• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Interior Biara SSCC Dengan Konsep Inkulturasi Nilai Religius Katolik Dan Budaya Jawa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Interior Biara SSCC Dengan Konsep Inkulturasi Nilai Religius Katolik Dan Budaya Jawa."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

ABSTRAK

Biara Katolik SSCC di Yogyakarta merupakan salah satu fasilitas sosial religius yang ditujukan untuk tempat tinggal dan pelatihan para calon imam. Biara ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan iman Katolik di antara umatnya, sekaligus berperan serta dalam lingkungan di mana biara tersebut berada. Hal ini sesuai dengan salah satu jiwa imamat yang dilatih dan dibina pada biara-biara Katolik yaitu misioner yang memasyarakat. Misi biara ini bertujuan bukan untuk mengisolasi diri dari kehidupan di sekitarnya, melainkan untuk berinteraksi dan melakukan pelayanan di tengah-tengah komunitas masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya.

Sesuai dengan pandangan Katolik sesudah Konsili Vatikan II yang menganjurkan untuk menghormati, membuka diri, dan menerima unsur-unsur kebudayaan setempat melalui inkulturasi, dan juga untuk mendukung misi yang memasyarakat, maka fasilitas Biara SSCC sepantasnya dapat merangkul unsur budaya lokal (yaitu budaya Jawa) untuk dipadankan ke dalam nilai religius Katolik. Dengan prinsip inkulturasi ini, maka akan tercipta hubungan timbal balik antara nilai religius Katolik dengan budaya Jawa. Kedua unsur tersebut akan saling memperkaya satu sama lain, selama makna yang diintegrasikan sejalan.

(2)

DAFTAR ISI

Sanny Cahyono (0563155) Page iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

KATA PENGANTAR... i

ABSTRAK... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR DIAGRAM... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang... 1

I.2 Rumusan Masalah Perancangan... 3

I.3 Tujuan Perancangan... 4

I.4 Manfaat Perancangan... 5

I.5 Metode dan Teknik Perancangan... 6

I.6 Kerangka Pemikiran... 7

I.7 Sistematika Penulisan... 8

BAB II LANDASAN TEORI II.1 Kajian Pustaka... 10

II.1.1 Biara Katolik... 10

(3)

DAFTAR ISI

II.1.3 Inkulturasi Dalam Agama Katolik... 12

II.1.4 Nilai-nilai Religius Agama Katolik... 18

II.1.5 Nilai-nilai Budaya Jawa... 24

II.2 Tinjauan Faktual... 35

II.2.1 Standar Ergonomi Ruang Ibadat... 35

II.2.2 Standar Ergonomi Ruang Sirkulasi... 39

II.2.3 Standar Pencahayaan dan Penghawaan... 40

BAB III DATA DAN ANALISA III.1 Deskripsi Proyek... 42

III.2 Analisa Tapak... 45

III.3 Aktivitas Pengguna... 50

III.4 Analisa Kebutuhan Ruang... 55

III.5 Programming Ruang... 56

BAB IV KONSEP PERANCANGAN DAN VISUALISASI DESAIN INTERIOR IV.1 Konsep Perancangan... 60

IV.1.1 Dasar Pemikiran... 60

IV.1.2 Konsep Organisasi Ruang... 64

(4)

DAFTAR ISI

Sanny Cahyono (0563155) Page vi

IV.1.9 Konsep Utilitas... 73

IV.2 Implementasi Konsep pada Desain... 74

IV.2.1 Organisasi Ruang... 74

IV.2.2 Bentuk... 78

IV.2.3 Warna dan Material...82

IV.2.4 Furniture...86

BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan... 88

V.2 Saran... 90

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP PENULIS

(5)

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Panti Imam... 21

Gambar 2.2 Standar Ukuran Gerakan Imam di Depan Altar... 36

Gambar 2.3 Standar Ukuran Altar... 36

Gambar 2.4 Standar Ukuran Gerakan Imam di Depan Tabernakel... 36

Gambar 2.5 Standar Ukuran Meja Kredens... 37

Gambar 2.6 Standar Ukuran Mimbar... 37

Gambar 2.7 Standar Ukuran Kursi Umat... 38

Gambar 2.8 Standar Ukuran Gerakan Umat di Kursi... 38

Gambar 2.9 Standar Ukuran Ruang Pengakuan Dosa... 38

Gambar 2.10 Standar Ukuran Gerakan Kegiatan Pengakuan... 39

Gambar 3.1 Logo Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Maria... 43

Gambar 3.2 Ilustrasi Bangunan Biara SSCC Setelah Renovasi... 44

Gambar 3.3 Ilustrasi Tapak Biara SSCC... 45

Gambar 3.4 Analisa Tapak Aspek Matahari, Angin, dan Kebisingan... 46

Gambar 3.5 Analisa Tapak Aspek Akses dan Sirkulasi... 48

Gambar 3.6 Analisa Tapak Aspek View dan Vegetasi... 49

Gambar 3.7 Analisa Tapak Aspek Utilitas Bangunan... 50

Gambar 3.8 Zoning dan Blocking... 58

Gambar 4.1 Organisasi Ruang... 65

Gambar 4.2 Skema Warna Netral Hangat... 68

(6)

DAFTAR GAMBAR

Sanny Cahyono (0563155) Page viii

Gambar 4.4 Ruang Linear Bangunan 1 dan Bangunan 2... 75

Gambar 4.5 Cluster dan Selasar pada bangunan 2... 76

Gambar 4.6 Pembagian Ruang pada Bangunan Kapel... 77

Gambar 4.7 Penempatan Motif Banyu Tetes pada Dinding Ruang Doa... 79

Gambar 4.8 Ilustrasi Salib dan Gunungan... 80

Gambar 4.9 Panti Imam dengan Kanopi Altar... 81

Gambar 4.10 Kapel dengan Divider Kanvas Putih... 82

Gambar 4.11 Anyaman Bambu pada Ceiling Pendopo... 83

Gambar 4.12 Anyaman Bambu pada Backdropped Panti Imam... 83

Gambar 4.13 Pola Lantai Bangunan Kapel... 84

Gambar 4.14 Ilustrasi Kaca Dipasang Melayang pada Limen Kapel... 85

Gambar 4.15 Ilustrasi Ruang Berkumpul dengan Suasana Hangat... 86

Gambar 4.16 Ilustrasi Kursi Ruang Doa dan Kapel... 87

(7)

DAFTAR TABEL

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Simbol-simbol dalam Agama Katolik... 22

Tabel 2.2 Simbol-simbol dalam Budaya Jawa... 31

Tabel 2.3 Persyaratan Pemakaian Cahaya... 40

Tabel 3.1 Acara Harian Skolastikat Filosofan SSCC... 51

Tabel 3.2 Kebutuhan Ruang Biara SSCC... 55

(8)

DAFTAR DIAGRAM

Sanny Cahyono (0563155) Page x

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1.1 Diagram Kerangka Pemikiran... 7

Diagram 3.1 Tahapan dalam Pendidikan Teologi Katolik... 43

Diagram 3.2 Flow of Activity Pengguna Utama Biara SSCC... 54

Diagram 3.3 Flow of Activity Pembantu dan Tamu... 54

Diagram 3.4 Bubble Diagram... 57

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

Denah General Lantai Dasar Denah General Lantai Satu Denah Bangunan 1 Lantai Dasar Denah Bangunan 1 Lantai Satu Denah Klausura Lantai Dasar Denah Klausura Lantai Satu Denah Kapel Lantai Dasar Denah Kapel Lantai Satu

(10)

BAB I PENDAHULUAN

Sanny Cahyono (0563155) Page 1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan dan nilai-nilai rohani masyarakat. Kehidupan rohani menjadi semakin terdesak dari perhatian umat beriman. Oleh karena itu, kehidupan rohani umat di Indonesia menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan, supaya tidak tersingkir dari nilai-nilai kehidupan modern.

Fasilitas-fasilitas religius harus sedapat mungkin mengajak dan menggugah para umat beriman untuk selalu memperbarui penyerahan diri kepada Tuhan. Biara merupakan salah satu dari fasilitas religius tersebut, yang diharapkan bisa mendukung pertumbuhan iman Katolik di antara umatnya. Selain itu, biara sebagai tempat tinggal dan pelatihan para calon imam merupakan sebuah fasilitas penting yang sangat diperlukan di dalam perkembangan dan pertumbuhan agama Katolik di Indonesia.

(11)

BAB I PENDAHULUAN

merasa terpanggil untuk menyerahkan hidupnya bagi pelayanan dan mempersiapkan mereka menjadi calon imam religius.

Kaum muda yang merasa terpanggil untuk menyerahkan hidup untuk pelayanan ini dididik di dalam biara dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan akan imam-imam yang mau berkarya di tengah-tengah masyarakat. Kebutuhan akan imam dan calon imam yang hadir sebagai ”alat kerasulan” dan mau melakukan pelayanan ini harus ditanggapi karena merupakan suatu hal yang sangat penting dalam perkembangan kehidupan rohani masyarakat dan perkembangan gereja di Indonesia. Salah satu caranya adalah dengan mendirikan biara yang memiliki situasi dan kondisi sedemikian rupa agar menjadi tempat ”persemaian yang subur” bagi tumbuh dan berkembangnya benih-benih panggilan kaum muda ke arah pelayanan dan imamat.

Yogyakarta termasuk ke dalam wilayah Keuskupan Agung Semarang yang memilki angka pertumbuhan calon imam yang cukup tinggi di Indonesia. Salah satu fasilitas biara yang telah ada di kota Yogyakarta adalah biara milik Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Maria (SSCC), yang memfokuskan misinya untuk menyebarkan pesan Tuhan tentang cinta kasih yang terwujud dalam hati kudus Yesus dan Maria.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

Sanny Cahyono (0563155) Page 3

Sesuai dengan pandangan Gereja Katolik sesudah Konsili Vatikan II (tahun 1962 s.d. 1965) yang menganjurkan untuk menghormati, membuka diri, dan menerima unsur-unsur kebudayaan setempat melalui inkulturasi (sejauh unsur-unsur tersebut tidak bertentangan dengan ajaran Gereja secara prinsip), dan juga untuk mendukung misi pelayanan yang memasyarakat maka bangunan religius Katolik seperti biara seharusnya dapat merangkul unsur budaya setempat untuk dipadankan ke dalam nilai religius Kristiani. Dengan demikian akan tercipta sebuah fasilitas religius yang menggugah pertumbuhan dan penghayatan iman yang lebih mendalam sekaligus menyelami karakter dan kebutuhan umat untuk mendukung misi pelayanan kepada komunitas lokal.

Pandangan Gereja Katolik juga menganjurkan bahwa fasilitas yang bersifat religius, di samping fungsional, juga sebaiknya memiliki nilai dan makna yang dapat dihayati secara mendalam oleh para umat dan penggunanya. Hal ini dikarenakan kegiatan dan nilai-nilai religius Katolik didominasi oleh penyampaian secara simbolis, contohnya seperti liturgi (perayaan iman dalam Gereja Katolik akan misteri penyelamatan Allah yang terlaksana dalam Yesus Kristus). Oleh karena itu, sebagai salah satu fasilitas sosial-religius, sebuah biara juga sebaiknya dapat mencerminkan misteri dan sifat-sifat keagungan Tuhan melalui aspek-aspek visual di dalamnya.

I.2 Rumusan Masalah Perancangan

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1. Bagaimana perancangan interior Biara SSCC agar sesuai dengan kebutuhan user dengan memperhatikan nilai religius Katolik dan nilai budaya lokal (Jawa)?

2. Bagaimana menyatukan fungsi yang bermacam-macam yang terdapat di dalam Biara SSCC dengan memperhatikan berbagai pertimbangan perancangan interiornya?

3. Bagaimana merancang interior Biara SSCC yang dapat mendukung terciptanya bangunan religius yang memperhatikan fungsi dan makna? 4. Bagaimana menciptakan perancangan interior Biara SSCC yang dapat

mendukung misi dan karya pelayanan pada masyarakat dan lingkungan sekitar?

Untuk membantu menyelesaikan dan menjawab rumusan masalah diatas, maka dibuatlah batasan masalah. Batasan masalah dalam tugas perancangan interior ini adalah membuat perancangan interior bangunan sosial-religius, yaitu Biara milik Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Maria (SSCC) yang bisa melayani kebutuhan dan kegiatan para pengguna dangan memperhatikan masyarakat dan lingkungan sekitar, merangkul budaya setempat (dalam kasus perancangan ini adalah budaya Jawa), sekaligus memiliki nilai simbolis.

I.3 Tujuan Perancangan

(14)

BAB I PENDAHULUAN

Sanny Cahyono (0563155) Page 5

1. Mencari solusi perancangan interior Biara SSCC yang sesuai dengan kebutuhan user dengan memperhatikan nilai religius Katolik dan nilai budaya lokal (Jawa)

2. Menemukan solusi perancangan interior yang bisa menyatukan fungsi yang bermacam-macam di dalam Biara SSCC dengan memperhatikan berbagai pertimbangan perancangan

3. Mencari solusi perancangan interior Biara SSCC yang dapat mendukung terciptanya bangunan religius yang memperhatikan fungsi dan makna

4. Menemukan solusi perancangan interior Biara SSCC yang dapat mendukung misi dan karya pelayanan pada masyarakat dan lingkungan sekitar

I.4 Manfaat Perancangan

Perancangan interior pada tugas akhir ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi:

1. Jurusan Desain Interior, FSRD, Universitas Kristen Maranatha

Karya tugas akhir ini dapat dijadikan masukan pengetahuan dengan tujuan perkembangan serta kemajuan dalam desain, khususnya desain interior biara. 2. Biara SSCC

Perancangan tugas akhir ini diharapkan untuk menjadi bahan pertimbangan dalam mendesain biara yang fungsional dan bermakna tanpa mengesampingkan nilai religius dan nilai budaya lokal.

(15)

BAB I PENDAHULUAN

Perancangan tugas akhir ini dapat melatih pola pikir dan kemandirian penulis dalam proses perancangan serta memperluas dan menambah pengetahuan, juga memperbaiki pemahaman terhadap desain terutama desain interior bangunan religius.

4. Pembaca

Perancangan tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan masukan dan tambahan ilmu serta pemahaman dan pengaplikasian desain interior biara.

I.5 Metode dan Teknik Perancangan

Metode yang digunakan dalam perancangan interior pada tugas akhir ini adalah metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis adalah suatu metode yang menekankan kepada pengumpulan, penyajian dan analisis data sesuai dengan keadaan yang ada atau yang sebenarnya sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek bahasan.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah:

1. Studi lapangan, yaitu mengumpulkan informasi dari hasil survey langsung ke lokasi dimana proyek perancangan interior tersebut berada.

2. Wawancara, yaitu cara untuk mendapatkan dan atau mengumpulkan informasi dan data penelitian dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak yang berkaitan.

(16)

BAB I PENDAHULUAN

Sanny Cahyono (0563155) Page 7

dalam desain interior secara langsung terhadap objek dengan fungsi yang sejenis.

4. Studi literatur, yaitu cara untuk mendapatkan dan atau mengumpulkan informasi dan data dengan cara melakukan analisa sumber data yang diperoleh dari buku, majalah, artikel, dan media elektronik.

5. Pengolahan dan penganalisaan data, yaitu pemilihan, pengklasifikasian, dan penganalisaan data yang sesuai dengan topik bahasan.

6. Evaluasi, yaitu menganalisis perancangan interior biara ini dengan penyesuaian pada rumusan dan batasan masalah, tujuan, batasan dan konsep yang telah ditentukan.

I.6 Kerangka Pemikiran

Diagram 1.1

(17)

BAB I PENDAHULUAN

I.7 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan pengantar Tugas Akhir ini meliputi hal-hal sebagai berikut: Obyek Perancangan

Interior

(Biara SSCC Yogyakarta)

Tipe Bangunan Religius - Sosial

Religius Sosial

Nilai-nilai Religius

Katolik

Nilai-nilai Budaya Jawa

Studi Lapangan Wawancara

Observasi Studi Literatur

Pengolahan dan Penganalisaan Data

Evaluasi Data

Studi Image

(18)

BAB I PENDAHULUAN

Sanny Cahyono (0563155) Page 9

BAB I, Bab ini merupakan pendahuluan di mana dipaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat perancangan, kerangka perancangan, serta metode dan teknik yang digunakan dalam perancangan tugas akhir ini.

BAB II, Bab ini berisi landasan teori yang memaparkan kajian pustaka (bersifat teoritis, berisi tentang semua hal yang berhubungan dengan wacana mengenai objek bahasan dan hal-hal yang menjadi pertimbangan perancangan interior dari berbagai sumber baik buku, jurnal, artikel, ataupun media elektronik), tinjauan faktual (bersifat empirik, menjelaskan tentang semua hal yang berhubungan dengan keadaan nyata).

BAB III, Bab ini berisi data dan analisa yang memaparkan data proyek serta hasil analisa terhadap user, kegiatan, tapak, dan analisa kebutuhan ruang.

BAB IV, Bab ini berisi konsep perancangan dan visualisasi karya desain interior yang menjelaskan gagasan konsep sebagai upaya pemecahan masalah, kerangka kerja perancangan secara praktis sebagai aplikasi dari konsep operasional, rekomendasi hasil pemikiran dan pertimbangan aspek-aspek perancangan, dan rincian karya desain interior yang dibuat sesuai dengan spesifikasi bidang garapan.

(19)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

V.1 Simpulan

Perancangan interior Biara SSCC merupakan suatu rangkaian proses yang kompleks di mana melibatkan banyak aspek di dalamnya. Di antaranya adalah mempertimbangkan bagaimana pandangan agama Katolik terhadap sebuah fasilitas religius. Pandangan yang mendasari perancangan interior Biara SSCC di Yogyakarta ini adalah pandangan gereja Katolik setelah Konsili Vatikan II, yaitu ”Gereja menghormati nilai-nilai budaya lokal yang dijunjung umatnya agar iman dan pengalaman Kristiani dapat dihayati secara lebih mendalam oleh umat”. Dalam kasus Biara SSCC ini budaya setempat adalah budaya Jawa.

Kemudian, sesuai dengan misi biara-biara Katolik yang misioner-memasyarakat dimana biara dan penggunanya diharapkan dapat berinteraksi dengan masyarakat sekitar, maka perancangan interior biara SSCC ini mengangkat inkulturasi sebagai kata kunci untuk mencari solusi perancangan. Prinsip inkulturasi nilai religius Katolik dan budaya Jawa adalah mencari hubungan timbal balik antara unsur-unsur di antara keduanya yang memiliki makna sejalan dan dapat diintegrasikan.

(20)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Sanny Cahyono (0563155) Page 89

memiliki karakteristik berkaul kemiskinan, ketaatan, dan selibat. Selain itu ada pula pengguna awam yaitu umat dari lingkungan sekitar, (masyarakat Jawa) yang di antaranya berkarakteristik kekeluargaan, giat bekerja, ikhlas, taat pada tradisi, terbuka pada alam dan lain sebagainya. Dengan memperhatikan karakteristik yang dapat digali dan dicari maknanya yang sejalan, maka perancangan interior Biara SSCC ini diharapkan menghasilkan fasilitas yang dapat menyesuaikan diri dengan penggunanya dan memberikan identitas sesuai dengan lingkungan dimana biara ini berdiri. Jalan untuk mengungkapkan identitas tersebut adalah dengan perwujudan aspek citra estetik dalam elemen-elemen ruang.

Biara merupakan fasilitas sosial religius yang memiliki fungsi yang sangat beragam, mulai dari tempat tinggal, tempat ibadat, tempat belajar, tempat bekerja, sekaligus tempat melakukan aktivitas sosial. Dengan mempertimbangkan berbagai aspek perancangan interior, maka keseluruhan fungsi di dalam biara itu dapat disatukan, diantaranya adalah dengan memperhatikan elemen penyatu ruang, kesatuan bentuk dan material, kondisi existing, dan lingkungan sekitar.

(21)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

utama Biara ini, yaitu memberikan pelayanan dan dapat berinteraksi dengan masyarakat lokal yang memiliki latar belakang agama yang beragam. Salah satu jalannya adalah dengan memfokuskan simbol-simbol yang sarat makna ini di suatu ruang khusus, sehingga ruang-ruang lainnya menjadi lebih netral dan fungsional. Maka terciptalah keseimbangan antara fungsi dan makna.

Keterbukaan yang merupakan salah satu unsur inkulturasi juga menjadi sangat penting karena biara SSCC ini diharapkan dapat berdiri di tengah-tengah dan menyatu dengan masyarakat sekitar. Pendopo yang merupakan bagian dari bangunan existing telah menjalankan fungsi ini dengan baik. Pendopo ini merupakan bagian yang terbuka untuk semua orang yang datang ke biara ini. Maka salah satu cara untuk mendukung misi dan karya pelayanan kepada masyarakat sekitar adalah dengan mempertahankan pendopo ini, dan memperlengkapinya dengan ruang-ruang publik lain yang sifatnya kekeluargaan. Tujuannya agar semua pengguna merasa diterima dengan baik di Biara SSCC ini.

Dengan prinsip inkulturasi, perancangan interior Biara SSCC ini diharapkan dapat menghadirkan sebuah fasilitas sosial-religius yang dapat menggugah pertumbuhan serta penghayatan iman yang lebih mendalam sekaligus menyelami karakter dan kebutuhan umat untuk mendukung misi pelayanan kepada komunitas lokal.

V.1 Saran

(22)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Sanny Cahyono (0563155) Page 91

(23)

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Badudu dan Sutan Mohammad Zain, 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Borgias, Fransiskus, 2006. Penataan Ruang Ibadat: Beberapa Pertimbangan Teologis. Majalah Liturgi edisi Rumah Allah, Rumah Umat: Tata Ruang Ibadat vol. 17, no. 4, Jakarta: Komisi Liturgi KWI.

Christian, Edwin, 2008. Perancangan Interior Museum Mainan Tradisional Dengan Tema Mainan Untuk Masa depan. (Laporan Pengantar Tugas Akhir Desain Interior). Bandung: Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha.

Christian, Jeremy, 2007. Perancangan Interior Gereja Katolik Kristus Sang Penabur Subang Dengan Konsep Kemah Modern. (Laporan Pengantar Tugas Akhir Desain Interior). Bandung: Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha.

Egan, Kimberly, 2002. Catholicism explained: catholic symbols and gesture. www.catholicworship.com/_syxi.htm

Herusatoto, Budiono, 2008. Simbolisme Jawa. Edisi Revisi. Yogyakarta: Ombak. Heuken, Adolf, 2005. Ensiklopedi Gereja jilid V. Jakarta: Yayasan Cipta Loka

Caraka.

Kelly, Anthony J., 2005. An Expanding Theology.

http://dlibrary.acu.edu.au/research/theology/ejournal/aejt_5/farid.htm

Kusbiantoro, Krismanto, 2002. Dominasi Makna Pragmatik Y.B. Mangunwijaya Dalam Penerapan Konsep Konsili Vatikan II (Tesis Magister Arsitektur). Bandung: Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan.

Mangunwijaya, Y.B., 1999. Gereja Diaspora. Yogyakarta: Kanisius.

Martasudjita, E., 1998. Memahami Simbol-Simbol Dalam Liturgi. Yogyakarta: Kanisius.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Sanny Cahyono (0563155)

Panero, Julius dan Martin Zelnik, 2003. Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Jakarta: Erlangga.

---, Pendidikan Seminari Menengah St. Petrus Canisius Mertoyudan. www.geocities.com/bayu_asmara/pendidikan.htm.

Priatmodjo, Danang, Arsitektur Gereja Katolik. Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara.

Primantoro, 2008. Tata Nilai Budaya Yogyakarta. primantoro.web.id/?p=105.

Purnomo, Agus Dody, 2007. Analisis Perbandingan Saka Pada Bangunan Pendopo Jawa Dari Zaman Keraton Sampai Dengan Vernakular. Jurnal Desain Interior Ambiance vol. 1, no. 1. Bandung: Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha.

Putra, Tyas Kartika, 2002. Pergeseran Makna Arsitektural Rumah Tradisional Joglo (Skripsi Program Studi S-1 Arsitektur). Bandung: Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan.

Rosariyanto, Fl. Hasto, 2008. Tonggak Sejarah Awal Mula Seminari Tinggi St. Paulus. Yogyakarta: Seminari Tinggi St. Paulus Yogyakarta.

Stsantopaulus.blogspot.com/2008/04/tonggak-sejarah-awal-mula-seminari.html

Sari, Sriti Mayang, 2007. Wujud Budaya Jawa Sebagai Unsur Inkulturasi Interior Gereja Katolik. Jurnal Dimensi Interior vol. 5, no. 1. Surabaya: Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra.

---, Segala Sesuatu Yang Ingin Kalian Ketahui Tentang Para Imam bagian 2, Yesaya www.indocell.net/yesaya

Setyaprana, Jessyca, 2006. Inkulturasi Budaya Jawa dalam Interior Gereja Katolik Redemptor Mundi di Surabaya (Skripsi Program S-1 Desain Interior). Surabaya: Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra.

Setyoningrum, Yunita, 2007. Analisis Citra Estetik Arsitektur Sebagai Media Inkulturasi Budaya Pada Gereja Katolik. Jurnal Desain Interior Ambiance vol. 1, no. 1. Bandung: Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha

Sukayasa, Komang Wahyu, 2007. Adaptasi Arsitektur Tradisional Bali Pada Gereja St. Yoseph di Denpasar. Jurnal Desain Interior Ambiance vol. 1, no. 1. Bandung: Fakutas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha.

Tarong, Yosef, 2000. Gerakan Imam Maria. Jakarta:

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Theodora, Lidia, 2007. Penerapan Interior Konsep “Taman Sari” untuk The Royal Heritage Spa, Hotel Sheraton Mustika (Pengantar Tugas Akhir). Bandung: Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha.

Thiry, Paul, Richard M. Bennett, dan Henry L. Kamphoefner, 1953. Churches and Temples. New York: Reinhold Publishing Corporation.

Windhu, I. Marsana, 1997. Mengenal 30 Lambang atau Simbol Kristiani. Yogyakarta: Kanisius.

Windhu, I. Marsana, 1997. Mengenal Peralatan, Warna, dan Pakaian Liturgi. Yogyakarta: Kanisius.

Referensi

Dokumen terkait

LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA APBD DAN PROGNOSIS 6 (ENAM) BULAN BERIKUTNYA PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN. Semester Pertama Semester Pertama Prognosis

Lokasi tuturan terjadi di koridor sekolah waktu istirahat, seperti dalam kutipan kode Ve/III/a berikut. “Di koridor, Veera sempat melirik ke arah bangku terlarang

Dari hasil penelitian disimpulkan Pelaksanaan pungutan pajak mineral bukan logam dan batuan di Kabupaten Padang Pariaman belum sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor

Based on extensive empirical evidence, we conclude that Bihari Hindi is a conventionalised/plain mixed language (based on the classification given

[r]

[r]

Analisis tingkat pertumbuhan lalu lintas dengan meninjau data LHR yang lalu, yaitu dari tahun 2001 sampai tahun 2007, untuk lebih jelas tentang pertumbuhan lalu lintas pada ruas

[r]