektrolit yaitu senyawa ion dapat menghantarkan arus listrik dalam
bentuk padatan. Siswa menganggap bahwa selama senyawa tersebut ionik,
pasti dapat menghantarkan arus listrik karena didalamnya terdapat ion-ion.
Padahal, yang dapat menghantarkan arus listrik yaitu ion-ion yang
bergerak bebas. Kurangnya penjelasan hubungan ketiga level representasi
kimia pada materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit akan
menyebabkan siswa sulit memahami materi ini secara utuh. Pada
umumnya siswa hanya mengetahui bahwa larutan elektrolit adalah larutan
yang dapat menghantarkan arus listrik tetapi kurang dapat menjelaskan
reaksi apa yang terjadi dalam larutan sehingga dapat menghantarkan arus
listrik.
Selain dari kurangnya mengaitkan ketiga level representasi kimia
dalam mempelajari kimia, penyebab miskonsepsi bisa saja diperoleh dari
buku teks sebagai sumber bacaan siswa. Seperti yang dikatakan Dikmenli
dan Cardak (2004) bahwa beberapa situasi seperti penjelasan guru atau
3
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 11 tahun 2005, buku teks
adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi
pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi
pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, serta potensi fisik dan
kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.
Buku merupakan sumber bacaan siswa dalam memahami materi
selain mendengarkan penjelasan dari guru. Pada umumnya, siswa akan
membaca buku jika dalam penjelasan guru ada hal yang kurang
dimengerti. Oleh karena itu, buku tidak boleh membuat siswa yang
membacanya menjadi tidak mengerti dan membosankan. Kalimat yang
sulit dipahami dan tidak adanya penjelasan secara visual (gambar) akan
membuat siswa malas membaca. Dalam penyajian materi dengan gambar
juga harus benar-benar diperhatikan agar tidak menimbulkan persepsi
yang salah pada siswa sehingga muncul miskonsepsi. Seperti yang
dikatakan Liliawati dan Ramalis (2008) bahwa penggunaan gambar dan
diagram dapat pula menimbulkan miskonsepsi. Oleh karena itu, dalam
mengatasi miskonsepsi perlu digunakan suatu cara untuk meningkatkan
pemahaman konsep siswa terhadap suatu konsep kimia.
Salah satu metode yang dapat digunakan yaitu dengan
menggunakan Conceptual Change Text (CCT) atau teks perubahan
konseptual. Conceptual Change Text (CCT) berbeda dengan teks biasa
pada umumnya. Menurut Sendur dan Toprak (2013), Conceptual Change
Text (CCT) ditulis untuk mengidentifikasi miskonsepsi, menjelaskan
alasan terjadinya miskonsepsi dan kemudian menunjukkan konsep yang
benar secara ilmiah. Hal tersebut diperjelas oleh Çetingul dan Geban
(2011) bahwa Conceptual Change Text (CCT) didesain untuk mengatasi
miskonsepsi yang dialami siswa pada materi tertentu dan mengatasi
kelemahan dalam menjelaskan atau menyelesaikan masalah agar tidak
4
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan penjelasan Posner (1982), dalam Conceptual Change
Text (CCT) harus ada empat kondisi yaitu dissatisfaction, intelligible,
plausible dan fruitful. Kondisi-kondisi tersebut harus mampu membuat
siswa mudah memahami konsep yang sebenarnya dan dapat masuk akal
menurut siswa. Oleh karena itu, Conceptual Change Text (CCT) harus
dapat menghilangkan miskonsepsi yang dialami siswa dan juga harus
mengubah konsep yang dimiliki tersebut dengan konsep ilmiah yang
mudah dipahami siswa. Beberapa penelitian yang telah dilakukan terkait
penggunaan Conceptual Change Text (CCT) diantaranya pada materi
kesetimbangan kimia (Ozmen, 2007), asam dan basa (Cetingul dan Geban,
2011), laju reaksi (Kingir dan Geban, 2012), ikatan kimia (Pabuccu dan
Geban, 2012) dan alkena (Sendur dan Toprak, 2013). Dari penelitian
tersebut menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep pada siswa
dengan menggunakan Conceptual Change Text (CCT).
Conceptual Change Text (CCT) yang dikembangkan baru terbatas
pada sejumlah materi kimia. Oleh karena belum adanya Conceptual
Change Text (CCT) untuk materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit,
maka peneliti merasa perlu untuk mengembangkan Conceptual Change
Text (CCT) materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit. Conceptual
Change Text (CCT) yang dikembangkan juga menampilkan komik kartun
pada bagian pertanyaan miskonsepsi. Seperti yang dikatakan Keogh dan
Naylor (1999), miskonsepsi dapat dimasukkan pada teks singkat dengan
menggunakan karakter kartun. Dengan menggunakan komik kartun
menurut Sahin dan Cepni (2011) menyediakan beberapa ide yang ada di
pikiran siswa, sehingga membuat siswa dengan mudah menjelaskan
ide-idenya.
Selama ini beberapa penelitian yang telah dilakukan adalah
penggunaan Conceptual Change Text (CCT) dalam pembelajaran, tetapi
belum ada penelitian yang menggunakan Conceptual Change Text (CCT)
selain pada pembelajaran. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti
5
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dikembangkan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi
Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit tetapi tidak melalui pembelajaran di
kelas bersama guru melainkan hanya dengan kegiatan membaca secara
mandiri. Berdasarkan beberapa hal di atas, peneliti merasa perlu untuk
melakukan penelitian terkait Perubahan Konsepsi Siswa pada Materi
Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit melalui Conceptual Change
Text (CCT).
B. Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah belum adanya teks materi
Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit yang mencakup tiga level
representasi kimia yang bisa menghilangkan miskonsepsi siswa. Penelitian
tentang peranan Conceptual Change Text (CCT) dikaji dari berbagai aspek
seperti pengaruh gender, peranan terhadap ketiga level representasi kimia
dan peranan terhadap efektivitas peningkatan pemahaman aspek visual dan
verbal level submikroskopik. Pada penelitian ini kajian yang dibahas yaitu
hanya pada peranan Conceptual Change Text (CCT) terhadap pemahaman
konsep siswa pada ketiga level representasi kimia.
Rumusan masalah secara umum dari penelitian ini adalah “Bagaimana perubahan konsepsi siswa pada materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit melalui Conceptual Change Text (CCT)?”. Agar penelitian
ini lebih terarah maka rumusan masalah dirinci menjadi pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana validitas Conceptual Change Text (CCT) pada aspek :
a. Kesesuaian isi teks dengan indikator materi Larutan Elektrolit dan
Non-Elektrolit?
b. Kesesuaian grafika Conceptual Change Text (CCT) materi Larutan
Elektrolit dan Non-Elektrolit?
c. Kesesuaian teks dengan karakteristik materi Conceptual Change
6
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Bagaimana perubahan konsepsi siswa pada materi Larutan Elektrolit
dan Non-Elektrolit melalui kegiatan membaca Conceptual Change
Text (CCT)?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum, tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu
meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi Larutan Elektrolit
dan Non-Elektrolit. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini yaitu :
1. Memperoleh Conceptual Change Text (CCT) materi Larutan Elektrolit
dan Non-Elektrolit yang sudah valid.
2. Memperoleh informasi dan gambaran mengenai perubahan konsepsi
siswa pada materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit melalui
Conceptual Change Text (CCT).
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian terkait
penggunaan Conceptual Change Text (CCT) pada materi Larutan
Elektrolit dan Non-Elektrolit ini yaitu :
1. Manfaat bagi siswa
Meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi pokok
Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit menggunakan Conceptual Change
Text (CCT).
2. Manfaat bagi guru
a. Memberikan informasi tentang efektivitas penggunaan Conceptual
Change Text (CCT) pada materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit.
b. Dapat digunakan sebagai salah satu bacaan alternatif dalam
pembelajaran kimia.
3. Manfaat bagi peneliti selanjutnya
Memberikan informasi dan gambaran mengenai penerapan
Conceptual Change Text (CCT) terhadap pemahaman konsep siswa pada
7
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pertimbangan untuk penelitian selanjutnya dalam hal pengembangan dan
penerapan sumber belajar pada materi lain.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Skripsi ini ditulis dalam lima bab yang saling berkaitan. Kelima
bab tersebut yaitu Pendahuluan (BAB I), Kajian Pustaka (BAB II),
Metodologi Penelitian (BAB III), Temuan dan Pembahasan (BAB IV)
serta Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi (BAB V). Kemudian, juga
terdapat Daftar Pustaka dan Lampiran-Lampiran.
Bab I berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang
dilakukannya penelitian ini. Berdasarkan latar belakang tersebut dibuat
rumusan masalah utama yang kemudian dirinci menjadi dua pertanyaan
penelitian. Bab I juga memuat tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
struktur organisasi skripsi yang berisi urutan penulisan skripsi dari Bab I
sampai Bab V, Daftar Pustaka dan Lampiran-lampiran.
Bab II berisi kajian pustaka yang merupakan kajian teoritis dari
berbagai literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. Kajian pustaka ini
dijadikan acuan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dibuat. Cara
yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah dirancang pada Bab III
yang memuat metode penelitian. Bab III terdiri dari metode penelitian,
subjek dan lokasi penelitian, definisi operasional dan alur penelitian yang
menunjukkan kerangka kerja penelitian. Pada Bab III juga berisi tahapan
penelitian yang memaparkan alur penelitian secara rinci. Bab III juga
berisi penjelasan mengenai instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini. Instrumen tersebut digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang
telah dibuat. Selanjutnya terdapat bagian analisis data yang diperoleh dari
instrumen penelitian yang telah dibuat.
Bab IV berisi temuan dan pembahasan. Temuan-temuan yang
diperoleh dari hasil penelitian dibahas pada bab ini. Pembahasan dilakukan
dengan mengacu pada landasan teori dan hasil validasi. Bab V berisi
simpulan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah, implikasi dan
24
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Development and
Validation (Pengembangan dan Validasi). Metode pengembangan dan
validasi digunakan untuk mengembangkan suatu alat untuk mengukur
berbagai aspek (Adams dan Wieman, 2010). Dalam metode ini ada empat
tahap yang dilakukan yaitu tahap perencanaan, tahap konstruksi dan validasi,
tahap pengujian lapangan kemudian tahap pengolahan data.
Pada tahap perencanaan memuat langkah-langkah yang dicapai dalam
pengembangan Conceptual Change Text (CCT), yaitu menganalisis
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) kurikulum 2013 pada
materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit, menganalisis miskonsepsi yang
terjadi dalam materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit, lalu pembuatan
indikator yang didasarkan pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD). Tahap selanjutnya yaitu penyusunan Conceptual Change Text (CCT),
angket dan soal tes kemudian validasi. Proses penyusunan tersebut melalui
beberapa kali perbaikan. Kemudian, Conceptual Change Text (CCT) di
validasi oleh tiga guru kimia SMA dan tiga dosen kimia. Tahap validasi
dilakukan menggunakan instrumen validasi. Instrumen yang digunakan untuk
validasi yaitu instrumen validasi Conceptual Change Text (CCT) ditinjau dari
aspek kesesuaian isi teks dengan indikator, aspek grafika dan aspek
kesesuaian teks dengan karakterisktik Conceptual Change Text (CCT).
Tahap ketiga yaitu tahap pengujian lapangan yang dilakukan terhadap
siswa SMA meliputi pretest, membaca Conceptual Change Text (CCT),
posttest dan pemberian angket. Data hasil pengujian lapangan kemudian
diolah pada tahap keempat yaitu tahap pengolahan data, sehingga diperoleh
25
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Subyek Penelitian
Penelitian ini melibatkan 32 siswa kelas XI di salah satu Madrasah Aliyah
Negeri di kabupaten Cirebon yang telah belajar larutan elektrolit dan
non-elektrolit. Namun, setelah diseleksi berdasarkan kebutuhan penelitian,
ternyata ada dua orang tidak mengikuti posttest dan sembilan orang yang
tidak membaca Conceptual Change Text (CCT). Oleh karena itu, yang
dijadikan subyek pada penelitian ini hanya 21 orang yang telah mengikuti
pretest, membaca Conceptual Change Text (CCT) dan mengikuti posttest.
C. Definisi Operasional
Terdapat beberapa istilah yang akan digunakan peneliti dalam penelitian
ini. Untuk menghindari perbedaan penafsiran dalam memahami istilah-istilah
tersebut, maka peneliti memberikan definisi dari istilah-istilah tersebut.
1. Pemahaman konsep
Pemahaman konsep merupakan suatu kemampuan mengonstruk makna
atau pengertian suatu konsep berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki,
atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada
dalam pemikiran siswa.
2. Representasi Kimia
Representasi kimia adalah berbagai keadaan suatu objek, struktur atau
penggunaan simbol yang digunakan untuk menjelaskan konsep kimia secara
menyeluruh.
a. Level Makroskopik
Level makroskopik adalah level representasi kimia yang menyangkut
fenomena yang dapat diamati.
b. Level Submikroskopik
Level submikroskopik adalah level representasi kimia yang mampu
memberikan gambaran dan menjelaskan dari suatu proses kimia atau suatu
26
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Level Simbolik
Level simbolik adalah level representasi kimia yang berkaitan dengan
penggunaan berbagai simbol, rumus, maupun persamaan kimia yang
memberikan penjelasan secara simbolik tentang proses kimia.
3. Conceptual Change Text (CCT)
Conceptual Change Text (CCT) adalah teks yang didesain untuk
mengatasi miskonsepsi yang dialami siswa pada materi tertentu dan
mengatasi kelemahan dalam menjelaskan atau menyelesaikan masalah agar
tidak terjadi miskonsepsi lagi
4. Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit
Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit,
sedangkan larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut
larutan nonelektrolit. Larutan elektrolit dibagi menjadi dua jenis, yaitu
larutan elektrolit kuat dan lemah. Ciri yang dapat dilihat untuk membedakan
larutan elektrolit kuat, lemah dan non-elektrolit yaitu pada nyala lampu saat
uji daya hantar listrik larutan.
D. Alur Penelitian
27
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Identifikasi Masalah
Analisis miskonsepsi materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit
Analisis Indikator berdasarkan KI dan KD materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit
28
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan Gambar 3.1 diatas maka dapat dijelaskan bahwa alur
penelitian yang dilakukan sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
1) Mengidentifikasi masalah penelitian.
2) Analisis indikator berdasarkan KI – KD kurikulum 2013.
3) Analisis miskonsepsi materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit.
b. Tahap Konstruksi dan Validasi
1) Menentukan indikator dari KI dan KD materi Larutan Elektrolit
dan Non-Elektrolit.
2) Membuat instrumen lembar validasi, butir soal pretest dan posttest,
lembar angket.
3) Analisis materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit pada level
makroskopik, submikroskopik, dan simbolik.
4) Menyusun Conceptual Change Text (CCT) materi Larutan
Elektrolit dan Non-Elektrolit.
5) Melakukan validasi Conceptual Change Text (CCT) materi Larutan
Elektrolit dan Non-Elektrolit, instrumen soal pretest dan posttest,
serta lembar angket.
6) Melakukan revisi terhadap Conceptual Change Text (CCT) materi
Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit, instrumen soal pretest dan
posttest, serta lembar angket.
c. Tahap Pengujian Lapangan
1)Pelaksanaan pretest materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit.
2)Membagikan Conceptual Change Text (CCT) dan memberi waktu
selama satu minggu untuk membacanya.
3)Pelaksanaan posttest dengan menggunakan butir soal yang berbeda
namun dalam jenjang kognitif yang sama dengan pretest.
4)Pemberian angket kepada siswa.
d. Tahap Pengolahan Data
1) Mengolah data hasil validasi Conceptual Change Text (CCT)
29
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Menyeleksi data yang mengikuti pretest, posttest, dan yang
membaca Conceptual Change Text (CCT).
3) Mengolah skor akhir pretest dan posttest.
4) Mengonsultasikan temuan penelitian dan pembahasan kepada
dosen pembimbing.
5) Penarikan kesimpulan dari hasil pengolahan dan analisis data yang
telah dilakukan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen validasi
Conceptual Change Text (CCT), tes tertulis dan lembar angket dengan rincian
sebagai berikut.
a. Instrumen validasi Conceptual Change Text (CCT)
Instrumen validasi Conceptual Change Text (CCT) digunakan untuk
mengetahui validitas dari Conceptual Change Text (CCT) yang telah
dikembangkan. Instrumen validasi terdapat dalam lampiran A.1 – A.3.
Instrumen validasi Conceptual Change Text (CCT) ditinjau dari beberapa
aspek, yaitu :
1) Ditinjau dari aspek kesesuaian Conceptual Change Text (CCT) dengan
indikator.
2) Ditinjau dari kesesuaian grafika.
3) Ditinjau dari kesesuaian teks dengan karakterisktik Conceptual Change
Text (CCT).
b. Tes Tertulis
Tes tertulis yang digunakan untuk mengukur pemahaman konsep siswa
pada materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit. Tes tertulis dilakukan pada
saat pretest dan posttest dengan soal yang berbeda namun setara tingkat
kesulitannya. Tes ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian A dan bagian B.
Bagian A merupakan pertanyaan untuk mengukur pemahaman konsep siswa
30
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tidaknya miskonsepsi pada siswa dengan jumlah tujuh soal. Instrumen tes
tertulis terdapat dalam lampiran A.6.
c. Lembar Angket
Angket yang disusun berupa pertanyaan tertutup (closed-ended). Angket
diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui apakah siswa
membaca Conceptual Change Text (CCT) dan mengetahui tanggapan siswa
terhadap penggunaan Conceptual Change Text (CCT) pada materi Larutan
Elektrolit dan Non-Elektrolit. Instrumen lembar angket terdapat dalam
lampiran A.7.
F. Analisis Data
Pengolahan data hasil uji coba dilakukan untuk mengetahui kualitas dari
Conceptual Change Text (CCT) yang dikembangkan dan mengetahui
pengaruh Conceptual Change Text (CCT) terhadap pemahaman konsep
siswa. Pada penelitian ini, data yang diperoleh berupa lembar validasi dan
hasil uji coba Conceptual Change Text (CCT).
1. Pengolahan hasil validasi
Validasi terhadap Conceptual Change Text (CCT) yang
dikembangkan dilakukan oleh tujuh orang ahli yang meliputi empat dosen
kimia dan tiga guru kimia SMA. Data hasil validasi ahli terhadap
kesesuaian isi Conceptual Change Text (CCT) dengan indikator, penilaian
grafika Conceptual Change Text (CCT) dan penilaian kesesuaian teks
dengan karakteristik Conceptual Change Text (CCT) dikelompokkan dan
diolah kemudian diinterpretasikan. Data yang diperoleh dapat
menggambarkan kualitas Conceptual Change Text (CCT) yang telah
dikembangkan. Pemberian skor pada tanggapan validator disesuaikan
31
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1. Kriteria penilaian tanggapan
Kriteria Skor
Setuju 1
Tidak setuju 0
Pengolahan data hasil pengembangan instrumen Conceptual Change
Text (CCT) dianalisis menggunakan Content Validity Ratio (CVR). CVR
digunakan untuk mengukur validitas isi suatu materi berdasarkan
pengukuran kuantitatif. Validasi isi melibatkan para ahli untuk menilai
kelayakan atau kevalidan dari isi materi yang dikembangkan. Adapun
rumus CVR adalah :
CVR =
Keterangan :
ne : jumlah ahli yang setuju
N : jumlah semua ahli yang memvalidasi
(Lawshe, 1975)
Ketentuan nilai CVR adalah sebagai berikut:
a. Saat jumlah responden yang menyatakan “Sesuai” kurang dari ½ total
responden maka nilai CVR = - (negatif).
b. Saat jumlah responden yang menyatakan “Sesuai” ½ dari total responden
maka nilai CVR = 0.
c. Saat seluruh responden menyatakan “Sesuai” maka nilai CVR = 1
d. Saat jumlah responden yang menyatakan “Sesuai” lebih dari ½ total
responden maka nilai CVR = 0 sampai dengan 1.
Setelah menganalisis hasil nilai CVR, kemudian menghitung nilai
Content Validity Index (CVI). CVI merupakan rata-rata nilai dari nilai CVR pada pertanyaan yang dijawab “Sesuai”
32
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil perhitungan nilai CVR dan CVI berupa rentang angka dari -1
sampai 1. CVR dan CVI dikatakan valid apabila nilai CVR dan CVI lebih
besar dari nilai kritis yang telah ditentukan. Berdasarkan tabel nilai kritis
CVR dan CVI untuk tujuh validator dengan taraf signifikansi 95% (α =
0,05) (Wilson et al., 2012), nilai kritisnya adalah 0,622 (lihat Tabel 3.2).
Artinya hanya butir item yang nilai CVR dan CVI-nya > 0,622 yang
dinyatakan valid, sedangkan butir item lain yang nilai CVR dan CVI-nya <
0,622 tidak diterima atau memerlukan perbaikan. Nilai kritis CVR dan
CVI untuk lima sampai lima belas validator ditunjukkan pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Nilai kritis CVR dan CVI untuk lima hingga lima belas
validator
α 0,1 0,05 0,025 0,01 0,005 0,001
N
5 0,573 0,736 0,877 0,990 0,990 0,990
6 0,523 0,672 0,800 0,950 0,990 0,990
7 0,485 0,622 0,741 0,879 0,974 0,990
8 0,453 0,582 0,693 0,822 0,911 0,990
9 0,427 0,548 0,653 0,775 0,859 0,990
10 0,405 0,520 0,620 0,736 0,815 0,977
11 0,387 0,496 0,591 0,701 0,777 0,932
12 0,370 0,475 0,566 0,671 0,744 0,892
13 0,356 0,456 0,544 0,645 0,714 0,857
14 0,343 0,440 0,524 0,622 0,688 0,826
15 0,331 0,425 0,506 0,601 0,665 0,798
Keterangan: N = Jumlah Validator; α = Taraf Signifikansi
(Wilson, et al., 2012)
2. Pengolahan Hasil Pretest – Posttest
Nilai pretest dan posttest siswa diolah dengan cara sebagai berikut:
a. Memberikan skor mentah sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan
33
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
indikator. Pada masing-masing soal telah ditentukan kata kunci.
Masing-masing kata kunci diberi nilai 1, apabila salah nilai 0.
Tabel 3.3 Skor maksimal untuk setiap indikator
Indikator Skor maksimal
Menjelaskan pengertian larutan elektrolit dan non-elektrolit
Menjelaskan penyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik
4
Membedakan larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah
Untuk mengetahui efektivitas peningkatan pemahaman siswa pada
subyek penelitian, maka dilakukan perhitungan N-Gain (<g>) pada
jawaban siswa. N-Gain (<g>) diperoleh dengan menggunakan rumus
yang dikembangkan oleh Hake (1998, hlm. 1).
N-Gain (<g>) =
Tabel 3.4. Kriteria N-Gain
Kriteria Tingkat Pencapaian N-Gain
Tinggi (N-Gain) ≥ 0,7
Sedang 0,7 > (N-Gain) ≥ 0,3
Rendah (N-Gain) < 0,3
34
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Pengelompokkan skor pretest dan posttest berdasarkan indikator.
Tabel 3.5 Pengelompokkan skor pretest dan posttest
Indikator Rata-rata skor gain n-gain
Pretest Posttest Menjelaskan pengertian larutan
elektrolit dan non-elektrolit Menjelaskan hubungan antara sifat daya hantar listrik dengan jenis ikatan kimia yang terdapat dalam suatu senyawa
Menyebutkan gejala-gejala hantaran listrik yang timbul dari suatu larutan
d. Mengelompokkan jawaban siswa pada soal bagian B berupa pertanyaan
miskonsepsi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh Calik dan
Ayas (2005), yaitu paham, sebagian paham, miskonsepsi dan tidak paham
atau tidak ada jawaban. Namun, berdasarkan hasil jawaban siswa
diperoleh kriteria lain yaitu jawaban tidak relevan, sehingga kategori
dalam penelitian ini yaitu :
P : Paham, jika jawaban benar disertai alasan yang benar.
SP : Sebagian Paham, jika jawaban benar disertai alasan salah atau
tidak ada alasan.
M : Miskonsepsi.
35
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
TR: Tidak relevan, jika jawaban salah atau jawaban tidak
menjawab pertanyaan.
e. Menganalisis jawaban siswa pada pertanyaan miskonsepsi dan
membuat pola perubahan konsepsi.
Tabel 3.6 Pola perubahan konsepsi siswa
f. Mengkategorikan pola perubahan konsepsi menjadi kategori perubahan
meningkat, tidak ada perubahan dan perubahan menurun.
Tabel 3.7 Kategori pola perubahan konsepsi
Kategori Pola Total (%)
Perubahan meningkat Tidak ada perubahan
Perubahan menurun
Pretest Posttest
P SP M K TR
P P – P P – SP P – M P – K P – TR
SP SP – P SP – SP SP – M SP – K SP – TR
M M – P M – SP M – M M – K M – TR
K K – P K – SP K – M K – K K – TR
78
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan dari penelitian yang telah
dilakukan, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan, antara lain:
1. Conceptual Change Text (CCT) yang telah dikembangkan dinyatakan valid
dilihat dari hasil validasi menggunakan CVI meliputi :
a. Kesesuaian isi Conceptual Change Text (CCT) dengan indikator diperoleh
nilai CVI = 1
b. Kesesuaian grafika Conceptual Change Text (CCT) diperoleh nilai CVI =
0,95
c. Kesesuaian Conceptual Change Text (CCT) dengan karakteristik
Conceptual Change Text (CCT) diperoleh nilai CVI = 1
2. Conceptual Change Text (CCT) yang telah dikembangkan dapat mengubah
konsepsi siswa pada materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit terhadap
pemahaman konsep dengan perolehan rata-rata nilai N-gain sebesar 0,31 yang
termasuk kategori sedang. Sedangkan pengaruh Conceptual Change Text
(CCT) terhadap perubahan konsepsi disimpulkan bahwa sebagian besar
terjadi perubahan konsepsi ke arah lebih baik berdasarkan data yang
diperoleh sebesar 55,08 % kategori perubahan ke arah yang lebih baik atau
meningkat.
B. Implikasi
Implikasi dari penelitian ini yaitu siswa dapat mengetahui miskonsepsi apa
saja yang ada pada materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit, sehingga
78
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, sebagai upaya
perningkatan pemahaman konsep siswa, direkomendasikan beberapa hal kepada
peneliti lain terkait dengan penelitian ini, yaitu:
1. Conceptual Change Text (CCT) materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit
memiliki peranan terhadap efektivitas yang lebih terhadap pemahaman konsep
siswa sehingga dapat dijadikan alternatif sumber bacaan bagi siswa.
2. Masih belum maksimalnya pemahaman konsep siswa pada materi Larutan
Elektrolit dan Non-Elektrolit menunjukkan bahwa masih perlu adanya upaya
guru untuk memotivasi siswa agar memiliki kebiasaan membaca buku teks.
79
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Adams & Wieman. (2010). Development and validation of instruments to measure learning of expert-like thinking. International Journal of Science Education. hlm. 1–24
Arief, M. A. dan Suyono (2012). Penerapan strategi konflik kognitif dalam mengatasi miskonsepsi siswa pada materi pokok larutan elektrolit dan non elektrolit siswa kelas X SMA khadijah Surabaya. Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa, hlm. 171-178.
Arifin, Mulyati, dkk. (2003). Strategi belajar mengajar kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan kimia FPMIPA UPI.
Calık, M.. (2005). A cross-age study of different perspectives in solution chemistry from junior to senior high school. Int. J. Sci. Math. Educ., 3, hlm. 671–696.
Çetingül, I., Geban, Ö. (2011). Using conceptual change texts with analogies for misconceptions in acids and bases. H. U. Journal of Education, 41, hlm. 112-123.
Chandrasegaran, A.L, D.F. Treagust, & M. Mocerino. (2007). The Development of a two-tier multiple choice diagnostic instrument for evaluating secondary school student’s ability to describe and explanation chemical reaction using multiple level of representation. The royal society of chemistry, hlm. 293-307.
Chang, R. dan Overby, J. (2011). General chemistry; the essential concept. New York : McGraw-Hill
Chittleborough, G. D. (2004). The role of teaching models and chemical representation in developing student’s mental model of chemical phenomena. Tesis Doctor pada Curtin University of Technology
Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga.
Demđrcđoğlu, G. (2009). Comparison of the effects of conceptual change texts implemented after and before instruction on secondary school students’ understanding of acid-base concepts. Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching, 10, hlm. 1-29
80
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dornyei, Z. dan Taguchi, T. (2010). Quetionnaires in second language research construction, administration, and processing 2nd Edition. New York: Routledge.
Griffiths, A.K., & Preston, K.R. (1992). Grade-12 students' misconceptions relating to fundamental characteristics of atoms and molecules. Journal of Research in Science Teaching, 29(6), hlm. 611-628.
Gilbert, J.K. & Treagust, D. (2009). Introduction : Macro, submicro and symbolic representations and the relationship between them : key models in chemical education. Multiple Representation in Chemical Education. 4, hlm. 1-8.
Hake, R.R. (1999). Analyzing change/gain scores. American Educational Researsbh Association’s Division D, Measurement and Research Methodology.
Halomoan, M. (2010). Analisis konsepsi guru mata pelajaran fisika madrasah aliyah terhadap konsep gaya pada benda diam dan bergerak. Diakses dari http://sumut.kemenag.go.id/file/file/TULISANPENGAJAR/flvk134380700 2.pdf
Haristy D.R., Enawaty E., Lestari, I. (2013). Belajaran berbasis literasi sains pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit di SMA negeri 1 Pontianak. Pendidikan Kimia FKIP Untan, hlm. 1-13.
Hasan, S, dkk. (1999). Misconceptions and the certainty of response index (CRI). Journal of Phys. Educ, Vol. 5, hlm. 294
Herawati, R. F., Mulyani, S., dan Redjeki, T. (2013). Pembelajaran kimia berbasis multiple representasi ditinjau dari kemampuan awal terhadap prestasi belajar laju reaksi siswa SMA negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 2 ( 2), hlm. 38-43
Herda, A., Damris, M., dan Asrial. (2014). Pengembangan media interaktif pada pembelajaran larutan elektrolit dan non-elektrolit untuk siswa SMA Kelas X. Edu-Sains Vol. 3 (1), hlm. 22-27
Johnstone, A. H. (2000). Teaching of chemistry – logical or psychological?. Chemistry Education: research and Practice in Europe, 1 (1), hlm. 9-15
Keogh, B. & Naylor, S. (1999). Concept cartoons, teaching and learning in science: an evaluation. International Journal of Science Education, 21 (4), hlm. 431- 446.
81
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kingir, S., Geban, O. (2012). Effect of conceptual change approach on students' understanding of reaction rate concepts. Hacettepe University Journal of Education, 43, hlm. 306-317
Kirna, I. M. (2011). Pembelajaran pengembangan pemahaman konseptual kimia bagi pebelajar pemula. Seminar Nasional FMIPA Undiksha, hlm. 166-173
Lawshe. (1975). A quantitative approach to content validity. Phrsonnhl Psychoi.Ogy. 28, hlm 563-575
Liliawati, W. dan Ramalis, T. R.. (2008). Identifikasi miskonsepsi materi IPBA di SMA dengan menggunakan CRI (Certainty of Response Index) dalam upaya perbaikan urutan pemberian materi IPBA Pada KTSP. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 4, hlm. 3-4
McMurry, J. dan R. C. Fay. (2003). Chemistry (4th edition). New York : Pearson.
Nakhleh M. B. (1992). Why some students don’t learn chemistry: chemical misconceptions. J. Chem. Educ., 69(3), 191–196.
Nieswandt, M. (2001). Problems and possibilities for leaming in an introductory chemistry course from a conceptual change perspective. Science Education, 85, hlm. 158-179.
Önder, İ., Geban, Ö. (2006). The effect of conceptual change texts oriented instruction on students' understanding of the solubility equillibrium concept. H.U. Journal of Education, 30, hlm. 166-173
Özmen, H. (2007). The effectiveness of conceptual change texts in remediating high school students’ alternative conceptions concerning chemical equilibrium. Education Research Institute, 8(3). hlm.413-425.
Pabuçcu, A. dan Geban Ö. (2006). Remediating misconceptions concerning chemical bonding through conceptual change text. H.U. Journal of Accommodation of scientific conception; toward a theory of conceptual change. Science Education, 6(2), hlm. 211-227.
82
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Şahin, C., Cepni, S. (2011). Developing of the concept cartoon, animation and diagnostic branched tree supported conceptual change text: “gas pressure”. Eurasian J. Phys. Chem. Educ., Jan (Special Issue), hlm. 25-33
Salirawati, D. (2011). Pengembangan instrumen pendeteksi miskonsepsi kesetimbangan kimia pada peserta didik SMA. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 2, hlm. 232-249
Silberberg, M. S. (2007). Principles of General Chemistry. Newyork: McGraw-Hill Companies.
Şendur,G. (2011). Prospective science teachers’ misconceptions in organic chemistry: the case of alkenes. Journal Of Turkish Science Education, 9, hlm 186-190.
Sendur, G., dan Toprak, M. (2013). The role of conceptual change texts to improve students’ understanding of alkenes. Chemistry Education Research and Practice, 14, hlm. 431-449.
Showalter. (2011). Solution and electrolytes.
Smith, J. P., diSessa, A. A., dan Roschelle, J.. (1993), Misconceptions reconceived: a constructivist analysis of knowledge in transition. The Journal of the Learning Sciences, 3(2), hlm. 115-163
Sugiani, K. A., Santyasa, I W., Warpala, I W. S. (2014). Pengembangan modul biologi bermuatan perubahan konseptual untuk siswa kelas x semester 2 di sma negeri 2 singaraja . e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha,
Sungur, S., Tekkaya, C., & Geban, O. (2001). The contributionof conceptual change texts accompanied by concept mapping to students' understandingof the human circulatory system. School Science and Mathematics, 101(2), hlm. 91-101.
Suratno, T. (2008). Konstruktivisme, Konsepsi Alternatif dan Perubahan Konseptual dalam Pendidikan IPA. Jurnal pendidikan dasar, hlm. 1-3
Susanty, P. (2010). Profil model mental siswa pada pokok bahasan larutan elektrolit dan non-elektrolit. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung :Tidak diterbitkan.
83
Dian Nafasah, 2015
PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tan, K.D, Taber K., Goh N.K., dan Chia L.S.(2005). The ionization energy diagnostic instrument: a two-tier multiple-choice instrument to determine high school student’s understanding of ionization energy. Chem. Educ. Res. Pract. 6(4), hlm. 180-197.
Taş, E., Gülen, S., Öner, Z., dan Özyürek, C. (2015). The effects of classic and web-designed conceptual change texts on the subject of water chemistry. International Electronic Journal of Elementary Education, 7(2), hlm. 263-280.
Thompson, F. dan Logue, S. (2006). An exploration of common student misconceptions in science. International Education Journal, 7(4), hlm. 553-559.
Tuysuz, C. (2009). Development of two-tier diagnostic instrument and asses student’s understanding in chemistry. Academic journal, 4(6): 626-631
Universitas Pendidikan Indonesia. (2015). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung: UPI Press
Wilson, R. F. (2012). Measurement and Evaluation in Counceling and Development. AACE
Weerawardhana, A., Ferry, B. dan Brown, C.A. (2003). Developing conceptual understanding of chemical equilibrium through the use of computer-base visualization software. Paper submitted for the 9th International conference on Sri Lanka Studies, 28th-30th November 2003, Mataram, Sri Lanka.
Westbrook, S. L., dan Marek, E. A. (1991). A cross-age of student understanding of the concept of diffusion, Journal of Research in Science Teaching, 28 (8), hlm. 649-660.
Whitten, D. P. (2004). General chemistry 7th edition. USA : Thomsom brooks.
Wu, H. K., Krajcik , J.S., Soloway, E. (2001). Promoting understanding of chemical representations: students' use of a visualization tool in the classroom. Journal Of Research In Science Teaching, 38 (7), hlm. 821-842