• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan model pembelajaran Penemuan Terbimbing dengan menggunakan media bantu geogebra pada materi lingkaran di kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten tahun ajaran 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan model pembelajaran Penemuan Terbimbing dengan menggunakan media bantu geogebra pada materi lingkaran di kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten tahun ajaran 2013/2014."

Copied!
181
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Risko Wicaksono. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing Dengan Menggunakan Media Bantu Geogebra Pada Materi LINGKARAN di Kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten Tahun Ajaran 2013/2014. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing dengan demonstrasi menggunakan media bantu Geogebra dilihat dari 1) motivasi belajar siswa dan 2) prestasi hasil belajar siswa pada pokok bahasan lingkaran. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan penelitian adalah metode deskriptif-kualitatif dengan pendekatan analisis persentase dan analisis kecenderungan. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten yang berjumlah 26 siswa. Penelitian diadakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.

Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket/kuesioner, lembar kerja siswa, dan tes akhir tertulis. Lembar kerja siswa digunakan peneliti sebagai instrumen penemuan terbimbing dengan demonstrasi Geogebra, kuesioner bertujuan untuk mengetahui sikap/motivasi siswa terhadap metode pembelajaran yang dilakukan peneliti , dan tes akhir tertulis bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan metode pembelajaran yang dilakukan peneliti terhadap prestasi hasil belajar siswa. Penelitian diadakan sebanyak 4 kali pertemuan (5 JP) dan termasuk dalam melaksanakan tes akhir penilaian. Secara garis besar penelitian ini mengajak siswa untuk melakukan pembelajaran dengan menemukan definisi/pemahaman yang siswa bangun dari hasil kerja mereka sendiri menggunakan lembar kerja siswa dan melihat tingkat keberhasilan penelitian dari prestasi hasil belajar siswa.

Dari hasil penelitian terdapat 6 siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal, dan 14 siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal ( ≥ 70 ). Hasil analisa menunjukan bahwa pemanfaatan program Geogebra sebagai media bantu dalam pembelajaran yang menggunakan metode penemuan terbimbing memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi terhadap prestasi hasil belajar siswa dengan persentase ketuntasan kelas sebesar 70% dan rata-rata nilai siswa mencapai 77,85. Dari hasil kuesioner menunjukan bahwa motivasi siswa bersifat netral terhadap motivasi belajar siswa pada pokok bahasan lingkaran.

(2)

ii

ABSTRACT

Risko Wicaksono. 2015.The Implementation Guided Discovery Learning Model by Using GeoGebra Program as an Assistive Media The Main Subject of Circle at Class VIII A Pangudi Luhur Wedi Klaten Junior High School. Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Science, Faculty of Teachers Training And Education, Sanata Dharma University.

The purpose of this research was to know about the success rate of the implementation of guided discovery learning model by demonstrating using assisstive media Geogebra. It is seen from 1) students’ learning motivation, 2) the results of the main learning process that students had. The research method that being used in this research is descriptive-qualitative methods based on percentage analysis and trend analysis. The subjects of this research are VIII A-grade-students from Pangudi Luhur Wedi Klaten Junior High School which contain of 26 students. This research was held on even semester batch 2013/2014.

The research instrument that being used are questionnaire, students’ worksheet

and final written test. The students’ worksheet is used by the researcher as guided discovery learning instrument by Geogebra demonstration. The questionnaire was to know the characteristics/motivations of the students toward learning method, and the final written test was purposed to know about the success rate of the method toward

students’ learning result achievement. The research was held in 4 meetings (5 JP) including the final assessment. The main point of the learning process that being applied in this research is students can be persuaded to find the main definition/comprehension that students built from the results of their worksheets.

After doing the research, there are six students who haven’t reached the

Minimum Criteria (≥70). The analysis showed - based on criteria that being used - the usage of Geogebra as an assistive media in a learning process which used guided discovery learning has a high rate of succes toward students’ result by seeing the high percentage (70%) of the students that pass the test with an average score 77,85. It is also showed in result of the questionnaire that the motivation of students is neutral toward the students learning motivation in the main point of discussion.

(3)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BANTU GEOGEBRA PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII A SMP PANGUDI LUHUR WEDI

KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh : Risko Wicaksono

091414096

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kegagalan bukan berarti terjatuh , namun menolak untuk bangkit.”

-Anonim-“Jika anda dapat memimpikannya, berarti anda dapat melakukannya.”

-Walt

Disney-“Setiap kemajuan besar tidak lebih dari sebuah impian yang ada

dalam pikiran seorang visioner.”

-Robin

Sharma-“Ketika kamu berhasil kamu tahu siapa teman

-temanmu.

Ketika kamu gagal, teman-temanmu tahu siapa

kamu.”

-Aristoteles-

“Bawalah aku berjalan dala

m kebenaran-MU dan ajarlah aku,

sebab Engkau Allah yang menyelamatkan aku,

Engkau kunanti-

nantikan sepanjang hari.”

-Mazmur 25:5-

Dengan penuh syukur skripsi ini kupersembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Kedua orangtuaku yang selalu memberi kasih sayang dan semangat serta doa

Mbahku putri Sastro Ngadinem yang selalu menjagaku dan menyayangiku

Adikku terkasih Dwi Santoso

Teman-temanku yang selalu memberikan semangat dan motivasi

(7)
(8)
(9)

vii

ABSTRAK

Risko Wicaksono. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing Dengan Menggunakan Media Bantu Geogebra Pada Materi LINGKARAN di Kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten Tahun Ajaran 2013/2014. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing dengan demonstrasi menggunakan media bantu Geogebra dilihat dari 1) motivasi belajar siswa dan 2) prestasi hasil belajar siswa pada pokok bahasan lingkaran. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan penelitian adalah metode deskriptif-kualitatif dengan pendekatan analisis persentase dan analisis kecenderungan. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten yang berjumlah 26 siswa. Penelitian diadakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.

Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket/kuesioner, lembar kerja siswa, dan tes akhir tertulis. Lembar kerja siswa digunakan peneliti sebagai instrumen penemuan terbimbing dengan demonstrasi Geogebra, kuesioner bertujuan untuk mengetahui sikap/motivasi siswa terhadap metode pembelajaran yang dilakukan peneliti , dan tes akhir tertulis bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan metode pembelajaran yang dilakukan peneliti terhadap prestasi hasil belajar siswa. Penelitian diadakan sebanyak 4 kali pertemuan (5 JP) dan termasuk dalam melaksanakan tes akhir penilaian. Secara garis besar penelitian ini mengajak siswa untuk melakukan pembelajaran dengan menemukan definisi/pemahaman yang siswa bangun dari hasil kerja mereka sendiri menggunakan lembar kerja siswa dan melihat tingkat keberhasilan penelitian dari prestasi hasil belajar siswa.

Dari hasil penelitian terdapat 6 siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal, dan 14 siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal ( ≥ 70 ). Hasil analisa menunjukan bahwa pemanfaatan program Geogebra sebagai media bantu dalam pembelajaran yang menggunakan metode penemuan terbimbing memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi terhadap prestasi hasil belajar siswa dengan persentase ketuntasan kelas sebesar 70% dan rata-rata nilai siswa mencapai 77,85. Dari hasil kuesioner menunjukan bahwa motivasi siswa bersifat netral terhadap motivasi belajar siswa pada pokok bahasan lingkaran.

(10)

viii

ABSTRACT

Risko Wicaksono. 2015.The Implementation Guided Discovery Learning Model by Using GeoGebra Program as an Assistive Media The Main Subject of Circle at Class VIII A Pangudi Luhur Wedi Klaten Junior High School. Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Science, Faculty of Teachers Training And Education, Sanata Dharma University.

The purpose of this research was to know about the success rate of the implementation of guided discovery learning model by demonstrating using assisstive media Geogebra. It is seen from 1) students’ learning motivation, 2) the results of the

main learning process that students had. The research method that being used in this research is descriptive-qualitative methods based on percentage analysis and trend analysis. The subjects of this research are VIII A-grade-students from Pangudi Luhur Wedi Klaten Junior High School which contain of 26 students. This research was held on even semester batch 2013/2014.

The research instrument that being used are questionnaire, students’ worksheet and final written test. The students’ worksheet is used by the researcher as guided discovery learning instrument by Geogebra demonstration. The questionnaire was to know the characteristics/motivations of the students toward learning method, and the final written test was purposed to know about the success rate of the method toward

students’ learning result achievement. The research was held in 4 meetings (5 JP) including the final assessment. The main point of the learning process that being applied in this research is students can be persuaded to find the main definition/comprehension that students built from the results of their worksheets.

After doing the research, there are six students who haven’t reached the

Minimum Criteria (≥70). The analysis showed - based on criteria that being used - the usage of Geogebra as an assistive media in a learning process which used guided discovery learning has a high rate of succes toward students’ result by seeing the high percentage (70%) of the students that pass the test with an average score 77,85. It is also showed in result of the questionnaire that the motivation of students is neutral toward the students learning motivation in the main point of discussion.

(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus, yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan

skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan, dukungan,

bimbingan, motivasi dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. R. Rohandi, M.Ed., Ph.D. selaku dekan FKIP.

2. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd. selaku Kaprodi Pendidikan Matematika

sekaligus selaku ketua jurusan PMIPA.

3. Bapak Dominikus Arif Budi Prasetyo, M.Si. selaku dosen pembimbing

skripsi. Terimakasih atas segala dukungan, bimbingan, serta telah meluangkan

waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis dalam penyusunan

skripsi dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini sehingga dapat

terselesaikan serta telah membantu penulis menyelesaikan studi.

4. Bruder Samina selaku kepala SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten yang telah

memberikan kesempatan dan izin untuk melakukan penelitian.

5. Bapak Yohanes Sutarjo, S.Pd. selaku guru matematika kelas VIII SMP

Pangudi Luhur Wedi Klaten yang telah memberikan kesempatan, motivasi,

(12)

x

6. Segenap dosen dan karyawan Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing,

membantu serta memberikan ilmunya kepada penulis.

7. Segenap guru SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten, yang telah memberikan

motivasi serta keramah tamahan selama di sekolah kepada penulis.

8. Kedua orang tuaku Dra. Th. Endang Susanti dan Cornelius Sadanan atas

dukungan, motivasi, dan doa, serta cinta kasih yang diberikan sehingga

penulis dapat menyelesaikan studi ini.

9. Mbah putri Sastro Ngadinem yang selalu menjaga dan menyayangi penulis.

10.Adikku Dwi Santoso yang selalu memberi semangat kepada penulis.

11.Lusiana Ayu Damar Sari selaku orang yang telah menjaga kesehatan, serta

memberi semangat dan motivasi kepada penulis.

12.Benedictus Dhiki Dwi Purnama, Albertus Adhitya Ch. Trimakasih atas kerja

sama kalian dalam membantu penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

13.Leo Agung Noviar K.A., Fransiscus Dimas, Ignatius Candra Budhiawan,

Aryatningtyas Prihastuti, Ari Nugroho, Ch. Niken Putri, Seravina Servin F.N.,

Epafroditus, dan teman-teman Pendidikan Matematika 2009 yang tidak bisa

penulis sebutkan satu per satu. Trimakasih karena telah memberikan motivasi

kepada penulis.

14.Siswa-siswi kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten, yang telah

bersedia membantu penulis selama penulis melakukan penelitian.

15.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

(13)

xi

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Mengingat keterbatasan kemampuan penulis, maka dengan rendah hati penulis

bersedia menerima kritik dan saran.

Yogyakarta, 3 Maret 2015

Penulis,

(14)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

(15)

xiii

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Belajar dan Pembelajaran ... 10

1. Pengertian Belajar ... 10

2. Pengertian Pembelajaran ... 13

3. Belajar dan Pembelajaran Matematika ... 13

B. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing ... 15

C. Media Pembelajaran Program Geogebra ... 18

1. Pengertian Media ... 18

2. Aplikasi Geogebra ... 19

D. Materi Lingkaran Dalam dan Luar Segitiga ... 21

1. Lingkaran Luar Segitiga ... 21

2. Lingkaran Dalam Segitiga ... 23

D. Data Instrumen Penelitian ... 30

E. Validitas ... 32

F. Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV TAHAPAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN, ANALISIS dan DESKRIPSI DATA ... 40

A. Tahapan Penelitian ... 40

1. Persiapan Penelitian... 40

(16)

xiv

B. Hasil Penelitian ... 43

C. Analisis Data dan Deskripsi Data ... 53

1. Analisis dan Deskripsi Hasil Belajar ... 53

2. Keterlaksaan Pembelajaran ... 70

3. Analisis dan Deskripsi Motivasi Siswa ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

A. Kesimpulan ... 76

B. Keterbatasan Penelitian ... 76

C. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 79

(17)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Table 3.1 Instrumen Penelitian ... 30

Table 3.2 Kisi-Kisi Soal ... 31

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar ... 33

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian ... 36

Tabel 3.5 Ketuntasan Belajar Siswa... 36

Tabel 3.6 Ketuntasan Belajar Siswa secara Kualitatif ... 36

Tabel 3.7 Kriteria Motivasi Siswa ... 38

Tabel 3.8 Motivasi Siswa secara Kualitatif... 38

Tabel 4.1 Tabel Kegiatan Penelitian ... 43

Tabel 4.2. Penilaian Siswa ... 54

Tabel 4.3. Kriteria Penilaian ... 55

Tabel 4.4.Penilaian Hasil Belajar secara Kualitatif ... 56

Tabel 4.5. Sampel Analisis Hasil Belajar ... 56

Tabel 4.6. Motivasi Siswa Berdasarkan Aspek ... 72

Tabel 4.7. Motivasi Setiap Siswa Kelas VIIIA ... 72

(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Lingkaran Luar Segitiga ... 21

Gambar 2.2. Lingkaran Dalam Segitiga ... 23

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian ... 27

Gambar 4.1 Gambar lingkaran luar segitiga ... 46

Gambar 4.2 Garis sumbu segitiga ... 47

Gambar 4.3 Gambar lingkaran dalam segitiga ...50

(19)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN A

Lampiran Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran dan Silabus ...82

Lampiran Lembar Kerja Siswa ...92

Lampiran Soal Tes Tertulis dan Kunci Jawaban ...106

Lampiran Validitas Pakar ...110

Lampiran Lembar Kuesioner ...120

Lampiran Surat Ijin Penelitian ...124

LAMPIRAN B Lampiran Hasil Lembar Kerja Siswa ...126

Lampiran Hasil Tes Tertulis Siswa ...140

Lampiran Hasil Angket Siswa ...146

Lampiran Lembar Observasi Pembelajaran ...152

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah sebuah proses kegiatan yang disengaja dan ditujukan

bagi siswa untuk menimbulkan suatu hasil yang diinginkan sesuai tujuan

yang ditetapkan (Purwanto, 2009). Pendidikan memegang peranan penting

dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu

bersaing dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Seiring berkembangnya

ilmu pengetahuan, pendidikan di Indonesia pun dituntut untuk berkembang

pesat sesuai dengan kemajuan teknologi.

Keberhasilan pendidikan di Indonesia sangat tergantung pada beberapa

faktor diantaranya guru sebagai fasilitator dan motivator siswa, sarana,

prasarana (termasuk metode dan media pembelajaran), serta keaktifan siswa

dalam proses belajar mengajar. Sikap guru dalam proses belajar mengajar,

sifat guru, gaya memimpin kelas, metode dan media pembelajaran yang

digunakan guru dalam menyampaikan pelajaran merupakan faktor luar siswa

yang berpengaruh dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran

merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam

upaya mencapai suatu tujuan. Tujuan dari pembelajaran adalah perubahan

perilaku, pola berpikir dan nilai sebagai hasil belajar. Proses pembelajaran

hendaknya menggunakan media serta metode pembelajaran yang menarik dan

(21)

termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung. Perasaan senang dan

motivasi belajar dari siswa merupakan faktor dalam yang mempengaruhi

proses belajar mengajar.

Salah satu mata pelajaran yang menjadi tolok ukur kemampuan

seseorang dalam bidang pendidikan adalah pelajaran matematika. Pelajaran

matematika telah dipelajari oleh siswa dari tingkat dasar hingga tingkat

menengah atas. Belajar matematika membutuhkan ketekunan dan keseriusan

siswa, sehingga siswa akan lebih mudah dalam memahami pembelajaran.

Selain itu, penggunaan metode dan alat bantu dalam menyampaikan materi

pembelajaran juga dapat mempermudah siswa dalam belajar.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMP Pangudi Luhur

Wedi Klaten, guru masih menggunakan metode konvensional. Metode

konvensional yang diterapkan oleh guru berupa metode ceramah dengan

pedoman buku pelajaran tanpa menggunakan media/alat peraga. Siswa

terlihat kurang aktif dan kurang memperhatikan penjelasan guru selama

proses pembelajaran berlangsung. Dari wawancara yang dilakukan dengan

siswa, sebagian siswa menginginkan belajar menggunakan media komputer

seperti saat mereka diajar oleh mahasiswa PPL Universitas Sanata Dharma

karena siswa merasa lebih jelas. Selama observasi berlangsung, peneliti

melihat belum optimalnya interaksi antara siswa dengan siswa dan siswa

dengan guru. Interaksi yang berlangsung di dalam kelas sebagian besar hanya

berjalan satu arah, sehinggga berpengaruh pada hasil belajar siswa yang

(22)

oleh pihak sekolah pada tahun ajaran 2013/2014 yaitu ≥ 70. Dari hasil

wawancara yang peneliti lakukan dengan guru mata pelajaran matematika

kelas VIII A, diperoleh keterangan bahwa sebagian besar siswa baru mampu

mencapai KKM setelah melalui proses remedial. Selain itu, fasilitas yang

tersedia di sekolah masih belum digunakan secara maksimal. Fasilitas

tersebut antara lain berupa proyektor dan laboratorium komputer, sehingga

peneliti ingin memanfaatkan fasilitas ini dalam proses pembelajaran.

Dari permasalahan di sekolah yang tersebut, peneliti ingin memperbaiki

kegiatan pembelajaran tersebut menggunakan metode penemuan terbimbing

dengan menggunakan lembar kerja siswa. Metode ini memiliki keunggulan

untuk mengaktifkan siswa baik dalam aspek kognitif, psikomotorik, dan

afektif. Dengan metode penemuan terbimbing, siswa diajak untuk turut aktif

dan berperan penting dalam proses pembelajaran. Siswa diajak untuk ikut

ambil bagian dalam proses pembelajaran dengan berinteraksi secara aktif,

baik dengan teman kelompok maupun dengan guru untuk menemukan

konsep-konsep yang dipelajari dengan arahan yang diberikan oleh peneliti.

Peneliti menggunakan aplikasi Geogebra sebagai media bantu demonstrasi

menggunakan metode penemuan terbimbing dengan lembar kerja siswa

dalam proses pembelajaran yang memanfaatkan fasilitas proyektor. Menurut

David Wess (Chandra Budhiawan, 2012), Geogebra memungkinkan siswa

untuk aktif dalam membangun pemahaman konsep geometri, program ini

memungkinkan visualisasi sederhana dari konsep geometri yang rumit dan

(23)

Diharapkan dari metode pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti mampu

untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

matematika.

Model pembelajaran yang menggunakan metode penemuan terbimbing

dengan menggunakan lembar kerja siswa dan media Geogebra ini akan

mengajak siswa mampu menemukan cara dan langkah-langkah untuk

menyelesaikan persoalan matematika secara konstruktif. Sesuai dengan hasil

diskusi dengan guru mata pelajaran, penelitian ini diterapkan pada materi

lingkaran dalam dan luar segitiga. Tentu hal ini menuntut peneliti kreatif dan

inovatif mengolah aplikasi Geogebra untuk membantu siswa mampu melukis

dan memahami materi lingkaran luar dan dalam segitiga yang dilakukan

dengan metode penemuan terbimbing menggunakan lembar kerja siswa.

Berdasarkan uraian yang telah peneliti paparkan, peneliti mengangkat judul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BANTU GEOGEBRA PADA

MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII A SMP PANGUDI LUHUR

WEDI KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika yang

dilakukan peneliti pada tanggal 21 dan 25 Januari 2014, peneliti memperoleh

informasi mengenai kemampuan siswa bahwa dalam 1 kelas rata-rata

(24)

Selain itu guru juga menyatakan bahwa hampir setiap ujian ketuntasan siswa

tercapai setelah melalui proses remidi dalam pembelajaran matematika. Dari

hasil observasi, peneliti mengamati proses pembelajaran yang dilakukan oleh

guru dengan menggunakan metode konvensional. Dari hasil pengamatan dan

diskusi yang telah dilakukan peneliti bersama guru, disepakati bahwa materi

yang masih perlu dibantu untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi

siswa adalah lingkaran pada pokok bahasan lingkaran luar dan dalam segitiga.

C. PEMBATASAN MASALAH

Seperti yang telah dikemukakan oleh peneliti bahwa pengaruh eksternal

dan internal siswa sangat berperan penting dalam motivasi serta hasil belajar

siswa. Pada penelitian ini masalah dibatasi pada:

1. Pokok bahasan yang dibahas peneliti adalah lingkaran, dengan

kompetensi dasar menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya,

dengan melukiskan dan menghitung jari-jari lingkaran dalam dan luar

suatu segitiga.

2. Metode pembelajaran yang peneliti gunakan adalah penemuan

terbimbing (guided discovery) dengan aplikasi Geogebra sebagai media

bantu untuk demonstrasi.

3. Tingkat keberhasilan penelitian dalam pembelajaran dilihat dari hasil

belajar siswa (hasil tes) dan motivasi siswa dalam pemberian kuesioner

(25)

D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dikemukakan

peneliti, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Sejauh mana tingkat keberhasilan penerapan model pembelajaran

penemuan terbimbing dengan media bantu Geogebra dilihat dari

motivasi belajar siswa di kelas VIIIA pada pokok bahasan lingkaran

luar dan dalam segitiga?

2. Sejauh mana tingkat keberhasilan penerapan model pembelajaran

penemuan terbimbing dengan media bantu Geogebra dilihat dari hasil

belajar siswa di kelas VIIIA pada pokok bahasan lingkaran luar dan

dalam segitiga?

E. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan melakukan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui keberhasilan penerapan model pembelajaran

penemuan terbimbing dengan media bantu Geogebra dilihat dari

motivasi belajar siswa pada materi lingkaran kelas VIIIA di SMP

Pangudi Luhur Wedi.

2. Untuk mengetahui keberhasilan model pembelajaran penemuan

terbimbing dengan media bantu Geogebra dilihat dari hasil belajar

(26)

F. PENJELASAN ISTILAH

Penjelasan istilah dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian terhadap

topik dalam judul penelitian, yaitu :

1. Model pembelajaran adalah strategi pembelajaran yang berkaitan erat

dengan cara-cara atau metode mengajar yang peneliti gunakan agar

tercapai sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Penemuan terbimbing adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan

siswa sehingga siswa mampu menemukan, memahami, dan mengalami

sendiri pemahaman serta konsep-konsep yang belum diketahui oleh

siswa dengan bimbingan dari guru.

3. Media adalah suatu upaya manusia yang menjadikan orang lain mampu

memahami topik yang diperagakan tanpa harus mengadakan kontak

langsung dengan topik tersebut. Sedangkan media bantu merupakan

upaya yang dilakukan manusia dengan menggunakan suatu alat

penunjang untuk menjadikan topik kegiatan menjadi lebih mudah

dipahami.

4. Program aplikasi Geogebra adalah program aplikasi komputer yang

digunakan sebagai penunjang untuk membelajarkan matematika

khususnya geometri dan aljabar.

5. Materi lingkaran adalah pokok bahasan matematika pada tingkat

sekolah menengah pertama yang secara eksplisit dalam penelitian ini

(27)

G. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian skripsi ini adalah :

1. Bagi guru :

a. Sebagai media bagi guru dan calon guru dalam mengenal software

pembelajaran yang digunakan untuk mendukung pembelajaran

matematika di sekolah.

b. Sebagai media bagi guru dan calon untuk mengembangkan

kemampuan dan keahlian komputer serta mengaplikasikannya dalam

pembelajaran matematika.

2. Bagi Siswa :

a. Sebagai media untuk siswa dalam meningkatkan pemahaman konsep

dan kreatifitas belajar matematika.

b. Menambah wawasan siswa tentang alternatif cara belajar dan

mengkonstruksi pengetahuannya.

3. Bagi Peneliti :

Mampu mengembangkan wawasan dan pengalaman peneliti serta

menerapkannya dalam melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan

(28)

H. SISTEMATIKA PENELITIAN

Agar penyusunan skripsi ini sistematis, maka sistematika penelitian yang

peneliti paparkan adalah sebagai berikut:

Pada tahap awal penelitian, peneliti melaksanakan observasi kelas yang

dilakukan pada minggu kedua bulan Januari. Observasi ini bertujuan untuk

mengamati proses pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas

mengenai materi lingkaran. Saat menentukan topik, kelas, dan instrumen

yang akan digunakan sebagai penelitian, peneliti melakukan konsultasi

kepada guru mata pelajaran. Peneliti membuat instrumen serta perangkat

pembelajaran yang divalidasi oleh guru dan dosen pembimbing sebagai

validitas uji pakar. Setelah melakukan observasi dan validasi instrumen,

peneliti menentukan kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan jadwal

mata pelajaran matematika.

Peneliti melaksanakan penelitian di kelas VIIIA selama 2 hari atau 4 jam

pelajaran dan 1 hari untuk melaksanakan tes kemampuan belajar siswa

sebagai sumber data. Setelah memperoleh data yang dibutuhkan, peneliti

mengolah data sesuai dengan pedoman yang digunakan untuk menentukan

kesimpulan dari hasil akhir penelitian. Peneliti mencantumkan hasil

pengolahan data berupa kesimpulan pada bab akhir penelitian dan

(29)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu proses yang tidak pernah berakhir sejak

manusia ada dan berkembang di muka bumi. Belajar merupakan proses dan

aktivitas yang selalu dilakukan dan dialami sejak manusia di dalam

kandungan, tumbuh berkembang dari anak-anak, remaja hingga menjadi

dewasa, sampai nanti tutup usia, sesuai dengan prinsip pembelajaran

sepanjang hayat.

Belajar adalah suatu aktivitas atau proses untuk memperoleh

pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan

mengokohkan kepribadian (Suyono, 2011:9). Slamet menyatakan bahwa

(2003:2) belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

Menurut Crow (Suyono 2011:128-129), belajar diperolehnya dari

kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru. Belajar dikatakan

berhasil jika seseorang mampu mengulangi kembali materi yang telah

dipelajarinya, sehingga belajar semacam ini disebut dengan rote learning,

(30)

mempedulikan makna. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI, 2011:23), belajar adalah berubah tingkah laku atau tanggapan yang

disebabkan oleh pengalaman.

Dari pandangan-pandangan mengenai definisi belajar, menurut (Suyono,

2011) kita dapat menemukan beberapa ciri-ciri umum kegiatan belajar

antara lain sebagai berikut:

a. Belajar merupakan bagian dari perkembangan. Belajar dan

berkembang merupakan dua hal yang berbeda, tetapi erat

hubungannya. Dalam perkembangan dituntut belajar, sedangkan

melalui belajar terjadi perkembangan individu yang pesat.

b. Belajar berlangsung seumur hidup. Hal ini sesuai dengan prinsip

pembelajaran sepanjang hayat (life long learning).

c. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan,

lingkungan, kematangan, serta usaha dari individu secara aktif.

d. Belajar mencakup semua aspek kehidupan. Oleh sebab itu belajar

harus mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor dan

keterampilan hidup (life skill). Menurut Ki Hadjar Dewantara belajar

harus mengembangkan cipta (kognitif), rasa (afektif), karsa

(motivasi), dan karya (psikomotor).

e. Kegiatan belajar berlangsung di sembarang tempat dan waktu.

Berlangsung di sekolah (kelas dan halaman sekolah), di rumah, di

masyarakat, di tempat rekreasi, di alam sekitar, dalam bengkel kerja,

(31)

f. Belajar berlangsung baik tanpa guru atau dengan guru. Berlangsung

dalam situasi formal, informal, dan nonformal.

g. Belajar yang terencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi.

Biasanya terkait dengan pemenuhan tujuan yang kompleks, diarahkan

kepada penguasaan, pemecahan masalah atau pencapaian sesuatu yang

bernilai tinggi.

h. Perbuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai

dengan yang sangat kompleks.

i. Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan. Hambatan dapat

terjadi karena belum adanya penyesuaian individu dengan tugasnya,

adanya hambatan dari lingkungan, kurangnya motivasi, kelelahan atau

kejenuhan belajar.

j. Dalam hal tertentu belajar memerlukan adanya bantuan dan

bimbingan orang lain. Orang lain itu dapat guru, orang tua, teman

sebaya yang kompeten dan lainnya.

Dari beberapa ciri-ciri serta definisi belajar yang dikemukakan beberapa

ahli, peneliti dapat menyimpulkan bahwa belajar merupakan sebuah proses /

kegiatan yang dilakukan seseorang sejak kecil dan terus-menerus sehingga

menjadikan orang tumbuh dan berkembang serta mengalami perubahan

(32)

2. Pengertian Pembelajaran

Secara umum, pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru

sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Pembelajaran

adalah upaya guru menciptakan pelayanan terhadap kemampuan, potensi,

minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang amat beragam agar terjadi interaksi

optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa (Suyono,

2011:98).

3. Belajar dan Pembelajaran matematika

Dalam penelitian terkait, pengertian pembelajaran matematika menurut

Tim MKPBM (2001:8-9) terbagi dua macam:

a) Pengertian pembelajaran matematika secara sempit, yaitu

proses pembelajaran dalam lingkup sekolah, sehingga terjadi proses

sosialisasi individu siswa dengan lingkungan sekolah, seperti guru,

sumber atau fasilitas, dan teman sesama siswa.

b) Pengertian pembelajaran matematika secara luas, yaitu upaya penataan

lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar matematika

tumbuh dan berkembang secara optimal.

Nickson (Jajang, 2005:5) berpendapat bahwa pembelajaran matematika

adalah pemberian bantuan kepada siswa untuk membangun konsep-konsep

dan prinsip-prinsip matematika dengan kemampuan sendiri melalui proses

internalisasi (arahan terbimbing) sehingga konsep atau prinsip itu terbangun.

(33)

kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta

kemampuan bekerjasama.

Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan (Depdiknas, 2006:346)

menyebutkan pemberian mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

a) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara

konsep dan mengaplikasian konsep matematika secara luwes, akurat,

efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.

b) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan

menafsirkan solusi yang diperoleh.

d) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk menjelaskan keadaan/masalah.

e) Memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu: memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam pelajaran

matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan

masalah. Tujuan umum pertama, pembelajaran matematika pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah memberikan

penekanan pada penataan latar dan pembentukan sikap siswa. Tujuan

(34)

penerapan matematika, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun

dalam membantu mempelajari ilmu pengetahuan lainnya.

Dari beberapa pendapat dan tujuan pembelajaran matematika tersebut

dapat peneliti simpulkan bahwa pembelajaran matematika menuntut guru

untuk dapat mengaktifkan siswanya selama pembelajaran berlangsung

baik secara psikomotorik, kognitif, maupun afektif. Proses pembelajaran

yang diharapkan tidak lagi berpusat pada guru melainkan pada siswa,

sehingga konsep atau prinsip itu terbangun dengan metode atau

pendekatan mengajar dan pengggunaan aplikasi agar dapat bermanfaat

dalam meningkatkan kompetensi dan kemampuan siswa. Guru bukan

mentransfer pengetahuan pada siswa tetapi membantu agar siswa

membentuk sendiri pengetahuannya.

B. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing

Model (Markaban, 2008:9) menurut kamus W.J.S. Poerwadarminta

adalah sesuatu yang patut ditiru, sedangkan arti lainnya adalah pola atau

contoh. Istilah model pembelajaran amat dekat dengan pengertian strategi

pembelajaran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) ada beberapa

pengertian dari strategi yaitu: (1) ilmu dan seni menggunakan semua sumber

daya bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu dalam perang dan

damai, (2) rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran

(35)

melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang

dikehendaki. Sedangkan menurut Markaban (2008:10) model pembelajaran

adalah pola komprehensif yang patut dicontoh, menyangkut bentuk utuh

pembelajaran, meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

pembelajaran. Peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran adalah

strategi pembelajaran yang berkaitan erat dengan cara-cara atau metode

mengajar, didalamnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

pembelajaran yang peneliti gunakan agar tercapai sesuai dengan tujuan

penelitian.

Menurut Sund (Roestiyah 2008:20), pembelajaran penemuan

terbimbing (Discovery learning) adalah proses mental dimana siswa mampu

menyimpulkan sesuatu konsep atau prinsip dengan arahan dan bimbingan

dari guru. Yang dimaksud dengan proses mental antara lain ialah :

mengamati, menggolong-golongkan, menjelaskan, mengukur, membuat

kesimpulan dan sebagainya. Suatu konsep misalnya segitiga, persegi, kubus,

balok dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan prinsip antara lain

ialah: apabila ditentukan garis-garis sumbu pada segitiga, maka perpotongan

ketiga garis tersebut merupakan titik pusat lingkaran luar segitiga. Dalam

teknik ini siswa dibiarkan untuk menemukan sendiri atau mengalami proses

mental itu sendiri, dan guru sebagai fasilitator dan membimbing.

Suherman (2001) dalam bukunya mengatakan, model pembelajaran

penemuan terbimbing (Discovery Learning) merupakan kegiatan

(36)

dari guru sehingga peserta didik dapat menemukan sesuatu hal yang baru

bagi dirinya sendiri meskipun hal tersebut bukan merupakan temuan yang

benar-benar baru dalam masyarakat. Hal-hal yang baru tersebut dapat

berupa konsep, teorema, rumus, pola, aturan, dan sejenisnya. Siswa harus

melakukan dugaan-dugaan, perkiraan, coba-coba, dan usaha lainnya dengan

pengetahuan siapnya melalui cara induksi, deduksi, observasi, dan

ekstrapolasi untuk menemukan hal-hal yang belum mereka ketahui. Metode

penemuan yang dipandu oleh guru ini pertama dikenalkan oleh Plato dalam

suatu dialog antara Socrates dan seorang anak, maka sering disebut juga

dengan metode Socratic (Cooney, Davis, 1975: 136). Metode ini melibatkan

suatu dialog/interaksi antara siswa dan guru dimana siswa mencari

kesimpulan yang diinginkan melalui suatu urutan pertanyaan yang diatur

oleh guru.

Jadi model penemuan terbimbing yang peneliti maksud adalah suatu

aktivitas dalam pembelajaran yang dialami siswa bersama guru sebagai

proses belajar. Proses belajar yang peneliti maksud adalah serangkaian

kegiatan yang dilakukan siswa dengan arahan guru, sehingga siswa mampu

menemukan, memahami, dan mengalami sendiri pemahaman serta

konsep-konsep yang belum diketahui oleh siswa. Berdasarkan petunjuk dari orang

lain atau guru mengenai lingkaran luar dan dalam segitiga, siswa dapat

menemukan membangun pengetahuannya sendiri. Metode penemuan

terbimbing yang peneliti terapkan menggunakan lembar kerja siswa sebagai

(37)

melakukan perhitungan untuk menentukan jari-jari. Peneliti menggunakan

pertanyaan serta langkah-langkah dalam lembar kerja siswa dan demonstrasi

menggunakan aplikasi Geogebra untuk memberikan rangsangan kepada

siswa dalam melukiskan lingkaran serta penarikan kesimpulan. Penarikan

kesimpulan dalam penelitian ini bertujuan untuk menanamkan konsep

melukiskan lingkaran luar dan dalam segitiga secara mendalam kepada

siswa dengan menuntun siswa untuk menyimpulkannya sendiri.

C. Media Pembelajaran Program Geogebra 1. Pengertian Media

Menurut Trianto (2010), media adalah suatu upaya manusia yang

menjadikan orang lain mampu memahami topik yang diperagakan tanpa

harus mengadakan kontak langsung dengan topik tersebut. Media

pembelajaran digunakan sebagai penyampai pesan dari beberapa sumber

saluran ke penerima pesan. Berbagai macam media pembelajaran (Trianto,

2010) antara lain:

a. Media grafis atau media dua dimensi, seperti gambar, foto, grafik atau

diagram.

b. Media model solid atau dimensi tiga, seperti model-model benda ruang

dimensi tiga, diorama, dan sebagainya.

c. Media proyeksi seperti film, filmstrip, OHP.

d. Media informasi, komputer, internet.

(38)

Media pembelajaran diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:

a. Bahan yang disajikan menjadi lebih jelas maknanya bagi siswa.

b. Tidak bersifat verbalistik.

c. Metode pembelajaran lebih bervariasi.

d. Siswa menjadi lebih aktif melakukan beragam aktivitas.

e. Mengatasi keterbatasan ruang.

Bagi peneliti, media dalam proses pembelajaran merupakan hal

penting yang harus diperhatikan. Adanya media sebagai alat bantu untuk

menyampaikan pesan/materi pelajaran dapat dimodifikasi sesuai dengan

kebutuhannya, sehingga diharapkan siswa mampu menerima materi

pelajaran secara menyeluruh dan dapat dipahami dengan baik. Sehingga

menurut peneliti media bantu dalam penelitian ini ialah upaya yang

dilakukan manusia dengan menggunakan sesuatu alat penunjang untuk

menjadikan topik kegiatan menjadi lebih mudah dipahami.

2. Aplikasi Geogebra

Salah satu program komputer yang dapat dimanfaatkan sebagai media

pembelajaran matematika adalah program Geogebra. Geogebra

dikembangkan oleh Markus Hohenwarter pada tahun 2001. Geogebra

adalah program komputer untuk membelajarkan matematika khususnya

geometri dan aljabar. Program ini melengkapi berbagai program komputer

untuk pembelajaran aljabar yang sudah ada, seperti Derive, Maple,

(39)

Geometry’s Sketchpad atau CABRI. Apabila program-program komputer

tersebut digunakan secara spesifik untuk membelajarkan aljabar atau

geometri secara terpisah, maka Geogebra dirancang untuk membelajarkan

geometri sekaligus aljabar secara simultan.

Program Geogebra sangat bermanfaat bagi guru maupun siswa.

Tidak sebagaimana pada penggunaan software komersial yang biasanya

hanya bisa dimanfaatkan di sekolah, Geogebra dapat diinstal pada

komputer pribadi dan dimanfaatkan kapan dan di manapun oleh siswa

maupun guru dari link berikut http://www.Geogebra.org/cms/en

/download. Bagi guru, Geogebra menawarkan kesempatan yang efektif

untuk mengkreasikan lingkungan belajar interaktif yang memungkinkan

siswa mengeksplorasi berbagai konsep-konsep matematis. Geogebra dapat

mendorong proses penemuan dan keinginan siswa bereksperimen di kelas.

Menurut Mahmudi (2010: 43), Geogebra sangat bermanfaat sebagai media

pembelajaran matematika dengan beragam aktivitas sebagai berikut:

a. Sebagai media demonstrasi dan visualisasi

Dalam hal ini, dalam pembelajaran yang bersifat tradisional, guru

memanfaatkan Geogebra untuk mendemonstrasikan dan

memvisualisasikan konsep-konsep matematika tertentu.

b. Sebagai alat bantu konstruksi

Dalam hal ini Geogebra digunakan untuk memvisualisasikan konstruksi

konsep matematika tertentu, misalnya mengkonstruksi lingkaran dalam

(40)

c. Sebagai alat bantu proses penemuan

Penggunaan aplikasi Geogebra pada penelitian ini sebagai alat bantu

bagi siswa untuk membantu menemukan suatu konsep matematis secara

visual, misalnya tempat kedudukan titik-titik atau karakteristik

lingkaran.

D. Materi Lingkaran Dalam dan Luar Segitiga

Pengertian serta langkah melukis lingkaran dalam dan luar segitiga

peneliti menggunakan pedoman dari buku Marsigit, M.A. 2009 dengan

judul Matematika 2 SMP Kelas VIII.

Untuk mengetahui pengertian lingkaran luar segitiga, maka

perhatikan gambar berikut:

Gambar 2.1. Lingkaran Luar Segitiga

Pada gambar terlihat bahwa segitiga ABC memiliki lingkaran yang

mengelilingi dengan jari-jari lingkaran dari titik pusat lingkaran J menuju

semua titik sudut segitiga. Dengan definisi mengenai lingkaran, maka

(41)

disimpulkan bahwa lingkaran luar segitiga adalah lingkaran yang melalui

ketiga titik sudut pada segitiga tersebut.

Untuk dapat melukiskan lingkaran luar segitiga terdapat beberapa

langkah-langkah agar dapat dilukiskan dengan baik. Berikut adalah

langkah-langkah untuk melukis lingkaran luar segitiga:

 Gambarlah sebuah segitiga ABC dengan panjang sisi yang diinginkan.

 Tentukan garis-garis sumbu yang terdapat pada segitiga. Melukis garis

sumbu pada sebuah sisi segitiga dapat ditentukan dari menggambar 2

buah lingkaran yang berjari-jari sama dan bertitik pusat pada kedua

ujung garis yang merupakan salah satu sisi segitiga tersebut, maka

akan diperoleh perpotongan 2 buah lingkaran, jika titik perpotongan

kedua lingkaran ditarik sebuah garis lurus akan membentuk sebuah

garis yang tegak lurus dengan sisi pada segitiga dan membagi sisi

segitiga menjadi dua sama panjang, garis tersebut merupakan garis

sumbu segitiga. Lakukan langkah-langkah tadi untuk menggambar

garis-garis sumbu lainnya.

 Jika diamati, dari perpotongan ketiga garis sumbu pada segitiga akan

didapat sebuah titik potong dari garis-garis sumbu yang nantinya

merupakan titik pusat dari lingkaran luar segitiga ABC.

 Siswa dapat menggambar sebuah lingkaran menggunakan jangka

dengan titik pusat yang telah ditetapkan dari perpotongan ketiga garis

(42)

pada segitiga. Maka lingkaran tersebut adalah lingkaran luar segitiga

ABC.

Sedangkan lingkaran dalam segitiga, perhatikan gambar berikut;

Gambar 2.2. Lingkaran Dalam Segitiga

Pada gambar terlihat bahwa segitiga ABC memiliki lingkaran yang

terdapat didalam segitiga dan menyinggung ketiga sisi pada segitiga ABC,

panjang jari-jari lingkaran dari titik pusat lingkaran berjarak sama dari

ketiga sisi pada segitiga. Dengan definisi mengenai lingkaran, maka

lingkaran tersebut melalui titik-titik DEF pada segitiga. Jadi dapat

disimpulkan bahwa lingkaran dalam segitiga adalah lingkaran yang

menyinggung ketiga sisi pada segitiga tersebut.

Untuk dapat melukiskan lingkaran dalam segitiga terdapat beberapa

langkah-langkah agar dapat dilukiskan dengan baik. Berikut merupakan

langkah-langkah untuk melukis lingkaran dalam segitiga :

 Gambarlah segitiga sebuah ABC dengan panjang sisi yang diinginkan.

 Tentukan garis-garis bagi yang terdapat pada segitiga. Melukis garis

(43)

melukis sebuah lingkaran yang titik pusatnya adalah salah satu titik

tersebut dengan titik pusat masing-masing D dan E. Maka jika ditarik

garis dari titik A menuju perpotongan 2 lingkaran yang berpusat di D

dan E akan terbentuk sebuah garis yang melalui titik sudut A dan

membagi besar sudut A menjadi tepat 2 bagian sama besar, garis

tersebut adalah garis bagi segitiga di titik A.

 Lukislah semua garis bagi segitiga dari semua titik sudut pada segitiga

ABC, sehingga didapat sebuah titik potong dari perpotongan

garis-garis bagi yang merupakan titik pusat dari lingkaran dalam segitiga

ABC. Untuk menentukan jari-jari lingkaran dalam segitiga dengan

menggambar, dibutuhkan ketelitian lebih yaitu dengan

menggambarkan sebuah garis yang melalui titik pusat lingkaran dan

tegak lurus dengan salah satu sisi pada segitiga sebagai jari-jari

lingkaran dalam segitiga ABC. Sehingga dapat dilukiskan sebuah

lingkaran dalam segitiga ABC dengan tepat.

Dengan langkah yang diberikan dapat ditentukan jari-jari lingkaran

yang berkaitan dengan panjang sisi segitiga dan luas segitiga (persamaan

(44)

Maka dapat dikaitkan dengan persamaan jari-jari lingkaran luar

segitiga

dan jari-jari lingkaran dalam segitiga dengan persamaan;

E. Kerangka Berpikir

Banyak faktor yang dapat menimbulkan kesulitan mempelajari

matematika yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri dan

faktor yang berasal dari luar diri siswa. Salah satu upaya yang dilakukan

adalah dengan menggunakan metode penemuan terbimbing. Pada

penelitian ini pembelajaran yang dilaksanakan menitikberatkan pada

pemahaman siswa dengan metode penemuan terbimbing dengan

demonstrasi menggunakan media bantu Geogebra. Dengan proses

pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing dan

pemanfaatan program Geogebra maka diharapkan siswa dapat

memecahkan kesulitan-kesulitan dalam mempelajari matematika,

(45)

26 BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif-kualitatif. Penekanan pada pendekatan kualitatif bukanlah pengujian hipotesis

melainkan pada usaha menjawab pertanyaan penelitian melalui cara-cara

berfikir formal dan argumentatif (Azwar: 2009). Penelitian kualitatif menurut

Sugiyono (Gunawan, 2013:83) yaitu suatu penelitian yang digunakan untuk

meneliti pada kondisi objek alamiah, dan peneliti merupakan instrumen

kunci. Sedangkan menurut Creswell (Gunawan, 2013:83) yaitu suatu proses

penelitian untuk memahami masalah-masalah manusia dengan menciptakan

gambaran menyeluruh dan kompleks yang disajikan dengan kalimat, dan

melaporkan secara terperinci yang diperoleh dari sumber data. Data kualitatif

digunakan untuk meneliti dengan melihat keadaan objek penelitian melalui

uraian, pengertian atau penjelasan suatu peristiwa pada masa sekarang dengan

tujuan membuat deskripsi secara sistematis sehingga dapat lebih mudah

dipahami dan disimpulkan. Uraian kesimpulan didasari oleh pengolahan data

numerik secara sederhana dengan analisis persentase dan analisis

kecenderungan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari pendekatan

analisisnya, penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif dengan

perhitungan persentase ketuntasan dan kesimpulan yang didasari pada

(46)

Budi dalam sebuah jurnal. Berdasarkan pemahaman penelitian deskriptif

kualitatif yang peneliti gunakan, diperoleh ciri-ciri penelitian dekriptif

kualitatif menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (Gunawan, 2013:95-96)

antara lain adalah : (1) menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber

data, (2) memiliki sifat dekriptif analitik, (3) tekanan pada proses bukan pada

hasil, (4) bersifat induktif, (5) mengutamakan makna. Ciri yang peneliti

gunakan didasari pada bagan sebagai prosedur penelitian dalam

(Sudjana,2001), berikut adalah bagannya:

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian

Tahap Deskripsi

Tahap Reduksi

Pembatasan Masalah

Fokus Penelitian

Tahap Seleksi

Identifikasi Masalah

Pengumpulan Data

Pengolahan & Deskripsi Data

(47)

B. SETING PENELITIAN

Seting penelitian ini terdiri dari:

1. Objek Penelitian : Pengaruh penerapan metode pembelajaran

dalam materi lingkaran dalam dan luar

segitiga.

2. Subyek Penelitian : Siswa kelas VIIIA

3. Tempat Penelitian : SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten.

4. Waktu Penelitian : Semester genap tahun ajaran 2013/2014

Februari - Maret 2014.

C. RANCANGAN PENELITIAN

Sebelum peneliti terjun untuk melakukan penelitian di sekolah, terlebih

dahulu peneliti melalui beberapa tahap-tahap yang akan dilakukan

diantaranya:

1. Tahap Deskripsi

Peneliti menghubungi pengurus instansi terkait, yaitu kepala sekolah

SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten. Kemudian peneliti mengajukan surat

pengantar dari Universitas untuk melakukan penelitian di SMP Pangudi

Luhur Wedi Klaten dan menyerahkannya kepada pihak sekolah.

Peneliti berdiskusi dengan guru mata pelajaran matematika untuk

mengetahui karakteristik siswa dan metode yang dilakukan dalam

pembelajaran dikelas serta mengkaji materi sesuai dengan kompetensi

(48)

siswa dengan mewawancarai siswa mengenai proses pembelajaran

matematika di sekolah. Peneliti juga melakukan observasi kelas secara

keseluruhan untuk mengetahui secara langsung proses pembelajaran di

dalam kelas untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan dalam tahap

penelitian.

2. Tahap Reduksi

Dalam tahap ini, peneliti menyiapkan beberapa instrumen yang

diperlukan, seperti lembar observasi guru dan siswa, soal evaluasi dalam

setiap pertemuan, menyiapkan soal sebagai post-test untuk mengetahui

hasil belajar siswa, kuesioner motivasi siswa, LKS, dan RPP yang

dibutuhkan dalam tahap penelitian di dalam kelas.

3. Tahap Seleksi

Setelah melalui tahap reduksi, peneliti melakukan pengumpulan data

di dalam kelas sebagai bahan analisis. Peneliti melakukan analisis dan

deskripsi data yang diperoleh selama melakukan penelitian di kelas VIII A

SMP Pangudi Luhur menggunakan pedoman dalam penelitian. Untuk

melihat tingkat keberhasilan pada penerapan metode pembelajaran

penemuan terbimbing dengan memanfaatkan program GeoGebra sebagai

media demonstrasi, dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan pada

(49)

D. DATA INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen yang digunakan peneliti terbagi sebagai berikut:

Penelitian ini memiliki 2 variabel yang menjadi tolak ukur, yaitu hasil

belajar siswa dan motivasi siswa. Untuk mendapatkan data yang diperlukan,

hasil belajar dilakukan dengan penilaian terhadap latihan-latihan dan tes

evaluasi yang dideskripsikan pada tahap pengolahan data. Sedangkan untuk

data motivasi akan dilakukan dengan penyebaran angket berupa kuesioner

terbuka kepada siswa, dengan pernyataan siswa dalam kuesioner terbuka

dapat dideskripsikan mengenai persaan siswa. Dalam penyusunan soal-soal

tes, terlebih dahulu menentukan kisi kisi soal sesuai dari RPP yang dibuat.

Table 3.1 Instrumen Penelitian

No Peubah Indikator Data Pengumpulan Instrumen

1 Hasil

Tes tertulis Soal tes

(50)

1. Tes

Dalam pengambilan data untuk variabel pemahaman adalah

menggunakan tes. Tes ataupun penilaian yang dilakukan adalah 2

kali latihan dan tes evaluasi (post-test) yang terdiri dari 3 butir

soal.

Table 3.2 Kisi-Kisi Soal Standar

Pengambilan data untuk variabel penemuan dan pemahaman ini

dilakukan dalam bentuk non-tes. Instrumen non-tes yang digunakan

(51)

E. VALIDITAS

1. Validitas Instrumen Penelitian

Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana

tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur (Surapranata, 2004).

Uji validitas instrumen dilakukan untuk memastikan bahwa instrumen

yang dibuat sudah tepat dan sesuai dengan penelitian yang hendak

dilakukan. Untuk mengetahui validitas setiap instrumen pada penelitian

ini peneliti melakukan validitas pakar (validitas konstruk). Teknik

penilaian pakar digunakan untuk mengetahui validitas soal latihan,

validitas lembar kerja siswa, validitas RPP, lembar kuesioner motivasi,

lembar observasi kegiatan, dan soal tes evaluasi. Validitas instrumen

yang peneliti gunakan disahkan oleh beberapa ahli dalam bidangnya,

yaitu dosen dan beberapa guru mata pelajaran matematika. Bukti

validitas yang peneliti peroleh akan dilampirkan dalam penelitian.

(Lampiran A4).

2. Instrumen Motivasi Belajar

Dalam kuesioner terdapat lima item pertanyaan. Dalam lima

pertanyaan tersebut memuat dua aspek, yaitu: keaktifan (motivasi

intrinsik), dan penemuan (motivasi ekstrinsik). Untuk nomor pertanyaan

1 dan 2 memuat aspek keaktifan. Nomor 3 dan 4 memuat aspek

penemuan. Sedangkan untuk melihat pemahaman siswa nomor

(52)

Dalam kuesioner ini peneliti akan mengumpulkan informasi dari

siswa mengenai motivasi dan pemahaman siswa selama pembelajaran

bersama peneliti. Adapun aspek-aspek terkait akan menjadikan data bagi

peneliti dengan perhitungan jawaban ‘Ya’ berbobot 1 poin dan jawaban ‘Tidak’ berbobot 0 poin. Berikut adalah aspek-aspek yang dibuat

peneliti:

1) Keaktifan siswa dalam pembelajaran bersama peneliti (motivasi

intrinsik).

2) Siswa mampu menemukan langkah-langkah melukis serta

menentukan unsur-unsur lingkaran dalam dan luar segitiga dengan

metode pembelajaran penemuan terbimbing menggunakan media

bantu Geogebra (motivasi ekstrinsik).

3) Siswa mampu memahami materi melukis lingkaran dalam dan luar

segitiga.

Berikut adalah pertanyaan yang peneliti gunakan sebagai soal dalam

kuesioner :

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar

No. Pertanyaan

Aspek penilaian

1. Apakah dalam pembelajaran matematika kamu sering mengajukan diri secara pribadi untuk menjawab pertanan yang diberikan guru? Uraikan!

1

2. Dalam tindak kerja mengerjakan soal apakah kamu ikut memberikan ide dalam penyelesaiannya? Uraikan!

(53)

3. Dengan demonstrasi menggunakan Geogebra, apakah kamu menemukan cara melukiskan dan menentukan unsur-unsur lingkaran dalam dan luar segitiga secara pribadi? Uraikan!

2

4. Saat memperhatikan demonstrasi guru menggunakan Geogebra dan LKS apakah kamu dapat menarik kesimpulan mengenai lingkaran dalam dan luar segitiga secara umum, misalkan apa itu lingkaran luar segitiga? Uraikan!

2

5. Apakah dalam memahami materi lingkaran dalam dan luar segitiga ini kamu merasa kesulitan? Jelaskan!

3

F. TEKNIK ANALISIS DATA

1. Pengolahan Data Hasil Penelitian

a. Penilaian hasil tes dan latihan

Soal yang akan dibuat dengan jenis soal uraian. Peneliti memilih

soal uraian sebagai sumber data karena dengan soal uraian peneliti

dapat melihat proses serta pola pikir siswa dalam menyelesaikan

persoalan yang diberikan, sehingga secara menyeluruh dapat

dilakukan penilaian. Berikut adalah system penilaian yang akan

digunakan untuk menilai hasil belajar siswa :  Latihan

Penskoran nilai (soal nomor 1,2, dan 4 berbobot 25 poin; nomor

(54)

Sesuai dengan kompetensi dasar yang tertera pada silabus,

peneliti membuat kompetensi melukis lingkaran luar dan dalam

segitiga, dan melakukan pengukuran secara manual serta

melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus persamaan

Herron untuk menentukan nilai jari-jari lingkaran menjadi tolak

ukur penilaian. Dengan hasil perhitungan dan pengukuran

dilakukan pengamatan, maka selisih hasil yang didapat

merupakan acuan skor pada jari-jari lingkaran.

 Tes Evaluasi

Tiap butir soal memiliki bobot yang berbeda, disesuaikan

dengan tingkat pemahaman, dan KKM yang harus dicapai siswa ≥70.

Penilaian/skor yang diperoleh hampir sama dengan

penilaian dalam latihan pada aspek yang berkaitan dengan

melukis lingkaran luar dan dalam segitiga serta menentukan

unsur-unsurmya. Penskoran terlampir dalam kunci jawaban soal

tes.

Menghitung rata-rata kelas dengan rumus:

(55)

Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa yang terlibat:

Untuk melihat persentase ketuntasan belajar siswa peneliti

menggunakan tabel penilaian Kartika Budi dalam sebuah jurnal

ilmiah (2001:53) sebagai landasan analisis. Hasil belajar siswa

ditetapkan menggunakan kriteria penilaian sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian

Tabel 3.5 Ketuntasan Belajar Siswa

% siswa yang

Tabel 3.6 Ketuntasan Belajar Siswa secara Kualitatif

Jumlah siswa yang memperoleh nilai

(56)

b. Analisis motivasi belajar siswa

Berikut langkah-langkah perhitungan motivasi belajar siswa

setelah data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner:

 Mengelompokkan jawaban siswa ke dalam jawaban ya atau

tidak.

 Menghitung total jawaban siswa pada setiap pertanyaan.

 Menghitung persentase jawaban motivasi belajar dengan

rumus:

 Mengelompokkan jawaban ke dalam setiap aspek

digunakan untuk melihat hasil motivasi siswa dalam bentuk

tabel.

Aspek motivasi instrinsik =

(57)

 Melihat persentase jawaban pada aspek motivasi intrinsik

dan ekstrinsik yang dikelompokkan, peneliti menggunakan

penilaian miotivasi yang digunakan dalam jurnal ilmiah

Kartika Budi (April, 2001: 54) sebagai hasil dalam menarik

kesimpulan mengenai motivasi belajar siswa.

Tabel 3.7 Kriteria Motivasi Siswa

% motivasi Keterangan

≤ 20 Sangat Negatif (SN) 21-40 Negatif (N) 41-60 Netral (Nt) 61-80 Positif (P) 81-100 Sangat Positif (SP)

Tabel 3.8 Motivasi Siswa secara Kualitatif

S

Selain itu, peneliti juga melihat pernyataan terbuka dari siswa

sebagai deskripsi mengenai tanggapan siswa terhadap

pembelajaran yang dilakukan bersama peneliti. Untuk lebih

meyakinkan, peneliti melakukan wawancara kepada beberapa

(58)

siswa untuk konfirmasi terhadap jawaban mereka pada

kuesioner.

c. Wawancara terbuka

Dalam mengkaji data motivasi, peneliti menggunakan

kuesioner terbuka dengan pandangan bahwa setiap siswa

memiliki kemampuan dan latar belakang masing-masing dalam

belajar. Dengan melakukan wawancara kepada beberapa siswa,

peneliti dapat mengetahui tanggapan siswa lebih dalam untuk

merefleksikan proses pembelajaran bersama peneliti yang

ditujukan kepada beberapa siswa secara acak. Berikut adalah

pertanyaan yang diajukan peneliti:

 Bagaimana yang kamu rasakan setelah pembelajaran

dengan peneliti?

 Apakah belajar menggunakan metode dan media yang

peneliti gunakan membuat kamu lebih memahami materi

(59)

40 BAB IV

TAHAPAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN DESKRIPSI DATA,

A. TAHAPAN PENELITIAN

1. Persiapan Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan yaitu

mengobservasi siswa di kelas selama guru mengajar, membuat RPP,

menyiapkan instrumen, dan menyiapkan program Geogebra. Selain itu,

peneliti juga melakukan uji validitas soal, RPP, Lembar Kerja Siswa, dan

media pembelajaran sebagai instrumen penelitian dengan menggunakan

uji pakar atau validitas konstruk.

a. Observasi

Observasi dilaksanakan selama 2 kali yang berlangsung pada

bulan Januari. Peneliti mengamati proses belajar mengajar yang

berlangsung selama di dalam kelas. Materi pembelajaran yang peneliti

amati selama melakukan observasi mengenai lingkaran. Pada

kesempatan pertama untuk observasi yang berlangsung pada hari Jumat

dan Sabtu 24-25 Januari di kelas 8 A,B, dan C. Selama observasi,

peneliti mengamati guru menjelaskan cara menentukan unsur-unsur lingkaran, menentukan π, menentukan persamaan luas lingkaran,

metode yang digunakan berupa metode ceramah dengan menggunakan

Gambar

Gambar 2.2. Lingkaran Dalam Segitiga  ...........................................................
Gambar 2.1. Lingkaran Luar Segitiga
Gambar 2.2. Lingkaran Dalam Segitiga
Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

pelajaran IPA belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 70. Hasil ulangan harian siswa kelas VB diperoleh nilai terendah 33 nilai

pelajaran IPA belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 70. Hasil ulangan harian siswa kelas VB diperoleh nilai terendah 33 nilai tertinggi

Dampaknya hasil belajar siswa pun rendah dan belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai

Akan tetapi dalam pembelajaran fisika, hasil belajar siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu rata-rata nilai ulangan harian yang diperoleh

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan siswa mencapai ketuntasan, inilah yang akan membedakan tingkatan hasil belajar.. Hasil

Terdapat dampak dari metode penemuan terbimbing pada materi garis singgung lingkaran yang dilihat dari minat belajar siswa dan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Santo Aloysius

pembelajaran pada mata pelajaran IPA yang diperoleh oleh siswa kelas V belum. mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

Kemudian meningkatnya hasil rata-rata nilai matematika minimal 5 poin dan minimal 70% siswa telah mencapai standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan memperoleh nilai