PENGARUH TES BENTUK TEKA-TEKI SILANG (TTS)
TERHADAP HASIL BELAJAR SENI RUPA NUSANTARA
PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIPISPIS
KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
VIVI SYAFITRI
NIM 209151028
JURUSAN SENI RUPA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka.
Medan, April 2014
ABSTRAK
Vivi Syafitri, NIM : 209151028. Pengaruh Tes Bentuk Teka-Teki Silang (TTS) Terhadap Hasil Belajar Seni Rupa Nusantara Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh tes bentuk Teka-Teki Silang (TTS) terhadap hasil belajar seni rupa Nusantara pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Sipispis. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen (eksperimen semu). Populasi penelitian adalah seleuruh siswa kelas X yang berjumlah 4 kelas yakni sebanyak 130 siswa. Sampel diambil secara random sampling (acak) sebanyak 64 siswa yaitu kelas X-A dan X-B. Pada kelas X-A dilakukan dengan pemberian tes TTS (Eksperimen) dan pada kelas X-B dilakukan dengan pemberian tes pilihan ganda (Kontrol).
Untuk mengetahui hipotesis yang dirumuskan dengan menggunakan uji statistic t. hasil penelitian ini diperoleh bahwa nilai rata-rata pre tes kelas Eksperimen diperoleh 72,438dengan standar deviasi 5,174 dan nilai rata-rata pre tes kelas Kontrol diperoleh71,250dengan standar deviasi5,697.
Uji hipotesis menunjukkan thitung pada dk = 62 dengan taraf α = 0,05 diperoleh 0,895 sedangkan ttabel pada dk = 62 dan tafar α = 0,05 diperoleh 1,669. Oleh karena thitung < ttabel maka hipotesis Ho diterima yang artinya tidak ada perbedaan kemampuan awal antara siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol pada pokok bahasan seni rupa Nusantara.
Sedangkan hasil post tes menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan pemberian tes TTS diperoleh 88,125 dengan standar deviasi 5,229 dan hasil belajar siswa yang diberi tes Pilihan Ganda diperoleh nilai rata-rata 83,875 dengan standar deviasi 26,306. Dengan demikian hasil belajar siswa yang diberi tes TTS lebih baik daripada siswa yang diberi tes Pilihan Ganda.
Uji hipotesis menunjukkan thitung pada dk = 62 dengan taraf α = 0,05 diperoleh 3,36 sedangkan ttabel pada dk = 62 dan taraf α = 0,05 diperoleh 1,66. Oleh karena itu thitung> ttabel, maka hipotesis Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif tes bentuk teka-Teki silang (TTS) terhadap hasil belajar siswa seni rupa Nusantara pada siswa di kelas X SMA Negeri 1 Sipispis kabupaten Serdang Bedagai tahun pelajaran 2013/2014 .
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dalam waktu yang tepat. Pengaruh Tes Bentuk Teka-Teki Silang (TTS) Terhadap Hasil Belajar Seni Rupa Nusantara Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai Tahun Pelajaran 2013/2014. Disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
Pada penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, Rektor Universitas Negeri Medan 2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni 3. Drs. Anam Ibrahim, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan SeniRupa
4. Dr.Wahyu Tri Atmojo, M.Hum, Sekretaris Jurusan Pendidikan Seni Rupa 5. Drs. Anam Ibrahim, M.Pd, Dosen Pembimbing Skripsi dan dosen
pembimbing akademik.
6. Drs. Sugito, M.Pd selaku narasumber yang telah banyak memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis.
7. Drs. Dermawan Sembiring, M.Hum, selaku narasumber yang telah banyak memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis.
8. Drs, R. Triyanto, M.Sn, selaku narasumber yang telah banyak memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis.
9. Bapak/Ibu Dosen selaku staf pegawai Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni.
10. Kepala sekolah SMA Negeri 1 Sipispis Sadden Sirait, S.Pd.
11. Kepada bapak Amer Asad Sitohang guru seni rupa SMA Negeri 1 Sipispis yang telah banyak membantu selama penelitian.
12. Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada ayahanda Suroso dan Ibunda Arleli yang telah banyak berjuang untuk penulis.
13. Kepada Kakak (Kiki Sundari) dan adik (Afsah Ulfah) yang senantiasa mendoakan dan memotivasi penulis.
14. Buat Mbah tersayang terima kasih atas Doanya untuk penulis.
15. Kepada yang tersayang Muali yang senantiasa mendoakan, memotivasi serta menghibur penulis.
17. Kepada Sartika Br. Sembiring, Afifah dwiwiranti, Dwi Esti Utami, Dewi Juliana Berutu, Atika dewi, Sulastri , Esti Karisma Putri, Vita Fatimah atas dukungannya
18. Kepada teman – teman seperjuangan Budiami, DTM Iskandar, Feri Gunawan, Bringin Nusantara, Roles Sinaga, Adril Husni, Erwin Antoni, M. Irvan, M. Anwar, Clara Florentina, Meliasna Br.Barus, Evarianti Tarigan, Sufrio Simatupang, Dedi Roy Ginting, M. Dai Lubis, Zunaidi Salam, Wira Tama, Hari Sanjaya.
19. Kepada keluarga di Medan K ira sekeluarga dan pak Amin sekeluarga atas doanya untuk penulis.
20. Kepada adik-adik, dan teman-teman penguni kos 245(Tika,Wita,Ulan)atas dukungannya.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk penyempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya seni rupa.
Medan, April 2014 Penulis,
iv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Batasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 4
F. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
A. Kerangka Teoritis ... 6
1. Belajar ... 6
a. Pengertian Belajar ... 6
b. Hasil Belajar ... 7
c. Pengertian Hasil Belajar Seni Rupa Nusantara ... 9
d. Materi Seni Rupa Nusantara ... 9
2. Tes ... 20
3. Tes Bentuk Teka-Teki Silang (TTS) ... 21
4. Pelaksanaan Pemberian Tes ... 24
B. Penelitian Relevan ... 26
C. Kerangka Konseptual ... 26
D. Hipotesis Penelitian ... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
A. Jenis Penelitian ... 29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 29
D. Metode Penelitian ... 31
E. Desain Penelitian ... 32
F. Prosedur Penelitian... 33
G. Defenisi Operasional Variabel ... 35
H. Instrumen Penelitian ... 35
I . Tenik Analisis Data ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44
A. Hasil Penelitian ... 44
2. Pengujian Persyaratan Analisis ... 45
3. Pengujian Hipotesis ... 50
4. Temuan Peneliti ... 50
B. Pembahasan ... 51
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 58
A. Simpulan ... 58
B. Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 60
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kriteria Untuk Penguji Validitas ... 36
Tabel 3.2 Kriteria Untuk Penguji Reliabilitas ... 37
Tabel 3.3 Kriteria Untuk Penguji Taraf Kesukaran ... 38
Tabel 3.4 Kriteria Untuk Penguji Daya Pembeda ... 39
Tabel 4.2 Perbandingan Nilai Pretest Pada Kedua Kelompok ... 44
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Alat-alat dari tulang ... 10
Gambar 2.2. sarkopagus dan Menhir ... 13
Gambar 2.3. Nekara dan Moko ... 14
Gambar 2.4. Lukisan tangan dan reptil pada dinding... 15
Gambar 2. 5. Prasasti Adityawarman di Batusangkar ... 16
Gambar 2.6. Candi Prambanan dan Borobudur... 17
Gambar 2.7. ReliefPenari Di Depan Pangeran Sidharta Gautama ... 18
Gambar 2.8. Ukiran dalam medalion dari masjid Mantingan Jepara dan Menara Mesjid ... 19
Gambar 3.1.Bagan Populasi dan Penarikan Sampel Penelitian. ... 31
Gambar 3.2 Bagan Rancangan Kelompok Kontrrol Tidak Sepadan ... 32
Gambar 3.3 Skema Prosedur Penelitian ... 34
Gambar 4.1 Diagram Kelas Eksperimen Pre-tes ... 54
Gambar 4.2 Diagram Kelas Eksperimen Pos Tes ... 55
Gambar 4.3 Diagram Kelas Kontrol Pre-tes ... 55
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Nilai Siswa ... 62
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP kelas eksperimen tes TTS) ... 63
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP kelas kontrol tes pilihan ganda) ... 78
Lampiran 3. Soal dan Kunci Jawaban ... 93
Lampiran 4. Tes TTS dan Kunci Jawaban ... 102
Lampiran 5. Tes Pilihan Ganda dan Kunci Jawaban ... 107
Lampiran 6. Perhitungan Validitas Soal ... 116
Lampiran 7. Perhitungan Reabilitas Soal ... 121
Lampiran 8. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ... 123
Lampiran 9. Perhitungan Daya Beda Soal ... 127
Lampiran 10. Tabel Validitas, Daya Beda, dan Tingkat Kesukaran Soal ... 131
Lampiran 11. Data Hasil Belajar Siswa ... 135
Lampiran 12. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varian Pretes ... 137
Lampiran 13. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varian posttes .... 139
Lampiran 14. Uji Normalitas Data Penelitian ... 141
Lampiran 15. Uji Homogenitas Data Penelitian ... 147
Lampiran 16. Pengujian Hipotesis ... 149
Lampiran 17. Dokumentasi Penelitian ... 153
Lampiran 18. Tabel Harga Kritik Dari r Product Moment ... 155
Lampiran 19. Tabel nilai kritis untuk uji liliefors dan Tabel Wilayah Luas di Bawah Normal 0 ke z ... 156
Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z ... 157
Lampiran 20. Daftar Nilai Presentil Untuk Distribusi t ... 158
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran Seni Rupa adalah salah satu mata pelajaran yang dipelajari
di sekolah. Secara formal, diberikan kepada siswa SMA Negeri 1 Sipispis. Dalam
belajar Seni Rupa, kegiatan berekspresi lebih banyak dibandingkan dengan
kegiatan apresiasi, namun tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan apresiasi juga
sangat diperlukan dalam pelajaran seni rupa. Karena siswa juga perlu
mendapatkan wawasan khususnya mengenai teori, dengan kata lain pembelajaran
harus seimbang antara praktek dengan teori.
Proses pembelajaran juga sangat membutuhkan pemilihan bentuk tes
pembelajaran yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang mampu
memotivasi siswa dalam mengerjakan tes yang diberikan. Dengan pemilihan tes
yang tepat, diharapkan siswa akan termotivasi dan bisa membangkitkan semangat
siswa serta dapat menciptakan proses pembelajaran yang lebih menyenangkan.
Dilihat dari kenyataan yang ada, salah satu faktor yang menyebabkan
siswa kurang termotivasi dalam mengerjakan tes yang diberikan yaitu penerapan
tes yang kurang bervariasi. Contohnya tes bentuk Pilihan ganda yang dalam
proses pembelajarannya banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk
2
bentuk pilihan ganda. Hal ini merupakan sebagian penyebab rendahnya hasil
belajar siswa.
Berdasarkan hasil observasi lapangan yang dilakukan penulis di SMA
Negeri 1 Sipispis Kab.Serdang Bedagai, siswa kurang tertarik dalam menjawab
tes yang diberikan guru pada materi seni rupa Nusantara sehingga hasil belajar
siswa rendah, terlihat hanya 37,5% dari 32 siswa yang mencapai Kriteria
Kelulusan Minimal (KKM) mata pelajatran tersebut (KKM 75), selebihnya siswa
tidak mencapai KKM. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat di lampiran 1. Untuk
mengatasi penurunan hasil belajar tersebut diperlukan variasi tes yang dapat
menumbuhkan semangat belajar dan meningkatkan aktivitas dan nilai siswa
dalam pelajaran seni rupa Nusantara.
Untuk memotivasi dan mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran
diperlukan suatu tes yang sesuai dalam pembelajaran yaitu tes bentuk Teka-Teki
Silang (TTS). Teka-Teki Silang (TTS) merupakan cara penyajian pelajaran yang
santai, mudah dan menyenangkan, maka diharapkan dengan menggunakan tes
bentuk Teka-Teki Silang (TTS) siswa tidak merasa bosan dan lebih memotivasi
siswa mengerjakan tes yang diberikan oleh guru. Penggunaan tes bentuk
Teka-Teki Silang (TTS) akan membuat siswa merasa tertantang untuk mengerjakan soal
dengan sungguh-sungguh, karena jawaban tes Teka-Teki Silang (TTS) saling
berkaitan satu dengan yang lainnya. Mengisi Teka-Teki Silang (TTS) membuat
siswa berpikir untuk mencari jawaban. Dan apabila siswa belum menemukan
jawabannya maka perasaan penasaran melanda dan siswa mencari cara untuk
3
mengingat karakteristik Teka-Teki Silang (TTS) yang mudah dan menyenangkan,
diharapkan dapat mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Dari uraian di atas, ada suatu keinginan dari peneliti untuk melakukan
eksperimen bagaimana tes bentuk Teka-Teki Silang (TTS) dibuat dan dipakai oleh
guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar Seni Rupa Nusantara siswa. Atas
dasar pemikiran di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
judul: Pengaruh Tes Bentuk Teka-Teki Silang (TTS) Terhadap Hasil Belajar
Seni Rupa Nusantara Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sipispis Kabupaten
Serdang Bedagai Tahun Pelajaran 2013/2014.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka timbul
pertanyaan-pertanyaan yang perlu dicari jawabannya antara lain; Cara memotivasi siswa agar
lebih tertarik dalam mengerjakan soal seni rupa Nusantara di SMA Negeri 1
Sipispis. Pokok bahasan Seni Rupa Nusantara perlu diajarkan di Sekolah SMA
Negeri 1 Sipispis. Penggunaan tes bentuk Teka-Teki Silang (TTS) dapat
meningkatkan hasil belajar seni rupa Nusantara di SMA Negeri 1 Sipispis. Tes
bentuk Teka-Teki Silang (TTS) lebih tinggi dalam meningkatkan hasil belajar seni
4
C. Batasan Masalah
Mengingat banyaknya masalah di atas maka penulis membuat batasan
masalah pada bentuk tes yang kurang tepat dalam proses belajar mengajar.
Sehingga yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah penggunaan tes bentuk
Teka-teki Silang (TTS) dalam pembelajaran seni rupa Nusantara, kemudian akan
dilihat seberapa besar pengaruh tes bentuk Teka-teki Silang (TTS) terhadap hasil
belajar seni rupa Nusantara pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Sipispis kab.
Serdang Bedagai.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut: Apakah hasil belajar Seni Rupa Nusantara yang
diajarkan dengan tes bentuk Teka-teki Silang (TTS) lebih tinggi dibandingkan
dengan hasil belajar seni rupa Nusantara yang diajarkan dengan tes bentuk pilihan
ganda?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui tinggi keberhasilan hasil
belajar siswa yang diajar dengan tes bentuk Teka-teki Silang (TTS) dibandingkan
dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan tes bentuk pilihan ganda dalam
materi seni rupa Nusantara di kelas X SMA Negeri 1 Sipispis kab. Serdang
5
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini akan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, pengetahuan dan pengalaman siswa belajar dapat lebih
berkembang karena seringnya mengerjakan Tes.
b. Bagi peneliti, pengalaman peneliti dalam menerapkan pemberian tes bentuk
teka-teki silang (TTS) dan tes bentuk pilihan ganda setelah selesai pelajaran
akan menjadi langkah awal dari inovasi yang dapat diaplikasikan kelak
dalam pembelajaran di kelas.
c. Bagi guru, pengalaman guru mata pelajaran Seni Rupa dalam proses
pembelajaran dengan pemberian Tes akan bermanfaat sebagai inovasi
terbaru dalam pembelajaran Seni Rupa khususnya pada pokok bahasan Seni
Rupa Nusantara.
d. Bagi lembaga,sebagai dokumen perangkat pembelajaran dengan pemberian
tes bentuk Tela-Teki Silang (TTS) dan tes bentuk pilihan ganda dapat
dimanfaatkan sebagai bahan informasi di Universitas serta acuan inovasi
bagi guru lain di sekolah pada pembelajaran bidang studinya
masing-masing, serta sebagai bahan informasi dalam penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan kajian untuk menadakan penelitian yang lebih
56
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan analisis data pada BAB IV menyebutkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara hasil belajar yang yang diberi tes
bentuk Teka-Teki Silang (TTS) dan yang diberi tes bentuk Pilihan Ganda pada
materi seni rupa Nusantara, dan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar seni rupa
Nusantara yang diberi tes bentuk Teka-Teki Silang (TTS) lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil belajar seni rupa Nusantara yang diberi tes bentuk
Pilihan Ganda. Dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis penelitian. Pengujian
hipotesis penelitian yang dilakukan dengan uji beda t. Hasil pengujian hipotesis
diperoleh t hitung= 3,36 sedangkan t tabel = 1,66. Karena thitung> ttabel berarti Ha
diterima atau Ho ditolak. Jika Ha (hipotesis yang seharusnya diterima) atau Ho
(hipotesis yang seharusnya ditolak) ada pengaruh tes bentuk Teka-Teki Silang
(TTS) terhadap hasil belajar seni rupa Nusantara pada siswa kelas X SMA
Negeri 1 Sipispis. Data penelitian juga didukung dengan nilai rata-rata siswa
pada materi seni rupa Nusantara sebelum diberikan pengajaran untuk kelompok
eksperimen adalah 72,44 dan setelah diberikan tes bentuk Teka-Teki Silang
(TTS) nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 88,13. Pada kelompok kontrol
nilai rata-rata siswa pada materi seni rupa Nusantara sebelum diberikan
pengajaran untuk kelas kontrol adalah 71,25 dan setelah diberikan tes bentuk
57
B. SARAN
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian, maka ada
hal-hal yang harus diperhatikan :
1. Saran Akademik
a. Penerapan tes bentuk Teka-Teki Silang adalah tes yang menekankan pada
keaktifan dan rasa senang serta penasaran siswa dalam menjawab soal.
Hasil belajar yang diberi tes bentuk Teka-Teki Silang lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil belajar yang diberi tes bentuk Pilihan Ganda
pada materi seni rupa Nusantara. Kepada peneliti berikutnya tes bentuk
Teka-Teki Silang juga cocok diterapkan pada materi pelajaran seni rupa
lainnya, seperti seni rupa mancanegara, dasar-dasar seni rupa, dan materi
seni rupa yang sifatnya bukan praktek.
b. Dalam meningkatkan hasil belajar dalam pelajaran seni rupa, guru lebih
bijak memilih variasi tes yang dapat memotivasi siswa untuk lebih tertarik
serta lebih aktif dalam pembelajaran sesuai dengan karakteristik materi
pelajaran.
2. Saran Praktis
Dalam upaya meningkatkan hasil belajar seni rupa Nusantara, guru
sebaiknya menggunakan tes bentuk Teka-Teki Silang untuk merangsang
58
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik edisi revisi 4. Jakarta: Rineka Cipta.
Mushlihin al-Hafizh. 2013. Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle. (Online). Tersedia : http://www.referensimakalah.com/2013/01/strategi-pembelajaran-crossword-puzzle.html (Diakses pada tanggal 29 juni 2013/20:25:20).
Purwanto, N. 2007. Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdarkarya.
Sagala, S. 2006. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfa Beta.
Sudjana, N. 2005. Metoda Statistika. Tarsito, Bandung: Kencana.
Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sundari, Kiki. 2012. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Antara yang Diberi Latihan Soal TTS (Teka-Teki Silang) dengan Latihan Soal Pilihan Ganda pada Pokok Bahasan Ekosistem Kelas VII SMP Swasta Budi Agung Medan Tahun Pembalajaran 2011/2012. Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan.
Widoyoko, E. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakatra: Pustaka Belajar.
http://niahidayati.net/manfaat-teka-teki-silang-sebagai-penambah-wawasan-dan-mengasah-kemampuan.html(Diakses pada tanggal 29 juni 2013/19:30:10).
http://ikisworld.blogspot.com/2012/02/peninggalan-zaman-megalitikum.html (Diakses pada tanggal 29 juni 2013/19:30:17).
http://ibnul-whatever.blogspot.com/2011/06/wujud-akulturasi-kebudayaan-hindu-budha.html(Diakses pada tanggal 29 juni 2013/19:30:21).
59
http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2012/05/paleolithikum-zaman-batu-tua.html(Diakses pada tanggal 29 juni 2013/19:32:45).
http://www.photodharma.net/Indonesia/19-Candi-candi /19-Candi-candi.html (Diakses pada tanggal 29 juni 2013/19:35:30).