• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Ekstrak Herba Sambiloto (Andrographidis Herba) Terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit Jantan Galur Balb/C Yang Diinduksi Aloksan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Ekstrak Herba Sambiloto (Andrographidis Herba) Terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit Jantan Galur Balb/C Yang Diinduksi Aloksan."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH EKSTRAK HERBA SAMBILOTO

(Andrographidis herba) TERHADAP KADAR GLUKOSA

DARAH MENCIT JANTAN GALUR BALB/C YANG

DIINDUKSI ALOKSAN

Michael Jonathan, 2007. Pembimbing I : Hana Ratnawati, dr., M.Kes. Pembimbing II : Rosnaeni, dra., Apt.

Diabetes Mellitus (DM) merupakan kumpulan gangguan metabolik yang ditandai dengan keadaan hiperglikemi. Selain obat-obatan modern, obat tradisional banyak digunakan untuk mengobati DM, salah satunya adalah herba sambiloto. Tujuan penelitian : mengetahui pengaruh ekstrak etanol herba sambiloto (EEHS) terhadap penurunan kadar glukosa darah darah mencit yang diinduksi aloksan. Desain penelitian : prospektif eksperimental sungguhan, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) bersifat komparatif. Metoda yang digunakan uji diabetes aloksan . Hewan coba 25 ekor mencit jantan galur Balb/C yang setelah diinduksi dialokasikan secara acak kedalam 5 kelompok (n = 5) dan diberi perlakuan EEHS dosis 1 (0.7 g/kgBB), dosis 2 (1.4 g/kgBB), dosis 3 (2.8 g/kgBB), kontrol (CMC 1%) serta pembanding (Glibenklamid). Data yang diukur kadar glukosa darah setelah induksi dan perlakuan selama 7 hari. Analisis data dengan ANAVA, dilanjutkan dengan uji Tukey HSD, α = 0.05 menggunakan program SPSS 11.0. Hasil penelitian : penurunan kadar glukosa darah setelah diberi EEHS dosis 2 (39.33 %), dan dosis 3 (44.12 %) lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol / CMC 1 % (0.59 %) yang perbedaannya sangat signifikan (p<0.01). Sedangkan bila dibandingkan dengan pembanding / Glibenklamid (51.29 %) tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan (p>0.05). Kesimpulan : EEHS, dosis 2 (1.4 g/kgBB) dan dosis 3 (2.8 g/kgBB) efektif menurunkan kadar glukosa darah, yang potensinya setara dengan Glibenklamid.

Kata kunci : Sambiloto, Glukosa darah

(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF SAMBILOTO EXTRACT (Andrographidis

herba) IN LOWERING BLOOD GLUCOSE LEVEL

Michael Jonathan. 2006. 1st Tutor : Hana Ratnawati, dr., M.Kes. 2nd Tutor : Rosnaeni, dra., Apt.

Diabetes Mellitus (DM) by definition is a compound of metabolic impairments based on hyperglycemic state. Beside modern medicines, traditional medicine are often use in theraphy of DM, one of them is sambiloto. Objective of experiment : To know the effect of sambiloto extract in lowering blood glucose level in mice that induced by aloksan. Method of the research : true prospective experimental, with complete mixed method using comparatif way. This research use iduced aloksan method. Animals that used in this research are 25 male Balb/C mice wich after induced were divided in 5 groups (n = 5), the 1st of the fifth group was given orally: 0,7 g/kgBW EEHS, 2nd group 1,4 g/kgBW EEHS, 3rd group 2,8 g/kgBW EEHS, CMC1% (negative control), glibenclamide 130 mg/kgBW.The data was measured after induction and treatment in 7 days. Data analyzed by one way ANAVA system, continued by Tukey HSD,

α

= 0.05, operated by SPSS 11,0 program. Result :the decresed of glucose levels after given sambiloto extract 2nd dose (39.33 %), and 3rd dose (44.12 %) were higher compared by control or CMC 1% (0.59 %) shown a significant different (p<0.01). If compared with Glibenclamide (51.29 %) does’t shown a significant different (p>0.05). Conclusion : Sambiloto extract, 2nd dose (1.4 g/kgBW) and 3rd dose (2.8 g/kgBW) were evective in lowering blood glucose levels, that have the same potention with Glibenclamide.

Key word : Sambiloto, Blood glucose

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT... v

PRAKATA... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR DIAGRAM... xiii

DAFTAR GRAFIK... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis... 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran... 3

1.5.2 Hipotesis... 4

(4)

2.1.4 Anatomi, Fisiologi, dan Patogenesis Pankreas ... 9

2.1.4.1 Anatomi Pankreas ... 9

2.1.4.2 Insulin (Biosintesis, Sekresi, dan Aktivitas) ... 10

2.1.4.3 Patogenesis... 12

2.1.5 Pemeriksaan Penyaring dan Diagnosis ... 14

2.1.5.1 Pemeriksaan Penyaring ... 14

2.1.5.2 Diagnosis... 16

2.1.6 Penatalaksanaan dan Pencegahan ... 17

2.1.6.1 Perencanaan Makan dan Pencapaian Berat Badan Ideal... 17

2.1.6.2 Latihan Jasmani... 18

2.1.6.3 Farmakologis... 19

2.1.6.4 Pencegahan... 20

2.1.7 Komplikasi ... 21

2.1.7.1 Komplikasi Akut ... 21

2.1.7.2 Komplikasi Kronik... 23

2.2 Radikal Bebas Pada Penderita DM ... 25

2.3 Sambiloto [Andrographis paniculata (Brum f) Nees.]... 26

2.3.1 Andrographidis Herba/ Herba Sambiloto... 26

2.3.2 Kandungan Kimia Sambiloto... 28

2.3.3 Efek Sambiloto Terhadap Glukosa Darah... 28

2.3.3.1 Andrografolid ... 28

2.3.3.2 Flavonoid ... 29

2.3.4 Efek Farmakologis Sambiloto... 31

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian... 32

3.1.1 Alat-Alat... 32

3.1.2 Bahan-Bahan ... 32

3.1.3 Hewan Coba ... 33

(5)

3.2 Metode Penelitian ... 33

3.2.1 Desain Penelitian... 33

3.2.2 Metode Penarikan Sampel... 34

3.2.3 Variabel Penelitian ... 34

3.3 Prosedur Kerja... 35

3.3.1 Pengumpulan dan Persiapan Bahan Uji ... 35

3.3.2 Persiapan Hewan Coba ... 35

3.3.3 Prosedur Penelitian... 36

3.4 Metode Analisis ... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 38

4.2 Pembahasan... 44

4.3 Uji Hipotesis ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 47

5.2 Saran... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48

LAMPIRAN ... 51

RIWAYAT HIDUP... 63

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi Etiologik Diabetes Mellitus ... 8

Tabel 2.2 Kadar GDP dan GDS Sebagai Patokan Pemeriksaan Penyaring... 15

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Kadar Glukosa Darah hewan coba Setelah Induksi Aloksan ... 38

Tabel 4.2 Pengelompokan Mencit Menjadi 5 Kelompok ... 39

Tabel 4.3 Rerata Kadar Glukosa Darah dan Standar Deviasi ... 40

Tabel 4.4 Hasil ANAVA Setelah Induksi Aloksan... 40

Tabel 4.5 Kadar Glukosa Darah Setelah Induksi dan Perlakuan Dengan EEHS.... 41

Tabel 4.6 Deskripsi Presentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Setelah Perlakuan... 42

Tabel 4.7 Hasil ANAVA Setelah Perlakuan ... 43

Tabel 4.8 Hasil Tukey HSD Seluruh Kelompok Perlakuan... 43

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Herba Sambiloto... 27

Gambar 2.2 Struktur Andrografolid... 29

Gambar 2.3 Struktur Kimia Apigenin... 30

Gambar 2.4 Struktur umum Flavonoid ... 31

Gambar 3.1 Hewan Coba ... 33

Gambar 3.2 Persiapan Bahan Uji ... 35

Gambar 3.3 Pengecekan Kadar Glukosa Darah... 37

(8)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 2.1 Langkah-Langkah Diagnostik DM dan TGT ... 16 Diagram 2.2 Skema Penatalaksanaan Hipoglikemia ... 23

(9)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Presentase Penurunan Kadar Glukosa Darah ... 45

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I Prosedur Ekstraksi Sambiloto Pelarut Etanol ... 51

LAMPIRAN II Hasil Determinasi Tanaman ... 52

LAMPIRAN III Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan ... 53

LAMPIRAN IV Rencana Kerja Penelitian ... 54

LAMPIRAN V Perhitungn Dosis ... 55

LAMPIRAN VI Hasil Uji Statistik ... 57

(11)

LAMPIRAN I

PROSEDUR EKSTRAKSI SAMBILOTO

PELARUT ETANOL

(12)

LAMPIRAN II

HASIL DETERMINASI TANAMAN

(13)

LAMPIRAN III

DATA SEBELUM DAN SESUDAH PERLAKUAN

Kelompok Kadar glukosa Stlh aloksan Stlh pemberian ekstrak sambiloto

D I 382 308

162 104

187 113

158 111

454 442

Rerata 268.6 215.6

D II 236 107

470 326

294 202

186 70

458 377

Rerata 334.2 216.4

D III 149 97

421 278

414 199

170 127

486 124

Rerata 328 164.6

IV 405 388

430 443

474 466

128 134

358 362

Rerata 359 358.6

V 224 86

439 159

265 110

131 87

282 172

Rerata 268.2 122.8

(14)

LAMPIRAN IV

RENCANA KERJA PENELITIAN

Hari ke-1 Pembelian Mencit Dari

Pt Biofarma Bandung

Hari ke-2 sampai ke-7

Pemeliharaan Mencit Hingga Mencapai Usia dan Berat Ideal (35 ekor)

Hari ke-8

Pengecekan Kadar Glukosa Darah Normal Secara Acak

Hari ke-8

Induksi Aloksan Untuk Seluruh Hewan Dengan Dosis (4.33 mg Untuk Tiap Mencit) Yang Memenuhi Syarat

Hari ke-15

Pengecekan Kadar Glukosa

Darah Mencit(6 Ekor Mencit Mati) dan Pengelompokan Mencit Secara Acak Menjadi 5 Kelompok Perlakuan (20 ekor)

Hari ke-15 sampai ke-21

Pemberian Perlakuan EEHS Dosis 1,2 dan 3 Serta Kontrol dan Pembanding

Hari ke-22

Pemeriksaan Kadar Glukosa

Darah Mencit Untuk Setiap Kelompok Perlakuan(Sebelumnya Mencit Dipuasakan)

(15)

LAMPIRAN V

PERHITUNGAN DOSIS

1. Dosis Aloksan

Dosis aloksan pada tikus = 120 mg/kgBB.

Konversi tikus ke mencit = 0.14

Tikus 200 gr : 200/1000 x120mg = 24 mg untuk tiap tikus 200 gr.

Mencit 20 gr : 24mgx0.14 = 3.36 mg untuk tiap mencit.

Rerata berat badan mencit = 25.8 gram.

Dosis Aloksan untuk mencit 25.8 gram = 25.8/20 x 3.36

= 4.33 mg untuk tiap mencit.

Volume maksimal dosis intravena mencit : 0,1 ml

→ 4,3344 mg/0,1 ml

→ 43,34 mg/ml

2. Dosis Ekstrak Herba Sambiloto (Andrographidis Herba)

Dosis ekstrak untuk tikus (200 gram) adalah 0.5 gr. = 200/1000 x 0.5g = 0.1 g/kgBB.

(Depkes RI, 2004)

Konversi tikus 200 gram ke mencit 20 gram = 0.14

Dosis mencit 20 gram = 0.1 x 0.14

= 0.014 gram

= 14 mg.

(16)

Dosis mencit 27.4 gram = 27.4/20 x 14 mg = 19.18 mg/100ml

= 1000/27.4 x 19.18

= 700 mg/kgBB

= 0.7 g/kgBB.

Dosis untuk hewan coba :

Dosis 1 = 0.7 g/kgBB

Dosis 2 = 1.4 g/kgBB

Dosis 3 = 2.8 g/kgBB

3. Dosis Glibenklamid :

Dosis Glibenklamid untuk manusia : 5 mg

Konversi dosis manusia ke mencit dengan berat badan ± 20 gr = 0,0026 → Untuk mencit 20 gram = 5 mg x 0,0026

= 0,013 mg

Untuk dosis 1 kg BB mencit = 1000/20 x 0,013 mg

= 0,65 mg/kgBB mencit

Untuk dosis 27,4 gram = 27,4/20 x 0,013 mg

= 0,01781 mg

Volume lambung mencit = 0,5 ml

Dosis untuk mencit = 0,01781 mg / 0,5 ml

(17)

LAMPIRAN VI

HASIL UJI STATISTIK

EFEK EKSTRAK DAUN SAMBILOTOTERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH

1. Kadar Glukosa Setelah Induksi

Oneway

Descriptives

Kadar Glukosa Darah Setelah Induksi Aloksan

5 268.60 139.18 62.24 95.78 441.42 158 454

5 328.80 129.27 57.81 168.29 489.31 186 470

5 328.00 156.54 70.00 133.63 522.37 149 486

5 359.00 135.78 60.72 190.41 527.59 128 474

5 268.20 111.97 50.08 129.17 407.23 131 439

25 310.52 128.93 25.79 257.30 363.74 128 486

Eks. Sambiloto D-1

Test of Homogeneity of Variances

Kadar Glukosa Darah Setelah Induksi Aloksan

.740 4 20 .576

Levene Statistic df1 df2 Sig.

(18)

ANOVA

Kadar Glukosa Darah Setelah Induksi Aloksan

32691.440 4 8172.860 .446 .774

366240.800 20 18312.040

398932.240 24

Between Groups Within Groups Total

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Kadar Glukosa Darah Setelah Induksi Aloksan

Tukey HSD

-60.20 85.59 .953 -316.31 195.91

-59.40 85.59 .955 -315.51 196.71

-90.40 85.59 .826 -346.51 165.71

.40 85.59 1.000 -255.71 256.51

60.20 85.59 .953 -195.91 316.31

.80 85.59 1.000 -255.31 256.91

-30.20 85.59 .996 -286.31 225.91

60.60 85.59 .952 -195.51 316.71

59.40 85.59 .955 -196.71 315.51

-.80 85.59 1.000 -256.91 255.31

-31.00 85.59 .996 -287.11 225.11

59.80 85.59 .954 -196.31 315.91

90.40 85.59 .826 -165.71 346.51

30.20 85.59 .996 -225.91 286.31

31.00 85.59 .996 -225.11 287.11

90.80 85.59 .824 -165.31 346.91

-.40 85.59 1.000 -256.51 255.71

-60.60 85.59 .952 -316.71 195.51

-59.80 85.59 .954 -315.91 196.31

-90.80 85.59 .824 -346.91 165.31

(J) Kelompok Perlakuan

(19)

Homogeneous Subsets

Kadar Glukosa Darah Setelah Induksi Aloksan

Tukey HSDa

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000. a.

2. Persentase Penurunan Kadar Glukosa Setelah Perlakuan 7 Hari

Oneway

Descriptives

Penurunan Kadar Glukosa Darah Setelah Perlakuan 7 Hari]

5 53.00 25.61 11.45 21.20 84.80 12 74

5 112.40 25.93 11.60 80.21 144.59 81 144

5 163.00 131.74 58.92 -.58 326.58 43 362

5 .40 11.97 5.35 -14.46 15.26 -13 17

5 145.40 86.31 38.60 38.23 252.57 44 280

25 94.84 90.37 18.07 57.54 132.14 -13 362

Eks. Sambiloto D-1

Test of Homogeneity of Variances

Penurunan Kadar Glukosa Darah Setelah Perlakuan 7 Hari]

4.222 4 20 .012

Levene Statistic df1 df2 Sig.

(20)

ANOVA

Penurunan Kadar Glukosa Darah Setelah Perlakuan 7 Hari]

90899.760 4 22724.940 4.324 .011

105111.600 20 5255.580

196011.360 24

Between Groups Within Groups Total

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Penurunan Kadar Glukosa Darah Setelah Perlakuan 7 Hari]

Tukey HSD

-59.40 45.85 .697 -196.60 77.80

-110.00 45.85 .156 -247.20 27.20

52.60 45.85 .780 -84.60 189.80

-92.40 45.85 .295 -229.60 44.80

59.40 45.85 .697 -77.80 196.60

-50.60 45.85 .803 -187.80 86.60

112.00 45.85 .145 -25.20 249.20

-33.00 45.85 .949 -170.20 104.20

110.00 45.85 .156 -27.20 247.20

50.60 45.85 .803 -86.60 187.80

162.60 * 45.85 .015 25.40 299.80

17.60 45.85 .995 -119.60 154.80

-52.60 45.85 .780 -189.80 84.60

-112.00 45.85 .145 -249.20 25.20

-162.60 * 45.85 .015 -299.80 -25.40

-145.00 * 45.85 .035 -282.20 -7.80

92.40 45.85 .295 -44.80 229.60

33.00 45.85 .949 -104.20 170.20

-17.60 45.85 .995 -154.80 119.60

145.00 * 45.85 .035 7.80 282.20

(J) Kelompok Perlakuan

The mean difference is significant at the .05 level. *.

(21)

Homogeneous Subsets

Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Setelah Perlakuan 7 Hari

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

a.

Oneway

Descriptives

Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Setelah Perlakuan 7 Hari

5 25.43 14.85 6.64 6.99 43.87 3 40

5 39.33 18.54 8.29 16.31 62.34 18 62

5 44.12 19.53 8.73 19.87 68.36 25 74

5 -.59 3.57 1.60 -5.03 3.85 -5 4

5 51.29 13.95 6.24 33.97 68.62 34 64

25 31.92 23.28 4.66 22.31 41.52 -5 74

Eks. Sambiloto D-1

Test of Homogeneity of Variances

Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Setelah Perlakuan 7 Hari

3.101 4 20 .039

Levene Statistic df1 df2 Sig.

(22)

ANOVA

Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Setelah Perlakuan 7 Hari

8389.823 4 2097.456 9.096 .000

4611.758 20 230.588

13001.581 24

Between Groups Within Groups Total

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

F 0.05(4,20) = 2.86

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Setelah Perlakuan 7 Hari Tukey HSD

-13.90 9.60 .606 -42.64 14.84

-18.69 9.60 .327 -47.43 10.05

26.02 9.60 .088 -2.72 54.75

-25.87 9.60 .091 -54.61 2.87

13.90 9.60 .606 -14.84 42.64

-4.79 9.60 .987 -33.53 23.95

39.92 * 9.60 .004 11.18 68.66

-11.97 9.60 .725 -40.70 16.77

18.69 9.60 .327 -10.05 47.43

4.79 9.60 .987 -23.95 33.53

44.70 * 9.60 .001 15.97 73.44

-7.18 9.60 .942 -35.92 21.56

-26.02 9.60 .088 -54.75 2.72

-39.92* 9.60 .004 -68.66 -11.18

-44.70* 9.60 .001 -73.44 -15.97

-51.88* 9.60 .000 -80.62 -23.14

25.87 9.60 .091 -2.87 54.61

11.97 9.60 .725 -16.77 40.70

7.18 9.60 .942 -21.56 35.92

51.88 * 9.60 .000 23.14 80.62

(J) Kelompok Perlakuan

The mean difference is significant at the .05 level. *.

(23)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Michael Jonathan

Nomer Pokok Mahasiswa : 0310031

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta 13 Januari 1983

Alamat : Jl. Sarimanah 1 blok 14/115A

Sarijadi – Bandung

Riwayat Pendidikan

Taman Kanak-Kanak Trijaya, Jakarta, lulus tahun 1989

SD Kristen Strada Bhakti Utama. Jakarta, lulus tahun 1995

SLTP Kristen Strada Bhakti Utama. Jakarta, lulus tahun 1998

SMUN 47, Jakarta, lulus tahun 2001

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung

(24)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes mellitus (DM) adalah sekumpulan gejala akibat dari gangguan metabolisme tubuh yang ditandai oleh keadaan hiperglikemi. DM dapat disebabkan oleh faktor genetik, faktor lingkungan, dan gaya hidup. Faktor yang memberikan kontribusi pada hiperglikemia dapat berupa berkurangnya sekresi insulin, menurunnya penggunaan glukosa, serta peningkatan pembentukan glukosa. Penyakit DM dapat menyebabkan gangguan pada berbagai sistem organ yang dapat sangat membebani individu yang menderita penyakit ini (Powers, 2005).

DM ditandai dengan keadaan hiperglikemik kronik, yang mana kadar glukosa darah lebih tinggi dari normal. Keadaan ini berhubungan dengan terjadinya metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang tidak normal dalam tubuh, serta adanya gangguan hormonal seperti insulin, glukagon, kortisol dan hormon pertumbuhan (Badan POM RI, 2006). Menurut World Health Organization (WHO), kurang lebih 171 juta orang di seluruh dunia menderita diabetes. Jumlah ini meningkat dengan pesat, diperkirakan pada tahun 2030, angka penderita DM ini akan meningkat dua kali lipat. Peningkatan jumlah penderita diabetes di negara berkembang, sejalan dengan arus perpindahan penduduk ke kota-kota besar dan perubahan pola hidup di masyarakat (WHO, 2006).

Pengobatan penyakit DM harus dijalani seumur hidup, dengan biaya pengobatannya cukup tinggi. Mengingat hal tersebut, maka perlu pemanfaatan sumber daya alam sebagai obat alternatif untuk menurunkan kadar glukosa darah yang relatif murah dan mudah didapat. Sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan sebagai obat alternatif untuk mengatasi berbagai penyakit adalah tanaman obat yang banyak tumbuh di Indonesia.

(25)

2

Tanaman obat yang secara empiris digunakan untuk mengobati DM, diduga memiliki efek untuk menurunkan kadar glukosa darah, antara lain brotowali (Tinospora crispa L Miers.), kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.), jombang ( Taraxacum officinale Weber et Wiggers.), pare (Momordica charantia Linn.), salam (Syzygium polyanthum Wright.), sambiloto (Andrographis paniculata [Burm f.] Nees.), mengkudu (Morinda citrifolia Linn.) dan terakhir yang sedang populer adalah buah merah (Pandanus conoideus Lam) dari Papua (A. S. Wibowo, 2006).

Penulis tertarik untuk meneliti salah satu dari tanaman tersebut yaitu Sambiloto (Andrographis paniculata [Burm f.] Ness), yang dalam penelitian ini akan digunakan herba Sambiloto (Andrographidis herba).

1.2 Identifikasi Masalah

1. Apakah ekstrak herba Sambiloto menurunkan kadar glukosa darah.

2. Bagaimana potensi penurunan kadar glukosa darah oleh ekstrak herba Sambiloto dibandingkan dengan Glibenklamid.

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Maksud : mengembangkan pengobatan tradisional dengan menggunakan herba Sambiloto untuk menurunkan kadar glukosa darah.

2. Tujuan : mengetahui efek ekstrak herba Sambiloto terhadap penurunan kadar glukosa darah.

(26)

3

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Akademis

Untuk menambah pengetahuan mengenai farmakologi tanaman obat yang dapat memberikan efek terapi, khususnya herba Sambiloto sebagai obat alternatif untuk penurunan kadar glukosa darah.

1.4.2 Manfaat Praktis

Herba Sambiloto dapat digunakan sebagai salah satu obat alternatif untuk menurunkan kadar glukosa darah.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Diabetes mellitus (DM) merupakan sindroma yang ditandai dengan adanya hiperglikemi kronik, disertai dengan gangguan metabolisme glukosa, lemak dan protein yang dihubungkan dengan defek sekresi insulin. Hiperglikemi dapat meningkatkan konsentrasi radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas adalah atom, molekul, atau senyawa yang dapat berdiri sendiri dan sangat reaktif. Radikal bebas penting untuk reaksi metabolisme sel, fungsi fagositik sel, dan transduksi sinyal. Namun bila radikal bebas terdapat dalam jumlah yang berlebihan akan menimbulkan gangguan dalam tubuh (Andi Wijaya, 1999).

Radikal bebas di dalam tubuh, diproduksi terus menerus melalui metabolisme sel, proses peradangan, dan proses lain (Andi Wijaya, 1999). Pada individu yang sehat terdapat antioksidan di dalam sel maupun cairan ekstraseluler yang berfungsi untuk melawan efek radikal bebas. Sistem antioksidan dalam tubuh manusia melindungi jaringan dari efek radikal bebas, tetapi kadang jumlah antioksidan yang dihasilkan tubuh tidak seimbang dengan jumlah radikal bebas yang meningkat, contohnya pada penderita DM, untuk itu perlu untuk mengkonsumsi antioksidan dari luar.

(27)

4

Kandungan kimia herba Sambiloto adalah diterpen laktone dan flavonoid (Chang&But, 1987, Tang.W, 1992, Mills,Bane, 2000). Diterpen lactone terdiri dari andrografolid, neoandrografolid, dan deoksiandrografolid (Badan POM RI, 2004). Andrografolid merupakan komponen utama dari diterpen lakton. Andrografolid yang diisolasi dari daun sambiloto yang diberikan secara subkutan dan peroral pada tikus diabetes, dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus pada level normal (Tang W., 1992).

Flavonoid yang terdapat dalam herba sambiloto merupakan derivat flavon, yang berhasil diisolasi adalah polimetoksiflavon, andrografin, panikulin, mono-O-metilwithin dan apigenin-7-4-dimetileter (Chang, But, 1987, Setiawan Dalimarta, 2002). Flavonoid dapat berperan sebagai sistem pertahanan antioksidan hepatoseluler (Depkes RI, 2004), juga bertindak sebagai pelindung yang baik terhadap radikal hidroksi dan superoksida dan dengan demikian melindungi lipid membran terhadap reaksi yang merusak (Robinson, T, 1995). Flavonoid berperan sebagai antioksidan terhadap radikal bebas dengan memutus rantai reaksi radikal. Karena dalam sambiloto terdapat andrografolid dan flavonoid maka sambiloto dapat berperan dalam menurunkan kadar glukosa darah.

1.5.2 Hipotesis

1. Ekstrak herba Sambiloto dapat menurunkan kadar glukosa darah.

2. Potensi penurunan kadar glukosa darah ekstrak sambiloto setara dengan glibenklamid.

(28)

5

1.6 Metodologi

Desain penelitian prospektif eksperimental sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), bersifat komparatif. Metode yang digunakan untuk pengukuran kadar glukosa darah adalah uji diabetes aloksan. Data yang diukur adalah kadar glukosa darah dalam mg/dl setelah induksi aloksan dan diberi perlakuan selama 7 hari. Analisis data dengan ANAVA satu arah, yang apabila ada perbedaan yang signifikan dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey HSD dengan α=0.05 menggunakan program SPSS 11.0.

1.7 Lokasi dan Waktu

Lokasi : Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Waktu : Bulan Maret 2006- Febuari 2007.

(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

• Ekstrak herba sambiloto dapat menurunkan kadar glukosa darah pada mencit dan

• Ekstrak herba sambiloto dosis-2 dan dosis-3 potensinya setara dengan glibenklamid.

5.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan : 1. Menggunakan hewan coba lain

2. Fraksinasi dengan pelarut yang berbeda 3. Menggunakan metoda lain seperti TTGO 4. Uji Klinis Ekstrak Herba Sambiloto.

(30)

DAFTAR PUSTAKA

A. Wibowo.S. Obat alami asli Indonesia bagi penderita diabetes. http://www.suarapembaruan.com/News/2005/05/01/Kesehata/kes.htm. 15 Mei 2006.

American Diabetes Association. 2004. Types of Diabetes Melitus. http://www.diabetes.org/type-1-diabetes.jsp. 9 Mei 2006.

Andy Wijaya. 1999. Free radicals and antioxidant status. In : Jakarta diabetes meeting 1996, 1997, 1998. Jakarta : Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI. h.10-3.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. http://www.pom.go.id/public/berita_aktual/detail.asp?id=74&qs_menuid=2. 9 Mei 2006.

Bruneton, 1999. Pharmacognosy phytochemistry medicinal plants. Edisi 2. Prancis : Lavoiser Publishing. h.322-4.

Chang, But. 1986. Pharmacology and Aplications of Chinese Materia Medica. 1st.ed. Hongkong : World Scientific. h. 918-24.

Depkes RI. 2000. Acuan Sediaan Herbal. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. h.99-101.

Depkes RI. 2004. Kajian Potensi Tanaman Obat. Badan Penelitian dan Perkembangan Kesehatan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi dan Obat Tradisional. h.35.

Elfahmi, et. al. The Indonesian Tradisional HerbalMedicine www.pom.go.id/oaie/index.asp?aksi=literatur&hlm=1 15 Agustus 2006.

Guyton, Arthur C., Hall, John E. 1997. Insulin, glukagon, dan diabetes melitus dalam Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakrta. EGC. h. 1221-37.

Khemas Ali Hanafiah. 1991. Rancangan percobaan, teori, dan aplikasi. Jakarta : Rajawali Press.

Markham K.r. 1988. Cara mengidentifikasi flavonoid. Bandung : ITB. h.3,15.

Materia Medika Indonesia Jilid III. 1979. Andrographis paniculata Ness. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. h.20-1.

(31)

49

Mazandaran University of Medical Sciences. 2006. Antioxidant Activity, Fenol and Flavonoid contens of some Selected Iranian Medical Plants.

http://taylorandfrancis.metapress.com/(tgkyyv554b1sctju0vgxnx45)/app/home/contr ibution.asp?referrer=parent&backto=issue,6,9;journal,27,105;linkingpublicationres ults,1:103554,1. 15 Agustus 2006.

Mills, Bone. 2000. Principles and Practice of Phytotheraphy. Churchill Livingstone Pub.. h.262-3.

PERKENI. 2002. Konsensus penatalaksanan DM tipe 2 di Indonesia. h.1-32.

Powers. 2005. Diabetes mellitus. Dalam : Dennis L. Kasper, Eugene Braunwald, Anthony S. Fauci, Stephen L. Hauser, Dan L. Longo, et all, eds. Harrison’s Principles of internal medicine. New York: McGraw-Hill. p. 2153-80.

Robinson T. 1995. Kandungan organik tumbuhan tinggi. Edisi 6. Bandung: Penerbit ITB. h.191-193.

Rodney C. Ruhe, Roger B. McDonald. Use of antioxidant nutrients in the prevention and

treatment of type 2 diabetes. http://intl.jacn.org/cgi/content/full/20/suppl_5/363S09/mei. 26 April 2001.

Sarwono Waspadjie. 2003. Gambaran klinis diabetes mellitus. Dalam : Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. h. 586-8.

Setiawan Dalimarta. 2002. Atlas tumbuhan obat Indonesia. Jilid 1. Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara. h. 121-125.

Slamet Suyono. 2003. Masalah diabetes di Indonesia. Dalam : Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta. Balai Penerbit FKUI. h. 571-85.

Soegondo Sidartawan, Soewondo Pradana, Subekti Imam. 1995. Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Jakarta. Balai Penerbit FKUI. h.1-168.

Sudarsono et. al. 1996. Tanaman Obat. Yogyakarta : Pusat Penelitian Obat Tradisional Universitas Gajah Mada. h.38-42.

Tang W., Eisenbrand G. 1992. Chinese Drugs og Plant Origin. Hongkong : Springer-Verlag. h.97-102.

Triplitt C. L, Rosner C. A, Isley W. L. 2005. Pharmacotheraphy A Patophysiologic Approach. 6th. Ed. United State Of Amerika: Mc Graw-Hill Medical Publishing Division. h.1333-63.

Vademikum Bahan Obat Alam. 1989. Andrographis paniculata Nees. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. h.256-7.

(32)

50

Wikipdia. 2007. Apigenin. http://en.wikipedia.org/wiki/Apigenin. 9 Januari 2007.

World Health Organization. 2006. Diabetes Melitus. http://en.wikipedia.org/wiki/Diabetes.html 9 Mei 2006.

World Health Organization. 2006. Structure-Radical Scaveging Activity Relationship of Flavonoids.

www.who.int/bookorders/anglais/detart1.jsp?sesslan=1&codlan=1&codcol=15&co dcch=460 15 Agustus 2006.

Referensi

Dokumen terkait

L Dalam penulisan daftar pustaka dan footnote sering kita op.cit dan loc.cit, Jelaskan menggunakan istilah ibid, istilah_istilah tersebut J&#34;i.*irg_masing.

“Analisis Pengaruh Kebijakan Pendanaan, Kebijakan Dividen dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Set Kesempatan Investasi (IOS) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

Sampai saat ini telah berdiri lebih kurang 20 lapangan futsal diantaranya adalah HBT Futsal, Rafhely Futsal, Golden Futsal, Olaria Sport Centre, Yaser

Harbinsn di Desa Raws Denok, Depok, Jaws Barat Nama Mahasiswa Syaiful Jamal.. Nomor Pokok

Ketua Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah. Tanggal Lulus : 24 Mei

objek penelitian dengan judul: “Pengaruh Citra Destinasi Terhadap Intensi Berkunjung Kembali Wisatawan Dengan Kepuasan Terhadap Sport Event Sebagai Variabel

Sedangkan pada Gambar 2 terlihat jelas bahwa tidak terdapat hubungan interaksi antara dukungan sosial teman sebaya dan kontrol diri pada siswa dengan jenis kelamin perempuan,

Alur yang diceritakan dalam novel Dewi Kawi diawali saat peristiwa perayaan ulang tahun Juragan Eling yang ke-56. Juragan Eling memanggil Podo, adiknya dan