No. DAFTAR FPIPS : 4469/UN.40.2.8/PL/2015
PERGESERAN STATUS DAN PERAN SOSIAL GURU DALAM PANDANGAN MASYARAKAT
(Studi Deskriptif Analisis di Desa Kertawangi Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi
oleh Kurniawan
1001363
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PERGESERAN STATUS DAN PERAN SOSIAL GURU DALAM PANDANGAN MASYARAKAT
(Studi Deskriptif Analisis di Desa Kertawangi Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat)
Oleh
Kurniawan
1001363
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Kurniawan 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto
PERNYATAAN
Bismillahirahmannirahim
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pergeseran Status Dan Peran Sosial Guru Dalam Pandangan Masyarakat (Studi Deskriptif Analisis di Desa Kertawangi Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat)” ini beserta seluruh
isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/ sanksi
apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada
klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Februari 2015 Yang membuat pernyataan,
Kurniawan
KURNIAWAN
PERGESERAN STATUS DAN PERAN SOSIAL GURU DALAM PANDANGAN MASYARAKAT
(Studi Deskriptif Analisis di Desa Kertawangi Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Achmad Hufad. M.Ed NIP. 195501011981011001
Pembimbing II
Dra. Wilodati., M.Si NIP. 196801141992032002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi
SKRIPSI INI DIUJI PADA TANGGAL 23 FEBRUARI 2015
PANITIA UJIAN SIDANG TERDIRI ATAS :
Ketua : Dekan FPIPS UPI
Prof. Dr. H. Karim Suryadi., M.Si
NIP. 197008141994021001
Sekretaris : Ketua Program studi Pendidikan Sosiologi
Hj. Siti komariah., M.Si., Ph.D
NIP. 196804031991032002
Penguji :
Penguji I
Prof. Dr. H. Bunyamin, M. Pd., M. A NIP. 196207021986031001
Penguji II
Dr. Elly Malihah., M. Si NIP. 196604251992032002
Penguji III
DAFTAR ISI HAK CIPTA PERNYATAAN PENGESAHAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Penelitian ... 6
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 8
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11
A. Konsep Status Dan Peran Guru ... 11
1. Pengertian Status ... 13
2. Pengertian Peran ... 16
3. Status dan Peranan Guru di Masyarakat ... 22
4. Peran Guru Dari Masa Ke Masa ... 24
B. Konsep Guru ... 25
1. Pengertian Guru ... 25
2. Kompetensi Guru ... 28
3. Soft Skill Sebagai Karakter Guru ... 32
C. KonsepPerubahan Sosial ... 33
1. Pengertian Perubahan Sosial ... 34
2. Faktor Penyebab Perubahan Sosial ... 35
D. Penelitian Terdahulu ... 36
BAB III METODE PENELITIAN ... 40
A. Metode Penelitian... 40
1. Pendekatan Penelitian ... 40
2. Metode Penelitian ... 42
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 43
1. Lokasi Penelitian ... 43
2. Subjek Penelitian ... 43
C. Desain Penelitian ... 45
1. Tahap Pra Penelitian... 45
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 47
3. Tahap Analisi Data ... 48
E. Teknik Pengumpulan Data ... 50
1. Wawancara Mendalam... 50
2. Observasi... 51
3. Studi Dokumentasi ... 54
F. Analisis Data ... 55
1. Reduksi Data ... 55
2. Penyajian Data ... 56
3. Penarikan Simpulan ... 56
G. Uji Keabsahan Data ... 56
1. Triangulasi ... 56
2. Mengadakan Member Check... 57
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 58
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 58
1. Letak Geografis Dan Keadaan Alam ...58
2. Penduduk ...59
B. Deskripsi Hasil Penelitian ...63
1. Laporan Hasil Observasi ...63
2. Laporan Hasil Wawancara ...66
C. Pembahasan Hasil Penelitian ...108
1. Pandangan Masyarakat Terhadap Status dan Peran Sosial Guru di Desa Kertawangi ...109
2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pergeseran Status dan Peran Guru di Desa Kertawangi dalam Pandangan Masyarakat ...118
3. Kendala-Kendala yang dihadapi Oleh Guru dalam Meningkatkan Status dan Peran Sosialnya di Masyarakat ...125
4. Upaya yang dilakukan Guru Untuk Meningkatkan Status dan Perannya di Masyarakat ...129
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 134
A. Simpulan ... 134
B. Saran ... 136
DAFTAR PUSTAKA ... 138
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia... 60 Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Kertawangi... 61 Tabel 4.3 Mata Pencaharian Penduduk Desa Kertawangi... 62 Tabel 4.4 Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah Di Desa Kertawangi 64 Tabel 4.5 Tabel Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah di Wilayah Desa
Kertawangi………
64
Tabel 4.6 Informan Penelitian... 67 Tabel 4.7 Pandangan Masyarakat Terhadap Status dan Peran Sosial Guru... 111 Tabel 4.8 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pergeseran Status dan Peran Guru...
119
Tabel 4.9 Kendala-Kendala yang dihadapi Oleh Guru dalam Meningkatkan Status dan Peran Sosial...
126
Tabel 4.10 Upaya yang dilakukan Guru Untuk Meningkatkan Status dan Peran Sosial...
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Triangulasi Sumber ...57
Gambar 3.2 Triangulasi Teknik ...57
1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
Pendidikan merupakan salah faktor yang paling menentukan dalam
kemajuan suatu bangsa. Hal ini pun dapat kita lihat dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar Tahun 1945, “...mencerdaskan kehidupan bangsa..” yang
mengamanatkan segenap warga negara untuk ikut dalam segala usaha guna
mencerdaskan kehidupan bangsa ini dan hal tersebut dapat kita capai melalui
pendidikan. Dalam pendidikan tentu terdapat elemen-elemen didalamnya mulai
dari kurikulum sebagai suatu sistem, sekolah sebagi sarana berlangsungnya
pendidikan hingga guru sebagai ujung tombak pelaksana pendidikan.
Guru sejatinya memiliki status dan peran yang berbeda-beda dalam
masyarakat tergantung situasi dan kondisi, hal ini sejalan dengan pernyataan
Karsidi (2005, hlm. 42), “...kedudukan sosial guru berbeda di negara satu dengan
negara lain dan dari satu zaman ke zaman lainnya pula...”. Di sekolah guru
berperan sebagai pengajar, pembimbing serta teladan bagi murid-muridnya.
Kemudian di masyarakat guru merupakan figur teladan bagi masyarakat di
sekitarnya yang memberikan kontribusi positif dalam norma-norma sosial di
masyarakat. Mereka adalah penjaga, pelaksana dan juga sebagai kontrol terhadap
norma dan nilai yang ada di masyarakat. Tanggung jawab yang berat ini tentu
harus ditunjang dengan kemampuan berbagai kemampuan baik hard skill maupun
soft skill yang mumpuni. Karena tanpa kedua hal tersebut seorang guru tidak akan
mampu menjalankan perannya dengan baik di masyarakat, dan akan muncul
cibiran-cibiran yang tentu akan mengubah pandangan masyarakat secara umum
terhadap profesi ini.
Dalam kehidupan bermasyarakat, seorang guru sering kali ditempatkan
dalam posisi yang dianggap terhormat. Pandangan tersebut dibangun atas dasar
peran guru sebagai seorang agen sosial yang bertugas dan menjadi tumpuan
masyarakat untuk menyalurkan pengetahuan serta nilai dan norma yang ada di
2
Namun, dewasa ini seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi di era globalisasi yang semakin cepat, tidak dapat dipungkiri memiliki
pengaruh yang cukup fundamental dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.
Kemajuan-kemajuan yang dicapai kemudian menimbulkan terjadinya pergeseran
dalam berbagai bidang kehidupan dan salah satunya ialah status dan peran guru
dalam masyarakat.
Perubahan pandangan masyarakat terhadap status dan peran guru dilandasi
oleh beberapa hal, yang pertama adalah perubahan landasan profesi guru, kedua
perubahan tatanan sosial dan ketiga perubahan paradigma media.
Pertama perubahan landasan profesi guru, Hal ini tercermin dalam
pencanangan guru sebagai profesi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
pada tanggal 2 Desember 2004. Diterbitkannya UU No 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, melalui UU ini diatur hak dan kewajiban guru yang
pada akhirnya bermuara pada peningkatan kesejahteraan dan kompetensi guru.
Diterbitkannya Peraturan Pemerinah No 19 tahun 2005 tentang Standar
Pendidikan Nasional yang mengatur tentang kompetensi, sertifikasi dan
kesejahteraan guru. Serta UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Dengan peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru sebagai dampak dari
perubahan aturan-aturan tersebut. Maka, tanggung jawab seorang guru terhadap
masyarakat juga turut meningkat begitu juga harapan masyarakat terhadap peran
guru di masyarakat. Selain peran tentu status seorang guru juga diharapkan dapat
meningkat, hal ini ditunjukan dengan peningkatan kesejahteraan guru.
Kedua, perubahan tatanan sosial adalah sesuatu yang sulit untuk dihindari,
Masyarakat bergerak secara dinamis. Dewasa ini masyarakat mengalami
perubahan sosial yang sangat pesat. Isu post-modernisasi dan globalisasi
sebenarnya ingin merangkum pemahaman suatu perubahan yang sangat cepat dan
dahsyat. Modernisasi adalah proses perubahan masyarakat dan kebudayaannya
dari hal-hal yang bersifat tradisional menuju modern. Perubahan ini tentunya juga
ikut serta dalam berubahnya pandangan masyarakat terhadap profesi guru, guru
3
Ketiga, perubahan paradigma media. Menurut Baran (2010, hlm. 23) “...media berpengaruh terhadap budaya khalayak dengan ragam cara..” Maka tidak heran jika kehidupan masyarakat kita saat ini tidak bisa terpisahkan oleh
kehadiran teknologi media komunikasi. Progres literasi media didasarkan pada
semakin pesatnya gempuran informasi media yang tidak diimbangi dengan
kecakapan mengkonsumsinya. Maka dibutuhkanlah budaya baru dalam
mengkonsumsi media secara sehat. Seiring dengan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi, maka literasi media juga berlaku pada konsumen
media on-line, atau media baru yang tersebar melalui jejaring internet.
Literasi media tentu tidak bisa berjalan dengan baik tanpa peran serta masyarakat.
Peran itu dapat berupa individu, komunitas, kelompok, dan budaya local
setempat. Peran individu lebih difokuskan pada bimbingan orang tua sebagai
kepala keluarga atas konsumsi media di lingkungannya. Pada hakikatnya
merupakan suatu kondisi meluasnya budaya yang seragam bagi seluruh
masyarakat di dunia. Globaliasi muncul sebagai akibat adanya arus informasi dan
komunikasi yang begitu cepat. Sebagai akibatnya, masyarakat dunia menjadi satu
lingkungan yang seolah-olah saling berdekatan dan menjadi satu sistem pergaulan
dan budaya yang sama. Perubahan menurut Senge (dalam Maliki 2010, hlm. 276)
merupakan, “...sesuatu yang tidak bisa dielakkan, karena melekat built in dalam
proses pengembangan masyarakat. Kebutuhan untuk bisa survive dalam
ketidakpastian dan perubahan menjadi tuntutan masa kini”. Perubahan terjadi
begitu cepat dan luas, termasuk mengubah dasar-dasar asumsi dan paradigma
memandang perubahan. Perubahan yang terjadi di masyarakat tentunya sangat
berpengaruh pada dunia pendidikan. Masalah-masalah sosial yang muncul di
tengah masyarakat juga dialami dunia pendidikan. Sosiologi pendidikan
memainkan perannya untuk ikut memformat pendidikan yang mampu berkiprah
secara kontekstual. Sistem, muatan, proses dan arah pendidikan perlu ditata ulang
dan diatur secara khusus sehingga mampu menjawab sekaligus bermain di arena
perubahan sosial tersebut.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilaksanakan, secara kedinasan
4
hal ini dimungkinkan karena sebagai sebuah daerah pedesaan, Desa Kertawangi
hanya memiliki beberapa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan juga Sekolah
Menengah Atas (SMA). Dari segi kepegawaian, guru-gurunya secara umum
sudah menjadi guru berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan secara ekonomi
guru-guru ini sudah dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Guru di Desa Kertawangi ini mempunyai status yang relatif istimewa tipikal
daerah pedesaan. Hal ini ditunjukan dengan status guru desa yang menempati
strata sosial yang setara dengan tokoh-tokoh formal dan informal yang berada di
daerah tersebut. Sehingga tidaklah mengherankan bila lembaga kemasyarakatan di
tingkat desa banyak dipimpin dan digerakkan oleh para guru, salah satu contohnya
adalah organisasi Pembinaan Kesejahteraan Keluarga di tingkat desa.
Berdasarkan Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mahmud tahun
2010 dengan Judul, “Status dan Peran Guru di Masyarakat”, ditemukan bahwa
status dan peran guru di Indonesia secara sosial memiliki strata sosial yang tinggi,
namun seiring dengan perubahan sosial dan juga perubahan struktural yang
melegitimasi profesi guru, prasyarat kharismatik dan tradisi yang sebelumnya
melandasi status dan peran guru di masyarakat kini berganti menjadi prasyarat
formal dan legal. Perubahan yang terjadi tersebut, pada akhirnya juga
menyebabkan pergeseran pandangan masyarakat secara umum terhadap profesi
guru tersebut.
Pemberitaan-pemberitaan buruk perihal profesi guru, seperti demo para
guru, serta tindakan-tindakan amoral guru baik berupa pelecehan seksual ataupun
kekerasan yang dilakukan guru, sedikit banyaknya juga turut andil dalam
bergesernya perspektif masyarakat. Bahkan perilaku buruk murid seperti tawuran,
penggunaan obat-obatan terlarang, dan seks bebas pun biasanya ditimpakan atau
dianggap kesalahan para guru semata, hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap
pandangan masyarakat terutama jika melihat bagaimana media di Indonesia dalam
memberitakan hal-hal seperti ini yang biasanya kurang seimbang atau hanya
5
Bentuk penghargaan yang diberikan kepada seorang guru menurut Karsidi
(2005, hlm. 42), “...secara sederhana dapat dilihat dari dua hal, yaitu pertama
penghargaan sosial dan kedua penghargaan ekonomi”.
Pertama adalah penghargaan sosial, Menurut Karsidi (2005, hlm. 42)
penghargaan sosial merupakan, “...penghargaan yang diberikan masyarakat atas
jasa-jasa guru tersebut, hal ini dapat diamati dari sikap-sikap sosial anggota
masyarakat serta status guru dalam stratifikasi sosial masyarakat yang
bersangkutan”. Hal semacam ini dapat disaksikan dan ditemukan secara jelas dan
gamblang pada masyarakat pedesaan yang mana mereka selalu menunjukkan rasa
hormat dan santun terhadap para guru yang menjadi pengajar bagi anak-anak
mereka. Masyarakat terbiasa memberikan kata-kata sapaan yang santun terhadap
guru seperti pak guru, ibu guru dan sebagainya daripada profesi-profesi yang lain.
Kedua, menurut Karsidi (2005, hlm. 43) penghargaan terhadap guru ini
dapat diamati juga dari segi ekonomi, yaitu “...penghargaan atas peran guru
dipandang dari seberapa besar gaji yang diterima oleh guru.”. Walaupun belum
merata seperti pada guru honorer dan guru PNS atau guru di kota dan di pedesaan
yang mendapat penghargaan secara ekonomi yang berbeda, keadaan kesejahteraan
guru pada masa-masa ini dapat dikatakan lebih baik daripada masa-masa
sebelumnya, karena pada masa dahulu membebankan kesejahteraan pada profesi
guru adalah hal yang sulit sehingga seorang guru harus mencari pendapatan dari
profesi lain, namun saat ini kesejahteraan guru sudah lebih terjamin terutama
setelah diputuskannya UU tentang, “Guru dan Dosen” pada 2005.
Seorang guru, idealnya mampu menjalankan tugas profesionalnya sebagai
seorang guru. Baik di dalam pembelajaran maupun dalam kehidupan sosialnya di
masyarakat. Hal ini sesuai dengan kompetensi yang harus dimiliki guru
berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang, “Guru dan Dosen”
yang di antaranya adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Kompetensi-kompetensi ini dapat
diraih seorang guru melalui berbagai cara salah satu contohnya adalah melalui
6
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis kemudian merasa tertarik untuk
mengkaji lebih dalam mengenai fenomena peran dan status guru dalam
masyarakat, dan kemudian memfokuskan kajian pada pergeseran peran dan status
guru dari pandangan masyarakat, hingga dianggkatlah judul “Pergeseran Status
Dan Peran Sosial Guru Dalam Pandangan Masyarakat (Studi Deskriptif Analisis di Desa Kertawangi Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat)”. Adapun pemilihan lokasi penelitian di Desa Kertawangi Kecamatan Cisarua dilandasi oleh berbagai faktor yaitu pada faktor pertama karena Desa
Kertawangi ini berada di jalur jalan utama Kolonel Masturi sehingga proses
modernisasi di desa ini berlangsung pesat. Kedua, daerah ini berdekatan dengan
objek wisata hingga pembangunan dan perubahan di masyarakat begitu cepat
terjadi, sehingga sesuai dengan observasi yang telah penulis lakukan mengenai
pergeseran peran dan status guru dirasa menjadi realitas yang pasti terjadi di
dalam masyarakat. Ketiga, keterjangkauan penulis terhadap lokasi penelitian serta
tersedianya data yang mendukung guna dilaksanakannya penelitian ini hingga
dapat mengungkapkan realitas-realitas yang mendalam berkaitan dengan
fenomena yang diangkat dalam penelitian ini.
B. IDENTIFIKASI PENELITIAN
Guru sejatinya memiliki status dan peran yang berbeda-beda dalam
masyarakat tergantung situasi dan kondisi. Guru merupakan profesi yang
memiliki status dan peran yang penting dalam masyarakat, hal ini ditunjukan
dengan bagaimana masyarakat memberikan rasa hormat yang tinggi kepada para
guru, hal ini dapat kita lihat dari bagaimana masyarakat memberikan panggilan
kepada guru seperti bapak guru, kang guru, bu guru, pak ustadz, selain itu
masyarakat juga sering memberikan sedidikt hadiah sebagai tanda terima kasih
pada saat akhir masa-masa sekolah atau pada saat pembagian raport dan atau
kenaikan kelas. Namun seiring berjalannya waktu, status dan peran seorang guru
juga mengalami pergeseran. Pergeseran ini bisa mengarah pada hal yang positif
7
Dalam kehidupan bermasyarakat, seorang guru sering kali ditempatkan
dalam posisi yang dianggap terhormat. Pandangan tersebut dibangun atas dasar
peran guru sebagai seorang agen sosial yang bertugas menyalurkan pengetahuan
serta nilai dan norma yang ada di masyarakat kepada generasi penerus. Perubahan
pandangan terhadap status dan peran guru dilandasi oleh beberapa hal, yang
pertama adalah perubahan landasan profesi guru, kedua adalah perubahan tatanan
sosial dan ketiga perubahan paradigma media.
Seorang guru, idealnya mampu menjalankan tugas profesionalnya sebagai
seorang guru. Baik di dalam pembelajaran maupun dalam kehidupan sosialnya di
masyarakat. Hal ini sesuai dengan kompetensi yang harus dimiliki guru
berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang, “Guru dan Dosen”.
Mengingat status dan peran guru adalah suatu kajian yang luas. Maka,
penulis dalam penelitian ini hanya memfokuskan pada status dan peran sosial
guru di lingkungan sosial masyarakat.
C. RUMUSAN MASALAH PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
permasalahan yang diajukan adalah Pergeseran Status Dan Peran Sosial Guru
Dalam Pandangan Masyarakat, yang diuraikan kedalam empat pertanyaan
penelitian yaitu:
1. Bagaimanakah pandangan masyarakat terhadap status dan peran sosial
guru di Desa Kertawangi?
2. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi pergeseran status dan peran
guru di Desa Kertawangi ini?
3. Adakah kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam meningkatkan
status dan peran sosialnya di masyarakat?
4. Bagaimanakah upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan status
8
D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan pandangan masyarakat mengenai status dan peran
sosial guru di Desa Kertawangi.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pergeseran status
dan peran sosial guru di masyarakat Desa Kertawangi.
3. Menguraikan kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam
meningkatkan status dan peran sosialnya di masyarakat.
4. Menguraikan upaya–upaya yang dilakukan guru di Desa Kertawangi
dalam meningkatkan status dan peran sosialnya di masyarakat.
E. MANFAAT PENELITIAN
Suatu penelitian akan lebih bermakna bila bermanfaat baik bagi
pengembangan ilmu pengetahuan, maupun bagi kehidupan masyarakat. Maka dari
itu, penelitian ini mempunyai manfaat secara teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk lebih memahami konsep
perubahan sosial, pergeseran status dan peran sosial guru di masyarakat, beserta
faktor-faktor yang memengaruhi pergeseran tersebut, termasuk kendala-kendala
yang dihadapi dalam upaya mempertahankan serta meningkatkan status dan peran
guru. Selain itu untuk menguraikan upaya-upaya yang dilakukan oleh guru dalam
meningkatkan status dan perannya di masyarakat.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru, dapat menjadi bahan referensi dalam meningkatkan status
dan perannya di masyarakat berdasarkan pengalaman guru-guru lain,
dan berdasarkan harapan-harapan masyarakat yang ditujukan pada
individu yang berprofesi sebagai guru.
9
dalam program-program pembangunan di desa-desa sesuai sesuai
dengan kapabilitas yang dimiliki guru tersebut.
c. Bagi penulis, semoga menjadi wadah untuk memperluas wawasan
berpikir dalam memahami berbagai peran dan status sosial guru di
masyarakat.
F. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI
Struktur organisasi atau sistematika penulisan skripsi ini berisi rincian
mengenai urutan dari setiap bab dan bagian-bagian bab dalam seluruh penulisan
skripsi, yang terdiri dari bab satu sampai bab terakhir, yaitu bab lima. Rincian
urutan dari setiap bab adalah sebagi berikut:
Bab I Pendahuluan, merupakan bagian awal dalam penyusunan skripsi yang
berisi: latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, Lokasi dan Subjek Penelitian, Penjelasan Istilah serta struktur
organisasi penelitian.
Bab II Kajian Pustaka, pada bab ini merupakan gambaran umum mengenai
dasar penelitian dan teori yang melandasi permasalahan dalam penelitian.
Terdapat beberapa juga teori-teori yang merupakan rujukan utama yang akan
dikaji oleh peneliti tersebut. Dalam kajian pustaka ini, dapat juga menjadi acuan
untuk membantu dan menjelaskan istilah-istilah secara jelas dan terperinci.
Bab III Metode Penelitian, pada bab ini, berisikan pendekatan dan metode penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. Metode penelitian ini mencakup
seperti lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional,
instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data:
wawancara, observasi, studi dokumentasi serta analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian, pada bab ini berisi pembahasan dari hasil penelitian yang telah diteliti oleh peneliti. Dalam hasil penelitian berupa informasi dan
data-data yang telah diperoleh sesuai dengan lapangan dalam rangka penulisan skripsi
tentang pergeseran status dan peran sosial guru dalam pendangan masyarakat.
Dalam hasil penelitian ini penulis mendeskripsikan secara terurai agar
memperoleh keterangan yang jelas. Dalam bab ini berisi mengenai seluruh
10
Bab V akan disajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil
analisis temuan penelitian. Ada dua alternatif cara penulisan kesimpulan, yakni
dengan cara butir demi butir, atau dengan cara uraian padat. Kesimpulan harus
menjawab pertanyaan penelitian atau rumusan masalah. Saran atau rekomendasi
yang ditulis setelah kesimpulan dapat ditujukkan kepada para pembuat kebijakan,
kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan, kepada peneliti
berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya, kepada
134
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil temuan di lapangan, diperkuat dengan teori serta
wawancara mengenai pergeseran status dan peran sosial guru dalam pandangan
masyarakat, maka penulis dapat menarik simpulan dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh peneliti. Berikut adalah simpulan dari hasil penelitian :
1. Masyarakat masih menghormati dan menghargai status serta peran guru di
dalam lingkungannya, tetapi terkadang karena rendahnya pendidikan
masyarakat tidak jarang semua peran yang seharusnya dapat dilakukan oleh
orang tua dilimpahkan kepada guru. Pergeseran status yang dialami guru di
Desa Kertawangi ini biasanya mengenai penerimaan masyarakat terhadap
guru di lingkungan mereka, masyarakat Desa Kertawangi ini pada awalnya
belum mau menerima adanya kedatangan guru di desa mereka namun
seiring berjalannya waktu status guru di lingkungan mereka dapat diterima
dengan baik. Sedangkan pergeseran peran guru yang biasa ditemui oleh
guru di Desa Kertawangi adalah anggapan masyarakat bahwa guru dapat
melakukan semua peran yang ada di masyarakat, maka terkadang guru di
desa tersebut banyak diberikan peran tambahan demi membuat daerah
tersebut maju, seperti banyak guru yang menjadi pemimpin desa. Hal ini
dapat dilihat dengan peran guru, dimana guru pada jaman dahulu tidak
dianggap sebagai pemimpin yang kompeten karena mereka hanya dianggap
sebagai pengajar, tapi kini guru sering mendapatkan kepercayaan untuk
menjadi pemimpin dan mendapatkan jabatan di masyarakat.
Implikasi pergeseran status dan peran ini bagi masyarakat adalah,
masyarakat harus memberikan apresiasi dan pengakuan serta ikut berperan
dalam meringankan status dan peran guru dalam menjalankan peran-peran
sosialnya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan rasa tanggung jawab guru
135
2. Faktor yang melatarbelakangi atau memengaruhi pergeseran status dan
peran guru di masyarakat Desa Kertawangi ini. Faktor yang paling
berpengaruh terhadap pergeseran status guru di masyarakat adalah
pergeseran sikap-sikap sosial masyarakat kepada guru, seperti pada zaman
dahulu orang tua murid masih sering melakukan pemberian barang hadiah
kepada guru sebagai rasa terima kasih karena telah mendidik dan
mengajarkan anak-anak mereka tetapi pada zaman sekarang rasa sosial
yang seperti itu sudah pudar. Dalam hal ini bukan menunjukkan bahwa
guru meminta imbalan ataupun meminta bayaran kepada orang tua murid
dengan memberikan hadiah, hal ini menunjukkan apresiasi terhadap status
dan peran guru dalam masyarakat. Tetapi meskipun pemberian barang
hadiah sudah tidak dilakukan bukan berarti penghormatan dan penghargaan
kepada guru lenyap begitu saja. Masyarakat Desa Kertawangi ini masih
sangat menghargai dan menghormati status guru sebagai orang yang telah
berjasa mendidik dan mengajarkan anak-anak mereka sehingga memiliki
ilmu pengetahuan yang luas. Sedangkan faktor yang memengaruhi
pergeseran peran guru dalam masyarakat adalah terjadinya perubahan
kondisi dan situasi masyarakat yang semakin hari semakin cepat berubah
dan sangat membutuhkan peran guru agar dapat mengembalikan situasi dan
kondisi seperti sedia kala. Perubahan situasi dan kondisi disini dapat
dijelaskan bahwa para generasi mudanya kurang mampu menghargai dan
menghormati para guru. Dan dalam hal ini guru dituntut perannya untuk
membuat masyarakat muda kembali kepada masa dimana setiap masyarakat
mampu menghormati dan menghargai gurunya
3. Kendala yang dialami dalam meningkatkan status sosial guru di masyarakat
adalah belum siapnya masyarakat menerima kehadiran guru
ditengah-tengah masyarakat hal ini dapat dilihat dari jarangnya guru yang menjadi
pemimpin pada masa dahulu. Karena masyarakat Desa Kertawangi ini pada
awalnya tidak terlalu memperhatikan pentingnya pendidikan bagi
136
yang dihadapi guru untuk menjalankan peran sosialnya di masyarakat
adalah dimana para orang tua tidak memandang penting peran guru, para
orang tua hanya memfokuskan anak-anaknya untuk bekerja mencari nafkah
demi membantu kehidupan ekonomi keluarganya. Walaupun pada
kenyataannya peran guru adalah peran yang akan berpengaruh sangat besar
terhadap kehidupan anak-anak mereka nantinya. Tetapi dengan terus diberi
pengertian bahwa pendidikan anak itu sangat penting maka orang tua
menjadi luluh hatinya untuk menyekolahkan anaknya dan menghargai
peran guru yang ingin membantu orang tua dalam mencerdaskan anak-anak
bangsa.
4. Upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan status sosial guru di
masyarakat adalah dengan mengikuti berbagai seminar kepelatihan dan
meningkatkan kompetensi profesional dirinya seperti mengikuti PPG, dan
sertifikasi untuk guru. Sedangkan upaya meningkatkan peran sosial guru di
masyarakat adalah dengan lebih sering berkomunikasi dan menjalin
silaturahmi kepada masyarakat sekitar tempat ia mengajar yang
dikombinasikan dengan lebih sering bertukar pikiran kepada guru-guru di
daerah lain agar menambah pengetahuan dan pengalaman dari guru
tersebut.
B. SARAN
Beberapa saran penelitian yang dapat dihasilkan untuk memenuhi tujuan
dan manfaat penelitian adalah sebagai berikut :
1. Bagi Guru, agar meningkatkan kompetensi dan soft skill yang dimilikinya,
karena hal ini dapat menunjang dalam peningkatan status dan peran guru
baik di sekolah maupun di masyarakat. Selain itu guru juga harus lebih
aktif dan partisipasif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat, meluangkan
waktu si sela-sela kesibukan administrasi untuk bercengkrama atau
silaturahmi dengan masyarakat sekitar.
2. Bagi Masyarakat, dapat membantu meringankan peran guru di masyarakat
dengan bekerja sama dalam menjalankan peran-peran sosial seorang guru,
137
masyarakat karena hal ini dapat memotivasi guru untuk dapat bekerja lebih
baik dan meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap masyarakat.
3. Bagi Dinas Pendidikan, Pemuda Dan Olahraga. Agar memfasilitasi guru
dalam meningkatkan kompetensi dan skillnya, baik itu kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, maupun
kompetensi sosialnya. Serta berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan
guru, terutama guru-guru honorer yang saat ini kesejahteraanya masih
sangat minim.
4. Bagi penelitian selanjutnya, agar dapat mengembangkan penelitian ini
dengan cakupan wilayah yang lebih luas, dan berfokus pada studi
komparatif antara status dan peran guru di masa lalu, dan masa kini. Atau
berfokus pada bagaimana meningkatkan efektivitas status dan peran guru
dalam pembangunan masyarakat desa.
5. Bagi Prodi Pendidikan Sosiologi, agar para mahasiswa pendidikan
sosiologi lebih banyak berkecimpung langsung di masyarakat, turun ke
lapangan untuk meningkatkan kemampuan dalam bersosialisasi, dan juga
memperdalam kajian mengenai status dan peran sosial, sosiologi
pendidikan, dan perubahan sosial. Agar ketika menjadi guru kelak,
mahasiswa sosiologi memiliki advantage, karena selain hebat dalam