• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Manajemen Arsip Dinamis di SMK Al Washilah Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pelaksanaan Manajemen Arsip Dinamis di SMK Al Washilah Jakarta"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh : Uswatun Hasanah

1112018200040

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Uswatun Hasanah 1112018200040, “Pelaksanaan Manajemen Arsip Dinamis

di SMK Al Washilah Jakarta” skripsi di bawah bimbingan Ibu Dra.

Nurdelima Waruwu, M.Pd, dan Bapak Drs. Ali Nurdin, M.Pd. Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan manajemen arsip dinamis di SMK Al Washilah mulai dari tahap penciptaan, pendistribusian, penggunaan, pemeliharaan, penyimpanan, dan penyusutan arsip.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan studi dokumen. Sedangkan teknik analisis data meliputi redukasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan manajemen arsip dinamis di SMK Al Washilah yang meliputi tahap penciptaan, pendistribusian, penggunaan, pemeliharaan, penyimpanan, dan penyusutan arsip sudah dilakukan oleh pengelola arsip, namun dalam pelaksanaannya masih berdasarkan pengetahuan pengelola arsip. Penciptaan arsip di SMK Al Washilah berpedoman pad SOP, pendistribusian arsip masih menggunakan pola lama untuk pengurusan surat masuk dan surat keluar, pada tahap penggunaan arsip telah dilakukan pencatatan peminjaman untuk menghindari resiko kehilangan arsip, pengelola arsip sudah melakukan pemelihraan arsip namun belum memenuhi standar yang tertera dalam peraturan Kepala ANRI Nomor: 07 tahun 2005 tentang pelestarian arsip, pada tahap penympanan arsip sekolah ini sudah memiliki ruangan khusus menyimpan arsip, penyusutan arsip sudah dilakukan di sekolah ini namun belum memiliki Jadwal Retensi Arsip.

Berdasarkan hasil penelitian ini, sebaiknya dalam pelaksanaan manajemen arsip dinamis di SMK Al Washilah memiliki pegawai khusus yang menangani arsip, selain itu akan lebih baik lagi jika pengelola arsip mengikuti pelatihan dan pengembangan manajemen kearsipan untuk meningkatkan kualitas pengelola arsip.

(6)

ii ABSTRACT

Uswatun Hasanah 1112018200040, “Implementation of Records Management at SMK Al Washilah Jakarta”. Mini Thesis the Guidance of Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd, and Drs. Ali Nurdin, M.Pd. Department of Management Education, The Faculty of Tarbiyah and Teacher’s Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2016.

The purpose of this research is known of Records Management at SMK Al Washilah starting from the creation, distribution, use, maintenance, storage, and depreciation archives.

In this research the method used is qualitative method which aim. Techniques used in data collection are observation, interviews and document study. Data analysis technique includes data reduction, data presentation, and conclusion.

The results of this study can be concluded that the implementation of records management at SMK Al Washilah in the stage of creation, distribution, use, maintenance, storage, and archive depreciation has been done by archives, but the implementation is based on the knowledge archives. Creation of archives at SMK Al Washilah guided pad SOP, distributing archives are still using the old pattern for handling incoming and outgoing mail, at this stage of the use of the archive has been on record borrowing to avoid the risk of losing the archives, archives already doing pemelihraan archives but not yet meet the standards listed in ANRI Head regulation Number 07 of 2005 on the preservation of the archive, the archive penympanan stage of this school already has a special room to save the archive, the archive depreciation has been done at this school but do not have records Retention Schedule

Based on these results, we recommend the implementation of records management at SMK Al Washilah have special employees who handle archives, but it would be better if the archive manager of training and development to improve the quality of management of archival archives.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

ميحرلا نمحرلا ها مسب

Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Ilahi Robbi, Allah

SWT. Tuhan semesta alam yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah

sehingga manusia dapat hidup dengan cahaya ilmu dan pengetahuan. Dengan

itulah serta ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan seluruh kewajiban dan

perjuangannya dalam menjalani penulisan skripsi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, termasuk melakukan penelitian dan menyusun laporan yang berjudul

“Pelaksanaan Manajemen Arsip Dinamis di SMK Al Washilah Jakarta”.

Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah membimbing dan mendidik umatnya dengan ilmu

menuju jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyususnan skripsi ini masih

banyak kekurangan, karenannya penulis mohon kritik dan saran dari pembaca

agar menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Dalam penyusunan skripsi ini

penulis mendapatkan dukungan penuh dari berbagai pihak yang telah membantu

dan memberikan dorongan moril maupun materil. Ucapan terimakasih tersebut

penulis sampaikan khususnya kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan beserta staff yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Hasyim Asy’ari M.Pd, selaku ketua Jurusan Manajemen Pendidikan, sekaligus Dosen Pembimbing Akademik penilis.

3. Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd, selaku dosen pembimbing I. Terimakasih

setulusnya penulis sampaikan atas apresiasi, nasehat, motivasi, dan

bimbingannya kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik.

4. Drs. Ali Nurdin, M.Pd, selaku dosen pembimbing II. Terimakasih

(8)

iv

bimbingannya kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik.

5. Seluruh dosen FITK khususnya dosen Manajemen Pendidikan yang telah

mengajarkan ilmu yang bermanfaat, mendidik dan membimbing penulis

selama kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, semoga apa yang telah

diajarkan bisa penulis terapkan dalam kehidupan penulis di masa yang

akan datang.

6. Seluruh pegawai dan staff perpustakaan, baik perpustakaan umum maupun

perpustakaan tarbiyah yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

menggali ilmu, mencari referensi demi terselesaikannya skripsi ini.

7. Bapak Sahata Pane S.T, Kepala Sekolah SMK Al Washilah Jakarta serta

seluruh dewan guru dan pegawai yang telah memberikan izin bagi penulis

untuk melakukan penelitian, serta telah banyak membantu penulis dalam

memperoleh data dan informasi yang penting bagi penulis.

8. Yang tercinta Ayah Masan dan Ibu Hamliah, adikku Intan Prihatini,

beserta keluarga besarku yang tak henti-hentinya memberikan motivasi

serta do’a yang tulus demi keberhasilan penulis dalam menyelesaikan

pendidikan ini dengan baik. Dukungan moril maupun materil, kasih

sayang, nasehat serta bimbingan kalian yang luar biasa sangat bermanfaat

bagi penulis. Semoga Allah membalasnya dengan limpahan pahala yang

berlipat ganda. Aamiin.

9. H.M. Syahidi Rahman, MA. dan Ustadzah Atie Rohayati, S.Pd.I, Guru

yang sangat berjasa bagi penulis di dalam peyusunan skripsi ini. Semoga

Allah membalasnya dengan limpahan pahala yang berlipat ganda. Aamiin.

10.Adik-adikku yang lucu (Fairuz, Rasya, Quina, Caca, dan Dzakira) yang

selalu menjadi penghibur bagi penulis.

11.Teman-teman seperjuangan di Jurusan Manajemen Pendidikan Khususnya

Kelas B angkatan 2012, dan teman- teman Power Ranger. Terlebih kepada

Fitrianna, Nada Khoirotunnisa, Alprilia Rachmawati Nuryani, Annisa Nur

Utami, Siti Karisma, Azka Zakiyah, serta teman-teman seperjuangan lain

(9)

v

suka maupun duka, terimakasih atas kerjasama dukungan dan bantuan

kalian semua yang selalu memberikan semangat bagi penulis.

12.Sahabat-sahabat tercinta Sohiman, Putri Rijkiyah, S.Pd, Dyaan Farhan

Attazani, Diah Sismawati, Ameliani, Nur Atikah, Fitri Mustazhaika, Devi

Sri Mulyani, Nurul LH, dan Agis, terimakasih atas dukungannya dan

masukan-masukan positifnya kepada penulis.

13.Keluarga Besar Yayasan Pendidikan Islam Santanour, Kepada seluruh

rekan-rekan Guru RA dan MI An-Nuriyah, yang senantiasa memberi

motivasi dan dukungannya kepada penulis.

14.Serta keluarga Besar PASBARETA, Kak Fadhil, Asyrovi, Cherul, Herdi,

Sudirman, Ridho, Ajizah, dkk. Terimakasih semangatnya.

Penulis hanya dapat mendo’akan semua pihak yang telah berpartisipasi dan membantu penulis dengan tulus dalam penyusunan skripsi ini semoga dicatat

sebagai amal baik oleh Allah SWT. Dan akan dibalas dengan balasan kebaikan

yang berlipat ganda. Tak lupa penulis juga mohon dibukakan pintu maaf yang

sebesar-besarnya jika dalam penulisan skripsi ini terdapat hal yang kurang

berkenan. Penulis sangat berharap agar skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi

penulis dan umumnya bagi para pembaca sekalian.

Jakarta, 29 November 2016

(10)

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN UJIAN

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ... 6

1. Pengertian Arsip ... 6

2. Arsip Dinamis ... 10

3. Manajemen Kearsipan ... 12

a. Pengertian Manajemen Kearsipan ... 12

b. Fungsi Manajemen Kearsipan ... 13

c. Sistem Kearsipan yang Baik ... 16

4. Pengelolaan Arsip Dinamis ... 20

a. Tahap Penciptaan Arsip ... 22

b. Tahap Pendistribusian Arsip ... 24

(11)

vii

d. Tahap Pemeliharaan Arsip ... 30

e. Tahap Penyimpanan Arsip ... 33

f. Tahap Peyusutan Arsip ... 44

B. Penelitian Relevan ... 47

C. Kerangka Berpikir ... 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian... 50

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 50

C. Metodologi Penelitian ... 50

D. Sumber Data ... 51

E. Teknik Pengumpulan Data ... 52

F. Teknik Analisis Data ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 55

1. Latar Belakang Berdirinya SMK Al Washilah Jakarta ... 55

2. Tujuan SMK Al Washilah Jakarta ... 55

3. Visi dan Misi SMK Al Washilah Jakarta ... 56

4. Struktur Oranisasi SMK Al Washilah Jakarta... 56

5. Keadaan Guru, Ssiwa, dan Karyawan SMK Al Washilah Jakarta .... 58

6. Keadaan Sarana dan Prasarana SMK Al Washilah Jakarta... 60

B. Hasil Penelitian ... 61

1. Penciptaan Arsip ... 62

2. Distribusi Arsip ... 65

3. Penggunaan Arsip ... 67

4. Pemeliharaan Arsip ... 69

5. Penyimpanan Arsip ... 71

(12)

viii

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN ... 76

B. SARAN ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78

(13)
(14)

x

Tabel 2.2 Contoh Penulisan Indeks dengan Cara Straight Order ... 38

Tabel 2.3 Contoh Penulisan Indeks dengan Cara Indexing Order ... 38

Tabel 2.4 Indeks Nama Orang ... 39

Tabel 2.5 Indeks Nama Perusahaan ... 39

Tabel 2.6 Jadwal Retensi Arsip ... 45

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Wawancara ... 52

Tabel 4.1 Struktur Organisasi ... 57

Tabel 4.2 Jumlah Guru ... 58

Tabel 4.3 Jumlah Karyawan ... 58

Tabel 4.4 Data Guru dan Karyawan ... 58

Tabel 4.5 Jumlah Murid TKJ ... 60

Tabel 4.6 Jumlah Murid AP ... 60

(15)

xi

Lampiran 2 : Pedoman Wawancara

Lampiran 3 : Hasil Wawancara Kabag Tata Usaha

Lampiran 4 : Hasil Wawancara Kepala Sekolah

Lampiran 5 : Hasil Wawancara Staf Administrasi

Lampiran 6 : SOP Pengarsipan Surat SMK Al Washilah

Lampiran 7 : Contoh Kop Surat SMK Al Washilah Jakarta

Lampiran 8 : Dokumentasi

Lampiran 9 : Lembar Uji Referensi

Lampiran 7 : Surat Permohonan Bimbingan Skripsi

Lampiran 8 : Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 9 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

(16)

1

Kegiatan administrasi adalah kegiatan penyusunan dan pencatatan

data dan informasi secara sistematis dengan tujuan untuk menyediakan

keterangan serta memudahkan untuk memperoleh kembali arsip secara

keseluruhan dan dalam suatu hubungan satu sama lain. Kegiatan

administrasi selalu ada disemua ruang lingkup kerja ataupun kegiatan, baik

di instansi pemerintah, umum maupun lembaga pendidikan. Administrasi

identik dengan surat-menyurat atau ketatausahaan.

Kegiatan pendukung yang terdapat pada setiap bagian dalam suatu

organisasi atau sekolah memiliki fungsi yang cukup penting. Pada

mulanya ketatausahaan berarti setiap penyusunan keterangan di buat

secara sistematis dan pencatatannya dibuat secara tertulis dengan maksud

untuk memperoleh keterangan keterangan dalam keseluruhan kegiatan

sekolah dan dalam kesatuan hubungan antara suatu kegiatan dan kegiatan

lainnya.

Kegiatan administrasi yang dilakukan hampir seluruhnya

menggunakan bahan berupa kertas. Surat-surat atau informasi tersebut

tidak boleh hilang, karena apabila terjadi kehilangan surat-surat dan

informasi penting lainnya maka akan menimbulkan kerugian bagi instansi

tersebut. Di sinilah pentingnya salah satu kegiatan dalam bidang

administrasi atau ketatausahaan, yaitu pengelolaan arsip.

Kearsipan mempunyai peranan penting sebagai “pusat ingatan”, sebagai “sumber informasi” dan “sebagai alat pengawasan” yang sangat

diperlukan dalam setiap organisasi dalam rangka kegiatan “perencanaan,

(17)

keputusan, pembuatan laporan, pertanggung jawaban, penilaian dan

pengendalian secepat-cepatnya.1

Karena signifikannya sebuah informasi, arsip harus dikelola di

dalam suatu system yang disebut manajemen keasripan. Manajemen

kearsipan merupakan pengelolaan terhadap keseluruhan daur hidup arsip.

Seluruh lembaga atau organisasi membutuhkan manajemen dokumen

karena membutuhkan akses yang efektif dan efisien terhadap data serta

informasi yang ada di dalam organisasi, khususnya lembaga pendidikan

dimana lembaga tersebut banyak menyimpan data-data yang bersifat

penting.

Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah dalam surat Al

Jaatsiyah ayat 29 yang artinya: “inilah kitab (catatan) kami yang menuturkan terhadapmu dengan benar. Sesungguhnya kami telah

menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan. Dalam firman Allah

tersebut dijelaskan bahwa Allah memerintahkan kepada setiap manusia

agar setiap pekerjaan yang telah dikerjakan harus ada catatannya, karena

setiap catatan akan dijadikan sebuah laporan pertanggungjawaban

diakhirat. Begitu pula didalam organisasi, pekerjaan yang dilakukan harus

dicatat, disimpan dan dipelihara untuk dijdikan pedoman bagi pimpinan

dalam mengambil keputusan.

Serta mengutip dari pernyataan salah satu guru di SMK Al

Washilah mengatakan bahwa “ kearsipan sangat penting bagi sekolah, di

mana kearsipan dapat dijadikan sebagai bahan atau pedoman kepala

sekolah untuk mengambil keputusan dan merumuskan kebijakan, namun

dalam kegiatan arsip di sini belum ada tenaga khusus yang menangani

kersipan, jadi arsip masih dikelola oleh Tata Usaha” (Untari S.Pd, wawancara, 17 Juli 2016).

Arsip-arsip yang ada di lembaga pendidikan di antaranya adalah

kurikulum, proses belajar mengajar, administrasi dan manajemen sekolah,

1

(18)

organisasi dan kelembagaan, sarana dan prasarana, tenaga kependidikan

dan staf- stafnya, pebiayaan, dan peserta didik.

Namun pada kenyataan yang terjadi saat ini bahwa kearsipan

belum mendapatkan perhatian khusus. Berdasarkan penelitian awal penulis

menemukan bahwa dalam pengelolaan arsip di SMK Al Washilah belum

ada petugas khusus yang menangani bagian arsip. Mengenai sarana dan

prasarana arsip di SMK Al washilah, ruangan penyimpanan sudah tersedia,

namun ruangan penyimpanan arsip seringkali dipindahkan karena alasan

tertentu, sehingga dengan adanya pemindahan ini resiko kehilangan arsip

bisa saja terjadi. Karena sekolah ini berada dibawah naungan Yayasan,

maka ada beberapa arsip yang disimpan oleh pihak Yayasan, berupa data

SPP, dan data keuangan lainnya semua dikelola oleh yayasan. Pihak

sekolah juga kurang memperhatikan tahap Penyusutan Arsip, dimana

penyusutan arsip dilaksanakan hanya berdasarkan teori tapi tidak ada

jadwal tertulis untuk mengadakan penyusutan arsip.

Dari berbagai permasalahan yang terjadi penulis ingin membahas

pentingnya memberikan petunjuk kerja bagaimana seharusnya arsip-arsip

tersebut dikelola, dari mulai penerimaan sampai dengan penyusutannya.

Melihat kenyataan tersebut dan menyadari betapa pentingnya peran

arsip bagi sekolah, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “PELAKSANAAN MANAJEMEN ARSIP DINAMIS DI SMK AL WASHILAH JAKARTA”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat di indentifikasi

masalah sebagai berikut :

1. Rendahnya pemahaman tenaga administrasi tentang manajemen

kearsipan yang baik

2. Kurang terpeliharanya arsip dengan baik

(19)

4. Kurangnya perhatian dari pihak sekolah terhadap penyusutan dan

pemusnahan arsip.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas diperlukan pembatasan

masalah agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan mudah, terarah,

tidak meluas, dan mendapatkan hasil sesuai dengan yang diinginkan.

Maka untuk menentukan fokus penelitian, penulis hanya meneliti

mengenai Pelaksanaan Manajemen Arsip Dinamis di SMK Al Washilah Jakarta, meliputi: Tahap penciptaan, tahap pendistribusian, tahap penggunaan arsip, tahap pemeliharaan arsip, tahap penyimpanan arsip, dan

tahap penyusutan arsip.

D. Perumusan Masalah

Dari latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka

perumusan permasalahan dalam penelitian ini tentang Bagaimana

Pelaksanaan Manajemen Arsip Dinamis di SMK Al Washilah Jakarta yang

meliputi: Tahap Penciptaan, Tahap Pendistribusian, Tahap Penggunaan

Arsip, Tahap Pemeliharaan Arsip, Tahap Penyimpanan Arsip, dan Tahap

Penyusutan Arsip.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini bermanfaat memberikan masukan pengembangan

ilmu pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

pelaksanaan manajemen kearsipan terutama bagi mahasiswa

manajemen pendidikan.

2. Manfaat praktisi

a. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan saran bagi

sekolah, agar kedepannya dapat melaksanakan manajemen

(20)

b. Bagi Penulis

Menambah pengalaman dan ilmu mengenai masalah yang

berhubungan dengan pengelolaan kearsipan.

c. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk

menerapkan ilmu yang pernah penulis terima untuk

mempraktekkannya langsung ke lapangan kerja, khususnya dalam

(21)

6

A. Deskripsi Teoritik

1. Pengertian Arsip

Yohannes Suraja menjelaskan bahwa Arsip adalah sekumpulan

warkat yang mempunyai nilai guna dan disimpan secara sistematis

sehingga dapat disediakan dengan cepat bilamana dibutuhkan. Didalam

pengertian arsip ini terkandung tiga ciri arsip yang baik yaitu sebagai

sekumpulan warkat yang mempunyai nilai guna, disimpan secara

sistematis, dan dapat disediakan dengan cepat bila dibutuhkan.1

Arsip adalah tulisan yang dapat memberikan keterangan tentang

kejadian-kejadian dan pelaksanaan organisasi, yang dapat berwujud

surat-menyurat, data dan bahan-bahan yang dapat berbicara dan dapat memberi

keterangan yang jelas dan tepat. Data atau bahan itu dapat berupa barang

cetakan, kartu-kartu lembaran dan buku catatan yang berisi korespondensi,

dapat juga berbentuk hasil penelitian, skripsi dan lain-lain.2

Menurut Atmosudirdjo, arcief dalam bahasa Belanda mempunyai pengertian sebagai berikut :

a. Tempat penyimpanan secara teratur bahan arsip:

bahan-bahan tertulis, piagam-piagam, surat-surat, keputusan-keputusan,

akte-akte, daftar-daftar dan dokumendokumen.

b. Kumpulan literatur dari bahan-bahan kearsipan tersebut di atas.

c. Bahan-bahan yang harus diarsip itu sendiri.3

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009

tentang “Kearsipan” Pasal 1 dijelasakan bahwa arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan

1

Yohannes Suraja, Manajemen Kearsipan, (Malang: Dioma, 2006),cet. 1, h.38.

2

A.W. Widjaja, Administrasi Kearsipan; Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993), Cet.4, h.92.

3

(22)

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan

diterima oleh lembaga Negara, pemerintah daerah, lembaga pendidikan,

perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan

perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.4

Arsip dalam istilah Bahasa Indonesia ada yang menyebutkan sebagai

“warkat”, pada pokoknya dapat diberikan pengertian sebagai: setiap catatan tertulis baik dalam bentuk gambar ataupun bagan yang memuat

keterangan-keterangan mengenai suatu subyek (pokok persoalan) ataupun

peristiwa yang dibuat orang untuk membantu daya ingatan orang (itu)

pula”. Atas dasar pengertian diatas maka termasuk dalam pengertian arsip itu misalnya: surat-surat, kwitansi, faktur, pembukuan, datar gaji, daftar

harga, kartu penduduk, bagan organisasi, foto-foto dan lain sebagainya.5

Ricks (1992) dalam Sambas Ali Mudini menyebutkan, “ record information, regardies off medium or characteristic, made or received by an organization that is useful in the operation of the organization.” (arsip

adalah suatu informasi yang terekam dalam media dan bentuk apapun,

yang di buat atau diterima oleh organisasi dalam rangkaoperasional

organisasi).6

Berdasarkan pengertian diatas penulis sependapat dengan teori

tersebut. Kemudian penulis mencoba menyimpulkan bahwa arsip adalah

setiap catatan yang tertulis, tercetak, maupun ketikan dalam bentuk huruf,

angka, ataupun gambar yang mempunyai arti atau tujuan tertentu sebagai

bahan komunikasi dan sumber informasi yang terekam dalam kertas,

kertas film, media komputer, dan lain-lain yang disimpan menurut suatu

aturan sehingga apabila diperlukan dapat ditemukan kembali dengan

mudah.

4

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 Tentang “Kearsipan”.

5

Basir Barthos, Manajemen Kearsipan Untuk Lembaga Negara, Swasta, dan Perguruan Tinggi…, h.1.

6

(23)

a. Jenis-jenis Arsip

Arsip merupakan suatu yang hidup, tumbuh dan terus berubah

seirama dengan tata kehidupan masyarakat maupun dengan tata

pemerintah.

Menurut Zulkifli Amsyah, ditinjau dari segi hukum dan

perundang-undangan arsip dibagai menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:

a) Arsip Otentik yaitu arsip yang di atasnya terdapat tanda tangan

asli dengan tinta (bukan fotokopi atau film) sebagai tanda

keasbsahan dari isi arsip bersangkutan. Arsip otentik dapat

dipergunakan sebagai bukti hukum yang sah.

b) Arsip tidak otentik yaitu arsip yang di atasnya tidak terdapat

tanda tangan asli dengan tinta. Arsip ini dapat berupa fotokopi,

film, microfilm, keluaran (output/print-out) computer, dan

media computer seperti disket dan sebagainya.7

Berdasarkan seringnya suatu arsip dipakai atau digunakan, arsip

dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

a) Arsip yang aktif, yaitu arsip yang masih diperlukan dalam

proses penyelenggaraan kerja.

b) Arsip pasif, yaitu arsip yang jarang digunakan dalam proses

penyelenggaraan kerja tetapi kadang-kadang masih diperlukan

juga dalam proses penyelenggaraan pekerjaan.8

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa arsip dibagi

menjadi dua jenis, yaitu: arsip otentik dan arsip tidak otentik. Arsip

Otentik adalah arsip yang diatasnya terdapat tanda tangan asli dengan

tinta (bukan fotokopi atau film), sedangkan arsip tidak otentik yaitu

arsip yang diatasnya tidak terdapat tanda tangan asli dengan tinta.

Menurut fungsinya arsip dibedakan menjadi dua macam yaitu: arsip

dinamis dan arsip statis. Arsip dinamis adalah arsip yang masih

7

Zulkifli Amsyah, Manajemen Kearsipan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2003), Cet. 10, h.3- 4.

8

(24)

dipergunakan secara langsung dalam kegitan perkantoran sehari-hari,

sedangkan arsip stastis adalah asrip yang tidak dipergunakan secara

langsung dalam kegiatan perkantoran sehari-hari.

b. Peranan dan Fungsi Arsip

a) Peranan Arsip

Kearsipan mempunyai peranan sebagai “pusat ingatan” sebagai

“sumber informasi” dan “sebagai alat pengawasan” yang sangat

diperlukan dalam setiap organisasi dalam rangka kegiatan

“perencanaan”. “penganalisisan”. “pengembangan”, perumusan kebijaksanaan, pengambil keputusan, pembuatan laporan,

pertanggungjawaban, penilaian dan pengendalian setepat-tepatnya.9

Arsip mempunyai peranan sebagai sumber informasi dan

sumber dokumentasi. Sebagai informasi dan sumber dokumentasi.

Sebagai sumber informasi, maka arsip akan dapat membantu

mengingatkan petugas yang lupa mengenai sesuatu masalah.

Sebagai sumber dokumentasi, arsip dapat dipergunakan oleh

pimpinan organisasi untuk membuat atau mengambil keputusan

secara tepat mengenai suau masalah yang sedang dihadapi.

Berdasarkan pengertian diatas penulis mencoba mnyimpulkan

bahwa arsip berperan sangat penting sebagai alat pengingat dan

sumber informasi baik individu maupun kelompok atau organisasi,

bagi pemimpin arsip berperan sebagai bahan untuk membuat

keputusan dan merumuskan kebijakan. Oleh karena itu harus ada

sistem kearsipan yang baik agar arsip dapat disajikan kembali

dengan mudah dan cepat.

b) Fungsi Arsip

Pengelolaan arsip yang baik perlu dilakukan karena arsip

memiliki banyak fungsi terutama sebagai sumber informasi.

9

(25)

Sebagai sumber informasi, arsip dapat dimanfaatkan untuk

kepentingan sebagai berikut:10

1. Mendukung proses pengambilan keputusan.

2. Menunjang proses perencanaan.

3. Mendukung pengawasan.

4. Sebagai alat pembuktan.

5. Sebagai memori organisasi.

6. Dapat digunakan untuk kepentingan publik dan ekonomi.

Menurut Yohannes Suraja, secara umum fungsi arsip adalah

menjadi sumber data atau informasi yang dibutuhkan setiap orang

atau pun sekelompok pejabat atau pegawai untuk keperluan

pelaksanaan tugas, fungsi dan pekerjaan di dalam organisasi dan

kebutuhan individual.Fungsi arsip dapat dibedakan menurut

penggolongan arsip dinamis dan arsip statis.11

Pada dasarnya Arsip dikelompokkan menjadi tiga yakni arsip

dinamis, arsip dinamis inaktif dan arsip statis. Arsip dinamis

merupakan dokumen yang masih digunakan untuk keperluan

pengambilan keputusan, arsip dinamis inaktif adalah arsip dinamis

yang yang jarang digunakan namun harus tetap dijaga untuk

digunakan untuk memenuhi syarat retensi sesuai undang-undang,

sedangkan arsip statis adalah dokumen yang disimpan permanen

karena alasan historis, administratif, hukum dan lain-lain, namun

tidak lagi digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Dari ketiga

macam arsip tersebut penulis memfokuskan pada arsip dinamis

untuk penelitian ini.

2. Arsip Dinamis

Arsip dinamis adalah arsip yang masih dipergunakan secara langsung

dalam perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan

kebangsaaan pada umumnya atau dipergunakan secara langsung dalam

10

Sambas Ali Mudini, dkk, Manajemen Kearsipan; untuk Organisasi Publik, Bisnis, Sosial, Politik, dan Kemasyarakatan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2016), cet.1, h.3.

11

(26)

penyelenggaraan administrasi Negara. Arsip statis adalah arsip yang tidak

dipergunakan secara langsung untuk perencanaan, penyelenggaraan

kehidupan kebangsaaan pada umumnya maupun untuk penyelenggaraan

sehari-hari administrasi Negara.12

Arsip dinamis (record) artinya informasi terekam, termasuk data dalam

sistem computer, yang dibuat atau diterima oleh badan korporasi atau

perorangan dalam transasksi kegiatan atau melakukan tindakan sebagai

bukti aktivitas tersebut. Definisi tersebut merujuk kepada mengapa arsip

dinamis diciptakan dan alasan mengapa arsip dinamis disimpan. Arsip

dinamis yang disimpan menunjang kegiatan sehingga disimpan sebagai

bukti aktivitas tersebut.13

Arsip dinamis dapat dibagi menjadi beberapa kategori. Kategori yang

lazim digunakan meliputi:

(1) Arsip dinamis administrative, meliputi dokumentasi prosedur, formulir atau boring dan korespondensi. Contoh pedoman staf, rooster, buku log menyangkut tugas pemeliharaan, pembukuan perjalanan.

(2) Arsip dinamis akuntansi meliputi laporan, formulir, dan korespondensi terkait. Contoh: tagihan invoice, arsip dinamis rekening bank, laporan penagihan nasabah.

(3) Arsip dinamis proyek meliputi korespondensi, nota, dokumentasi pengembangan produk, dan sebagainya yang berkaitan dengan proyek tertentu.

(4) Berkas kasus meliputi arsip dinamis nasabah, asuransi, kontrak,

dan berkas tutntutan hukum.14

Arsip Dinamis berfungsi sebagai salah satu sumber data atau informasi

yang dipergunakan secara langsung dalam perencanaan, pelaksanaan,

penyelenggaraan kehidupan organisasi dan kebangsaan pada umumnya

atau dipergunakan secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi

organisasi swasta dan administrasi Negara.15

12

Zulkifly Amsyah, Manajemen Kearsipan,…, h.2.

13

Sulistyo Basuki, Manajemen Arsip Dinamis, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), h.13.

14

Ibid, h.13

15

(27)

Dari beberapa pengertian diatas penulis mencoba menyimpulkan

bahwa arsip dinamis adalah arsip yang masih dipergunakan secara

langsung dalam kegiatan organisasi maupun sekolah sebagai alat

pengambilan keputusan, dan juga sumber informasi.

3. Manajemen Kearsipan

a. Pengertian Manajemen Kearsipan

Manajemen kearsipan adalah pelaksanaan pengaasan sistematik

dan ilmiah terhadap semua informasi terekam yang dibutuhkan oleh

sebuah organisasi untuk menjalankan usahanya. Ia mengawasi system

penyimpanan arsip organisasi dan memberikan pelayanan-pelayanan

yang diperlukan. Dengan kata lain, manajemen kearsipan memerlukan

pengawasan sistematik mulai dari pencipataan, atau penerimaan arsip,

kemudian pemrosesan, penyebaran, pengorganisasian, penyimpanan,

sampai pada akhir pemusnahan arsip.16

Menurut Zulkifly Amsyah pekerjaan atau kegiatan yang

berhubungan dengan pengurusan arsip disebut manajemen kearsipan,

dengan kata lain manajemen kearsipan adalah pekerjaan pengurusan

arsip yang meliputi pencatatan, pengendalian dan pendistribusian,

penyimpanan, pemeliharaan, pengawasan, pemindahan dan

pemusnahan terhadap arsip yang tercipta, jadi pekerjaan tersebut

meliputi siklus kehidupan arsip sejak lahir sampai mati.17

Odgers (2005) dalam Badri M.Sukoco mendefinisikan

Manajemen Arsip sebagai proses pengawasan, penyimpanan, dan

pengamanan dokumen serta arsip, baik dalam bentuk kertas maupun

media elektronik. Adapun Charman (1998) mendefinisikannya

sebagai proses yang menitik beratkan pada efesiensi administrasi

perkantoran, pengelolaan, dan pemusnahan dokumen apabila tidak

lagi diperlukan.18

16

Laksmi,dkk, Manajemen Perkantoran Modern, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), Ed.1, Cet.1, h.207.

17

Zulkifly Amsyah, Manajemen Kearsipan,…, h.4.

18

(28)

Berdasarkan definisai diatas, penulis menyimpulkan bahwa

Manajemen Kearsipan adalah proses pengaturan kegiatan perkantoran

yang berhubungan dengan segala bentuk surat dokumen maupun

naskah yang bertujuan untuk memudahkan penemuan kembali padaa

saat dokumen diperlukan. Oleh karena itu dalam pelaksanaan

manajemen kearsipan seorang manajer harus atau pengelola kearsipan

harus dapat mengelola seluruh unsur yang terlibat dalam proses

pengurusan arsip sehingga pekerjaan perkantoran lebih efektif dan

efisien.

b. Fungsi Manajemen Kearsipan

Manajemen kearsipan dilakukan dengan melaksanakan

fungsi-fungsi manajemen yang bentuknya yaitu aktivitas perencanaan

kearsipan, pengorganisasian bidang kearsipan, penyusunan personalia

(staf) bagian kersipan, pengarahan kerja dan pegawai kersipan, dan

pengawasan terhadap kegiatan pokok (operasional) kersipan.19

Menurut teori diatas, fungsi-fungsi manjemen kearsipan adalah

sebagai beriut:

1) Fungsi Perencanaan

Menurut Stoner, Perencanaan adalah proses menetapkan

sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran

tersebut.20

Perencanaan adalah tahap awal dari sebuah kegiatan dan

menjadi syarat yang mutlak agar pelaksanaan manajemen

terlaksana dengan baik. Dalam melaksanakan perencanaan,

harus benar-benar memikirkan hal-hal buruk atau kendala yang

mungkin akan terjadi dalam pelaksanaan kegiatan yang

direncanakan, serta memikirkan alternative yang bisa di

lakukan untuk menhadapi kendala yang terjadi.

19

Yohannes Suraja, Manajemen Kearsipan, (Malang: Dioma, 2006),cet. 1, h.62-63.

20

(29)

Fungsi perencanaan dalam bidang kearsipan dilakukan

dengan menyusun pola klasifikasi arsip, kode, dan indeks;

menyusun pedoman pemrosesan surat masuk dan surat keuar;

menyusun jadwal retensi arsip; dan perencanaan fasilitas atau

perbekalan yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas

kearsipan.21

2) Fungsi Pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan fungsi kedua dalam

manajemen, pengorganisasian sendiri adalah suatu proses

kegiatan penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan

tujuan-tujuan, sumber-sumber dan lingkungannya.

Adapun fungsi peorganisasin kearsipan dilakukan

dengan melaksanakan pembagian kerja, menetukan hubungan

kerja intern untit kearsipan, dan antara unit kersipan dengan

unit pengolah di dalam organisasi.22

3) Fungsi Penyusunan Staf

Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa

penyusunan personalia pada suatu organisasi yang mencakup

perekrutan tenaga kerja, pengembangannya sehingga

memberikan daya guna maksimal kepada organisasi.23

Penyusunan staf berfungsi untuk menjalin bahwa

perusahaan atau organisasi mendapatkan pegawai yang tepat

dan memilkiki keahlian dibidang tertentu, untuk mengisi

jabatan atau pekerjaan tertentu.

Fungsi penyusunan staf dalam bidang kearsipan

mencakup pelaksanaan penentuan kebutuhan tenaga kerja

dibidang kearsipan, rekrutmen, seleksi, orientasi, penempatan,

21

Yohanes suraja. op.cit. h.65.

22

Ibid, h.65.

23

(30)

penggajian, penjaminan kesejahteraan, pengembangan pegawai

dan pemberhentian pegawai.24

4) Fungsi Pengarahan

Pengarahan yang dilakukan dengan motivasi oleh

manajer kearsipan kepada para pegawainya, memelihara

komunikasi atau hubungan kerja yang efektif, menggerakan

dan mempengaruhi petugas arsip agar mau bekerja

menyumbangkan kemampuan yang dimiliki untuk mencapai

tujuan kearsipan.25

Berdasarkan teori diatas, dapat dikatakan bahwa fungsi

pengarahan dalam kersipan diberikan oleh pemimpin kepada

pegawai yang menangani bidang kearsipan dengan cara

memberikan motivasi dan memelihara komunikasi yang baik,

serta menggerakan pegawau kearsipan agar mau dan mampu

bekerja dengan baik demi tercipatanya sistem kearsipan yang

baik dalam sebuah organisasi atau lembaga tersebut.

5) Fungsi Pengarahan

Pengarahan yang dilakukan dengan motivasi oleh

manajer kearsipan kepada para pegawainya, memelihara

komunikasi atau hubungan kerja yang efektif, menggerakan

dan mempengaruhi petugas arsip agar mau bekerja

menyumbangkan kemampuan yang dimiliki untuk mencapai

tujuan kearsipan.26

Berdasarkan teori diatas, dapat dikatakan bahwa fungsi

pengarahan dalam kersipan diberikan oleh pemimpin kepada

pegawai yang menangani bidang kearsipan dengan cara

memberikan motivasi dan memelihara komunikasi yang baik,

serta menggerakan pegawau kearsipan agar mau dan mampu

24

Yohanes Suraja, loc.cit, h.66.

25

Ibid, h.66.

26

(31)

bekerja dengan baik demi tercipatanya sistem kearsipan yang

baik dalam sebuah organisasi atau lembaga tersebut.

6) Fungsi Pengawasan

Controlling atau pengawasan, sering juga disebut

pengendalian, merupakan salah satu fungsi manajemen berupa

mengadakan penilaian, dan jika perlu mengadakan koreksi

sehingga pekerjaan bawahan menjadi terarah sesuai dengan

maksud dengan tujuan yang telah digariskan.27

Yohannes Suraja menjelaskan fungsi pengawasan dalam

kearsipan dilakukan dengan cara melaksanakan pengawasan

sebelum pelaksanaan pekerjaan (preecontrol), pengawasan pada pelaksanaan pekerjaan (concurrent control), pengawasan setelah pelaksanaan pekerjaan (feedback control) kearsipan. Semua fungsi manajemen kearsipan tersebut merupakan

tanggung jawab manajer keasripan dan kepala kantor

organisasi.28

Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen kearsipan berguna

untuk menunjang terciptanya sistem kearsipan yang baik. Oleh

karena itu orang yang mengelola sebuah sitem kearsipan

haruslah orang yang memiliki kemampuan dalam bidang

kearsipan sehingga ia mampu melaksanakan fungsi-fungsi

manajemen kearsipan dengan optimal demi tercapainya tujuan

organisasi.

c. Sistem Kearsipan Yang Baik

Penyelenggaraan kearsipan secara baik dan benar, selain

merupakan aset suatu organisasi, juga berguna sebagai bahan

pengambilan keputusan organisasi pemerintah maupun swasta, karena

dengan arsip/dokumen yang teratur dan benar pengambilan keputusan

dapat dilakukan cepat dan tepat. Terselenggaranya kearsipan secara

27

Khaerul Umam, Manajemen Perkantoran; Referensi untuk Para Akademisi dan Praktisi, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2014), h.27.

28

(32)

baik dapat meminimalisir kesalahan manajemen yang akan diambil

oleh organisasi pemerintah maupun swasta melalui tersedianya

informasi yang tersaji dengan baik dan benar, oleh karena itu dalam

pelaksananan manajemen kearsipan diperlukan sistem kearsipan yang

baik.

Pokok-pokok sistem kearsipan yang baik adalah:29

1) Kepadatan

Tidak perlu banyak menggunakan tempat, khususnya ruang

lantai.

2) Hal dapat didekati

Lemari surat harsuu ditempatkan sedemikian rupa, sehingga

surat-surat mudah menyimpan atau mengambilnya.

3) Kesederhanaan

Sistem (khususnya sistem klasifikasi) harus mudah di mengerti

dan dilaksanakan.

4) Keamanan

Kepada dokumen-dokumen harus diberikan tingkat keamanan

yang tepat sesuai dengan kepentingannya.

5) Kehematan

Sistem kearsipan harus hemat dalam biaya berupa uang dan

dalam biaya tenaga kerja dan biaya tambahan.

6) Fasilitas

Bilamana diperlukan sistem kearsipan harus dapat di perluas.

7) Arsip harus dapat diketemukan kembali dengan penangguhan

yang seminimum-minimumnya.

8) Referensi yang banyak harus diberikan bila diperlukan,

sehingga sebuah dokumen dapat diketemukan melalui

bermacam-macam kepala (heding).

29

(33)

9) Surat-surat harus selalu disimpan secara up-to-date, meskipun

hal ini dapat tergantung kepada penyusun tenaga kerja dan

pengawasan.

10)Beberapa sistem yang menggunakan petunjuk ke luar harus

menunjukkan dokumen-dokumen mana yang telah

dipindahkan, bilamana, dan oleh siapa.

11)Harus diperginakan sistem klasifikasi yang paling tepat.

Ada beberapa Faktor kearsipan yang baik diantaranya sebagai

berikut:30

a. Penggunaan sistem penyimpanan secara tepat.

Sistem penyimpanan arsip atau yang sering disebut filling

system adalah suatu rangkaian tata acara yang teratur menurut

suatu pedoman tertentu untuk menyusun/ menyimpan arsip-arsip

sehingga bilamana diperlukan dapat diketemukan kembali

secara cepat. Cepat atau lambatnya penemuan kembalu dari

tempat penyimpanannya ditentukan oleh tepat atau tidaknya

penggunaan sistem penyimpanan setiap benda arsip.

b. Fasilitas kearsipan memenuhi syarat

Dalam kamus administrasi, “fasilitas” diartikan sebagai

kebuthan yang diperlukan untuk menyelesaikan

pekerjaan-pekerjaan dalam suatu usaha kerja sama manusia. Fasilitas

Kearsipan dapat dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu:

1) Alat-alat korespondensi, seperti kertas, mesin tik, mesin

stensil, stempel, karbon, dan sebagainya.

2) Alat-alat penerimaan surat seperti bak/kotak surat, meja

tulis, rak dan sebagainya.

3) Alat penyimpanan surat (setelah diarsipkan) seperti map

ordner, folder, lemari, filling cabinet dan seterusnya.

30

(34)

4) Alat-alat lainnya sperti ruangan yang cukup, cahaya, kode

pokok soal dan sebagainya.

c. Petugas kearsipan memenuhi syarat

Seorang petugas untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan

baik harus memenuhi syarat-syarat tertentu sebagaimana juga

persyaratan untuk petugas tata usaha, umumnya yaitu memiliki

pengetahuan dibidang;

1) pengetahuan umum, terutama yang menyangkut masalah

surat menyurat dan arsip

2) pengetahuan tentang seluk beluk instansinya yakni

organisasi beserta tugas-tugasnya dan pejabat-pejabatnya

3) pengetahuan khusus tentang tata kearsipan

4) memiliki keterampilan untuk melaksanakan teknik tata

kearsipan yang sedang dijalankan.

5) Berkepribadian yakni memiliki ketekunan, kesabaran,

ketelitian, kerapihan, kecekatan, kecerdasan, kejujuran serta

loyal dan dapat menyimpan rahasia organisasi.

Yohanes Suraja menjelaskan sistem kearsipan yang baik

mempunyai kriteria tertentu, yaitu:

1) Tingkat pencapaian tujuan kearsipan yang tinggi, yakni arsip yang

disimpan cenderung tidak ada yang rusak , tidak ada yang hilang,

sehingga arsip yang benar dapat disediakan pada orang yang

membutuhkannya pada waktu yang cepat dan dengan biaya yang

serendah-rendahnya.

2) Dari aspek unsur-unsur input, sistem kearsipan dalam keadaan baik

apabila:

a. Data dan informasi yang tersedia memenuhi syarat benar,

lengkap, tepat dan relevan.

b. Pejabat dan pegawai kearsipan mempunyai kompetensi dan

harus cerdas, teliti, cekatan, dan rapih dalam melaksanakan

(35)

c. Peralatan yang ada harus lengkap macamnya, jumlahnya

mencakupi, keadaannya baik, dan mengikuti perkembangan

teknologi kearsipan.

d. Uang atau anggaran yang ada cukup untuk membiayai semua

unsur input, proses kerja kearsipan, pemeliharaan,

penyimpanan dan penyusunan arsip.

Dari aspek proses atau rangkaian kegiatan kearsipan, sistem

kearsipan yang baik ditandai dengan pelanksanaan penciptaan,

distribusi, penggunaan, pemeliharaan, penyimpanan, dan penyusutan

naskah dapat berjalan dengan sesuai prosedur dan metode kerja yang

telah ditentukan yang dapat menjamin dihasilkannya output yang

benar.

Segi output dari proses kearsipan, arsipnya memenuhi cirri-ciri

arsip sebagai arsip yang baik: sebagai sekumpulan warkat yang

mempunyai nilai guna dan disimpan secara sistematis, sehingga bila

dibutuhkan dapat segera ditemukan kembali dengan cepat..31

4. Pengelolaan Arsip Dinamis

Menurut Kennedy (1998) dalam Lolytasari, menjelaskan bahwa

manajemen rekod dalam organisasi berperan sebagai (1) menyediakan

informasi yang diperlukan secara berkelanjutan untuk perkembangan masa

depan atau dalam memperbaiki aktivitas organisasi, (2) melindungi

organisasi dari kasus yang bersifat hukum atau yang memungkinkan

menjadi bahan bukti bahwa rekod tersebut dapat dijadikan bahan

dipengadilan, (3) memenuhi persyaratan akubtabilitas yang ditentukan

dengan pengaturan lingkungan di mana organisasi tersebut beroperasi.32

Dalam pengelolaan Arsip Dinamis setiap data dan informasi selalu

mengalami proses, demikian pula dengan data pendidikan yang juga

melewati siklus yang disebut dengan daur hidup arsip.

31

Yohannes Suraja, Manajemen Kearsipan,…, h.25-26.

32

(36)

Menurut Ricks & Gow dalam Yohanes Suraja mengatakan bahwa,

[image:36.595.108.535.164.580.2]

Daur Hidup Arsip terdiri dari:

Gambar 2.1

Daur Hidup Arsip

Diolah dari Ricks & Gow (91984:10)

Siklus hidup arsip dimulai dari kegiatan penciptaan arsip (record

creation), yaitu penulisan surat, memo, laporan, gambar, film, rekaman

dan lain sebagainya yang kemudian didistribusikan atau disampaikan

kepada seseorang ataupun organisasi yang membutuhkan. Oleh penerima,

warkat (yang akan menjadi arsip) digunakan untuk keperluan tertentu

diantaranya untuk keperluan operasional maupun dasar tindakan tertentu

seperti sebagai bahan pertimbangan untuk memecahkan permasalahan Penyusutan:

 Pemindahan

 Penghancuran

 Pembuangan

Penciptaan

 Korespondensi

 Memo

 Petunjuk

 Formulir

 Laporan

 Gambar

 Kopian

 output

Distribusi

 Antar perusahaan

 Internal perusahaan

 Eksternal perusahaan

Penggunaan

 pengambilan keputusan

 Dokumentasi

 Respons/tanggapan

 Keperluan hukum

Pemeliharaan

 Penyimpanan

 Pengambilan/ penyediaan kembali

 Menjaga kebersihan

 Memberi pestisida

 perbaikan

Penyimpanan

 Aktif

 Inaktif

 Permanen

(37)

yang terjadi dalam organisasi. Setelah digunakan, warkat dipelihara,

disimpan dan disediakan kembali bila diperlukan. Kemudian warkat

disimpan menurut klasifikasinya. Lama penyimpanan arsip didasarkan

pada jadwal retensi arsip. Akhirnya, ketika, masa penyimpanan arsip telah

lewat, maka dilakukan penyusutan arsip yang berupa penyimpanan dan

pemusnahan arsip.

Dari proses daur hidup arsip tersebut, maka pengelolaan arsip dinamis

pada umumnya melalui tahap-tahap dibawah ini:

a. Tahap Penciptaan Arsip

Penciptaan arsip adalah segala aktifitas membuat catatan yang

berbentuk tulisan, gambar maupun rekaman mengenai hal-hal yang

terjadi menyangkut kehidupan seseorang atau organisasi.33

Pada tahap ini arsip diciptakan atau dibuat, kemudian digunakan

sebagai dasar perencanaan, pengorganisasian, pengambilan keputusan,

pengawasan, dan sebagainya. Arsip diciptakan dengan dua cara.

Pertama, diterima dari organisasi atau seseorang yang berasal dari luar

organisasi (eksternal). Kedua, dapat di ciptakan secara internal

perusahaan.34

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pihak-pihak yang

terlibat dalam penciptaan arsip. Hal-hal yang dimaksud yaitu:

1) Kejelasan Isi Arsip

Beberapa hal dan cara yang menunjang kejelasan isi Arsip

yaitu:

a. Penggunaan bahasa yang baik dan benar. Maksudnya

menggunakan pilihan kata dan bahasa yang tepat dan

sesuai, sehingga mampu mendeskripsikan peristiwa yang

terkandung dalam arsip itu.

b. Deskripsi dan penjelasan symbol-simbol. Jika data dan

informasinya menggunakan symbol-simbol atau gambar

33

Yohanes Suraja, Ibid, h.100.

34

(38)

tertentu, maka maksud dari symbol-simbol atau gambar itu

harus dideskripsikan dengan penjelasan yang jelas.

c. Penggunaan media rekaman yang baik. Jika data dan

informasi yang disampaikan dalam bentuk rekaman suara,

maka pengambilan data dan informsinya harus

menggunkan media rekaman yang baik.

2) Model Penulisan Arsip

Model Arsip adalah tata letak pengetikan atau penulisan

naskah seperti surat, laporan, dan formulir. Tata letak

pengetikan naskah perlu diperhatikan, karena alasan efesiensi

dan keserasian. Naskah yang ditulis dalam model yang serasi

ditambah lagi penggunaan bahasa yang baik dan benar,

sehingga isinya jelas dan dapat dipahami, ini semua akan

membangun citra baik organisasi.35

3) Ukuran Arsip

Ukuran Arsip menunjukan pada besar kecilnya kertas, kulit,

kanvas, film, pita, disket, dan lain-lain yang digunakan untuk

membuat naskah, blanko atau formulir, gambar atau rekaman.

[image:38.595.108.519.100.738.2]

Tabel 2.1

Ukuran Lembaran Kertas Seri A, B, dan C 36

Seri A Ukuran (mm) Seri B Ukuran (mm) Seri C Ukuran (mm) A0 A1 A2 A3 A4 A5 A6

841 x 1189

594 x 841

420 x 594

297 x 420

210 x 297

148 x 297

105 x 148

B0 B1 B2 B3 B4 B5 B6

1000 x 1414

707 x 1000

500 x 707

353 x 500

250 x 353

176 x 250

125 x 176

C0 C1 C2 C3 C4 C5 C6

917 x 1297

648 x 917

458 x 648

324 x 458

229 x 324

162 x 229

114 x 162

35Yohannes Suraja, Manajemen Kearsipan,…, h.101. 36

(39)

A7

A8

A9

A10

74 x 105

52 x 74

37 x 52

26 x 37

B7

B8

B9

B10

88 x 125

62 x 88

44 x 62

31 x 44

C7

C8

81 x 114

57 x 81

4) Kualitas Bahan Intrinsik Arsip

Dalam penciptaan warkat harus diperhatikan bahan intrinsik

warkat, yaitu jenis-jenis barang yang digunakan untuk

memebuat warkat. Jika warkat berbentuk tulisan kebanyakan

menggunkan bahan kertas maka sebaiknya memilih kertas

yang berkualitas baik dan kuat.

Dari pemaparan diatas penulis menyimpulkan bahwa dalam

penciptaan arsip harus diorientasikan kepada optimalisasi pencapaian

tujuan kearsipan, terutama mengenai aspek keselamatan arsip. Agar

arsip aman dan awet maka dalam penciptaan arsip harus diperhatikan

bahan yang digunakan untuk pembuatan arsipnya. Dan perlu

dipertimbangkan kejelasan isi dan model warkat tersebut.

b. Tahap Pendistribusian Arsip

Pendistribusian arsip adalah rangkaian kegiatan penyampaian atau

penerimaan, pengarahan, pencatatan, pengendalian, dan penyimpanan

terhadap arsip (surat, naskah, gambar, rekaman, dan lain-lain) yang

masih tergolong aktif.37

Pendistribusian arsip merupakan kegiatan kedua setelah melakukan

penciptaan arsip.Seiring dengan beropersinya suatu organisasi atau

lembaga, maka akan semakin banyak jenis surat yang didistribusikan

dalam organisasi atau lembaga itu.

Agar pendistribusian surat masuk dan keluar berjalan dengan rapih,

suraja menjelaskan prosedur surat masuk dan keluar menurut pola

sederhana, pola lama dan pola baru.38

37

Yohannes Suraja, Manajemen Kearsipan…, h.114.

38

(40)

1. Prosedur Pengurusan Surat Masuk

b. Prosedur Pengurusan Surat Masuk Pola Lama/Pola

Sederhana

1) Penerimaan oleh petugas dari pengirim atau pengantar

surat.

2) Pemeriksaan kebenaran alamat dan sifat surat yang

mungkin terantum pada amplop. Apabila alamatnya

keliru harus diserahkan kembali kepada pengirim. Surat

yang bersifat rahasia tidak dibuka. Surat pribadi

langsung diberikan kepada yang bersangkutan. Surat

dinas dibuka dan dibubuhi cap tanggal terima atau

stempel agenda, ditentukan pokok soalnya dan diberi

kode.

3) Pencatatan pada buku arsip atau pada buku agenda

surat masuk.

4) Pembubuhan nomer urut simpan pada surat.

5) Penentuan disposisi oleh sekretaris atau Kepala Tata

Usaha.

6) Penyerahan surat kepada pengolah untuk diproses

paling lama dua hari.

7) Penyimpanan. Setelah selesai diproses, surat disimpan

oleh Petugas Arsip.

c. Prosedur Pengurusan Surat Masuk Pola Baru

Pengurusan surat masuk terjadi di unit Kearsipan dan

atau Tata Usaha Pengolah.

Pengurusan surat masuk di unit Kearsipan terdiri dari:

(41)

a) Menerima surat yang disampaikan baik oleh

pengantar, petugas pos, Telkom maupun oleh

perorangan.

b) Meneliti kebenaran alamat surat.

c) Membubuhkan paraf pada bukti penerimaan.

d) Menyortir surat.

e) Membuka sampul dan mengeluarkan surat dari

amplop, meneliti kelengkapan lampiran surat.

f) Meneliti kelengkapan lampiran.

g) Menyampaikan surat kepada Pengarah.

h) Menyampaikan surat rahasia (tertutup) kepada

pencatat.

2) Pengarahan surat, adalah kegiatan menentukan unit

pengolah yang akan menindaklanjuti atau memproses

surat sesuai isinya. Kegiatannya adalah:

a) Membaca naskah surat dan menentukan surat

tergolong penting atau biasa.

b) Menulliskan isi disposisi atau pengarahan pada

lembar disposisi.

c) Menentukan kode klasifikasi dan indeks pada

naskahsurat penting.

d) Menyampaikan naskah surat penting dan biasa

kepada pencatat.

3) Pencatatan surat, adalah penulisan keterangan unsur-

unsur yang tercantum didalam naskah surat dan naskah

lain yang disertakan di dalam Kartu Kendali atau

Lembar Pengantar. Tuganya adalah:

a) Mencantumkan nomor urut pada naskah surat.

b) Mencatat naskah surat didalam kartu kendali

(42)

c) Menyampaikan naskah surat kepada pengendali

beserta kartu kendali atau lembar pengantar.

4) Pengendalian surat, tugasnya adalah:

a) Menerima surat beserta kartu kendali/ lembar

pengantar dari pencatat.

b) Meneliti kebenaran nomor kode surat dan

kellengkapan lampiran.

c) Menyampaikan naskah surat beserta kartu kendali

II dan III kepada tata usaha dan unit pengolah.

d) Menyampaikan naskah surat rahasia (tertutup) dan

surat biasa beserta lembar pengantar rangkapdua

kepada tata usaha pengolah.

e) Menyusun (menyimpan) kartu kendali I dalam

almari kataog berdasarkan urutan nomor kode.

5) Penyimpanan, bertugas menyimpan kartu kendali II dan

lembar pengantar yang diterima kembali dari tata usaha

pengolah kedalam laci sebagai pengganti arsip selama

surat dan naskahnya beserta kartu kndali III masih

disimpan di unit pengolah.

2. Prosedur Pengurusan Surat Keluar

a) Prosedur Pengurusan Surat Keluar Pola Lama/Pola

Sederhana

1) Pembuatan konsep surat oleh ketua, sekretaris, kepala

seksi atau petugas tata usaha.

2) Pemeriksaan konsep surat oleh sekretaris baik segi

kebenaran isi maupun bentuknya.

3) Persetujuan konsep surat dan pengetikan oleh petugas

tata usaha.

4) Pembacaan hasil pengetikan pemeriksaan

kelengkapan surat, pengesahan dan penandatanganan

(43)

kirim, peipatan surat dan pemasukan kedallam ampop,

pembubuhan perangko, pemberian perekat pada

amplop oleh petugas tata usaha.

5) Pencatatan pada kartu ekspedisi dan diberikan kepada

petugas pengantar (ekspeditur) untuk dikirimkan.

6) Penyimpanan arsip.

b) Prosedur Pengurusan Surat Keluar Pola Baru.

Pengurusan surat beserta naskah keluar meliputi

kegiatan yang dilaksanakan oleh Tata Usaha Pengolah dan

Unit Kearsipan.

1) Tata Usaha Tugasnya yaitu:

a) Mencatat naskah keluar pada kartu kendali

rangkap tiga.

b) Menyampaikan konsep surat atau naskah beserta

kartu kendali rangkap tiga kepada pengendali unit

kearsipan.

c) Menyimpan kartu kendali lembar III menurut

urutan nomer kode.

d) Mengendalikan surat yang belum selesai

pengolahannya dan menyampaikan surat yang

sudah selesai pengolahanya kepda penyimpan.

2) Unit Kearsipan Tugasnya yaitu:

a) Pengendali:

1. Memberikan nomor urut surat pada kartu

kendali.

2. Menyimpan kartu kendali lembar I menurut

urutan nomer kode.

3. Menyampaikan kartu kendali lembar II

kepada penyimpan.

4. Pengembalian kartu kendali lembar III

(44)

5. Mengembalikan konsep yang diterima dari

pengirim kepada Tata Usaha Pengolah.

b) Penyimpan, mempunyai tugas menyimpan kartu

kendali lembar II menurut urutan nomor kode

sebagai pengganti arsip selama naskah atau surat

masih berada di Unit Pengolah.

c) Pengirim:

1. Mengirim surat kepada sasaran sesuai

alamat.

2. Menyampaikan konsep kepada Pengendali.

c. Tahap Penggunaan Arsip

Penggunaan arsip adalah penggunaan terhadap suatu surat atau

naskah yang telah di arsipkan, yang digunakan untuk mendapatkan

informasi yang dibutuhkan.

Dalam organisasi ataupun sekolah untuk keperluan pelaksanaan

fungsi dan tugas-tugasnya pimpinan, sekretaris ataupun pegawai

operasional dihadapkan pada keharusan menggunakan arsip, dan oleh

karena itu mereka harus meminjam arsip, dan mereka harus

meminjamnya pada unit kearsipan.

Setiap peminjaman arsip harus dicatat di dalam kartu atau buku

peminjaman arsip sebagai sarana pengendalian arsip. Setiap hari

petugas arsip perlu melihat buku peminjaman arsip untuk mengontrol

arsip apa saja yang dipinjam, berapa banyak, siapa yang meminjam,

dan waktu pengembalian. Karena dengan cara tersebut akan mencegah

hilangnya arsip.

Berdasarkan catatan peminjaman arsip juga dapat dilakukan

perhitungan Angka Pemakaian Arsip. Angka pemakaian arsip adalah

hasil bagi antara jumlah arsip yang dipinjam atau jumlah permintaan

(45)

diketahui dari jumlah arsip yang ada di tempat penyimpanan arsip,

yang dapat dilihat dari catatan yang dibuat seperti pada kartu arsip.39

Jumlah Permintaan Arsip

Angka Pemakaian= --- X 100%

Total Arsip

Menurut Terry Seperti dikutip Sutarto (1997 : 301) angka

pemakaian yang baik adalah antara 15-20%. Lebih dari 20% berarti

sangat baik. Kurang dari 15% berarti tidak baik. Jika angka pemakaian

arsip besar (baik) ini menunjukkan banyak arsip yang secara langsung

digunakan untuk pelaksanaan kerja sehari-hari.40

Batas waktu peminjaman paling lama adalah tiga hari bila arsip itu

akan dipakai untk melaksanakan pekerjaan di dalam kota, dan tujuh

hari apabila arsip itu akan dipakai untuk melaksanakan pekerjan di

luarkota. Apabila ada pejabat yang memerlukan arsip dalam waktu

yang lama misalnya satu bulan, maka kepada yang bersangkutan dapat

dubuatkan turunannya atau di fotokopikan (Sutarto, 1997: 248).41

Agar efektifitas pengelolaan kearsipan dapat tercapai, penggunaan

surat ataupun naskah harus diperhatikan waktunya. Surat-surat

hendaknya dapat dijawab atau ditindaklanjuti dalam waktu secepatnya

dan paling lama 3 hari setelah penerimaan. Arsip yang dipinjam untuk

keperluan pelaksanaan fungsi-fungsi manajerial, peran manajerial dan

tugas operasional harus segera dikembalikan setelah selesai

digunakan.42

d. Tahap Pemeliharaan Arsip

Tahap pemeliharaan arsip adalah tahap perlindungan dan

pengamanan arsip, baik fisik maupun informasinya. Kegiatan

pemeliharaan arsip, antara lain penyediaan prasarana dan sarana

kearsipan disesuaikan dengan standar kearsipan untuk pengelolaan

39

Yohanes Suraja, Manajemen Kearsipan,…,h. 187.

40

Yohanes Suraja, Manajemen Kearsipan,…,h. 188.

41

Yohanes Suraja, Manajemen Kearsipan,…,h. 189.

42

(46)

arsip dinamis berdasarkan bentuk dan media arsip; penyimpanan arsip

dilaksanakan dengan memerhatikan bentuk, media arsip, suhu, dan

kelembapan udara ruangan.43

Tahap pemeliharaan arsip merupakan tahap yang penting dalam

rangka mencapai tujuan kearsipan yang optimal yaitu menjamin

keselamatan arsip, agar apabila dibutuhkan sewaktu-waktu arsip dapat

segera disediakan untuk membantu memberikan data yang dibutuhkan.

Pemeliharaan arsip merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk

mengusahakan keselamatan arsip dengan cara menyimpan, merawat,

dan melindungi arsip dari berbagai faktor yang dapat merusak dan

memusnahkan arsip.

Upaya pemeliharaan arsip pada dasarnya menyangkut tiga aspek,

yaitu:

1) Pemeliharan terhadap wujud fisik arsip. Agar arsip tidak rusak

maka bentuk pemeliharaan yang harus diusahakan yaitu

dengan menyimpan arsips dengan baik; tidak

berdesak-desakan, tidak disimpan ditempat yang lebih kecil; serta

menjaga kebersihan arsip.

2) Menjaga tempat penyimpanan arsip dari serangan serangga

dan hama dengan cara member kapur barus/kamper,

melakukan penyemprotan zat anti serangga dan fumigasi untuk

membasmi kuman yang dapat merusak arsip.

3) Pemeliharaan lingkungan penyimpanan arsip dengan cara

membersihkan ruangan dengan penyedot debu (vacuum

cleaner), menjaga ruangan dan sekitarnya agar tidak ada

kesempatan bagi serangga untuk berkembang biak, serta

mencegah dengan mengawasi kemungkinan terjadinya

kebocoran saluran air.44

43

Sambas Ali Mudini, dkk, Manajemen Kearsipan; untuk Organisasi Publik, Bisnis, Sosial, Politik, dan Kemasyarakatan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2016), cet.1, h.13

44

(47)

Pertolongan pertama arsip-arsip yang rusak dan perbaikan kecil:45

1) Halaman yang sobek. Untuk memperbaiki arsip-arsip yang

sobek gunakanlah perkat kanji, jangan sekali-kali

menggunakan cellotape.

2) Membuat perkat. Perkat dapat dibuat dari tepung kanji dan

air, tetapi pada umumnyalebih mudah untuk membeli perekat

di setiap took buku yang terpercaya.

3) Memperbaiki arsip-arsip yang terbakar. Apabila kertas-kertas

arsip terserang oleh api, atau oleh beberapa sebab menjadi

hangus atau sedikit terbakar, serahkanlah arsip tersebut

kepada yang lebih ahli.dalam hal ini serahkanlah kepada

Arsip Nasional R.I.

4) Menanggulangi arsip-arsip basah/terendam air. Apabila

kertas terkena air, akibatnya kertas itu akan menjadi kotor,

mudah sobek dan berkerut-kerut.

5) Mengeringkan buku. Buku-buku yang hendak dijemur

diletakan diatas tiga buah tali halus serta kuat, agar buku

dapat bergantung di ketiga bagiannya.

6) Mengatasi cendawan. Apabila setelah kering kertas

ditumbuhi cendawan, sapulah segera dengan campuran

thymol dan spritus, dapat juga dengan acetone.

7) Pembuatan kertas racun cendawan “ fungicidal tissue”. Kertas lembut racun cendawan ini dapat di buat sendiri.

Sediakanlah campuran “sodium orthophenylpenate”

sebanyak yang dicampur dengan air, kemudian rendamlah

beberapa helai kertas lembut tissue di dalam campuran

tersebut, kemudian biarkanlah sesaat hingga kering.

Simpanlah hasilnya di dalam kotak tertutup dan

pergunakanlah bila perlu.

45

(48)

8) Membersihkan rak. Cucilah rak tersebut dari segala kotoran

yang melekat sebersih mungkin, terutama celah-celahnya.

Kalau hendak dipergunakan lagi keringkanlah

sekering-keringnya, secara berangsur-angsur.

Berdasarkan pemaparan diatas, pemeliharaan harus dilakukan

untuk menjamin kelestarian informasi yang ada didalam arsip tersebut.

Dan dapat disimpulakan bahwa pemeliharan arsip merupakan hal yang

penting dan harus dilakukan, karena apabila tidak dilakukannya

pemeliharaan arsip dengan baik maka kelestarian arsip tidak akan

terjamin dan kegiatan arsip selanjutnya akan menjadi sulit.

e. Tahap Penyimpanan Arsip

Untuk menjaga agar kearsipan di dalam organisasi dapat mencapai

tujuannya, yaitu menjamin keselamatan arsip dan menyediaan kembali

arsip dengan cepat ketika dibutuhkan kembali, maka petugas kearsipan

harus melakukan penyimpanan arsip secara tertib dan sistematis.

Penyimpanan arsip adalah kegiatan menaruh atau menyusun

warkat-warkat secara sistematis, dengan menggunakan berbagai cara

dan alat di tempat tertentu yang aman dan dapat ditemukan kembali

dengan cepat biamana dibutuhkan.46

1) Sistem Penyimpanan Arsip

Ada tiga sistem penyimpanan dokumen yang dapat

dipertimbangkan oleh suatu organisasi, yaitu penyimpanan

terpusat (sentralisasi), penyimpanan desentralisasi, dan

kombinasi dari kedua system (Quibble, 2011). 47

a. Sistem Sentralisasi

Pada system sentraliasasi, semua dokumen di simpan

di pusat penyimpanan. Unit bawahannya yang ingin

menggunakan dokumen dapat menghubungi untuk

46

Yohanes Suraja, Manajemen Kearsipan,…,h.154.

47

Gambar

Gambar 2.1 Daur Hidup Arsip .............................................................................
Gambar 2.1 Daur Hidup Arsip
Ukuran Lembaran Kertas Seri A, B, dan C Tabel 2.1 36
Tabel 2.2 Nama Asli
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem informasi ini mampu mengelola pendataan surat baik surat masuk maupun surat keluar, proses distribusi surat menggunakan lembar disposisi, manajemen arsip

Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori lifespan of control archieve/ lingkaran kehidupan arsip yang meliputi tahap penciptaan, pengurusan dan

Hasil penelitian (1) pelaksanaan manajemen kearsipan yang meliputi meliputi kegiatan penciptaan arsip, distribusi arsip, penggunaan arsip, pemeiharaan arsip, penyimpanan arsip,

ditandatangani oleh pejabat yang berwenang) yang dibuat oleh instasi atau lembaga lain. Setelah Surat masuk dan surat keluar yang diproses dan ditindak lanjuti

Selanjutnya sistem penyimpanan arsip dikatakan baik apabila untuk menemukan kembali yang telah disimpan tidak memakan waktu yang lama, sehingga diperlukan penataan

Penelitian ini menghasilkan prototype rancangan sistem informasi pengelolaan arsip surat masuk dan surat keluar berbasis web pada Dinas Komunikasi dan Informatika

Skripsi yang ditulis oleh Bonita Kristina Sinaga dan Mardiyanto (2016) dengan judul Sistem Informasi Surat Masuk dan Surat Keluar Berbasis Microsoft Access pada PT

Penciptaan arsip yang berupa surat keluar di UPT BPPH-BPPT Surabaya ini senada dengan hasil penelitian Rahmi 2012:8 bahwa penciptaan naskah dinas dimulai dari pembuatan draft atau