PENGARUH PENGGUNAAN BERCERITA BERPASANGAN TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN OLEH SISWA
KELAS VIII SMPNEGERI 35 MEDAN TAHUNPEMBELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Dinyatakan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
MAGDALENA HARDINA SILABAN
209411013
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
ABSTRAK
Magdalena Hardina Silaban, NIM 209411013. “Pengaruh Penggunaan Teknik Bercerita Berpasangan terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 35 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014.”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan teknik bercerita berpasangan terhadap kemampuan menulis cerpen oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 35 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 35 Medan yang berjumlah 270 orang orang. Sedangkan sampel penelitian ini diambil secara acak sebanyak 40 orang.
Penelitian dalam skripsi ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen dan bentuk desain one grouppre-test post-test design, desain dilakukan observasi sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Desain penelitian ini dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding. desain ini terdapat pre-test, sebelum dilakukan perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada kelas VIII SMP Negeri 35 Medan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh teknik bercerita berpasangan terhadap kemampuan menulis cerpen. . Hal ini dibuktikan dari hasil pre-test dengan skor 2545 dengan nilai rata-rata 63,62 dan hasil post-test 3060 dengan nilai rata-rata 76,5. Kemudian, dilakukan uji hipotesis uji t, didapat
dan = 2,02 karena > (8,93 > 2,02) maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian, pembelajaran dengan menggunakan model peta pikiran berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kemampuan menulis cerpen siswa.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR DIAGRAM ... viii
LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN A.LatarBelakangMasalah ... 1
B. IdentifikasiMasalah ... 4
C. PembatasanMasalah ... 5
D. RumusanMasalah ... 5
E. TujuanPenelitian ... 5
F. ManfaatPenelitian ... 6
BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. LandasanTeoretis ... 7
1. PengertianKemampuanMenulis ... 7
2. ManfaatMenulis ... 8
a. PengertianCerpen ... 10
b. Ciri-ciriCerpen ... 10
c. Unsur-unsurCerpen ... 11
d. Langkah-langkah Menulis Cepen ……….. 14
e. Cerpen yang Baik ... 16
f. HakikatTeknikBerceritaBerpasangan ... 17
g. Langkah-langkahTeknikBerceritaBerpasangan………18
h. Kelebihan dan Kekurangan dengan Teknik Bercerita Berpasangan…19 i. Tujuan dan Manfaat Teknik Bercerita Berpasangan………20
B. KerangkaKonseptual ... 23
C.HipotesisPenelitian ... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi danWaktuPenelitian ... 25
B. PopulasidanSampel ……… 25
1. Populasi ... 25
2. Sampel ... 26
C. DefenisiOperasionalVariabelPenelitian ... 28
D. Metode Penelitian ... 28
F. Instrumen Penelitian ... 30
1. Jalannya Eksperimen ... 31
2. Teknik Pengambilan Data ... 34
3. Teknik Analisis Data ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41
A. Hasil Penelitian ... 42
1. Deskripsi Data Pre-test ... 42
2. Deskripsi Data Post-test ... 44
B. Analisis Data Hasil Kemampuan Menulis Karangan Cerpen Sebelum Menggunakan Teknik Bercerita Berpasangan .. 46
C. Analisis Data Hasil Kemampuan Menulis Cerpen Setelah Menggunakan Teknik Bercerita Berpasangan ... 49
D. Uji Persyaratan analisis Data ... 53
1. Uji Normalitas Hasil Pre-test ... 53
2. Uji Normalitas Hasil Post-test... 54
3. Uji Homogenitas ... 55
4. Uji Hipotesis ... 56
E. Temuan Penelitian ... 57
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 59
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 62
A. Simpulan ... 62
B. Saran ... 63
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RencanaPelaksanaanPembelajaran (RPP) SMP NEGERI 35
MEDAN ……….. 66
Lampiran 2 TesKemampuanMenulisCerpen (Pre-Test) ……… 73 Lampiran 3 TesKemampuanMenulisCerpen(Post-Test)………. 74 Lampiran 4 Contoh Gambar ………. 75
Lampiran 5 Contoh Cerita Pendek ... 77
Lampiran 6 Perhitungan Uji Normalitas Hasil Pre-Test ... 78
Lampiran 7 Perhitungan Uji Normalitas Hasil Post-Test ... 80
Lampiran 8 Uji Homogenitas ... 82
Lampiran 9 Perhitungan Uji Hipotesis ... 83
Lampiran 10 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors ... 86
Lampiran 11 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z ... 87
Lampiran 12 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z ... 88
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan sarana berpikir sehingga memegang peranan penting
dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial melakukan
tindakan-tindakan sosial saling bertukar pengalaman, tukar pikiran dan saling
mengekspresikan pendirian atau keyakinan masing-masing dengan bahasa,
sehingga keterampilan bahasa sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap individu yang hidup tentu memiliki kemampuan bervariasi.
Kemampuan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kondisi fisik,
kecerdasan, kekuatan, kecakapan, keterampilan. Tanpa adanya faktor-faktor
tersebut maka seorang tidak dapat melakukannya dengan baik.Kemampuan adalah
kesanggupan, kecakapan dan kekuatan.Kemampuan juga kesanggupan atau
kecakapan dalam menghasilkan atau melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan
sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Demikian halnya dengan siswa, siswa
dituntut untuk memiliki kemampuan, baik menulis, menyimak, dan berbicara.
Pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku. Jadi
didalam proses belajar dibutuhkan suatu keaktifan belajar karena dapat
menyebabkan terjadinya suatu kegiatan yang membawa perubahan kearah yang
lebih baik bagi diri siswa. Kualitas dan keberhasilan belajar siswa sangat
pengajaran. Tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah
menengah adalah agar siswa terampil dalam mendengarkan, berbicara, membaca,
dan menulis Seorang siswa yang belum memiliki keterampilan bahasa dengan
baik akan menemukan kesulitan-kesulitan dalam berkomunikasi, karena apa yang
dipikirkan dan dirasakannya tidak dapat diungkapkan kepada orang lain dengan
jelas.Salah satu keterampilan berbahasa adalah berbicara dan menulis. Berbicara
adalah berkata, bercakap, berbahasa atau melahirkan pendapat (dengan perkataan,
tulisan, dsb)
Bercerita sebagai aktifitas menuturkan suatu yang mengisahkan tentang
perbuatan, pengalaman, atau suatu kejadian yang sungguh-sungguh terjadi
maupun maupun hasil rekaan. ”Siswa cenderung tidak mempunyai ide untuk
membuat cerpen, sehingga tidak tahu apa yang harus mereka tulis. Kemudian
walaupun mereka sudah memiliki ide untuk menulis cerpen, tetapi tidak terampil
menuangkannya dalam sebuah karangan. Kalau pun sudah memiliki ide, tetapi
mereka tetap tidak terampil menuangkannya dalam sebuah karangan, misalnya
cerpen. Faktor lain yang menyebabkan tidak tertarik menulis cerpen adalah
ketidakmampuan mereka mengaplikasikan imanjinasi mereka ke dalam senuah
karya kreatif berbentuk cerpen. Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat
Nurhayati (2004 :170) yang mengangkat judul penelitian penerapan model story
map dalam meningkatkan kemampuan menulis cerpen bagi siswa SLTP,
mengatakan,
“ Pembelajaran sastra khususnya menulis cerpen yang memiliki kegunaan
dari harapan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa sebelum pembelajaran
cerpen dilakukan, tes awal menunjukkan bahwa dari 44 siswa tidak seorang pun
(0%) yang mendapat nilai ≥75 dengan nilai rata-rata kelas 50. Setelah diberikan
perlakuan dengan model pembelajaran story map kemampuan siswa dalam
menulis cerpen meningkat yaitu sebanyak 34% siswa yang memperoleh nilai ≥75
dengan nilai rata-rata kelas 76,6.
Dalam menulis cerpen siswa tidak mengetahui akan unsur –unsur yang ada
dalam cerita pendek. Dalam meningkatkan kualitas penyelengaraan proses
pembelajaran, guru memahami hal-hal yang mempengaruhi proses belajar siswa,
baik yang menghambat maupun yang mendukung. Minat belajar siswa yang
masih rendah dalam menuliskan kembali apa yang sudah dipikirkan dan sudah
dibicarakan. Hal ini sangat berpengaruh dalam pembelajaran menulis cerpen dari
cerita berpasangan. Dan untuk mendukung teknik yang dipakai oleh penulis,
penulis menggunakan media gambar. Dengan adanya media gambar dapat
mendukung teknik yang dipakai dan dapat membantu siswa dalam menggunakan
teknik si penulis. pengertian media gambar merupakan sesuatu yang bersifat
menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien
(siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. . .
Salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagaimana yang disarankan
para ahli pendidikan adalah pembelajaran kooperatif tipe bercerita berpasangan.
Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pembelajaran yang memberikan
kesempatan pada anak untuk berkerja sama dengan tugas-tugas berstruktur,
maksudnya setiap anggota kelompok saling membantu. Akan dihargai sehingga
siswa merasa semangkin terdorong untuk belajar. Selain itu siswa berkerja dengan
sesama siswa dalam gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk
mengolah informasi dan meningkatakan keterampilan untuk berkomunikasi.
Teknik bercerita berpasangan bisa digunakan untuk semua tingkatan usia anak
didik.Menggunakan teknik pembelajaran akan membantu meningkatan
kemampuan menulis cerpen dari apa yang sudah dipikirkan. Teknik bercerita
berpasangan menawarakan pembelajaran yang menekankan pada proses dan hasil
sehingga cocok digunakan alam pembelajaran menulis cerpen.
Beradasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitiaan
yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Teknik Bercerita Berpasangan terhadap
Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas VIII SMP Negeri 35 Medan Tahun
Pembelajaran 2013/2014.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sejumlah
masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut.
1. minat belajar yang masih rendah, terlebih dalam hal menulis cerpen
2. rendah pengetahuan siswa dalam menulis cerita pendek
3. penggunaan teknik pembelajaran yang kurang tepat dalam menulis cerita
pendek
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik dan terarah maka perlu
dibatasi masalah. Masalah yang dibatasi pada Pengaruh Peggunaan Teknik
Bercerita Berpasangan terhadap Kemampuan Menulis Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 35 MEDAN Tahun Pembelajaran 2013/2014.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.Bagaimana kemampuan siswa menulis cerita pendek sebelum diterapkan teknik
bercerita berpasangan (paired storytelling) terhadap kemampuan menulis
cerpen?
2.Bagaimana kemampuan siswa menulis cerita pendek setelah diterapkan teknik
bercerita berpasangan (paired storytelling) terhadap kemampuan menulis
cerpen?
3.Bagaimana pengaruh penggunaan teknik bercerita berpasangan (paired
storytelling) terhadap kemampuan menulis cerpen?
E. Tujuan Penelitian
1. untuk mendeskripsikan bagaimana hasil belajar siswa dalam menulis
cerpen dengan hasil pemikirannya sendiri,
2. untuk mendeskripsikan bagaimana hasil belajar siswa dalam menulis
cerpen dengan menggunakan teknik bercerita berpasangan,
3. untuk mendeskripsikan seberapa besar pengaruh penggunaan bercerita
berpasangan terhadap kemampuan menulis cerpen
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan pada tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian
ini diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan dalam pendidikan. Adapun
manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. sebagai masukan guru bahasa Indonesia terhadap penggunaan metode
pembelajaran yang relevan dengan keterampilan berbicara dan menulis,
2. sebagai bahan kajian bagi peneliti lain yang bermaksud untuk menindak
lanjutin penelitian yang relevan dengan masalah ini,
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan teknik
bercerita berpasangan dalam meningkatkan kemampuan menulis cerita pendek.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat
disimpulkan beberapa hal dalam paparan di bawah ini:
1. Kemampuan menulis cerita pendek oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 35
Medan tahun pembelajaran 2013/2014 sebelum menggunakan teknik
bercerita berpasangan tergolong dalam kategori cukup, dengan nilai
rata-rata siswa yaitu 63,62.
2. Kemampuan menulis cerita pendek oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 35
Medan tahun pembelajaran 2013/2014 setelah menggunakan teknik
bercerita berpasangan (post-test) tergolong dalam kategori baik, dengan
nilai rata-rata siswa meningkat yaitu 76,5.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan dari hasil penggunaan teknik bercerita
berpasangan terhadap kemampuan menulis cerita pendek oleh siswa kelas
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini,
perlu dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Keterampilan siswa dalam menulis cerita pendek perlu ditingkatkan lagi.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan teknik pembelajaran
yang lebih efektif digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Salah satu teknik pembelajaran yang dapat dijadikan alternative adalah
teknik bercerita berpasangan.
2. Untuk menggunakan teknik bercerita berpasangan ini diperlukan
pemahaman guru bahasa dan sastra Indonesia baik dari segi persiapan,
pelaksanaan, sampai evaluasi agar hal yang diharapkan yakni peningkatan
keterampilan menulis siswa lebih baik.
3. Disarankan kepada rekan-rekan mahasiswa sebagai peneliti selanjutnya,
semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penenlitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Akhadiah, Sabarti, dkk.1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia, Jakarta : Erlangga
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Atmowiloto,Arswendo, 2002. Mengarang Itu Gampang, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Departemen Pendidikan Nasional. 2005 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Kosasih, E. 2008 Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan Bandung : CV. YRAMA WIDYA
Lie, Anita. 2008.Cooperative Learning : Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta : Penerbit PT Gramedia Widiasarana
Indonesia
Nugroho, Donatus A. 2006. 24 Jam Jagoan Nulis Cerpen. Bandung : Penerbit Cinta
Nurhayati (2004:170) Penerapan Model Story Map dalam Meningkatkan Menulis Cerpen
Nurgiantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Poerwadarminto, P.W.S. 1992. Kemampuan Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung : Angkasa
Rosa,Helvy Tiana 2003. Segenggam Gumam. Esai-esai Tentang Sastra dan Kepenulisan, Bandung : Syaamil Cipta Media.
Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito.
Wiyanto, Asul. 2005. Kesusastraan Sekolah. Jakarta : Grasindo
Yunus, Suparno Mohammad. 2006. Keterempilan Dasar Menulis. Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka.