• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS TERHADAP PEMANFAATAN FASILITAS TERMINAL RAWABANGO KABUPATEN CIANJUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KONDISI FASILITAS TERHADAP PEMANFAATAN FASILITAS TERMINAL RAWABANGO KABUPATEN CIANJUR."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS TERHADAP PEMANFAATAN

FASILITAS TERMINAL RAWABANGO KABUPATEN CIANJUR

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan

jurusan pendidikan geografi

Oleh :

RIZHA FAUZI

0901144

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

(2)

Hubungan Kondisi Fasilitas

Terhadap Pemanfaatan Fasilitas

Terminal Rawabango Kabupaten

Cianjur

Oleh

Rizha Fauzi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Rizha Fauzi 2012

Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS TERHADAP PEMANFAATAN

FASILITAS TERMINAL RAWABANGO KABUPATEN CIANJUR

Oleh :

Rizha Fauzi

NIM. 0901144

DISAHKAN DAN DISETUJUI OLEH :

Pembimbing I

Dr. H. Dede Sugandi, M.Si NIP. 19580526 198603 1 010

Pembimbing II

Iwan Setiawan, S.Pd, M.Si NIP. 19710604 199903 1 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS – UPI

(4)
(5)

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS TERHADAP PEMANFAATAN FASILITAS TERMINAL RAWABANGO KABUPATEN CIANJUR

Oleh : Rizha Fauzi (0901144)

Terminal Rawabango merupakan terminal penumpang tipe-B yang melayani angkutan pedesaan, perkotaan, antar kota dalam dan luar provinsi. Terminal merupakan penunjang untuk kelancaran mobilitas orang maupun arus barang dan sebagai tempat awal dan akhirnya mobilitas dengan menggunakan fasilitas angkutan umum. Kenyataannya terminal Rawabango tidak dimanfaatkan oleh penggunanya yaitu penumpang dan sopir angkutan. Dampaknya yakni terjadinya ketidaktertiban pengguna terminal karena pengguna terminal berada di luar terminal Rawabango. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1)Bagaimana kondisi terminal dan fasilitas yang ada di Terminal Rawabango? serta 2)Faktor apa yang mempengaruhi pengguna terminal dalam pemanfaatan fasilitas Terminal Rawabango?.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Variabel penelitian ini meliputi variabel bebas diantaranya kedisiplinan, pengetahuan tentang fasilitas, pengetahuan tentang aturan, pelayanan dan ketersediaan trayek, sedangkan variabel terikat yaitu pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango di Kabupaten Cianjur. Populasi penelitiannya yaitu wilayah yang dilalui oleh trayek angkutan yang melintasi terminal Rawabango, sedangkan sampelnya yaitu pengguna terminal yang diantaranya penumpang dan sopir angkutan. Pengambilan data dengan menggunakan kuesioner serta kunjungan ke Dishubkominfo Kabupaten Cianjur dan Kantor Pengelola Terminal Rawabango. Pengolahan data dengan menggunakan analisis persentase dan analisis hubungan kedua variabel dengan menggunakan rumus chi-square.

(6)

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ketika akan melakukan mobilitas. Penguna terminal harus mentaati peraturan untuk terciptanya ketertiban di areal terminal.

Kata Kunci : Fasilitas Terminal, dan Pemanfaatan Fasilitas Terminal. ABSTRACT

THE RELATIONSHIP OF FACILITIES CONDITION TO THE UTILIZATION OF FACILITIES RAWABANGO TERMINAL

KABUPATEN CIANJUR By : Rizha Fauzi (0901144)

Rawabango Terminal is a type-B terminal which serves rural transportation, city transportation, city to city and out of province. Terminal is a support of people mobility, flow of goods and the starting and finishing point of mobility. In fact, Rawabango Terminal is not coming useful by their user; there are the passengers and the drivers. There is no well regulated by the terminal user for the impact because the passengers are positioning out of the terminal. There are two formulation of the problem in this research, 1) How is the condition of terminal and their facilities in Rawabango Terminal? 2) what the factors which affect the utilization of the terminal by passengers?

This research use Qualitative methods. The variables used are discipline, the knowledge about facilities, and the knowledge about rule, service and availability of route. In other hand, dependent variable is utilization of facilities in Rawabango Terminal. Study population is area where across by public transportation, whereas the sample is terminal user. The data are collected by using questionnaire and visiting Dishubkominfo maintenance office of Rawabango Terminal in Cianjur. The data is processed using percentage and relation of two variables analysis with chi-square formula.

The result of research showed if the main condition of Rawabango Terminal is belong to good grade terminal and the facilities of Rawabango Terminal is belong to medium grade terminal. This data analysis showed if there is a relationship between the discipline of terminal user and the knowledge about facilities and know how to use it. The availability of trackage in the terminal Rawabango ranging from rural, urban, transportation between cities in the province and between the provinces that allow passengers in mobility. This was the Rawabango terminal this is the place of supporting to the person performs mobility but not enjoyed by society because indiscipline users of the terminal. Improvement of the conditions the facility will be related to utilization terminal facilities rawabango by users terminal. Next terminal management act more decisively to users terminals in mentertibkan users terminal when will do mobility. terminal users must abide by law to creating in the area of the terminal.

(7)
(8)

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

D. MANFAAT PENELITIAN... 8

E. ANGGAPAN DASAR ... 8

F. HIPOTESIS PENELITIAN ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. PENGERTIAN TRANSPORTASI ... 11

B. KONSEP GEOGRAFI ... 12

C. PERAN GEOGRAFI DALAM TRANSPORTASI ... 16

D. KOMPONEN DALAM TRANSPORTASI ... 16

E. PENGELOLAAN TERMINAL ... 19

F. PERAN TRANSPORTASI DALAM MASYARAKAT ... 24

G. PEMANFAATAN TERMINAL UNTUK MOBILITAS PENDUDUK ... 26

H. FAKTOR PENARIK DAN PENDORONG DALAM MOBILITAS ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. LOKASI PENELITIAN ... 31

(9)

C. POPULASI DAN SAMPEL ... 33

1. Populasi ... 33

2. Sampel ... 33

D. DEFINISI OPERASIONAL ... 34

E. VARIABEL PENELITIAN ... 35

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ... 36

G. ANALISIS DATA ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN ... 41

1. Kondisi Fisik Kabupaten Cianjur ... 41

a. Letak dan luas ... 41

b. Iklim ... 43

c. Curah hujan ... 44

d. Hidrologi ... 46

e. Topografi ... 48

f. Perhubungan (jaringan jalan) ... 50

2. Kondisi Sosial Daerah Penelitian ... 51

a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk ... 51

b. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53

c. Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia Produktif ... 54

d. Penggunaan Lahan ... 55

B. KONDISI FASILITAS TERMINAL RAWABANGO ... 56

1. Kondisi Fisik Terminal Rawabango ... 56

2. Kondisi Fasilitas Terminal Rawabango ... 60

a. Kondisi fasilitas utama terminal rawabango ... 60

b. Kondisi fasilitas penunjang terminal rawabango ... 69

(10)

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. PEMANFAATAN FASILITAS TERMINAL RAWABANGO ... 77

1. Ketersediaan Trayek Angkutan Umum di Terminal Rawabango ... 77

2. Hubungan Kedisiplinan Pengguna Terminal Terhadap Pemanfaatan Fasilitas Terminal Rawabango ... 92

3. Hubungan Pengetahuan dengan Pemanfaatan Fasilitas Terminal Rawabango ... 97

a. Hubungan pengetahuan tentang fasilitas terminal dengan Pemanfaatan fasilitas terminal ... 97

b. Hubungan pengetahuan tentang aturan dengan pemanfaatan fasilitas terminal ... 99

4. Hubungan Pelayanan Pengguna Terminal dengan Pemanfaatan Fasilitas Terminal Rawabango ... 101

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 104

A. KESIMPULAN ... 104

B. REKOMENDASI ... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 107

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Transportasi merupakan suatu sistem dan alat yang dapat memperlancar

hubungan dan pergerakan dari satu daerah ke daerah lainnya, baik daerah yang

maju maupun daerah yang terpencil sekalipun. Suatu pergerakan itu dapat

dilakukan dengan menggunakan kendaraan, baik itu kendaraan pribadi maupun

kendaraan umum, dimulai dari kendaraan roda dua, roda empat, atau bahkan

lebih. Adanya sistem transportasi yang teratur maka kegiatan pada ruang tersebut

akan semakin meningkat. Tanpa adanya transportasi, masyarakat sulit untuk

melakukan kegiatan jarak jauh oleh karena itu transportasi dibutuhkan.

Transportasi ini diartikan sebagai kegiatan yang melakukan pengangkutan atau

pemindahan muatan yang terdiri dari barang dan manusia dari satu tempat ke

tempat yang lainnya.

Menurut Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, yakni “Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkokoh persatuan dan

kesatuan serta mempengaruhi semua aspek kehidupan bangsa dan negara”.

Transportasi dapat memeratakan pembangunan dan memperkokoh persatuan

karena jarak tidak jadi hambatan karena adanya transportasi tersebut. Transportasi

dapat dikatakan sebagai alat yang dapat mempermudah kita dalam melakukan

aktivitas yang jaraknya tidak dekat.

Manusia merupakan makhluk dinamis yang senantiasa beraktivitas atau

bergerak dan berkembang. Kedinamisan tersebut dapat muncul karena adanya

suatu kebutuhan, baik itu kebutuhan material, kebutuhan sosial, dan rasa ingin

(12)

2

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

papan semakin beragam, oleh karena itu tidak semua kebutuhan dapat dipenuhi

oleh sendirinya, sehingga timbullah pergerakan suatu barang dan orang untuk

melakukan transaksi jual beli. Dalam pergerakan dan kegiatan penduduk

memerlukan sarana dan prasarana angkutan, dengan demikian peningkatan

pergerakan dan kegiatan penduduk berpengaruh terhadap kebutuhan angkutan.

Angkutan itu berupa angkutan pribadi maupun angkutan umum, yang dalam hal

ini salah satunya angkutan umum.

Menurut Adisasmita, S. A (2011:2), salah satu unsur yang merupakan

sarana dan prasarana transportasi yaitu The Terminal. The Terminal dapat

dikatakan sebagai terminal angkutan darat/pelabuhan laut/bandar yang dalam hal

ini merupakan tempat untuk melakukan kegiatan konsolidasi muatan yakni barang

maupun penumpang. Misalnya Pelabuhan Laut yang memiliki kata lain terminal

laut ini sebagai tempat dimana dilakukannya pertukaran antara transportasi darat

dan transportasi laut secara regular. Kemudian Bandar Udara (Bandara)

merupakan tempat yang melayani arus lalu lintas pesawat terbang dan arus lalu

lintas penumpang yang berangkat dan datang. Dan selanjutnya yang sering kita

dengar adalah terminal (terminal bus) ini merupakan satu tempat yang sering kita

jumpai pada setiap daerah dan banyak sekali jenis terminal angkutan umum pada

transportasi darat tersebut. Terminal dalam hal ini adalah tempat seseorang untuk

memulai dan mengakhiri suatu perjalanan yang jarak tempuh yang cukup lama

dan tidak bisa dijangkau dengan berjalan kaki. Seseorang tidak akan mampu

untuk melakukan kegiatan dengan jarak dan waktu tempuh yang lama, oleh

karena itu adanya angkutan umum sangat menunjang kegiatan yang membutuhkan

aksesibilitas yang tinggi dan jauh. Adanya terminal membuat seseorang mudah

untuk melakukan kegiatan atau aktivitas jarak jauh karena disitulah sebagai

tempat mengawali dan mengakhiri perjalanan atau naik-turunnya penumpang

(13)

Terminal merupakan salah satu komponen prasarana dalam transportasi.

Menurut sumber data yang diperoleh dari Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2007, terminal berfungsi sebagai titik tempat

masuk dan keluarnya penumpang dan barang dalam sistem angkutan. Terminal

dapat dibedakan menjadi dua, yakni terminal penumpang dan terminal barang.

Terminal penumpang adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan

menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan atau antar moda

transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum.

Sedangkan terminal barang merupakan prasarana transportasi jalan untuk

keperluan membongkar dan memuat barang serta perpindahan intra dan atau antar

moda transportasi. Pada umumnya terminal penumpang dan terminal barang

dijadikan satu lokasi terminal karena untuk memudahkan bagi penumpang yang

bepergian dengan membawa barang bawaannya.

Dari sekian banyak kota dan kabupaten di provinsi Jawa Barat, Cianjur

merupakan salah satu kabupaten dengan letak yang cukup strategis karena

dilintasi antar jalur Jakarta-Bandung, Bogor-Bandung, dan Sukabumi-Bandung

yang diantaranya kota-kota tersebut sebagai kota yang sangat sering dikunjungi

oleh masyarakat Indonesia pada umumnya dan khususnya bagi masyarakat Jawa

Barat. Di kabupaten Cianjur ini memiliki beberapa terminal sebagai prasarana

untuk tercapainya kelancaran sistem transportasi yakni Terminal Rawabango dan

Terminal Pasir Hayam. Dan salah satu terminal yang akan menjadi penelitian saya

yaitu Terminal Rawabango. Terminal tersebut berada di Kecamatan Karangtengah

dan dibangun sejak tahun 1993 yang lalu. Terminal Rawabango ini termasuk

kedalam terminal tipe-B yakni melayani angkutan lokal (angkutan perkotaan dan

pedesaan) sampai angkutan regional (angkutan antar kota dalam provinsi).

Terminal Rawabango merupakan relokasi dari Terminal Cianjur Muka

(14)

4

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Terminal Cianjur Muka ini dilakukan karena melihat terminal tersebut sudah tidak

efektif lagi untuk digunakan karena menimbulkan kemacetan lalu lintas ketika

memasuki pusat kota. Oleh karena itu Terminal Rawabango dibangun dengan

bertujuan untuk menggantikan Terminal Cianjur Muka ini supaya tidak lagi

menimbulkan kemacetan ketika memasuki pusat kota dan menghasilkan dampak

positif bagi perkembangan pembangunan di wilayah yang dekat terminal tersebut.

Menurut data yang diperoleh dari Dinas Perhubungan Komunikasi dan

Informatika Kabupaten Cianjur Tahun 2013, ada beberapa jumlah armada

angkutan perkotaan dan angkutan pedesaan yang melintasi terminal Rawabango,

yakni sebagai berikut :

Tabel 1.1

Data Jumlah Angkutan Perkotaan yang Melintasi Terminal Rawabango

No Kode

Jl. Dr. Muwardi (Bypass) – Jl. Ariawiratanudatar –

(15)

Adi Sucipta – Jl. Amalia Rubini – Jl. Prof. Moch

Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kab. Cianjur Tahun 2013

Berdasarkan dari Tabel 1.1 Data Jumlah Angkutan Perkotaan yang

Melintasi Terminal Rawabango menunjukkan bahwa angkutan perkotaan yang

melintasi terminal Rawabango yaitu berjumlah total sebanyak 1002 angkutan

yang terdiri dari 8 jenis angkutan yang pada setiap angkutannya memiliki jenis

lintasan yang berbeda-beda namun pada intinya semua angkutan tersebut

melintasi terminal Rawabango. Sebagian besar angkutan perkotaan tersebut

melayani angkutan dengan tujuan pusat kota – terminal Rawabango. Menurut

sebagian masyarakat berpendapat bahwa terminal yang bagus itu di dalamnya

terdapat fasilitas yang memadai jadi yang memiliki fasilitas yang cukup lengkap.

Pengertian dari fasilitas terminal itu sendiri adalah suatu alat-alat penunjang untuk

kenyamanan penumpang, penumpang, operator, dan pengelola terminal itu sendiri

(16)

6

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indonesia No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 38

Ayat 2 menyebutkan bahwa fasilitas terminal itu terdiri dari (1) Fasilitas utama

yang meliputi jalur keberangkatan, jalur kedatangan, ruang tunggu penumpang,

tempat naik turun penumpang, tempat parkir kendaraan, papan informasi, kantor

pengendali terminal, dan loket, kemudian (2) fasilitas penunjang antara lain

meliputi fasilitas untuk penyandang cacat, fasilitas kesehatan, fasilitas umum,

fasilitas peribadatan, pos kesehatan, pos polisi, dan alat pemadam kebakaran.

Fasilitas yang terdapat di Terminal Rawabango ini diantaranya fasilitas

utama seperti areal pemberangkatan dan areal masuk kendaraan umum; bangunan

kantor terminal, ruang tunggu, tempat parkir kendaraan pengantar, rambu-rambu,

papan informasi, dan fasilitas penunjang seperti toilet, musholla, kios/kantin, dan

ruang informasi.

Terminal Rawabango ini memiliki fasilitas yang memadai untuk

menunjang aktivitas penumpang di terminal tersebut. Terminal ini seharusnya

menjadi pusat kegiatan perjalanan masyarakat Cianjur, namun pada kenyataannya

kondisi terminal tersebut masih sangat sepi dan tidak menunjukkan adanya

aktivitas penumpang di dalam terminal. Terminal ini berdiri sejak 20 tahun yang

lalu dan seharusnya saat ini menunjukkan aktivitas penumpang di dalam terminal

jika melihat dari umur terminal tersebut tetapi pada kenyataannya terminal

tersebut masih sepi penumpang.

Para penumpang lebih memilih untuk menunggu angkutan di luar terminal

Rawabango dibandingkan di dalam terminal. Hal tersebut menjadikan

operator/sopir angkutan tidak memberhentikan kendaraannya di dalam terminal

karena tidak adanya penumpang yang berada di dalam terminal dan menjadikan

kekosongan di dalam terminal.

Peraturan terminal pada umumnya mengharuskan penumpang dan

(17)

terminal. Namun pada kenyataannya hanya sebagian kecil angkutan perkotaan

yang memanfaatkan fasilitas terminal. Adapula pengemudi/sopir angkutan yang

menjadikan terminal tersebut hanya sebagai tempat beristirahat. Sopir angkutan

perkotaan lebih memilih untuk tidak masuk ke dalam terminal Rawabango namun

mangkal di perempatan bojong, depan kantor Dishubkominfo dan terminal liar

samping Pasar Ramayana Cianjur, seperti angkutan perkotaan Ciranjang – Cianjur

(Terminal Rawabango). Kemudian angkutan perkotaan seperti Jangari – Cianjur

(Terminal Rawabango) sebagian besar angkutan perkotaan tersebut tidak

melintasi terminal Rawabango melainkan melanjutkan perjalanan sampai pada

terminal liar depan Pasar Ramayana Cianjur padahal sebelumnya pemerintah

Kabupaten Cianjur membangun jalan tembusan menuju terminal Rawabango.

Hal yang serupa dilakukan oleh angkutan umum antar kota (bus), para

operator/sopir tidak memberhentikan angkutannya di dalam terminal Rawabango.

Sopir angkutan memilih untuk menurunkan penumpang di luar terminal dan

hanya melewati ke dalam terminal tanpa berhenti lalu melanjutkan perjalanannya

dan jika pada sore hari sopir tidak memasukan kendaraannya ke dalam terminal

melainkan menurunkan penumpang di terminal liar seperti di samping Pasar

Ramayana dan di depan kantor Dishubkominfo Kabupaten Cianjur.

Terminal Rawabango seharusnya merupakan sebuah tempat keramaian

yang di dalamnya terdapat aktivitas kendaraan umum yang melayani penumpang.

Selain itu pula terdapat petugas DLLAJ yang berharap dapat mentertibkan

kawasan di terminal namun pada kenyataannya tidak cukup berpengaruh. Sopir

angkutan tetap saja tidak mentaati peraturan yang menjadikan penumpang tidak

menggunakan fasilitas terminal dan tidak ada kesadaran juga dari penumpangnya

itu sendiri yang manjadikan tidak adanya aktivitas di dalam terminal Rawabango

tersebut. Hal tersebut menjadikan peran dan fungsi terminal Rawabango menjadi

(18)

8

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berawal dari penjelasan tersebut di atas, saya dapat mengambil pangkal

dari permasalahan ini adalah tidak dimanfaatkannya Terminal Rawabango oleh

para penumpang sebagaimana fungsinya, sebagai tempat untuk naik-turunnya

penumpang antar moda angkutan. Oleh karena itu saya tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Kondisi Fasilitas Terhadap Pemanfaatan Fasilitas Terminal Rawabango Kabupaten Cianjur”

B. RUMUSAN MASALAH

Masalah merupakan penyimpangan dari apa yang seharusnya terjadi

namun tidak terjadi karena adanya faktor penghambat yang memungkinkan tidak

terjadi.

Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan dalam latar belakang

masalah, dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah dari apa yang terjadi

dilapangan, yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi terminal dan fasilitas yang ada di Terminal Rawabango?

2. Faktor apa yang mempengaruhi pengguna terminal dalam pemanfaatan

fasilitas Terminal Rawabango?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini tergantung dari masalah penelitian yang timbul dari

kondisi yang ada pada objek penelitian tersebut. Tujuan dapat mengarahkan suatu

penelitian untuk mencapai target atau sasaran yang ingin dicapai oleh peneliti.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui kondisi terminal dan fasilitas yang ada di Terminal Rawabango.

2. Menganalisis faktor yang mempengaruhi pengguna terminal dalam

pemanfaatan fasilitas Terminal Rawabango.

(19)

Manfaat merupakan suatu pengamalan terhadap orang lain karena berguna

bagi yang lain. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan masukan kepada pemerintah sekitar agar dapat

mengoptimalkan fungsi terminal Rawabango di Kabupaten Cianjur.

2. Sebagai rekomendasi kepada pemerintah dalam perencanaan pembangunan di

Kabupaten Cianjur selanjutnya.

3. Sebagai bahan pengayaan pada pembelajaran geografi, khususnya pada sub

materi mobilitas penduduk, perencanaan wilayah, dan sebagainya.

4. Sebagai referensi bagi peneliti yang selanjutnya.

E. ANGGAPAN DASAR

Menurut Surakhmad yang dikutip oleh Arikunto, S. (2006:65), mengemukakan bahwa “anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak penikiran yang kebenarannya dapat diterima penyidik dan karena bersifat

subyektif, maka setiap penelitian dapat merumuskan anggapan dasar yang berbeda”.

Anggapan dasar yang penulis ungkapkan dalam landasan pemikiran yaitu

sebagai berikut :

1. Kondisi fasilitas mempengaruhi mobilitas pengguna terminal dalam

memanfaatkan fasilitas Terminal Rawabango.

2. Faktor kedisiplinan mempengaruhi pengguna terminal dalam pemanfaatan

fasilitas Terminal Rawabango.

3. Faktor pengetahuan tentang fasilitas dan aturan mempengaruhi pengguna

terminal dalam pemanfaatan fasilitas Terminal Rawabango

4. Faktor tingkat pelayanan terminal terhadap pengguna terminal mempengaruhi

(20)

10

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Faktor ketersediaan trayek angkutan di terminal mempengaruhi pengguna

terminal dalam pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango.

F. HIPOTESIS PENELITIAN

Menurut Nazir, M. (2003:151), menjelaskan bahwa hipotesis tidak lain

dari jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus

diuji secara empiris.

Sesuai dengan pendapat dari rumusan dan tujuan penelitian yang

kemudian akan di analisis menggunakan analisis statistik persentase dan analisis

statistik chi-kuadrat, maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis

sebagai berikut :

1. Ho (Hipotesis nol) yang menyatakan bahwa :

a. Kondisi fasilitas terminal yang bagus dan memadai tidak akan

berpengaruh terhadap pemanfaatan fasilitas Terminal Rawabango.

b. Kedisiplinan pengguna terminal tidak akam mempengaruhi pemanfaatan

fasilitas Terminal Rawabango.

c. Pengetahuan pengguna terminal tentang fasilitas terminal tidak

mempengaruhi pemanfaatan fasilitas Terminal Rawabango.

d. Pengetahuan pengguna terminal tentang aturan terminal tidak

mempengaruhi pemanfaatan fasilitas Terminal Rawabango.

e. Tingkat pelayanan di terminal tidak mempengaruhi pemanfaatan fasilitas

Terminal Rawabango.

f. Ketersediaan trayek di Terminal Rawabango tidak akan mempengaruhi

pemanfaatan fasilitas Terminal Rawabango.

(21)

a. Kondisi fasilitas terminal yang bagus dan memadai akan berpengaruh

terhadap pemanfaatan fasilitas Terminal Rawabango.

b. Kedisiplinan pengguna terminal akam mempengaruhi pemanfaatan

fasilitas Terminal Rawabango.

c. Pengetahuan pengguna terminal tentang fasilitas terminal mempengaruhi

pemanfaatan fasilitas Terminal Rawabango.

d. Pengetahuan pengguna terminal tentang aturan terminal mempengaruhi

pemanfaatan fasilitas Terminal Rawabango.

e. Tingkat pelayanan di terminal mempengaruhi pemanfaatan fasilitas

Terminal Rawabango.

f. Ketersediaan trayek di Terminal Rawabango akan mempengaruhi

(22)

31

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. LOKASI PENELITIAN

Terminal Rawabango ini berada di jalur jalan provinsi Jawa Barat diantara jalur

Bandung - Cianjur, tepatnya berada di Kecamatan Karangtengah. Sedangkan lokasi

penelitian berada di Kabupaten Cianjur dengan luas wilayah menurut Badan Pusat

Statistik Kabupaten Cianjur Tahun 2013 yakni 350.148 km2.

Gambar 3.1 Terminal Rawabango Kabupaten Cianjur

Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Cianjur adalah sebagai berikut.

(23)

2. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat,

Kabupaten Garut dan Kabupater Purwakarta.

3. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia.

(24)

33

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lokasi Penelitian Terminal Rawabango

(25)

Gambar 3.2 Peta Administrasi Kabupaten Cianjur

B. METODE PENELITIAN

Metode penelitian saat ini banyak jenis-jenisnya untuk digunakan dalam

melaksanakan penelitian. Metode yang dipilih berhubungan erat dengan prosedur, alat,

serta desain penelitian yang digunakan. Desain penelitian harus sesuai dengan metode

penelitian yang dipilih. Prosedur serta alat penelitian yang digunakan dalam penelitian

harus cocok dengan metode penelitian yang digunakan.

Dalam penelitian ini, metode yang akan digunakan adalah Metode Deskriptif.

Metode deskriptif menurut Whitney yang dikutip dalam Nazir, M (2003 :54)

mengatakan bahwa :

Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif ini mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

C. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2012:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas objek/subjek, yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini

populasi wilayah yakni di Terminal Rawabango dan populasi penduduk meliputi para

pengguna terminal yang ada di Terminal Rawabango Kabupaten Cianjur.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2012:81) sampel merupakan bagian dari jumlah dan

(26)

35

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengambilan sampel yang digunakan adalah Sampel Nonprobabilitas (Nonprobability

Sampling) yakni Sampel tersedia (Accidental Sampling).

Dalam bukunya menurut Silalahi, U (2012:272) mengatakan bahwa Accidental

Sampling merupakan :

Pemilihan sampel secara kebetulan atau aksidental, juga disebut pemilihan sampel konvenien (convenience sampling), merupakan pemilihan sampel dari siapa saja yang kebetulan ada atau dijumpai menurut keinginan peneliti. Orang yang dipilih sebagai anggota atau bagian dari sampel adalah siapa saja mereka yang kebetulan ditemukan atau mereka yang mudah ditemui atau dijangkau tanpa ada pertimbangan apapun.

Ini mencakup pengumpulan informasi dari anggota populasi yang secara cepat

atau sekenanya didapatkan untuk memberikan informasi tentang suatu hal. Jadi, dalam

memilih sampel, peneliti lebih dipandu oleh kemudahan, baik dalam menggunakan

waktu yang sebaik-baiknya maupun faktor biaya. Sampel wilayah dalam penelitian ini

yakni di Terminal Rawabango, sedangkan sampel sosial yakni 50 orang pengguna

terminal Rawabango yang diantaranya 25 penumpang dan 25 sopir angkutan.

D. DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional adalah penjelasan secara operasional dari variabel yang ada

dalam penelitian ini. Sedangkan judul penelitian ini adalah “Hubungan Kondisi

Fasilitas Terhadap Pemanfaatan Fasilitas Terminal Rawabango Kabupaten Cianjur”,

berikut ini akan dijabarkan definisi operasional yang berkaitan dalam penelitian ini,

yaitu :

1. Kondisi fasilitas merupakan suatu keadaan fasilitas yang ada di terminal, baik itu

fasilitas utama, fasilitas penunjang, maupun fasilitas khusus.

2. Pemanfaatan fasilitas terminal dapat diartikan sebagai fasilitas yang berada di dalam

(27)

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terminal, baik itu calon penumpang, penumpang, sopir angkutan, dan petugas

pengelola.

3. Terminal Rawabango merupakan salah satu terminal tipe B yang secara

administratif terletak di Kecamatan Karangtengah Kabupaten Cianjur. Terminal ini

merupakan salah satu pusat pergerakan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan

Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) di kabupaten ini dan terminal relokasi dari

Terminal Muka Cianjur sebelumnya.

E. VARIABEL PENELITIAN

Sugiyono (2012;38), menyatakan bahwa: “Variabel penelitian adalah suatu

atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya“. Berdasarkan kutipan tersebut maka dalam suatu penelitian terdapat

variabel yang mempengaruhi dan variabel yang dipengaruhi.

1. Variabel Independen/Bebas (X)

Variabel Independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel bebas ini terdiri dari

kedisiplinan pengguna terminal, pengetahuan pengguna terminal, pelayanan terhadap

pengguna terminal, dan ketersediaan trayek angkutan umum.

2. Variabel Dependen/Terikat (Y)

Variabel Dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena variabel independen. Dalam penilitian ini variabel terikatnya adalah

pemanfaatan fungsi Terminal Rawabango di Kabupaten Cianjur.

(28)

37

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang

memenuhi standar data yang ditetapkan. Agar data yang diperoleh dari berbagai sumber

dapat terkumpul maka penulis menggunakan teknik dan alat pengumpulan data sebagai

berikut :

1. Data Primer

Daftar Pertanyaan/Kuesioner, pengumpulan data yang dilakukan ini dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya.

2. Data Sekunder

Studi literatur yaitu mempelajari buku yang berkaitan dengan masalah yang dibahas,

baik pendapatnya sebagai teori maupun sebagai pembanding dalam pemecahan

(29)

Studi dokumentasi dilakukan dengan cara mencari data-data yang dapat menunjang

penelitian, bisa dari buku, majalah, atau internet.

G. ANALISIS DATA

Menurut Sugiyono (2012;147) Analisis data merupakan kegiatan setelah data

dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul, kemudian mengelompokan data

berdasarkan variable dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti,

melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu persentase dan

chi-square goodness of fit test atau di singkat chi-kuadrat. Dalam penelitian ini terdapat dua

rumusan masalah, masing-masing rumusan masalah tersebut menggunakan analisis

statistik yang berbeda dalam pengolahan datanya. Berikut ini masing-masing rumusan

masalah dengan analisis statistik yang digunakannya, yakni :

1. “Bagaimana kondisi terminal dan fasilitas yang ada di Terminal Rawabango?”. Pada

rumusan masalah yang ini menggunakan analisis statistik persentase.

2. “Faktor apa yang mempengaruhi pengguna terminal dalam pemanfaatan fasilitas

Terminal Rawabango?”. Pada rumusan masalah yang kedua ini menggunakan

analisis statistik chi-square goodness of fit test

Berikut ini adalah analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini

diantaranya :

1. Persentase

Keterangan :

(30)

39

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= frekuensi tiap kategori jawaban responden

= jumlah keseluruhan responden 100= bilangan konstanta

Untuk mengetahui kecenderungan jawaban responden digunakan angka indeks.

Angka indeks ini untuk membandingkan suatu objek yang bersifat faktual.

Tabel 31

Kriteria Penilaian Persentase

No Persentase Kriteria

1. 0% Tidak seorang pun

Sumber : Santoso, S (2001:229)

2. Chi-Kuadrat (Chi-Square Goodness of Fit Test)

Menurut Morissan (2012:307) Uji chi-kuadrat merupakan suatu metode statistik

nonparametrik yang berarti data terdistribusi secara bebas. Hal ini berarti tidak

diperlukan adanya asumsi mengenai bentuk dari populasi yang sesungguhnya dari mana

sampel ditarik. Seluruh uji statistik parametric dilakukan dengan asumsi bahwa sampel

diambil dari data dengan distribusi normal (normal distribution) dengan bentuk kurva

normal. Metode chi-kuadrat digunakan dalam penelitian untuk mengetahui apakah pola

frekuensi yang diamati telah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh peneliti.

Prosedur pengujian chi-kuadrat dapat digunakan jika sejumlah kondisi terpenuhi,

(31)

1. Metode sampling yang digunakan adalah sampling acak sederhana (simple random

sampling);

2. Jumlah populasi setidaknya adalah 10 kali lebih besar daripada sampel;

3. Variabel yang diteliti bersifat kategoris; dan

4. Nilai yang diharapkan dari masing-masing level variabel sekurang-kurangnya 5.

Selanjutnya pada metode analisis statistik chi-kuadrat ini prosedur

penghitungannya terdiri dari lima tahap yaitu :

1. Merumuskan hipotesis

Setiap uji hipotesis peneliti menyatakan satu hipotesis nol dan satu hipotesis

altermatif. Hipotesis harus dinyatakan sedemikian rupa sehingga mereka bersifat

eksklusif satu sama lain (mutually exclusive).

2. Merumuskan suatu rencana analisis

Suatu rencana analisis (analysis plan) berfungsi menjelaskan bagaimana

menggunakan data sampel untuk menerima atau menolak hipotesis nol. Rencana

analisis harus menjelaskan dua elemen yaitu level signifikansi dan metode

pengujian. Dalam hal level signifikansi sering menggunakan level signifikansi

misalnya 0,01, 0,05, atau 0,10, setiap nilai antara 0 dan 1 dapat digunakan.

3. Analisis sampel

Dengan menggunakan data yang kita peroleh dari sampel maka selanjutnya kita

harus menentukan derajat kebebasan (degrees of freedom), frekuensi yang

diharapkan, uji statistik dan nilai P dari uji statistik dengan memperhatikan beberapa

hal yaitu derajat kebebasan (df) adalah sama dengan jumlah level (k) dari variabel

(32)

41

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

level variabel kategoris adalah sama dengan ukuran sampel dikalikan dengan

proporsi dari hipotesis nol.

Ei = frekuensi yang diharapkan untuk level ke-i dari suatu variabel kategoris.

n = ukuran sampel total.

pi = hipotesis dari jumlah observasi pada level i.

4. Uji statistik

Uji statistik yang digunakan adalah variabel acak chi-kuadrat (chi-square random

variable) yang memiliki simbol X2 melalui rumus berikut :

X2 = chi-kuadrat

Oi = frekuensi yang diamati untuk level ke-i dari suatu variabel kategoris,

Ei = frekuensi yang diharapkan untuk level ke-i dari suatu variabel kategoris.

Suatu nilai-P adalah probabilitas pengamatan suatu sampel statistik dengan tingkat

paling tinggi (ekstrem) uji statistik.

5. Interpretasi hasil

Jika temuan yang diperoleh dari sampel tidak memungkinkan, dengan

(33)

dengan cara membandingkan nilai-P dengan tingkat signifikansi, dan menolak

hipotesis nol ketika nilai-P kurang dari level signifikansi.

Adapun tabel chi-kuadrat ini di atur dengan tingkat probabilitas dan derajat

kebebasan. Sebagian dari tabel chi-kuadrat yang relevan dengan penelitian hipotesis

kita tampilkan di sini untuk menunjukkan bagaimana tabel digunakan.

Tabel 3.2

Tabel Kontingensi Chi-kuadrat Derajat

Kebebasan

Tingkat Probabilitas

10% (0,10) 5% (0,05) 1% (0,01) 0,1% (0,001)

1 2,706 3,841 6,635 10,827

2 4,605 5,991 9,210 13,815

3 6,251 7,815 11,345 16,266

4 7,779 9,488 13,277 18,467

Sumber : Morissan (2012:313)

Kemudian Jika nilai chi-kuadrat yang telah dihitung sama atau lebih besar dengan

nilai yang terdapat pada tabel, maka perbedaan dalam frekuensi yang diamati dinilai

signifikan secara statistik pada level alfa yang telah ditentukan sebelumnya tetapi

(34)

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bagian akhir skripsi ini, penulis akan mengemukakan beberapa

kesimpulan dan rekomendasi yang didasarkan pada temuan hasil penelitian dan

uraian pada bab-bab sebelumnya mengenai masalah yang diteliti, yaitu Hubungan

Kondisi Fasilitas Terhadap Pemanfaatan Fasilitas Terminal Rawabango Kabupaten

Cianjur.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

maka penulis dapat menarik kesimpulan penelitian sebagai berikut:

1. Fasilitas terminal dibagi menjadi 3 macam fasilitas, diantaranya fasilitas utama,

fasilitas penunjang, dan fasilitas khusus.

a) Ketersediaan fasilitas utama di Terminal Rawabango cukup baik hanya

sedikit fasilitas yang tidak ada yakni hanya papan informasi namun secara

keseluruhan ketersediaan fasilitas utama di Terminal Rawabango ini ada.

Sebagian kondisi fasilitas utama dikategorikan bagus.

b) Ketersediaan fasilitas penunjang di Terminal Rawabango tidak cukup baik,

banyak fasilitas yang ada namun kurang bagus dan ada juga yang tidak ada

yakni ruang pengobatan, tempat penitipan barang, dan taman yang tidak ada,

selanjutnya yang ada namun tidak layak untuk digunakan yakni telepon

umum. Secara keseluruhan ketersediaan fasilitas penunjang di Terminal

Rawabango ini kurang begitu baik.

2. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemanfaatan fasilitas Terminal

Rawabango, diantaranya kedisiplinan, pengetahuan fasilitas, pengetahuan aturan,

(35)

memasuki areal terminal yakni di dominasi oleh pengguna terminal yang

tidak pernah memasuki terminal. Sebagian besar pengguna terminal di

terminal Rawabango tidak pernah memasuki areal terminal, itu menjelaskan

bahwa tingkat kedisiplinan pengguna terminal di Kabupaten Cianjur kurang

disiplin dalam memanfaatkan fasilitas terminal Rawabango tersebut. Hal ini

tentu adanya hubungan antara kedisiplinan ini dengan pemanfaatan fasilitas

terminal.

b) Pengetahuan fasilitas para pengguna terminal menjadi salah satu faktor

pengaruh terhadap pemanfaatan fasilitas. Pengetahuan fasilitas ini cenderung

bagi para pengguna terminal memanfaatkan fasilitas yang tersedia di dalam

terminal, karena menurutnya fasilitas yang ada di dalam terminal itu ada

untuk digunakan. Hal ini tentu adanya hubungan antara pengetahuan tentang

fasilitas ini dengan pemanfaatan fasilitas terminal.

c) Pengetahuan tentang aturan para pengguna terminal bukan menjadi salah satu

faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan fasilitas. Dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar pengguna terminal yang mengetahui tentang aturan

bagi para pengguna terminal tidak memanfaatkan fasilitas terminal. Hal ini

tentu tidak adanya hubungan antara pengetahuan tentang aturan ini dengan

pemanfaatan fasilitas terminal.

d) Pelayanan para pengguna terminal bukan menjadi salah satu faktor yang

berpengaruh terhadap pemanfaatan fasilitas. Kurangnya pelayanan pengguna

terminal ini cenderung membuat para pengguna terminal tidak

memanfaatkan fasilitas yang tersedia di dalam terminal. Kurangnya hubungan

ini karena pengguna terminal merasa yang terpenting di dalam sebuah

terminal tersebut adanya fasilitas trayek yang banyak dan memadai, lalu

adanya fasilitas-fasilitas terminal untuk menunjang kenyamanan bagi para

pengguna terminal. Hal ini tentu tidak adanya hubungan antara pelayanan

(36)

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e) Begitu banyak tujuan tempat yang dapat diakses menggunakan alat

transportasi dari terminal Rawabango ini. Seperti trayek angkutan antar kota

yang tersedia di terminal Rawabango yakni dari berbagai macam antar

provinsi hingga antar pulau, diantaranya dengan tujuan daerah Merak,

Jakarta, Bekasi, Bogor, Sukabumi, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Cirebon,

Jogja, Solo dan Denpasar. Adapula angkutan perkotaan dan pedesaan

diantaranya dengan tujuan daerah pusat kota Cianjur, Ciranjang, jalan Raya

Bandung, Tungturunan, Jangari, Cibalagung, Warung Danas, Cikalong,

Gadung, Maleber, Bojong, dan Cikaret.

B. REKOMENDASI

Pada kesempatan ini, peneliti akan mengemukakan beberapa rekomendasi

sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan. Adapun rekomendasi yang

dapat diberikan antara lain :

1. Bagi pengelola terminal Rawabango, untuk meningkatkan kondisi fasilitas yang

ada di terminal Rawabango, perlu dilakukannya perbaikan kondisi fasilitas, baik

itu fasilitas utama maupun penunjang. Perbaikan kondisi fasilitas tersebut akan

terkait dengan pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango oleh para pengguna

terminal.

2. Selanjutnya pengelola terminal Rawabango hendaknya bertindak lebih tegas

kepada para pengguna terminal dalam mentertibkan pengguna terminal untuk

melakukan kegiatan mobilitas yakni salah satunya menunggu angkutan umum di

dalam terminal karena hal tersebut akan terkait dengan pemanfaatan fasilitas

terminal Rawabango di Kabupaten Cianjur.

3. Bagi para penumpang, untuk mentaati peraturan yang ada yakni salah satunya

menunggu angkutan umum di dalam terminal, karena untuk terciptanya

ketertiban sosial dan termanfaatkannya fasilitas terminal Rawabango di

(37)

dalam terminal dan menaikkan maupun menurunkan penumpang di dalam

terminal untuk terciptanya ketertiban, tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas

di luar terminal dan termanfaatkannya fasilitas terminal Rawabango di

Kabupaten Cianjur tersebut.

5. Bagi peneliti yang ingin meneliti lebih lanjut, hendaknya melakukan penelitian

lebih sistematis, dan cakupan wilayah penelitiannya tidak hanya di Cianjur

bagian utara saja tapi keseluruhan dan semoga penelitian ini dapat dijadikan

(38)

107

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abustam, M. I. (1989). Gerak Penduduk Pembangunan dan Perubahan Sosial.

Jakarta: UI

Adisasmita, S. A. (2011). Perencanaan Pembangunan Transportasi. Yogyakarta:

Graha Ilmu

Arikunto, S, (2006). Prosedur Penelitian. FIP IKIP Yogyakarta

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2007

Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur. (2006). Kabupaten Cianjur dalam Angka.

Cianjur: BPS Kab. Cianjur

Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur. (2007). Kabupaten Cianjur dalam Angka.

Cianjur: BPS Kab. Cianjur

Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur. (2012). Kabupaten Cianjur dalam Angka.

Cianjur: BPS Kab. Cianjur

Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur. (2013). Kabupaten Cianjur dalam Angka.

Cianjur: BPS Kab. Cianjur

Bintarto, R. dan Surastopo H. (1979). Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES.

Bintarto, R. (1983). Urbanisasi dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia

Daldjoeni. (1982). Pengantar Geografi untuk Mahasiswa dan Guru Sekolah. Jakarta:

Alumni.

Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat Tahun 2010.

Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kabupaten Cianjur Tahun 2013

Dinas Pengembangan Sumberdaya Air dan Perairan Kabupaten Cianjur Tahun 2007

Hayati, S dan Yani. A. (2007). Geografi Politik. Bandung: PT. Refika Aditama

Jamulya dan Sunarto. (1991). Evaluasi Sumberdaya Lahan (Kemampuan Lahan).

Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

(39)

Jakarta: Erlangga.

Khisty, C J dan Lall. B. K. (2003). Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi Jilid 2.

Jakarta: Erlangga.

Mantra, I. B, (1981). Mobilitas Sirkuler di Indonesia, Seri Kertas Kerja No. 22.

Yogyakarta: Pusat Penelitian Studi Kependudukan UGM.

Mantra, I. B, (1985). Pengantar Studi Geografi. Yogyakarta: Nurcahya

Mantra, I B, (2003). Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Marbun, M. A, (2004). Ensiklopedia Geografi Jilid 1. Bogor: Yudistira

Miro, F, (1997). Sistem Transportasi Kota. Bandung: Tarsito

Miro, F, (2012). Pengantar Sistem Transportasi. Jakarta. Erlangga

Morlok, E. K. (1984). Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Jakarta:

Erlangga

Morissan (2012). Metode Penelitian Survei. Jakarta: Kencana

Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Oglesby, C. H. dan Gary, H. R, (1990). Teknik Jalan Raya. Jakarta: Erlangga

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 Tentang

Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, serta Manajemen Kebutuhan

Lalu Lintas.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Komite

Nasional Keselamatan Transportasi.

Rafi’I, S. (1995). Meteorologi dan Klimatologi. Bandung: Angkasa.

Rodrigue, P. (2007). The Geography of Transport Systems. London dan New York:

Rotledge Taylor and Francis Group.

Rusli. (1983). Kepadatan Penduduk dan Peledakkannya. Jakarta: Balai Pustaka

Saefullah, A. D. (1992). Pokok-Pokok Materi Kuliah Pasca Sarjana UNPAD.

Bandung: Tidak Diterbitkan

Santoso, S. (2001). SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: PT.

(40)

109

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sembiring. (1985). Demografi. Jakarta: Fakultas Pasca Sarjana IKIP Jakarta.

Silalahi, U. (2012). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suharyono Dan Amien, M. (1994). Pengantar Filsafat Geografi. Jakarta: Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi.

Sumaatmadja, N. (1998). Studi Geografi Suatu Pendekatan Keruangan. Bandung:

Alumni

Surat Keputusan Bersama antara Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dan

Direktorat Jenderal Bina Marga Tahun 1981 Tentang Penyelenggaraan

Terminal.

Tika, M. P. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Perhubungan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan

Warpani, S. P. (2002). Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Bandung:

Penerbit ITB.

http://www.anneahira.com/pengertian-analisis.htm, Cianjurkab. Sekilas Cianjur. FTP

(diakses 3 Februari 2013)

http://cianjurkab.go.id/Content_Nomor_Menu_15_3.html, (diakses 3 Februari 2013)

http://www.datastatistikindonesia.go.id/penduduk-id/mobilitas.html, (diakses 10

Gambar

Tabel 1.1 Data Jumlah Angkutan Perkotaan yang Melintasi Terminal Rawabango
Gambar 3.1 Terminal Rawabango Kabupaten Cianjur
Gambar 3.2 Peta Administrasi Kabupaten Cianjur
Tabel 3 Persentase Kriteria Penilaian Persentase 1 Kriteria
+2

Referensi

Dokumen terkait

ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar terhadap harga saham baik secara parsial

Penelitian ini juga menemukan bahwa pengalaman auditor berpengaruh positif pada kualitas audit melalui skeptisisme profesional auditor, sedangkan keahlian auditor tidak

Tempat peristirahatan nelayan yang ada di PPN Pekalongan selalu di gunakan untuk beristirahat oleh nelayan yang ada di PPN Pekalongan, baik itu untuk tidur, ataupun yang

Meskipun di dalam penelitian ini juga menggunakan etanol absolut (99%) sebagai pengekstrak senyawa polifenol, namun kadar total fenol relatif tidak mengalami

Rumusan Masalah pada penelitian ini adalah : 1) Bagaimana deskripsi kinerja keuangan Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah go public , 2) Apakah terdapat

Telah dilakukan sintesis senyawa polieugenoksi asetil tiopen metanolat (suatu turunan asam polieugenoksi asetat dengan gugus aktif S) dari

a. Tangible adalah kualitas pelayanan yang berupa sasaran fisik perkantoran, komputerisasi, ruang tunggu, tempat informasi, perlengkapan dan personil. Menurut

Dengan alasan diatas penulis menganggap bahwa adanya bahasa pemrograman PHP, database MySQL, dan fasilitas internet diharapkan dapat menjadikan sebuah situs berbasis data