• Tidak ada hasil yang ditemukan

Book Design "Tita dan Peri Balet".

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Book Design "Tita dan Peri Balet"."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

YUSANTA YOSWARA / 0564187

Proses Perancangan Book Design “Tita dan Peri Balet”

Anak kecil pada umumnya senang mencoba aktivitas yang sangat beragam, seperti menari, melompat-lompat dan bernyanyi. Balet merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan kegiatan gerak tubuh anak. Dengan mempelajari balet, sang anak dapat mengikuti irama musik, merangsang sang anak untuk menyukai dan memahami musik dan mempunyai tingkat sensitivitas yang tinggi (perasa dalam hal positif)

Oleh sebab itu, untuk menjawab persoalan yang ada, maka tema balet ini diangkat dalam media buku dengan bertujuan untuk menarik minat anak-anak untuk mempelajari balet, karena banyak manfaat dapat diperoleh dengan mempelajari balet.

Buku ini dibuat karena anak suka mendengarkan cerita atau dongeng. Dengan buku cerita, anak akan mempunyai minat yang lebih untuk menyukai dan berkeinginan untuk belajar balet.

(2)

ABSTRACT

YUSANTA YOSWARA / 0564187

Planning Process Book Design “Tita and Ballerina Fairy”

Children usually like to try different activities, such as dancing, jumping around, and singing. Ballet is one facility to improve children’s body moving activities. By studying ballet, the child can follow the rythym of music, stimulating the child to like and understand music and to have a high sensitivity (sensitive in positive things).

Because of the problem above, this ballet theme is brought into book media with a purpose to attract children’s interest in learning ballet, because a lot of benefits can be gained from learning ballet.

This book is made because children like to hear stories or tales. With a story book, children will have a greater interest to like and interested in learning ballet.

(3)

DAFTAR ISI

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Rumusan Masalah ... 5

1.4 Batasan Masalah... 6

1.5 Tujuan Perancangan ... 6

1.6 Ruang Lingkup Peranacangan ... 6

1.7 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data... 7

1.7.1 Sumber Data... 7

1.7.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data... 7

1.8 Sistematika Penulisan ... 8

(4)

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Seputar Balet ... 12

2.2 Desain Grafis (Desain Komunikasi Visual)... 19

2.3 Buku ... 21

2.4 Psikologi dan Perkembangan Anak ... 32

2.4.1 Psikologi Anak ... 32

2.4.2 Perkembangan Anak ... 33

2.4.3 Buku, Orang Tua dan Anak ... 35 4.1 Perencanaan Media ... 40

4.2 Perencanaan Kreatif ... 41

4.3 Konsep Verbal ... 42

(5)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

6.1 Kesimpulan ... 56

6.2 Saran... 56

6.2.1 Diri Sendiri... 56

6.2.2 Civitas Akademika ... 57

6.2.3 Masyarakat secara umum... 57

6.2.4 Untuk Masukan pada Penelitian Selanjutnya... 57

DAFTAR PUSTAKA ... xii LAMPIRAN

(6)

DARTAR TABEL

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 01. Cover Buku ... 44

Gambar 02. Judul Buku... 45

Gambar 03. Halaman 1 dan 2... 45

Gambar 04. Halaman 3 dan 4... 46

Gambar 05. Halaman 5 dan 6... 46

Gambar 06. Halaman 7 dan 8... 47

Gambar 07. Halaman 9 dan 10... 47

Gambar 08. Halaman 11 dan 12... 48

Gambar 09. Halaman 13 dan 14... 48

Gambar 10. Halaman 15 dan 16... 49

Gambar 11. Halaman 17 dan 18... 50

Gambar 12. Halaman 19 dan 20... 50

Gambar 13. Halaman 21 dan 22... 51

Gambar 14. Poster ... 52

Gambar 15. Packaging tampak dibuka... 52

Gambar 16. Packaging tampak depan ... 53

Gambar 17. Stiker Label Nama... 53

Gambar 18. Mainan Baju-bajuan ... 54

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

(9)

Perkembangan psikomotorik pada anak kecil membuat keterampilan geraknya menjadi lebih luwes, mulai dapat mengontrol diri sendiri dan dapat menjadi lebih berkembang. Pada masa ini anak belajar tentang dunianya lebih luas dan mulai dapat menguasai tanggung jawab, mulai memahami aturan, mulai menguasai proses berpikir logis, mulai menguasai keterampilan baca tulis, dan lebih maju dalam memahami diri sendiri, dan pertemanan.

Balet merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan kegiatan gerak tubuh anak. Dengan belajar balet, anak dapat mengikuti irama musik, merangsang anak untuk menyukai dan memahami musik, dan mempunyai tingkat sensitivitas yang bagus (perasa dalam hal positif). Menari balet membuat badan anak menjadi sehat, bagus, dan lentur. Balet juga merupakan dasar dari semua tarian dari tarian di seluruh dunia, bila sudah menguasai balet maka akan mudah untuk belajar tarian lain (misalnya tari daerah). Indonesia berpotensi memiliki balet khas karena mempunyai beragam tarian daerah yang jumlahnya ratusan. Kalau dipadukan dengan balet klasik bisa menghasilkan akulturasi balet modern yang tidak ada di negara lain. Menurut pimpinan dan Direktur Artistik Sekolah Balet Namarina yaitu Maya Tamara, banyak hal dapat digali dari tarian balet, misalnya melatih anak-anak untuk lebih sabar, mengerti seni, dan melatih "gesture" untuk menyampaikan pesan tanpa berkata-kata kepada penonton.

(10)

terus-menerus, anak terbiasa dapat menahan diri serta dilatih untuk bisa menguasai dan mengendalikan dirinya dengan baik.

Selain itu, balet juga berpengaruh dalam membentuk kecerdasan sosial bagi anak. Latihan balet juga mengajari anak untuk pandai bersosialisasi, berkelompok, dan bekerjasama. Kecerdasan spiritual pun dapat turut terbentuk dengan baik melalui latihan balet karena ada makna-makna yang bersifat spiritual yang diajarkan dan disisipkan dalam tema-tema pementasan balet, misalnya kebaikan hati, saling memaafkan, dan sebagainya. Hal ini perlu dikembangkan pada anak-anak Indonesia karena suatu saat mereka juga akan sampai pada suatu jaringan internasional balet dan ini baik untuk mereka. Manfaat lainnya dari balet bisa jadi sarana refreshing dan menyegarkan otak karena pengaruh musik klasik yang mengiringi setiap tarian balet. Yang terpenting adalah tidak menghalangi minat anak, bila anak mempunyai keinginan kuat untuk berlatih balet maka sebaiknya dituruti dan diarahkan karena kemungkinan besar bakat sang anak ada di bidang itu.

Oleh karena itu, anak-anak perlu diperkenalkan dengan balet. Dengan berlatih balet, anak dilatih untuk mengendalikan dirinya dengan baik, kecerdasan emosional anak jadi lebih terasah, dan mengajarkan anak agar pandai bersosialisasi dan bekerja sama. Balet juga membuat tubuh sang anak menjadi sehat, lebih luwes, bagus, dan lentur.

(11)

melalui buku cerita sebagai bentuk dokumentasi. Dengan buku cerita, anak jadi lebih tertarik untuk menyukai balet dan mau belajar balet. Oleh karena itu, buku cerita ini dibuat untuk memberikan informasi dan pengetahuan balet yang bersifat fun. Selain itu juga, buku cerita dapat membantu orang tua untuk memperkenalkan balet kepada anaknya. Buku ini juga dapat berfungsi sebagai penghubung interaksi dan komunikasi orang tua terhadap anaknya.

Buku dapat memberikan gaya visual dari tari balet. Di dalam buku dapat ditampilkan teknik-teknik yang berhubungan dengan tari balet sehingga menjadi alat untuk menarik anak-anak untuk belajar balet. Dari buku itu, diharapkan anak-anak akan suka dan memutuskan untuk belajar balet tetapi bukan untuk menjadi pebalet professional. Buku cerita ini juga punya peran untuk membuat balet menjadi lebih lucu, unik, colourfull, dan lain-lain.

(12)

1.2Identifikasi Masalah

Setelah melihat latar belakang diatas, maka identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut :

• Pada umur 5 tahun anak- anak senang banyak mencoba hal-hal yang baru

dan memiliki rasa ingin tahu yang besar didukung dengan berbagai macam aktivitas.

• Balet merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan kegiatan gerak

tubuh anak.

• Balet merangsang aktivitas seni (tari), olahraga, kelenturan, dan

kesabaran.

• Peran orang tua dalam memotivasi anak untuk belajar balet.

1.3 Rumusan Masalah

Balet walaupun namanya sudah sering didengar, masih banyak yang belum paham teknik dasar balet. Apalagi orang tua sangat membutuhkan media atau cara penyampaian kepada anak- anaknya tentang balet.

• Bagaimana anak mengenal dan menyukai balet melalui cerita anak? • Bagaimana anak mengetahui teknik dasar dalam balet?

• Bagaimana unsur persahabatan menjadi bagian dalam merangkai cerita

(13)

1.4Batasan Masalah

Setelah melihat permasalahan di atas, maka batasan masalahnya adalah sebagai berikut :

• Materi book design balet ini berisi tentang teknik balet dasar untuk

anak-anak akan tetapi untuk dapat memenuhi informasi tentang balet terdapat 3 buku yaitu: beginner, intermediate, dan advance berdasarkan segmentasi umur.

• Tempat-tempat kursus balet yang berlokasi di Bandung.

• Penelitian dilakukan di Bandung.

• Untuk Tugas Akhir saat ini, book design balet ini hanya dibuat 1 seri,

untuk anak usia 5 - 7 tahun, khususnya anak perempuan.

1.5Tujuan Perancangan

Adapun tujuan perancangannya adalah sebagai berikut :

• Anak mengenal dan menyukai balet melalui cerita anak. • Anak mengetahui teknik dasar dalam balet dan tahapannya.

• Unsur persahabatan menjadi bagian dalam merangkai cerita tentang balet.

1.6 Ruang Lingkup Perancangan

(14)

Alasan pemilihan segmentasi ini karena pada usia ini anak gerak tubuhnya masih lentur dan mudah diatur. Bahkan konsentrasi, kesabaran, dan daya ingat si anak akan lebih terasah.

1.7 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 1.7.1 Sumber Data

Sumber data yang dipakai berupa artikel dan pengamatan yang berasal dari situs-situs web, tokoh balet Indonesia, buku-buku yang terkait tentang topik yang bersangkutan, dan forum terkait yang ada di dalam internet.

1.7.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Pada akhir ini, metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan teknik pengumpulan data yang melibatkan interaksi komunikatif, baik itu terstruktur maupun tidak. Contohnya adalah wawancara dan observasi.

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

(15)

2. Observasi

Observasi dilakukan dengan cara pengamatan yang digunakan dalam rangka mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam suatu penelitian, merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya suatu rangsangan tertentu yang diinginkan, atau studi yang disengaja dan sistematis tentang suatu keadaan atau fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat. Observasi dilakukan dengan melihat secara langsung di tempat kursus balet Coppelia di Jalan Rumentangsiang, sekolah-sekolah Taman Kanak-kanak di Bandung, dan lain-lain.

3. Studi Kepustakaan

Studi Kepustakaan adalah membaca, mempelajari, dan mengumpulkan keterangan dari berbagai literatur dengan masalah yang diteliti. Studi Kepustakaan yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan di perpustakaan dan buku-buku yang ada di toko buku.

1.8 Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

(16)

perancangan. Data-data tentang balet didapat dari sumber data dan penelitian dilakukan dengan teknik pengumpulan data. Setelah data-data diperoleh dibuat tabel kerangka berpikir.

Bab II Landasan Teori

Dalam bab II ini menggunakan beberapa teori untuk memperkuat konsep book design dengan mengkaji berbagai sumber pustaka, sehingga diperoleh gagasan awal sebagai dasar perancangan.

Bab III Tinjauan Empirik

Dalam bab III ini berisi kesimpulan dari kenyataan yang diperoleh dari data yang telah didapat dari lapangan.

Bab IV Konsep Perancangan

Dalam bab IV menjelaskan gagasan awal berupa dasar pemikiran bagi perancangan. Pemecahan masalah dituangkan ke dalam bentuk visualisasi buku yang mengambil tema tentang balet.

Bab V Visualisasi Karya

(17)

Bab VI Kesimpulan dan Saran

Dalam bab VI berisi kesimpulan tentang data-data yang sudah diperoleh dan saran untuk diri sendiri dan masyarakat secara umum.

(18)
(19)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan

Setelah mengumpulkan berbagai data dan menganalisanya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Buku merupakan salah satu media yang tepat sebagai sarana informasi dalam pembelajaran karena buku merupakan media yang praktis untuk dibawa. 2. Balet merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan kegiatan gerak

tubuh anak.

3. Dengan mengajarkan balet sejak dini, anak terbiasa dapat menahan diri serta dilatih untuk bisa menguasai dan mengendalikan dirinya dengan baik.

6.2Saran

6.2.1 Diri sendiri

1. Lebih terampil dalam segala hal.

2. Pada proses visualisasi sebaiknya gaya desain yang dipergunakan harus dipertimbangkan terlebih dahulu agar sesuai dengan target sasaran dan terlihat menarik.

(20)

4. Agar dapat memikirkan visual yang tepat untuk menciptakan sesuatu karya yang baru.

6.2.2 Civitas Akademika

1. FSRD UK Maranatha dapat lebih sering mengadakan acara open house. 2. Supaya Universitas Kristen Maranatha dapat memperbaiki sistem yang

sudah ada, dan sistem administratif yang kurang berjalan dengan baik.

6.2.3 Masyarakat secara umum

Saran untuk masyarakat secara umum yaitu mengenal balet sebagai suatu kegiatan positif yang ada di Indonesia khususnya di Bandung.

6.2.4 Untuk Masukan pada Penelitian Selanjutnya

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Thomas, Annabel, 1986. An Usborne Guide Ballet. USA, EDC Publishing

Hurlock, Elizabeth B, 1980. Psikologi Perkembangan Edisi Kelima.

Penerbit Erlangga, Jakarta.

Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Jilid 2. Penerbit Erlangga,

Jakarta.

Zulkifli, 1995. Psikologi Perkembangan. PT. Remaja Rosadakarya,

Bandung.

Chaniago, 1996, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Bandung : Pustaka

Setia.

Arleen. A, 2008. The Perfect Cakes. Jakarta, Wortel Book Publishing.

Vyas, Preeta, 2008. Three Little Friends. Jakarta, Penerbit : Elex Media

Computindo.

(22)

www.tipsdesain.com

Gambar

Tabel  01. Tabel Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan item pada variabel gaya kepemimpinan demokratis dimana pimpinan memberikan kesempatan pada karyawan untuk menyampaikan ide atau masukan merupakan hal

Pusat Promosi Kerajinan Batik, tidak hanya digunakan untuk kegiatan promosi saja, melainkan juga dapat digunakan untuk sarana kegiatan wisata budaya dengan tujuan untuk lebih

Kaunang (2013), dalam penelitiannya dengan judul: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan menggunakan Rasio Profitabilitas dan Economic Value Added pada

Maka dari itu butuh upaya kerjasama dalam mengatasi perdagangan perempuan yang terjadi, bentuk kerjasama ini seperti upaya pencegahan agar tidak terjadi kembali

Dans cette recherche l’auteur centre l’attention sur les similarités et différences du verbe transitif- intransitif Français et Indonésien.Pour analyser des données,

Perbandingan antara energi suara yang diserap oleh suatu bahan dengan energi suara yang datang pada permukaan bahan tersebut didefenisikan sebagai koefesien absorpsi

Meski berstatus sebagai kota, potensi pertanian di Kota Serang masih dapat dikembangkan sebagai salah satu basis perekonomian rakyat khususnya pertanian tanaman pangan

m~nJadi sinyal audto, maka sound .-.;:rd ini akan dapat difungsikan untuk mengirim data dengan kccepatan transmisi tertentu. Dalam tugas akhir ini akan dtbahas