• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan perangkat pembelajaran subtema Gemar Membaca mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan perangkat pembelajaran subtema Gemar Membaca mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar."

Copied!
410
0
0

Teks penuh

(1)

UNTUK SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR

Arista Ninda Kusuma Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 dengan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, berfikir tingkat tinggi, pendidikan karakter, dan penilaian otentik

Metode penelitian yang digunakan yaitu Research and Development

(R&D). Prosedur pengembangan perangkat pembelajaran ini memodifikasi

langkah-langkah model Kemp yang telah direvisi dan penelitian pengembangan Borg and Gall melalui lima langkah, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk akhir berupa perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Penelitian ini dilakukan dari bulan April sampai Desember 2014.

Berdasarkan validasi pakar Kurikulum 2013 terhadap perangkat pembelajaran, dihasilkan skor 4,48 (sangat baik) dan skor 4,88 (sangat baik) serta dua guru kelas I SD menghasilkan skor 4,88 (sangat baik) dan 4,48 (sangat baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 4,68 dan termasuk

dalam kategori “sangat baik”. Hal tersebut ditinjau dari aspek yang ada pada instrumen validasi yaitu, a) identitas RPPTH, (b) perumusan indikator, (c) perumusan tujuan, (d) pemilihan materi ajar, (e) pemilihan sumber belajar, (f) pemilihan media belajar, (g) metode pembelajaran, (h) skenario pembelajaran, (i) penilaian, (j) lembar kerja siswa, dan (k) bahasa. Dengan demikian bahan ajar yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai bahan ajar mengacu Kurikulum 2013.

(2)

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENT BASED ON

CURRICULUM 2013 SUBTHEME “GEMAR MEMBACA”

FOR FIRST GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

Arista Ninda Kusuma Sanata Dharma University

2015

This research is a development research. The aim of this research is to produce teaching material refers to 2013 curriculum using thematic integrative approach, scientific approach, character education, and the use of authentic asessment in the learning activity.

The method of this research is Research and Development (R&D). This learning instruments development use the procedure of material development by Jerold E. Kemp and the procedures are adopted by Borg and Gall. The procedures

become a more simple development model, which is used as the research’s

principal. There are five steps of development procedure used in this research. They include (1) potential and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4)

professionals’ validation, (5) design revision, in such a way that it create a final product in a from of learning instruments refer to curriculum of 2013 for elementary students in the first grade. The research instrument used is interview and questionnaire. This research was held on April until December 2014.

Based on the expert two curriculum 2013 validation score 4.48 dan 4.88 means very good, two teachers of grade I validation score are 4.88 and 4.48 mean very good. The teaching material gets the average score of 4,68 and it is

categorized “very good”. It is on the aspects in the validation instruments

including the a) the identity of the larning plan, (b) the formulation of indicators, (c) the formulation of objectives, (d) the selection of teaching materials, (e) the selection of learning resources, (f) the selection of learning media, (g) learning method, (h) learning scenario , (i) assessment, (j) student worksheets, and (k) the language. Therefore the learning tools that is developed is appropriate to be used as the teaching material refer to 2013 curriculum.

(3)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Arista Ninda Kusuma 111134099

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

SUBTEMA GEMAR MEMBACA

MENGACU KURIKULUM SD 2013

UNTUK SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Arista Ninda Kusuma 111134099

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

Allah SWT

Yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya

Bapak dan Ibuku tercinta

Bapak Sumarna dan Ibu Sumarsih yang sangat mengharapkan

keberhasilanku dan kebahagiaan masa depanku dengan

memberikan doa, semangat, dan dukungan.

Adikku Teddy Angger Kusuma

yang selalu memberikan dukungan

Nanda Arif Wijayanto

Terima kasih atas perhatian, bantuan, motivasi, dan

dukungannya

Sahabat-sahabatku mahasiswa PGSD kelas A

Terima kasih atas segala semangat, perhatian, bantuan, dan kasih

sayang yang kalian berikan

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku

(8)

v

MOTTO

Berangkat dengan penuh keyakinan, berjalan dengan penuh

keikhlasan, dan istiqomah dalam menghadapi cobaan “YAKIN , IKHLAS, ISTIQOMAH”

(TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid)

Seorang pesimis melihat kesulitan dalam setiap kesempatan,

sedangkan seorang optimistis melihat kesempatan dalam setiap

kesulitan

(Winston Churchill)

Anda tidak akan pernah menang jika Anda tidak pernah memulai

(9)

vi

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 15 Desember 2014

(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Arista Ninda Kusuma

Nomor Mahasiswa : 1111134099

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema Gemar Membaca Mengacu

Kurikulum SD 2013 Untuk Siswa Kelas Satu (1) Sekolah Dasar

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan rolayti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 15 Desember 2014

Yang menyatakan

(11)

viii

MENGACU KURIKULUM SD 2013

UNTUK SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR

Arista Ninda Kusuma Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 dengan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, berfikir tingkat tinggi, pendidikan karakter, dan penilaian otentik

Metode penelitian yang digunakan yaitu Research and Development

(R&D). Prosedur pengembangan perangkat pembelajaran ini memodifikasi

langkah-langkah model Kemp yang telah direvisi dan penelitian pengembangan Borg and Gall melalui lima langkah, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk akhir berupa perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Penelitian ini dilakukan dari bulan April sampai Desember 2014.

Berdasarkan validasi pakar Kurikulum 2013 terhadap perangkat pembelajaran, dihasilkan skor 4,48 (sangat baik) dan skor 4,88 (sangat baik) serta dua guru kelas I SD menghasilkan skor 4,88 (sangat baik) dan 4,48 (sangat baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 4,68 dan termasuk dalam kategori “sangat baik”. Hal tersebut ditinjau dari aspek yang ada pada instrumen validasi yaitu, a) identitas RPPTH, (b) perumusan indikator, (c) perumusan tujuan, (d) pemilihan materi ajar, (e) pemilihan sumber belajar, (f) pemilihan media belajar, (g) metode pembelajaran, (h) skenario pembelajaran, (i) penilaian, (j) lembar kerja siswa, dan (k) bahasa. Dengan demikian bahan ajar yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai bahan ajar mengacu Kurikulum 2013.

(12)

ix

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENT BASED ON

CURRICULUM 2013 SUBTHEME “GEMAR MEMBACA”

FOR FIRST GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

Arista Ninda Kusuma Sanata Dharma University

2015

This research is a development research. The aim of this research is to produce teaching material refers to 2013 curriculum using thematic integrative approach, scientific approach, character education, and the use of authentic asessment in the learning activity.

The method of this research is Research and Development (R&D). This learning instruments development use the procedure of material development by Jerold E. Kemp and the procedures are adopted by Borg and Gall. The procedures become a more simple development model, which is used as the research’s principal. There are five steps of development procedure used in this research. They include (1) potential and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) professionals’ validation, (5) design revision, in such a way that it create a final product in a from of learning instruments refer to curriculum of 2013 for elementary students in the first grade. The research instrument used is interview and questionnaire. This research was held on April until December 2014.

Based on the expert two curriculum 2013 validation score 4.48 dan 4.88 means very good, two teachers of grade I validation score are 4.88 and 4.48 mean very good. The teaching material gets the average score of 4,68 and it is categorized “very good”. It is on the aspects in the validation instruments including the a) the identity of the larning plan, (b) the formulation of indicators, (c) the formulation of objectives, (d) the selection of teaching materials, (e) the selection of learning resources, (f) the selection of learning media, (g) learning method, (h) learning scenario , (i) assessment, (j) student worksheets, and (k) the language. Therefore the learning tools that is developed is appropriate to be used as the teaching material refer to 2013 curriculum.

(13)

x

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema Gemar Membaca Mengacu

Kurikulum SD 2013 Untuk Siswa Kelas Satu (1) Sekolah Dasar dapat penulis

selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Ketua Program Studi PGSD.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik. 6. Rr. Rumiyati, S.Pd. selaku guru kelas I SD Wonorejo I yang telah

memberikan informasi mengenai kesulitanya dalam menyusun perangkat pembelajaran dan membantu dalam melakukan validasi produk penelitian. 7. Sukiman, M.Pd. selaku guru kelas I SD N Kemukus yang telah membantu

(14)

xi

8. Suyatmini, S.Pd guru kelas I SD N Merdikorejo yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

9. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd selaku validator Pakar Kurikulum 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

10.Orang tua tercinta Sumarna dan Sumarsih yang telah memberikan doa, semangat, dan dukungan kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini sampai akhir.

11.Adikku tersayang Teddy Angger Kusuma yang selalu memberikan semangat.

12.Teman dekatku Nanda Arif Wijayanto yang selalu menemani, membantu, memberikan semangat dan motivasi dalam setiap proses pembuatan perangkat pembelajaran.

13.Teman-teman mahasiswa skripsi payung pengembangan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 yang selalu membantu dan memberikan motivasi.

14.Sahabat-sahabatku (Sali, Danik, Rosa, Ria, Ayu, Rimba, Eci, Silvie ) yang selalu datang untuk memberikan semangat dan dukungan.

15.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, maka penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua

Yogyakarta, 15 Desember 2014 Penulis

(15)

xii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ...viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Batasan Istilah ... 7

1.6 Spesifikasi Produk ... 8

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Kurikulum SD 2013 ... 9

2.1.1.1 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013 ... 9

2.1.1.2 Penguatan Pendidikan Karakter dan Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi ...13

(16)

xiii

2.1.1.4 Pendekatan Saintifik... 21

2.1.1.5 Penilaian Otentik ... 22

2.1.2 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 27

2.2 Penelitian yang Relevan ... 35

2.3 Kerangka Pikir ... 37

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 40

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 41

3.2 Prosedur Pengembangan ... 44

3.2.1 Potensi dan Masalah ... 46

3.2.2 Pengumpulan Data ... 46

3.2.3 Desain Produk ... 46

3.2.4 Validasi Desain ... 47

3.2.5 Revisi Desain ... 47

3.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 48

3.4 Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 ... 48

3.5 Validasi Guru SD Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 49

3.6 Instrumen Penelitian ... 49

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 50

3.8 Teknik Analisis Data ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kebutuhan ... 54

4.1.1 Hasil Wawancara Survei Kebutuhan ... 55

4.1.2 Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 58

4.2 Deskripsi Produk Awal ... 59

4.2.1 Silabus ... 59

4.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ... 60

4.3 Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk ... 63

4.4 Data Hasil Validasi Guru SD Kelas I Kurikulum SD 2013 ... 66

4.5 Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 67

(17)

xiv

5.2Keterbatasan Pengembangan ... 74

5.3Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76

(18)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Identifikasi Kesenjangan Kurikulum ...10

Tabel 2. Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ...12

Tabel 3. Karakteristik Penilaian Tradisional dan Otentik ...24

Tabel 4. Waktu Pelaksana Penelitian ...48

Tabel 5. Konversi Nilai Skala Lima ...51

Tabel 6. Kriteria Skor Lima ...53

Tabel 7. Komentar Pakar 1 Kurikuum 2013 dan Revisi ...65

Tabel 8. Komentar Pakar 2 Kurikulum 2013 dan Revisi ...65

Tabel 9. Komentar Guru Pelaksana Kurikulum SD 2013 dan Revisi ...67

(19)

xvi

Gambar 3.Skema Kerangka Pikir Penelitian... 37 Gambar 4. Prosedur Pelaksanaan Penelitian dan

(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Wawancara Hasil ... 79

Lampiran 2 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 81

Lampiran 3 Bukti Melakukan Wawancara Analisis Kebutuhan ... 83

Lampiran 4 Data Vaidasi Pakar Kurikulum SD 2013 ... 85

Lampiran 5 Data Validasi Guru Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 94

Lampiran 6 Silabus ... 103

(21)

1 1.1Latar Belakang masalah

(22)

Dalam pendidikan perencanaan berperan sangat penting dalam pembuatan perangkat pembelajaran. Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanaan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Didalam kurikulum 2013 di harapkan untuk mampu melahirkan generasi masa depan yang cerdas komprehensif yakni tidak hanya cerdas dalam intelektualnya saja, akan tetapi juga cerdas dalam emosi, sosial dan spiritualnya. Hal tersebut tanpak dalam terintegrasikannya nilai-nilai karakter kedalam proses pembelajaran. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter diartikan sebagai sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang dapat membedakan seseorang dari: tabiat; watak.

(23)

berorientasi untuk meningkatkan keseimbangan antara kompetensi sikap ( attitude

), keterampilan ( skill ) dan pengetahuan ( knowledge ). Dalam hal ini posisi guru

(24)

penilaian dilaksanakan dalam waktu bersamaan, mengajar sekaligus menilai. Mengenai pemahaman tentang pendidikan karakter, guru masih belum maksimal untuk menanamkan 18 nilai karakter pada diri siswa. Guru tersebut menyadari bahwa pemahamannya terhadap pendidikan karakter masih sangat terbatas karena kuranganya sosialisasi. Oleh karena itu, siswa masih belum optimal untuk membentuk karakter. Akan tetapi guru tetap berusaha menanamkan nilai karakter kepada siswa, seperti tanggung jawab, percaya diri, santun, teliti, dll. Mengenai perangkat pembelajaran guru masih mengalami kesulitan dalam tahap pelaksanaan di kelas. Di SD Negeri 1 Wonorejo sudah tersedia contoh-contoh perangkat pembelajaran yang telah sesuai dengan Kurikulum 2013, akan tetapi guru masih memerlukan adanya contoh-contoh perangkat pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum SD 2013. Oleh karena itu, guru-guru masih membutuhkan sosialisasi kurikulum 2013 lebih lanjut agar pelaksanaan pembelajaran dikelas dapat berjalan dengan maksimal.

(25)

pada Kurikulum SD 2013 di Kelas I Sekolah Dasar” .

1.2Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan perangkat pembelajaran subtema Gemar Membaca mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar?

1.2.2 Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema Gemar Membaca mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar?

1.3Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.3.1 Untuk memaparkan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran subtema Gemar Membaca mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar.

(26)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian Pengembangan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1.4.1 Bagi mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan bagimana siswa dapat memperoleh pengalaman melakukan pengembangan perangkat pembelajaran pada sub tema Gemar Membaca yang mengacu kurikulum 2013.

1.4.2 Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan bagi Guru dapat memiliki perangkat pembelajaran subtema Gemar Membaca mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas I.

1.4.3 Bagi siswa

Hasil penelitian ini diharapkan siswa dapat memahami materi pada subtema Gemar Membaca dengan perangkat pembelajaran yang telah disusun mengacu Kurikulum 2013.

1.4.4 Bagi sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi positif pada sekolah dalam rangka perbaikan kualitas pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013.

1.4.5 Bagi Prodi PGSD

(27)

di lembaga pendidikan. Dalam kurikulum 2013 ini lebih ditekankan pada kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

1.5.2 Pendidikan karakter adalah Pendidikan yang mengajarkan cara berfikir dan bersikap serta berperilaku untuk bermasyrakat yang baik.

1.5.3 Pendekatan tematik integratif merupakan pendekatan yang disampaikan dalam bentuk tema-tema yang mengintegrasikan seluruh mata pelajaran. Kompetensi dari berbagai mata pelajaran diintegrasikan kedalam berbagai tema yang mengintegrasikan sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. 1.5.4 Pendekatan saintifik adalah Pendekatan yang dimaksudkan untuk

memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.

1.5.5 Penilaian otentik adalah prosedur penilaian yang menunjukkan adanya kemampuan, yaitu pengetahuan dan keterampilan sikap yang dilakukan siswa secara nyata.

(28)

ajar/LKS, media pembelajaran, Instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan rubrik penilaian.

1.6 Spesifikasi Produk yang dikembangkan

1.6.1 Komponen RPPTH yang disusun lengkap.

1.6.2 RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (intelektual, keterampilan, sikap sosial, dan sikap spiritual) yang nampak dalam perumusan indicator dan tujuan pembelajaran.

1.6.3 RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif.

1.6.4 RPPTH disusun basisaktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik.

(29)

9

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kurikulum SD 2013

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang akan digunakan sebagai dasar pedoman penyelenggaraan kegiatan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Menurut J.Lioyd Trump dan Dalmes F. Miller dalam (Poerwati dan Amri, 2013: 3), juga menganut definisi kurikulum yang luas, menurut mereka dalam kurikulum juga termasuk metode mengajar dan belajar, cara mengevaluasi murid dan seluruh program, perubahan tenaga mengajar, bimbingan dan penyuluhan, supervise dan administrasi dan hal-hal structural mengenai waktu, jumlah ruangan serta kemungkinan memilih mata pelajaran.

Dari beberapa pengertian tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kurikulum adalah rencana yang disusun untuk melancarkan sebuah proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah ataupun lembaga pendidikan.

2.1.1.1 Rasional dan elemen perubahan Kurikulum SD 2013

(30)

ada. Pengembangan kurikulum suatu proses yang kompleks, dan melibatkan berbagai komponen yang terkait (Mulyasa, 2013: 59). Menurut Nuh (dalam Kemendikbud, 2013a: 1), menyatakan bahwa Kurikulum 2013 merupakan perkembangan dari kurikulum sebelumnya. Perkembangan zaman akan semakin pesat dan akan mengalami tantangan internal dan eksternal yang harus siap dihadapi. Pengembangan Kurikulum SD 2013 merupakan suatu penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan. Perlunya perubahan kurikulum, karena adanya kelemahan yang ditemukan dalam KTSP 2006 sebagai berikut (diadaptasi dari materi sosialisasi Kurikulum 2013).

Tantangan internal dan eksternal merupakan dua hal yang harus dihadapi seiring dengan perkembangan zaman. Hal lain yang perlu dihadapi adalah kesenjangan kurikulum yang berlaku pada saat ini dan dapat dilihat pada tabel di bawah ini (Mulyasa, 2013: 61).

KONDISI SAAT INI KONSEP IDEAL

A. KOMPETENSI LULUSAN

1 Belum sepenuhnya menekankan pendidikan karakter

1 Berkarakter mulia

2 Belum menghasilkan keterampilan sesuai kebutuhan

2 Keterampilan yang relevan

3 Pengetahuan-pengetahuan lepas

3 Pengetahuan-pengetahuan terkait

B. MATERI PEMBELAJARAN

1 Belum relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan

(31)

1 Berpusat pada guru 1 Berpusat pada peserta didik 2 Proses pembelajaran

berorientasi pada pada buku teks

2 Sifat pembelajaran yang kontekstual

3 Buku teks hanya memuat materi bahasan

3 Buku teks memuat materi dan proses pembelajaran, sistem penilaian serta kompetensi yang diharapkan

D. PENILAIAN

1 Menekankan aspek kognitif 1 Menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik secara proposional

2 Tes menjadi cara penilaian yang dominan

2 Penilaian tes pada portofolio saling melengkapi

E. PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

1 Memenuhi kompetensi profesi saja

1 Memenuhi kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal 2 Fokus pada ukuran kinerja

PTK

2 Motivasi mengajar

F. PENGELOLAAN KURIKULUM

1 Satuan pendidikan mempunyai pembebasan dalam pengelolaan kurikulum

1 Pemerintah pusat dan daerah memiliki kendali kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan 2 Masih terdapat

kecenderungan satuan pendidikan menyususn kurikulum tanpa

mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah.

2 Satuan pendidikan mampu menyusun kurikulum dengan mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah

3 Pemerintah hanya

menyiapkan sampai standar isi mata pelajaran

(32)

Melihat kesenjangan kurikulum diatas maka diperlukan adanya pola pikir dari pengembangan Kurikulum 2013. Pola pikir pengembangan kurikulum 2013 dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya sebagai berikut:

1. Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan.

2. Standar isi diturunkan dari Standar kompetensi lulusan melalui kometensi Inti yang bebas mata pelajaran.

3. Semua mata pelajaran harus berkonstribusi dalam pembentukan sikap, keterampilan dan pengetahuan.

4. Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. 5. Setiap pelajaran diikat oleh kompetemsi inti (tiap kelas)

Dalam kurikulum 2013 terdapat elemen perubahan, meliputi : 1) standar kompetensi lulusan; 2) standar proses; 3) standar isi; dan 4) standar penilaian. Elemen perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini. (Majid, 2014: 35).

ELEMEN DESKRIPSI

SD Kompetensi Lulusan

Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan

Kedudukan mata pelajaran (ISI)

Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.

Pendekatan (ISI) Kompetensi dikembangkan melalui:

Tematik terpadu dalam semua mata pelajaran

Struktur Kurikulum (Mata Pelajaran dan alokasi waktu) ISI

a. Holistik dan integratif berfokus kepada alam, sosial dan budaya

b. Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan sains

c. Jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6 d. Jumlah jam bertambah 4 JP/minggu akibat

(33)

juga di lingkungan sekolah dan masyarakat c. Guru bukan satu-satunya sumber belajar. d. Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi

melalui contoh dan teladan Tematik dan terpadu

Penilaian

a. Penilaian berbasis kompetensi

b. Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil) c. Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan)

yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)

d. Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga pada kompetensi inti dan SKL

e. Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian

Ekstrakurikuler

a. Pramuka (wajib) b. UKS

c. PMR

d. Bahasa Inggris

Tabel 2. Elemen Perubahan Kurikulum 2013

2.1.1.2Penguatan pendidikan karakter dan kemampuan berfikir tingkat

tinggi

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Karakter berasal dari akar kata latin yang berarti “dipahat”, oleh karena itu karakter adalah

(34)

merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan penegak, serta yang membedakan dengan individu lain Rutland (dalam Hidayatullah, 2010: 12). Megawangi (dalam Zubaedi, 2007: 197), menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah usaha yang dilakukan untuk mendidik anak-anak agar dapat melatih dalam hal mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat suatu hal yang positif untuk lingkungannya.

Lickona (2012: 8), menjelaskan pendidikan karakter adalah perihal menjadi sekolah yang berkarakter, dimana sekolah adalah tempat terbaik untuk menanamkan karakter. Proses pendidikan karakter didasarkan pada totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia ( kognitif, afektif, dan psikomotorik ).

Russell & Megawangi (2010: 35), menekankan pentingnya pendidikan karakter disekolah, walaupun dasar dari pendidikan karakter ada didalam keluarga, akan tetapi jika anak medapatkan pendidikan karakter yang baik dari keluarganya maka anak akan berkarakter baik selanjutnya. Namun banyak kalangan orang tua yang beranggapan lebih mementingkan aspek kecerdasan otak dari pada pendidikan karakter. Selain itu, banyak orang tua yang gagal pula dalam mendidik karakter anak-anaknya, kemungkinan karena kesibukan atau karena lebih mementingkan aspek kognitif anak. Kekurangan tersebut dapat di koreksi dengan memberikan pendidikan karakter disekolah.

(35)

berdasarkan norma-norma agama, hokum, tata karma, budaya, dan adat istiadat. Menurut Benyamin Bloom (dalam Akbar, 2013: 11) Berpikir Tinggi Tinggi adalah proses kognitif yang berguna untuk mengembangkan pengetahuan siswa. Taksonomi Bloom menggolongkan tujuan pendidikan menjadi tiga ranah yaitu

1. Ranah kognitif (berkaitan dengan kognisi atau penalaran/pemikiran– dalam bahasa pendidikan Indonesia disebut “cipta”),

2. Ranah afektif (berkaitan dengan afeksi atau “rasa”),

3. Ranah psikomotor (berkaitan dengan psikomotor atau gerak jasmani-jiwani, gerak-gerik jasmani yang terkait dengan jiwa; mirip dengan “karya”–walau sebenarnya tidak sama persis.

(36)

Tahap dimensi kemampuan berfiir tingkat tinggi menurut Bloom yaitu: (1) Tahap Mengingat

Pengetahuan diambil dari jangka panjang (2) Tahap Memahami

Mendalami apa yang telah diketahui untuk memperoleh suatu informasi (3) Tahap mengaplikasikan

Menerapkan prosedur, gagasan, metode, rumus dalam keadaan pembelajaran tertentu

(4) Tahap menganalisis

Memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan

(5) Tahap Mengevaluasi

Mengambil keputusan berdasarkan criteria untuk menguji keefetivitas pembelajaran

(6) Tahap mencipta

Memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru atau untuk membuat suatu produk

2.1.1.3 Pendekatan tematik integratif

(37)

tematik integratif adalah pembelajaran yang mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema pembahasan.

Ahmadi (2014: 224) menjelaskan kelebihan Pembelajaran Tematik Integratif sebagai berikut :

1. Premis utama pembelajaran tematik integratif terpadu bahwa siswa memerlukan pelung tambahan (additional opportunities) untuk menggunakan talentanya.

2. Menyediakan waktu bersama yang lain untuk secara capat mengkonseptualisasikan dan mensintesis

3. Relevan untuk mengakomodasi kualitatif lingkungan belajar 4. Menginspirasi siswa untuk memperoleh pengalaman belajar

(38)

Adapun Karakteristik pembelajaran Tematik Integratif yang dipaparkan oleh Ahmadi (2014: 94) :

1. Berpusat pada siswa

2. Memberi pengalaman langsung kepada siswa 3. Pemisahan antar mata pelajaran tidak nampak

4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran

5. Bersifat luwes ( fleksibel)

6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

Ahmadi (2014: 225) menguraikan tahap-tahap pembelajaran Tematik Integratif :

1. Menentukan tema. Dimungkinkan disepakati bersama dengan siswa 2. Mengintgrasikan tema dengan kurikulum yang berlaku, dengan

mengedepankan dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

3. Mendesain rencana pebelajaran. Tahapan ini mencakup pengorganisasian sumber dan aktivitas ekstrakurikuler dalam rangka mendemonstrasikan kegiatan dalam tema.

(39)

strategi pemecahan konflik yang mendorong siswa untuk memecahkan masalah

3. Mengoptimalkan lingkungan belajar sebagai kunci kelas yang ramah otak (brain-friendly classroom)

4. Siswa secara cepat dan tepat waktu mampu memproses informasi. Siswa dapat mengeksplorasi konsep-konsep baru dan mengembangkan pengetahuan secara siap

5. Proses pembelajaran di kelas mendorong siswa berada dalam format ramah otak

6. Materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diaplikasikan langsung oleh siswa dalam kehidupannya sehari-hari.

7. Siswa yang relatif mengalami keterlambatan untuk menuntaskan program belajar dapat dibantu oleh guru dengan cara memberikan bimbingan khusus dan menetapkan prinsip belajar tuntas.

8. Program pembelajaran yang bersifat ramah otak memungkinkan guru untuk mewujudkan ketuntasan belajar dengan menerapkan variasi cara penilain.

(40)

Prinsip Pembelajaran Tematik Integratif : 1. Terintegrasi dengan lingkungan

2. Bentuk belajar dirancang agar siswa menemukan tema 3. Efisiensi

Tahap-tahap Implementasi Pembelajaran Tematik Integratif :

1. Perencanaan meliputi pemetaan KD, penentuan tema, analisis indkator, penetapan jaringan tema, penyusunan silabus, dan penyusunan RPP 2. Penerapan/pelaksanaan pembelajaran dengan langkah-langkah kegiatan

pendahuluan, inti, dan akhir

Penerapan Kurikulum 2013 pembelajaran tematik integratif dilaksanakan pada semua tingkatan kelas rendah dan kelas tinggi. Mata pelajarannya tidak disajikan secara terpisah akan tetapi berdasarkan tema kemudian dikombinasikan dengan mata pelajaran lain yang saling berkaitan. Pengertian pembelajaran intergratif (terpadu) adalah sebagai suatu sistem pembelajaran yang bertujuan untuk mengaktifkan siswa baik secara individu maupun kelompok dengan tujuan untuk mencari, menggali, serta menemukan konsep bahkan prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik Joni (dalam Trianto, 2011: 56) Pembelajaran terpadu memiliki beberapa model, antara lain adalah : model keterhubungan (connected), model laba-laba (webbed), dan model keterpaduan (integrated) Fogarty (dalam Majid, 2014: 120).

(41)

Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran. Sudarman (dalam Majid, 2014: 194), pendekatan saintifik mempunyai ciri, yaitu penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Proses pembelajaran tersebut harus dilaksanakan dengan dipandu dengan nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau criteria ilmiah. Kemendikbud (2013a: 211) menyatakan hasil pembelajaran dengan pendekatan ilmiah lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Adapun langkah-langkah pembelajaran ilmiah adalah sebagai berikut

1. Mengamati, yaitu dengan menyajikan media obyek secara nyata sehingga peserta didik akan ditantang rasa ingin tahunya,

(42)

3. Menalar, yaitu dengan merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori yang dimiliki siswa,

4. Hubungan antar fenomena untuk mempertajam daya nalar peserta didik 5. Mencoba, yaitu dengan mengajak siswa untuk melakukan suatu

percobaan selama proses pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan siswa.

Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik menekankan pada keterampilan proses. Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan saintifik (meliputi: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran)

2.1.1.5 Penilaian Otentik

(43)

hingga menunjukkan bahwa pembelajaran telah dikuasai siswa. Adapun Jenis-jenis penilaian otentik yaitu:

1. Penilaian kinerja, berupa proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan cara meminta siswa menyebutkan unsur-unsur atau tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Cara merekam hasil penilaian berupa penilaian kinerja menggunakan daftar cek, catatan anekdot, skala penilaian, dan memori atau ingatan.

2. Penilaian proyek (project assessment) adalah kegiatan penilaian terhadap tugas yang akan diselesaikan oleh peserta didik menurut periode atau waktu tertentu. Penyelesaian tugas itu berupa investigasi yang dilakukan peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data.

3. Penilaian portofolio merupakan penilian atas kumpulan artefak yang menunjukan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kinerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik baik individu atau kelompok, melalui refleksi, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.

(44)

menganaalisis, mensitesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komperhensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.

Ciri-ciri penilaian otentik Kunandar (2014: 38)

1. Dilaksanakan selama dan sesudah proses belajar, 2. Memanfaatkan berbagai sumber dan cara,

3. menggunakan tes sebagai salah satu alat pengumpul data,

4. Tugas-tugas yang dberikan harus mencerminkan kehidupan siswa, 5. harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian siswa, bukan

kuantitasnya.

Secara lebih konkret Mueller (dalam Rustaman, 2006) menunjukkan adanya persamaan dan perbedaan antara penilaian tradisional dengan penilaian otentik. Berikut adalah karakteristik penilaian tradisional dengan penilaian otentik :

NO Penilaian Tradisional Penilaian Otentik

1. Misi sekolah adalah untuk mengembangkan warga Negara yang produktif

Misi sekolah adalah untuk mengembangkan warga Negara yang produktif

2.

Untuk menjadi warga Negara produktif, seseorang harus menguasai disiplin keilmuan dan keterampilan tertentu.

Untuk menjadi warga Negara produktif, seseorang harus mampu menunjukkan penguasaan melakukan sesuatu secara bermakna dalam dunia nyata.

3. Sekolah mengajarkan peserta didik disiplin keilmuan dan keterampilan tersebut,

Sekolah mengembangkan peserta

didik untuk dapat

(45)

didik untuk mengetahui tingkat penguasaan keilmuan dan keterampilan itu.

aktivitas tertentu secara bermakna yang mencerminkan aktivitas di dunia nyata.

5. Kurikulum menentukan penilaian, pengetahuan yang harus dikuasai ditentukan terlebih dahulu.

Penilaian menentukan kurikulum, guru terlebih dahulu menentukan tugas-tugas yang akandilakukan oleh peserta didik untuk menunjukkan penguasaannya. Tabel 3. Karakteristik Penilaian Tradisional dan Penilaian Otentik

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Penilaian otentik adalah suatu penilaian belajar yang merujuk pada situasi atau konteks “dunia nyata”, yang

memerlukan berbagai macam pendekatan untuk memecahkan masalah yang memberikan kemungkinan bahwa satu masalah bisa mempunyai lebih dari satu macam pemecahan. Dalam suatu proses pembelajaran, penilaian otentik mengukur, memonitor dan menilai semua aspek hasil belajar (yang tercakup dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotor), baik yang tampak sebagai hasil akhir dari suatu proses pembelajaran, maupun berupa dan perkembangan aktivitas, dan perolehan belajar selama proses pembelajaran didalam kelas maupun diluar kelas.

Cakupan penilaian dalam kurikulum 2013, kompetensi inti ( KI) menurut Hosnan, M (2014:391) dirumuskan sebagai berikut.

(46)

 KI-3 : kompetensi inti pengetahuan  KI-4 : kompetensi keterampilan

Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan adalah sebagai berikut.

1. Kompetensi Sikap (Attitude)

Guru melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat” oleh peserta didik dan jurnal.

a. Observasi: merupakan jenis penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera dengan menggunakan pedoman observasi dan memperhatikan sejumlah indikator perilaku yang diamati.

b. Penilaian diri: dilakukan dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan diri. Instrumen yang digunakan adalah lembar penilaian diri.

c. Penilaian antar peserta didik/teman: dilakukan dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai sesuai dengan pencapaian kompetensi. Instrumen penilaian yang digunakan adalah lembar penilaian antar peserta didik.

(47)

pedoman penskoran.

b. Instrumen tes lisan; yaitu berupa daftar pertanyaan yang diberikan oleh guru dan peserta didik merespon pertanyaan tersebut. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat atau paragraph yang diucapkan.

c. Instrumen penugasan berupa pekerjaan berupa projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

3. Kompetensi Keterampilan (Skill)

Guru menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja. Instrument yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian yang dilengkapi dengan rubrik.

a. Tes praktik/kinerja, yaitu penilaian keterampilan dalam melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.

b. Penilaian projek adalag tugas-tugas belajar yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan. c. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara

menilai kumpulan seluruh karya peserta didik.

2.1.2 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

(48)

memberikan bimbingan kepada siswa untuk berpikir tentang masalah-masalah umum dan tujuan pembelajaran. Desain pembelajaran Model Kemp dirancang untuk menjawab tiga pertanyaan, yakni :

1. Apa yang harus dipelajari siswa ( tujuan pembelajaran )

2. Apa/bagaimana prosedur, dan sumber-sumber belajar apa yang dapat untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan( kegiatan, media, dan sumber belajar yang digunakan )

3. Bagaimana kita tahu bahwa hasil belajar yang diharapkan telah tercapai ( evaluasi )

Menurut Trianto (2010: 82), langkah model pengembangan menurut Jerold E. Kemp yang telah direvisi dapat dijelaskan sebagai berikut.

(49)

Langkah ini bertujuan untuk mengindentifikasi terjadinya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan, baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bahan kajian, pokok bahasan, atau materi yang dikembangkan, selanjutnya alternative atau cara pembelajaran yang sesuai dalam upaya pencapaian tujuan seperti yang diharapkan dalam kurikulum.

2. Analisis Siswa (Learner Characteristics)

Pada langkah ini bertujuan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik secara individual maupun berkelompok. Analisis siswa tersebut di antaranya adalah tingkah laku awal siswa dan karakteristik siswa.

3. Analisis Tugas (Task Analysis)

(50)

pembelajaran yang dibuat ke dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

4. Merumuskan Indikator (Instructional Objectives)

Indikator merupakan tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis tujuan. Analisis pembelajaran dan identifikasi tingkah laku awal siswa didasarkan pada perumusan indikator. Tujuan pembelajaran dilaksanakan untuk mengonversikan analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan pembelajaran khusus yang lebih operasional.

5. Urutan Isi (Content Sequencing)

Menurut Morrison (2011: 16-17), langkah ini dilakukan dengan cara menentukan urutan isi berdasarkan tingkat kesulitan untuk membantu siswa dalam memahami pembelajaran.

6. Strategi Pembelajaran (Instructional Strategies)

Dalam hal ini memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan meliputi pemilihan model, pendekatan dan metode, dan pemilihan format yang dipandang dapat memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.

7. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran (Designing the Message)

(51)

Morrison (2011: 16) memaparkan bahwa setelah melengkapi proses analisis dan mendesain media dan sumber belajar, langkah selanjutnya adalah menyiapkan semua bahan ajar seperti halaman web, bahan cetak, dan rekaman video.

9. Penyusunan Instrumen Evaluasi (Evaluation Instruments)

Penyusunan tes hasil belajar merupakan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa setelah berlangsungnya proses pembelajaran. Kriteria penilaian yang dilakukan ialah penilaian acuan patokan, sehingga instrumen yang dikembangkan harus dapat mengukur ketuntasan pencapaian hasil belajar.

10. Revisi Perangkat Pembelajaran (Revision)

Revisi perangkat pembelajaran dilakukan setelah mendapatkan masukan dan penilaian yang diperoleh dari kegiatan validasi perangkat pembelajaran oleh pakar.

11. Evaluasi Sumatif (Summative Evaluation)

(52)

12. Evaluasi Formatif (Formative Evaluation)

Evaluasi formatif merupakan bagian penting dari proses pengembangan yang berfungsi sebagai pemberi informasi bagi pengajar atau tim pengembang seberapa baik program yang telah berfungsi. Penilaian formatif dilaksanakan selama pengembangan dan ujicoba.

13. Evaluasi Penegasan (Confirmative Evaluation)

Morrison (2011: 18) memaparkan bahwa proses evaluasi penegasan merupakan proses untuk menentukan apakah desain yang telah dirancang tetap sesuai dari waktu ke waktu.

14. Perencanaan (Planning)

Menurut Morrison (2011: 17), proyek desain instruksional bervariasi dalam tingkat kerumitan dan jumlah perencanaan serta manajemen yang mereka butuhkan. Perencanaan sangat penting untuk mengembangkan dan mengelola jadwal dan anggaran untuk proyek.

15. Pelaksanaan (Implementation)

(53)

oleh lingkup proyek.

17. Pelayanan Pendukung (Support Services)

Selama pengembangan pelayanan pendukung cukup penting bagi terlaksananya pengembangan yang baik. Pelayanan pendukung yang dimaksud seperti staf tata usaha, kebijakan kepala sekolah, guru mitra dan tenaga-tenaga terkait lainnya. Selain itu, anggaran atau dana, fasilitas, bahan, perlengkapan juga merupakan salah satu pelayanan pendukung yang dapat membantu berlangsungnya pengembangan.

Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kemp relatif lengkap dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain. Berikut akan diuraikan perangkat pembelajaran, antara lain :

1. Rencana Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH)

(54)

selanjutnya dibutat materi pembelajaran lengkap dengan metode, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran. Secara umum LKS merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH). Lembar kerja siswa berupa lembaran kertas yang berupa informasi maupun soal-soal (pertanyaan-pertanyaan) yang harus dijawab oleh peserta didik. LKS ini sangat baik digunakan untuk menggalakkan keterlibatan peserta didik dalam belajar baik dipergunakan dalam penerapan metode terbimbing maupun untuk memberikan latihan pengembangan. Dalam proses pembelajaran matematika, LKS bertujuan untuk menemukan konsep atau prinsip dan aplikasi konsep atau prinsip. 3. Materi Ajar

(55)

digunakan sebagai sumber penelitian yang relevan. Berikut ini tiga penelitian relevan yang sesuai dengan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Vigih Hery Kristanto (2012) yang berjudul

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar

untuk Menumbuhkembangkan Jiwa Kewirausahaan “. Penelitian ini

menghasilkan perangkat pembelajaran untuk menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan berdasarkan strategi pengembangan Borg dan Gall, selain itu juga menghasilkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku siswa (BS), Buku Pedoman Guru (BPG), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan Tes hasil belajar.

2. Penelitian pengembangan yang dilakuan oleh Wayan Lasmawan (2007) dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Pengetahuan

Sosial Sekolah Dasar yang Berorientasi pada Keterampilan Proses dan

(56)

rata-rata di atas 20 tahun dengan kualifikasi pendidikan sarjana, (3) phenomena didaktik yang dihadapi guru adalah sulit mengembangkan dan menemukan sumber materi, serta terbatasnya sarana pembelajaran, (4) silabus, RPP, model pembelajaran, buku pegangan siswa, dan buku pedoman guru yang selama ini digunakan belum mencerminkan penerapan keterampilan proses dan komunikasi sosial, (5) candraan kompetensi pengetahuan sosial sekolah dasar berdasarkan kurikulum 2006 telah mengandung pokok-pokok materi keterampilan proses dan komunikasi sosial, dan (6) rancangan awal model buku pegangan siswa dan pedoman guru mengacu pada aplikasi model keterampilan proses dan komunikasi sosial. Berdasarkan temuan ini, maka pada tahun kedua akan dilakukan pengembangan model dan eksperimen dalam skala terbatas.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Subanindro (2012) dengan judul”

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Trigonometri Berorientasi

(57)

Buku siswa (BS), Buku Pedoman Guru (BPG), Lembar Kerja Siswa ( LKS), dan Tes hasil belajar. Selanjutnya penelitian yang ke dua menghasilkan produk sebuah analisis kebutuhan pembelajaran pengetahuan sosial, dan profil guru. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan observasi, wawancara, angket, dan studi dokumen. Penelitian yang ke tiga adalah pengembangan perangkat pembelajaran pada mata pelajaran matematika pada trigonometri yang berorientasi pada penalaran dan komunikasi.

Berdasarkan paparan ketiga penelitian di atas diketahui bahwa peneliti juga mengembangkan perangkat pembelajaran. akan tetapi perangkat pembelajaran yang peneliti kembangkan lebih mengacu pada Kurikulum 2013 untuk kelas I di Sekolah Dasar. Perangkat pembelajaran yang dihasilkan berupa Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian ( RPPTH ), Lembar Kerja Siswa ( LKS), dan materi ajar. Selain itu, data yang peneliti lakukan dikumpulkan dengan menggunakan wawancara survey kebutuhan oleh Guru kelas I.

2.3 Kerangka Pikir

(58)

dan bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh setelah menerima materi pembelajaran dan diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Akan tetapi didalam penyusunan kurikulum tersebut diperlukan adanya perangkat pembelajaran sebagai penunjang guru agar lebih layak sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

(59)

Setelah menganalisis dan Survei Kebutuhan

Gambar 3: Skema Kerangka Pikir Penelitian digunakan bagi masa depannya.

 Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik.

 Penillaian menggunakan penilaian otentik untuk menilai siswa secara keseluruhan yang terdiri dari 3 aspek yang dinilai yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

 Penguatan pendidikan karakter dalam pembelajaran menjadi tujuan utama Kurikulum SD 2013

kurikulum 2013. Bahwa guru belum maksimal dalam memahami dan melaksanakan pendekatan saintifik, selain itu guru juga sulit melaksanakan penilaian otentik.

 Komponen RPPTH yang disusun lengkap.

 RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa  RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif.

 RPPTH disusun basisaktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik.  Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik.

 RPPTH disusun sesuaidenganketentuan EYD. Spesifikasi Perangkat

(60)

2.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori di atas makan dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut

1. Bagaimana langkah-langkah penelitian pengembangan perangkat pembelajaran subtema gemar menggambar mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran subtema kegemaran berolahraga mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar menurut Pakar Kurikulum 2013?

(61)

41

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah metode penelitian dan pengembangan atau sering disebut Research and Development. Research and

Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan

produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2009: 407). Menurut Borg & Gall (dalam Sukmadinata, Nana Syaodih, 2011: 167)

Educational research and development (R & D) is a process used to develop and

validate educational products”. Selanjutnya Borg & Gall menjelaskan bahwa

(62)

Gambar 4 : Prosedur Pelaksanaan Penelitian dan Pengembangan Metode Research and Development (R&D

Secara lengkap uraian langkah-langkah penelitian menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata, Nana Syaodih, 2011: 169), adalah sebagai berikut:

1. Penelitian dan pengumpulan data (research and information

collecting), yakni meliputi pengukuran kebutuhan, studi literature,

penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai.

2. Perencanaan (Planning) menyusun rencana penelitian yang meliputi kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang akan dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah peelitian, kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas.

(63)

pengamatan, wawancara, dan pengedaran angket.

5. Merevisi hasil uji coba (main product revision) pada langkah ini adalah memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba.

6. Uji coba lapangan (main field testing) pada langkah ini di lakukan uji coba yang lebih luas pada 5 sampai dengan 15 sekolah dengan 30 sampai dengan 100 orang subjek uji coba. Data kuantitatif penamilan guru sebelum dan sesudah menggunakan model yang dicobakan dikumpulkan. Hasil-hasil pengumpulan data selanjutnya dievaluasi dan kalau mungkin dibandingkan dengan kelompok pembanding.

7. Penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operasional product

revision) pada langkah ini di lakukan penyempurnaan pada produk

hasil uji lapangan.

8. Uji pelaksanaan lapangan (operasional field testing) di laksanakan pada 10 sampai dengan 30 sekolah dan melibatkan 40 sampai dengan 200 subjek. Pengujian tersebut dilakukan dengan angke, wawancara, dan observasi dan analisis hasilnya.

9. Penyempurnaan produk akhir (final product revision) Penyempurnaan di dasarkan pada masukan dari uji pelaksanaan lapangan.

(64)

bekerjasama dengan penerbit untuk penerbitan. Selanjutnya memonitor penyebaran untuk mengontrol kualitas.

Jika kesepuluh langkah penelitian pengembangan tersebut dapat diikuti dengan benar, maka dapat menghasilkan sebuah produk pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan, yang tentunya siap dioperasikan atau digunakan di sekolah-sekolah. Akan tetapi, dalam penelitian dan pengembangan (Research and Development), peneliti hanya berhenti pada langkah ke 5 (lima), alasan peneliti hanya mengambil 5 (lima) langkah dibedakan menjadi alas an teoritis dan alasan praktis. Alasan teoritis penelitian ini, yaitu karena Borg dan Gall (1983: 792) memperbolehkan untuk membatasi penelitian dalam skala kecil, termasuk membatasi langkah-langkah penelitian dan pengembangan, sedangkan alasan praktis penelitian ini, yaitu peneliti memandang bahwa penelitian ini ditujukan kepada, karena guru dianggap lebih memahami Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH). Selain itu, guru merupakan pelaksana Kurikulum SD 2013, sehingga penelitian ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan guru akan pengadaan perangkat pembelajaran yang lengkap dengan mengacu Kurikulum SD 2013.

3.2 Prosedur Pengembangan

(65)

langkah prosedur, yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain. Berikut ini peneliti akan menjelaskan bagan lengkap berserta keterangan secara lengkap pada bagan di bawah ini.

(66)

3.2.1 Potensi dan Masalah

Penelitian ini berangkat dari adanya potensi dan masalah. Peneliti melakukan wawacara untuk mengetahui masalah yang ada kepada guru kelas 1 SD Negeri Wonorejo 1 yang ditunjuk pemerintah unuk menerapkan kurikulum 2013 di kelas 1 dan 4. Wawancara ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan menyangkut pemahaman guru kelas 1 terkait perangkat pembelajaran untuk kurikulum 2013. Kurangnya ketersediaan contoh mengenai perangkat pembelajaran yang digunakan guru untuk melaksanakan pembelajaran menyulitkan guru untuk membuat perangkat pembelajaran kurikulum 2013. Sehingga diharapkan perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan disusun sesuai dengan Kurikulum 2013 untuk siswa kelas 1 subtema gemar membaca.

3.2.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara kepada guru. Hasil wawancara tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan produk yang berupa bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas I Sekolah Dasar. Pengumpulan data tersebut digunakan untuk pembuatan perangkat pembelajaran yang dilakukan dengan melakukan studi pustaka, mencari bahan melalui internet, dan mengumpulkan bahan dari berbagai sumber.

3.2.3 Desain Produk

(67)

peneliti dapat menentukan strategi belajar yang akan digunakan serta merancang kegiatan pembelajaran. Langkah selanjutnya peneliti dapat memilih sumber belajar yang akan dipakai. Tahap terakhir adalah membuat evaluasi berupa instrumen penilaian.

3.2.4 Validasi Desain

Peneliti menggunakan validasi pakar sebagai evaluasi formatif terhadap desain pengembangan perangkat pembelajaran. Produk yang akan dikembangkan oleh peneliti akan divalidasi oleh satu validator ahli dan dua guru SD kelas I SD. Validasi produk bertujuan untuk memperoleh kritik,saran serta penilaian produk yang dikembangkan oleh penliti. Kritik dan saran tersebut di harapkan mampu untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan produk yang akan dikembangkan sebagai perbaikan terhadap perangkat pembelajaran yang sudah di buat.

3.2.5 Revisi Desain

Revisi desain dilakukan setelah peneliti mendapatkan kritik dan saran dari validator ahli, selanjutnya peneliti melakukan revisi terhadap produk yang telah dibuat berdasarkan hasil revisi validasi pakar. Revisi tersebut dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dari produk yang sudah divalidasi oleh pakar.

(68)

3.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian pengembangan produk bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 sebagai berikut :

No Kegiatan

Bulan

April Mei Ju

n 4 Menentukan KI-KD

dan subtema √

5 Merumuskan indikator

dan tujuan √

6 Menyusun silabus dan

RPP √ √

7

Menyusun urutan isi, strategi pembelajaran, kegiatan belajar, sumber belajar, dan evaluasi

√ √

8 Validasi ahli √

9 Analisis data validasi

ahli √

10 Revisi Desain √

11 Ujian Skripsi √

12 Revisi akhir √

13 Pembuatan artikel ilmiah

Tabel 4. Waktu Pelaksanaan Penelitian

3.4 Validasi Ahli Kurikulum SD 2013

(69)

Validasi dilakukan kepada ahli Kurikulum 2013, selain itu juga dilakukan kepada Guru SD kelas I yang merupakan pelaksana Kurikulum 2013. Dalam hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat validitas dari RPPTH yang telah dibuat oleh peneliti. Guru tersebut dapat menyimpulkan kelayakan produk yang dibuat.

3.6Instrumen Penelitian

Penelitian pengembangan ini menggunakan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan wawancara. Daftar pertanyaan wawancara tersebut digunakan untuk menganalisis kebutuhan guru terhadap perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar. Hasil validasi melalui pakar ahli dan dua guru yang dapat digunakan sebagai masukan untuk melakukan revisi atas perangkat pembelajaran yang dibuat.

(70)

3.7Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan peneliti pada penelitian ini adalah menggunakan teknik wawancara analisis kebutuhan. Wawancara digunakan unuk melakukan survey kebutuhan kepada guru SD kelas 1 terhadap kebutuhan akan perangkat pembelajaran yang mengacu kurikulum 2013.

3.8 Teknik Analisis Data

Data penelitian ini dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif, dengan penjelasan sebagai berikut.

Data Kualitatif

Data kualitatif berupa komentar yang dikemukakan oleh satu validator ahli, dua guru kelas 1 SD. Data dianalisis sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan produk yang telah dihasilkan untuk selanjutnya dilakukan revisi.

Data Kuantitatif

(71)

Xi –0,60 SBi < X ≤ Xi + 0,60Sbi Cukup Xi –1,80 SBi < X ≤ Xi 0,60Sbi Kurang

X ≤ Xi 1,80Sbi Sangat Kurang

Tabel 5. Konversi Nilai Skala Lima

Keterangan:

Rerata ideal (Xi) : 1

2 (skor maksimal ideal + skor minimal

ideal)

Simpangan baku ideal (SBi) : 16 (skor maksimal ideal - skor minimal ideal)

X : Skor aktual

Berdasarkan rumus konversi yang diuraikan di atas perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.

Diketahui:

Skor maksimal ideal : 5 Skor minimal ideal : 1 Rerata ideal (Xi) : 1

Gambar

tabel di bawah ini (Mulyasa, 2013: 61).
Tabel. 1 Identifikasi Kesenjangan Kurikulum
Gambar 1 : Revisi Taksonomi Bloom
Tabel 3. Karakteristik Penilaian Tradisional dan Penilaian Otentik
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

For instance, the nitrogen and carbon purity of Chla (as PTNa) in solvent extracts from 6 phytoplankton cultures averaged 56 and 10%, respectively (Fig. 4), while sedimentary

PEMERINTAH KABUPATEN ALOR BAGIAN LAYANAN PENGADAAN. KELOMPOK KERJA (POKJA)

Gas chromatograms of representative Group 1 oils illustrating compositional changes associated with evaporative fractionation: (a) a retrograde condensate with high abundance

Sehubungan dengan Pelelangan Paket Peker jaan PENGADAAN ITIK BETINA pada DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN Sumber Dana APBK Aceh Tenggar a Tahun Anggar an 2014, maka dengan ini

di€erences in the relative proportion of taxa determined from the macrofossil record correlating with climatic change (Barber et al. , 1994); (ii) humi®cation of the plant

Memperhatikan ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 Sebagaimana di ubah terakhir dengan peraturan presiden nomor 4 tahun 2015 tentang pengadaan barang