• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI NAFKAH

Kotak 03. Responden ELH (33 tahun)

ELH merupakan warga Desa Sukamanah RW 01 yang saat ini bekerja di industri PT Saung Mirwan. Saat ini ELH merupakan ibu dari dua orang anaknya hasil dari buah hatinya bersama suaminya. Suami ELH mencari nafkah dengan berjualan jajanan anak-anak yakni cimol keliling. Penghasilan yang didapat berdasarkan hasil jualan suaminya terkadang tidak menentu, karena tergantung dari banyaknya konsumen yang membelinya. Dua anak ELH saat ini sudah memasuki pendidikan sekolah dasar (SD), walaupun biaya sekolah saat ini digratiskan oleh pemerintah namun tetap saja ELH masih harus memberikan bekal dan keperluan sekolah lainnya. Penghasilan yang diberikan oleh suami ELH yang tidak menentu membuat ELH merasa harus ikut serta mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan hidup dan keperluan kedua anaknya untuk bersekolah. Keterbatasan waktu ELH untuk membagi antara mencari nafkah dan mengurus pekerja rumah tangga sebagai seorang istri ini membuat ELH memilih bekerja di PT Saung Mirwan yang jam kerjanya terbilang tidak begitu panjang yakni dari pukul 08.00-16.00.

“Sebenernya mah pendapatan suami cukup saja teh untuk keperluan sehari-hari sama nabung gitu mah, hanya saja saya menikah juga belum dikaruniai anak terus di rumah tinggal sendirian juga teh. Daripada di rumah terus sendirian, jadi mendingan saya kerja teh. Soalnya suami juga kan pulang kerjanya malem teh, sedangkan saya mah sore juga udah pulang jadi ngga mengganggu aktivitas rumah tangga teh kalo menurut saya mah.” (RMN 21 tahun)

“ Suami saya kerjanya di Jakarta teh, pulangnya satu bulan sekali. Di sini saya tinggal sama ibu dan satu orang anak teh. Sebenernya mah penghasilan suami cukup besar teh dan anak saya juga masih belum masuk usia sekolah dasar jadi kebutuhan sehari-hari mah sebenarnya terpenuhi. Karena suami pulang sebulan sekali daripada ngerasa bosen jadi saya mendingan membuka usaha kecil-kecilan teh jualan minuman capcin (capucinno cincau) teh” (SWH 32 tahun)

Pendapat yang dilontarkan oleh kedua responden yakni RMN dan SWH dapat menunjukkan alasan-alasan mereka dalam menempuh strategi nafkah ganda yang bukan berdasarkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, melainkan hanya sebagai pengisi waktu luang selagi kepala rumah tangga mencari nafkah juga. Terdapat kesamaan mengenai jawaban dari responden bukan pekerja industri, terlihat bahwa mayoritas responden tidak melakukan strategi berusaha dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini ditunjukkan berdasarkan beberapa responden mengenai strategi nafkah yang ditempuh oleh rumah tangganya. Berdasarkan kuesioner juga ditunjukkan besar persentase mengenai jawaban responden pada pertanyaan „apakah dalam rumah tangga anda yang bekerja lebih dari satu orang anggota?‟ sebanyak 80 persen responden yang merupakan pekerja industri menjawab „Ya‟ pada pertanyaan tersebut. Pada responden yang bukan merupakan pekerja industri tidak terlihat jauh perbedaannya yakni sebanyak 70 persen responden menjawab „Ya‟ pada pertanyaan tersebut. Berikut ini adalah tabel persentase responden yang menjawab pertanyaan mengenai strategi nafkah ganda.

Tabel 6 Persentase jawaban responden mengenai pertanyaan strategi nafkah ganda

No. Variabel

Pekerja Industri Bukan Pekerja Industri Ya Tidak Ya Tidak

Jaringan Sosial

Strategi nafkah bisa berarti sebagai suatu cara bertahan hidup ataupun memperbaiki status kehidupan (Dharmawan 2007). Strategi nafkah sebagai suatu cara yang ditempuh oleh individu maupun kelompok untuk mempertahankan kehidupan mereka dapat dilakukan dengan berbagai cara. Menurut Dharmawan (2007) banyak studi yang melihat pengembangan jaringan sosial di aras komunitas desa sebagai bagian dari strategi nafkah jangka panjang yang penting. Artinya, strategi ini menjadi strategis posisinya sebagai cadangan taktis, bilamana sang individu atau kelompok mengalami situasi krisis ekonomi yang derajat kesulitannya tidak memungkinkan untuk dihadapi secara individual.

Masyarakat Desa Sukamanah RW 01 ini tidak semuanya memiliki penghasilan yang bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, namun ada juga beberapa warga yang memiliki penghasilanyang lebih. Berdasarkan pengamatan secara langsung, kehidupan bertetangga warga Desa Sukamanah RW 01 sangat dekat satu sama lain. Hal ini dirasakan oleh peneliti ketika mencari responden sasaran sangat mudah dengan informasi yang didapat berdasarkan arahan warga RW 01.

Pertanyaan mengenai jaringan sosial juga menunjukkan persentase mengenai jawaban responden pada pertanyaan „apakah anda pernah meminta/dimintai pertolongan pada saat keadaan krisis ekonomi?‟ sebanyak 66.7 persen responden yang merupakan pekerja industri menjawab „Ya‟ pada pertanyaan tersebut. Pada responden yang bukan merupakan pekerja industri tidak terlihat jauh perbedaannya yakni sebanyak 60 persen responden menjawab „Ya‟ pada pertanyaan tersebut. Berikut ini adalah tabel persentase responden yang menjawab pertanyaan mengenai jaringan sosial.

Tabel 7 Persentase jawaban responden mengenai pertanyaan jaringan sosial Pertanyaan

Pekerja Industri Bukan Pekerja Industri Ya Tidak Ya Tidak 12.Apakah anda pernah meminta/dimintai

pertolongan pada saat krisis ekonomi?

20 % 80% 30 % 70 %

Salah satu responden yang menempuh jaringan sosial adalah ESM, ia yang saat ini berprofesi sebagai ibu rumah tangga terkadang masih mengandalkan bantuan dari tetangganya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Berikut adalah penjelasan dari ESW yang merupakan salah satu responden bukan pekerja industri PT Saung Mirwan yang rumah tangganya menggunakan jaringan sosial sebagai cara dalam memenuhi kebutuhan hidup rumah tangganya.

Kotak 04. memberikan gambaran mengenai salah satu rumah tangga yang menggunakan jaringan sosial sebagai salah satu cara alternatif yang ditempuh dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Berdasarkan kasus responden ESM, terlihat bahwa jaringan sosial sangat berperan dalam proses pemenuhan kebutuhan hidupnya. Bertolak belakang dengan ESM, responden NPS (49 tahun) bisa dikatakan termasuk orang yang memiliki pendapatan cukup tinggi. Responden NPS pernah beberapa kali dimintai bantuan oleh tetangganya yang merasa kesulitan dalam hal keuangan atau lainnya.

“ Penghasilan keluarga saya Alhamdulillah bisa dikatakan cukup tinggi teh yang dihasilkan dari usaha milik keluarga saya. Terkadang pernah juga dimintai pertolongan ama tetangga yang kurang mampu, kalau sekiranya saya bisa bantu ya pasti saya bantu teh namanya juga hidup bertetangga ya teh. “ (NPS 49 tahun)

Pendapat yang diuraikan oleh responden NPS yang bukan merupakan pekerja industri ini membuktikan bahwa di RW 01 ini memang ada yang menempuh strategi nafkah dengan jaringan sosial.

Ikhtisar

Strategi nafkah yang ditempuh dilakukan oleh berbagai cara demi bertahan hidup. Strategi nafkah yang akan diukur dalam penelitian ini adalah strategi berusaha dan strategi nafkah ganda. Beberapa masyarakat mampu hidup sederhana dengan mencukupi kebutuhan hidupnya sesuai dengan kemampuan mereka, namun tidak sedikit juga masyarakat yang memiliki pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang diinginkan.

Salah satu cara atau kegiatan sampingan yang bisa dilakukan oleh masyarakat adalah berdagang atau memiliki usaha kecil-kecilan sendiri. Pengamatan yang dilakukan terhadap responden menunjukkan hasil yang sangat menarik. Hal ini karena mayoritas responden berstrategi nafkah ganda dimana tidak hanya kepala keluarganya saja yang mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, melainkan anggota rumah tangga lainnya seperti istri, anak, ataupun orang tua juga ikut mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Dokumen terkait