PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER DAN PENINGKATAN HASIL
BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP DENGAN TOPIK KONSEP MOL
Oleh:
Ing Mayfa Br Situmorang NIM 4103131028
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
iii
iii
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER DAN PENINGKATAN HASIL
BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP DENGAN TOPIK KONSEP MOL
Ing Mayfa Br Situmorang (NIM 4103131028) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning (PBL) menggunakan media peta konsep terhadap peningkatan hasil belajar siswa dan besar kontribusi pembentukan karakter dengan peningkatan hasil belajar siswa kelas X SMA pada sub materi konsep mol. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 3 Medan dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang berjumlah 68 orang dengan rancangan penelitian menggunakan rancangan uji awal dan akhir kelompok kontrol acak. Sebagai alat pengumpul data hasil belajar digunakan tes objektif yang berjumlah 20 soal yang telah teruji validitas,dan memiliki realibilitas sebesar 0,84. Hasil pengolahan data diperoleh rata-rata pre-test kelas eksperimen adalah 59,26 dan rata-rata pre-test kelas kontrol adalah 57,21. Setelah diberi perlakuan maka diperoleh nilai rata-rata post-test pada kelas eksperimen sebesar 84,12 dan pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata post-test sebesar 75,44. Semua data pre-test dan gain siswa telah diuji normalitas dan homogenitas hasilnya data tersebut berdistribusi normal dan homogen. Dari data tersebut setelah dianalisis, maka diperoleh persentase peningkatan hasil belajar siswa dari rata-rata nilai gain kelas eksperimen adalah sebesar 61% dan persentase peningkatan hasil belajar siswa dari rata-rata nilai gain kelas kontrol adalah sebesar 43%, sehingga penelitian memiliki perbedaan peningkatan hasil belajar sebesar 18% di sekolah SMA Negeri 3 Medan. Peningkatan hasil belajar kedua kelas diuji beda dengan uji t satu pihak bahwa ada pengaruh model PBL terhadap peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil perhitungan uji satu pihak yaitu thitung > ttabel (2,13 > 1,6697) dan ada pengaruh
vi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I. PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang 1
1.2Identifikasi Masalah 5
1.3Batasan Masalah 5
1.4Rumusan Masalah 6
1.5Tujuan Penelitian 6
1.6Manfaat Penelitian 6
1.7Definisi Operasional 7
BAB II TINJAUN PUSATAKA
2.1. Pengertian Belajar 8
2.2. Prinsip – Prinsip Belajar 9
2.3. Hakekat Kimia 10
2.4. Tujuan Pembelajaran Ilmu Kimia 11
2.5. Hakekat Belajar Mengajar Kimia 11
2.6. Proses Pembelajaran 12
2.7. Hasil Belajar 15
2.8. Model Pembelajaran Problem Based Learning 21
2.9. Media Peta Konsep 28
2.10. Kurikulum 2013 Berbasis Kompetensi 32
2.11. Perhitungan Kimia (Stoikiometri) 37
2.12. Kerangka Konseptual 51
2.13. Hipotesis Penelitian 53
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian 55
3.2. Populasi dan Sampel 55
3.3. Variabel dan Instrumen Penelitian 56
3.4. Rancangan Penelitian 57
3.5. Teknik dan Alat pengumpulan Data 58
3.6. Teknik Analisis Data 65
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil Penelitian 70
4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 70
4.1.2.Deskripsi Data Hasil Penelitian 71
vii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan 80
5.2.Saran 80
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Keberagaman Pendekatan PBL 25
Gambar 3.1. Skematik Pelaksanaan Penelitian 64
Gambar 4.1. Grafik Rata – Rata Penilaian Sikap Siswa Pertemuan I 75
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Langkah – langkah Pembelajaran Berbasis Masalah 27
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 58
Tabel 3.2 Kriteria Indeks Reliabilitas Soal 61
Tabel 4.1 Data Ringkas Peningkatan Hasil Belajar 72
Tabel 4.2. Rata – Rata Penilaian Sikap Siswa 74
Tabel 4.3. Uji Normalitas 76
Tabel 4.4. Uji Homogenitas 77
Tabel 4.5. Hasil Uji Hipotesis 78
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus 85
Lampiran 2. RPP Kelas Eksperimen dan Kontrol 90
Lampiran 3. Media Peta Konsep 110
Lampiran 4. Masalah Yang Diberikan Pada Siswa 111
Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa Tes kognitif 113
Lampiran 6. Penyelesaian lembar kerja siswa tes kognitif 114
Lampiran 7. Tes Afektif Siswa 116
Lampiran 8. Pedoman Penskoran Tes Afektif 117
Lampiran 9. Soal yang Akan divalidkan 120
Lampiran 10. Jawaban Instrument Penelitian 127
Lampiran 11. Pembahasan Soal 128
Lampiran 12. Kisi – Kisi Soal 135
Lampiran 13. Uji Validitas Test 136
Lampiran 14. Uji Reliabilitas Test 138
Lampiran 15. Perhitungan Tingkat Kesukaran 140
Lampiran 16. Perhitungan Daya Beda 141
Lampiran 17. Kesimpulan Instrumen Test 142
Lampiran 18. Deskripsi Data Penelitian Hasil Belajar 143
Lampiran 19. Deskripsi Data Penelitian Sikap Siswa 149
Lampiran 20. Tabel Penilaian Sikap Siswa 152
Lampiran 20. Uji Normalitas 154
Lampiran 21. Uji Homogenitas 158
Lampiran 22. Uji Hipotesis 160
Lampiran 23. Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar 164
Lampiran 24. Tabel Nilai-nilai r-Product Moment 165
Lampiran 25. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2) 166 Lampiran 26. Tabel Nilai-nilai Dalam Distribusi-t (Tabel t) 167 Lampiran 27. Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F 168
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang
dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau perkembangan
pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan
budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua
tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan
dan tuntutan masyarakat modern. Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu
ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik (improvement oriented). Hal ini
tentu saja menyangkut berbagai bidang, tidak terkecuali bidang pendidikan.
Komponen yang melekat pada pendidikan diantaranya adalah kurikulum, guru
dan siswa.
Proses Pembelajaran merupakan tahapan – tahapan yang dilalui dalam
mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik seseorang,
dalam hal ini adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa atau peserta
didik. Salah satu peran yang dimiliki oleh seorang guru untuk melalui tahap –
tahap ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru harus
berupaya dengan optimal mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik anak didik, demi mencapai tujuan pembelajaran.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh E. Mulyasa bahwa tugas guru tidak hanya
menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus menjadi fasilitator
yang bertugas memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada
seluruh peserta didik. Untuk mampu melakukan proses pembelajaran ini si guru
harus mampu menyiapkan proses pembelajarannya.
Pada era modern pendidikan sains memfokuskan pada kemampuan peserta
didik untuk aktif dalam proses pembelajaran melalui proses eksplorasi. Secara
spesifik, pendidikan masa kini mencoba membantu peserta didik belajar untuk
2
hipotesis, dan mencari pembuktian sendiri. Proses - proses tersebut dapat
membantu peserta didik menyusun kemampuan berfikir mereka dan mengelola
kemampuan mereka dalam memecahkan masalah sehingga memfasilitasi
pembelajaran konsep sains .Peningkatan kualitas pembelajaran kimia di SMA/MA
masih perlu dilaksanakan terus menerus untuk menyesuaikan perkembangan
IPTEK. Di sisi lain, pengembangan pembelajaran kimia saat ini masih dirasa
kurang membekali siswa dalam kemampuan menemukan dan menyelesaikan
masalah, padahal konsep kimia merupakan konsep yang walaupun abstrak namun
kasat logika. Kemampuan menemukan ini sangat penting dan harus dimiliki oleh
siswa untuk menemukan sendiri konsep yang dipelajarinya dengan melihat
fenomena-fenomena yang tersaji di sekitarnya.
Dalam rangka mempersiapkan lulusan pendidikan memasuki era
globalisasi yang penuh tantangan dan ketidakpastian, diperlukan pendidikan yang
dirancang berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan. Untuk kepentingan tersebut
pemerintah melakukan penataan kurikulum. Kurikulum 2013 merupakan tindak
lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang pernah di uji coba pada
tahun 2004. KBK (Competency Based Curriculum) dijadikan acuan dan pedoman
bagi pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan
(pengetahuan, keterampilan, dan sikap) dalam seluruh jenjang dan jalan
pendidikan sekolah.
Kurikulum 2013 berbasis kompetensi memfokuskan pada pemerolehan
kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum ini
mencakup sejumlah kompetensi dan seperangkat tujuan pembelajaran yang
dinyatakan sedemikian rupa, sehingga pencapainnya dapat diamati dalam bentuk
perilaku atau keterampilan peserta didik menguasai sekurang-kurangnya tingkat
kompetensi minimal agar mereka dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan sesuai dengan konsep belajar tuntas dan pengembangan bakat, setiap
peserta didik harus diberi kesempatan untuk mencapai kompetensi-kompetensi
yang dimaksudkan diatas maka dalam kurikulum 2013 di tekankan untuk memilih
model pembelajaran yang sesuai dengan materi seperti model Problem-Based
3
Problem-Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran
yang bercirikan adanya permasalahan nyata yang tidak terstruktur dengan baik
sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan
memecahkan masalah dan memperoleh pengetahuan. Model Pembelajaran
Berbasis Masalah adalah kurikulum dalam proses pembelajaran. Dalam
kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut peserta didik mendapat
pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah,
dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam
tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistematik untuk
memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan berbagai model pembelajaran dalam
kurikulum 2013 diharapkan para peserta didik memiliki kemampuan
berkomunikasi, berpikir jernih dan kritis, menjadi warga negara yang bertanggung
jawab, menjunjung tinggi moralitas, mampu hidup dalam masyarakat global,
memiliki minat luas dalam kehidupan serta memiliki rasa tanggung jawab
terhadap lingkungan.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
metode PBL dapat meningkatkan interaksi sosial dan prestasi belajar siswa kelas
XI IPA 3 SMAN 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut, diharapkan Guru hendaknya dapat menyajikan materi sistem
koloid menggunakan metode pembelajaran PBL sehingga dapat meningkatkan
interaksi sosial dan prestasi belajar siswa. Siswa hendaknya dapat memberikan
respon yang baik terhadap guru dalam menyajikan materi sistem koloid dengan
menggunakan metode pembelajaran PBL sehingga dapat meningkatkan interaksi
sosial dan prestasi belajar siswa. (Ratna Sari Dewi,Haryono, dan Suryadi Budi
Utomo; 2013) dan Berdasarkan deskripsi umum hasil penelitian, pengujian
hipotesis, dan pembahasan, dapat dikemukakan simpulan hasil penelitian dengan
aspek yang diamati oleh pengamat terhadap guru untuk tahap kegiatan awal,
kegiatan inti, dan tahap kegiatan akhir pada pembelajaran yang berpedoman pada
RPP, dapat dilaksanakan dengan baik, yakni: (1) Implementasi metode latihan
4
belajar siswa. (2) Metode latihan berjenjang pada pembelajaran stoikiometri
sesuai jika diterapkan pada siswa, baik untuk siswa pandai (berkemampuan awal
tinggi), siswa sedang (berkemampuan awal sedang), maupun kurang pandai
(berkemampuan awal rendah).(Endang W.R, 2010)
Setiap proses belajar dan mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur
antara lain tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi. Unsur metode dan alat
merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi
sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar sampai kepada
tujuan. Dalam pencapaian tujuan tersebut, peranan alat bantu atau media
memegang peranan penting sebab dengan adanya alat peraga atau media ini bahan
dapat dengan mudah dipahami oleh siswa.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada skor
post-test menulis cerpen siswa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hal
ini ditunjukkan dengan terdapat perbedaan kemampuan menulis cerpen yang
signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil
tersebut, maka media peta konsep pohon jaringan efektif digunakan pada
pembelajaran sastra di kelas X SMA Negeri 1 Mojotengah. (Ismi S, 2011)
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan
kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar
yang secara garis besar terbagi menjadi tiga aspek, yakni aspek kognitif, aspek
afektif, dan aspek psikomotorik. Tidak bisa dipungkiri bahwa dari ketiga aspek
tersebut mempunyai peran dan pengaruh yang sangat signifikan terhadap alat
pengontrol atau pengatur diri khususnya dalam dunia pendidikan.Namun
kenyataannya,tidak banyak dari pelaku pendidik yang terkadang mengabaikan
atau bahkan secara tidak langsung memposisikan ketiga aspek tersebut jauh dari
peran dan fungsinya masing-masing, seperti adanya ketidakseimbangan terhadap
penilaian afektif, psikomotorik dan kognitif. Selain itu ketidaktahuan serta
minimnya informasi yang diterima dari para pelaku pendidik semakin menambah
deret buruknya hasil yang akan dicapai dalam suatu proses belajar mengajar.
5
LEARNING TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER DAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP DENGAN TOPIK KONSEP MOL”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut diatas, maka yang
menjadi masalah yang akan diteliti, adalah :
1. Pendidikan di Indonesia masih membutuhkan perbaikan/ perubahan dalam
proses pembelajaran
2. Rancangan pembelajaran yang belum sesuai dengan karakteristik anak
didik
3. Masih rendahnya minat siswa belajar kimia
4. Meningkatkan keaktifan dan kemahiran siswa memecahkan masalah
5. Mengembangkan hasil belajar siswa dan membentuk karakter siswa untuk
saling bekerjasama dan saling menghargai.
1.3Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini:
1. Pengaruh Model Problem Based Learning pada Sub Materi Pembelajaran
Konsep Mol dengan media peta konsep.
2. Peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model Problem
Based Laerning dengan media peta konsep pada Sub Materi Pembelajaran
Konsep Mol.
3. Pembentukan karakter siswa untuk saling bekerjasama dan saling
menghargai pada saat proses belajar mengajar dengan model Problem
Based Laerning dengan media peta konsep pada Sub Materi Pembelajaran
6
1.4 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah pengaruh model Problem Based Learning dengan media peta
konsep dengan topik konsep mol pada peningkatan hasil belajar siswa
lebih tinggi daripada pengaruh model konvensional?
2. Berapa besar kontribusi pembentukan karakter siswa dengan peningkatan
hasil belajar pada proses belajar mengajar kelas X SMA Negeri 3 Medan
yang diajarkan dengan Model Problem Based Learning menggunakan
Media Peta Konsep pada Sub Materi Pembelajaran Konsep Mol?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh Model Problem Based Learning dengan
menggunakan media peta konsep pada Sub Materi Pembelajaran Konsep
Mol terhadap peningkatan hasil belajar kimia siswa di kelas X SMA
Negeri 3 Medan
2. Untuk mengetahui besar kontribusi pembentukan karakter siswa dengan
peningkatan hasil belajar pada proses belajar mengajar kelas X SMA
Negeri 3 Medan yang diajarkan dengan Model Problem Based Learning
menggunakan media peta konsep pada Sub Materi Pembelajaran Konsep
Mol.
1.6 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan untuk mahasiswa calon guru agar dapat
menerapkan model Problem Based Learning dengan baik sehingga mampu
meningkatkan hasil belajar dan pembentukan karakter siswa.
2. Bagi guru, sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk dapat memilih
model pembelajaran yang tepat sehingga dapat membangkitkan semangat
belajar kimia siswa.
3. Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lanjut yang ingin meneliti dengan
7
1.7 Definisi Operasional
1. Problem based learning menjelaskan bahwa belajar terjadi dari aksi siswa,
dan pendidik hanya berperan dalam memfasilitasi terjadinya aktivitas
kontruksi pengetahuan oleh pembelajar.
2. Peta konsep merupakan media yang digunakan untuk menyatakan
hubungan yang bermakna antara konsep – konsep dalam bentuk proposisi.
Proposisi adalah dua atau lebih konsep yang dihubungkan dengan kata – kata
dalam satu unit semantik juga memberikan definisi tentang peta konsep, yaitu
suatu ilustrasi grafis konkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah
konsep tunggal dihubungkan dengan konsep – konsep lain pada kategori yang
sama.
3. Konsep Mol merupakan dasar dari perhitungan kimia yang mencakup
pengukuran massa, volume, jumlah partikel dari besaran kuantitatif lainnya
seperti partikel yang menyangkut atom, molekul, ion serta partikel renik
80 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil analisis data penelitian maka dapat
disimpulakan bahwa hasil belajar kimia siswa pada sub materi konsep mol yang
diberi pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning lebih
tinggi dari hasil belajar yang diberi pembelajaran dengan menggunakan
konvensional. Hal ini berarti model problem based learning dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas X SMA pada sub materi konsep mol. Peningkatan hasil
belajar kimia siswa diuji dengan gain siswa memperoleh persen peningkatan
adalah 60,91% dan rata – rata nilai sikap belajar siswa sebesar 81,44. Hal ini
dibuktikan dari uji hipotesis yang menunjukkan bahwa harga thitung berada dalam
daerah kritis pada : t > 1,6697 dan ada hubungan pembentukan karakter siswa
dengan peningkatan hasil belajar pada proses belajar mengajar kelas X SMA
Negeri 3 Medan yang diajarkan dengan Model Problem Based Learning
menggunakan media peta konsep pada Sub Materi Pembelajaran Konsep Mol, hal
ini dibuktikan dari uji hipotesis yang menunjukkan bahwa 6,23>0,339.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti mengajukan beberapa saran
sebagai berikut :
1. Bagi guru dan calon guru, penerapan model problem based learning
mempermudah pencapaian tujuan instruktusional dan dapat menghasilkan
hasil belajar siswa yang lebih baik, khususnya mata pelajaran kimia.
2. Bagi guru yang ingin menerapkan model problem based learning
hendaknya mampu menguasai kelas dan mengatur waktu dengan baik
81
3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk pokok bahasan yang berbeda
yang dapat digunakan sebagai langkah konkrit untuk meningkatkan mutu
82
DAFTAR PUSTAKA
Debdikbud, (2013), Dokumen Kurikulum 2013, http://kangmartho.com (diakses 19 Februari)
Arikunto, (2010), Dasar – Dasar Pendidikan Evaluasi, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta
Djamarah, S,B, (2006), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Dewi, Ratna. S, Haryono dan Suryadi, B.D, (2013),
Upaya Peningkatan Interaksi Sosial dan Prestasi Belajar Siswa Dengan Problem Based Learning pada Pembelajaran Kimia Pokok Bahasan Sistem Koloid di SMA N 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012,Jurnal Pendidikan Kimia, Volume 2, halaman 15
Daryanto, H, (2001), Evaluasi Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta
Diah, Widyatun, (2012), Model Pembelajaran Berbasis Masalah,
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/model-pembelajaran-berbasis-masalah.html (diakses pada 23 Februari 2014)
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan , FMIPA UNIMED, Medan
Harnanto, Ari dan Ruminten . (2009), kimia untuk SMA/MA kelas X, Penerbit SetiAji, Medan
Johari, J.M.C dan Rachmawati, (2006), Kimia SMA dan MA untuk kelas X, Penerbit Erlangga, Jakarta
Kusuma, D.Cahaya, (2013), Analisis Komponen-Komponen Pengembangan
Kurikulum 2013 pada Bahan Uji Publik Kurikulum 2013, Jurnal Analisis Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum 2013, Halaman 4-5
Mulyasa, H.E, (2013), Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, PT Remaja Rosdakarya, Bandung
83
Nana, Sudjana. (1989), Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar, PT Sinar Baru Algensindo, Bandung
Nanang, C, (2009), Konsep Strategi Pembelajarn, Refika Aditma, Bandung
Purba, Michael, (2006), Kimia SMA/MA kelas X, Penerbit Erlangga, Jakarta
Purba, Michael, (2006), Kimia SMA/MA kelas XI, Penerbit Erlangga, Jakarta
Rijani, E, Wahyu, (2010), Implementasi Metode Latihan Berjenjang Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal – Soal Hitungan pada Materi Stoikiometri di SMA, E-jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Volume 1, halaman 1
Rusman, (2013), Model – Model Pembelajaran Edisi Kedua, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta
Sanjaya, H.Wina, (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, PT Prenada Media Group, Bandung
Sari, Nur Fatimah dan Nusikh, (2009), Efektivitas Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dan Teknik Peta Konsep Dalam Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa kelas X6 SMAN 6 Malang Semester
Genap Tahun Ajaran 2006 – 2007, JPE, Volume 2 Nomor 1, hal 54 - 55
Septiana, Ismi, (2011), Keefektifan Penggunaan Media Peta Konsep Pohon Jaringan pada Pembelajaran Menulis Cerpen di Kelas X SMA Negeri 1 Mojotengah Kabupaten Wonosobo, Skripsi, Fakultas Bahasa dan Seni, UNY Yogyakarta
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Silitonga, P.M, (2011), Statistika (Teori dan Aplikasi dalam Penelitian), Penerbit FMIPA UNIMED, Medan
Sudarmo, Unggul, (2013), Kimia Untuk SMA/MA Kelas X, Penerbit Erlangg, Jakarta
Sudjana, (2002), Metode Statistika, Tarsito, Bandung
Suryosubroto (2002), Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta
84
Syaiful, B.Djamarah dan Aswan Zain, (1995), Strategi Belajar Mengajar, PT Rineka Cipta, Jakarta
Tambunan, Berton.C, (2011), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay – Two Stay (TS-TS) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Pada Pokok Bahasan Koloid di Kelas XI Semester 2 SMA Negeri 6 Medan T.A 2010/2011, Skripsi, FMIPA UNIMED, Medan