• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh keberadaan agroindustri PT Saung Mirwan terhadap strategi nafkah rumah tangga pedesaan Desa Sukamanah, Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh keberadaan agroindustri PT Saung Mirwan terhadap strategi nafkah rumah tangga pedesaan Desa Sukamanah, Bogor"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEBERADAAN AGROINDUSTRI PT SAUNG

MIRWAN TERHADAP STRATEGI NAFKAH RUMAH

TANGGA PEDESAAN DESA SUKAMANAH, BOGOR

PUTRI RODIAH SUMANTAPURA

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

(2)
(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Keberhasilan Industri PT Saung Mirwan terhadap Strategi Nafkah Rumah Tangga Pedesaan Desa Sukamanah, Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2014

(4)
(5)

PUTRI RODIAH SUMANTAPURA. Pengaruh Keberadaan Agroindustri PT Saung Mirwan terhadap Strategi Nafkah Rumah Tangga Pedesaan Desa Sukamanah, Bogor. Di bawah bimbingan MURDIANTO.

Penggolongan suatu wilayah menjadi perkotaan atau pedesaan dilakukan pada Sensus Penduduk 2010. Bentuk strategi pembangunan atau pemberdayaan yang dilakukan oleh negara-negara berkembang salah satunya adalah industrialisasi. Tujuan penelitian ini yaitu: 1) mengidentifikasi dampak yang ditimbulkan dari industri PT Saung Mirwan di Desa Sukamanah, Megamendung. 2) menganalisis pengaruh dari dampak keberhasilan industri yang ditimbulkan terhadap strategi nafkah rumah tangga pedesaan PT Saung Mirwan di Desa Sukamanah, Megamendung. Penelitian ini menggunakan metode simple random sampling (sampel acak sederhana). Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 30 orang responden dan 30 orang kontrol diketahui bahwa PT Saung Mirwan memberikan manfaat bagi penduduk RW 01 Desa Sukamanah. Keberadaan industri PT Saung Mirwan ini memberikan dampak terbukanya lapangan bekerja dan peningkatan pendapatan. Dampak keberadaan agroindustri yang ditimbulkan mempengaruhi strategi nafkah rumah tangga pedesaan.

Kata kunci: agroindustri, dampak keberhasilan industri, industrialisasi, strategi nafkah

PUTRI RODIAH SUMANTAPURA. Influence of the Existance Agro-industry PT Saung Mirwan the Rural Household Livelihoods Strategy Sukamanah village, Bogor. Supervised by MURDIANTO.

The classification of an urban or rural areas be carried out on the 2010 Population Census. The development strategies or empowerment undertaken by developing countries one of which is industrialization. The purpose of this study are: 1) identifying the impact of industrial PT Saung Mirwan Sukamanah Village, Megamendung. 2) analyze the effect of the impact caused by succesful industry PT Saung Mirwan to livelihood strategies of rural households in the Sukamanah village, Megamendung. This study used a simple random method. Based on a study of 30 respondents and 30 control respondents know that PT Saung Mirwan has given benefit for community RW 01 Sukamanah Village. The existance of this industry PT Saung Mirwan impact opening up opportunities to work and rising of the income livelihood Sukamanah Village. However, the impact of the successful of this industry does give an effect to the livelihood strategies.

(6)
(7)

TANGGA PEDESAAN DESA SUKAMANAH, BOGOR

PUTRI RODIAH SUMANTAPURA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

pada

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

(8)
(9)

Nama : Putri Rodiah Sumantapura NIM : I34100145

Disetujui oleh

Ir Murdianto, MSi Pembimbing

Diketahui

Dr Ir Siti Amanah, MSc Ketua Departemen

(10)
(11)

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah swt atas nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan Skripsi dengan baik. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Keberadaan Agroindustri PT Saung Mirwan terhadap Strategi Nafkah Rumah Tangga Pedesaan Desa Sukamanah, Bogor”. Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat mata kuliah Skripsi pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah terlibat dalam penulisan Laporan Skripsi ini. Oleh karena itulah, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT., Bapak Ir. Murdianto, MS selaku dosen pembimbing Studi Pustaka yang telah memberikan banyak masukan dan nasihat yang penting bagi penulisan laporan ini, Orang tua yang telah memberikan dukungan luar biasa, serta Dwi, Umi, Rima, Ratu, Sarah, Nula, Shita dan Pia yang telah memberikan semangat dan dukungan dalam penyelesaian Skripsi ini. Selain itu, penulis berterima kasih kepada teman-teman KPM 47 atas dukungan moril baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memohon maaf atas kekurangan yang ada. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan berguna bagi semua pihak yang terkait.

.

Bogor, Agustus 2014

(12)
(13)

Halaman

DAFTAR ISI i

DAFTAR TABEL ii

DAFTAR GAMBAR iii

DAFTAR LAMPIRAN iv

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Masalah Penelitian 2

Tujuan Penelitian 3

Kegunaan Penelitian 3

PENDEKATAN TEORITIS 5

Tinjauan Pustaka 5

Konsep Industrialisasi Pedesaan 5

Agroindustri 6

Dampak Agrondustri 7

Konsep Strategi Nafkah 8

Kemitraan 9

Kerangka Pemikiran 11

Hipotesis Penelitian 12

Definisi Konseptual 12

Definisi Operasional 14

PENDEKATAN LAPANG 15

Metode Penelitian 15

Lokasi Dan Waktu 15

Teknik Penentuan Responden 16

Teknik Pengumpulan Data 17

Teknik Pengolahan Dan Analisis Data 17

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 19

Gambaran Umum Desa Penelitian 19

Kondisi Demografi 20

Kondisi Geografi 20

Sarana Perekonomian 20

Jumlah Perusahaan 20

Kependudukan dan Mata Pencaharian 21

Sarana dan Prasarana Pendidikan 22

Profil PT Saung Mirwan 22

Visi dan Misi PT Saung Mirwan 22

(14)

Tujuan Dan Hasil Yang Diterapkan 26

Ikhtisar 27

KEBERADAAN AGROINDUSTRI PT SAUNG MIRWAN 29

Keberadaan Agroindustri 29

Dampak Keberadaan Agroindustri 31

Terbukanya Lapangan Pekerjaan 31

Terbukanya Peluang Bermitra 34

Peningkatan pendapatan 35

Ikhtisar 37

STRATEGI NAFKAH 38

Strategi Nafkah Ganda 38

Jaringan Sosial 41

Ikhtisar 42

PENGARUH KEBERHASILAN INDUSTRI PT SAUNG

MIRWAN TERHADAP DAMPAK KEBERHASILAN

INDUSTRI

45

PENUTUP 49

Simpulan 48

Saran 48

DAFTAR PUSTAKA 49

(15)

Nomor Judul Tabel Halaman Tabel 1 Sebaran pemanfaatan lahan atau penggunaan lahan di

Desa Sukamanah Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor

19

Tabel 2 Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di Desa Sukamanah, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor

21

Tabel 3 Distribusi penduduk berdasarkan mata pencaharian di Desa Sukamanah, Kecamatan Megamendung, Bogor

22

Tabel 4 Persentase jawaban responden mengenai pertanyaan terbukanya lapangan pekerjaan

33

Tabel 5 Persentase jawaban responden mengenai pertanyaan terbukanya lapangan pekerjaan.

35

Tabel 6 Persentase jawaban responden mengenai pertanyaan strategi nafkah ganda

42

Tabel 7 Persentase jawaban responden mengenai pertanyaan jaringan sosial

(16)
(17)

Nomor Halaman

Gambar 1 Kerangka Pemikiran 10

Gambar 2 Kerangka penentuan responden dan kontrol 13 Gambar 3 Salah satu lahan pertanian yang terletak di Desa

Sukamanah

(18)
(19)

Nomor Halaman

Lampiran 1 Peta lokasi Desa Sukamanah 52

Lampiran 2 Dokumentasi penelitian 54

(20)
(21)

PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian serta kegunaan penelitian bagi berbagai pihak yang terkait. Pertanyaan umum penelitian (General Research Question) akan disampaikan pada akhir alinea sub bab latar belakang. Kemudian, pada sub bab rumusan masalah akan dipaparkan dua butir pertanyaan penelitian yang lebih spesifik (Specific Research Question).

Latar Belakang

Distribusi penduduk Indonesia terbagi ke dalam dua bagian yakni perkotaan dan pedesaan. Berdasarkan data BPS tahun 2010, Indonesia memiliki penduduk sebanyak 237641326 jiwa yang mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 118.320.256 jiwa (49.79 persen) dan di daerah pedesaan sebanyak 119.321070 jiwa (50.21 persen). Penggolongan suatu wilayah menjadi perkotaan atau perdesaan dilakukan pada Sensus Penduduk 2010.

Pedesaan merupakan suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat, termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah dan langsung di bawah camat, serta berhak menyelenggarakan rumah tangga sendiri dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia (Data Statistik Indonesia 2010). Untuk itu, masih diperlukan pembangunan agar meningkatkan kemakmuran masyarakat Indonesia. Berdasarkan Undang-undang nomor 18 Tahun 2004 tentang pembangunan pedesaan, pembangunan adalah proses meningkatkan kualitas segenap bidang kehidupan masyarakat serta pengelolaan sumberdaya alam dengan memanfaatkan ilmu pegetahuan dan teknologi untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional.

Menurut Lauterbach (1989) dalam rangkuman perdebatan mengenai konsep pembangunan di bidang ekonomi, pembangunan dalam hal ekonomi merupakan suatu upaya menciptakan kondisi yang lebih baik bagi rakyat suatu Negara secara keseluruhan, sesuai dengan kebutuhan mereka yang sesungguhnya, tanpa mengganggu sistem nilai dan cara-cara hidup mereka. Indonesia merupakan negara berkembang, dan umumnya struktur perekonomian Negara berkembang masih bersifat agraris sentries (Nawawi I 2009). Bentuk strategi pembangunan yang biasa ditempuh oleh negara-negara berkembang salah satunya adalah industrialisasi.

(22)

pedesaan, membuat banyak warga masyarakat pedesaan yang beralih profesi sebagai buruh pabrik sektor pertanian justru ditinggalkan. Hal inilah yang menyebabkan perubahan strategi nafkah masyarakat pedesaan. Suatu Negara yang ingin mempercepat pertumbuhan ekonomi pada umumnya menempuh “jalur” industrialisasi. Hal ini karena masyarakat menganggap industrialisasi sebagai alternatif yang dapat ditempuh untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Mengingat sumberdaya yang melimpah di pedesaan adalah sektor pertanian, industrialisasi yang relevan dikembangkan adalah industrialisasi pertanian melalui subsektor agroindustri (Outlook Industri 2012). Agroindustri merupakan subsektor pertanian yang diharapkan dapat berperan penting terhadap pertumbuhan ekonomi, penerimaan ekspor, penyediaan lapangan kerja, pengurangan kemiskinan, dan pemerataan pembangunan wilayah.

Salah satu industri yang bergerak di subsektor agroindustri di wilayah Bogor adalah PT Saung Mirwan. Industri ini merupakan industri yang menyediakan sayuran yang sudah dipotong dan bahkan sudah digabung dengan berbagai jenis sayuran yang siap digunakan oleh pasaran. Pemrosesan atau pemotongan sayuran sudah menggunakan alat berteknologi tinggi. Para pekerja industri, berasal dari penduduk wilayah sekitar yakni Desa Sukamanah.

Menurut pendapat Sunarjan (1991) kehadiran industri menyebabkan perubahan-perubahan di dalam bidang sosial-ekonomi seperti perubahan pemilikan dan pemanfaatan lahan, perubahan profesi dan perubahan pendapatan penduduk. Sektor industri memiliki peranan sebagai sektor yang mampu menyerap tenaga kerja. Sehingga hal ini bisa mempengaruhi warga untuk beralih profesi sebagai pekerja industri. Peralihan profesi warga tentu saja merupakan bagian dari perubahan strategi nafkah mereka. Strategi nafkah adalah taktik dan aksi yang dibangun oleh individu maupun kelompok dalam rangka mempertahankan eksisitensi infrastruktur sosial, struktur sosial, dan sistem nilai budaya yang berlaku (Dharmawan 2006).

Pelaksanaan program industrialisasi pedesaan membuat terjadinya perubahan strategi nafkah yang ditempuh oleh masyarakat pedesaan. Dari hasil tinjauan pustaka mengenai industrialisasi pedesaan dan banyaknya fakta mengenai peralihan strategi nafkah atau peralihan pekerja dari sektor pertanian ke sektor industri, maka menarik untuk diteliti mengenai bagaimana pengaruh keberadaan agroindustri PT Saung Mirwan terhadap strategi nafkah rumah tangga pedesaan, Desa Sukamanah, Bogor.

Masalah Penelitian

(23)

Industrialisasi merupakan salah satu cara dalam peningkatan perekonomian masyarakat dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. PT Saung Mirwan merupakan salah satu industri yang termasuk dalam subsektor agroindustri di Desa Sukamanah, Megamendung. Dalam beberapa hal, industri ini dapat memberikan beberapa dampak yang ditimbulkan. Kehadiran industri ini tertu saja bisa merubah strategi pemenuhan kebutuhan hidup atau strategi nafkah masyarakat sekitar industri berubah. Strategi nafkah merupakan suatu cara bertahan hidup yang dilakukan oleh individu atau kelompok. Oleh karena itu, menjadi menarik untuk diteliti mengenai bagaimana pengaruh dari keberadaan agroindustri PT Saung Mirwan terhadap strategi nafkah rumah tangga pedesaan Desa Sukamanah, Bogor.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh industri PT Saung Mirwan terhadap strategi nafkah rumah tangga pedesaan Desa Sukamanah, Megamendung, Bogor. Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi keberadaan agroindustri PT Saung Mirwan yang terletak di Desa Sukamanah, Megamendung, Bogor.

2. Menganalisis pengaruh dari keberadaan agroindustri PT Saung Mirwan terhadap strategi nafkah rumah tangga pedesaan di Desa Sukamanah, Megamendung, Bogor.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi akademisi, pembuat kebijakan dan masyarakat pada umumya mengenai kajian industrialisasi dan strategi nafkah. Secara spesifik dan terperinci manfaat yang didapatkan oleh berbagai pihak adalah sebagai berikut:

1. Bagi akademisi

Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah penelitian mengenai industrialisasi dan strategi nafkah rumah tangga pedesaan. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi literatur bagi akademisi yang ingin mengkaji lebih jauh mengenai industrialisasi dan strategi nafkah rumah tangga pekerja.

2. Bagi pembuat kebijakan

Bagi pembuat kebijakan, penelitian ini diharapkan dapat menambah rujukan dalam menganalisis industrialisasi dan strategi nafkah rumahtanga pedesaan untuk membuat kebijakan terkait industrialisasi pedesaan.

3. Bagi masyarakat

Bagi masyarakat khusunya pembaca, penelitian ini diharapkan dapat

(24)
(25)

PENDEKATAN TEORITIS

Bab ini menjelaskan berbagai pustaka yang dirujuk dalam penelitian. Pustaka-pustaka tersebut diambil dari berbagai sumber seperti buku, peraturan pemerintah, maupun hasil-hasil penelitian. Selain itu, bab ini juga menjelaskan mengenai kerangka penelitian beserta dengan hipotesis penelitian, definisi konseptual dan definisi operasional dari masing-masing variabel yang dihitung.

Tinjauan Pustaka

Konsep Industrialisasi Pedesaan

Pembangunan ekonomi merupakan suatu upaya menciptakan kondisi yang lebih baik bagi rakyat suatu negara secara keseluruhan, sesuai kebutuhan mereka yang sesungguhnya, tanpa mengganggu sistem nilai dan cara-cara hidup mereka. Pembangunan ekonomi dianggap sebagai suatu upaya penigkatan pendapatan per-kapita nasional serta sebagai peningkatan kesejahteraan rata-rata atau pemerataan pendapatan secara lebih adil. AP Thirwall dalam Nawawi (2009) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi bisa dibahas tanpa selalu menyertakan pembahasan mengenai pembangunan ekonomi dalam waktu bersamaan, namun secara awam-pun sedikit sulit dimengerti bahwa suatu proses pembangunan ekonomi bisa berlangsung tanpa didasarkan pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan demikian, pengaitan antara pembangunan dan pertumbuhan ekonomi bukan lagi sekedar anjuran, tapi sudah merupakan keharusan.

AP Thirwall dalam Nawawi (2009) juga menjelaskan bahwa strategi pembangunan yang biasa ditempuh negara-negara sedang berkembang ialah modernisasi dan industrialisasi. Negara-negara berkembang bersifat agraris sentris yang berarti bahwa sebagian besar penduduk adalah masyarakat tani yang pada umumnya tinggal di daerah pedesaan. Industrialisasi merupakan alternatif lain yang dapat ditempuh atau memang ditempuh oleh negara-negara terbelakang dan sedang berkembang sebagai hal yang dianggap wajib untuk dipertimbangkan. Dalam merumuskan kebijaksanaan pembangunan ekonomi melalui proses industrialisasi perlu diketahui berbagai masalah seperti kurangnya keterampilan teknis yang dituntut oleh proses industrialisasi, latar belakang pendidikan yang rendah, sangat terbatasnya modal yang mutlak diperlukan, serta tingkat kewirusahaan yang sangat rendah. Selain sebagai sektor yang menjadi penyumbang Produk Distributor Bruto (PDB), sektor industri juga memiliki peranan yang lain dalam perekonomian suatu negara, yaitu sebagai sektor yang mampu menyerap tenaga kerja di negara tersebut. Pentingnya industri dalam hal penyerapan tenaga kerja tidak hanya terletak pada kapasitasnya dalam melakukan penyerapan tenaga kerja.

(26)

spesialisasi dalam produksi dan peningkatan produktivitas dari faktor produksi yang digunakan (Tambunan 2001). Berdasarkan sejarah, tampak bahwa industrialisasi merupakan suatu proses interaksi antara pengembangan teknologi, inovasi, spesialisasi, dan perdagangan antarnegara yang pada akhirnya sejalan dengan meningkatnya pendapatan masyarakat dan mendorong perubahan struktur ekonomi. Pemikiran mengenai industrialisasi ini amatlah penting untuk digali karena pengalaman atas kesuksesan dan kegagalan di masa lalu perlu dicatat dan diambil sebagai pelajaran. Upaya ini juga sekaligus diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani, sekalipun harus disadari bahwa upaya peningkatan kesejahteraan petani beras masih begitu berat (Sastrosoenarto 2006).

Melalui industrialisasi peranan teknologi menjadi semakin penting untuk diterapkan dalam proses produksi. Akibatnya hubungan antar manusia (human relations) menjadi berubah, demikian juga struktur sosial masyarakat di sekitarnya. Industrialisasi yang semula sebagai sebuah sistem yang diterapkan dalam usaha-usaha produksi pabrik, kemudian mempengaruhi komunitas secara keseluruhan. Pada saat teknologi dimanfaatkan untuk melakukan produksi massal, maka industrialisasi menjadi faktor penggerak utama (prime mover) terjadinya perubahan sosial (Agusta 2001).

Biro Pusat Statistik (BPS) mengelompokkan industri menjadi empat kategori berdasarkan jumlah tenaga kerja, yakni:

 Industri besar : 100 orang lebih  Industri sedang : 20-99 orang  Industri kecil : 19 orang  Industri rumah tangga : < 5 orang

Agroindustri

Secara garis besar agroindustri dapat digolongkan menjadi 4 (empat) yang meliputi: pertama, agroindustri pengolahan hasil pertanian; kedua, agroindustri yang memproduksi peralatan dan mesin pertanian; ketiga, agroindustri input pertanian (pupuk, pestisida, herbisida dan lain-lain) dan keempat, agroindustri jasa sektor pertanian (supporting services). Agroindustri pengolahan hasil pertanian, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (a) dapat meningkatkan nilai tambah, (b) menghasilkan produk yang dapat dipasarkan atau digunakan atau dimakan, (c) meningkatkan daya saing, dan (d) menambah pendapatan dan keuntungan bagi produsen (Udayana 2011).

(27)

membangun infrastruktur, membangun sumberdaya manusia yang unggul, dan menghilangkan hambatan-hambatan dunia usaha, seperti perbaikan regulasi dan birokrasi yang tidak mendukung kemudahan berusaha.

Pengembangan peluang kerja di sektor non-pertanian yang berorientasi pada perdesaan, khususnya industri pengolahan komoditi pertanian, adalah mencegah semakin meningkatnya arus migrasi ke perkotaan (Harjono 1990). Rajibianto (2010) memiliki dasar pemikiran bahwa industri kecil mampu berperan untuk mengoptimalkan peran industri kecil sebagai bagian dari ekonomi kerakyatan mampu berkontribusi secara riil untuk kemajuan dan pengembangan desa dengan dukungan pemanfaatan potensi modal sosial lokal dalam upaya penguatan usaha industri genteng sebagai salah satu strategi menghadapi persaingan usaha yang semakin kompetitif.

Hasil dari penelitian Ingranti dkk (2012) perkembangan industri dipengaruhi oleh tiga hal di antaranya adalah secara statistik technoware (pengendalian terhadap proses), humanware (kapasitas menanggung resiko), infoware (kemampuan berkomunikasi). Semakin baik fasilitas, peralatan dan mesin yang dimiliki oleh suatu industri maka semakin baik pengaruhnya pada perkembangan industri. Begitu juga dengan humanware (kapasitas menanggung resiko) semakin tinggi sumber daya manusia para pemilik dan tenaga kerjanya, akan semakin mempengaruhi perkembangan sentra industri. Secara statistik infoware (kemampuan berkomunikasi) semakin banyak informasi yang masuk kedalam industri, akan semakin mempengaruhi perkembangan sentra industri.

Dampak Agrondustri

Dalam Outlook Industri 2012, agroindustri merupakan subsektor pertanian yang diharapkan dapat berperan penting terhadap pertumbuhan ekonomi, penerimaan ekspor, penyediaan lapangan kerja, pengurangan kemiskinan, dan pemerataan pembangunan wilayah. Dengan demikian pembangunan agroindustri akan berdampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama melalui perannya dalam menciptakan lapangan kerja dan distribusi pemerataan pendapatan.

Dampak Industri Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang perindustrian adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Pembangunan industri bertujuan untuk :

1. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara adil dan merata dengan memanfaatkan dana, sumber daya alam, dan/atau hasil budidaya serta dengan memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup 2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara bertahap, mengubah struktur

(28)

3. Meningkatkan kemampuan dan penguasaan serta mendorong terciptanya teknologi yang tepat guna dan menumbuhkan kepercayaan terhadap kemampuan dunia usaha nasional

4. Meningkatkan keikutsertaan masyarakat dan kemampuan golongan ekonomi lemah, termasuk pengrajin agar berperan secara aktif dalam pembangunan industri

5. Memperluas dan memeratakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan peranan koperasi industri

Dalam suatu industri, keberhasilan memperoleh pangsa pasar sering dijadikan sebagai indikator untuk melihat adanya kekuatan pasar dan menjadi acuan indikator. Pangsa pasar merupakan perbandingan antara penjualan suatu perusahaan dengan total penjualan dalam suatu industri. Pangsa pasar dapat diukur melalui rasio besar asset terhadap total asset dalam perusahaan. Semakin tinggi pangsa pasar suatu perusahaan maka semakin tinggi kekuatan pasar yang dimilikinya.

Konsep Strategi Nafkah

Strategi nafkah menjadi penting dilakukan sebagai upaya mengungkap (dismantle) bagaimana upaya rumah tangga petani dalam merespon berbagai kondisi (Widiyanto dkk 2010). Beberapa kondisi tersebut antara lain yaitu: pertama, resiko yang melekat pada karakteristik komoditas itu sendiri, rentan terhadap perubahan cuaca dan iklim. Kedua, pada sisi lain mereka juga dihadapkan kepada sistem ekonomi yang dikendalikan oleh pasar. Kemampuan melakukan adaptasi tersebut sebagai upaya menciptakan sustainable livelihood, yang harus mampu: (1) beradaptasi dengan shock dan tekanan; (2) memelihara kapabilitas dan aset-aset yang dimiliki; dan (3) menjamin penghidupan untuk generasi berikutnya.

Secara sederhana, livelihood didefinisikan sebagai cara dimana orang memenuhi kebutuhan mereka atau peningkatan hidup (Chamber et al dalam Dharmawan 2001). Dalam pandangan yang sangat sederhana livelihood terlihat sebagai aliran pendapatan berupa uang atau sumberdaya yang dapat digunakan oleh seseorang untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dharmawan (2006) menjelaskan dalam sosiologi nafkah bahwa livelihood memiliki pengertian yang lebih halus daripada sekedar means of living yang bermakna sempit mata pencaharian. Dalam sosiologi nafkah, pengertian strategi nafkah lebih mengarah pada pengertian livelihood strategy (strategi kehidupan) dari pada means of living strategy (strategi cara hidup). Pengertian livelihood strategy yang disamakan pengertiannya menjadi strategi nafkah (dalam bahasa Indonesia), sesungguhnya dimaknai lebih besar dari pada sekedar “aktivitas mencari nafkah” belaka. Sebagai strategi membangun sistem penghidupan, maka strategi nafkah bisa didekati melalui berbagai cara atau manipulasi aksi individual maupun kolektif. Strategi nafkah adalah taktik dan aksi yang dibangun oleh individu maupun kelompok dalam rangka mempertahankan eksisitensi infrastruktur sosial, struktur sosial, dan sistem nilai budaya yang berlaku.

(29)

waktu, berbagi resiko dengan rumah tangga dalam komuniti dan meminimalkan risiko dalam rumah tangga (Suriastini 2006). Penelitian Mukbar (2009) menyatakan bahwa komponen-komponen penting dalam strategi mendapatkan nafkah (penghidupan) dapat dibagi menjadi empat hal, yaitu mata pencaharian, jaringan sosial, asset, dan kiriman (remittances).

Pola nafkah ganda di pedesaan menurut Sumarti (2007) didefinisikan sebagai „proses-proses dimana rumah tangga membangun suatu kegiatan dan kapabilitas dukungan sosial yang beragam untuk survival/bertahan hidup dan untuk meningkatkan taraf hidupnya”. Mengacu pada Scoones (1998), terdapat tiga strategi nafkah yang berbeda yang dilakukan oleh penduduk pedesaan, yaitu: (1) intensifikasi atau ekstensifikasi pertanian, (2) diversifikasi nafkah, dan (3) migrasi (keluar) berupa perpindahan dengan sukarela/sengaja atau tidak.

Menurut Tulak (2009) pemerintah melaksanakan strategi pengembangan ekonomi transmigran yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup ekonomi rumah tangga lapisan bawah yang menghadapi persoalan kemiskinan karena kelangkaan lahan dan tekanan ekonomi di daerah asal. Karakter sosio-budaya rumah tangga transmigran terbukti sangat mempengaruhi sejauhmana pencapaian tingkat kesejahteraan ekonomi, hal ini diukur dari tingkat pendapatan rumah tangga. Dalam pengembangan kawasan dengan mengkombinasikan sumber nafkah pertanian dan non-pertanian memberikan sebuah resiko. Resiko tersebut adalah terbukanya perekonomian lokal ke sistem ekonomi eksternal yang memberikan beberapa implikasi yang kurang nyaman bagi masyarakat lokal seperti: ketergantungan, ketimpangan antar daerah, konflik, dan lain-lain.

Hasil penelitian Sumarti (2007) strategi nafkah ganda rumah tangga yang dilakukan petani kaya adalah melalui pengembangan ragam nafkah dengan menggunakan tenaga kerja dalam rangka akumulasi modal serta pengembangan pasrtisipasi kelembagaan, sedangkan pada petani miskin cenderung bertahan hidup (survival). Pada penelitian Sunarsih (2004) menjelaskan bahwa rumah tangga petani memperkokoh strategi nafkahnya dengan bertahan pada pola-pola dan nilai-nilai lama dalam kelembagaan hubungan kerja pertanian seperti gotong-royong dan sakap. Selain itu, petani juga melakukan usaha-usaha baru seperti berdagang, buruh migran, dan sebagainya.

Kemitraan

Salah satu strategi pengembangan industri untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal adalah melalui kemitraan usaha sebagai salah satu salah satu upaya untuk menumbuhkan lokalitas dengan memadukan, mengorganisasi dan mentransformasi seluruh potensi lokal yang ada terutama aspek pemasaran dan pendanaan sehingga dapat menciptakan sinergi pembangunan (Sawitri 2008). Ada berbagai pengertian kemitraan secara umum (Promkes Depkes RI) meliputi:

1. Kemitraan mengandung pengertian adanya interaksi dan interelasi minimal antara dua pihak atau lebih dimana masing-masing pihak merupakan “mitra” atau ”partner”.

(30)

3. Kemitraan adalah upaya melibatkan berbagai komponen baik sektor, kelompok masyarakat, lembaga pemerintah atau non-pemerintah untuk bekerja sama mencapai tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip, dan peran masing-masing.

4. Kemitraan adalah suatu kesepakatan dimana seseorang, kelompok atau organisasi untuk bekerjasama mencapai tujuan, mengambil dan melaksanakan serta membagi tugas, menanggung bersama baik yang berupa resiko maupun keuntungan, meninjau ulang hubungan masingmasing secara teratur dan memperbaiki kembali kesepakatan bila diperlukan. pertanian di mana petani-petani kecil atau outgrowers diberi kontrak untuk menyediakan produk-produk pertanian untuk sebuah usaha sentral sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan dalam sebuah perjanjian (contract). Badan sentral yang membeli. hasil tersebut dapat menyediakan nasihat teknis, kredit, serta masukan-masukan lainnya, dan juga menangani pengolahan dan pemasaran. Sistem ini juga dijuluki 'core satellite model' (model inti-satelit), di mana inti membeli hasil primer dari petani-petani satelit yang telah dikontrak. Dalam suatu versi khusus yang dikembangkan oleh Commonwealth Development Corporation, inti tersebut dibentuk sebagai 'nucleus estate', yaitu mencakup sebuah perkebunan kecil yang dikelola sendiri, dan sebuah unit pengolahan di mana sejumlah petani di sekitarnya telah menjanjikan akan menyediakan hasil pertanian mereka (Kirk dalam white, 1989:14).

Pola kemitraan yang menghubungkan antara perusahaan inti dengan plasma mempunyai kekuatan ekonomi yang cukup tinggi, karena disamping pola

kemitraan ini dapat mengatasi kendala pendanaan maupun kualitas produk di tingkat petani/peternak, kemitraan juga dapat menjamin pemasaran maupun tingkat harga hasil produksi petani/peternak Perusahaan inti juga memperoleh manfaat yang besar, antara lain mereka dapat memasarkan produknya kepada plasma mitra mereka, selain itu mereka juga akan mendapat jaminan pasokan bahan baku dari mitranya (Dewanto 2005).

(31)

1. Prinsip Kesetaraan (Equity): individu, organisasi atau institusi yang telah bersedia menjalin kemitraan harus merasa sama atau sejajar kedudukannya dengan yang lain dalam mencapai tujuan yang disepakati.

2. Prinsip Keterbukaan: keterbukaan terhadap kekurangan atau kelemahan masing-masing anggota serta berbagai sumber daya yang dimiliki. Semua itu harus diketahui oleh anggota lain. Keterbukaan ada sejak awal dijalinnya kemitraan sampai berakhirnya kegiatan. Dengan saling keterbukaan ini akan menimbulkan saling melengkapi dan saling membantu diantara golongan (mitra).

3. Prinsip Azas manfaat bersama (mutual benefit): individu, organisasi atau institusi yang telah menjalin kemitraan memperoleh manfaat dari kemitraan yang terjalin sesuai dengan kontribusi masing-masing kegiatan atau pekerjaan akan menjadi efisien dan efektif bila dilakukan bersama.

Kerangka Pemikiran

Masyarakat pedesaan dapat memanfaatkan sumber daya alam yang terdapat di wilayah mereka sebagai strategi pemenuhan kebutuhan ekonomi mereka. Upaya pemberdayaan dan pembangunan desa saat ini telah dilakukan dalam berbagai cara agar masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka. Salah satu cara yang ditempuh oleh negara-negara yang sedang berkembang dalam pembangunan desa adalah dengan proses industrialisasi. Proses industrialisasi ini diharapkan mampu meningkatkan pendapatan rumah tangga pedesaan. Selain itu, permasalahan ekonomi lainnya seperti akses terhadap teknologi dan informasi, serta peluang dalam bekerja dan berusaha juga diharapkan lebih mudah dilakukan. Keberadaan suatu agroindustri di wilayah pedesaan juga merupakan hal yang penting untuk mencapai hasil pembangunan yang diharapkan. Dengan adanya industrialisasi masuk ke wilayah pedesaan, tentu saja memberikan dampak tersendiri yakni dengan membuka beberapa peluang seperti terbukanya lapangan pekerjaan, terbukanya peluang bermitra, dan peningkatan pendapatan. Sehingga hal ini juga diduga terdapat pengaruh pada strategi nafkah rumah tangga pedesaan.

(32)

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

Keterangan

: berhubungan : mempengaruhi

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan Gambar 1 kerangka pemikiran yang telah dibuat, maka hipotesis yang dapat ditarik adalah

1. Diduga keberadaan Industri dan dampaknya dapat memberikan pengaruh terhadap strategi nafkah rumah tangga Desa Sukamanah, Megamendung, Bogor

Definisi Konseptual

1. Keberadaan agroindustri adalah kehadiran suatu industri di wilayah tertentu dengan memberikan manfaat terhadap masyarakat yang berada di sekitar agroindustri tersebut.

2. Dampak keberadaan agroindustri adalah perubahan yang dirasakan dari keberadaan agroindustri terhadap rumah tangga pedesaan.

3. Strategi nafkah adalah suatu cara bertahan hidup yang ditempuh oleh suatu rumah tangga

Keberadaan Agroindustri

Strategi Nafkah Rumah Tangga

 Strategi nafkah ganda

 Jaringan sosial Dampak Keberadaan

Agroindustri

 Terbukanya lapangan pekerjaan

 Terbukanya peluang bermitra

(33)

Definisi Operasional

1. Keberadaan agroindustri berhubungan dengan dampak yang ditimbulkan, dimana dampak yang ditimbulkan dari keberadaan suatu agroindustri adalah sebagai berikut:

a. Terbukanya lapangan pekerjaan: seberapa besar penyediaan lapangan pekerjaan untuk masyarakat setempat yang diberikan oleh suatu agroindustri, selain itu penyediaan lapangan pekerjaan yang diberikan oleh agroindustri tersebut apakah dengan mudah diketahui oleh masyarakat Desa Sukamanah RW 01 atau tidak. Berikut adalah pengkategorian berdasarkan skor pada variabel terbukanya lapangan kerja:

rendah : skor 12-15 sedang : skor 16-20 tinggi : skor 21-24

b. Terbukanya peluang bermitra: terbukanya suatu peluang bagi rumah tangga RW 01 untuk bekerja sama dengan agroindustri dalam hal penyediaan bahan baku. Berikut adalah pengkategorian berdasarkan skor pada variabel terbukanya lapangan bermitra:

rendah : skor 6-7 sedang : skor 8-10 tinggi : skor 11-12

c. Peningkatan pendapatan: peningkatan pendapatan yang dirasakan oleh rumah tangga RW 01 Desa Sukamanah dengan keberadaan agroindustri. Berikut adalah pengkategorian berdasarkan skor pada variabel peningkaatan pendapatan: membuka usaha sendiri sebagai usaha sampingan dalam strategi nafkahnya. Berikut adalah pengkategorian berdasarkan skor pada variabel strategi nafkah ganda:

rendah : skor 7-9 sedang : skor 10-12 tinggi1 : skor 3-14

b. Jaringan sosial: strategi yang posisinya sebagai cadangan taktis, bilamana sang individu atau kelompok mengalami situasi krisis ekonomi yang merasa kesulitan dan merasa tidak memungkinkan jika menghadapinya secara individual. Berikut adalah pengkategorian berdasarkan skor pada variabel jaringan sosial:

(34)
(35)

PENDEKATAN LAPANGAN

Bab ini menjelaskan mengenai hal-hal teknis yang dilakukan selama penelitian dan penulisan skripsi ini berlangsung. Hal yang pertama mengenai metode penelitian yang digunakan, lalu dilanjutkan dengan pemilihan lokasi dan waktu penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan teknik pengambilan responden serta teknik pengolahan data.

Metode Penelitian

Pedekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif. Singarimbun et al. (1989) menyatakan bahwa dalam upaya memperkaya data dan lebih memahami fenomena sosial yang diamati, terdapat usaha untuk menambahkan informasi kualitatif pada data kuantitatif. Pengumpulan data kuantitatif menggunakan kuesioner yang telah dibuat sehingga dapat memperoleh data dan informasi yang diperlukan dari responden. Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan cara wawanacara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi terkait. Selain itu, untuk memperkuat data kuantitatif maka dalam kuesioner ditambahkan slip. Data dikumpulkan untuk menjelaskan atau menggambarkan mengenai hal yang terkait dan mendukung dalam penelitian yaitu mengenai

Penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian deskriptif dan penelitian eksplanatori. Menurut Bungin (2005), penelitian deskriptif dimaksudkan hanya untuk menggambarkan, menjelaskan, atau meringkaskan berbagai kondisi, situasi, fenomena atau berbagai variabel penelitian menurut kejadian sebagaimana adanya yang dapat dipotret, diwawancara, diobservasi, serta yang dapat diungkapkan melalui bahan dokumenter. Pada umumnya, penelitian deskriptif dilakukan untuk memperkuat hasil yang didapatkan dari penelitian eksplanatori.

Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Desa Sukamanah Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) karena beberapa alasan, dii antaranya: desa tersebut merupakan wilayah kawasan industri PT Saung Mirwan, desa ini merupakan salah satu desa berprestasi tingkat provinsi dan hingga saat ini belum ada penelitian yang menjadikan warga desa ini sebagai obyek penelitian.

(36)

Teknik Penentuan Responden

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Sukamanah Kabupaten Bogor. Unit analisis penelitian adalah rumah tangga Desa Sukamanah Kabupaten Bogor. Pemilihan responden di wilayah ini dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu kelompok masyarakat yang bukan merupakan pekerja industri PT Saung Mirwan yang berada di kawasan RW 01. Sehingga populasi sampel dalam penelitian ini adalah rumah tangga RW 01 di Desa Sukamanah. Responden kemudian dipilih secara simple random sampling dengan dibedakan menjadi pekerja industri dan bukan pekerja industri.

Penelitian ini kemudian menggunakan responden kontrol untuk lebih mengetahui secara mendalam mengenai pengaruh dari keberadaan agroindustri yang ditimbulkan terhadap strategi nafkah rumah tangga pedesaan. Responden kontrol merupakan seluruh populasi rumah tangga yang tinggal di Desa Sukamanah. Untuk mengimbangi responden yang merupakan pekerja industri, maka jumlah responden kontrol yang akan diteliti adalah 30 responden dengan ciri-ciri yang sama namun merupakan bukan merupakan pekerja industri PT Saung Mirwan. Responden yang dipilih merupakan responden yang dipilih secara acak dengan peluang terpilihnya sama.

Gambar 2 Kerangka penentuan responden dan kontrol

Keterangan:

1. Kontrol merupakan rumah tangga yang tinggal di RW 01 Desa Sukamanah, Megamendung, Kabupaten Bogor yang bukan merupakan pekerja industri di PT Saung Mirwan.

Warga Desa Sukamanah

Simple Random Sampling

Bukan Pekerja Industri PT Saung Mirwan (327 rumah tangga RW 01, Desa

Sukamanah)

Pekerja Industri PT Saung Mirwan ( 83

Pekerja)

(37)

2. Responden merupakan rumah tangga yang tinggal di Desa Sukamanah, Megamendung Kabupaten Bogor yang merupakan pekerja industri PT Saung Mirwan.

Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data sekunder didapatkan dari studi literatur terkait dan pihak-pihak yang berkaitan dengan lokasi penelitian, yaitu profil dan data demografi Desa Sukamanah, Megamendung dan data dari Badan Pusat Statistika. Data sekunder juga diperoleh melalui berbagai literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini, yaitu buku, laporan hasil penelitian, artikel, dan sebagainya. Data primer diperoleh dari hasil pengambilan data langsung di lapangan melalui kuisioner dan wawancara mendalam kepada responden dan informan.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

(38)
(39)

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai gambaran lokasi penelitian serta profil perusahaan yang menjadi unit analisa peneliti. PT Saung Mirwan secara umum merupakan industri yang bergerak dalam bidang agroindustri yang lokasinya berada di Desa Sukamanah yang menjadi lokasi penelitian.

Gambaran Umum Desa Penelitian

Kondisi Geografi

Desa Sukamanah merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor dengan luas 181.5 hektar. Ketinggian desa ini dari permukaan laut adalah 650-750 DPL dengan suhu udara 26 C. Desa ini terdiri dari tiga dusun, tujuh Rukun Warga (RW), dan 23 Rukun Tetangga (RT). Pembagian tersebut terletak di enam kampung di antaranya: Kampung Pasirmuncang. Kampung Pondok Gede, Kampung Munjul, Kampung Sela awi, Kampung Karakal, dan Kampung Cijeruk. Adapun batas wilayah desa ini, yaitu:

 Sebelah utara : Desa Sukamaju  Sebelah Timur : Desa Sukakarya

 Sebelah Selatan :Desa Sukaresmi, dan Desa Bojong Murni Kecamatan Ciawi

 Sebelah Barat : Desa Jambuluwuk Kecamatan Ciawi

Desa Sukamanah pada umumnya memiliki tekstur tanah lempungan dengan warna tanah hitam dan tingkat kemiringan tanah 35 derajat. Pemanfaatan lahan atau penggunaan lahan di Desa Sukamanah Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor terdiri atas perumahan/ pemukiman/pekarangan, persawah, tanah darat/keringan, jalan desa, dan pemakaman.

Tabel 1 Sebaran pemanfaatan lahan atau penggunaan lahan di Desa Sukamanah Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor

Lahan Penggunaan Luas Lahan (Ha) Persentase (%)

Perumahan/Pemukiman/Pekarangan 33.0 18.2

Persawahan 98.3 54.2

Tanah darat/Kering 47.7 26.3

Jalan desa 1.0 0.5

Pemakaman 1.5 0.8

(40)

Pada Tabel 4 terlihat bahwa persentase tertinggi dalam pemanfaatan lahan adalah persawahan sebesar 54,18 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Desa Sukamanah masih memanfaatkan sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Gambar 3 Salah satu lahan pertanian yang terletak di Desa Sukamanah

Kondisi Demografi

Jumlah penduduk Desa Sukamanah Kecamatan megamendung Kabupaten Bogor saat ini tercatat sebanyak 6734 jiwa atau dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 1665 jiwa. Jenis kelaminnya terdiri dari 3470 jiwa laki-laki dan 3264 jiwa perempuan. Keadaan penduduk berdasarkan agama yang dianut sebagai berikut:

 Islam : 6714 orang  Protestan : 9 orang  Katholik : 5 orang  Hindu : 4 orang  Budha : 2 orang

Sarana Perekonomian

 Jumlah pasar umum : 7 buah

 Jumlah toko/kios/warung : 107 buah  Jumlah koperasi simpan pinjam : 2 buah

 Jumlah lumbung desa : 1 buah

Jumlah Perusahaan

 Industri besar dan sedang : 7 buah

 Industri kecil : 2 buah

 Industri rumah tangga : 1 buah

 Penginapan : 3 buah

(41)

Kependudukan dan Mata Pencaharian

Jumlah kependudukan Desa Sukamanah hingga Juli tahun 2013 berdasarkan data monografi desa sebanyak 6734 jiwa, terdiri dari 3470 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 3264 jiwa berjenis kelamin perempuan. Jumlah kepala keluarga (KK) dengan jumlah KK laki-laki sebanyak 1470 KK dan jumlah KK perempuan sebanyak 195 KK. Pada periode Mei 2014 jumlah penduduk di Desa Sukamanah sebanyak 8803. Pertumbuhan penduduk ini bisa dikatakan sangat pesat dan tidak sejalan dengan peningkatan lapangan pekerjaan yang tersedia. Hal ini kemudian disinyalir sebaga pemicu tingginya angka pengangguran di Desa ini. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 2.

Mayoritas masyarakat Desa Sukamanah berdasarkan profil desa tahun 2014 berprofesi sebagai ibu rumah tangga (IRT). Tercatat sebanyak 1969 orang yang berprofesi sebagai IRT. Terbanyak ke dua merupakan masyarakat yang berprofesi sebagai Karyawan Swasta yakni sebanyak 1712. Desa ini merupakan desa berprestasi pada tingkat provinsi, namun sangat disayangkan dengan prestasi yang dimiliki masih terdapat masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan tetap yakni sebanyak 780 orang. Distribusi mengenai pembagian penduduk menurut mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di Desa Sukamanah, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0-4 330 260 560

5-9 384 338 722

10-14 377 362 739

15-20 329 319 648

21-24 301 302 603

25-29 328 336 664

30-39 504 466 970

40-49 267 249 516

50-59 450 410 860

60 200 249 449

(42)

Tabel 3 Distribusi penduduk berdasarkan mata pencaharian di Desa Sukamanah, Kecamatan Megamendung, Bogor

Mata Pencaharian Jumlah (orang)

Montir 3

Karyawan swasta 1712

Ibu rumah tangga (IRT) 1969

Petani dan buruh tani 159

Dokter, Bidan, dan Perawat Swasta 5

POLRI 9

Pengusaha kecil, menengah, dan besar 84

Pegawai negeri sipil (PNS) 51

Pembantu rumah tangga 5

Dosen dan guru swasta 42

Purnawirwan/pensiunan 27

Tidak memiliki pekerjaan tetap 780

Belum bekerja (pelajar) 2286

Lainnya 168

Total 7300

Sarana dan Prasarana Pendidikan

 Gedung Sekolah Dasar (SD)/sederajat : 2 buah  Gedung Sekolah Menengah Pertama/sederajat : 1 buah  Gedung Sekolah Menengah Atas (SMA)/sederajat: 1 buah  Gedung tempat bermain anak : 5 buah  Gedung Taman Kanak-kanak (TK)/sederajat : 2 buah  Gedung lembaga pendidikan agama : 9 buah

 Lainnya : 3 buah

Profil PT Saung Mirwan

(43)

menggunakan sistem tetes irigasi. Hasil percobaan awal yang menunjukkan hasil sangat memuaskan menjadikan Tatang Hadinata untuk memperbesar usaha ini dengan jenis tanaman melon, paprika, tomat, kyuuri dan shisito. Hingga tahun 1991 luas areal green house telah mencapai 1.5 Ha. Sampai akhir tahun 2010 ini, luasan PT Saung Mirwan terdiri dari:

1. Desa Sukamanah, Bogor

Desa Sukamanah merupakan pusat kegiatan PT. Saung Mirwan dari produksi, pengemasan, penjualan, sampai pada administrasi. Bangunan green house mempunyai luasan sebesar 3 Ha, terdiri atas tanaman tomat cherry, shisito, kyuuri, baby kyuuri, krisan pot, mawar pot, gloxynia, kalanchoe, armenia, gardenia, cabe hias, cemara, beringin cina, dan anthurium.Untuk areal lahan terbuka dengan luas 2 Ha dibudidayakan tanaman okra, baby kailan, buncis TW, edamame,dan euchaliptus silver dolar. Sedangkan lain-lain seluas 5.5 Ha, terdiri atas bangunan kantor, gudang, sarana olah raga, tempat, ibadah, gudang pengemasan, bengkel, koperasi, asrama,dan lain lain

2. Lemah Neundeut, Bogor

Lemah Neundeut yang terletak tidak jauh dari desa Sukamanah, merupakan lahan produksi seluruhnya dengan areal seluas 3.5 Ha. Lahan yang diperoleh dari sewa kepada PTPN 08 Gunung Mas – Bogor ini terbagi atas:

 Green house seluas 1.2 Ha terdiri atas tanaman paprika, tomat beef, dan krisan potong

 Lahan luar seluas 1.5 Ha terdiri atas tanaman edamame, buncis mini, dan silver dollar

 Lain-lain seluas 0.8 Ha terdiri atas sarana dan prasarana kebun 3. Garut

Lahan Garut merupakan areal produksi dengan luas 9 Ha yang diperoleh dengan menyewa lahan dari para petani yang bermukim di sekitar areal pertanaman. Lahan yang tersebar di sekitar Kecamatan Cisurupan ini tersebar di desa Cisurupan, Tambakbaya, Cilame, Cidatar, Barusuda, dan Balewangi ini terbagi atas:

 Lahan luar seluas 8.7 Ha terdiri atas tanaman kapri, lollorosa, butterhead, selada keriting, selada merah, endive, lettuce head, lettuce romaine, asparagus, brocolly, edamame, zukini hijau, radichio, kailan baby, kailan, daun bawang, pakcoy putih, dan pakcoy hijau

 Green house / persemaian seluas 0.06 Ha digunakan untuk tempat persemaian

 Lain lain seluas 0.24 Ha terdiri atas sarana dan prasarana kebun seperti kantor, asrama, dan lain lain.

4. Mitra Tani, Bogor dan Garut

(44)

Mirwan melakukan diversifikasi dengan mengadakan percobaan untuk memproduksi stek krisan yang sudah berakar, yang kemudian dilanjutkan dengan percobaan produksi bunga pot dan potong. Karena tuntutan pasar akan kebutuhan sayur, maka PT. Saung Mirwan secara tidak langsung harus meningkatkan produksi sayurnya, baik dari segi kualitas, kuantitas, maupun jenisnya. Namun, karena keterbatasan sumber daya manusia dan lahan, perusahaan mulai mencoba menerapkan sistem kemitraan. Mula mula dimulai dengan petani petani kecil di sekitar perusahaan, dan kemudian diperluas sampai daerah Bandung dan sekitarnya. Pasar lokal yang menjadi sasaran utama perusahaan adalah mencakup Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Tetapi untuk memperluas target pasar lokal, saat ini PT. Saung Mirwan juga telah mempunyai pelanggan di Bandung, Surabaya, sampai Bali. Sedangkan untuk pasar ekspor, mulai tahun 1998 PT. Saung Mirwan mulai memasok kebutuhan sayuran ke negara Hongkong Taiwan, dan Jepang. Tahun 1999, PT. Saung Mirwan bekerjasama dengan sebuah perusahaan dari negeri Belanda, Deliflor Chrysanten B.V. melakukan percobaan stek krisan yang sudah berakar dengan membuka lahan produksi tambahan.

Fasilitas PT Saung Mirwan

Sebagai salah satu upaya untuk memberikan sarana dan prasarana bagi seluruh karyawannya, PT. Saung Mirwan juga memberikan fasilitas tasilitas tambahan untuk seluruh karyawan, disamping kewajiban sebagai sebuah perusahaan yang harus diberikan kepada karyawannya. Sarana yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan antara lain:

 Gedung untuk beribadah: didirikan sebuah bangunan masjid sebagai sarana ibadah seluruh karyawan PT. Saung Mirwan, serta masyarakat setempat  Sarana asrama karyawan: adanya beberapa asrama karyawan sebagai sarana

tempat tinggal karyawan yang belum berkeluarga atau jauh dari keluarga, baik karyawan bulanan, staff, sampai tingkat manajer

 Sarana olah raga: dibuatnya beberapa sarana olah raga seperti lapangan tennis, tennis meja, dan mini golf yang dapat dimanfaatkan oleh karyawan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan.

 Sarana hiburan: dibuat sebuah kolam pemancingan di dalam areal perusahaan yang dapat digunakan sebagai sarana hiburan bagi karyawan

(45)

Visi dan Misi PT Saung Mirwan

Sebagai salah satu perusahaan yang sedang berkembang, PT. Saung Mirwan mempunyai Visi dan Misi yang jelas untuk membawa dunia pertanian ke dalam era modernisasi dan globalisasi.

Visi

Menjadi Salah Satu Leader di Bidang Agribisnis dengan Menerapkan Teknologi Tepat Guna untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pertanian.

Misi

1. Menghasilkan produk pertanian yang berkualitas Tinggi secara berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan pasar.

2. Senantiasa meningkatkan kualitas produk, kualitas sumber daya manusia dan kualitas pelayanan untuk memberikan kepuasan pelanggan.

3. Mengembangkan sistem agribisnis melalui jaringan kemitraan.

4. Bekerjasama dengan berbagai lembaga penelitian untuk menerapkan teknologi tepat guna yang bermanfaat untuk pelaku agribisnis

Saat ini, PT Saung Mirwan masih tetap menempati kantornya semula yang terletak di areal kebunnya yang berlokasi di desa Sukamanah, kecamatan Megamendung Bogor pada ketinggian + 670 d.p.l dan dapat ditempuh dari Jakarta dalam waktu kurang dari 1 jam. Untuk mengelola jaringan kemitraannya, PT Saung Mirwan memiliki kantor-kantor cabang di Garut, Lembang, dan Cipanas. Jumlah petani kecil baik perorangan maupun kelompok yang menjadi mitra Saung Mirwan sampai saat ini mencapai 300, memiliki lahan gabungan seluas 80 Ha, tersebar di Garut, Lembang, Cipanas, Sukabumi, dan wilayah Bogor sendiri. Hal inilah yang menjadikan jaminan kesinambungan pasokan bagi pelanggan Saung Mirwan yang jumlahnya sangat banyak yang hampir meliputi semua perusahaan ritel yang ada di Jabodetabek, Bandung, dan beberapa kota besar di Indonesia.

Jenis sayuran yang diproduksi dan dipasarkan sekarang ini selain jenis sayuran eksklusif segar yang sudah berjalan belasan tahun seperti Paprika, Brokoli, Tomat Beef, Tomat Cherry, Edamame, Shisito, Kyuri, dan sebagainya. Sejak 4-5 tahun terakhir diperkenalkan produk sayuran Fresh Cut, yang masih diproduksi secara manual untuk memenuhi permintaan pasar dalam dan luar negeri. Di awal tahun 2011, InsyaAllah SM akan memproduksi berbagai jenis sayuran fresh cut yang dilakukan secara mesinal dimana mesin-mesinnya didatangkan dari Belanda. Dua tahun belakangan ini, Saung Mirwan disibukkan oleh datangnya permintaan produk-produk baby leaf dan berbagai sayuran salad dari Singapura, serta permintaan paprika dalam jumlah besar dari Korea yang menjadi pekerjaan rumah bagi pimpinan dan karyawan Saung Mirwan.

(46)

Pemerintah dan lembaga lain pernah diraih oleh SM, diantaranya adalah penghargaan „KETAHANAN PANGAN‟ yang diberikan oleh Presiden RI Bpk. Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2007.

Kelembagaan

Mitra Perusahaan Saat ini PT Saung Mirwan terdiri dari tiga divisi, yaitu:  Divisi Produksi (Director : Deddy Hadinata)

 Divisi General Affairs dan Teknologi (Director: Budi Sumarna)  Divisi Accounting dand Keuangan (Director : Tatang Hadinata)

PT Saung Mirwan adalah lembaga usaha yang bergerak sebagai penghasil dan trader produk hortikultura untuk produk sayuran dan bungan. Hasilnya disalurkan ke supermarkets, usaha catering dan perusahaan franchisee seperti McDonald, Kentucky Fried Chicken and Phillips. Untuk supermarket, merk produk dipasarkan dengan nama “Fresh & Quality”.

Tujuan dan Hasil yang Diterapkan

Dengan diterapkannya teknologi yang tepat guna, kebutuhan para petani dapat dipenuhi dalam memperbaiki produktifitasnya sehingga situasi yang baik juga ikut menjadi lebih baik. Denga jangka waktu proyek yang ditetapkan selama 18 bulan, yaitu 12 bulan untuk riset (dua musim : kemarau dan penghujan) dan 6 bulan untuk pembangunan demo plot. Kegiatan ini juga akan menguji beberapa teknologi seperti:

 Trial beberapa varietas baru

 Trial material tanaman produksi yang sehat dan bersih.

 Trial produksi tanaman yang ditanam dalam „screen net‟ dibandingkan tanaman konvensional.

 Penggunaan irigasi tetes dengan pair tersedia untuk anitisipasi kekurangan air  Penggunaan penutup tanah untuk antisipasi curah hujan yang besar

 Implementasi Penanggulangan Hama Terpadu (PHT)  Trial metode pasca panen terbaru

Di akhir trial, akan dilakukan diseminasi kegiatan dan mengudang para petani untuk kegiatan selanjutnya

Prestasi dan Lesson Learned PT Saung Mirwan

 Pola Kemitraan PT Saung Mirwan dan Petani  Penentuan bibit tanaman yang sehat

o Tanaman yang sudah ada : kubis, wortel, blumkol, buncis, kentang dan tomat.

o Tanaman baru : asparagus, brokoli, daun slada, pak-choy, kailan, dan kacang kapri

(47)

 Data pupuk, hama dan penyakit tanaman

Ikhtisar

Desa Sukamanah merupakan desa yang berada di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor dengan luas wilayah sebesar 181.479 Hektar. Desa ini di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamaju, sebelah timur berbatasan dengan Desa Sukakarya, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bojong Murni Kecamatan Ciawi, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Jambuluwuk Kecamatan Ciawi. Penggunaan lahan di Desa ini mayoritas digunakan sebagai persawahan sebesar 54,18 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Desa Sukamanah masih memanfaatkan sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

(48)
(49)

KEBERADAAN AGROINDUSTRI PT SAUNG MIRWAN

Bab ini menjelaskan mengenai bagaimana keberadaan industri PT Saung Mirwan dan dampak dari keberadaan agroindustri di Desa Sukamanah. Dalam bab ini, data yang didapat berdasarkan pengamatan secara langsung yang juga merupakan pendapat dari responden.

Keberadaan Agroindustri

Industrialisasi merupakan salah satu cara yang ditempuh sebagai strategi pembangunan. Menurut AP Thirwall dalam Nawawi (2009) industrialisasi sebagai alternatif lain yang dapat ditempuh atau memang ditempuh oleh Negara-negara berkembang sebagai hal yang wajib untuk dipertimbangkan. Menurut Soekartawi (1993) dalam Asri (2010) agroindustri diharapkan dapat memainkan peranan penting dalam kegiatan pembangunan daerah, baik dalam pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi, maupun stabilitas nasional. Keberadaan agroindustri di pedesaan diharapkan dapat meningkatkan permintaan terhadap komoditas pertanian, karena sektor agroindustri sangat berperan dalam mengubah produk pertanian menjadi barang yang lebih bermanfaat.

Desa Sukamanah merupakan desa yang memiliki sejumlah sektor pertanian yang besar serta memanfaatkan sumber daya pertanian yang ada untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat setempat, bahkan ada beberapa industri yang bergerak dalam bidang pertanian. Salah satu industri yang bergerak dalam sektor pertanian yang berada di desa ini adalah PT Saung Mirwan.

Desa Sukamanah merupakan desa yang pemanfaatan lahannya sebagian besar digunakan untuk persawahan atau pertanian. Desa ini juga merupakan daerah pertanian yang mayoritas mata pencaharian penduduknya adalah petani holtikultura, dan palawija. Unggulan-unggulan yang ada di Desa Sukamanah antara lain hasil pertanian, industri rumah tangga, usaha individu, dan hasil peternakan.

(50)

Berdirinya PT Saung Mirwan memberikan manfaat yang sangat besar bagi Desa Sukamanah sebagai lokasi dari industri ini. Manfaat yang dirasakan tidak hanya pada masyarakat sekitar industri saja, tetapi fasilitas desa juga menjadi hal yang diperhatikan oleh industri ini. Industri ini seringkali memberikan bantuan terhadap fasilitas desa yang sudah tidak memadai. Salah satunya adalah fasilitas beribadah yaitu mesjid, mesjid yang dianggap sudah tidak layak digunakan kemudian diberikan bantuan berupa dana untuk perbaikan. Mesjid yang diberikan tidak hanya satu mesjid, melainkan ada lebih dari satu mesjid yang diberikan dana untuk perbaikan. Berikut penjelasan dari salah satu responden yang telah merasakan manfaat yang diberikan oleh PT Saung Mirwan sejak berdirinya industri ini hingga saat ini.

Kasus responden DDK pada Kotak 01 menjelaskan bahwa kontribusi yang diberikan PT Saung Mirwan sangat terlihat jelas. Beliau merasakan manfaat yang diberikan industri ini walaupun bukan sebagai pekerja industri tersebut. Responden juga bahkan menjelaskan bahwa hampir sebagian besar masyarakat Desa Sukamanah merasakan manfaat dari keberadaan industri PT Saung Mirwan.

Pembangunan industri SM ini tidak serta merta dengan mudah dibangun di Desa Sukamanah. Pemerintahan Desa Sukamanah ternyata memberikan beberapa prasyarat sebelum membangun suatu industri. Salah satu prasyarat dari pembangunan suatu industri adalah memberikan lapangan pekerjaan bagi

Kotak 01. Kasus responden DDK (35 Tahun)

(51)

masyarakat setempat. Pembangunan industri PT Saung Mirwan juga tidak mendapatkan pengecualian dalam hal ini.

“Desa ini tentu saja sangat terbuka dalam hal pembangunan yang salah satunya adalah didirikannya industri. Pada saat pemilik PT Saung Mirwan mengurus masalah peizinan untuk membangun tempat usahanya di sini tentu saja kami izinkan dengan catatn memenuhi prasyarat yang sudah diatur. Salah satu prasarat mendirikan suatu usaha atau industri di desa ini adalah menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat desa ini, dan Saung Mirwan menyetujui prasyarat tersebut. Bahkan hingga saat ini terbukti bahwa industri ini memang menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat desa ini” (Lurah Desa Sukamanah)

Hingga saat ini tercatat sebanyak 83 warga Desa Sukamanah yang bekerja di industri tersebut. PT Saung Mirwan tidak mengenyampingkan prasyarat yang diberikan oleh pemerintahan Desa Sukamanah, bahkan industri ini justru memberikan nilai lebih dari sekedar membuka lapangan kerja bagi masyarakat setempat saja.

Dampak Keberadaan Agroindustri

Bab ini akan menjelaskan mengenai dampak yang dirasakan oleh warga Desa Sukamanah RW 01 dan para pekerja industri PT Saung Mirwan. Dalam bab ini, data yang didapat berdasarkan dua jenis responden yakni responden bukan pekerja industri dan responden pekerja industri.

Harapan dari berdirinya suatu industri di daerah pedesaan tentu saja memberikan dampak yang positif. Dampak positif yang diberikan oleh industri bisa terjadi ketika industri tersebut berada dalam tingkat keberhasilan yang baik. Dampak yang diharapkan dapat berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Beberapa dampak yang diharapkan dalam bidang ekonomi adalah terbukanya peluang bekerja, terbukanya peluang bermitra dan terbukanya peluang berusaha.

Terbukanya Lapangan Pekerjaan

(52)

Sukamanah RW 01 atau tidak. Berdasarkan informasi dari responden, mayoritas mata pencaharian desa ini sebelum didirikannya industri PT Saung Mirwan adalah petani.

“Saung Mirwan mah kan udah lama ya neng berdiri di sini, kalau tidak salah mah dari tahun 80-an. Itu juga saya masih kecil pas Saung Mirwan berdiri teh. Waktu sebelum Saung Mirwan berdiri mah banyak yang kerja jadi petani neng. Salah satunya tuh orang tua saya, dulu ayah saya kerjanya sebagai buruh tani neng terus pas Saung Mirwan berdiri langsung berhenti jadi buruh tani dan langsung kerja disana. Ayah saya pindah ke Saung Mirwan karena Saung Mirwan masih di bidang pertanian juga dan pendapatannya lebih banyak juga daripada sekedar jadi buruh tani mah neng” (MSH 48 tahun)

Berdasarkan pernyataan dari salah satu responden tersebut (MSH 48 tahun) terlihat bahwa kehadiran PT Saung Mirwan cukup membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat. Informasi mengenai pembukaan lapangan kerja oleh industri ini juga dengan mudah didapatkan oleh responden. Beberapa responden yang bukan merupakan pekerja SM bahkan memiliki pendapat yang sama mengenai informasi pembukaan lapangan pekerjaan di industri ini.

“ Mudah sekali neng informasi tentang pembukaan lapangan kerja di Saung Mirwan mah. Saya mengetahui informasi mengenai pembukaan lapangan kerja palingan dari mulut ke mulut gitu. Atau ngga ada tetangga yang kerja di situ ngomong langsung neng kalo Saung Mirwan lagi butuh pekerja” (JMH 44 tahun)

“Kalau secara tertulis atau seperti pengumuman resmi saya kurang tahu neng, paling juga dapat informasinya dari tetangga atau saudara yang kerja di Saung Mirwan” (YYN 40 tahun)

Pendapat dari kedua responden tersebut dapat memberikan kesimpulan bahwa industri ini cukup membuka lapangan pekerjaan pada masyarakat setempat, walaupun kedua responden tersebut bukan merupakan pekerja di industri PT Saung Mirwan. Salah satu responden bahkan ada yang telah mengetahui bahwa industri ini membuka lapangan pekerjaan, namun responden tersebut tidak memiliki keinginan untuk bekerja di industri tersebut.

“Saya memang tidak kerja di Saung Mirwan neng, tetapi saya pernah mendapatkan tawaran untuk kerja di sana. Selain karena memang saya kurang tertarik untuk kerja disana, saya juga sudah memiliki pekerjaan tetap neng”(EDG 43 tahun)

(53)

“Sebelum saya bekerja di PT Saung Mirwan pekerjaan saya hanya sebagai ibu rumah tangga saja neng. Sebenarnya sudah lama PT Saung Mirwan membuka lapangan pekerjaan, tetapi karena tuntutan kebutuhan ekonomi saya baru bekerja di industri itu neng. Soalnya harga makanan udah naik terus, anak-anak saya juga perlu biaya untuk sekolah jadi saya bekerja di sana untuk membantu suami saya mencukupi kebutuhan hidup neng” (OTN 40 tahun)

“Saya sebenarnya dulu bekerja sebagai buruh bangunan neng, hanya saja karena pekerjaan itu kadang ada dan kadang tidak sehingga tidak bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga saya jadi berhenti jadi buruh banghunan neng. Terus mau nyari kerjaan baru sedikit susah karena saya tidak memiliki ijazah sekolah neng. Ketika saya tahu bahwa PT Saung Mirwan tidak memberikan persyaratan seperti ijazah dan semacamnya saya langsung aja mencoba kerja disini neng. Alhamdulillah pendapatannya tetap jadi bisa mencukupi kehidupan keluarga saya” (DSP 47 tahun)

Kedua responden yang merupakan pekerja industri yakni OTN dan DSP dapat memberikan gambaran mengenai lapangan pekerjaan yang disediakan oleh PT Saung Mirwan. Mereka berpendapat bahwa keberadaan PT Saung Mirwan sangat membantu dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup mereka. Responden yang sebelumnya tidak memiliki pekerjaan merasa terbantu dengan penyediaan lapangan pekerjaan oleh industri ini.

Hal ini juga ditunjukkan oleh persentase mengenai jawaban responden pada pertanyaan “apakah anda dan anggota rumah tangga anda mengetahui informasi pada saat PT saung Mirwan membuka lapangan pekerjaan” sebesar 61.6 persen dari responden yang bukan merupakan pekerjaan industri menjawab „Ya‟. Perbedaan tentu saja terjadi pada responden yang merupakan pekerja industri tersebut, sebesar 98.3 persen responden yang merupakan pekerja industri menjawab „Ya‟ pada pertanyaan tersebut. Berikut adalah tabel mengena persentase responden yang mengenai pertanyaan terbukanya lapangan pekerjaan.

Tabel 4 Persentase jawaban responden mengenai pertanyaan pada variabel terbukanya lapangan pekerjaan.

No. Variabel

Pekerja Industri Bukan Pekerja Industri

Ya Tidak Ya Tidak

Gambar

Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Gambar 2 Kerangka penentuan responden dan kontrol
Tabel 1 Sebaran pemanfaatan lahan atau penggunaan lahan di Desa Sukamanah Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor
Gambar 3 Salah satu lahan pertanian yang terletak di Desa Sukamanah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Program pendidikan individual umum memuat tujuan jangka panjang sedangkan program pendidikan khusus memuat tujuan jangka pendek. Tujuan tidak dijabarkan dalam tujuan-tujuan

Jarak pergeseran rintangan yang menurun dari sesi ke sesi khususunya pada fase intervensi menunjukkan bahwa dengan latihan yang terus menerus (pembiasaan)

Lingkungan sebagai area atau tempat hidupnya semua makhluk hidup memiliki variabel-variabel yang saling terkait, seperti air tanah, sirkulasi udara, dan kesuburan tanah. Misalnya

1) Mengamati, yaitu peserta didik melakukan pengamatan dilingkungan sekolah, dan rumah, terkait materi yang diajarkan, kemudian guru mengamati sikap belajar peserta

Dalam mendukung aktivitas bisnis di butuhkan banyak hal yang perlu dikembangkan dari laboratorium PPTI, misalnya pembangunan sistem informasi berbasis website yang akan

Eksraksi dengan HCl 2% dan ekstraksi dengan kapur tohor memberikan hasil yang lebih baik dan berbeda nyata dibandingkan dengan cara ekstraksi air pada variabel tinggi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Dana Bagi

Perkembangan teknologi menjadi gagasan terciptanya sebuah alat yang bisa digunakan untuk melakukan pengukuran jarak secara digital dengan hasil yang dapat langsung