• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP/ SL (SEKOLAH LINGKUNGAN) DI SEKOLAH ALAM DAGO, BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP/ SL (SEKOLAH LINGKUNGAN) DI SEKOLAH ALAM DAGO, BANDUNG."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBINAAN AKHLAK SISWA PADA SEKOLAH ALAM (Studi Deskriptif Di Sekolah Alam Dago, Bandung)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh

AGIS AJI PRATIWI NIM 1104453

PROGRAM STUDI ULMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP/ SL (SEKOLAH LINGKUNGAN) DI SEKOLAH ALAM DAGO, BANDUNG

Oleh: Agis Aji Pratiwi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan program studi Ilmu Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Agis Aji Pratiwi 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak cipta dilindungi oleh undang- undang.

(3)
(4)
(5)

Agis Aji Pratiwi, 2015

PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP/SL (SEKOLAH LINGKUNGAN) DI SEKOLAH ALAM DAGO, BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP/ SL (SEKOLAH LINGKUNGAN) DI SEKOLAH ALAM DAGO, BANDUNG

Oleh

Agis Aji Pratiwi (1104453)

ABSTRAK

Sekolah merupakan tempat untuk menimba ilmu dan mencetak para generasi bangsa. Banyak hal yang didapatkan dari sekolah melalui program- program atau kegiatan yang ada di sekolah tersebut, namun program atau kegiatan itu sebagian besar hanya mengacu pada pembelajaran kognitif, sehingga sikap atau norma siswa menjadi kurang terbina dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) mengetahui perencanaan pembinaan akhlak siswa SL di sekolah alam Dago, Bandung, 2) Mengetahui substansi materi pembinaan akhlak siswa SL di sekolah alam Dago, Bandung, 3) Mengetahui pelaksanaan pembinaan akhlak siswa SL di sekolah alam Dago, Bandung, 4) Mengetahui hasil pembinaan akhlak siswa SL di sekolah alam Dago, Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Data yang diolah berasal dari data wawancara, observasi dan dokumentasi. Perencanaan penelitian ini dibuat oleh kepala sekolah dengan tambahan saran dari guru dan orangtua siswa yang dilakukan diawal dan akhir semester, sumber penentuan point akhlak diadopsi dari al- Qur’an, hadits dan care value (nilai inti). Substansi atau inti dari materi akhlak didapatkan dari berbagai sumber buku, namun tetap mengacu pada buku kurikulum 2013. Pelaksanaan penelitian dilakukan setiap hari dengan program kegiatan yang telah disepakati, pihak yang terlibat dalam pelaksanaan mencakup semua anggota sekolah termasuk kepala sekolah yang juga selain ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan juga berwenang untuk mengawasi jalannya kegiatan. Hasil penelitian atau evaluasi kegiatan pembinaan berupa dua macam raport, yakni: raport nilai dan groovy yang berisi perkembangan sikap dan keterampilan siswa.

(6)

Agis Aji Pratiwi, 2015

PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP/SL (SEKOLAH LINGKUNGAN) DI SEKOLAH ALAM DAGO, BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MORAL DEVELOPMENT OF JUNIOR HIGH/GREEN SCHOOL STUDENTS IN DAGO GREEN SCHOOL, BANDUNG

By

AgisAjiPratiwi (1104453)

ABSTRACT

A school is a place to acquire knowledge and create a country’s generations. There are many benefits offered by schools through their programs or activities; however, in majority the programs and activities emphasize cognitive learning, thereby causing students’ attitudes and morals to be insufficiently developed. Hence, the research intends to: 1) Find about the planning of green school students’ moral development in Dago Green School, Bandung; 2) Find about the core content of moral development of green school students in Dago Green School, Bandung; 3) Find about the implementation of green school students’ moral development in Dago Green School, Bandung; and 4) Find about the outcomes of green school students’ moral development in Dago Green School, Bandung. The method adopted in this research was descriptive using qualitative approach. Data were acquired through interview, observation, and documentation. The research was planned by the school principal aided with inputs from teachers and students’ parents in the beginning and end of semester, while determination of moralvalues referenced al-Qur’an, hadith, and core values as the resources.The core moral content is obtained from various textbooks, while still referencing Curriculum 2013. The research was conducted daily with previously agreed upon activity program that involved all school members, including the principal who did not only participate in the research, but also had the authority to monitor the activity. Results for evaluation of the development activity take two forms of reports, namely grade report and groovy,containing reports about students’ attitude and skills development.

(7)

Agis Aji Pratiwi, 2015

PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP/SL (SEKOLAH LINGKUNGAN) DI SEKOLAH ALAM DAGO, BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMAKASIH ... Error! Bookmark not defined. PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... vii DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR BAGAN ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB IPENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Struktur Organisasi ... Error! Bookmark not defined. BAB IIKAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. A. Pendidikan Agama Islām di Sekolah Menengah Pertama .Error! Bookmark not defined.

1. Pengertian Pendidikan Agama Islām ... Error! Bookmark not defined. 2. Tujuan Pendidikan Agama Islām di Sekolah Menengah Pertama ... Error! Bookmark not defined.

3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islām di Sekolah Menengah Pertama ... Error! Bookmark not defined.

(8)

Agis Aji Pratiwi, 2015

PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP/SL (SEKOLAH LINGKUNGAN) DI SEKOLAH ALAM DAGO, BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Pembentukan Akhlak ... Error! Bookmark not defined. d. Faktor Yang Mempengaruhi Akhlak Error! Bookmark not defined. e. Ukuran Baik dan Buruk Dalam Bidang Akhlak .... Error! Bookmark not defined.

(9)

Agis Aji Pratiwi, 2015

PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP/SL (SEKOLAH LINGKUNGAN) DI SEKOLAH ALAM DAGO, BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Perencanaan Pembinaan Akhlak Sekolah Alam Dago, Bandung .... Error! Bookmark not defined.

3. Substansi Materi Pembinaan Akhlak Sekolah Alam Dago, Bandung Error! Bookmark not defined.

4. Pelaksanaan Pembinaan Akhlak Sekolah Alam Dago, Bandung .... Error! Bookmark not defined.

5. Hasil Pembinaan Akhlak Sekolah Alam Dago, Bandung ... Error! Bookmark not defined.

B. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. 1. Profil Sekolah Alam Dago, Bandung ... Error! Bookmark not defined. 2. Perencanaan Pembinaan Akhlak Sekolah Alam Dago, Bandung .... Error! Bookmark not defined.

3. Substansi Materi Pembinaan Akhlak Sekolah Alam Dago, Bandung Error! Bookmark not defined.

4. Pelaksanaan Pembinaan Sekolah Alam Dago, Bandung ... Error! Bookmark not defined.

5. Hasil Pembinaan Akhlak Sekolah Alam Dago, Bandung ... Error! Bookmark not defined.

BAB VSIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Error! Bookmark not defined.

(10)

Agis Aji Pratiwi, 2015

PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP/SL (SEKOLAH LINGKUNGAN) DI SEKOLAH ALAM DAGO, BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah merupakan suatu wadah yang didalamnya terjadi proses belajar mengajar antara siswadan guru. Sekolah tidak hanya berlangsung didalam gedung sekolah, namun juga dapat berlangsung di alam terbuka seperti sekolah alam. Sekolah Alam merupakan salah satu jenis sekolah yang sama halnya dengan sekolah pada umumnya, ada siswa dan ada guru, hanya saja keterbatasan wadah/ tempat membuat proses belajar mengajar menjadi sedikit berbeda. Jika sekolah pada umumnya menggunakan ruang kelas dan media yang tersedia dengan apiknya diruangan, maka pada sekolah alam, ruangan dibuat menyatu dengan alam, mediapun semuanya berasal dari alam.

Alam adalah media yang Allāh ciptakan untuk mengajar manusia. Oleh karena itu, banyak ayat al-qurān yang mendorong manusia agar mempelajari fenomena alam. Selain itu, Allāh juga mengajar manusia melalui wahyu yang telah tersurat. Manusia merupakan makhluk pencari ilmu. Ilmu didapatkan melalui alam, wahyu yang tersurat (ilhām). Semua ilmu yang diperoleh manusia dari mana pun adalah ilmu Allāh atau bersumber dari Allāh (Yusuf, 2011, hal. 27-28).

Berikut ini skema yang menjelaskan bahwa Allāh sebagai sumber ilmu sebagaimana yang dikemukakan Yusuf (2011, hal. 28):

A.

Bagan 1.1 Allāh sebagai sumber ilmu pengetahuan Allah

al- qurān al- Karīm Alam dan

Hukum Alam

(11)

2

Agis Aji Pratiwi, 2015

PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP/SL (SEKOLAH LINGKUNGAN) DI SEKOLAH ALAM DAGO, BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sehingga telah jelas bahwa alam sangat erat kaitannya dengan manusia, sehingga semua yang berkaitan dengan aktivitas manusia, termasuk pendidikan menggunakan alam sebagai objek dalam pelaksanaannya. Dengan begitu, tidak salah jika tercetus sekolah alam, karena dari sanalah ilmu muncul dan diserap oleh siswa. Siswa juga dituntut untuk menciptakan suatu kreativitas, agar alam dapat terolah secara efektif dan dipergunakan dengan sebaik-baiknya.

Kemajuan bangsa tidak terlepas dari peran para guru yang senantiasa mencerdaskan siswanya. Namun kecerdasan disini tidak hanya bersifat kognitif (pengetahuan), tetapi juga meliputi kecerdasan afektif (sikap) dan kecerdasan psikomotorik (keterampilan). Kecerdasan pengetahuan dan kecerdasan

keterampilan dapat diukur dengan melihat hasil kinerja yang telah siswa lakukan, sedangkan kecerdasan sikap hanya bisa diukur dari masing-masing diri siswa dengan bantuan bimbingan dari berbagai pihak, yakni: keluarga, lingkungan sekolah serta lingkungan masyarakat. Jika ketiga hal tersebut telah terlaksana dengan baik, maka akan terbentuk siswa yang berkualitas.

Namun di era sekarang, tampaknya sulit untuk memadukan ketiga hal tersebut dikarenakan arus globalisasi yang semakin deras kearah yang negatif. Arus negatif membuat siswa menjadi sulit terkendali, banyak perilaku siswa yang keluar dari norma agama, contohnya: membolos sekolah, berani membantah guru, terjadinya tawuran antarsesama pelajar, dll. Perilaku menyimpang tersebut disebabkan kurang terbinanya akhlak siswa.

(12)

3

Agis Aji Pratiwi, 2015

PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP/SL (SEKOLAH LINGKUNGAN) DI SEKOLAH ALAM DAGO, BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merampas, membunuh. Kelima, penyimpangan mental, disebabkan sikap yang selalu merasa tersisih, memiliki kepribadian ganda, cepat berputus asa, bimbang dan sering bingung. Keenam, penyimpangan ekonomi, disebabkan sikap congkak dan gengsi dengan kekayaan yang dimiliki, boros, berfoya-foya, membuang waktu untuk hal yang tidak penting (Zahruddin & Sinaga, 2004, hal. 83-85).

Dikatakan pula oleh Imam Al-Ghazali dalam bukunya yang berjudul Mukāsyafatul Qulūb, Zahruddin & Sinaga (2004, hal. 14):

Allāh telah menciptakan makhluknya terdiri atas tiga kategori. Pertama, Allāh menciptakan mālaikāħ dan diberikan kepadanya akal dan tidak diberikan kepadanya elemen nafsu. Kedua, Allāh menciptakan binatang dan tidak dilengkapi dengan akal, tetapi dilengkapi dengan syahwat saja. Ketiga, Allāh menciptakan manusia (anak Adam) lengkap dengan elemen akal dan nafsu. Oleh karena itu, barang siapa yang nafsunya dapat mengalahkan akalnya, maka hewan melata misalnya lebih baik dari manusia. Sebaliknya bila manusia dengan akalnya dapat mengalahkan nafsunya, derajatnya diatas mālaikāħ..

Berdasarkan pernyataan Imam Al-Ghazali diatas, peneliti merumuskan bahwa manusia telah diberi kesempurnaan lebih oleh Allāh dibandingkan dengan makhluk lainnya, seperti mālaikāħ yang hanya diberi akal, dan binatang yang hanya diberi nafsu, sedangkan manusia diberi keduanya, yaitu: akal dan nafsu. Oleh sebab itu, karena memiliki keduanya, manusia semestinya menggunakannya secara seimbang untuk menciptakan hal-hal yang bermanfaat. Jika kedua hal tersebut disalah gunakan, dimana manusia lebih mengutamakan nafsu diluar syarī’aħ Islām, maka manusia tidak berbeda dengan binatang, karena binatang lebih menggunakan nafsu dalam berbuat sesuatu. Sehingga dari kesalahgunaan akal dan nafsu, maka banyak penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dikalangan manusia.

(13)

4

Agis Aji Pratiwi, 2015

PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP/SL (SEKOLAH LINGKUNGAN) DI SEKOLAH ALAM DAGO, BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengawasan serta pemantauan guna membentuk kharakter siswa menjadi lebih baik dan terhindar dari arus globalisasi yang negatif.

Oleh karena itu, dalam bukunya Syafaat (2008, hal. 34) menyatakan bahwa yang seharusnya diajarkan para guru untuk menumbuhkan pola kepribadian siswa yang positif adalah dengan melatih kejiwaan, kecerdasan otak, penalaran, perasaan dan indera guna meningkatkan spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniah, ilmiah maupun bahasa, sehingga menjadikan siswa tersebut berkualitas.

Selain dari sikap, sifat juga harus melekat pada diri para siswa dengan meneladani sifat-sifat Nabi Mūhammad, yakni sebagai berikut:

Beriman dan beramal saleh untuk mencapai ḫasānaħ fīd dunyā dan ḫasānaħ fīl ākhiraħ. Berilmu yang dalam dan luas, bekerja keras untuk kemakmuran kehidupan dunia. Berakhlak mulia dalam pergaulan. Cakap memimpin di permukaan bumi. Mampu mengolah isi bumi untuk kemakmuran umat manusia dan sifat-sifat mulia Nabi Mūhammad SAW lainnya (Syafaat, 2008, hal. 35).

Meskipun para siswa telah mempelajari dan mengetahui hal-hal yang benar dan yang salah, sebagaimana yang telah diajarkan oleh guru mereka, masih ada saja siswa yang pura-pura tidak tahu bahkan dengan sengaja melanggar norma-norma, sehingga moral mereka menjadi semakin rendah. Hal-hal yang membuat norma dan moral siswa menjadi rendah, seperti: bolos sekolah, mencuri, minum-minuman keras, narkoba, bahkan membunuh. Hal negatif tersebut tidak serta merta datang dari dalam diri siswa. Banyak faktor yang mendorong siswa untuk terus saja melakukan hal-hal yang negatif tersebut, yakni: keluarga yang brokenhome, lingkungan sekolah yang kurang bersahabat, lingkungan masyarakat yang tidak kondusif, serta pergaulan bebas yang sulit terkontrol. Dari situlah siswa sangat mudah terpengaruh melakukan hal-hal yang negatif.

(14)

5

Agis Aji Pratiwi, 2015

PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP/SL (SEKOLAH LINGKUNGAN) DI SEKOLAH ALAM DAGO, BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rumusan Masalah

Pertanyaan utama dari penelitian ini, bagaimana pembinaan akhlak siswa SMP/ SL di sekolah alam dago, Bandung?. Adapun secara khusus dirinci ke dalam beberapa pertanyaan, sebagai berikut:

1. Bagaimana profil sekolah alam Dago, Bandung ?

2. Bagaimana perencanaan pembinaan akhlak siswa SMP/ SL di sekolah alam Dago, Bandung ?

3. Bagaimana substansi materi pembinaan akhlak siswa SMP/ SL di sekolah alam Dago, Bandung ?

4. Bagaimana pelaksanaan pembinaan akhlak siswa SMP/ SL di sekolah alam Dago, Bandung ?

5. Bagaimana hasil pembinaan akhlak siswa SMP/ SL di sekolah alam Dago, Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini, untuk mengetahui pola pembinaan akhlak siswa SMP/ SL di sekolah alam dago, Bandung. Adapun secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui profil dari sekolah alam Dago, Bandung.

2. Mengetahui perencanaan pembinaan akhlak siswa SMP/ SL di sekolah alam Dago, Bandung.

3. Mengetahui substansi materi pembinaan akhlak siswa SMP/ SL di sekolah alam Dago, Bandung.

4. Mengetahui pelaksanaan pembinaan akhlak siswa SMP/ SL di sekolah alam Dago, Bandung.

5. Mengetahui hasil pembinaan akhlak siswa SMP/ SL di sekolah alam Dago, Bandung.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

(15)

6

Agis Aji Pratiwi, 2015

PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP/SL (SEKOLAH LINGKUNGAN) DI SEKOLAH ALAM DAGO, BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran, terutama pemahaman mengenai pola pembinaan akhlak yang diterapkan kepada siswa.

2. Manfaat Praktis

Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat kepada semua pihak:

a. Bagi SL sekolah alam Dago, Bandung, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran mengenai pola atau metode pembinaan akhlak. Selain itu, juga dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran. b. Bagi civitas akademik Universitas Pendidikan Indonesia, hasil penelitian

ini dapat dijadikan sebagai pengetahuan mengenai pola atau metode baru dalam proses pembelajaran dan juga dapat dijadikan materi baru dalam perkuliahan.

c. Bagi pembaca, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan untuk melakukan pembinaan akhlak dalam proses pembelajaran.

d. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan bahan latihan dalam penulisan karya ilmiah agar lebih baik lagi dan juga dapat menjadi pengetahuan baru, sehingga menggunakan metode ini dalam dunia pembelajaran.

E. Struktur Organisasi

Dalam penelitian yang disusun oleh peneliti mengenai pembinaan akhlak siswa SMP/ SL di sekolah alam Dago, Bandung, terdapat lima Bab di dalamnya, yakni sebagai berikut:

Bab I merupakan pendahuluan, yang didalamnya terdapat latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi.

Bab II adalah kajian teori, yang didalamnya berisi teori-teori dari para tokoh yang didapat dari berbagai sumber buku. Pembahasan pertama mengenai PAI SMP. Pembahasan kedua mengenai konsep pembinaan, akhlak dan metode pembinaan akhlak. Pembahasan ketiga mengenai konsep sekolah alam. Pembahasan keempat mengenai konsep manajemen.

(16)

7

Agis Aji Pratiwi, 2015

PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP/SL (SEKOLAH LINGKUNGAN) DI SEKOLAH ALAM DAGO, BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

definisi operasinal dari judul penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data dalam penentuan proses dan hasil penelitian.

Bab IV adalah hasil penelitian yang didalamnya terdapat data-data mengenai pembinaan akhlak siswa yang telah diolah oleh peneliti, serta pembahasan penelitian yang berisi penjabaran hasil dari penelitian yang telah peneliti lakukan.

(17)

Agis Aji Pratiwi, 2015

PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP/SL (SEKOLAH LINGKUNGAN) DI SEKOLAH ALAM DAGO, BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Nasution (1987, hal. 40-41), mendefinisikan desain penelitian sebagai rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian. Desain penelitian berguna dalam tiga hal, yakni: memberi pegangan mengenai segala sesuatu yang harus dipikirkan, menentukan batas-batas penelitian dan mengaitkannya dengan tujuan yang jelas agar tersusun dan terdesain serta memberi gambaran agar dapat mengetahui macam-macam kesulitan yang akan dihadapi peneliti.

Terdapat tiga jenis desain penelitian, yakni survey, case study dan eksperimen. Survey (survei) adalah penelitian yang bertujuan untuk

mengumpulkan informasi tentang orang yang jumlahnya besar dengan cara mewawancarai sejumlah kecil dari populasi itu. Case study (studi kasus) adalah bentuk penelitian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia didalamnya. Eksperimen adalah penelitian yang dipengaruhi oleh variabel tertentu terhadap suatu kelompok dalam kondisi yang dikontrol secara ketat (Nasution, 1987, hal. 25, 27, 29).

Dalam penelitian ini, desain yang digunakan adalah case study atau studi kasus, dimana penelitian hanya berpusat mengenai pembinaan akhlak yang diterapkan pada sekolah alam Dago, Bandung. Untuk mengunakan desain ini, pengumpulan data diperoleh dari proses observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari proses tersebut, bahan yang didapatkan berupa laporan hasil pengamatan yang dilakukan selama observasi, data mengenai perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang didapatkan dari hasil wawancara serta catatan pribadi peneliti yang berisi proses pembinaan akhlak yang didapatkan dari hasil dokumentasi pribadi maupun dari sekolah.

B. Partisipan dan Lokasi Penelitian

(18)

33

Agis Aji Pratiwi, 2015

PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP/SL (SEKOLAH LINGKUNGAN) DI SEKOLAH ALAM DAGO, BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam pelaksanaan pembinaan akhlak, yakni: kepala sekolah yang memberikan arahan dan pengawasan, guru-guru SL yang membimbing dan mengawasi siswa serta semua siswa SL yang melaksanakan kegiatan pembinaan.

Peneliti mengambil tema mengenai pembinaan akhlak yang dilaksanakan oleh sekolah alam, oleh sebab itu peneliti mencari sekolah alam yang ada di Bandung. Ada beberapa sekolah alam yang peneliti temukan, tetapi peneliti lebih memilih sekolah alam yang disamping lokasinya lebih dekat, juga memiliki sistem pembelajaran yang lebih lengkap dan terstruktur. Sekolah alam tersebut bernama Sekolah Alam Dago, Bandung. Sekolah tersebut berlokasi di Jl. Cikapala II No. 4, Tanggulan, Dago Pojok, Bandung.

C. Pendekatan dan Metode Penelitian

Berdasarkan judulnya, yakni “Pembinaan Akhlak Siswa SMP/ SL (Sekolah Lingkungan) Di Sekolah Alam Dago, Bandung”, pendekatan yang peneliti gunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metodenya deskriptif. Pendekatan kualitatif dipilih, karena proses yang dijalani dalam waktu yang relatif lama, dan peneliti juga harus ikut berbaur dengan kegiatan yang ada di sekolah alam tersebut. Sedangkan pemilihan metode deskriptif, karena peneliti menggambarkan hasil dari penelitian ini berupa tulisan-tulisan mengenai kondisi yang terjadi di sekolah alam Dago, Bandung.

Sebagaimana yang di jelaskan Sukmadinata (2011, hal. 54), bahwa ada beberapa metode penelitian yang terdapat pada penelitian kualitatif yang bersifat noneksperimental, yaitu: metode deskriptif, survei, ekspos fakto, komparatif, korelasional dan penelitian tindakan. Dalam hal ini, penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau.

(19)

34

Agis Aji Pratiwi, 2015

PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP/SL (SEKOLAH LINGKUNGAN) DI SEKOLAH ALAM DAGO, BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sistem yang kompleks, keterkaitan menyeluruh tak dipotong padahal terpisah, sebab-akibat. Keempat, data kualitatif dengan deskripsi rinci-dalam, persepsi-pengalaman orang. Kelima, hubungan dan persepsi pribadi dengan hubungan akrab peneliti informan, persepsi dan pengalaman pribadi peneliti penting untuk pemahaman fenomena-fenomena. Keenam, dinamis dengan perubahan terjadi terus, lihat proses desain fleksibel. Ketujuh, orientasi keunikan dengan tiap situasi khas, pahami sifat khusus dan dalam konteks sosial-historis, analisis silang kasus, hubungan waktu-tempat. Kedelapan, empati netral dengan subjektif murni, tidak dibuat- buat.

Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat. Metode penelitian deskriptif banyak dilakukan oleh para peneliti karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian dilakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia (Sukardi, 2013, hal. 157).

(20)

35

Agis Aji Pratiwi, 2015

PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP/SL (SEKOLAH LINGKUNGAN) DI SEKOLAH ALAM DAGO, BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Definisi Operasional

1. Pembinaan

Pembinaan adalah upaya mempertahankan tujuan yang ingin dicapai menjadi lebih baik dengan melakukan pengajaran dan pendidikan secara efektif dan efisien melalui tahap demi tahap.

2. Akhlak

Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam hati untuk melakukan perbuatan- perbuatan baik sesuai dengan syarī’aħ Islām secara lebih spontan tanpa memperhitungkan akibat dari perbuatan tersebut dan menjadikannya sebagai kebiasaan.

3. MetodePembinaanAkhlak

Metode pembinaan akhlak terbagi kedalam lima tahap berikut: memberi pelajaran atau nasihat, membiasakan akhlak baik, memilih teman yang baik, memberi pahala dan sanksi serta memberi keteladanan yang baik.

4. Sekolah Alam

Sekolah alam merupakan sekolah alternatif yang berbeda dengan sekolah pada umunya, dimana alam sebagai tempat pembelajaran dan sumber pelajaran.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang diterapkan (Sugiyono, 2008, hal. 62).

Bermacam-macam teknik yang digunakan dalam pengumpulan data, peneliti mengambil tiga jenis diantaranya, yakni teknik observasi, wawancara dan dokumentasi dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Observasi

(21)

36

Agis Aji Pratiwi, 2015

PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP/SL (SEKOLAH LINGKUNGAN) DI SEKOLAH ALAM DAGO, BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tertentu sehingga dapat diulangi kembali oleh peneliti lain. Selain itu hasil observasi harus memberi kemungkinan untuk menafsirkannya secara ilmiah (Nasution, 1987, hal. 141).

Lanjut (Nasution, 1987, hal. 142), dalam garis besarnya observasi dapat dilakukan dengan partisipasi dan tanpa partisipasi. Dengan partisipasi artinya bahwa peneliti merupakan bagian dari kelompok yang ditelitinya. Keuntungan cara ini ialah peneliti menjadi bagian yang integral dari situasi, peneliti mengenal situasi dengan baik. Sedangkan kelemahannya ialah besar kemungkinan peneliti terlampau terlibat dalam situasi, sehingga prosedur yang diikuti tidak dapat diulangi dan di cek kebenarannya oleh peneliti lain. Tanpa partisipasi artinya peneliti tidak menjadi bagian dari situasi tersebut. Kelemahannya ialah kehadiran peneliti dapat mempengaruhi keadaan yang diamati, peneliti harus sanggup menyesuaikan diri dalam situasi tersebut dan jangan menonjol agar tidak mempengaruhi kondisi yang diamati.

Sugiyono (2008, hal. 68), menuturkan bahwa objek penelitian dalam penelitian kualitatif yang diobservasi menurut Spradley dinamakan situasi sosial yang terdiri atas tiga komponen yaitu: place (tempat), actor (pelaku) dan activities (aktivitas).

Bersumber dari ketiga hal tersebut, Satori & Komariah (2011, hal. 111-112) memperluas ketiganya menjadi sembilan unsur atau objek yang diperlukan dalam melakukan observasi, yakni: ruang (tempat) berupa aspek fisik, pelaku dimana semua orang yang terlibat dalam situasi, kegiatan apa-apa yang dilakukan orang pada situasi tersebut, objek benda-benda yang terdapat ditempat tersebut, perbuatan atau tindakan-tindakan tertentu, kejadian atau peristiwa dari rangkaian kegiatan, waktu dari urutan kegiatan, tujuan mengenai apa-apa yang ingin dicapai orang mengenai makna perbuatan orang tersebut, perasaan mengenai emosi yang dirasakan dan dinyatakan.

(22)

37

Agis Aji Pratiwi, 2015

PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP/SL (SEKOLAH LINGKUNGAN) DI SEKOLAH ALAM DAGO, BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membawa masalah yang akan diteliti, sehingga dilakukan penjelajah umum, dan menyeluruh, melakukan deskripsi terhadap semua yang dilihat, didengar dan dirasakan, sehingga semua data harus direkam. Kedua, observasi terfokus dilakukan saat sudah melakukan observasi yang telah dipersempit untuk difokuskan pada aspek tertentu. Pada tahap ini peneliti melakukan analisis taksonomi sehingga dapat menemukan fokus. Ketiga, observasi terseleksi dilakukan dengan menguraikan fokus yang ditemukan sehingga mendapatkan data yang lebih rinci. Dengan melakukan analisis pada tahap ini peneliti telah menemukan karakteristik, kontras-kontras/ perbedaan dan kesamaan antar kategori yang lain.

Peneliti menggunakan teknik observasi karena teknik ini dapat melihat langsung kondisi dilapangan secara lebih nyata, jelas dan rinci tanpa ada manipulasi, sehingga peneliti dapat melihat gambaran mengenai keadaan sekolah tersebut. Dalam pelaksanaan, peneliti turut serta berpartisipasi didalamnya sebagai guru dan siswa. Observasi yang dilakukan berjalan baik karena adanya tahapan-tahapan dalam pelaksanaannya. Pertama, observasi deskriptif yang peneliti lakukan saat perizinan untuk melakukan penelitian dengan melihat keadaan subjek dan objek yang akan diteliti. Kedua, observasi terfokus dengan melakukan penelitian mengenai objek yang akan diteliti dan mencatat apa saja yang didapatkan dari observasi tersebut. Ketiga, observasi terseleksi dengan menyaring dan menyimpulkan data apa saja yang diperlukan. 2. Wawancara

(23)

38

Agis Aji Pratiwi, 2015

PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP/SL (SEKOLAH LINGKUNGAN) DI SEKOLAH ALAM DAGO, BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberikan oleh informan tanpa membantah, mengecam menyetujui atau tidak menyetujuinya (Nasution, 1987, hal. 149-150).

Pada umumnya wawancara dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni wawancara berstruktur dan wawancara tidak berstruktur. Pertama, wawancara berstruktur dengan merumuskan pertanyaan secara tertulis dan menghapalnya diluar kepala agar percakapan lebih lancar dan wajar. Syarat untuk wawancara berstruktur ialah penguasaan yang mendalam mengenai masalah yang diselidiki. Dalam wawancara dapat dibatasi lingkup masalah yang diselidiki, antara lain pertimbangan waktu dan biaya, dan gambaran yang lebih jelas tentang aspek-aspek tertentu dari suatu masalah. Kedua, wawancara tak berstruktur dengan tidak menyiapkan daftar pertanyaan sebelumnya. Pewawancara hanya menghadapi masalah secara umum, yang hanya menanyakan apa saja yang dianggap perlu dalam situasi wawancara. Pertanyaan tidak diajukan dalam urutan yang sama, bahkan pertanyaan pun tidak selalu sama. Responden boleh menjawab secara bebas menurut isi hati atau pikirannya. Lama interview juga tidak ditentukan dan diakhiri menurut keinginan pewawancara (Nasution, 1987, hal. 153-155).

Lincoln and Guba dalam Sanipah Faisal (Sugiyono, 2008, hal. 76), mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu: menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan, menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan, mengawali atau membuka alur wawancara, melangsungkan alur wawancara, mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya, menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan dan mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.

(24)

39

Agis Aji Pratiwi, 2015

PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP/SL (SEKOLAH LINGKUNGAN) DI SEKOLAH ALAM DAGO, BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan informan/ sumber data.

Wawancara merupakan salah satu teknik wawancara yang peneliti gunakan untuk mendapatkan informasi mengenai subjek dan objek yang akan diteliti dengan narasumbernya adalah kepala sekolah dan wali kelas. Wawancara ini dilaksanakan secara berstruktur karena peneliti telah membuat gambaran pertanyaan yang berkaitan dengan judul skripsi agar waktu yang digunakan lebih efisien. Suatu wawancara akan dikatakan legal dan resmi jika ada bukti yang memperkuat, untuk itu peneliti menggunakan alat rekam berupa buku catatan dan kamera sebagai bukti telah melakukan wawancara..

3. Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian. Dokumen yang ada secara umum terdapat dua jenis, yaitu dokumen resmi (surat keputusan, surat instruksi) dan dokumen tidak resmi (surat nota, surat pribadi yang dapat memberikan informasi pendukung terhadap suatu peristiwa). Dokumen yang telah didapatkan dan digunakan sebaiknya tidak dibuang, tetapi diadministrasikan dengan sistematis, sehingga jika diperlukan dapat dibuat sebagai lampiran data pendukung (Satori & Komariah, 2011, hal. 149).

Menurut Sugiyono (2008, hal. 82-83), dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya- karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan, misalnya: catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya: foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya, misalnya: karya seni berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih kredibel/ dapat dipercaya kalau didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.

(25)

40

Agis Aji Pratiwi, 2015

PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP/SL (SEKOLAH LINGKUNGAN) DI SEKOLAH ALAM DAGO, BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wawancara. Dokumentasi yang peneliti dapatkan berupa data-data profil sekolah dan siswa SL, yang juga peneliti dapatkan dari teknik wawancara. Berupa hasil foto-foto kegiatan selama penelitian berlangsung, baik dari hasil wawancara maupun observasi.

F. TeknikAnalisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasi data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari serta membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. (Sugiyono, 2008, hal. 89).

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2008), analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum mamasuki lapangan dan selama. Keduanya dirumuskan berikut ini:

1. Analisis sebelum di lapangan

Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan atau data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian, fokus penelitian ini masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan (Sugiyono, 2008, hal. 89). 2. Analisis selama di lapangan

a. Milles dan Huberman

Miles dan Huberman (Sugiyono, hal. 98) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga data sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu: reduksi data, display (penyajian data) dan verifikasi (penyelesaian).

(26)

41

Agis Aji Pratiwi, 2015

PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP/SL (SEKOLAH LINGKUNGAN) DI SEKOLAH ALAM DAGO, BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kedua, display atau menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan rencana selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

Ketiga, verifikasi atau penarikan kesimpulan. Kesimpulan atau verifikasi awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan

berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. b. Gunawan

Menurut Gunawan (2013, hal. 211-212), dalam menganalisis data diperlukan tiga tahapan, yakni reduksi data, display data dan verifikasi data.

Dalam mereduksi data temuan yang dipandang asing, tidak dikenal dan belum memiliki pola, maka hal itulah yang dijadikan perhatian atau objek karena penelitian kualitatif bertujuan mencari pola dan makna yang tersembunyi dibalik pola dan data yang tampak. Salah satu proses dari analisis data yang memiliki pola dan data tampak dalam kodding atau pengodean. Dalam pengodean, terdapat empat hal penting yang harus diketahui, yakni: melakukan analisis sesungguhnya dengan membuat interpretasi, menetapkan prosedur dan teknik, pengajuan pertanyaan, dan mempelajari semua prosedur pengodean secara lebih rinci.

Peneliti menggunakan pengodean dalam penelitian ini karena banyak sumber yang peneliti dapatkan, seperti empat subjek dalam wawancara, delapan kegiatan observasi dan delapan data dokumentasi baik secara tertulis maupun foto-foto sebagai bukti telah melakukan penelitian. Semua untuk memudahkan dalam skripsi ini, semua sumber tersebut akan dirinci sebagai berikut:

Tabel 4.1 Kodding

(27)

42

Agis Aji Pratiwi, 2015

PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP/SL (SEKOLAH LINGKUNGAN) DI SEKOLAH ALAM DAGO, BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penyajian data (display) digunakan untuk lebih meningkatkan pemahaman kasus dan sebagai acuan mengambil tindakan berdasarkan pemahaman dan analisis kajian data. Penyajian data ini, biasanya disajikan dalam bentuk uraian yang didukung dengan matriks jaringan kerja.

Verifikasi atau penarikan kesimpulan sebagai hasil dari penelitian

yang menjawab fokus penelitian berdasarkan hasil analisis data. Simpulan disajikan dalam bentuk deskriptif objek penelitian dengan berpedoman pada kajianpenelitian.

1. WKp Wawancara Kepala Sekolah

2. WWl 1 Wawancara Wali Kelas SL I (laki- laki) 3. WWl 2 Wawancara Wali Kelas SL I (perempuan) 4. WWl 3 Wawancara Wali Kelas SL II

5. Ob 1 Observasi Pertama 6. Ob 2 Observasi Kedua 7. Ob 3 Observasi Ketiga 8. Ob 4 Observasi Keempat 9. Ob 5 Observasi Kelima 10. Ob 6 Observasi Keenam 11. Ob 7 Observasi Ketujuh 12. Ob 8 Observasi Kedelapan

13. Dk 1 Dokumentasi Pertama (Profil Sekolah) 14. Dk 2 Dokumentasi Kedua (Visi dan Misi) 15. Dk 3 Dokumentasi Ketiga (RPP SL I) 16. Dk 4 Dokumentasi Keempat (RPP SL II) 17. Dk 5 Dokumentasi Kelima (Mata Pelajaran SL)

(28)

Agis Aji Pratiwi, 2015

PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP/SL (SEKOLAH LINGKUNGAN) DI SEKOLAH ALAM DAGO, BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN IMPLIKASI DANREKOMENDASI

A. Simpulan

Sekolah Alam Dago, Bandung berasal dari gagasan konsep pendidikan Sekolah Alam Bang Lendo Novo. Visi sekolah alam Dago, Bandung yakni menjadilembagapendidikan yang mengarah dan berbasis kepada al-qurāndan

Sunnaħ, back to nature dan sustainable development. Sedangkan misi sekolah

alam Dago, Bandung adalah mengembangkan aspek sumber daya manusia: (a) al-Akhlaqūl Karīmaħ (sikap hidup), menuntun anak didik pada perilaku yang sesuai dengan al-qurān dan sunnaħ Rasūlullāh SAW, (c) falsafah Ilmu Pengetahuan dan Sikap Ilmiah yang berdasarkan integrasi iman dan ilmu, dan (c) kepemimpinan (leaderships), kemampuan mengelola kehidupan secara harmonis dan bijaksana.

Perencanaan pembinaan akhlak disekolah alam Bandung didasarkan pada

al-qurān, hadīṣ dan care value (nilai inti), dalam perencanaan tersebut, pihak

yang terlibat antara lain: kepala sekolah, wali kelas SL, guru-guru mata pelajaran dan orangtua siswa, adapun waktu yang yang digunakan untuk merancang program kegitan tersebut, yakni diawal dan diakhir semester. Program kegiatan

yang dihasilkan dari perencanaan ada lima kegiatan, yakni: Kegiatan ibādaħ

(ṣalāt ḍuhā dan zuhūr), Membaca al-qurān, Hapalan suraħ-suraħ, Tausiaħ

bergilir, Malam Bina Iman dan Takwa (MABIT), Mata pelajaran Agama serta kegiatan belajar mengajar di kelas.

Substansi/ Inti dari materi-materi pembinaan akhlak yang diterapkan sekolah alam Bandung dalam mata pelajaran Agama adalah pengamalan. Dimana pengamalan tersebut didapatkan dari materi-materi akhlak yang dipelajari, yakni: Hidup jadi lebih damai dengan ikhlās, sabār dan pemaaf;

Berprilaku amanaħ dan istiqāmaħ; Berbusana yang baik dan sopan menurut

Islām dan Memahami kandungan suraħ ar-Rūm: 41 tentang kerusakan bumi.

Pada kelas dua dan tiga, materi akhlak yang dipelajari siswa, yakni: Akhlak

(29)

74

Agis Aji Pratiwi, 2015

PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP/SL (SEKOLAH LINGKUNGAN) DI SEKOLAH ALAM DAGO, BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Memahami kandungan suraħ Luqman: 18 tentang jangan memalingkan muka

(30)

74

Agis Aji Pratiwi, 2015

PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP/SL (SEKOLAH LINGKUNGAN) DI SEKOLAH ALAM DAGO, BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pelaksanaan pembinaan akhlak di sekolah alam Bandung merupakan realisasi dari perencanaan yang telah dirumuskan sebelumnya. Pihak-pihak yang melaksanakan program kegiatan adalah kepala sekolah, wali kelas SL, guru- guru mata pelajaran dan siswa. Mengenai tempat, pelaksanaan dilakukan dilingkungan sekolah alam dengan waktu disesuaikan dengan hasil perencanaan, yakni ada yang dipagi hari, siang hari, sore hari serta malam hari. Kegiatan tersebut diawasi oleh kepala sekolah dan wali kelas serta guru-guru.

Hasil dari pembinaan akhlak yang digambarkan dalam pelaksanaan program kegiatan berjalan dengan baik. Siswa mampu melaksanakan program kegiatan sesuai dengan perencanaan dan tujuan yang ditargetkan atau yang diinginkan, dengan tujuan pembinaan akhlak tersebut adalah menjadikan akhlak siswa menjadi lebih baik dari sebelumnya dan mampu mempraktekkannya dalam kehidupan sehari- hari.

B. Implikasi Dan Rekomendasi

1. Bagi SL sekolah alam Dago, Bandung, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran mengenai pola atau metode pembinaan akhlak. Selain itu, juga dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran. 2. Bagi civitas akademik Universitas Pendidikan Indonesia, hasil penelitian ini

dapat dijadikan sebagai pengetahuan mengenai pola atau metode baru dalam proses pembelajaran dan juga dapat dijadikan materi baru dalam perkuliahan.

3. Bagi pembaca, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan untuk melakukan pembinaan akhlak dalam proses pembelajaran.

(31)

Agis Aji Pratiwi, 2015

PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP/SL (SEKOLAH LINGKUNGAN) DI SEKOLAH ALAM DAGO, BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

---. (2011). al-quran dan Terjemahan. Bandung: Hilal.

Aat Syafaat, S. S. (2008). Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali.

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ariyanto, F. (2009). Sekolah Alam Memahami Kekurangan dan Kelebihan

Seorang Anak Dengan Cara Berbeda. Info Laris, 1-4.

Bahreisj, H. (1981). Ajaran- ajaran Akhlak Imam Ghazali. Surabaya: Al- Ikhlas. Balai Pustaka. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi

Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Brantas. (2009). Dasar- Dasar Manajemen. Bandung: ALFABETA.

Departemen Pendidikan Nasional. (2013). Buku PAI dan Budi Pekerti Kurikulum 2013 Kelas X. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Endah, M. (2009, Desember 11). sekolah-alam. Dipetik Mei 19, 2015, dari https://mutiaraendah.wordpress.com/2009/12/11/sekolah-alam/:

www.google.com

Fattah, N. (2011). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Gunawan, I. (2013). Metode Penelitian: Teori dan Praktek. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hufy, A. M. (1981). Akhlak Nabi Muhammad S.A.W. Jakarta: Bulan Bintang. Kurniawan, R. (2013, Oktober 19). Qana'ah dan Tasamuh. roiyanali98, hal. 1-7. Maarif, S. (2013, November 6). Pembahasan dari amanah, sidiq, istiqamah, iffah

dan mujahadah. Jangan Takut Untuk Mencoba, hal. 1-10.

Maryati. (2007). Sekolah Alam, Alternatif Pendidikan Sains yang Membebaskan dan Menyenangkan. Jurdik Kimia, 1-11.

Mulyasa. (2005). Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(32)

76

Agis Aji Pratiwi, 2015

PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP/SL (SEKOLAH LINGKUNGAN) DI SEKOLAH ALAM DAGO, BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nasih, A. M., & Kholidah, L. N. (2009). Metode Dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Reflika Aditama.

Nasution. (1987). Metode Research. Bandung: Jemmars.

Nata, A. (2003). Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Nuryani, A. (2015, Februari 25). Sekolah Alam Dago, Bandung. Dipetik Februari 27, 2015, dari Google.com: http://sekolahalambandung.sch.id/sejarah Purwanto, M. N. (2012). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi

Sa'aduddin, I. A. (2006). Meneladani Akhlak Nabi: Membangun Kepribadian Muslim. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Satori, D., & Komariah, A. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Siswanto. (2010). Pengantar Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sub Koordinator MKDP Landasan Pendidikan. (2011). Landasan Penididikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sudjana. (2010). Manajemen Program Pendidikan Untuk Pendidikan Nonformal. Bandung: Falah Prodution.

Sugiyono. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sukardi. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sukmadinata, N. S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Susapti, P. (t.thn.). Pembelajaran Berbasis Alam. eprints, 1-16.

Tafsir, A. (2011). Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Usman, H. (2010). Manajemen: Teori Praktik & Riset Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Yusuf, K. M. (2011). Tafsir Tarbawi. Pekanbaru Riau: Zanafa Publishing.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari program konselor sebaya dan posyandu remaja diberikan oleh psikolog kepada remaja di lingkungan kecamatan Kraton adalah; apakah ada pengaruhnya antara

(1) Dalam hal Penyelenggaraan Reklame Permanen tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42, maka Perangkat Daerah yang berwenang melaksanakan tugas di bidang

[r]

Pada hari ini, Rabu tanggal Empat bulan Juli tahun Dua Ribu Dua Belas , sesuai dengan jadwal yang termuat pada website LPSE http://lpse.kemendag.go.id, Pokja

Pada hari ini, Selasa tanggal tiga bulan Juli tahun dua ribu dua belas, telah diadakan evaluasi dokumen prakualifikasi untuk Pekerjaan Pengembangan Website

Fungsi bimbingan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari sifat-sifat lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif yang

Berdasarkan data yang terkumpul dan setelah dianalisis, dapat dikategorikan bahwa, peran wali kelas dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling

Metode atau teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Convenience/Accidental Sampling, yakni teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan yaitu