• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA: studi kuasi eksperimen pada materi elastisitas permintaan mata pelajaran pengantar ekonomi dan bisnis di kelas X SMK pasundan 1 kota bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA: studi kuasi eksperimen pada materi elastisitas permintaan mata pelajaran pengantar ekonomi dan bisnis di kelas X SMK pasundan 1 kota bandung."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT

DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

(Studi Kuasi Eksperimen pada Materi Elastisitas Permintaan Mata Pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis di Kelas X

SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

oleh

Nastiti Rahayu NIM 1302500

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT

DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

(Studi Kuasi Eksperimen pada Materi Elastisitas Permintaan Mata Pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis di Kelas X

SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Oleh

NASTITI RAHAYU

S.Pd Universitas Lampung, 2012

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

© Nastiti Rahayu 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

(4)

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

(5)

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT

DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

(Studi Kuasi Eksperimen pada Materi Elastisitas Permintaan Mata Pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis di Kelas X

SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

(Nastiti Rahayu, 1302500)

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan berpikir kritis siswa kelas X SMK Pasundan 1 Kota Bandung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh metode Problem Solving terhadap keterampilan berpikir kritis dilihat dari kemampuan awal siswa. Metode Penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group design digabung dengan desain faktorial 2 x 2. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas X AP 3 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X AP 2 sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian menggunakan tes keterampilan berpikir kritis dan tes kemampuan awal. Uji hipotesis menggunakan Paired Samples T-Test dan ANOVA Dua Arah. Temuan penelitian ini adalah (1) terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan metode Problem Solving (2) terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan metode Ceramah Bervariasi (3) ada pengaruh penggunaan metode Problem Solving dan metode Ceramah Bervariasi terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa (4) ada pengaruh kemampuan awal terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa (5) ada pengaruh interaksi antara metode Problem Solving dan metode Ceramah Bervariasi dengan kemampuan awal terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa.

(6)

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE EFFECT OF PROBLEM SOLVING METHOD TOWARD CRITICAL THINKING SKILL VIEWED FROM

STUDENTS’ PRIOR KNOWLEDGE

(Quasi Experimental Study on Elasticity Of Demand Subject On Introduction Of Economics and Business Subject Matter

At Tenth Grade Of SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

(Nastiti Rahayu, 1302500)

Abstract

This research is motivated by the lack of students’ critical thinking skill of tenth grade of SMK Pasundan 1 Kota Bandung. The purpose of this research is to determine the effect of Problem Solving method toward critical thinking skill viewed from students’ prior knowledge. The research method used is quasi-experimental. The research’s design used is nonequivalent control group design combined with a 2 x 2 factorial design. Research subject were students of AP 3 tenth Grade as an experimental class and students of AP 2 tenth Grade as a control class. The research’s instruments were use the test of critical thinking skill and test of prior knowledge. Hypothesis test were use Paired Samples T-Test and Two Ways ANOVA. The findings of this research are (1) there is difference in students’ critical thinking skill before and after the learning using Problem Solving method (2) there is difference in students’ critical thinking skill before and after the learning using Lecture Varied method (3) there is an effect of the use of Problem Solving method and Lecture Varied method toward the enhancement of students’ critical thinking skill (4) there is an effect of the prior knowledge toward the enhancement of students’ critical thinking skill (5) there is an effect of interaction between Problem Solving method and Lecture Varied method with prior knowledge toward the enhancement of students’ critical thinking skill.

(7)

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C.Tujuan Penelitian ... 7

D.Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 8

A.Teori yang Melandasi Model Pembelajaran Problem Based Learning ... 8

1. Teori Konstruktivisme ... 8

2. Teori Konstruktivisme Kognitif Jean Piaget ... 10

3. Teori Konstruktivisme Sosial Vygotsky ... 13

B. Model Pembelajaran Problem Based Learning ... 15

C.Metode Problem Solving ... 18

D.Langkah-Langkah Metode Problem Solving ... 20

E. Keterampilan Berpikir Kritis ... 21

F. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis ... 25

G.Kemampuan Awal ... 32

H.Penelitian Terdahulu ... 34

I. Posisi Penelitian ... 39

(8)

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix

K.Hipotesis Penelitian ... 44

BAB III. METODE PENELITIAN ... 45

A.Metode dan Desain Penelitian ... 45

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 46

C.Definisi Operasional Variabel ... 46

D.Instrumen Penelitian ... 49

1. Tes Keterampilan Berpikir Kritis ... 49

2. Tes Kemampuan Awal ... 49

E. Prosedur Penelitian ... 50

F. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 52

1. Uji Validitas ... 52

2. Uji Reliabilitas ... 54

3. Uji Daya Beda ... 56

4. Uji Tingkat Kesukaran ... 58

G.Teknik Analisis Data ... 61

H.Uji Hipotesis ... 62

1. Uji Hipotesis Pertama ... 62

2. Uji Hipotesis Kedua ... 62

3. Uji Hipotesis Ketiga ... 63

4. Uji Hipotesis Keempat ... 63

5. Uji Hipotesis Kelima ... 64

BAB IV. TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 65

A.Deskripsi Implementasi Pelaksanaan Penelitian ... 65

B. Deskripsi Data Penelitian ... 66

1. Pretest dan Postest Keterampilan Berpikir Kritis pada kelas yang belajar menggunakan Metode Problem Solving dan kelas yang belajar menggunakan Metode Ceramah Bervariasi ... 66

2. N-Gain Keterampilan Berpikir Kritis Kelas yang belajar dengan Metode Problem Solving dan Metode Ceramah Bervariasi ... 66

(9)

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu x

C.Hasil Analisis Data ... 69

1. Uji Normalitas Data ... 69

2. Uji Homogenitas Data ... 70

D.Hasil Uji Hipotesis... 71

1. Uji Hipotesis Pertama ... 71

2. Uji Hipotesis Kedua ... 72

3. Uji Hipotesis Ketiga, Keempat dan Kelima ... 73

E. Pembahasan ... 82

1. Perbedaan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sebelum dan Sesudah Pembelajaran Menggunakan Metode Problem Solving ... .82

2. Perbedaan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sebelum dan Sesudah Pembelajaran Menggunakan Metode Ceramah Bervariasi ... 84

3. Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving dan Metode Ceramah Bervariasi Terhadap Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ... 85

4. Pengaruh Kemampuan Awal Terhadap Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ... 88

5. Pengaruh Interaksi Antara Metode Problem Solving dan Metode Ceramah Bervariasi dengan Kemampuan Awal terhadap Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ... 90

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 94

A.Kesimpulan ... 94

B. Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 96

(10)

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Hasil Tes Keterampilan Berpikir Kritis ... 2

1.2 Analisis Soal Ujian Tengah Semester 2 Pengantar Ekonomi dan Bisnis Kelas X SMK Pasundan 1 Kota Bandung ... 3

2.1 Keterampilan berpikir kritis menurut Facione ... 25

2.2 Indikator Keterampilan Berpikir Kritis menurut Ennis ... 27

2.3 Kategori dan Dimensi Proses Kognitif Menurut Anderson dan Krathwohl ... 31

2.4 Penelitian Terdahulu ... 34

3.1 Desain Faktorial ... 45

3.2 Definisi Operasional Variabel... 46

3.3 Hasil Uji Validitas Soal Tes Kemampuan Awal ... 53

3.4 Hasil Uji Validitas Tes Keterampilan Berpikir Kritis ... 53

3.5 Kategori koefisien reliabilitas ... 55

3.6 Hasil Uji Reliabilitas Soal Tes Kemampuan Awal ... 55

3.7 Hasil Uji Reliabilitas Soal Tes Keterampilan Berpikir Kritis ... 55

3.8 Hasil Uji Daya Beda Soal Tes Kemampuan Awal ... 57

3.9 Hasil Uji Daya Beda Tes Keterampilan Berpikir Kritis ... 57

3.10 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Awal ... 58

3.11 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Tes Keterampilan Berpikir Kritis... 59

3.12 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Awal ... 60

3.13 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes Keterampilan Berpikir Kritis ... 61

3.14 Kategori Gain Ternormalisasi ... 62

(11)

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xii

4.2 N-Gain Keterampilan Berpikir Kritis Kelas yang belajar dengan

Metode Problem Solving dan Metode Ceramah Bervariasi ... 67

4.3 N-Gain Keterampilan Berpikir Kritis pada siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah ... 68

4.4 Hasil Uji Normalitas ... 69

4.5 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Keterampilan Berpikir Kritis pada kelas yang belajar menggunakan metode Problem Solving ... 70

4.6 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Postest Keterampilan Berpikir Kritis pada kelas yang belajar menggunakan metode Ceramah Bervariasi ... 71

4.7 Paired Samples Test ... 72

4.8 Paired Samples Test ... 73

4.9 Hasil Uji Levene’s Test of Homogeneity Of Variance ... 75

4.10 Hasil Uji Anova Between Subject Design ... 75

4.11 Interaksi Antara Metode Problem Solving dan Metode Ceramah Bervariasi dengan Kemampuan Awal Terhadap Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ... 77

4.12 Statistik Deskriptif N-Gain Keterampilan Berpikir Kritis Perlevel .. 77

(12)

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagan Kerangka Pemikiran... 44

3.1 Bagan Alur Penelitian ... 51

4.1 Perbandingan N-Gain kelas yang belajar menggunakan metode

Problem Solving dan kelas yang belajar menggunakan

metode Ceramah Bervariasi... 67

4.2 Perbandingan N-Gain Siswa yang memiliki kemampuan Awal

Tinggi dan Kemampuan Awal rendah ... 68

4.3 Profil Plots Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis ... 76

4.4 Profil Plots Interaksi Antara Metode Problem Solving dan Metode

Ceramah Bervariasi dengan Kemampuan Awal Terhadap

(13)

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran A Tes dan Data Prapenelitian ... 103

A.1 Kisi-Kisi Soal Tes Prapenelitian ... 104

A.2 Kartu Soal Tes Prapenelitian ... 106

A.3 Soal Tes Prapenelitian ... 108

A.4 Pedoman Penskoran Tes Prapenelitian ... 109

A.5 Data Hasil Prapenelitian ... 112

A.6 Soal Ujian Tengah Semester 2 Pengantar Ekonomi dan Bisnis ... 113

Lampiran B Instrumen Penelitian ... 114

B.1 Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Awal ... 115

B.2 Kartu Soal Tes Kemampuan Awal ... 122

B.3 Soal Tes Kemampuan Awal ... 135

B.4 Kisi-Kisi tes Keterampilan Berpikir Kritis ... 140

B.5 Kartu Soal Tes Keterampilan Berpikir Kritis ... 144

B.6 Soal Tes Keterampilan Berpikir Kritis ... 149

B.7 Pedoman Penskoran Soal Tes Keterampilan Berpikir Kritis ... 152

Lampiran C Perangkat Pembelajaran ... 156

C.1 Silabus Mata Pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis ... 157

C.2 RPP Kelas Eksperimen ... 177

C.3 RPP Kelas Kontrol ... 194

Lampiran D Data dan Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 209

D.1 Data Uji Coba Tes Kemampuan Awal ... 210

D.2 Data Uji Coba Tes Keterampilan Berpikir Kritis ... 212

D.3 Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Awal ... 214

(14)

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xv

Lampiran E Data Penelitian ... 221

E.1 Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen ... 222

E.2 Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ... 224

E.3 Data Kelas Eksperimen ... 226

E.4 Data Kelas Kontrol ... 228

E.5 Statistik Deskriptif ... 230

E.6 Hasil Analisis Data ... 231

E.7 Hasil Uji Hipotesis ... 232

Lampiran F Administrasi ... 239

F.1 SK Pembimbing ... 240

F.2 Surat Ijin Penelitian ... 242

(15)

1

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Abad 21 ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

telah mengubah keadaan masyarakat di seluruh dunia dalam segala bidang

kehidupan. Teknologi membuat seluruh masyarakat dari berbagai belahan dunia

dapat saling berinteraksi dengan mudah dan melewati batas-batas wilayah negara.

Keadaan ini menciptakan era globalisasi dimana negara-negara di dunia mulai

membentuk suatu kesatuan sistem dalam berbagai bidang kehidupan, salah

satunya dalam bidang ekonomi. Globalisasi mendorong terjadinya pasar bebas

yang membuka peluang bagi setiap orang untuk bekerja di negara manapun. Hal

ini memunculkan tantangan berupa persaingan yang ketat, sehingga hanya

orang-orang yang memiliki keterampilan yang akan mampu bersaing. Indonesia sebagai

bagian dari dunia, perlu meningkatkan keterampilan sumber daya manusia agar

mampu bersaing dengan sumber daya manusia dari negara-negara lain.

Keterampilan berpikir adalah salah satu yang harus dimiliki oleh setiap orang

pada abad 21.

Kemampuan berpikir siswa Indonesia masih belum mencapai

keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal ini berdasarkan pada data yang disajikan

kemdikbud mengenai hasil survei internasional TIMMS (Trends In International

Mathematics and Science Study) pada tahun 2007 dan 2011. Data hasil survei

TIMMS menunjukkan lebih dari 95% siswa indonesia hanya mampu mengerjakan

soal sampai pada level menengah. Sementara hampir 50% siswa Taiwan mampu

mencapai level tinggi dan advance (kemdikbud, 2013:23). Hasil survei tersebut

mencerminkan siswa Indonesia belum mampu memecahkan soal yang

membutuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang juga mencakup

keterampilan berpikir kritis.

Siswa sangat perlu memiliki keterampilan berpikir kritis, karena

keterampilan tersebut sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan dalam

kehidupan sehari-hari dan dunia kerja. Hal tersebut didukung oleh Hassoubah

(16)

2

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mereka dapat mengembangkan diri dalam membuat keputusan, penilaian, serta

menyelesaikan masalah.”

Rendahnya keterampilan berpikir kritis siswa terjadi di berbagai sekolah di

Indonesia, salah satunya menurut Aprianti (2013:5) yang menyatakan pada

penelitian awal di salah satu SMA di Bandung, hasil tes kemampuan berpikir

kritis menunjukkan sebagian besar siswa mencapai nilai yang rendah. Hal yang

sama juga terjadi pada siswa kelas X SMK Pasundan 1 Kota Bandung. Hasil tes

keterampilan berpikir kritis yang diberikan kepada 84 siswa kelas X AP

menunjukkan sebagian besar siswa belum mampu mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yang ditetapkan, yaitu sebesar 75. Berikut disajikan rincian hasil

tes keterampilan berpikir kritis pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Hasil Tes Keterampilan Berpikir Kritis

Nilai Jumlah Siswa Persentase (%)

<75 70 83,33

≥ 75 14 16,67

Sumber : Data Prapenelitian, diolah

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa dari 84 siswa, siswa yang mendapat nilai di

bawah KKM berjumlah 70 dan siswa yang memiliki nilai sama atau lebih tinggi

dari KKM berjumlah 14 siswa. Hasil tes tersebut menunjukkan bahwa presentase

siswa yang belum mencapai KKM lebih besar dibandingkan dengan siswa yang

telah mencapai KKM. Data ini mengindikasikan sebagian besar siswa memiliki

keterampilan berpikir kritis yang rendah.

Keterampilan berpikir kritis diduga belum menjadi penekanan dalam

pembelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis di kelas X SMK Pasundan 1 kota

Bandung. Hal ini dapat dilihat dari soal ujian tengah semester 2 yang diberikan

oleh guru masih berada pada dimensi proses kognitif yang rendah. Berikut hasil

analisis soal ujian tengah semester 2 Kelas X Mata Pelajaran Pengantar Ekonomi

dan Bisnis SMK Pasundan 1 Kota Bandung Tahun 2014/2015 yang berjumlah

(17)

3

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.2 Analisis Soal Ujian Tengah Semester 2 Pengantar Ekonomi dan Bisnis Kelas X SMK Pasundan 1 Kota Bandung

Dimensi Proses Kognitif C1 C2 C3 C4 C5 C6

Jumlah soal 4 1 - - - -

Sumber : Soal UTS SMK Pasundan 1 Kota Bandung

Analisis soal ujian tengah semester 2 pada Tabel 1.2 menunjukkan bahwa

soal yang diberikan lebih banyak memerlukan dimensi proses kognitif mengingat

(C1) daripada memahami (C2). Ini menggambarkan bahwa keterampilan berpikir

kritis belum menjadi penekanan pada pembelajaran Pengantar Ekonomi dan

Bisnis di kelas X SMK Pasundan 1 Kota Bandung.

Keterampilan berpikir kritis bukanlah keterampilan alami yang dibawa

dari lahir, melainkan dapat diajarkan melalui metode pedagogis, sesuai pendapat

Huff (dalam Anderson-Meger, 2011: 18) yang menyatakan “the premise is that

good critical thinking is not an innate or natural ability for most students but that

they can be taught through effective pedagogical methods to learn to think

critically”. Pendapat Huff tersebut berarti bahwa berpikir kritis yang baik

bukanlah kemampuan alami bagi sebagian besar siswa, tetapi keterampilan

tersebut dapat diajarkan melalui metode pedagogik yang efektif untuk belajar

berpikir kritis. Hal ini berarti bahwa guru dapat meningkatkan keterampilan

berpikir kritis melalui metode pembelajaran yang efektif.

Guru Pengantar Ekonomi dan Bisnis kelas X SMK Pasundan 1 Kota

Bandung pada tanggal 14 Februari 2015 memberi keterangan bahwa proses

pembelajaran yang dilakukan di kelas adalah ceramah yang divariasikan dengan

tanya jawab, diskusi dan penugasan. Namun, metode yang mendominasi dalam

proses pembelajaran di kelas adalah ceramah, hal ini dilakukan oleh guru karena

materi pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis mencakup teori-teori, sehingga

melalui metode Ceramah diharapkan teori-teori tersebut dapat disampaikan

kepada siswa dengan efisien. Penggunaan metode Ceramah Bervariasi yang

dilakukan oleh guru di kelas diduga belum bisa mendorong siswa untuk berpikir

kritis secara maksimal, karena lebih fokus pada penyampaian teori. Pembelajaran

yang demikian diduga belum membuat siswa memaksimalkan penggunaan

keterampilan berpikirnya, sedangkan untuk mengembangkan keterampilan

(18)

4

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membutuhkan proses berpikir. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Lipman

(2003:208) bahwa “students would think better if they could be provided with

conditions that would encourage the application of their thinking to the world in

which they lived”. Pernyataan Lipman tersebut berarti bahwa siswa akan berpikir

lebih baik jika mereka diberikan kondisi yang akan mendorong penerapan siswa

untuk menggunakan pemikirannya.

Salah satu upaya dalam mendorong penerapan keterampilan berpikir kritis

siswa dalam pembelajaran yaitu perlu membuat siswa aktif berpikir tentang mana

ide dan informasi yang dapat dipercaya serta keputusan apa yang tepat untuk

diambil selama proses pembelajaran. Salah satu pembelajaran yang memberikan

ruang bagi aktifitas tersebut adalah melalui penyajian suatu masalah, serta

membimbing siswa untuk belajar dalam menentukan solusi yang tepat atas

permasalahan tersebut.

Metode Problem Solving merupakan salah satu metode pembelajaran yang

menggunakan masalah sebagai titik tolak proses pembelajaran. Melalui metode

Problem Solving, siswa disajikan permasalahan yang sesuai dengan materi yang

dipelajari, kemudian didorong dan dibimbing untuk memecahkan masalah

tersebut melalui proses berpikir ilmiah dari tahap merumuskan masalah hingga

tahap rekomendasi pemecahan masalah. Tahap-tahap pemecahan masalah juga

akan memberikan siswa kesempatan untuk belajar bagaimana menilai informasi

dari berbagai sumber dan menganalisa berbagai kemungkinan.

Metode Problem Solving sesuai dengan teori konstruktivisme. Belajar

dalam teori konstruktivisme artinya seseorang membangun pengetahuan

berdasarkan pengalaman yang ia lalui. Menurut Bruner (dalam Baharuddin dan

Wahyuni 2008 : 115) teori kontruktivisme “premis dasarnya adalah bahwa

individu harus aktif “membangun” pengetahuan dan keterampilannya.” Melalui masalah sebagai titik tolak dalam pembelajaran, akan memberikan pengalaman

bagi siswa untuk mengembangkan pengetahuan serta keterampilan berpikir kritis

dalam usaha memecahkan masalah. Tahap-tahap pada metode Problem Solving

menekankan pada keterlibatan dan keaktifan berpikir siswa selama kegiatan

memecahkan masalah, hal ini sesuai dengan teori konstruktivisme kognitif Piaget

(19)

5

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membangun pengetahuan baru. Metode Problem Solving juga sesuai dengan teori

konstruktivisme sosial Vygotsky dimana pembelajaran dilakukan secara

berkelompok untuk memecahkan masalah dengan bimbingan dari guru selama

proses pembelajaran agar siswa dapat belajar dengan optimal.

Selain dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang dilakukan di kelas,

diduga ada faktor lain yang mempengaruhi keterampilan berpikir kritis siswa,

salah satunya adalah kemampuan awal. Kemampuan awal dipilih sebagai faktor

yang mempengaruhi keterampilan berpikir kritis karena hal tersebut merupakan

faktor yang penting untuk siswa membangun pengetahuan baru. Setiap siswa

memiliki kemampuan awal yang tidak selalu sama ketika memasuki pembelajaran

dengan materi baru, ada yang memiliki kemampuan awal yang tinggi maupun

rendah, sementara untuk materi pembelajaran yang berkelanjutan, siswa

diharapkan bisa menguasai materi prasyarat atau memiliki kemampuan awal yang

memadai sebelum mempelajari materi pembelajaran yang baru. Siswa yang

memiliki kemampuan awal yang tinggi akan cenderung lebih mudah dalam

mempelajari materi pelajaran baru yang lebih kompleks. Hal ini sesuai dengan

pendapat Hamalik (2009:159) yaitu siswa yang memiliki pengetahuan dan

keterampilan yang dibutuhkan untuk memperoleh informasi baru (prasyarat) akan

mudah mengamati hubungan antara pengetahuan sederhana yang telah dimiliki

dengan pengetahuan yang kompleks yang akan dipelajari, sedangkan siswa yang

belum menguasai prasyarat lebih sulit menerima pelajaran baru.

Kemampuan awal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan

siswa menguasai materi prasyarat untuk mempelajari materi elastisitas

permintaan, yaitu materi permintaan, penawaran dan keseimbangan. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Setianingsih (2014: 150) ditemukan bahwa

kemampuan awal mempengaruhi keterampilan berpikir kritis.

Metode Problem Solving merupakan metode pembelajaran yang

berdasarkan teori konstruktivisme, tentu memerlukan kesiapan siswa agar proses

pembelajaran berjalan dengan baik, salah satunya adalah kemampuan siswa dalam

menguasai materi prasyarat. Hal ini karena proses pembelajaran yang

berlandaskan teori konstruktivisme, akan menghubungkan pengetahuan baru

(20)

6

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

proses pembelajaran dengan metode Problem Solving, siswa akan mengaitkan

pengetahuan yang sudah dimilikinya dan diubah menjadi pengetahuan baru sesuai

pengalamannya saat memecahkan masalah, sehingga diduga perbedaan

kemampuan awal yang dimiliki siswa akan memberikan hasil berbeda pada

keberhasilan penggunaan metode Problem Solving. Hal ini sesuai temuan

penelitian Fatoke, Ogunlade dan Ibidiran (2013:102) yaitu pembelajaran Problem

Solving meningkatkan kinerja siswa yang memiliki kemampuan tinggi daripada

siswa yang memiliki kemampuan yang rendah. Metode Problem Solving

membutuhkan suatu kemampuan untuk bekal dalam memecahkan masalah.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengadakan penelitian yang

berjudul “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir

Kritis Dilihat dari Kemampuan Awal Siswa” (Studi Kuasi Eksperimen pada

Materi Elastisitas Permintaan Mata Pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis di

Kelas X SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa sebelum dan

sesudah pembelajaran menggunakan metode Problem Solving?

2. Apakah terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa sebelum dan

sesudah pembelajaran menggunakan metode Ceramah Bervariasi?

3. Apakah ada pengaruh penggunaaan metode Problem Solving dan metode

Ceramah Bervariasi terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa?

4. Apakah ada pengaruh kemampuan awal terhadap peningkatan keterampilan

berpikir kritis siswa?

5. Apakah ada pengaruh interaksi antara metode Problem Solving dan metode

Ceramah Bervariasi dengan kemampuan awal terhadap peningkatan

(21)

7

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan rumusan masalah penelitian, penelitian ini bertujuan

untuk :

1. Mengetahui perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah

pembelajaran menggunakan metode Problem Solving.

2. Mengetahui perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah

pembelajaran menggunakan metode Ceramah Bervariasi.

3. Mengetahui pengaruh penggunaaan metode Problem Solving dan metode

Ceramah Bervariasi terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa.

4. Mengetahui pengaruh kemampuan awal terhadap peningkatan keterampilan

berpikir kritis siswa.

5. Mengetahui pengaruh interaksi antara metode Problem Solving dan metode

Ceramah Bervariasi dengan kemampuan awal terhadap peningkatan

keterampilan berpikir kritis siswa.

D.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi guru, memberikan informasi dan wawasan tentang metode Problem

Solving sebagai alternatif dalam upaya meningkatkan keterampilan berpikir

kritis.

2. Bagi siswa, memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan memberikan

gambaran tentang peran kemampuan awal dalam mempelajari materi

pelajaran yang berkelanjutan dalam upaya meningkatkan keterampilan

berpikir kritis.

3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan

(22)

45

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode quasi experimen. Menurut Sugiyono

(2014:114) metode ini “mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat

berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang

mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.” Penelitian ini dibagi menjadi dua

kelompok, yaitu satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Subjek

pada kedua kelompok tersebut diberi tes kemampuan awal dan pretest

keterampilan berpikir kritis terlebih dahulu, kemudian pada kelompok eksperimen

belajar dengan perlakuan metode Problem Solving, sedangkan pada kelompok

kontrol belajar dengan menggunakan metode Ceramah Bervariasi. Setelah

pembelajaran, subjek pada kedua kelompok diberi posttest keterampilan berpikir

kritis menggunakan soal yang sama dengan pretest.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control

Group Design (Sugiyono, 2014 : 116) digabung dengan desain faktorial 2 x 2

yaitu, kategori metode pembelajaran dengan dua level yaitu penggunaan metode

Problem Solving sebagai kelas eksperimen, penggunaan metode Ceramah

Bervariasi sebagai kelas kontrol dan kategori kemampuan awal siswa dengan dua

level kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah. Rancangan tersebut

disajikan pada Tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Faktorial

Kemampuan Awal Metode Pembelajaran

Metode Problem Solving (A1)

Metode Ceramah Bervariasi (A2)

Kemampuan Awal Tinggi (B1) GKBK_A1B1 GKBK_A2B1

Kemampuan Awal Rendah (B2) GKBK_A1B2 GKBK_A2B2

Keterangan:

1. GKBK = N-Gain keterampilan berpikir kritis

2. GKBK_A1 = N-Gain keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas

(23)

46

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. GKBK_A1B1 = N-Gain keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas

yang belajar menggunakan metode Problem Solving dengan kemampuan awal

tinggi (Kelas Eksperimen)

4. GKBK_A1B2 = N-Gain keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas

yang belajar menggunakan metode Problem Solving dengan kemampuan awal

rendah (Kelas Eksperimen)

5. GKBK_A2 = N-Gain keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas

yang belajar menggunakan metode Ceramah Bervariasi (Kelas Kontrol)

6. GKBK_A2B1 = N-Gain keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas

yang belajar menggunakan metode Ceramah Bervariasi dengan kemampuan

awal tinggi (Kelas Kontrol)

7. GKBK_A2B2 = N-Gain keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas

yang belajar menggunakan metode Ceramah Bervariasi dengan kemampuan

awal rendah (Kelas Kontrol)

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah di SMK Pasundan 1 Kota Bandung.

Subjek penelitian terdiri dari satu kelompok eksperimen dan satu kelompok

kontrol dari kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran pada Mata Pelajaran

Pengantar Ekonomi dan Bisnis Tahun Pelajaran 2014/2015. Siswa kelas X AP 3

sebagai kelas eksperimen sebanyak 42 siswa dan siswa kelas X AP 2 sebagai

kelas kontrol sebanyak 42 siswa.

C. Definisi Operasional Variabel

Variabel dalam penelitian ini diinterpretasikan dalam Tabel 3.2 sebagai

berikut.

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Variabel Indikator

Metode

Problem

Solving

Sebuah cara

membelajarkan

siswa yang

difokuskan pada

Langkah-langkah pembelajaran dengan

metode Problem Solving:

1. Merumuskan masalah, yaitu langkah

(24)

47

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu suatu masalah

(problem) atau isu

untuk dianalisis

dan dipecahkan

sehingga diperoleh

suatu kesimpulan

(Supriadie dan

Darmawan 2012:

150)

dipecahkan.

2. Menganalisis masalah, yaitu langkah

siswa meninjau masalah secara kritis

dari berbagai sudut pandang.

3. Merumuskan hipotesis, yaitu langkah

siswa merumuskan berbagai

kemungkinan pemecahan sesuai dengan

pengetahuan yang dimilikinya.

4. Mengumpulkan data, yaitu langkah

siswa mencari dan menggambarkan

informasi yang diperlukan untuk

pemecahan masalah.

5. Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa

mengambil atau merumuskan

kesimpulan sesuai dengan penerimaan

dan penolakan hipotesis yang diajukan.

6. Merumuskan rekomendasi pemecahan

masalah, yaitu langkah siswa

menggambarkan rekomendasi yang

dapat dilakukan sesuai rumusan hasil

pengujian hipotesis dan rumusan

kesimpulan (Dewey dalam Sanjaya,

2012:217)

Keterampilan

Berpikir

Kritis

Berpikir secara

logis, berpikir

reflektif yang

difokuskan pada

memutuskan apa

yang harus percaya

atau dilakukan

(Ennis dalam

Costa, 1985:54)

1. Interpretasi makna : menguraikan makna

koefisien elastisitas permintaan suatu

barang

2. Mengidentifikasi : mengenali faktor

yang mempengaruhi elastisitas

permintaan suatu barang

3. Mengkategorisasi : mengelompokkan

contoh barang ke dalam barang yang

(25)

48

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu inelastis

4. Menilai : menilai kebijakan harga yang

tepat untuk menaikkan hasil penjualan

5. Menentukan : menentukan sifat

elastisitas permintaan suatu barang

6. Membedakan: menjelaskan perbedaan

sifat elastisitas permintaan suatu barang

pada jangka pendek dan jangka panjang

7. Menyimpulkan: memprediksi presentase

perubahan permintaan suatu barang

akibat perubahan pendapatan

8. Mengkategorisasi: mengelompokkan

contoh barang ke dalam jenis barang

inferior, barang kebutuhan pokok dan

barang mewah berdasarkan koefisien

elastisitas pendapatannya

9. Menyimpulkan: memprediksi presentase

perubahan permintaan suatu barang

akibat perubahan harga barang lain

Kemampuan

Awal

Semua

pengetahuan yang

telah dimiliki siswa

ketika memasuki

lingkungan belajar

yang berpotensi

relevan untuk

memperoleh

pengetahuan baru

(Biemans dan

Simons dalam

Campbell, 2008:9)

1. Mencontohkan konsep permintaan

2. Mencontohkan konsep penawaran

3. Menjelaskan hukum permintaan

4. Menjelaskan hukum penawaran

5. Menafsirkan kurva permintaan

6. Menafsirkan kurva penawaran

7. Menafsirkan tabel permintaan,

penawaran dan harga keseimbangan

8. Menafsirkan kurva permintaan,

penawaran dan harga keseimbangan

9. Mengklasifikasikan macam-macam

pembeli

(26)

49

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu penjual

11.Menghitung jumlah barang yang diminta

berdasarkan fungsi permintaan

12.Menghitung jumlah barang yang

ditawarkan berdasarkan fungsi

penawaran

13.Menjelaskan faktor yang mempengaruhi

permintaan

14.Menjelaskan faktor yang mempengaruhi

penawaran

15.Menjelaskan terjadinya pergeseran titik

keseimbangan

16.Menjelaskan faktor yang menggeser

kurva permintaan

17.Menjelaskan faktor yang menggeser

kurva penawaran

D. Instrumen Penelitian

1. Tes Keterampilan Berpikir Kritis

Instrumen keterampilan berpikir kritis berupa tes tertulis dalam bentuk

uraian. Pengukuran keterampilan berpikir kritis siswa sebelum mendapatkan

perlakuan menggunakan pretest, sedangkan untuk mengukur keterampilan

berpikir kritis siswa setelah mendapat perlakuan menggunakan posttest. Tes

keterampilan berpikir kritis untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa

pada materi elastisitas permintaan.

2. Tes Kemampuan Awal

Instrumen kemampuan awal berupa tes tertulis dalam bentuk pilihan

ganda. Tes kemampuan awal untuk mengukur penguasaan siswa pada materi

(27)

50

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Prosedur Penelitian

Penelitian dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu: (1) tahap persiapan

penelitian; (2) tahap pelaksanaan penelitian; (3) tahap akhir. Secara garis besar

kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Tahap persiapan penelitian

Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan antara lain:

a) Melakukan studi literatur dan studi pendahuluan

b) Membuat perancangan penelitian

c) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

d) Membuat kisi-kisi instrumen kemampuan awal yang mencakup materi

permintaan, penawaran dan keseimbangan dan kisi-kisi keterampilan

berpikir kritis yang mencakup materi elastisitas permintaan.

e) Membuat kartu soal tes kemampuan awal dan tes keterampilan berpikir

kritis serta kriteria pedoman penskoran

f) Membuat instrumen penelitian meliputi rakitan tes kemampuan awal dan

tes keterampilan berpikir kritis berdasarkan kartu soal

g) Mengkonsultasikan instrumen penelitian pada dosen pembimbing

h) Melakukan uji coba instrumen

i) Melakukan revisi instrumen berdasarkan hasil analisis uji coba

instrumen.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan penelitian meliputi:

a) Pemberian tes kemampuan awal pada dua kelompok

b) Pelaksanaan pretest pada dua kelompok

c) Pelaksanaan pembelajaran yaitu untuk kelompok eksperimen belajar

menggunakan metode Problem Solving dan kelompok kontrol

menggunakan metode Ceramah Bervariasi

d) Pelaksanaan posttest pada kedua kelompok.

3. Tahap akhir

Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir penelitian ini meliputi:

a) Mengumpulkan data hasil penelitian

(28)

51

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c) Pembahasan temuan penelitian

d) Pembuatan kesimpulan dan saran berdasarkan temuan penelitian

e) Pembuatan laporan penelitian.

Sesuai dengan prosedur yang telah direncanakan maka dibuat alur

penelitian seperti yang terlihat pada Gambar 3.1

Menyusun RPP dan instrumen

Uji validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran

Pengkajian dan revisi

Penentuan subjek penelitian

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

metode Problem Solving metode Ceramah Bervariasi

Posttest

Analisis data

Temuan dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Studi Pendahuluan Studi Literatur

Perancangan Penelitian

Tes Kemampuan Awal

(29)

52

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Bagan Alur penelitian

F. Uji Coba Instrumen Penelitian

Sebelum instrumen berupa tes kemampuan awal dan tes keterampilan

berpikir kritis digunakan dalam kegiatan penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji

coba instrumen terhadap kelompok siswa yang bukan merupakan subjek dalam

penelitian dan telah belajar materi permintaan, penawaran dan keseimbangan serta

materi elastisitas permintaan. Uji coba instrumen tujuannya untuk menguji

kualitas instrumen secara empirik.

1. Uji Validitas

Pengujian validitas tes kemampuan awal dan tes keterampilan berpikir

kritis berguna untuk mengetahui ketepatan tes dalam mengukur kemampuan awal

dan keterampilan berpikir kritis siswa yang disesuaikan dengan indikator yang

ada. Sugiyono (2014:173) menjelaskan bahwa “instrumen yang valid berarti alat

ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur.”

Uji validitas alat ukur dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut:

√{ } { }

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N : Banyaknya responden

X : Skor butir soal

Y : Skor total (Arikunto, 2008:72)

Kriteria pengujian apabila rhitung > rtabel dengan α= 0,05 maka item soal

tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila rhitung < rtabel maka item soal

tersebut dinyatakan tidak valid. Hasil uji validitas tes kemampuan awal disajikan

(30)

53

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

[image:30.595.120.503.120.569.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Soal Tes Kemampuan Awal

No r hitung r tabel Keterangan

1 0,445 0,320 Valid

2 0,369 0,320 Valid

3 0,512 0,320 Valid

4 0,535 0,320 Valid

5 0,367 0,320 Valid

6 0,394 0,320 Valid

7 0,423 0,320 Valid

8 0,420 0,320 Valid

9 0,369 0,320 Valid

10 0,390 0,320 Valid

11 0,378 0,320 Valid

12 0,392 0,320 Valid

13 0,338 0,320 Valid

14 0,445 0,320 Valid

15 0,416 0,320 Valid

16 0,390 0,320 Valid

17 0,267 0,320 Tidak Valid

18 0,616 0,320 Valid

19 0,291 0,320 Tidak Valid

20 0,458 0,320 Valid

Sumber : Data diolah, SPSS

Hasil uji validitas tes keterampilan berpikir kritis dapat dilihat pada Tabel

3.4.

Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Tes Keterampilan Berpikir Kritis

No r hitung r tabel Keterangan

1 0,551 0,320 Valid

2 0,903 0,320 Valid

3 0,830 0,320 Valid

[image:30.595.122.498.643.750.2]
(31)

54

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5 0,804 0,320 Valid

6 0,767 0,320 Valid

7 0,687 0,320 Valid

8 0,548 0,320 Valid

9 0,590 0,320 Valid

10 0,543 0,320 Valid

Sumber : data diolah, SPSS

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan instrumen dalam mengukur

apa yang diukur (Sukardi, 2013: 127). Pengujian reliabilitas tes kemampuan awal

dalam penelitian ini menggunakan metode Spilt Half sedangkan tes keterampilan

berpikir kritis menggunakan Alpha.

Uji reliabilitas tes kemampuan awal dalam penelitian ini pertama dengan

cara membelah butir soal, yaitu “membelah atas item-item awal dan item-item

akhir yaitu separo jumlah pada nomor-nomor awal dan separo pada nomor-nomor

akhir yang selanjutnya disebut belahan awal dan akhir” (Arikunto, 2008:93).

Kemudian setiap belahan dihitung menggunakan rumus Korelasi Product Moment

sebagai berikut

√{ } { }

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N : Banyaknya responden

X : Skor butir soal

Y : Skor total (Arikunto, 2008:72).

Untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes kemampuan awal menggunakan

rumus Spearman-Brown sebagai berikut:

Keterangan:

(32)

55

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

r11 = Koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan (Arikunto, 2008: 93)

Berikut adalah rumus Alpha untuk menghitung reliabilitas tes keterampilan

berpikir kritis:

= ( ) (1- )

Keterangan:

= reliabilitas yang dicari

k = banyaknya butir soal

∑σi2 = jumlah varians skor tiap-tiap item

Σt2 = varians total (Arikunto, 2008: 109)

Koefisien reliabilitas yang diperoleh tersebut kemudian diinterpretasikan

[image:32.595.105.523.352.481.2]

sesuai kategori koefisien reliabilitas menurut Guilford seperti pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Kategori koefisien reliabilitas

Koefisien reliabilitas Interpretasi

0,80 < r11< 1,00 reliabilitas sangat tinggi

0,60 < r11 < 0,80 reliabilitas tinggi

0,40 < r11< 0,60 reliabilitas sedang

0,20 < r11 < 0,40 reliabilitas rendah

-1,00 < r11 < 0,20 reliabilitas sangat rendah (tidak reliable)

Sumber : (Guilford, dalam Priatna 2008:16 )

Hasil uji reliabilitas untuk tes kemampuan awal disajikan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Soal Tes Kemampuan Awal

Reliability Statistics

Guttman Split-Half Coefficient ,703

Sumber : Data diolah

Berdasarkan Tabel 3.6 hasil uji reliabilitas tes kemampuan awal adalah

0, 703 termasuk dalam kategori tinggi. Hasil uji reliabilitas tes keterampilan

berpikir kritis disajikan pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Soal Tes Keterampilan Berpikir Kritis

(33)

56

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

,868 10

Sumber : Data diolah

Berdasarkan Tabel 3.7 hasil uji reliabilitas tes keterampilan berpikir kritis

adalah 0,868 termasuk dalam kategori sangat tinggi.

3. Uji Daya beda

Soal tes perlu diuji daya bedanya, menurut Arikunto (2008:211) “daya

pembeda soal merupakan kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara

siswa yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Untuk menentukan

daya pembeda, seluruh siswa dibagi dua sama besar, yaitu 50% kelompok atas

dan 50% kelompok bawah.”

Tes kemampuan awal dan keterampilan berpikir kritis menggunakan

rumus daya beda sebagai berikut:

D = PA– PB

Keterangan:

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan

benar

PA = = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.

PB = = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

(Arikunto, 2008: 213).

Hasil perhitungan daya beda kemudian diklasifikasikan sebagai berikut:

D = 0,00 – 0,20 = jelek

D = 0,20 – 0,40 = cukup

D = 0,40 – 0,70 = baik

D = 0,70 – 1,00 = baik sekali

D = negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D

(34)

57

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil uji daya beda tes kemampuan awal disajikan pada Tabel 3.8 sebagai

[image:34.595.119.504.145.581.2]

berikut:

Tabel 3.8 Hasil Uji Daya Beda Soal Tes Kemampuan Awal

Butir Soal Daya Beda Keterangan

1 0,5455 Baik

2 0,3636 Cukup

3 0,5455 Baik

4 0,6364 Baik

5 0,4545 Baik

6 0,5455 Baik

7 0,3636 Cukup

8 0,4545 Baik

9 0,3636 Cukup

10 0,4545 Baik

11 0,4545 Baik

12 0,6364 Baik

13 0,4545 Baik

14 0,5455 Baik

15 0,6364 Baik

16 0,5455 Baik

17 0,2727 Cukup

18 0,7273 Baik Sekali

19 0,3636 Cukup

20 0,5455 Baik

Sumber : Data diolah

Hasil uji daya beda soal tes keterampilan berpikir kritis disajikan pada

[image:34.595.112.502.665.753.2]

Tabel 3.9.

Tabel 3.9 Hasil Uji Daya Beda Tes Keterampilan Berpikir Kritis

No Soal Daya Beda Keterangan

1 0,3636 Cukup

2 0,5 Baik

(35)

58

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4 0,8182 Baik

5 0,4242 Baik

6 0,4318 Baik

7 0,4773 Baik

8 0,3636 Cukuk

9 0,4242 Baik

10 0,3182 Cukup

Sumber : Data diolah

4. Uji Tingkat Kesukaran

Arikunto (2008:207) menyatakan bahwa “soal yang baik adalah soal yang

tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.” Untuk menguji tingkat kesukaran tes

kemampuan awal dan keterampilan berpikir kritis digunakan rumus:

P =

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Arikunto (2008:208)

Menurut Arikunto (2008: 210), klasifikasi tingkat kesukaran adalah sebagai berikut:

Soal dengan P 0,00-0,30 Adalah soal sukar

Soal dengan P 0,30-0,70 adalah soal sedang

Soal dengan P 0,70-1,00 adalah soal mudah

[image:35.595.115.504.84.230.2]

Hasil uji tingkat kesukaran tes kemampuan awal disajikan pada tabel 3.10.

Tabel 3.10 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Awal

Butir Soal Tingkat Kesukaran Keterangan

1 0,575 Sedang

2 0,65 Sedang

3 0,77,5 Mudah

(36)

59

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5 0,55 Sedang

6 0,575 Sedang

7 0,725 Mudah

8 0,575 Sedang

9 0,575 Sedang

10 0,5 Sedang

11 0,525 Sedang

12 0,45 Sedang

13 0,625 Sedang

14 0,425 Sedang

15 0,375 Sedang

16 0,475 Sedang

17 0,425 Sedang

18 0,5 Sedang

19 0,55 Sedang

20 0,425 Sedang

Sumber : Data di olah

[image:36.595.114.493.81.417.2]

Hasil uji tingkat kesukaran tes keterampilan berpikir kritis disajikan pada

[image:36.595.117.496.493.723.2]

tabel 3.11.

Tabel 3.11 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Tes Keterampilan Berpikir Kritis

No Tingkat Kesukaran Keterangan

1 0,3182 Sedang

2 0,3106 Sedang

3 0,3561 Sedang

4 0,5000 Sedang

5 0,2879 Sukar

6 0,3295 Sedang

7 0,3977 Sedang

8 0,3182 Sedang

9 0,4545 Sedang

10 0,3409 Sedang

(37)

60

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

[image:37.595.112.515.157.680.2]

Hasil rekapitulasi ujicoba tes kemampuan awal disajikan pada Tabel 3.12.

Tabel 3.12 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Awal

Butir

Soal Validitas

Kriteria

Reliabilitas Daya Pembeda

Tingkat

Kesukaran Keterangan

1 Valid

Tinggi

Baik Sedang Dipakai

2 Valid Cukup Sedang Dipakai

3 Valid Baik Mudah Dipakai

4 Valid Baik Mudah Dipakai

5 Valid Baik Sedang Dipakai

6 Valid Baik Sedang Dipakai

7 Valid Cukup Mudah Dipakai

8 Valid Baik Sedang Dipakai

9 Valid Cukup Sedang Dipakai

10 Valid Baik Sedang Dipakai

11 Valid Baik Sedang Dipakai

12 Valid Baik Sedang Dipakai

13 Valid Baik Sedang Dipakai

14 Valid Baik Sedang Dipakai

15 Valid Baik Sedang Dipakai

16 Valid Baik Sedang Dipakai

17 Tidak Valid Cukup Sedang Tidak Dipakai

18 Valid Baik Sekali Sedang Dipakai

19 Tidak Valid Cukup Sedang Tidak Dipakai

20 Valid Baik Sedang Dipakai

Sumber : Data Diolah

(38)

61

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

[image:38.595.109.535.161.427.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.13 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes Keterampilan Berpikir Kritis

Butir

Soal Validitas

Kriteria Reliabilitas

Daya Pembeda

Tingkat

Kesukaran Keterangan

1 Valid

Sangat Tinggi

Cukup Sedang Dipakai

2 Valid Baik Sedang Dipakai

3 Valid Baik Sedang Dipakai

4 Valid Baik Sedang Dipakai

5 Valid Baik Sukar Dipakai

6 Valid Baik Sedang Dipakai

7 Valid Baik Sedang Dipakai

8 Valid Cukup Sedang Dipakai

9 Valid Baik Sedang Dipakai

10 Valid Cukup Sedang Dipakai

Sumber : Data diolah

G. Teknik Analisis Data

Setelah diperoleh data penelitian, maka dilakukan analisis data pretest dan

posttestt dengan uji normalitas dan uji homogenitas terlebih dahulu untuk

mengetahui uji hipotesis yang digunakan selanjutnya, yaitu statistik parametrik

atau nonparametrik. Uji normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov dan

Saphiro Wilk dengan kriteria, jika hasil uji menunjukkan nilai statistik

Kolmogorov Smirnov dan Saphiro Wilk dengan angka sig. > 0,05 baik

berdasarkan hasil perhitungan statistik salah satu atau keduanya, maka diartikan

bahwa data berdistribusi normal. Uji homogenitas menggunakan Levene’s

Statistic dengan kriteria, jika hasil uji menunjukkan angka sig. > 0,05 maka data

memiliki varians yang sama.

Hasil pretest dan posttest keterampilan berpikir kritis akan dianalisis

(39)

62

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kategorisasi perolehan skor N-Gain dapat dilihat pada tabel 3.14 (Hake,

[image:39.595.199.427.180.266.2]

1999: 1).

Tabel 3.14 Kategori Gain Ternormalisasi

Gain ternormalisasi (g) Kategori

g < 0,30 Rendah

0,7 > g > 0,3 Sedang

g > 0,70 Tinggi

H. Uji Hipotesis

Berikut adalah uji hipotesis dalam penelitian ini :

1. Uji Hipotesis Pertama

Hipotesis penelitian pertama adalah terdapat perbedaan berpikir kritis

siswa sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan metode Problem Solving.

Hipotesis Statistik

H0= ŶPre_PS = Ŷpost_PS

H1= ŶPre_PS ≠ Ŷpost_PS

Keterangan:

ŶPre_PS = Skor pretest untuk kelas yang belajar menggunakan metode

Problem Solving

Ŷpost_PS = Skor posttest untuk kelas yang belajar menggunakan metode

Problem Solving

Apabila data pretest dan posttest berdistribusi normal dan memiliki varians

yang sama, maka pengujian hipotesis menggunakan uji statistik parametrik yaitu

Paired Samples T-Test. Apabila data pretest dan posttest tidak berdistribusi

normal dan tidak memiliki varians yang sama, maka pengujian hipotesis

menggunakan uji statistik nonparametrik yaitu Wilcoxon’s Matched Pair Test

(Wilcoxon signed Rank Test). Kriteria Uji H0 tidak diterima jika ρ-value (sig) ≤

(40)

63

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Uji Hipotesis Kedua

Hipotesis penelitian kedua adalah terdapat perbedaan keterampilan

berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan metode

Ceramah Bervariasi.

Hipotesis Statistik

H0= ŶPre_C = Ŷpost_C

H1= ŶPre_C ≠ Ŷpost_C

Keterangan:

ŶPre_C = Skor pretest untuk kelas yang belajar menggunakan metode Ceramah Bervariasi

Ŷpost_C = Skor posttest untuk kelas yang belajar menggunakan metode Ceramah Bervariasi

Apabila data pretest dan posttest berdistribusi normal dan memiliki varians

yang sama, maka pengujian hipotesis menggunakan uji statistik parametrik yaitu

Paired Samples T-Test. Apabila data pretest dan posttest tidak berdistribusi

normal dan tidak memiliki varians yang sama, maka pengujian hipotesis

menggunakan uji statistik nonparametrik yaitu Wilcoxon’s Matched Pair Test

(Wilcoxon signed Rank Test). Kriteria Uji H0 tidak diterima jika ρ -value (sig) ≤

0,05 (2 tailed test).

3. Hipotesis Ketiga

Hipotesis penelitian ketiga adalah ada pengaruh penggunaan metode

Problem Solving dan metode Ceramah Bervariasi terhadap peningkatan

keterampilan berpikir kritis siswa.

Hipotesis Statistik

H0 : αi = 0 ( Tidak ada pengaruh penggunaan metode Problem Solving dan metode

Ceramah Bervariasi terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa)

H1 : αi ≠ 0 (Ada pengaruh penggunaan metode Problem Solving dan metode

Ceramah Bervariasi terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa)

Uji hipotesis menggunakan Anova dua arah. Kriteria Uji H0 tidak diterima jika ρ

(41)

64

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Uji Hipotesis Keempat

Hipotesis penelitian keempat adalah ada pengaruh kemampuan awal

terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa.

Hipotesis Statistik

Ho : j = 0 (Tidak ada pengaruh kemampuan awal terhadap peningkatan

keterampilan berpikir kritis siswa)

Hi : j ≠ 0 (Ada pengaruh kemampuan awal terhadap peningkatan keterampilan

berpikir kritis siswa)

Uji hipotesis menggunakan Anova dua arah. Kriteria Uji H0 tidak diterima jika ρ

-value (sig) ≤ 0,05 (2 tailed test).

5. Uji Hipotesis Kelima

Hipotesis penelitian kelima adalah ada pengaruh interaksi antara metode

Problem Solving dan metode Ceramah Bervariasi dengan kemampuan awal

terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa.

Hipotesis Statistik

H0: (αβ)ij = 0 (Tidak ada pengaruh interaksi antara metode Problem Solving dan

metode Ceramah Bervariasi dengan kemampuan awal terhadap peningkatan

keterampilan berpikir kritis siswa)

H1 : (αβ)ij ≠0 (Ada pengaruh interaksi antara metode Problem Solving dan metode

Ceramah Bervariasi dengan kemampuan awal terhadap peningkatan keterampilan

berpikir kritis siswa)

Uji hipotesis menggunakan Anova dua arah. Kriteria Uji H0 tidak diterima jika ρ

(42)

94

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa sebelum dan

sesudah pembelajaran menggunakan metode Problem Solving.

Keterampilan berpikir kritis siswa lebih tinggi setelah pembelajaran

dengan menggunakan metode Problem Solving dibanding sebelum

pembelajaran menggunakan metode Problem Solving.

2. Terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa sebelum dan

sesudah pembelajaran menggunakan metode Ceramah Bervariasi.

Keterampilan berpikir kritis siswa lebih tinggi setelah pembelajaran

dengan menggunakan metode Ceramah Bervariasi dibanding sebelum

pembelajaran menggunakan metode Ceramah Bervariasi.

3. Ada pengaruh penggunaan metode Problem Solving dan metode Ceramah

Bervariasi terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa.

Keterampilan berpikir kritis siswa yang belajar menggunakan metode

Problem Solving meningkat lebih tinggi bila dibanding siswa yang belajar

menggunakan metode Ceramah Bervariasi.

4. Ada pengaruh kemampuan awal terhadap peningkatan keterampilan

berpikir kritis siswa. Keterampilan berpikir kritis siswa yang memiliki

kemampuan awal tinggi meningkat lebih tinggi bila dibanding siswa yang

memiliki kemampuan awal rendah.

5. Ada pengaruh interaksi antara metode Problem Solving dan metode

Ceramah Bervariasi dengan kemampuan awal terhadap peningkatan

keterampilan berpikir kritis siswa. Pada tiap kategori kemampuan awal,

keterampilan berpikir kritis siswa yang belajar menggunakan metode

Problem Solving meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang

(43)

95

Nastiti Rahayu, 2015

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dalam upaya meningkatkan

keterampilan berpikir kritis siswa, disarankan sebagai berikut:

1. Guru hendaknya menggunakan metode Problem Solving dengan tahap

merumuskan masalah, menganalisis masalah, merumuskan hipotesis

mengumpulkan data, pengujian hipotesis, dan merumuskan rekomendasi

pemecahan masalah.

2. Guru hendaknya menggunakan metode Ceramah Bervariasi untuk

<

Gambar

Tabel
Gambar
Tabel 1.1 Hasil Tes Keterampilan Berpikir Kritis
Tabel 3.1 Desain Faktorial
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengumuman || Informasi Program Publikasi Ilmiah Internasional Kamis, 20 Agustus

threats” adalah suatu kondisi yang dapat menghalangi bahkan menimbulkan resiko kegagalan dalam mencapai sesuatu yang diinginkan atau diharapkan... Penentuan faktor

Dengan Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 04 Tahun 2000 tentang Pengujian Kendaraan Bermotor (Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 05 Seri B)

Air laut diambil dari perairan yang tidak tercemar senyawa hidrokarbon minyak bumi di lokasi yang sama dengan titik pengambilan sampel air yaitu di daerah pelabuhan

Penelitian ini dilakukan di kantorDinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan, bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian korelasional

Aplikasi Kamus Elektronik Istilah Komputer dan Teknologi Informasi dengan Borland Delphi 5.0 yang berbasis komputer ini, diharapkan akan dapat menjadi alternatif lain yang

melakukan penelitian dengan judul“Pengaruh Sistem Komputerisasi TerhadapProduktivitas Kerja Pegawai di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan.

sistem komputer, panas yang dihasilkan adalah keluaran yang tidak.. berguna dan merupakan hasil sisa pembuangan,