• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN MPA ACARA 4 AA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN MPA ACARA 4 AA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS PRAKTIKUM

METODE PENELITIAN AGRIBISNIS ACARA IV

JUDUL PROPOSAL :

PENGARUH CITRA MEREK, HARGA, DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (STUDI PADA KONSUMEN PRODUK

BANDENG ASAP DI TOKO TANJUNG SIDOARJO)

OLEH: NURUL FADILLA

NPM: 1524010075 SB 1

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN“ JAWA TIMUR SURABAYA

(2)

BAB I penarikan sampel lebih praktis, hemat biaya, dan tidak banyak menyita waktu maupun tenaga.

Dalam sebuah peneltian menentukan populasi dan sampel adalah hal yang sangat penting, karena sebuah penelitian bisa saja bersifat kualitatif dan kuantitati agar data yang disajikan akurat dan dapat di pertanggung jawabkan maka butuh statistik. Untuk memperoleh dan mengumpulkan data maka seorang peneliti harus menetapkan dan mengetahui berapa banyak populasi dan sampel yang di gunakan. Setelah populasi dan sampel di tetapkan maka kemudian baru di proses dan di survai.

Populasi merupakan keseluruhan yang menjadi bahan penelitian, dan populasi ini sangat banyak jumlahnya. Untuk memudahkan penelitian maka populasi itu di reduksi dengan menentukan sampel dari populasi. Sampel yang di ambil adalah yang bersifat representatif.

Populasi dan sampel sering di anggap sama, padahal itu berbeda. Populasi dan sampel adalah sama-sama objek penelitian. Dalam berbagai penelitian, peneliti seringkali mengadapi populasi yang begitu banyak dan wilayah yang begitu luas. Maka seorang peneliti tidak mungkin mengkaji populasi yang begitu banyak dan luas, maka dalam kontek ini lah penentuan sampel di perlukan. Jika populasi adalah hurup abjat dari A-Z, maka yang menjadi sampel adalah sebagaian hurup yang kita ambil di antaranya.

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam ruang lingkup dan waktu tertentu. Dalam pengertian lain juga menyebutkan populasi adalah seluruh objek penelitian baik itu berupa manusia, benda, hewan, tumbuhan, dan gejala nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.

Mengingat semakin luasnya cangkupan populasi tersebut, maka penentuan suatu populasi harus jelas batasannya atau ruang lingkup areanya, seperti di lihat dari segi giografisnya. Misalnya, populasi di suatu provinsi , kabupaten, kota madya atau tingkat desa dan kelurahan.

(3)

tokoh masyarakat, persepsi kepala desa sendiri dan persepsi seluruh sub populasi.

1.2 Pentingnya Sampel

Dalam suatu penelitian yang ditujukan untuk mengetahui karakteristik suatu populasi, masalah penggunan sampel merupakan sesuatu yang sangat penting. Bahkan disadari dalam kehidupan sehari-hari penggunaan sampel bukan merupakan suatu hal yang asing lagi bagi masyarakat. Pada umumnya untuk memperoleh informasi tentang karakteristik suatu populasi maka tidak perlu semua anggota populasi diobservasi, tetapi cukup hanya sebagiannya saja, sebagian anggota populasi tersebut disebut sampel. Disini akan ditegaskan kembali bahwa suatu sampel adalah sebagian dari populasi yang ingin diteliti, yang ciri-ciri dan keberadaannya diharapkan mampu mewakili atau menggambarkan ciri-ciri dan keberadaan populasi yang sebenarnya.

Dengan hanya mengamati sampel tersebut, daripada mengamati seluruh populasinya, maka akan diperoleh efesiensi baik dari segi waktu, tenaga maupun biaya. Satu sampel yang baik, dalam arti diambil secara ‘benar’ akan dapat memberikan gambaran yang sebenarnya tentang populasi. Sehingga jika dalam suatu penelitian, sampelnya tidak diambil secara secara ‘benar’ maka hasilnya tidak akan dapat digeneralisasikan dan tidak dapat memberikan hasil yang sahih dalam menggambarkan keadaan sebenarnya dari populasi yang diteliti. Dengan demikian masalah penarikan sampel secara ‘benar’ menjadi sangat penting.

Pengambilan sampel (sampling) adalah suatu proses yang dilakukan untuk memilih dan mengambil secara ‘benar’ dari suatu populasi, sehingga dapat digunakan sebagai ‘wakil’ yang sahih (dapat mewakili) bagi populasi tersebut. Terkait erat dengan pengambilan sampel adalah metode yang dipergunakan untuk menyeleksi sejumlah individu dari populasi sehingga dapat menghasilkan sampel yang representatif, dalam arti sampel tersebut benar-benar mampu digunakan untuk menggambarkan populasinya.

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Populasi

Populasi berasal dari bahasa inggris Population. Yang berarti jumlah penduduk. Oleh sebagian orang, apabila disebut populasi, orang banyak menhubungkannya dengan masalah-masalah penduduk. Kemudian pada perkembangan selanjutnya, kata populasi menjadi amat populardan digunakan di berbagai disiplin ilmu. Berikut adalah teori – teori populasi menurut para ahli :

a. Teori Populasi menurut Sugiyono

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda – benda alam yang lain. Populasi bukan sekedar jumah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

b. Teori Populasi Menurut Arikunto

Arikunto menyatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”

c. Teori Populasi menurut Widiyanto

Populasi adalah suatu kelompok atau kumpulan subjek atau objek yang akan di generalisasikan dari hasil penelitian.

d. Teori Populasi menurut Bugin

Populasi penelitian adalah keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh – tumbuhan, udara, gejala, nilai, oeristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek – objek ini dapat menjadi sumber data penelitian. Populasi dapat dibedakan atas populasi terbatas dan populasi tak terhingga.

1. Populasi Terbatas

Poopulasi yang memiliki sumber data yang jelas batas – batasnya secara kuantitatif.

2. Populasi Tak Terhingga

(5)

2.2 Teori Sampel

Secara umum sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang mewakili karakteristik populasi dalam penelitian. Sampel mempunyai cakupan lebih kecil dari pada populasi. Untuk mendapatkan sampel, maka digunakan teknik pengambilan sampel atau sering disebut dengan sampling. Teknik pengambilan sampel ada bermacam – macam. Untuk memperdalam pemahaman kita tentang sampel dan sampling, maka kita perlu merujuk teori – teori yang sudah ada. Berikut teori sampel menurut para pakar :

a. Teori Sampel menurut Sugiyono

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dilakukan jika populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi.

b. Teori Sampel menurut Arikunto

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel adalah bagian populasi yang hendak diteliti dan mewakili karakteristik populasi. Apabila populasi penelitian berjumlah kurang dari 100 maka sampel yag diambil adalah semuanya, namun apabila populasi penelitian berjumlah lebihdari 100 maka sampel dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih.

c. Teori Sampel menurut Bugin

Sampel adalah wakil semua unit strata dan sebagainya yang ada di dalam populasi. Fakto – faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan sampel dalam suatu penelitian, yaitu derajat keseragaman, derajat kemampuan peneliti mengenai sifat – sifat khusus populasi, presisi yang dikehendaki penelitian, dan penggunaan teknik sampling yang tepat

d. Teori Sampel menurut Widiyanto

Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap telah mewakili dari populasi.

2.3 Teori metode Sampling

Teori Sampling menurut Sugiyono

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat macam – macam teknik atau metode sampling yaitu Probability Sampling dan Non Probability Sampling.

a. Probability Sampling

(6)

Peluang yang dimiliki oleh setiap unit penelitian untuk dipilh sebagai sampel sebesar n/N, yakni ukuran sampel yang dikehendaki dibagi dengan ukuran populasi. Dalam menggunakan Teknik Sampling Random Sederhana ini ada beberapa syarat yang harus dipenuhi,

antaralain:

1. Harus tersedia kerangka sampling atau memungkinkan untuk dibuatkan kerangka samplingnya (dalam kerangka sampling tidak boleh ada unsur sampel yang dihitung dua kali atau lebih).

2. Sifat populasinya harus homogen, jika tidak, kemungkinan akan terjadi bias.

3. Ukuran populasinya tidak tak terbatas, artinya harus pasti berapa ukuran populasinya.

4. Keadaan populasinya tidak terlalu tersebar secara geografis.

2. Teknik Sampling Random Sistematik (Systematic Random Sampling)

Apabila ukuran populasinya sangat besar, hingga tidak memungkinkan dilakukan pemilihan sampel dengan cara pengundian, maka teknik sampling random sederhana tidaklah tepat untuk digunakan. Dalam keadaan populasi yang demikian, gunakanlah teknik sampling random sistematik. Persyaratan yang harus dipenuhi agar teknik sampling ini dapat digunakan, sama dengan persyaratan untuk sampel random sederhana, yakni tersedianya kerangka sampling (ukuran populasinya diketahui dengan pasti), dan populasinya mempunyai pola beraturan yang memungkinkan untuk diberikan nomor urut serta bersifat homogen.

3. Teknik Sampling Random Berstrata (Stratified Random Sampling) Teknik sampling ini digunakan apabila populasinya tidak homogen (heterogen). Makin heterogen suatu populasi, makin besar pula perbedaan sifat-sifat antara lapisan tersebut. Padahal, sebagaimana telah diungkapkan di atas, presisi dan tingkat kerepresentatifan sampel yang diambil dari suatu populasi antara lain dipengaruhi oleh derajat keseragaman (tingkat homogenitas) populasi yang bersangkutan. Untuk dapat menggambarkan secara tepat tentang sifat-sifat populasi yang heterogen, maka populasi yang bersangkutan harus dibagi-bagi kedalam lapisan-lapisan (strata) yang seragam atau homogen, dan dari setiap strata dapat diambil sampel secara random (acak).

(7)

samplingnya, dan keberadaannya tersebar secara geografis atau terhimpun dalam klaster-klaster yang berbeda-beda.

b. Non Probability Sampling

1. Sampel Aksidental (accidental sampling)

Sampel ini sering disebut sebagai sampel kebetulan yang pengambilannya didasarkan pada pertimbangan kemudahan bagi peneliti (bukan penelitian), sehingga sampel ini sering kali disebut convenience sampling atau sampel keenakan. Orang-orang ilmu statistika bahkan menyebutnya sebagai sampel kecelakaan, karena saking tidak representatifnya sampel tersebut. Sebisa mungkin, hindari untuk menggunakan sampel ini, jika kesimpulan penelitian kita ingin memperoleh kemampuan generalisasi yang tepat.

2. Sampel Kuota (quota sampling)

Teknik sampling kuota merupakan teknik sampling yang sejenis dengan teknik sampling strata. Perbedaannya adalah ketika mengambil sampel dari setiap strata tidak menggunakan cara-cara random, tetapi menggunakan cara-cara kemudahan (convenience). Caranya, tentukan ukuran sampel dari masing-masing strata lalu teliti siapa sejumlah orang yang sesuai dengan ukuran sampel yang ditentukan tadi, siapa saja asal berasal dari strata tersebut.

3. Sampel Purposif (purposeful sampling)

Teknik ini disebut juga judgemental sampling atau sampel pertimbangan bertujuan. Dasar penetuan sampelnya adalah tujuan penelitian. Sampel ini digunakan jika dalam upaya memperoleh data tentang fenomena atau masalah yang diteliti memerlukan sumber data yang memilki kualifikasi spesifik atau kriteria khusus berdasarkan penilaian tertentu, tingkat signifikansi tertentu.

4. Sampling Sistematis

Teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu.

5. Sampel Jenuh

(8)

2.4 Teori Pengukuran Sampling

Untuk menentukan sampel dari populasi digunakan perhitungan maupun acuan tabel yang dikembangkan para ahli. Secara umum, untuk penelitian korelasional jumlah sampel minimal untuk memperoleh hasil yang baik adalah 30, sedangkan dalam penelitian eksperimen jumlah sampel minimum 15 dari masing-masing kelompok dan untuk penelitian survey jumlah sampel minimum adalah 100.

Besaran atau ukuran sampel ini sampel sangat tergantung dari besaran tingkat ketelitian atau kesalahan yang diinginkan peneliti. Namun, dalam hal tingkat kesalahan, pada penelitian sosial maksimal tingkat kesalahannya adalah 5% (0,05). Makin besar tingkat kesalahan maka makin kecil sampel. Namun yang perlu diperhatikan adalah semakin besar sampel (semakin mendekati populasi) maka semakin kecil peluang kesalahan generalisasi dan sebaliknya, semakin kecil sampel (menjauhi jumlah populasi) maka semakin besar peluang kesalahan generalisasi.

Beberapa rumus untuk menentukan jumlah sampel antara lain :

1. Formula Slovin (dalam Riduwan, 2005:65)

n = sampel; N = populasi; d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05.

Misalnya, jumlah populasi adalah 125, dan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah 5%, maka jumlah sampel yang digunakan adalah : n = 125 / 125 (0,05)2 + 1

= 95,23, dibulatkan 95

2. Formula Jacob Cohen (dalam Suharsimi Arikunto, 2010:179)

Keterangan : N = Ukuran sampel F^2 = Effect Size

u = Banyaknya ubahan yang terkait dalam penelitian L = Fungsi Power dari u, diperoleh dari tabel

Power (p) = 0.95 dan Effect size (f^2) = 0.1

Harga L tabel dengan t.s 1% power 0.95 dan u = 5 adalah 19.76 maka dengan formula tsb diperoleh ukuran sampel

N = 19.76 / 0.1 + 5 + 1 = 203,6, dibulatkan 203 n = N/N(d)2 + 1

(9)

3. Ukuran Sampel berdasarkan Proporsi (Tabel Isaac dan Michael) Tabel penentuan jumlah sampel dari Isaac dan Michael memberikan kemudahan penentuan jumlah sampel berdasarkan tingkat kesalahan 1%, 5% dan 10%. Dengan tabel ini, peneliti dapat secara langsung menentukan besaran sampel berdasarkan jumlah populasi dan tingkat kesalahan yang dikehendaki.

4. Cohran’s Formula Data Continues

dimana,

N = ukuran sampel, t = nilai t berdasarkan alpha tertentu, s = standard deviasi dari populasi, dan d = margin error

Contoh : N = (1.96)^2 (1.167)^2 / (7*.03)^2 = 118

Data Kategori

Dimana :

N = ukuran sampel, t = nilai t berdasarkan alpha tertentu, (p)(q) = estimate of variance, d = margin of error yang diterima

Contoh : N = (1.96)^2(0.5)(0.5) / (.05) ^ 2 = 384

5. Formula Lemeshow Untuk Populasi tidak diketahui

z = 1.96

p = maximal estimasi = 0.5 d = alpha (0.05)

Dengan demikian

1.96^2 . 0.5 (1-0.5) / 0.05^2 = 384 N = (t^2) * (s^2) / (d^2)

N = (t)^2 * (p)(q) / (d)^2

(10)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah pembeli/konsumen Toko Tanjung Sidoarjo. Alasan mengapa dipilih Konsumen Toko Tanjung Sidoarjo adalah Toko ini merupkan salah satu pusat belanja oleh – oleh khas Sidoarjo dengan pengunjung terbanyak dibandingkan dengan toko-toko sejenis di wilayah Sidoarjo. Khusunya untuk Toko pusat belanja oleh – oleh khas Sidoarjo yang berada di pinggir Jalan Raya Surabaya – Malang.

3.2 Ukuran Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008). Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen bandeng asap di Toko Tanjung Sidoarjo. pengukuran sampel menggunakan rumus lemeshow sebagai berikut :

dimana : z = 1.96

p = maximal estimasi = 0.5 d = alpha (0.05)

n = 1.96^2 . 0.5 (1-0.5) / 0.05^2 = 38,4

Dengan demikian jumlah sampel yang digunakan sebanyak 38.4 sampel yang terdiri dari seluruh konsumen yang membeli produk Bandeng Asap di Toko Tanjung Sidoarjo.

3.3 Metode Sampling Penelitian

Metode atau teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Convenience/Accidental Sampling, yakni teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu bersama dengan peneliti dapat dijadikan sampel bila dipandang orang yang ditemui itu cocok sebagai sumber data. Pemilihan metode ini didasarkan pada banyaknya pengunjung yang berada di Toko Tanjung Sidoarjo. Sehingga peneliti akan memilih siapa saja pengunjung yang dirasa cocok untuk dijadikan responden khusunya memilih responden yang membeli produk Bandeng Asap.

(11)

Arikunto Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktis, edisi revisi 2010. Jakarta : Rineka Cipta

Bugin Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif . Cet 3. Jakarta: Kencana. 2008. hal 104

Nurul Zuriah. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. (Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2006) hal 116

Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula, Bandung : Alfabeta.

Rosady Ruslan. Metodologi Penelitian Public Relation Dan Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada. 2003. hal 139

Sekaran, U. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administasi. Bandung : Alfabeta.

Yasril Yazid, Masduki, Ginda, Darusman. Metodologi Penelitian, (Pekanbru: Unri Prees, 2009) hal 51

Sumber Internet :

Afsah. 2010. Teori Populasi dan Sampling. Dalam

http://mavelahafsah.blogspot.co.id/2010/05/teori-populasi-dan-teknik-sampling.html. Diakses pada Sabtu, 7 April 2018 Pukul 18.15 WIB Pendi. 2008. Mengapa Sampel Diperlukan. Dalam

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan untuk mengambil sampling adalah metode Aksidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara

Bahan yang digunakan adalah serat batang pisang yang dianyam dan matrik polyester. Selanjutnya lembaran serat tersebut direndam dalam larutan alkali dengan

Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien perpindahan kalor fluida nano lebih tinggi dibandingkan dengan fluida dasarnya, serta meningkat seiring dengan

An alternative for this is by substitution of massive graphite, which is currently used as thermal protector in the nozzle, with thin layer of HVOF (High Velocity Oxy-Fuel)

Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2015, hlm. 60), “Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang

6 Pada Kepala Jembatan dan pilar e.Cacat pada kayu. 7 Pada Landasan Penahan Gempa 2 Kerusakan pada Bahan

(1) Pelaksana proyek mempunyai tugas membantu Asisten pemimpin proyek di dalam melaksanakan kegiatan proyek sesuai dengan rencana dan jadwal yang telah ditetapkan

Hasil tersebut menunjukkan ada perbedaan saat sebelum diterapkan LKS IPA tipe webbed pada tema limbah rumah tangga dengan persentase ketuntasan siswa di kelas VII-F