HUBUNGAN KETERSEDIAAN KOLEKSI FIKSI DENGAN MINAT
KUNJUNG PESERTA DIDIK PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH
(Studi Deskriptif pada Perpustakaan Sekolah SMA Negeri 1 Parongpong)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Perpustakaan dan Ilmu Informasi
Oleh
Dira Tejanuarta NIM 1106427
PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN DAN ILMU INFORMASI
DEPARTEMEN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIIDKAN
UNVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
HUBUNGAN KETERSEDIAAN KOLEKSI FIKSI
DENGAN MINAT KUNJUNG PESERTA DIDIK PADA
PERPUSTAKAAN SEKOLAH
(
Studi Deskriptif pada Perpustakaan Sekolah SMA
Negeri 1 Parongpong)
Oleh Dira Tejanuarta
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Dira Tejanuarta 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
Dira Tejanuarta (1106427). Hubungan Ketersediaan Koleksi Fiksi dengan Minat Kunjung Peserta Didik pada Perpustakaan Sekolah (Studi Deskriptif pada Perpustakaan Sekolah SMA Negeri 1 Parongpong).
Skripsi, Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Sains Informasi, Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung 2015.
Latar belakang penelitian ini yaitu ketersediaan koleksi fiksi sebagai bacaan sehat dan menghibur untuk menarik minat peserta didik berkunjung ke perpustakaan sekolah. Permasalahan umum yang dikaji yaitu bagaimana hubungan ketersediaan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMAN 1 Parongpong. Permasalahan khusus diantaranya yaitu 1) bagaimana hubungan antara relevansi koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong; 2) bagaimana hubungan antara koleksi fiksi yang berorientasi pada kebutuhan pengguna dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong; 3) bagaimana hubungan antara kelengkapan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong; 4) bagaimana hubungan antara kemutakhiran koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong; 5) bagaimana hubungan antara kerja sama pengembangan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik pengunjung perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple
random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif,
kuat dan signifikan antara ketersediaan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong, hal ini dilihat dari relevansi koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik memiliki tingkat hubungan yang positif, kuat dan signifikan. Koleksi fiksi yang berorientasi pada kebutuhan pemustaka, kelengkapan, kemutakhiran, dan kerja sama pengembangan koleksi fiksi memiliki tingkat hubungan yang positif, sedang dan signifikan dengan minat kunjung peserta didik.
ABSTRACT
Dira Tejanuarta (1106427). The Relation between Availability Fiction Books Collection and Students’ Interest of Visiting at school library. (Descriptive study at SMA Negeri 1 Parongpong library).
Essay, Library and Information Science, Department of Curriculum and Educational Technology, Indonesia University of Education, Bandung 2015.
The background of this research is the availability fiction books collection as a healthy reading and entertaining to attract students’ interests of visiting library. Issues being the topic of discussion is how the relation between the availability of fiction books and the
students’ interests of visiting library at SMAN 1 Parongpong, Specific issues include 1) how the relation between fiction books collection relevance and students’ interests of visiting library at SMA Negeri 1 Parongpong; 2) how the relation between the fiction books collection which were oriented on the need of library users and students’ interests of visiting library at SMA Negeri 1 Parongpong; 3) how the relation between the completeness of fiction books collection and students’ interests of visiting library at SMA 1 Parongpong; 4) how the relation between up-to-date fiction books collection and
students’ interests of visiting library at SMA Negeri 1 Parongpong; 5) how the relation between cooperative work the fiction books collection and students’ interests of visiting library at SMA Negeri 1 Parongpong. The population in this research is the students as library users at SMA Negeri 1 Parongpong. The method used in this research is descriptive method with quantitative approach. The sampling technicue using simple random sampling technicue. The results of the study show that there is a positive, strong and significant relation between the availability fiction books collection and interests of students in visiting library at SMA Negeri 1 Parongpong, its is proven from the relevance of the fiction books collection with students’ interests of visiting library indicating
positive, strong and significant relation. Fiction books collection which is to users’ needs, completeness, currency, and cooperation fiction books collection indicating positive,
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan membangun
karakter seseorang menjadi manusia yang berkualitas. Setiap Individu dapat
mengembangkan potensi yang dimiliki dan mengasah kecerdasan melalui kegiatan
pendidikan. Seperti disebutkan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Sidiknas) Pasal 1 bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam penyelenggaraan pendidikan tentunya akan melibatkan antara pengajar,
peserta didik, serta sarana dan prasarana pada kegiatan belajar-mengajar. Sarana yang
dimaksud yaitu seperti keberadaan perpustakaan di lingkungan sekolah. Perpustakaan
merupakan sarana yang menyediakan berbagai informasi yang disusun dengan
sistematis untuk dimanfaatkan oleh siapa saja untuk memenuhi kebutuhan informasi.
Perpustakaan sebagai salah satu sarana yang dibutuhkan masyarakat tentunya
memiliki pengaruh untuk mengembangkan potensi masyarakat dengan mendapatkan
pengetahuan dari berbagai sumber informasi yang ada di dalamnya. Seperti halnya
pada lingkungan sekolah, perpustakaan sangat bermanfaat sebagai sumber informasi
bagi warga sekolah. Perpustakaan yang berada di lingkungan sekolah tentunya tidak
dapat berdiri sendiri karena perpustakaan harus mampu berjalan sesuai dengan visi
dan misi sekolah. Menurut Prastowo (2012, hlm. 45) :
Perpustakaan sekolah adalah sarana penunjang pendidikan di sekolah yang berupa kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan buku serta kumpulan bahan pustaka dikelola dengan sebaik-baiknya untuk menunjang proses pembelajaran”.
Kumpulan koleksi yang disediakan di perpustakaan harus sesuai dengan
kebutuhan penggunanya, karena koleksi merupakan daya tarik utama bagi pemustaka
untuk berkunjung ke perpustakaan. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah harus
dikelola secara sistematis khususnya dalam mengelola semua koleksi agar dapat
dimanfaatkan oleh pengguna dengan mayoritas peserta didik. Selain buku di
dalamnya juga terdapat bahan cetak lainnya seperti majalah, jurnal, dan bahan non
cetak seperti, film, kaset, microfilm.
Ketersediaan koleksi di perpustakaan tidak hanya meliputi dari berapa banyak
jumlah dan beragam jenisnya, namun perlu disesuaikan dengan kebutuhan informasi
penggunanya dan mengikuti perkembangan zaman. Koleksi perpustakaan harus
dikelola dan dikembangkan oleh perpustakaan salah satunya adalah dengan kegiatan
pengembangan koleksi. Merujuk pada Yulia dan Sujana (2009, hlm. 1.11) ada
baiknya setiap perpustakaan menentukan kebijakan pengembangan koleksi
berdasarkan kebutuhan informasi pemustaka, dan kebijakan pengembangan koleksi
harus berdasarkan asa-asas, yaitu kerlevanan, berorientasi pada kebutuhan pengguna,
kelengkapan, kemutakhiran, dan kerja sama.
Koleksi perpustakaan berdasarkan isinya dibagi menjadi koleksi fiksi dan nonfiksi.
koleksi fiksi memiliki peran penting karena memiliki manfaat sebagai bacaan sehat
untuk menambah wawasan informasi dan rekreasi bagi pembacanya. Koleksi fiksi
ditulis berdasarkan khayalan pengarang dalam bentuk cerita maka dari itu pembaca
koleksi fiksi tentunya akan menggunakan imajinasi dalam mengerti dan memahami
isi dari koleksi yang telah dibaca. Pada kalangan peserta didik koleksi fiksi bisa
menjadi sarana hiburan untuk mengisi waktu istirahat sekolah dengan berkunjung ke
perpustakaan. Namun disamping itu, koleksi fiksi memiliki nilai lebih bagi
pembacanya diantaranya untuk meningkatkan pemahaman, melatih imajinasi serta
Koleksi fiksi banyak diminati oleh para peserta didik pada perpustakaan sekolah,
oleh karena itu perpustakaan harus menyediakan koleksi fiksi yang relevan,
berorientasi pada kebutuhan pengguna, lengkap, mutakhir, dan atas bentuk kerja sama
untuk memenuhi kebutuhan informasi serta rekreasi supaya peserta didik lebih
berminat untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah.
Berdasarkan penelitian terdahulu yaitu penelitian terkait ketersediaan koleksi fiksi
dilakukan oleh Rahmadi (2012, hlm. 136) berpendapat bahwa:
Semakin baik ketersediaan buku fiksi maka semakin baik pula pemanfaatan perpustakaan oleh peserta didik di SMA Negeri 1 Yogyakarta, sebaliknya semakin tidak baik ketersediaan buku fiksi maka semakin tidak baik pula pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh peserta didik pada SMA Negeri 1 Yogyakarta.
Koleksi fiksi harus mampu dikelola perpustakaan sebagai daya tarik bagi
pemustaka untuk berkunjung ke perpustakaan. Dalam meningkatkan minat kunjung
perpustakaan perlu memahami faktor-faktor apa saja yang menjadi pendorong
pemustaka untuk berkunjung ke perpustakaan. Dalam penelitian terdahulu terkait
minat kunjung dilakukan oleh Maryani (2012, hlm. 82) “apabila terjadi penambahan
koleksi, maka minat kunjung siswa di perpustakaan SMA Angkasa Adisutjipto Yogyakarta juga akan meningkat”.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi awal pada perpustakaan SMA
Negeri 1 Parongpong sebagai data untuk mewakili penelitian ini diantaranya
mengenai data perbandingan koleksi fiksi dan nonfiksi yang tersedia pada
perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong sebagai data untuk mengetahui rasio koleksi
Perbandingan koleksi fiksi dan nonfiksi pada perpustakaan SMA Negeri 1
Parongpong dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Tabel 1.1
Perbandingan Koleksi Fiksi dan Nonfiksi pada Perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong
Tahun 2014-2015
No Jenis Koleksi Judul Eksemplar
1. Koleksi Fiksi 87 675
2. Koleksi Nonfiksi 426 4.170
Jumlah 513 4.845
Sumber: Perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong Maret 2015
Berdasarkan data diatas menunjukkan ketersediaan koleksi fiksi dan nonfiksi yang
ada di perpustakaan SMA Negeri 1 parongpong belum sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia bidang perpustakaan dan kepustakawanan bahwa perbandingan
koleksi nonfiksi dan fiksi seharusnya yaitu 60:40, sedangkan pembagian porsi koleksi
nonfiksi dan fiksi yang ada di perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong yaitu dengan
perbandingan 86:14.
Kemudian peneliti menemukan data peminjaman koleksi sebagai data yang paling
mendasar bahwa koleksi fiksi dimanfaatkan oleh pemustaka yang berkunjung ke
perpustakaan sekolah, seperti yang terdapat pada tabel berikut:
Tabel 1.2
Data Peminjaman Koleksi Fiksi pada bulan Novermber 2014 – Maret 2015 di Perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong
No Bulan Jumlah Eksemplar
1. November 12
2. Desember 10
3. Januari 16
4. Februari 23
5. Maret 27
0
649 675 Relokasi perpustakaan Jumlah Koleksi
Berdasarkan data diatas, menunjukkan bahwa meningkatnya minat
peserta didik untuk membaca koleksi fiksi yang tersedia di perpustakaan
dilihat dari meningkatnya jumlah peminjaman koleksi fiksi khususnya pada
bulan Januari sampai dengan Maret Tahun 2015.
Peneliti memperoleh data yang lebih akurat mengenai keterkaitan koleksi
fiksi dalam meningkatkan minat kunjung peserta didik yaitu data grafik
jumlah koleksi fiksi dan data kunjungan pada perpustakaan SMA Negeri 1
Parongpong yang dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Grafik 1.1
Grafik Jumlah Koleksi Buku fiksi Tahun 2014 – 2015 Pada Perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong
Sumber: Perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong
Kemudian data mengenai grafik tingkat kunjungan pemustaka pada perpustakaan
SMA Negeri 1 Parongpong dapat dilihat dari grafik dibawah ini:
Grafik 1.2
Grafik Kunjungan Pemustaka Tahun 2014 - 2015 pada Perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong
Sumber: Perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong
Dilihat pada kedua gambar 1.1 dan 1.2 diatas yaitu grafik tingkat kunjungan
pemustaka pada bulan Oktober 2014 – bulan Februari 2015 dan grafik jumlah koleksi
fiksi pada bulan Oktober 2014 – bulan Februari 2015 dapat dikatakan bahwa koleksi
fiksi yang tersedia di perpustakaan dengan tingkat kunjungan pemustaka secara
bersamaan mengalami peningkatan. Adanya kemungkinan bahwa penambahan
koleksi fiksi di perpustakaan dapat menjadi daya tarik peserta didik untuk berkunjung
ke perpustakaan.
Ketersediaan koleksi fiksi di perpustakaan sangat perlu untuk dikembangkan dan
dikelola dengan baik untuk memenuhi kebutuhan informasi dan rekreasi pemustaka
sehingga dapat meningkatkan minat kunjung pemustaka ke perpustakaan, karena
keberhasilan suatu perpustakaan salah satunya yaitu banyak dikunjungi oleh
pemustaka untuk memanfaatkan koleksi yang ada di dalamnya.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengkaji topik penelitian
dengan judul “Hubungan Ketersediaan Koleksi Fiksi dengan Minat Kunjung Peserta Didik pada Perpustakaan Sekolah” .
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi pada perpustakaan SMA Negeri 1
Parongpong yang didapatkan melalui staf perpustakaan, maka diperoleh identifikasi
masalah sebagai berikut;
1. Koleksi fiksi yang tersedia di perpustakaan sekolah kurang beragam
2. Kurang tersedianya koleksi fiksi yang mutakhir pada perpustakaan sekolah
3. Jumlah koleksi fiksi belum dapat memenuhi kebutuhan informasi pemustaka
4. Minat kunjung peserta didik yang masih rendah dalam memanfaatkan
C. Rumusan Masalah Penelitian
Beberapa hal yang dirumuskan berdasarkan latar belakang, maka dapat
dikemukakan rumusan masalah yang menjadi dasar dalam penelitian ini.rumusan
masalah penelitian ini, yaitu.
1. Rumusan masalah umum:
“Bagaimana hubungan ketersediaan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMAN 1 Parongpong?”
2. Rumusan masalah khusus:
a. Bagaimana hubungan antara relevansi koleksi fiksi dengan minat kunjung
peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong?
b. Bagaimana hubungan antara koleksi fiksi yang berorientasi pada kebutuhan
pengguna dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA
Negeri 1 Parongpong?
c. Bagaimana hubungan antara kelengkapan koleksi fiksi dengan minat kunjung
peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong?
d. Bagaimana hubungan antara kemutakhiran koleksi fiksi dengan minat kunjung
peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong?
e. Bagaimana hubungan antara kerja sama pengembangan koleksi fiksi dengan
minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarakan rumusan masalah diatas maka dapat diambil tujuan penelitian.
Maka tujuan penelitian, yaitu:
1. Tujuan penelitian umum:
2. Tujuan penelitian khusus:
a. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara relevansi koleksi fiksi
dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1
Parongpong
b. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara koleksi fiksi yang
berorientasi pada kebutuhan pengguna dengan minat kunjung peserta didik
pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong
c. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara kelengkapan koleksi fiksi
dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1
Parongpong
d. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara kemutakhiran koleksi fiksi
dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1
Parongpong
e. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara kerja sama pengembangan
koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA
Negeri 1 Parongpong.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti
dan perpustakaan sekolah, yaitu:
1. Teoritis
Untuk mengembangkan pengetahuan di bidang ilmu perpustakaan dan
informasi khususnya mengenai hubungan ketersediaan koleksi fiksi dengan
minat kunjung peserta didik di perpustakaan sekolah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Meningkatkan keterampilan serta memberikan pengalaman dan
pengetahuan lebih mendalam mengenai hubungan ketersediaan koleksi
b. Perpustakaan Sekolah
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan bagi
perpustakaan dalam mengembangkan koleksi perpustakaan khususnya
dalam meningkatkan ketersediaan koleksi fiksi.
c. Bagi Peneliti selanjutnya dan pengembang
Dapat memberikan informasi sebagai bahan rujukan bagi peneliti
selanjutnya mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika penelitian ini, peneliti memaparkan struktur organisasi skripsi yang
terdiri dari lima bab dengan uraian sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab I merupakan pendahuluan yang membahas latar belakang diadakannya
penelitian ini, kemudian terdapat rumusan masalah yang dibuat sebagai
pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian, serta
dijelaskan pula tujuan dan manfaat dari penelitian.
2. BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab II meliputi kajian kerangka penelitian dan hipotesis penelitian serta
kajian pustaka yang dibahas untuk mengarahkan kepada masalah penelitian
dalam bidang ilmu yang akan diteliti. Kajian pustaka juga sebagai dasar
dalam penyusunan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dan hipotesis
penelitian.
3. BAB III METODE PENELITIAN
Bab III berisi metode penelitian yang didalamnya meliputi lokasi penelitian,
subjek populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian,
definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen,
4. BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV meliputi temuan penelitian dan pembahasan hasil penelitian berupa
pemaparan data yang diperoleh dalam penelitian.
5. BAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Subjek Populasi dan Sampel penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Parongpong yang beralamatkan di Jalan Cihanjuang Rahayu No.39
Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat.
SMAN 1 Parongpong ini memiliki 14 kelas yang terdiri dari enam kelas X
diantaranya kelas IPA 1 dan 2, kelas X IPS 1, 2, dan 3, dan kelas X IBB.
Kemudian empat kelas XI diantaranya kelas XI IPA 1 dan 2, kelas XI IPS 1
dan 2. Selanjutnya empat kelas XII yaitu kelas XII IPA 1 dan 2, kelas XII IPS
1 dan 2.
Sekolah ini memiliki sarana perpustakaan sebagai penunjang dalam
kegiatan belajar mengajar. Letak perpustakaan cukup strategis karena telah
dilakukan relokasi dari lokasi sebelumnya dengan kondisi yang lebih baik.
2. Populasi
Populasi adalah cakupan keseluruhan dari obyek yang akan diteliti.
Populasi yang akan diteliti pada penelitian ini yaitu pemustaka yang
berkunjung ke perpustakaan sekolah yaitu peserta didik kelas XI, dan XII
SMA Negeri 1 Parongpong. Populasi ditentukan untuk memudahkan peneliti
dalam menarik sampel yang akan diteliti.
Populasi dalam penelitian ini yaitu pengunjung perpustakaan SMA Negeri
1 Parongpong pada bulan januari sampai dengan bulan april tahun 2015 yaitu
berjumlah 193. Karena penelitian ini dilakukan pada awal tahun ajaran baru
2015/2016 maka peserta didik kelas X tidak dimasukkan dalam populasi
penelitian ini dikarenakan adanya kemungkinan bahwa peserta didik kelas
3. Sampel
Sampel dari suatu penelitian dapat diambil untuk mewakili populasi.
Adapun teknik pengambilan sampel yang dilakukan pada penelitian ini yaitu
teknik simple random sampling.
Peneliti memilih teknik penarikan sampel dengan menggunakan simple
random sampling dikarenakan populasi yang terdapat pada penelitian ini
homogen yaitu peserta didik, kemudian pengambilan sampel secara acak
dengan melakukan pengundian di lokasi penelitian.
Diketahui bahwa jumlah populasi cukup banyak yaitu lebih dari 100
orang maka untuk penarikan jumlah sampel digunakan rumus Slovin, menurut
Prasetyo dan Jannah (2006, hlm. 137) sebagai berikut.
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = batas toleransi kesalahan
Adapun batas kesalahan yang ditentukan yaitu 10% dengan tingkat
akurasi 90%, maka jumlah sampel yang ditetapkan sebagai berikut.
= 65,8 66
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat diperoleh jumlah sampel
yaitu 66 orang responden. Maka pada penelitian ini dilakukan dengan
melibatkan 66 responden yaitu terdiri dari peserta didik kelas XI, dan XII
B. Desain Penelitian
Dalam suatu penelitian diperlukan suatu perencanaan yaitu dengan membuat
desain penelitian. Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas
(X) yaitu ketersediaan koleksi fiksi yang terdiri dari lima sub variabel yaitu (X1)
relevansi, (X2) berorientasi pada kebutuhan pengguna, (X3) kelengkapan, (X4)
kemutakhiran, (X5) kerja sama. Sedangkan varibel terikat (Y) yaitu minat
kunjung peserta didik.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Hubungan Ketersediaan Koleksi Fiksi dengan Minat Kunjung Peserta Didik pada Perpustakaan Sekolah
Variabel
Independen
Variabel Dependen
Minat Kunjung Peserta Didik
(Y)
Ketersediaan Koleksi Fiksi (X) XY
C. Metode Penelitian
Dalam melakukan sebuah penelitian perlu ditetapkan sebuah metode yang
akan digunakan untuk mengungkapkan permasalahan penelitian. Metode pada
penelitian ini adalah metode penelitian deskripstif dengan pendekatan
kuantitatif.
Peneliti menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif
dikarenakan ingin membuktikan hubungan ketersediaan koleksi fiksi dengan
minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong.
Kedua variabel yang terdapat pada penelitian ini dapat diukur sehingga peneliti
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan perhitungan matematis dan
D. Definisi Operasional
1. Ketersediaan koleksi fiksi
Ketersediaan koleksi fiksi yaitu kesiapan dari seluruh koleksi-koleksi fiksi
yang tersedia di perpustakaan untuk dimanfaatkan oleh pemustaka. Pada
penelitian ini ketersediaan koleksi fiksi difokuskan pada aspek relevansi,
berorientasi pada kebutuhan pengguna, kelengkapan, kemutakhiran, dan kerja
sama.
a. Relevansi
Relevansi koleksi fiksi yaitu koleksi fiksi hendaknya relevan dengan
aktivitas yang telah diprogramkan oleh perpustakaan sehingga memuaskan
para pemustaka dan stakeholders.
b. Berorientasi pada kebutuhan pengguna
Koleksi fiksi yang berorientasi pada kebutuhan pengguna, artinya
bahwa koleksi fiksi hendaknya ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan
pemustaka, karena setiap perpustakaan memiliki pengguna yang
berbeda-beda, maka berbeda pula kebutuhan informasinya.
c. Kelengkapan
Kelengkapan koleksi fiksi adalah koleksi fiksi yang tersedia di
perpustakaan harus lengkap ditinjau dari jumlah dan jenisnya.
d. Kemutakhiran
Kemutakhiran koleksi fiksi adalah koleksi fiksi yang tersedia
hendaknya mengikuti perkembangan zaman (mutakhir) , maka dari itu
perpustakaan harus melakukan pembaharuan koleksi fiksi.
e. Kerja sama
Kerja sama pengembangan koleksi fiksi adalah pengembangan dan
penyediaan koleksi fiksi berdasarkan hasil kerja sama antara perpustakaan
dengan pihak-pihak terkait.
2. Minat kunjung
Minat kunjung dalam dunia perpustakaan merupakan ketertarikan
pemustaka (user) untuk memanfaatkan perpustakaan seperti memanfaatkan
E. Instrumen Penelitian
Dalam suatu penelitian perlu dirancang suatu instrumen penelitian. Instrumen
pada penelitian ini adalah menggunakan kuesioner/ angket yang disusun
berdasarkan variabel-variabel yang dikaji dalam penelitian ini.
Kuesioner dalam peneltian ini mencakup beberapa pernyataan mengenai
hubungan ketersediaan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada
perpustakaan sekolah. Adapun untuk memudahkan dalam mendapatkan hasil yang
tepat maka perlu disusun kisi-kisi instrumen.
Adapun kisi-kisi yang disusun oleh penelti dalam penelitian ini mengenai
hubungan ketersediaan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada
perpustakaan sekolah, yaitu sebagai berikut.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen
Rumusan Masalah Variabel Penelitian
Indikator Deskripsi No. Item
2. Bagaimana Kerja sama Koleksi fiksi
F. Proses Pengembangan Instrumen
Pada penelitian ini kuesioner yang digunakan yaitu kuesioner tertutup dengan
skala yang digunakan yaitu skala Likert untuk mengukur sikap atau pendapat
seseorang terhadap fenomena yang terjadi. Adapun format jawaban skala likert
yaitu : sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (RR), tidak setuju (TS), sangat
tidak setuju (STS). Setiap jawaban dari butir-butir instrumen Skala Likert
memiliki gradasi dari sangat positif sampai negatif, seperti yang dijelaskan pada
tabel berikut.
Tabel 3.3
Skala Likert
SS
Pernyataan Positif Negatif
Sangat setuju 5 1
ST Setuju 4 2
RR Ragu-ragu 3 3
TS Tidak Setuju 2 4
STS Sangat Tidak Setuju 1 5
Sumber : Sugiyono (2013, hlm. 135)
G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Pada penelitian ini dilakukan uji validitas dan uji reabilitas instrumen
penelitian. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui ketepatan suatu instrumen
sebelum disebarkan kepada responden. Uji validitas yang dilakukan yaitu uji
validitas isi. Sedangkan uji reabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi
instrumen suapaya dapat menghasilkan informasi yang dapat dipercaya (reliabel).
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program IBM SPSS statistics
version 21.
1. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas dilakukan dengan bertujuan untuk mengetahui ketepatan
suatu alat ukur dalam suatu penelitian. Adapun uji validitas yang digunakan
yaitu menggunakan uji validitas isi. Menurut Sumintono dan Widhiarso
Validitas isi berfokus pada apakah keseluruhan definisi konseptual telah sepenuhnya direpresentasikan dalam pengukuran. Definisi konseptual yang dimaksud adalah wadah yang mengikat semua ide dan konsep, dan indikator yang digunakan untuk mengukur haruslah berisi semua ide yang ada dalam definisi tersebut.
Uji validitas isi pada penelitian ini dilakukan dengan cara meminta
pendapat para ahli (expert judgement) sebelum disebarkan kepada responden.
Hal ini diperkuat dengan pendapat Sumintono dan Widhiarso (2013, hlm. 20)
bahwa untuk melakukan uji coba pernyataan maka salah satu langkah yang harus dilakukan adalah “mengundang pakar atau ahli di bidang atribut yang kita ukur untuk mengevaluasi butir pernyataan yang kita tulis”. Pengujian validitas dilakukan oleh Dosen Program Studi Perpustakaan dan Informasi
yaitu Bapak Doddy Rusmono, MLIS. dan Ibu Dini Suhardini, M.I.Kom. hasil
dari expert judgement dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.4
Hasil Penilaian Expert Judgement
No Aspek/ Komponen
Penilaian Ahli 1 Penilaian Ahli 2 Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang
1. Kesesuaian
dengan kisi-kisi √ √
2. Penyampaian
informasi √ √
3.
Penggunaan kata-kata/ tata bahasa
√ √
Pada uji validitas isi yang dilakukan kepada kedua pakar yaitu Bapak
Doddy Rusmono, MLIS dan Ibu Dini Suhardini, M.I.Kom. Ada beberapa
pernyataan pada kusioner yang diperbaiki dikarenakan penyataan kurang
relevan dengan teori dan penggunaan bahasa yang kurang tepat, yaitu
Kesimpulan berdasarkan penilaian para ahli tersebut menyatakan bahwa
instrumen penelitian ini memadai untuk menjaring data pemerkuat proses
pengolahan data sebagai informasi paparan deskriptif dan sudah cukup baik
untuk dijadikan instrumen penelitian.
2. Uji Reabilitas Instrumen
Dalam suatu penelitian, suatu alat ukur harus dapat dipercaya. Uji
reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi instrumen supaya dapat
menghasilkan informasi yang dapat dipercaya (reliabel). Uji reliabilitas pada
penelitian ini dilakukan setelah uji validitas, adapun pengujian yang
dilakukan dengan menggunakan program IBM SPSS statistics version 21.
Pengujian reliabilitas pada penelitian ini yaitu menggunakan rumus Alpha
Cronbach’s. Adapun rumus Alpha Cronbach’s Sastradipoera (2005, hlm. 308) sebagai berikut.
Keterangan :
= Reliabilitas instrumen = Banyaknya butir pernyataan
= Jumlah varians butir
= Varians total
Hasil perhitungan r11 akan dibandingkan dengan rtabel pada α = 5%dengan
ketentuan jika r11 > rtabel maka intrumen dinyatakan reliabel, sedangkan jika
r11 < rtabel maka intrumen dinyatakan tidak reliabel.
a. Uji Reliabilitas Ketersediaan koleksi fiksi (X)
Ketersediaan koleksi fiksi merupakan variabel X pada penelitian ini.
Berikut hasil perhitungan uji reliabilitas ketersediaan koleksi fiksi dengan
menggunakan bantuan IBM SPSS Statistics version 21 dan microsoft
Tabel 3.5
Uji Reliabilitas Ketersediaan Koleksi Fiksi (X) Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,885 24
Sumber : IBM SPSS Statistics version 21
Nilai rtabeldari n = 32 pada α = 5% adalah 0,349 dengan jumlah butir
penyataan kuesioner sebanyak 39 butir. Berdasarkan hasil perhitungan
menggunakan program IBM SPSS Statistics version 2.1 pada variabel X
yaitu ketersediaan koleksi fiksi reliabilitas yang dihasilkan adalah 0,885.
Dengan demikian 0,885 > 0,349, sesuai dengan ketentuan apabila
rhitung > rtabel maka instrumen yang digunakan dinyatakan reliabel. Dapat
disimpulkan pada data tersebut bahwa kuesioner variabel X dinyatakan
reliabel dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data pada penelitin
ini.
b. Uji Reliabilitas minat kunjung peserta didik (Y)
Minat kunjung peserta didik merupakan variabel Y pada penelitian
ini. Berikut hasil perhitungan uji reliabilitas minat kunjung peserta didik
dengan menggunakan bantuan IBM SPSS Statistics version 21 dan
microsoft excel 2010.
Tabel 3.6
Uji Reliabilitas Minat Kunjung Peserta Didik (Y)
Sumber : IBM SPSS Statistics version 21
Nilai rtabeldari n = 32 pada α = 5% adalah 0,349 dengan jumlah butir
penyataan kuesioner sebanyak 39 butir. Berdasarkan hasil perhitungan
menggunakan program IBM SPSS Statistics version 21 pada variabel Y
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
yaitu minat kunjung peserta didik reliabilitas yang dihasilkan adalah
0,839.
Dengan demikian 0,839 > 0,349, sesuai dengan ketentuan apabila
rhitung > rtabel maka instrumen yang digunakan dinyatakan reliabel. Dapat
disimpulkan pada data tersebut bahwa kuesioner variabel Y dinyatakan
reliabel dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data pada penelitian
ini.
Pada penelitian ini dilakukan juga analisis dari setiap butir-butir
pernyataan yang ada pada setiap variabel X dan Y dengan melakukan uji
reliabilitas internal konsistensi, Menurut Sumintono dan Widhiarso
(2013, hlm. 35) bahwa :
Konsistensi internal menekankan pada konsistensi pada butir-butir yang terdapat di dalam instrumen. Instrumen yang bertujuan mengungkap ciri-sifat laten (latent traits) biasanya memuat aitem-aitem yang berupa pernyataan yang harus direspon oleh partisipan.
Uji reliabilitas internal konsistensi dilakukan dengan menggunakan
bantuan program IBM SPSS Statistics Version 21 dan Microsoft Excel
2007.
Tabel 3.7
12 0,582 0,349 Reliabel
adalah 0,349. Butir pernyataan dapat dikatakan reliabel dengan ketentuan
jika rhitung > rtabel. Terdapat 24 pernyataan pada variabel ketersediaan
koleksi fiksi (X), empat diantaranya dinyatakan tidak reliabel atau
dinyatakan gugur yaitu nomor 9, 10, 18, 21, dan sisanya dinyatakan
reliabel dan dapat digunakan sebagai pernyataan pada instrumen
penelitian untuk mendapatkan data.
Kemudian uji reliabilitas internal konsistensi pada variabel Y dengan
bantuan bantuan program IBM SPSS Statistics Version 21 dan Microsoft
Excel 2007 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.8
Uji Reliabilitas Internal Konsistensi Minat Kunjung Peserta Didik (Y)
Item-Total Statistics
28
0,270 0,349 Tidak Reliabel
33
adalah 0,349. Butir pernyataan dapat dikatakan reliabel dengan ketentuan
jika rhitung > rtabel. Untuk variabel minat kunjung peserta didik (Y)
terdapat 15 pernyataan, tiga diantaranya tidak reliabel atau dinyatakan
gugur yaitu nomor 32, 35, 39 dan sisanya dinyatakan reliabel dan dapat
digunakan sebagai pernyataan pada instrumen penelitian untuk
mendapatkan data. Untuk butir pernyataan yang dianggap gugur akan
dihapus atau dihilangkan dan diharapkan mampu mewakili
indikator-indikator setiap variabel.
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara untuk mengumpulkan
informasi terhadap obyek penelitian. Tujuan pengumpulan data ini yaitu untuk
memperoleh ukuran tentang hubungan ketersediaan koleksi fiksi dengan minat
kunjung peserta didik. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan data primer
Dalam pelaksanaan pengumpulan data tersebut dapat dilakukan dengan
beberapa cara utnuk memperoleh data. Teknik pengumpulan data pada penelitian
ini yaitu sebagai berikut.
1. Kuesioner (angket)
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pernyataan tertulis yang harus diisi oleh resonden.
Kuesioner disebarkan kepada responden apabila responden menghadapi
kendala dalam mengisi kuesioner maka responden dapat bertanya langsung
kepada peneliti.
2. Observasi
Observasi dilakukan peneliti untuk mengetahui gambaran dari subjek yang
akan diteliti. Observasi yang dilakuakan oleh peneliti yaitu melakukan
observasi langsung ke lokasi penelitian.
3. Dokumentasi
Pada penelitian ini dilakukan juga cara pengumpulan data dengan
dokumentasi yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian.
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dimaksudkan untuk mengkaji dan melakukan analisis dari
data yang telah diperoleh ke dalam bentuk yang lebih sederhana kearah susunan
sistematis. Dalam analisis data terdapat dua tahapan yaitu tahap analisis data dan
teknik analisis data.
1. Tahap-tahap Analisis Data
Secara garis besar tahap-tahap analisis data dalam penelitian memiliki
tiga langkah yang dilakukan. Menurut Bungin (2010, hlm. 164) tahapan-tahapan penelitian meliputi “... menyiapkan data, editing, pengkodean dan tabulasi (proses pembeberan)”.. penjabaran yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan data
Pada tahapan ini yang harus dilakukan mencakup pengecekan identitas
responden, memeriksa kelengkapan instrumen yang akan disebarkan
b. Editing
Kegiatan editing dilakukan setelah peneliti menghimpun data yang
didapatkan dari responden, namun kadang kala terdapat data yang
belum memenuhi harapan maka dari itu dilakukan kegiatan editing.
c. Pengkodean
Tahapan selanjutnya setelah melakukan editing yaitu melakukan
pengkodean diantaranya melakukan pemberian kode sebagai identitas
dari data yang diperoleh terutama dalam kegiatan pengolahan data.
d. Tabulasi (proses pembeberan)
Tabulasi dilakukan dengan melakukan pembeberan data untuk lebih
dapat dijelaskan sesuai dengan klasifikasi data yang diperoleh dari
responden yang kemudian dimasukan pada tabel untuk lenih
memudahkan dalam menganalisis data.
2. Analisis Statistik Deskriptif
Pada penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti
yaitu analisis statistik deskriptif. Teknik analisis ini digunakan untuk
memberikan gambaran dari data yang telah diperoleh dari responden
menggunakan statistik.
Terdapat pula analisis data deskriptif per sub variabel yang bertujuan
untuk mengukur nilai dari setiap pernyataan yang terdapat pada setiap sub
variabel. Rumus yang digunakan (Bungin, 2005, hlm. 172) yaitu sebagai
berikut:
P =
x 100
Keterangan: P = Persentase F = Frekuensi
Untuk mengetahui kategori dari data hasil responden maka peneliti
menggunakan rumus rating scale. Menurut Riduwan (2010, hlm. 46) bahwa “rating scale adalah data mentah yang didapat berupa angka kemudian ditafsirkan
dalam pengertian kualitatif.”
Skor Skor
Minimum Maksimum
STB TB CB B SB
Grafik 3.1 Kategori penilaian (Riduwan, 2010, hlm. 48)
Kriteria dari hasil setiap skor dapat dijelaskan sebagai berikut:
STB : Sangat tidak baik
TB : Tidak Baik
CB : Cukup baik
B : Baik
SB : Sangat Baik
3. Uji hipotesis (korelasi)
Uji hipotesis dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan dari variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) untuk
mengambil kesimpulan atau sebagai jawaban dari hipotesis yang telah
dirumuskan.
Pada penelitian ini data diperoleh dari hasil kuesioner yang telah
dijawab oleh responden, dikarenakan data pada penelitian ini yaitu data
ordinal, maka teknik korelasi menggunakan rumus Rank Spearmen
Keterangan:
ρ = Koefisien korelasi
N = Banyaknya sampel ∑d2
= Jumlah kuadrat dari selisih rank variabel X dan rank
variabel Y
Untuk mengukur hubungan antara variabel ketersediaan koleksi fiksi
dengan minat kunjung peserta didik, digunakan koefisien korelasi (Sugiyono, 2013, hlm. 257) disimbolkan “r” dengan kategori sebagai berikut:
Tabel 3.9
Intepretasi Koefisien Korelasi
Interval koefisien Tingkat hubungan
± 0,00 - ± 0,199 Sangat rendah
± 0,20 - ± 0, 399 Rendah
±0,40 - ± 0,599 Sedang
± 0,60 - ± 0,799 Kuat
± 0,80 - ± 1,000 Sangat kuat
Sumber : Sugiyono, 2013, hlm. 257
Kemudian langkah berikutnya dilakukan uji-t untuk membuktikan
signifikansi hubungan dari variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y)
dengan rumus sebagai berikut.
Keterangan:
= Nilai t
= Nilai koefisien korelasi = Jumlah sampel
� � �� � � 2
Setelah mendapatkan nilai thitung dari hasil uji-t, maka hasil
perhitungan tersebut akan dibandingkan dengan nilai ttabel, dengan
ketentuan jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, sedangkan
jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Untuk mengetahui besaran kontribusi antara variabel X ke Y maka
digunakan rumus koefisien determinasi yaitu sebagai berikut.
D = (rxy)2 x 100%
Keterangan :
D = koefisien determinasi
(rxy)2 = kuadrat korelasi X dan Y
Hipotesis statistik pada penelitian ini diantaranya adalah sebagai
berikut:
1) Hipotesis Nol (H0: ρ = 0)
Tidak terdapat Hubungan antara ketersediaan koleksi fiksi dengan
minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1
Parongpong.
Hipotesis Kerja (H1: ρ ≠ 0)
Terdapat Hubungan antara ketersediaan koleksi fiksi dengan minat
kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1
Parongpong.
2) Hipotesis Nol (H0: ρ = 0)
Tidak terdapat hubungan antara relevansi koleksi fiksi dengan
minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1
Parongpong.
Hipotesis Kerja (H1: ρ ≠ 0)
Terdapat hubungan antara relevansi koleksi fiksi dengan minat
kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1
3) Hipotesis Nol (H0: ρ = 0)
Tidak terdapat hubungan antara koleksi fiksi yang berorientasi
pada kebutuhan pengguna dengan minat kunjung peserta didik
pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong.
Hipotesis Kerja (H1: ρ ≠ 0)
Terdapat hubungan antara koleksi fiksi yang berorientasi pada
kebutuhan pengguna dengan minat kunjung peserta didik pada
perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong.
4) Hipotesis Nol (H0: ρ = 0)
Tidak terdapat hubungan antara kelengkapan koleksi fiksi dengan
minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1
Parongpong.
Hipotesis Kerja (H1: ρ ≠ 0)
Terdapat hubungan antara kelengkapan koleksi fiksi dengan minat
kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1
Parongpong.
5) Hipotesis Nol (H0: ρ = 0)
Tidak terdapat hubungan antara kemutakhiran koleksi fiksi dengan
minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1
Parongpong.
Hipotesis Kerja (H1: ρ ≠ 0)
Terdapat hubungan antara kemutakhiran koleksi fiksi dengan
minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1
Parongpong.
6) Hipotesis Nol (H0: ρ = 0)
Tidak terdapat hubungan antara kerja sama pengembangan koleksi
fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA
Negeri 1 Parongpong.
Hipotesis Kerja (H1: ρ ≠ 0)
Terdapat hubungan antara kerja sama pengembangan koleksi fiksi
dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Seperti yang telah diuraikan pada bab satu, bahwa penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan ketersediaan koleksi fiksi dengan minat kunjung
peserta didik pada perpustakaan sekolah. Simpulan berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan adalah sebagai berikut.
1. Simpulan Umum
Beradasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa ketersediaan koleksi fiksi memiliki hubungan yang kuat dengan minat
kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 parongpong.
Hubungan yang kuat antara ketersediaan koleksi fiksi dengan minat kunjung
peserta didik menunjukkan hubungan yang bersifat positif. Selain tersedianya
koleksi nonfiksi seperti buku teks sebagai penunjang pembelajaran,
ketersediaan koleksi fiksi dapat dijadikan kekuatan perpustakaan sebagai
koleksi yang memiliki fungsi edukasi, infomasi dan hiburan untuk menarik
minat peserta didik berkunjung ke perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong.
2. Simpulan Khusus
a. Terdapat hubungan yang signifikan antara relevansi koleksi fiksi dengan
minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1
Parongpong. Hubungan tersebut berada pada tingkatan kuat, hal ini
menunjukkan bahwa relevansi koleksi fiksi yang tersedia sudah baik
dilihat dari repon positif dengan nilai terbesar pada indikator kesesuaian
koleksi fiksi dengan karakteristik pemustaka yaitu peserta didik tingkat
SMA.
b. Terdapat hubungan yang signifikan antara koleksi fiksi yang berorientasi
pada kebutuhan pengguna dengan minat kunjung peserta didik pada
perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong. Hubungan tersebut berada pada
tingkatan sedang, hal ini menunjukkan bahwa koleksi fiksi yang tersedia
koleksi fiksi yang tersedia ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
pengguna memiliki respon positif. Pustakawan telah melakukan analisis
dan mengidentifikasi apa saja yang menjadi kebutuhan pemustaka dalam
kegiatan pengembangan koleksi fiksi.
c. Terdapat hubungan yang signifikan antara kelengkapan koleksi fiksi
dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1
Parongpong. Hubungan tersebut berada pada tingkatan sedang, hal ini
menunjukkan bahwa kelengkapan koleksi fiksi yang tersedia sudah cukup
baik dilihat dari respon positif dengan nilai terbesar pada indikator jenis
koleksi yang tersedia di perpustakaan seperti tersedia novel, cerpen,
dongeng, dan sebagainya.
d. Terdapat hubungan yang signifikan antara kemutakhiran koleksi fiksi
dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1
Parongpong. Hubungan tersebut berada pada tingkatan sedang, hal ini
menunjukkan bahwa kemutakhiran koleksi fiksi yang tersedia sudah cukup
baik dilihat dari repon positif dengan nilai terbesar pada indikator koleksi
fiksi terbitan terbaru. Tersedianya koleksi fiksi yang mutakhir akan
meningkatkan lagi minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA
Negeri 1 Parongpong.
e. Terdapat hubungan yang signifikan antara kerja sama pengembangan
koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA
Negeri 1 Parongpong. Hubungan tersebut berada pada tingkatan sedang,
hal ini menunjukkan bahwa kerja sama yang dilakukan dalam
pengembangan koleksi fiksi cukup baik dilihat dari repon positif dengan
nilai terbesar pada indikator koleksi fiksi hasil dari kerja sama antar pihak.
Pengembangan koleksi fiksi yang dilakukan melalui kegiatan kerja sama
B. Saran
Berdasarkan hasil dan temuan dari penelitian yang telah dilakukan, maka
diperoleh hasil yang dapat dijadikan masukan dan pertimbangan bagi pihak-pihak
terkait khususnya bagi perpustakaan sekolah SMA Negeri 1 parongpong.
Beberapa saran tersebut yaitu:
1. Bagi perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong
Untuk perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong diharapkan dapat
melakukan kegiatan pengembangan koleksi fiksi khususnya dalam
menambah jumlah koleksi fiksi yang bersifat sastra seperti puisi, syair, dan
koleksi fiksi bergambar seperti komik, karena melihat kondisi di
perpustakaan, koleksi dengan jenis tersebut masih dalam jumlah yang sangat
kurang. Koleksi fiksi yang lengkap dan mutakhir diharapkan mampu
meningkatkan lagi minat kunjung pemustaka.
2. Bagi sekolah SMA Negeri 1 Parongpong
Sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan harus memberi
perhatian lebih terhadap kinerja perpustakaan dengan mendukung
perpustakaan dalam kegiatan pengembangan koleksi khususnya koleksi fiksi.
Kemudian menambah fasilitas fisik diantaranya yaitu menyediakan rak buku
untuk digunakan sebagai tempat menyimpan dan menata koleksi fiksi.
Kegiatan ini bertujuan supaya pemustaka lebih mudah dalam memanfaatkan
koleksi fiksi dan nonfiksi yang ada di perpustakaan sekolah.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengkaji atau meneliti
faktor-faktor selain ketersediaan koleksi fiksi, seperti koleksi referensi, koleksi buku
teks dan koleksi lainnya yang mampu meningkatkan minat kunjung
pemustaka, sehingga dapat memberikan masukan yang lebih banyak untuk
mengoptimalkan kinerja perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong khususnya
DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku dan Artikel Jurnal:
Bafadal, I. (2009). Pengelolaan perpustakaan sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Bungin, B. (2005). Metodologi penelitian kuantitatif. Jakarta: Kencana.
---. (2010). Metodelogi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.
Lasa, HS. (2007). Manajemen perpustakaan sekolah. Yogyakarta: Pinus Book Publisher.
---. (2009). Kamus kepustakawanan indonesia. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Prasetyo, B. & Jannah, L. M. (2010). Metode penelitian kuantitatif: teori dan
aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Prastowo, A. (2015). Manajemen perpustakaan sekolah profesional. Yogyakarta: DIVA Press.
Riduwan. (2010). Dasar-dasar statistika. Bandung: Alfabeta.
Sastradipoera, K. (2005). Mencari makna di balik penulisan skripsi, tesis dan
disertasi. Bandung: Kappa Sigma.
Sinaga, D. (2007). Mengelola peprustakaan sekolah. Bandung: Kiblat.
Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Stanton, R. (2012). Teori fiksi Robert Stanton. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono. (2011). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta
---. (2013). Metode penelitian pendidikan: pendekatan kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumintono, B. & Widhiarso, W. (2013). Aplikasi model Rasch untuk penelitian
Sutarno, NS. (2006a). Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto
---. (2006b). Manajemen perpustakaan: suatu pendekatan praktis. Jakarta: Sagung Seto.
Suwarno, W. (2011). Perpustakaan & buku: wacana penulisan & penerbitan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Taufani. (2008). Mengintal minat baca siswa. Bandung: Globalindo Universal Multikreasi.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2002). Kamus besar bahasa Indoensia. Jakarta: Balai Pustaka
Yulia, Y. & Sujana, J. G. (2009). Pengembangan koleksi. Jakarta: Universitas Terbuka
Sumber Skripsi dan Tesis :
Handayani, S. (2008). Hubungan pengetahuan, sikap, minat, dan motivasi belajar
dengan prestasi belajar mata kuliah KDM pada mahasiswa semester Akper Giri Satria Husada Wonogiri. (Tesis). Universitas Sebelas Maret: Surakarta
Kusumaningtyas, M. (2013). Pengaruh ketersediaan koleksi perpustakaan
terhadap tingkat kunjungan pemustaka di perpustakaan Institut Teknologi Nasional. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia:
Bandung.
Maryani, Y. (2012). Pengaruh ketersediaan koleksi perpustakaan terhadap minat
kunjung siswa kelas X dan XI di SMA Angkasa Adisutjiptoyogyakarta.
(Skripsi). Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta: Yogyakarta.
Rahmadi, A. (2012). Pengaruh ketersediaan buku fiksi terhadap pemanfaatan
perpustakaan oleh siswa di SMA Negeri 1 Yogyakarta. (Skripsi).
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta: Yogyakarta.
Sumber Publikasi departemen dan lembaga pemerintah:
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-undang nomor 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional (Sidiknas) Pasal 1. Jakarta:
Sumber online:
IFLA/UNESCO. (2006). Pedoman perpustakaan sekolah. [online]. Tersedia di: http://www.ifla.org/VII/s11/pubs/school-guidelines.htm
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. (2011). Standar nasional indonesia
bidang perpustakaan dan kepustakawanan. [Online]. Tersedia di:
http://www.perpusnas.go.id/iFileDownload.aspx?ID=Attachment%5CPe doman%5Cstandar%20nasional%20indonesia%20bidang%20kepustakaa n%20dan%20kepustakawanan.pdf