PENGARUH PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN AKTIVA
DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR
MODAL PADA PERUSAHAAN J ASA TRANSPORTASI YANG
GO PUBLIK DI BEI
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Untuk Menyusun Skripsi S-1 J urusan Akuntansi
Oleh :
YURIO SULISTYO P.
0913015017/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
SKRIPSI
PENGARUH PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN AKTIVA
DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR
MODAL PADA PERUSAHAAN J ASA TRANSPORTASI YANG
GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA
Disusun Oleh :
YURIO SULISTYO P. 0913015017 / FE / EA
Telah diper tahankan dan diter ima Oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogr am Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur Pada tanggal : 13 J UNI 2013
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an J awa Timur
SKRIPSI
PENGARUH PROFI TABILITAS, PERTUMBUHAN AK TIVA
DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR
MODAL PADA PERUSAHAAN J ASA TRANSPORTASI
YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA
Yang dia jukan
YURIO SULI STYO P.
0913015017 / EA
disetujui untuk Ujian Lisa n oleh
Pembimbing Uta ma
Dr s. Ec. Muna r i, MM Tanggal : ... NIP : 196104 02 198803 1001
Mengetahui Wakil Dekan I
KATA PENGANTAR
Assalamua’laikum Wr. Wb,
Syukur Alhamdulillah dan terima kasih kepada junjungan tertinggi,
ALLAH SWT atas kemampuan dan kasih karunia-Nya yang diberikan sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “PENGARUH
PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN AKTIVA DAN UKURAN
PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN
J ASA TRANSPORTASI YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK
INDONESIA”
Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam
penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang
dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan
dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun
sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebanyak-banyaknya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, M.P selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Hero Priono, SE, M.Si, Ak selaku Ketua Program studi Akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs. Ec. Munari, MM selaku Dosen Pembimbing yang dengan
kesabaran dan kerelaan telah membimbing dan memberi petunjuk yang sangat
berguna sehingga terselesaikannya skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen program studi akuntansi fakultas ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan ilmu
pengetahuan selama di bangku kuliah.
6. Kedua orang tua yang selalu memberikan motivasi untuk menyusun skripsi.
7. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi
terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan
skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi
perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini
memberikan manfaat bagi pembaca.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Surabaya, Juni 2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
ABSTRAKSI ... vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 8
1.3. Tujuan Penelitian ... 8
1.4. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 10
2.2. Landasan Teori... 13
2.2.1. Laporan Keuangan... 13
2.2.2. Pengertian Modal... 20
2.2.3. Sumber-Sumber Penawaran Modal ... 21
2.2.4. Pegertian struktur modal dan struktur keuangan ... 25
2.2.5. Pengukuran struktur modal ... 26
2.2.6. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal ... 27
2.3. Kerangka Pikir ... 29
3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 36
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 37
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 38
3.5. Uji Hipotesis ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 44
4.2. Deskripsi Variabel ... 47
4.3. Deskripsi Hasil Pengujian Hipotesis ... 50
4.3.1. Uji Normalitas ... 50
4.3.2. Uji Asumsi Klasik ... 52
4.3.3. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda ... 55
4.3.4. Hasil Pengujian Uji F dan uji t ... 57
4.4. Pembahasan ... 59
4.4.1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal .... 59
4.4.2. Pengaruh Pertumbuhan Aktiva terhadap Struktur Modal ... 60
4.4.3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal ... 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 62
5.2. Saran ... 62
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Rata-rata struktur modal ... 7
Tabel 4.1. Data Profitabilitas ... 47
Tabel 4.2. Data Pertumbuhan Aktiva ... 48
Tabel 4.3. Data Ukuran Perusahaan ... 49
Tabel 4.4. Data Struktur Modal ... 50
Tabel 4.5. Normalitas Data Masing-masing Variabel ... 51
Tabel 4.6. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ... 52
Tabel 4.7. Data Autokorelasi ... 53
Tabel 4.8. Batas-batas daerah Test Durbin Watson ... 54
Tabel 4.9. Hasil Pengujian Multikolinieritas... 55
Tabel 4.10. Koefisien Regresi ... 55
Tabel 4.11. Hasil Uji F ... 57
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Rata-rata Struktur Modal ... 7
PENGARUH PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN AKTIVA
DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR
MODAL PADA PERUSAHAAN J ASA TRANSPORTASI
YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh
Yur io Sulistyo P.
ABSTRAK
Masalah struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi setiap perusahaan karena baik buruknya struktur modal perusahaan akan mempunyai efek yang langsung terhadap posisi finansialnya. Pada kenyataanya, memang sulit bagi perusahaan untuk menentukan struktur modal yang tepat, tetapi paling tidak diharapkan perusahaan dapat menetapkan suatu target struktur modal yang optimal dalam suatu range tertentu yang menunjukkan berapa tingkat hutang yang tepat bagi perusahaan dengan cara mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi sruktur modal dalam suatu industri dimana perusahaan berada. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi atau mengetahui pengaruh antara profitabilitas, pertumbuhan aktiva dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada industri jasa transportasi yang dimiliki oleh perusahaan jasa transportasi yang tercatat sebagai emiten di BEI.
Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Perusahaan Jasa Transportasi yang go public di Bursa Efek Indonesia. Sampel pada penelitian ini adalah Laporan perusahaan dari 10 perusahaan Jasa Transportasi untuk tahun 2009 – 2011 sehingga sampel yang diperoleh 30 laporan keuangan. Sedangkan teknik analisis yang dipergunakan adalah analisis Regresi Linier Berganda.
Berdasarkan hasil pengujian dengan F test, menunjukkan bahwa Profitabilitas, Pertumbuhan Aktiva, Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal. Hasil uji t menunjukkan bahwa : Profitabilitas berpengaruh terhadap Struktur Modal. Pertumbuhan Aktiva berpengaruh terhadap Struktur Modal. Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Struktur Modal.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Lata r Belakang
Dalam melakukan keputusan pendanaan, perusahaan juga perlu mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi sumber-sumber dana ekonomis guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan usahanya. Sebagaimana disebutkan dalam Weston dan Brigham (1990) kebijakan mengenai struktur modal melibatkan trade off antara risiko dan tingkat pengembalian, penambahan utang dapat memperbesar risiko perusahaan tetapi sekaligus juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Risiko yang lebih tinggi akibat membesarnya utang cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatnya tingkat pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut. Karena itu, struktur modal yang optimal harus mencapai suatu keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga dapat memaksimalkanharga saham perusahaan (Brigham dan Houston, 2006). Untuk itu, dalam penetapan struktur modal suatu perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai variabel yang mempengaruhinya.
struktur modal perusahaan akan mempunyai efek yang langsung terhadap posisi finansialnya. Bagi perusahaan yang mencari keuntungan biasanya mengutamakan keuntungan bagi pemiliknya atau pemegang saham. Pemegang saham dengan membeli saham berarti mengharapkan return tertentu dengan risiko minimal. Dengan tingginya tingkat return yang diperoleh pemegang saham maka para pemegang saham akan tertarik dan harga saham semakin tinggi, sehingga kesejahteraan pemegang saham akan meningkat. Disamping itu juga bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan melakukan pengembangan usahanya.
Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan menjadi hal yang penting sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan komposisi struktur modal perusahaan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi komposisi struktur modal perusahaan diantaranya stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, ukuran perusahaan, dan fleksibilitas keuangan. Dalam penelitian ini, peneliti hanya membatasi beberapa faktor yang akan diteliti yang diduga berpengaruh terhadap struktur modal diantaranya profitabilitas, pertumbuhan asset, dan ukuran perusahaan.
keseluruhan resiko perusahaan dan merupakan jaminan bagi para kreditur. Sedangkan modal asing adalah modal yang berasal dari kreditur dan merupakan hutang bagi perusahaan yang bersangkutan, oleh karena itu diperlukan adanya kebijaksanaan dalam menentukan apakah kebutuhan dana perusahaan akan dibelanjai oleh modal sendiri atau modal asing dalam hal ini perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu biaya yang dibutuhkan untuk memperoleh dana tersebut ( cost of capital ). Dengan demikian dalam mempertimbangkan kebijakan struktur modal tersebut ada satu permasalahan yang sering timbul, yakni seberapa besar modal sendiri dan seberapa besar modal pinjaman yang harus digunakan oleh perusahaan. Permasalahaan yang dihadapi perusahaan jasa transportasi yang go public adalah tingginya struktur modal yang ditandai dengan besarnya hutang jangka panjang dibanding modal sendiri ( debt/equity ).
mendapatkan keuntungan yang tinggi (profitable) akan cenderung banyak memanfaatkan dana sendiri untuk keperluan investasi. Tingkat utang perusahaan yang profitable dengan demikian akan semakin rendah. Jadi tingkat utang dan tingkat profitabilitas, yang sama-sama diukur dengan aktiva, dianggap berhubungan negatif. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hendri Setyawan & Sutapa (2006) menunjukkan bahwa profitabilitas secara signifikan berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
Besar kecilnya suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap struktur modal, semakin besar perusahaan maka akan semakin besar pula kesempatan melakukan investasi dan memperoleh akses ke sumber dana. Dengan demikian penulis tertarik untuk meneliti kasus tersebut. Peneliti termotivasi untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat struktur modal pada perusahaan Real Estate and Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan penelitian sebelumnya, mengingat pentingnya informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya hutang yang dimiliki perusahaan, mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Suwarto dan Ediningsih (2002).
besar ukuran suatu perusahaan, maka kecenderungan menggunakan modal asing juga semakin besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar membutuhkan dana yang besar pula untuk menunjang operasionalnya, dan salah satu alternatif pemenuhannya adalah dengan modal asing apabila modal sendiri tidak mencukupi (Abdul Halim, 2007).
Pada kenyataanya, memang sulit bagi perusahaan untuk menentukan struktur modal yang tepat, tetapi paling tidak diharapkan perusahaan dapat menetapkan suatu target struktur modal yang optimal dalam suatu range tertentu yang menunjukkan berapa tingkat hutang yang tepat bagi perusahaan dengan cara mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi sruktur modal dalam suatu industri dimana perusahaan berada. Obyek penelitian ini juga menjadi lebih spesifik yaitu berdasarkan jenis perusahaan, disini peneliti akan menggunakan perusahaan jasa transportasi sebagai populasi penelitian ini. Dikarenakan perusahaan jasa transportasi memiliki persaingan bisnis yang kuat akibat dari aktivitas perdagangan saham yang tinggi. Selain itu perusahaan jasa transportasi merupakan bagian dari kebutuhan masyarakat yang memiliki perkembangan yang cepat seiring dengan kemajuan teknologi serta selera masyarakat / konsumen yang berubah-ubah.
Tabel 1.1. Rata -r ata Str uktur Modal Per usahaan Tr anspor tasi Tahun 2009-2011
Tahun Rata-r ata (% )
2009 1.91
2010 1.53
2011 1.25
Sumber : Bursa Efek Indonesia
Gambar 1. Rata-Rata Str uktur Moda l Per usahaan J asa Tr a nspor ta si Th 2009 - 2011
0 0.5 1 1.5 2
2009 2010 2011
St rukt ur M odal
Berdasarkan grafik diatas, menunjukkan bahwa rata-rata struktur modal perusahaan jasa transportasi mengalami penurunan dari tahun 2009 – 2011. Tahun 2009 sebesar 1,91 dan menurun pada tahun 2010 sebesar 1,53 dan tahun 2011 menurun sebesar 1,25. Hal ini menunjukkan struktur modal perusahaan jasa transportasi mengalami penurunan.
modal pada industri jasa transportasi yang dimiliki oleh perusahaan jasa transportasi yang tercatat sebagai emiten di BEI.
Permasalahan dalam penelitian ini sangat menarik peneliti untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul :
PENGARUH PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN AKTIVA DAN
UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL
PERUSAHAAN TRANSPORTASI DI BURSA EFEK INDONESIA.
1.2. Per umusa n Ma salah
Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan masalah antara lain sebagai berikut :
Apakah profitabilitas, pertumbuhan aktiva dan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan transportasi yang go publik di Bursa Efek Indonesia ?
1.3. Tujua n Penelitia n
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.4. Ma nfa at Penelitian 1. Bagi perusahaan
Sebagai bahan pertimbangan untuk memutuskan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi struktur modal sehingga dapat dijadikan dasar bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan selanjutnya. 2. Bagi investor
Dapat membantu untuk memberikan informasi sehingga sebelum menanamkan modal dapat mempertimbangkan faktor-faktor dalam penelitian ini dengan harapan dapat memberikan pilihan terbaik jenis investasi yang akan dipilih.
3. Bagi universitas
Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan informasi dan tambahan referensi penelitian lain tentang materi yang berhubungan dengan harga saham.
4. Bagi peneliti lain
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Ter da hulu
Ada penelitian terdahulu yang meneliti tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal.
1. Sujarwadi, 2011, Pengaruh Struktur Asset, Leverage, Pertumbuhan Penjualan Dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Untuk menguji pengaruh struktur asset, leverage, pertumbuhan penjualan dan profitabilitas secara simultan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Untuk penelitian ini, penulis akan menggunakan teknik analisis data secara statistik dengan menggunakan program SPSS versi 18.0 (Statistic Package For Social Science) yaitu regresi berganda untuk melihat pengaruh struktur asset, leverage, pertumbuhan penjualan dan profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
2. Kusumaningrum, 2010,
Analisis Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Asset, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal (Studi Kasus Perusahaan Realestate and Property Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2005-2009)
Permasalahan dalam penelitian ini adalah profitabilits, pertumbuhan penjualan, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan realestate and property yang terdaftar pada BEI periode tahun 2005-2009.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode penelitian mulai tahun 2005 hingga tahun 2009 secara parsial variabel profitabilitas dan pertumbuhan asset terbukti berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, sedangkan variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Hasil dari koefisien regresi menunjukkan bahwa variable profitabilitas dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal, sedangkan variabel pertumbuhan asset mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal.
3. Bram Hadianto, 2007
Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Telekomunikasi
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah struktur aktiva (asset
menghasilkan laba (profitabilitas). Berpengaruh terhadap struktur modal emiten sector telekomunikasi ?
Berdasarkan analisis terhadap sampel yang diambil dari emiten sektor telekomunikasi, maka dapat ditarik beberapa simpulan : Struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal.. Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Profitabilitas berpengaruh positif terhadap struktur modal.
4. Ririn Vitriasari, 2010
Pengaruh Stabilitas Penjualan, Struktur Aktiva DanTingkat Pertumbuhan Terhadap Struktur Modal
dan simultan menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : Berdasarkan hasil analisis variabel stabilitas penjualan melalui program SPSS 16.00 disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh antara stabilitas penjualan dengan struktur modal perusahaan Real Estate and Property yang terdaftar di BEI periode tahun 2007-2009. Berdasarkan hasil analisis variabel struktur aktiva melalui program SPSS 16.00 disimpulkan bahwa ada pengaruh yang negatif antara struktur aktiva dengan struktur modal perusahaan Real Estate and Property yang terdaftar di BEI periode tahun 2007-2009. Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh antara tingkat pertumbuhan dengan struktur modal perusahaan Real Estate and Property yang terdaftar di BEI periode tahun 2007-2009. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa variabel stabilitas penjualan, struktur aktiva dan tingkat pertumbuhan berpengaruh positif secara bersama-sama terhadap struktur modal perusahaan Real Estate and Property yang terdaftar di BEI periode tahun 2007-2009.
2.2. Landasa n Teor i 2.2.1 Lapor an Keuangan
2.2.1.1 Penger tia n Lapor an Keuangan
prestasi perusahaan di masa lampau dan dapat memberikan petunjuk untuk penetapan kebijakan perusahaan dimasa datang .
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan-ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. (Baridwan, 2000:17).
Sedangkan menurut Munawir ( 2002:5 ), laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar tersebut adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi-laba.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (laporan arus kas), catatn dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan ( Standar Akuntansi Keuangan IAI, 2009:2 ).
2.2.1.2 Ar ti Pentingnya Lapora n Keua ngan
keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja melainkan juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak yang berkepentingan mengambil sutau keputusan ( Munawir, 2002:1 ).
Laporan keuangan memberikan input atau informasi yang bisa dipakai untuk mengambil keputusan. Banyak pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan, mulai dari investor atau calon investor sampai dengan manajemen perusahaan itu sendiri.
Laporan keuangan menyediakan alat utama bagi para manajer untuk mengkomunikasikan kondisi keuangan perusahaan kepada pihak luar. Informasi substansial disampaikan oleh laporan keuangan tentang kekuatan dan kinerja perusahaan sekarang. Manajer dan sejumlah pihak luar secara teratur memakai laporan keuangan perusahaan untuk mengevaluasi kinerja operasi dan finansial perusahaan (Simamora, 2002 : 381 )
Melalui laporan keuangan akan dapat dinilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya, struktur modal perusahaan, keefektifan penggunaan aktiva. Hasil usaha/pendapatan yang telah dicapai, bahan-bahan tetap yang harus dibayar, serta nilai-nilai buku tiap lembar saham perusahaan yang bersangkutan. (Munawir, 2002:5).
2.2.1.3 Tujuan Lapora n Keuangan
1. Untuk memberikan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktivitas dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva neto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan keuangan dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktivitas dan kewajiban suatu perusahaan.
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007:3) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pegguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Pengguna laporan keuangan tersebut antara lain:
1. Investor 2. Karyawan
3. Pemberi pinjaman
6. Pemerintah 7. Masyarakat
Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pengguna yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi.
2.2.1.4 J enis-jenis Lapora n Keua ngan
Menurut Warren (2005:24) laporan akuntansi yang menghasilkan informasi disebut laporan keuangan. Laporan keuangan yang utama bagi perusahaan perorangan adalah laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik, neraca dan laporan arus kas. Seluruh laporan keuangan harus diidentifikasi dengan nama perusahaan, jenis laporan keuangan, tanggal atau periode waktu laporan keuangan tersebut. Data yang terdapat dalam laporan keuangan tersebut digunakan untuk suatu periode waktu tertentu. Urut-urutan penyusunan dan sifat data yang terdapat dalam laporan-laporan tersebut adalah sebagai berikut
1. Lapor an laba r ugi
diterapkan dengan menandingkan atau mengaitkan beban dengan pendapatan yang dihailkan selama periode terjadinya beban tersebut. (Warren, 2005:25)
Bentuk laporan laba rugi (Warren, 2005:291) yang sering digunakan ada dua macam, yaitu bentuk bertahap (Multiple-Step) dan bentuk langsung (Singgle-Step).
2. Lapor an ekuitas pemilik
Suatu ikhtisar perubahan ekuitas pemilik yang terjadi selama periode wajib tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Laporan ekuitas pemilik melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama jangka waktu tertentu. Laporan tersebut dipersiapkan setelah laporan laba rugi, karena laba bersih atau rugi bersih periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini. Demikian juga, laporan ekuitas pemilik dibuat sebelum mempersiapkan neraca. Oleh karena itu, laporan ekuitas pemilik seringkali dipandang sebagai penghubung antara laporan laba rugi dengan neraca. (Warren, 2005:25).
3. Nera ca
a. Bentuk Skonto (Account Form) dimana semua aktiva tercantum sebelah kiri/debet dan hutang serta modal tercantum sebelah kanan/kredit.
b. Bentuk vertical (Report Form), dalam bentuk ini semua aktiva nampak dibagian atas yang selanjutnya diikuti dengan hutang jangka pendek, hutang jangka panjang serta modal.
c. Bentuk neraca yang disesuaikan dengan kedudukan atau posisi keuangan perusahaan, bentuk ini bertujuan agar kedudukan atau posisi keuangan yang dikehendaki nampak dengan jelas , misalnya modal kerja netto (net working capital) atau jumlah modal
perusahaan.
4. Lapor an ar us kas
Laporan arus kas (Warren 2005:27) terdiri dari tiga bagian: Arus
Kas dari Aktiva Operasi Bagian ini melaporkan iktisar penerimaan dan
pembayaran kas yang menyangkut operasi perusahaan.
Arus Kas dari Aktiva Investasi Bagian ini melaporkan transaksi
kas untuk pembelian dan penjualan aktiva tetap atau permanent.
Arus Kas dari Pendanaan Bagian ini melaporkan transaksi kas
2.2.2. Penger tian Modal
Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya tentu memerlukan modal. Tersedianya modal yang memadai bagi perusahaan akan mendorong kelancaran usahanya. Hal ini berarti bahwa kebutuhan modal bagi setiap perusahaan adalah sangat penting, karena modal merupakan salah satu faktor produksi. Dan apabila suatu perusahaan tidak didukung oleh tersedianya faktor produksi modal, maka perusahaan tidak akan berjalan dengan lancar.
Menurut Munawir ( 1998:19 ) pengertian modal adalah merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal ( modal saham ), surplus dan laba yang ditahan atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap hutang-hutangnya.
Modal adalah dana yang digunakan untuk membiayai pengadaan aktiva dan operasi perusahaan. Modal terdiri dari dua item yang ada di sisi kanan suatu neraca yaitu hutang, saham biasa, saham preferen dan laba ditahan. Lukas (2003:115).
Dari beberapa pengertian modal diatas, maka dapat disimpulkan bahwa modal adalah suatu kekayaan yang ditekankan pada nilai, daya beli, atau kekuasaan memakai atau menggunakan, berada di neraca sebelah kredit dan di investaikan dalam barang-barang modal yang berada di neraca sebelah debet serta digunakan untuk menghasilkan kekayaan selanjutnya.
2.2.3. Sumber -Sumber Penawara n Modal
Menurut beberapa ahli, sumber-sumber penawaran modal dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu sebagai berikut :
Menurut Riyanto ( 1995 : 209 ) berdasarkan asalnya sumber penawaran modal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Sumber intern (internal sources)
Modal yang berasal dari sumber intern adalah modal atau dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri dalam perusahaan. Sumber intern atau sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan adalah keuntungan yang ditahan ( retained net
profit ) dan penyusutan ( depriciations ).
2. Sumber ekstern (external sources)
Ditinjau dari cara terjadinya, sumber penawaran modal dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Tabungan dari subyek-subyek ekonomi.
2. Penciptaan atau kreasi uang atau kredit dari bank-bank.
3. Identifikasi penggunaan uang ( Riyanto, 1995 : 222 )
Jika ditinjau dari jenisnya, maka sumber penawaran modal perusahaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Modal asing.
Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan, dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan hutang, yang pada saat jatuh tempo harus dibayar kembali. Modal asing atau hutang dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :
a. Modal asing atau hutang jangka pendek ( short-term debt ) adalah hutang yang jangka waktunya pendek, yaitu kurang dari satu tahun. Adapun jenis-jenis daripada modal asing ( hutang atau kredit ) jangka pendek yang terutama adalah kredit rekening Koran, kredit dari penjual, kredit dari penbeli dan kredit wesel. b. Modal asing atau hutang jangka menengah ( intermediate-term
debt ) adalah hutang yang jangka waktunya antara satu tahun
c. Modal asing atau hutang jangka panjang ( long-term debt ) adalah hutang yang jangka waktunya panjang, umumnya lebih dari sepuluh tahun.Adapun bentuk utama dari hutang jangka panjang antara lain pinjaman obligasi ( bond payables ) dan pinjaman hipotik ( mortgage ).
2. Modal sendiri.
Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasl dari pemilik perusahaan dan tertanam di dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak tertentu lamanya. Oleh karena itu, modal sendiri ditinjau dari segi likuiditas merupakan dana jangka panjang yang tidak tertentu waktunya. Modal sendiri berasal dari luar perusahaan dapat juga berasal dari dalam perusahaan sendiri, yaitu modal yang dihasilkan atau dibentuk sendiri di dalam perusahaan. Modal sendiri didalam suatu perusahaan yang terbentuk Perseroan Terbatas (PT) terdiri atas :
a. Modal saham.
Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu PT. Adapun jenis-jenis saham adalah saham biasa, saham preferen, dan saham kumulatif.
b. Cadangan.
Cadangan disini dimaksudkan sebagai cadangan yang dibentuk dari keuntungan yang diperoleh perusahaan selama beberapa waktu yang lampau dari tahun yang berjalan ( reserve that are
cadangan ekspansi, cadangan modal kerja, cadangan selisih kurs, dan cadangan untuk menampung hal-hal yang tidak terduga sebelumnya ( cadangan umum ).
c. Laba ditahan.
Keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan dapat sebagian dibayarkan sebagai deviden dan sebagian ditahan oleh perusahaan. Perusahaan yang belum mempunyai tujuan tertentu mengenai penggunaan keuntungan tersebut, maka keuntungan tersebut merupakan keuntungan yang ditahan (retained earning), Riyanto ( 1995 : 227-224 ).
Jika dilihat dari posisi pemilik modal dalam perusahaan, maka sumber penawaran modal dapat dibagi menjadi dua, yaitu (Riyanto, 1995 : 227): 1. Sumber modal pemilik.
Sumber modal pemilik adalah sumber modal yang penyerahannya dimaksudkan untuk tidak ditarik kembali. Oleh karena itu investasinya dinamakan permanent.
2. Sumber modal kreditur.
2.2.4. Peger tia n str uktur modal dan str uktur keuangan.
Dalam pembahasan mengenai struktur modal maka yang menjadi perhatian utama adalah prnggunaan modal berdasarkan jenisnya, karena persoalan struktur modal adalah persoalan penentuan komposisi antara modal asing yang berupa hutang jangka panjang dan modal sendiri. Akan tetapi struktur modal mrmpunyai hubungan dengan struktur keuangan atau stuktur financial. Hal ini disebabkan struktur modal merupakan bagian dari stuktur keuangan.
Sependapat dengan hal tersebut, maka Riyanto ( 1995 : 22 ) berpendapat bahwa sturktur modal adalah pembelanjaan permanan dimana mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Apabila struktur financial tercermin pada keseluruhan pasiva dalam neraca, maka struktur modal hanya tercermin pada hutang jangka panjang dan unsur-unsur modal sendiri, dimana kedua golongan tersebut merupakan dana permanen atau dana jangka panjang.
Selanjutnya struktur modal adalah paduan sumber dana jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan. Sedangkan struktur keuangan adalah panduan semua pos yang muncul di sisi kanan neraca perusahaan. Keown ( 2000 : 542 ).
saham. Struktur modal atau kapitalisasi adalah pembiayaan permanent yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham. Jadi struktur modal suatu perusahaan hanya merupakan sebagian dari struktur keuangannya.
Sedangkan menurut Sartono ( 1990 : 179 ), struktur modal ditunjukkan oleh perimbangan pembelanjaan jangka panjang yang permanen, yaitu perimbangan antara hutang jangka panjang dan saham preferen dengan modal sendiri diluar hutang jangka pendek. Modal sendiri termasuk modal saham biasa, capital surplus dan laba ditahan. Struktur financial tercemin dalam sisi kanan suatu neraca yang mencerminkan komposisi sumber dana yang dipergunakan untuk membiayai asset perusahaan.
Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan struktur modal adalah bagian dari struktur keuangan dimana mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri.
2.2.5. Pengukur an str uktur modal.
preferen dan modal pemegang saham. Dan menurut Sartono ( 1990 : 179 ) struktur modal ditunjukkan oleh perimbangan hutang jangka panjang dengan modal sendiri.
Sesuai dengan definisi yang diuraikan diatas, maka pengukuran struktur modal pada penelitian ini dapat dihitung dengan menggunakan rasio antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri yang diproksikan dengan
debt to equity ratio (DER).
2.2.6. Faktor -faktor yang mempengar uhi str uktur modal.
Masalah struktur modal merupakan masalah yang penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek yang langsung terhadap posisi keuangan perusahaan. Agar dapat menentukan komposisi struktur modal yang optimal maka manajemen keuangan perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal sebelum menentukan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan struktur modal.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan dimana beberapa penulis memberikan pendapat yang berbeda. Menurut Weston dan Brigham ( 1994 : 174 ) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah :
1. Stabilitas penjualan ( sales stability ) 2. Struktur aktiva ( structure of assets )
4. Tingkat pertumbuhan ( growth rate ) 5. Profitabilitas ( profitability )
6. Pajak ( taxes )
7. Pengendalian ( control )
8. Sikap manajemen ( management attitudes )
9. Sikap pemberi kredit ( lender and rating regency attitudes ) 10.Kondisi pasar ( market condition )
11.Kondisi internal ( firm size )
12.Fleksibilitas keuangan ( financial flexibility )
Sedangkan menurut riyanto ( 1995 : 296-300 ) faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah sebagai berikut :
1. Tingkat bunga
2. Stabilitas dari earning 3. Susunan dari aktiva 4. Kadar resiko dari aktiva
5. Besarnya jumlah modal yang dibutuhkan 6. Keadaan pasar modal
7. Sifat manajemen
8. Besarnya suatu perusahaan
2.3. Ker angka Pikir
2.3.1.Pengar uh Pr ofita bilita s Ter hadap Struktur Modal
Pada umumnya, perusahaan-perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan tinggi menggunakan utang yang relatif kecil. Tingkat keuntungan yang tinggi memungkinkan mereka untuk memperoleh sebagian besar pendanaan dari laba ditahan (Lukas, 2003). Dalam hal ini perusahaan akan cenderung memilih laba ditahan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan. Sehingga dapat disimpulkan, semakin tinggi ROA, maka semakin kecil proporsi utang di dalam struktur modal perusahaan. Adanya biaya-biaya seperti biaya asimetri informasi dan biaya kebangkrutan pada penggunaan dana eksternal menyebabkan penggunaan dana milik sendiri (laba ditahan) oleh perusahaan dianggap lebih murah. Karena itu perusahaan yang mampu mendapatkan keuntungan yang tinggi (profitable) akan cenderung banyak memanfaatkan dana sendiri untuk keperluan investasi. Tingkat utang perusahaan yang profitable dengan demikian akan semakin rendah. Jadi tingkat utang dan tingkat profitabilitas, yang sama-sama diukur dengan aktiva, dianggap berhubungan negatif.
2.3.2.Pengar uh Per tumbuhan Ak tiva Ter ha dap Str uktur Modal
yang besar. Apabila modal atau dana yang dimiliki perusahaan tidak mencukupi maka perusahaan harus mencari tambahan dana untuk keperluan tersebut. Hal ini juga dapat dilihat dari pendapat yang dikemukakan oleh Weston dan Bringham ( 1994 : 175 ) yang menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang cepat harus lebih banyak mengandalkan pada modal eksternal. Lebih jauh lagi biaya emisi untuk penjualan saham biasa lebih besar daripada biaya untuk penerbitan surat hutang. Karena itu perusahaan yang tumbuh pesat cenderung lebih banyak menggunakan hutang daripada perusahaan yang tunbuh lambat.
Menurut Riyanto ( 1995 : 298 ) sebagian besar dari aktivanya sendiri dan aktiva lancar akan menghasilkan tingkat pertumbuhan yang lebih cepat dengan mengutamakan kebutuhan dananya melalui hutang sehingga dapat memperbesar struktur modal, sedangkan perusahaan yang lambat pertumbuhannya lebih sedikit menggunakan hutang sehingga memperkecil struktur modal perusahaan.
Dengan demikian perusahaan yang tingkat pertumbuhannya cepat lebih banyak menggunakan hutang sehingga memperbesar struktur modal, sedangkan perusahaan yang lambat pertumbuhannya lebih sedikit menggunakan hutang sehingga memperkecil struktur modal, karena tingkat pertumbuhan mempunyai hubungan yang positif terhadap struktur modal.
2.3.3.Pengar uh Ukur an Per usahaan Ter hada p Str uktur Modal
Besar kecilnya suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap struktur modal, semakin besar perusahaan maka akan semakin besar pula kesempatan melakukan investasi dan memperoleh akses ke sumber dana. Dengan demikian penulis tertarik untuk meneliti kasus tersebut. Peneliti termotivasi untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat struktur modal pada perusahaan jasa transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan penelitian sebelumnya, mengingat pentingnya informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya hutang yang dimiliki perusahaan, mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Suwarno dan Ediningsih (2002).
besar ukuran suatu perusahaan, maka kecenderungan menggunakan modal asing juga semakin besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar membutuhkan dana yang besar pula untuk menunjang operasionalnya, dan salah satu alternatif pemenuhannya adalah dengan modal asing apabila modal sendiri tidak mencukupi (Halim, 2007).
Ga mbar 2.1. Ker angka Pikir
Regr esi Liner Berganda
Profitabilitas
(X1)
Pertumbuhan Aktiva
(X2)
Struktur Modal
(Y)
Ukuran Perusahaan
2.4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan mengacu pada landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut :
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi operasional dan pengukur an var iabel
Definisi operasional dalam variabel ini adalah segala sesuatu yang dapat digunakan menjadi obyek penelitian berdasarkan atas sifat-sifat atau hal-hal yang dapat didefinisikan dan dapat diamati atau diobservasi. Variabel-variabel yang dipakai dalam penelitian menggunakan satuan ukuran prosentase dan satuan ukuran rupiah.
Adapun definisi operasional variabel yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Str uktur Moda l
Variabel struktur modal dalam penelitian ini diproksikan dengan
debt to equity ratio (DER), yang dinyatakan dengan notasi Y.
Skala pengukuran variabel dalam penelitian pada variabel ini menggunakan skala ratio. Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur penggunaan total utang terhadap total
shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan. Ukuran yang digunakan
adalah prosentase (%) dengan skala pengukurannya adalah rasio, dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Kusumaningrum, 2010, 27) :
2. Pr ofitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang berhubungan dengan penjualan, total aktiva maupun modal. ROA mencerminkan bagaimana suatu perusahaan menggunukan assets secara efektif dan efisien. Semakin besar ROA perusahaan maka semakin besar pula return yang diperoleh. Ukuran yang digunakan adalah prosentase (%) dengan skala pengukurannya adalah rasio, dengan rumus dibawah ini (Sujarwadi, 2010 : 28) :
ROA = X100%
TA EAT
3. Per tumbuhan Aktiva
Pertumbuhan aktiva adalah perubahan (peningkatan atau penurunan) total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Pertumbuhan asset dihitung sebagai porsentase perubahan asset pada tahun tertentu terhadap tahun sebelumnya. Ukuran yang digunakan adalah prosentase (%) dengan skala pengukurannya adalah rasio (Kusumaningrum, 2010 : 28)
Secara matematik dirumuskan sebagai berikut :
1
4. Ukur a n Per usa haan
Ukuran perusahaan merupakan ukurun atau besarnya asset yang dimiliki perusahaan. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan dihitung dengan menggunakan nilai logaritma natural dari total asset mulai tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Untuk mengukur besarnya ukuran perusahaan digunakan dalam skala jutaan rupiah.
3.2 Teknik Penentua n Sampel 3.2.1 Populasi
Yang dipergunakan sebagai populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Perusahaan Jasa Transportasi yang go public di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009-2011, yang berjumlah 12.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut. Karena itu sample harus representative dari sebuah populasi (Sumarsono, 2002 : 45).
1. Perusahaan Jasa Transportasi yang go public di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2009-2011 yang aktif memberikan laporan keuangan pada periode tersebut.
2. Data perusahaan yang dibutuhkan untuk penelitian ini tersedia di Bursa Efek Bursa Efek Indonesia
3. Perusahaan Jasa Transportasi yang go public di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2009-2011 yang mengalami penurunan modal Jadi Laporan perusahaan dari 10 perusahaan Jasa Transportasi untuk tahun 2009-2011 sehingga sampel yang diperoleh 30 laporan keuangan.
3.3.Teknik Pengumpulan Data 3.3.1.J enis Da ta
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diambil dari dari Perusahaan Jasa Transportasi di Bursa Efek Indonesia.
3.3.2.Sumber Data
Sumber data yang digunakan untuk memenuhi keperluan penelitian ini di peroleh dari Perusahaan Jasa Transportasi di Bursa Efek Indonesia
3.3.3.Teknik Pengumpulan data
pengumpulan kertas data. Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data yang berkaitan dengan obyek penelitian.
3.4.Teknik Ana lisis dan Uji Hipotesis Data 3.4.1. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis regresi linier berganda, karena variabel bebas (X) yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu variabel bebas (X)
Adapun model persamaan yang digunakan yaitu sebagai berikut :
ei
b = koefisien regresi dari variabel bebas
1
mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah metode Kolmogorov Smirnov dengan mempergunakan program SPSS 17.0 (Sumarsono, 2002 : 40).
Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah :
• Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka
distribusi adalah tidak normal.
• Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka
distribusi adalah normal.
3.4.1.2 Uji Asumsi Klasik
Dalam suatu persatuan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias.
Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi beberapa asumsi dasar (Klasik), yaitu :
1) Autokor elasi
Uji korelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara korelasi pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t – 1 (sebelumnya)
a. Apabila (4 – dW) > dU
Ho diterima : Jadi P = 0, berarti tidak ada autokorelasi pada model b. Apabila (4 – dW) < dL
Ho ditolak : Jadi P = 0, berarti terdapat autokorelasi pada model c. Apabila dL < (4 – dW) < dU
Uji ini hasilnya tidak konklusif, sehingga tidak dapat ditentukan apakah ada autokorelasi atau tidak dalam model tersebut.
2) Multikolinier itas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance
Inflation Factor (VIF). Batas nilai non multikolinieritas yaitu nilai VIF
< 10 dan mempunyai tolerance > 0,10, hal ini berarti dalam model regresi tidak terdapat multikolinieritas. (Ghozali, 2002 : 57).
2) Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Imam Ghozali, 2002 : 69). Untuk mendeteksi ada atau tidak adanya heteroskedastisitas dapat diuji dengan alat uji “rank spearman”.
1) Nilai Probabilitas > 0,05 berarti bebas dari Heteroskedastisitas 2) Nilai Probabilitas < 0,05 berarti terkena Heteroskedastisitas
3.5. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka digunakan uji F dan uji t.
•Uji F
Untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi linier berganda yang dihasilkan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut :
(
2)
Fhitung : F hasil perhitungan R2 : Koefisien determinasi k : Jumlah variabel independen n : Jumlah sampel
H1 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0 ; model regresi linier berganda yang dihasilkan cocok untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
b. Nilai Kritis dalam distribusi F dengan tingkat signifikan (α) 5% = 0,05 c. Kriteria pengujian yang dipakai dalam uji F adalah :
1. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak dan Hi diterima 2. Jika nilai probabilitas ≥ 0,05, maka Ho diterima dan Hi ditolak
•Uji t
Uji hipotesis yang kedua adalah Uji t, untuk melihat pengaruh masing-masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat dengan prosedur sebagai berikut:
thitung = ) (bi
se bi
(Sudjana, 1992 :111).
Keterangan :
t hitung : t hasil perhitungan bi : koefisien regresi se : standar error
a. Ho : bi = 0 ; tidak terdapat pengaruh secara parsial variabel bebas terhadap variabel terikat.
Hi : bi ≠ 0 ; terdapat pengaruh secara parsial variabel bebas
b. Tingkat signifikan 5% = 0,05 c. Kriteria pengujian :
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskr ipsi Obyek Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Bur sa Efek Indonesia
Perkembangan Bursa di Indonesia dimulai dari pendirian Badan
Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) sebagai pengelola Bursa pada tahun
1977. Pada saat itu merupakan masa paling sulit bagi Bapepam untuk
memperkenalkan dan mengembangkan Bursa di Indonesia. Dengan usaha
yang begitu besar baik dari tenaga SDM maupun dari dana yang dikeluarkan
oleh Pemerintah melalui Bapepam, untuk pengembangan Bursa di Indonesia
nilainya cukup besar yang tidak mungkin dilakukan oleh pihak swasta/SRO
seperti dewasa ini.
Pengembangan Bursa membutuhkan waktu kurang lebih 15 tahun
untuk dapat menghasilkan 162 emiten. Baru setelah Bapepam berhasil
mengembangkan Bursa di Indonesia dan Bursa sudah menjadi kebutuhan
masyarakat Indonesia khususnya emiten dan investor, kemudian Bursa
diswastanisasikan (tahun 1992).
Dalam perjalanan penswastanisasian Bursa, untuk mendorong
percepatan pencatatan emiten dan perdagangan saham di Indonesia
dengan pendirian BEJ pada tanggal 13 Juli 1992. Pendirian BEJ adalah
seiring dengan penswastanisasian Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 1992,
Pemerintah mengalihkan peran Bapepam sebagai penyelenggara Bursa
kepada BEJ melalui swastanisasi Bursa. Selanjutnya, pada tahun 1993
Pemerintah melalui Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE)
mendirikan Bursa Paralel Indonesia (BPI) untuk mengakomodasi transaksi
di luar Bursa (over the counter). Perkembangan berikutnya, pada tahun 1995
BPI digabungkan dengan BES dan setelah penggabungan BES telah mampu
mengembangkan fasilitas pencatatan dan perdagangan bagi perusahaan
menengah kecil serta obligasi/ surat utang.
Setelah Bursa Efek Indonesia diswastanisasikan menjadi BEJ dan BPI
digabungkan dengan BES, perkembangan percepatan emiten saham, emiten
obligasi mengalami kenaikan. Namun, lima tahun terakhir (sejak 2002
hingga sekarang) emiten saham dan obligasi mengalami perlambatan, dan di
bidang instrumen lainnya seperti derivatif dapat dikatakan belum mengalami
kemajuan berarti. Kondisi ini mendorong perlunya perhatian Pemerintah,
dalam hal ini Bapepam dan LK, SRO, dan pelaku pasar, untuk melakukan
sesuatu yang strategis untuk mencapai percepatan pertumbuhan jumlah
emiten saham dan obligasi serta perkembangan produk-produk yang dapat
diperdagangakan di Bursa. Salah satu pendekatan yang direncanakan oleh
Pemerintah sebagaimana dituangkan dalam Master Plan Pasar Modal
2005-2009 yaitu penggabungan BES dan BEJ. Penggabungan kedua Bursa ini
tercapai. Bursa Efek Indonesia (BEI) didirikan oleh pemerintah Indonesia
pada tanggal 1 Desember 2007 yang merupakan penggabungan antara Bursa
Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES).
4.1.2. Visi dan Misi PT. Bur sa Efek Indonesia
a. Visi
Visi Bursa Efek Indonesia tidak terlepas dari latar belakang
dilakukannya penggabungan BES-BEJ sebagaimana dituangkan
dalam Master Plan Pasar Modal 2005-2009 yaitu adanya suatu
keinginan untuk memiliki suatu Bursa yang kuat, bernilai, kredibel,
kompetitif dan berdaya saing global. Bertitik tolak pada keinginan
tersebut, maka visi Bursa Efek Indonesia dapat dinyatakan:
“To be a Strong, Valuable, Credible and World Wide Competitive
Bourse”.
b. Misi
Dalam usaha mencapai visi tersebut, Bursa Efek Indonesia perlu
menetapkan misi yang harus diemban setidaknya mencakup hal-hal
sebagai berikut:
1. to produce variety of sellable high standard capital market
product.
2. to provide high technology infrastructures.
4. to strengthen investor’s protection.
5. to create market integrity and transparency.
6. to create high competencies and favorable choice for human
resource.
4.2. Deskr ipsi Variabel
Berikut ini adalah penjelasan variabel-variabel penelitian, yang meliputi :
Profitabilitas, Pertumbuhan Aktiva, Ukuran Perusahaan dan Struktur Modal.
Tabel 4.1. Data Profitabilitas Perusahaan J asa Transportasi
Tahun 2009-2011
Arpeni Pratama Ocean Line Tbk. -9.27 -28.99 -48.03
Rig Tender Indonesia Tbk 4.17 1.11 -3.90
Steady Safe Tbk -23.86 10.76 -11.24
Samudera Indonesia Tbk 0.02 2.22 2.87
Pelayaran Tempuran Emas Tbk -10.62 -7.35 3.91
Zebra Nusantara Tbk -17.16 -20.01 -17.42
Indonesia Air Transport Tbk -7.54 -7.86 -6.53
Rukun Raharja Tbk 0.43 8.72 5.18
Berlian Laju Tanker Tbk -11.41 -5.40 4.96
Centris Multipersada Pratama Tbk -21.74 -0.91 -0.94
Sumber : Bursa Efek Indonesia
Steady Safe Tbk sebesar 10.76, sedangkan yang terendah adalah Arpeni
Pratama Ocean Line Tbk. sebesar -48.03.
Tabel 4.2. Pertumbuhan Aktiva Perusahaan J asa Transportasi
Tahun 2009-2011 Arpeni Pratama Ocean Line Tbk.
-7.16 -18.71 -22.53
Sumber : Bursa Efek Indonesia
Berdasarkan tabel 4.2. diatas dapat diketahui bahwa untuk Pertumbuhan
Aktiva Perusahaan Jasa Transportasi pada tahun 2009-2011 yang tertinggi
diperoleh Rukun Raharja Tbk sebesar 1210.46, sedangkan yang terendah
Tabel 4.3. Data Ukuran Perusahaan J asa Tr anspor tasi
Tahun 2009-2011
Dalam jutaan rupiah
2009 2010 2011
Arpeni Pratama Ocean Line Tbk.
6,771,973 5,505,205 4,265,546 Rig Tender Indonesia Tbk
963,082 879,174 807,809
Steady Safe Tbk
116,213 86,632 60,507
Samudera Indonesia Tbk
5,778,199 5,637,217 6,479,565 Pelayaran Tempuran Emas Tbk
1,608,976 1,287,714 999,799 Zebra Nusantara Tbk
70,587 62,199 56,650
Indonesia Air Transport Tbk
562,170 593,413 589,977
Rukun Raharja Tbk
70,041 917,865 871,145
Berlian Laju Tanker Tbk
23,562,898 25,457,218 26,947,321 Centris Multipersada Pratama Tbk
68,238 65,280 56,711
Sumber : Bursa Efek Indonesia
Berdasarkan tabel 4.3. diatas dapat diketahui bahwa untuk Ukuran
Perusahaan Jasa Transportasi pada tahun 2009-2011 yang tertinggi diperoleh
Berlian Laju Tanker Tbk sebesar 26,947,321, sedangkan yang terendah
Tabel 4.4. Data Struktur Modal Perusahaan J asa Transportasi Arpeni Pratama Ocean Line Tbk.
7.70 -7.20 -2.51
Sumber : Bursa Efek Indonesia
Berdasarkan tabel 4.4. diatas dapat diketahui bahwa untuk Struktur Modal
Perusahaan Jasa Transportasi pada tahun 2009-2011 yang tertinggi diperoleh
Rukun Raharja Tbk sebesar 9.63, sedangkan yang terendah adalah Steady
Safe Tbk sebesar -2.58.
4.3. Deskr ipsi Hasil Pengujian Hipotesis
4.3.1. Uji Normalitas
Dalam pengujian normalitas data dengan menggunakan uji
Kolmogorof-Smirnov dengan menggunakan program SPSS, dimana
tersebut telah terdistribusi normal. (Santoso, 2001 : 97)
Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data
mengikuti distribusi normal adalah :
• Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka
distribusi adalah tidak normal.
• Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka
distribusi adalah normal.
Tabel 4.5. Nor malitas Data Masing-masing Variabel
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 30
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.39977327
Most Extreme Differences Absolute .120
Positive .120
Negative -.119
Kolmogorov-Smirnov Z .655
Asymp. Sig. (2-tailed) .784
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Lampiran
Dari tabel 4.5 diatas, terlihat bahwa nilai probabilitas setiap
variabel lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa distribusi
4.3.2. Uji Asumsi Klasik
4.3.2.1 Heteroskedastisitas
Penyimpangan asumsi model klasik yang lain adalah adanya
heteroskedastisitas. Artinya, varians variabel dalam model tidak sama
(konstan). Hal ini bisa diindentifikasi dengan cara menghitung korelasi
Rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas.
Tabel 4.6. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Sumber : Lampiran
Hasil analisis menunjukkan bahwa pada variabel X1, X2 dan X3,
tidak mempunyai korelasi yang signifikan antara residual dengan variabel
bebasnya,(nilai Sig lebih besar dari 0,05) maka hasil analisis ini dapat
4.3.2.2 Autokorelasi
Salah satu metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya
autokorelasi adalah dengan metode Uji Durbin-Watson d. Adapun
pengujiannya adalah sebagai berikut :
Tabel 4.7. Data Autokorelasi
Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Aktiva, Profitabilitas
b. Dependent Variable: Struktur Modal
Sumber : Lampiran
Salah satu metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya
autokorelasi adalah dengan metode Uji Durbin-Watson d. Adapun
pengujiannya adalah sebagai berikut :
1. Banyaknya sampel (N) = 30
2. Banyaknya variabel bebas (k) = 3
3. Taraf/tingkat signifikansi yang digunakan (α) = 0,05
Selanjutnya dilihat pada tabel Durbin Watson nilai Durbin Watson sebesar
1,610. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi maka perlu
dilihat pada tabel Durbin Watson dengan jumlah variabel bebas adalah 3
dan jumlah responden adalah 30 maka diperoleh DL = 1,214 dan DU =
Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :
Tabel 4.8. Batas-batas daerah Test Durbin Watson
Daerah Keterangan
Kurang dari 1,214 1,214 dan 1,650 1,650 dan 2,350 2,350 dan 2,786 DW ≥ 2, 786
Autokorelasi positif Tanpa kesimpulan/inconclusive
Non autokorelasi
Tanpa kesimpulan/inconclusive Autokorelasi negatif Sumber : data diolah
Sedangkan nilai Durbin Watson dari perhitungan DW = 1,610 dan nilai ini
terletak pada daerah tanpa kesimpulan.
4.3.2.3 Multikolinearitas
Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinier pada
model regresi linier berganda yang dihasilkan dapat dilakukan dengan
menghitung nilai Variance Inflation Factor (VIF) dari masing-masing
Tabel 4.9. Hasil Pengujian Multikolinieritas
Sumber : Lampiran
Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa pada bagian colliniearity
statistics, nilai VIF pada seluruh variabel bebas lebih kecil dari 10, yang
artinya seluruh variabel bebas tidak ada gejala multikolinier.
4.3.3. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda
Hasil analisis mengenai koefisien model regresi adalah seperti yang
tercantum dalam Tabel 4.6 berikut ini.
Tabel 4.10 Koefisien Regresi
a. Dependent Variable: Struktur Modal
Coefficientsa
Berdasarkan Tabel 4.6 tersebut, maka model regresi yang diperoleh
adalah sebagai berikut :
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ei
Y = 1.644 + 0.080X1 + 0.006X2 + 7.192Ε−8X3
Dengan asumsi bahwa variabel X1, X2, X3 adalah nol atau konstan
maka nilai Struktur Modal (Y) adalah sebesar 1.644.
Koefisien regresi untuk variabel Profitabilitas (X1) diperoleh nilai
0,080 hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan
variabel terikat. Jika diasumsikan variabel independen lain konstan, hal ini
berarti setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 satuan maka struktur modal
akan naik sebesar 0,080 satuan.
Koefisien regresi untuk variabel Pertumbuhan Aktiva (X2)
diperoleh nilai 0,006 mempunyai koefisien regresi positif, hal ini
menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan variabel terikat.
Jika diasumsikan variabel independen lain konstan, hal ini berarti setiap
kenaikan pertumbuhan asset sebesar 1 satuan maka struktur modal akan
naik sebesar 0,006 satuan.
Koefisien regresi untuk variabel Ukuran Perusahaan (X3) diperoleh
nilai 7,192E-8 mempunyai koefisien regresi positif, hal ini menunjukkan
terjadinya perubahan yang searah dengan variabel terikat. Jika
diasumsikan variabel independen lain konstan, hal ini berarti setiap
4.3.4. Hasil Pengujian Uji F dan uji t
Uji F digunakan untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi
yang dihasilkan dan uji t digunakan untuk menguji pengaruh
masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun hasil dari uji F
dan uji t adalah sebagai berikut :
Tabel 4.11. Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 111.478 3 37.159 5.785 .004a
Residual 167.008 26 6.423
Total 278.487 29
a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Aktiva, Profitabilitas
b. Dependent Variable: Struktur Modal
Sumber : Lampiran
Berdasarkan hasil pengujai dengan F test, menunjukkan bahwa
nilai signifikansi (Sig) = 0.004 lebih kecil dari 0,05 hal ini dapat
disimpulkan jika penggunaan model regresi dalam penelitian ini adalah
Tabel 4.12. Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.644 .620 2.651 .013
Profitabilitas .080 .039 .326 2.069 .049
Pertumbuhan Aktiva .006 .002 .440 2.794 .010
Ukuran Perusahaan 7.192E-8 .000 .175 1.148 .262
a. Dependent Variable: Struktur Modal
Sumber : Lampiran
Hasil uji t pada tabel di atas menunjukkan bahwa :
1. Profitabilitas berpengaruh terhadap Struktur Modal dengan tingkat [Sig.
0,049 < 0,05 : signifikan].
2. Pertumbuhan Aktiva berpengaruh terhadap Struktur Modal dengan
tingkat [Sig. 0,010 < 0,05 : signifikan].
3. Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Struktur Modal, dengan
4.4. Pembahasan
Berdasarkan uji kecocokan model untuk variabel Profitabilitas (X1),
Pertumbuhan Aktiva (X2), Ukuran Perusahaan (X3) berpengaruh terhadap
Struktur Modal (Y). Sedangkan untuk variabel Profitabilitas (X1) secara
parsial berpengaruh terhadap Struktur Modal, variabel Pertumbuhan Aktiva
(X2) secara parsial berpengaruh terhadap Struktur Modal, variabel Ukuran
Perusahaan (X3) secara parsial tidak berpengaruh terhadap Struktur Modal.
4.4.1. Pengaruh Pr ofitabilitas terhadap Struktur Modal
Berdasarkan hasil pengujian untuk variabel Profitabilitas secara
parsial berpengaruh terhadap Struktur Modal (DER), pada umumnya,
perusahaan-perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan tinggi
menggunakan utang yang relatif kecil. Tingkat keuntungan yang tinggi
memungkinkan mereka untuk memperoleh sebagian besar pendanaan dari
laba ditahan. Dalam hal ini perusahaan akan cenderung memilih laba
ditahan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan (Lukas
(2003). Hal ini berarti perusahaan lebih mengunakan modal sendirinya
berupa laba ditahan karena sangat berpengaruh pada struktur modal.
Penelitian ini juga membuktikan bahwa perusahaan lebih menyukai berupa
laba ditahan dengan tingkat laba yang tinggi atas investasi mengunakan
utang relatif kecil (Brigham dan Houston (2001:40). Perusahaan akan
berupa laba ditahan. Jadi semakin tinggi tingkat keuntungan yang
diperoleh perusahaan maka akan mendorong perusahaan untuk
mengurangi tingkat utang yang dimiliknya.
4.4.2. Pengaruh Pertumbuhan Aktiva terhadap Struktur Modal
Berdasarkan hasil pengujian untuk variabel Pertumbuhan Aktiva
secara parsial berpengaruh terhadap Struktur Modal, hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi pada
umumnya lebih tergantung pada modal dari luar perusahaan. Aktiva
perusahaan sangat penting untuk dijadikan jaminan jika menggunakan
pinjaman dari luar. Pada perusahaan jasa dan transportasi memiliki tingkat
pertumbuhan yang tinggi sehingga, sehingga kebutuhan modal baru
relative besar. Hasil ini mendukung teori Weston dan Bringham ( 1994 :
175 ) yang menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan
yang cepat harus lebih banyak mengandalkan pada modal eksternal. Lebih
jauh lagi biaya emisi untuk penjualan saham biasa lebih besar daripada
biaya untuk penerbitan surat hutang. Karena itu perusahaan yang tumbuh
pesat cenderung lebih banyak menggunakan hutang daripada perusahaan
yang tunbuh lambat. Sebagian besar daru aktivanya sendiri dan aktiva
lancar akan menghasilkan tingkat pertumbuhan yang lebih cepat dengan
mengutamakan kebutuhan dananya melalui hutang sehingga dapat