DI PT. X SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Per syar atan Memper oleh Gelar Sar jana Hukum pada Fakultas Hukum UPN “Veter an” J awa Timur
Oleh :
WAHYU DWI BASKORO
NPM. 0971010021
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM SURABAYA
KETENAGAKERJ AAN TERHADAP TENAGA KERJ A DI
PT. X SURABAYA
Disusun Oleh :
WAHYU DWI BASKORO NPM. 0971010021
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi
Menyetujui,
Pembimbing
HARIYO SULISTIYANTORO, SH., MM NIP. 19 620625 199103 1001
Mengetahui, DEKAN
KERJA TERHADAP TENAGA KERJA DI PT. CLASSIC PRIMA CARPETS INDUSTRIES SURABAYA (Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja)
Nama Mahasiswa : WAHYU DWI BASKORO
NPM : 0971010021
Program Studi : Ilmu Hukum
Fakultas : Hukum
Telah diuji dan diseminarkan pada tanggal 4 April 2013
Surabaya, 23 April 2013 Pembimbing Tim Penguji
HARIYO SULISTIYANTORO, SH., MM 1. SUBANI, SH., M.Si
NIP. 19620625 199103 1 001 NIP. 19510504 1983 031 001
2. FAUZUL ALIWARMAN, SHI., M.Hum NPT. 3 8202 07 0221
3. HARIYO SULISTIYANTORO, SH., MM NIP. 19620625 199103 1 001
Mengetahui, Ketua Program Studi
KERJA TERHADAP TENAGA KERJA DI PT. CLASSIC PRIMA CARPETS INDUSTRIES SURABAYA (Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja)
Nama Mahasiswa : WAHYU DWI BASKORO
NPM : 0971010021
Program Studi : Ilmu Hukum
Fakultas : Hukum
Telah direvisi pada tanggal 23 April 2013.
Surabaya, 23 April 2013 Pembimbing Tim Penguji
HARIYO SULISTIYANTORO, SH., MM 1. SUBANI, SH., M.Si
NIP. 19620625 199103 1 001 NIP. 19510504 1983 031 001
2. FAUZUL ALIWARMAN, SHI., M.Hum NPT. 3 8202 07 0221
3. HARIYO SULISTIYANTORO, SH., MM NIP. 19620625 199103 1 001
Mengetahui, Ketua Program Studi
Tuhan Allah Bapa atas kasih setia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul ”PERLINDUNGAN HUKUM KESELAMATAN
KERJA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003
TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP TENAGA KERJA DI PT. X
SURABAYA”.
Sehubungan dengan selesainya skripsi tersebut, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Hariyo Sulistiyantoro, SH.,MM, selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur serta selaku Dosen
pembimbing yang telah mengarahkan dan memberi banyak hal bagi penulisan
Skripsi penelitian ini.
2. Bapak Sutrisno, SH.,M.Hum., selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. Gendut Sukarno, MS, selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Subani, SH., M.Si., selaku Ketua Program Studi Fakultas Hukum
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak Sariyanto dan staff tata usaha, terima kasih atas bantuan untuk
menyelesaikan Skripsi penelitian ini.
8. Bapak Ahmad Muksoni, selaku pengawas tenaga kerja di Departemen Tenaga
Kerja Surabaya.
9. Mas Didik dan Mbak Rini yang telah mendukung perkuliahan ini, baik formil
maupun materiil, Tuhan memberkati.
10.Bunda tercinta, terima kasih atas do’a dan motivasinya, Tuhan memberkati.
11.Mas Sahal yang telah memberikan waktu dan tempat untuk membuat Skripsi
penelitian ini hingga selesai.
12.Sahabat ku Michael Valentino, Gery, mas Hari, Nia, Elviera terima kasih atas
dukungannya selama ini, Tuhan memberkati.
13.Kawan-kawan seangkatan 2009 yang namanya tidak bisa aku sebut semua di
dalam penulisan Skripsi penelitian ini.
Penulis menyadari penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu kritik dan saran yang membangun diharapkan dan semoga skripsi ini
bermanfaat bagi semua pihak.
Surabaya,
HALAMAN PERSETUJ UAN MENGIKUTI UJ IAN SKRIPSI ... ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... iii
HALAMAN REVISI SKRIPSI ... iv
SURAT PERNYATAAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
ABSTRAK ... xiv
Bab I Pendahuluan ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.5 Kajian Pustaka ... 6
1.5.1 Landasan Hukum ... 6
1.5.2 Keselamatan Kerja ... 7
A. Pengertian Keselamatan Kerja ... 7
B. Sebab Kecelakaan Kerja ... 10
C. Penyakit Akibat Hubungan Kerja ... 16
D. Alat Pelindung Diri ... 17
E. Asuransi Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) ... 17
F. Perlindungan Hukum Tenaga Kerja ... 19
1.6 Metode Penelitian ... 22
1.6.1 Jenis Penelitian ... 22
1.6.2 Sumber Data ... 23
1.6.3 Metode Pengumpulan Data ... 25
1.6.4 Metode Analisis Data ... 26
1.6.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27
1.6.6 Sistematika Penulisan ... 27
BAB II Pelaksanaan Keselamatan Kerja di PT. X Sur abaya ... 29
2.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 29
2.2 Pelaksanaan Perlindungan Keselamatan Kerja ... 44
2.2.1 Pedoman Perlindungan Keselamatan Kerja di PT. X Surabaya ... 44
Per lindungan Hukum Keselamatan Kerja Bagi Tenaga Kerja
Yang Mengalami Kecelakaan Kerja di PT. X Surabaya ... 51
3.1 Prosedur Penanganan Kecelakaan Kerja ... 51
3.2 Upaya Hukum Dalam Meningkatkan Keselamatan Kerja .... 56
3.2.1 Pendidikan dan Pelatihan ... 56
3.2.2 Standarisasi ... 56
3.2.3 Pemberian Santunan dan Kesejahteraan Tenaga Kerja ... 57
3.2.4 Prosedur Keadaan Darurat ... 58
3.2.5 Upaya Hukum ... 59
BAB IV PENUTUP ... 60
4.1 Kesimpulan ... 60
4.2 Saran ... 61
Lampiran 2 Wawancara Dengan Tenaga Kerja PT. X Surabaya
Lampiran 3 Wawancara Dengan Dinas Tenaga Kerja Surabaya
Lampiran 4 Formulir Pendaftaran Tenaga Kerja di PT. Jamsostek
Lampiran 5 Bentuk KK2 PT. Jamsostek
Lampiran 6 Bentuk KK3 PT. Jamsostek
Lampiran 7 Bentuk KK4 PT. Jamsostek
Lampiran 8 Kartu Bimbingan Skripsi
Lampiran 9 Surat Penelitian PT. X Surabaya
Nama Mahasiswa : Wahyu Dwi Baskoro
NPM : 0971010021
Tempat/tanggal lahir : Surabaya, 25 Januari 1990
Program Studi : Strata 1 (S1)
Judul Skripsi :
PERLINDUNGAN HUKUM KESELAMATAN KERJ A MENURUT UNDANG - UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJ AAN TERHADAP TENAGA KERJ A DI PT. X SURABAYA.
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlindungan hukum keselamatan kerja menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan terhadap tenaga kerja di PT. X Surabaya dan upaya hukum yang dilakukan dalam memberikan perlindungan hukum bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja di PT. X Surabaya. Jenis penelitian yang dipakai dalam penulisan skripsi ini menggunakan penelitian hukum sosiologis atau empiris dimana metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan studi kepustakaan, wawancara dan observasi. Dari hasil penelitian tersebut, disimpulkan bahwa tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja disebabkan kurangnya konsentrasi pekerja pada saat melaksanakan pekerjaannya dan tidak memakai alat pelindung diri yang diberikan oleh perusahaan. Sistem managemen
PT. X Surabaya menerapkan sistem managemen yang terbuka bagi seluruh
pekerja, maka seluruh pekerja mempunyai kesempatan yang sama dalam bekerja, berprestasi dan berkarir tanpa, membedakan suku, agama maupun kebangsaan. Tindakan pencegahan kecelakaan kerja yang dilakukan PT. X Surabaya antara lain dengan mengadakan seleksi calon tenaga kerja baru, menerapkan disiplin kerja, pengadaan gambar/foto di daerah yang berbahaya dan instruksi kerja yang dilakukan oleh kepala bagian di unit masing-masing departemen.
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam melaksanakan pembangunan diperlukan beberapa faktor yang
menunjang seperti faktor modal, alam dan tenaga kerja. Ketiga faktor tersebut
merupakan hal yang sangat penting yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lainnya. Dari ketiga faktor tersebut, faktor tenaga kerja merupakan peranan
yang tidak kalah pentingnya dibanding faktor penunjang lainnya.
Hal ini didukung oleh jumlah penduduk yang sangat besar, merupakan
salah satu modal yang sangat penting mengingat faktor tenaga kerja dalam
proses pembangunan ini harus diperhatikan, oleh karena itu diperlukan
usaha-usaha untuk membina, mengarahkan serta perlindungan bagi tenaga kerja
untuk menciptakan kesejahteraan yang berkaitan dengan yang dilakukannya.
Keselamatan dan kesehatan kerja harus diterapkan dan dilaksanakan
disetiap tempat kerja (perusahaan). Tempat kerja adalah setiap tempat yang di
dalamnya terdapat 3 (tiga) unsur yaitu :1
1. Adanya suatu usaha, baik itu usaha yang bersifat ekonomis maupun usaha
sosial
2. Adanya sumber bahaya
3. Adanya tenaga kerja yang bekerja di dalamnya, baik secara terus menerus
maupun hanya sewaktu-waktu.
1
Sebelum suatu tindakan penanggulangan yang tepat terhadap
kecelakaan dapat diambil, perlu diketahui dengan jelas bagaimana dan
mengapa kecelakaan itu bisa terjadi. Keterangan lengkap harus diperoleh
melalui penyelidikan secara hati-hati terhadap setiap kasus, setiap kecelakaan,
sampai-sampai yang terkecilpun harus diselidiki.
Marilah kita ambil sebuah contoh untuk menjelaskan hal tersebut di
atas. Misalkan seorang memanjat tangga dan jatuh karena terdapat anak
tangga yang hilang. Penyelidikan dapat mengungkapkan sebagai berikut:2
a. Ada sebuah tangga dengan anak tangga yang hilang di ruang kerja
b. Seorang pekerja mengambil tangga itu dan memakainya untuk suatu
perbaikan kecil, dan;
c. Setelah menyelesaikan pekerjaan, ia menuruni tangga dan lupa bahwa ada
anak tangga yang hilang.
Masing-masing dari ketiga faktor itu diperlukan untuk dapat
menjelaskan situasi yang menyebabkan kecelakaan, tetapi kecelakaan itu
sendiri hanya akan terjadi bila ketiganya dikombinasikan bersama. Bila salah
satu saja dan faktor-faktor tersebut di atas dapat dihilangkan, maka kecelakaan
itu tidak akan terjadi. Untuk dapat memilih faktor mana yang harus diawasi
sebagai penyebab kecelakaan, maka kita perlu berhati-hati agar faktor yang
kita pilih tersebut merupakan sesuatu yang benar-benar dapat mencegah
terulangnya kecelakaan tersebut. Hanya cara ini yang dapat memberikan hasil
praktis dalam upaya pencegahan kecelakaan.
2
Disadari bahwa dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga
kerja memiliki peran dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku
untuk mencapai tujuan pembangunan sejalan dengan itu, pembangunan
ketenagakerjaan diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan kontribusinya
dalam pembangunan serta untuk melindungi hak dan kepentingan sesuai
dengan harkat dan martabat manusia.
Dalam Pasal 1337 KUH Perdata membatasi isi perjanjian kerja yaitu
tidak boleh bertentangan dengan:3
a. Undang-undang
b. Kesusilaan
c. Ketertiban umum
Dengan adanya perjanjian kerja yang sesuai dengan ketentuan diatas,
diberikan jaminan serta perlindungan bagi pekerja sehingga terwujud
keseimbangan pelaksanaan hak-hak dan kewajiban antara tenaga kerja dan
pengusaha dalam suatu hubungan kerja.
Sedangkan pengertian tenaga kerja dalam Undang-undang No. 13
tahun 2003, pasal 1, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Definisi kesehatan kerja adalah aplikasi kesehatan masyarakat dalam
suatu tempat kerja (perusahaan, pabrik, kantor dan sebagainya) dan yang
menjadi pasien dari kesehatan kerja ialah masyarakat pekerja dan masyarakat
3
sekitar perusahaan tersebut. Apabila didalam kesehatan masyarakat ciri
pokoknya adalah upaya preventif (pencegahan penyakit) dan promotif
(peningkatan kesehatan) maka kedua hal tersebut juga menjadi ciri pokok
dalam kesehatan kerja.4
Upaya pencegahan agar kecelakaan kerja tidak terjadi dan sekaligus
juga menghindari kemungkinan terulangnya bencana tersebut harus senantiasa
dilakukan sehingga keselamatan dan kesehatan kerja akan dapat dikendalikan.
Turun atau kecilnya angka kecelakaan kerja pada suatu perusahaan tidak saja
akan menaikkan angka produktifitas tetapi juga akan menimbulkan rasa aman
dan gairah kerja pada tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaannya.
Maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian ini dengan judul
“Per lindungan Hukum Keselamatan Kerja Menur ut Undang-undang
Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Ter hadap Tenaga
Kerja di PT. X Sur abaya”
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan deskripsi masalah di atas, maka dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan keselamatan kerja di PT. X Surabaya menurut
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan?
4
2. Bagaimana upaya hukum yang dilakukan dalam memberikan perlindungan
hukum keselamatan kerja bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan
kerja di PT. X Surabaya?
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui gambaran tentang pelaksanaan keselamatan kerja
serta upaya hukum yang dilakukan dalam memberikan perlindungan hukum
bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja di PT. X Surabaya.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak baik teoristis maupun secara praktis.
1. Manfaat Teoristis
Dapat memberikan gambaran secara jelas mengenai perlindungan
hukum keselamatan kerja yang dilaksanakan oleh PT. X Surabaya.
Penelitian ini diharapkan pula dapat berguna bagi peneliti berikutnya, bagi
akademik Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur
serta masyarakat yang bekerja di suatu perusahaan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi instansi
Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan tambahan
informasi dalam menyusun dan meningkatkan usaha perlindungan
b. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam
bidang hukum dan keselamatan kerja, serta sebagai data untuk
penelitian lebih lanjut.
c. Bagi Fakultas
Semoga dapat memberikan masukan dalam bidang sejenis
untuk penelitian lebih lanjut serta dapat digunakan sebagai salah satu
bahan masukan dan melengkapi referensi yang belum ada.
1.5.
Kajian Pustaka1.5.1.
Landasan HukumDasar hukum penerapan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja di setiap tempat atau perusahaan yang mempekerjakan
tenaga kerja sebanyak seratus orang atau lebih dan atau mengandung
potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan
produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti
peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja adalah:
1. Dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia No.22 Tahun 1993
Tentang Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja
dicantumkan bahwa:
“untuk lebih meningkatkan perlindungan terhadap tenaga
kerja, Undang-undang No.3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja menetapkan perlunya pengaturan mengenai penyakit
2. Pada Undang-undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat 2 menjelaskan
bahwa:
“Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.”
3. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
menjelaskan antara lain sebagai berikut:
a. Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktifitas nasional.
b. Bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu
terjamin pula keselamatannya.
c. Bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan
secara aman dan efisien.
4. Dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan Pasal 86 yang menyatakan bahwa:
“Tiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas”:
a. Keselamatan dan kesehatan kerja
b. Moral dan kesusilaan
c. Perlakuaan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia
1.5.2.
Keselamatan ker jaA. Pengertian Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian
dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan serta
cara-caranya melakukan pekerjaan.5 Berdasarkan Menurut Dinas
Tenaga Kerja Surabaya, keselamatan kerja adalah segala sesuatu
yang berkaitan dengan keselamatan atau keamanan dalam bekerja,
dalam hal ini adalah pekerja, alat, bahan dan lingkungan kerja.6
Kecelakaan kerja tidak terjadi kebetulan, melainkan ada
sebabnya, oleh karena itu kecelakaan dapat dicegah, asal kita
cukup kemauan untuk mencegahnya. Oleh karena itu pula
sebab-sebab kecelakaan harus diteliti dan ditemukan agar untuk
selanjutnya dengan usaha-usaha koreksi yang ditujukan kepada
sebab itu kecelakaan dapat dicegah dan tidak terulang kembali. 7
Aturan yang diterapkan oleh dinas tenaga kerja berpacu pada
peraturan perundang-undangan yang sudah ada. Mengenai
peraturan keselamatan kerja dan sistem managemen keselamatan
dan kesehatan kerja terdapat dalam Undang-undang Nomor 13
Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, pasal 86 dan87 yaitu:
5
Suma’mur, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, Haji Masagung, Jakarta, 1996
(selanjutnya disingkat Suma’mur 1), h.1
6 Wawancara dengan Ahmad Muksoni, Pengawas Dinas Tenaga Kerja Surabaya, 7 Juni 2013
7
1. Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas:
a. Keselamatan dan kesehatan kerja
b. Moral dan kesusilaan
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai agama
2. Untuk melindungi keselamatan pekerja guna mewujudkan
produktifitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem managemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan
sistem managemen perusahaan.8
Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja
sebagaimana dimaksud dalam pasal 77 ayat (2) Undang-undang
Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang meliputi:
1. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu)
minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau
2. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu)
minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu
B. Tujuan Keselamatan Kerja
Tujuan keselamatan kerja adalah untuk melindungi tenaga
kerja atas keselamatannya dalam melaksanakan pekerjaannya
8
untuk kesejahteraan hidup, meningkatkan produksi serta
produktifitas nasional, menjamin keselamatan setiap orang lain
yang berada di tempat kerja dan melindungi sumber produksi agar
dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.9
1.5.3.
Kecelakaan KerjaA. Pengertian Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang berhubungan kerja
di perusahaan. Hubungan kerja disini dapat berarti bahwa
kecelakaan kerja terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada
waktu melaksanakan pekerjaan. Kadang-kadang kecelakaan akibat
kerja diperluas ruang lingkupnya, sehingga meliputi juga
kecelakaan tenaga kerja yang terjadi pada saat perjalanan dan dari
tempat kerja.10 Kecelakaan kerja dibagi menjadi dua kategori,
yaitu:
a. Kecelakaan industri adalah kecelakaan yang terjadi di tempat
kerja karena adanya sumber bahaya atau bahaya kerja
b. Kecelakaan perjalanan adalah kecelakaan yang terjadi diluar
tempat kerja dalam kaitannya dengan adanya hubungan kerja.
Berdasarkan kategori diatas dijelaskan bahwa usaha
pencegahan kecelakaan hanya dapat berhasil apabila dimulai dari
memperbaiki managemen tentang keselamatan dan kesehatan
kerja. Praktek dibawah standar dan kondisi dibawah standar hanya
9
Wawancara Dengan Waskito, Supervisor Bagian Umum PT. X Surabaya, 4 Maret 2013
10
merupakan penyebab seketika suatu kecelakaan, merupakan gejala
dari penyebab utama akibat kesalahan managemen.
B. Sebab Kecelakaan Kerja
Kegiatan pencegahan kecelakaan internasional tidak
berkembang secara luas sampai hampir seabad setelah mulainya
kegiatan nasional, kegiatan ini mengikuti pola perkembangan
nasional tapi dalam banyak hal masih sangat tidak lengkap.
Untuk analisa sebab-sebab kecelakaan akibat kerja hanya
ada 2 golongan penyebab. Golongan pertama adalah faktor
mekanis dan lingkungan, yang meliputi segala sesuatu selain
manusia, golongan kedua adalah manusia itu sendiri yang
merupakan sebab kecelakaan. Contoh analisa sebagai berikut :
Seorang pekerja mengalami kecelakaan yang disebabkan
oleh kejatuhan benda tepat mengenai kepalanya, sesungguhnya dia
tidak harus mendapat kecelakaan itu, seandainya dia mengikuti
petunjuk untuk tidak berjalan dibawah alat angkat barang, jadi
sebabnya dalam hal ini adalah faktor manusia.11
Penyebab dasar adalah hal-hal yang mengakibatkan atau
mendorong peyebab langsung. Penyebab dasar dibedakan dalam 2
kategori, yaitu :
11
a. Faktor Personal
Faktor personal adalah faktor di dalam diri pekerja/korban
yang mendorong dirinya untuk melakukan tindakan tidak aman.
Contohnya adalah usia, tingkat pendidikan, dan perilaku.12
1. Usia
Usia mempunyai pengaruh yang penting terhadap
kejadian kecelakaan kerja. Golongan umur tua mempunyai
kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengalami
kecelakaan akibat kerja dibandingkan dengan golongan umur
muda. Hal ini dikarenakan umur muda mempunyai reaksi dan
kegesitan yang lebih tinggi, namun umur muda pun sering
pula mengalami kasus kecelakaan kerja, hal ini mungkin
karena kecerobohan dan sikap suka tergesa-gesa dalam
menjalankan pekerjaan.
2. Tingkat pendidikan
Pendidikan seseorang berpengaruh dalam pola pikir
seseorang dalam menghadapi pekerjaan yang dipercayakan
kepadanya, selain itu pendidikan juga akan mempengaruhi
tingkat penyerapan terhadap pelatihan yang diberikan dalam
rangka melaksanakan pekerjaan dan keselamatan kerja.
12
3. Perilaku
Revolusi industri mengakibatkan terjadinya
peningkatan teknologi dan permesinan yang modern. Di satu
sisi akan sangat menguntungkan untuk meningkatkan
produksi yang berkualitas dan keuntungan perusahaan,
namun di sisi lain potensi terjadinya kecelakaan semakin
meningkat, apalagi jika SDM dan perilaku pekerja tidak siap.
Semakin menyadari bahwa banyak kecelakaan kerja
yang terjadi di tempat kerja berhubungan langsung dengan
faktor-faktor manusia yaitu kecelakaan itu terjadi lebih
karena perilaku ketimbang kegagalan mekanis atau
kelemahan sistem kerja.13 Dalam menghadapi proses kerja
atau teknologi yang tinggi membutuhkan penyesuaian sikap
dan perilaku pekerja yang aman dan handal. Walaupun tidak
mudah, mau tidak mau harus dilakukan secara baik dan
berlanjut.
b. Faktor Pekerjaan
Salah satu bentuk faktor pekerjaan adalah shift kerja, jenis
pekerjaan, lama jam kerja dan faktor lingkungan yang
meliputi:14
13
John Ridley, Kesehatan Dan Keselamatan Kerja, Erlangga, Edisi Ketiga, Jakarta, 2006, h.77
14
1. Giliran kerja (Shift)
Giliran kerja adalah pembagian kerja dalam waktu dua
puluh empat jam. Terdapat dua masalah utama pada pekerja
yang bekerja bergiliran yaitu : ketidakmampuan pekerja
untuk beradaptasi dengan sistem shift dan ketidakmampuan
pekerja untuk beradaptasi dengan kerja pada malam hari dan
tidur pada siang hari. Pergesaran waktu kerja dari pagi, siang
dan malam hari dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan
kecelakaan akibat kerja.
2. Jenis (Unit) Pekerjaan
Jenis pekerjaan mempunyai pengaruh besar terhadap
resiko terjadinya kecelakaan akibat kerja. Jumlah dan macam
kecelakaan akibat kerja berbeda-beda di berbagai kesatuan
operasi dalam suatu proses.
3. Lama Jam Kerja
Lamanya jam kerja juga mempengaruhi terjadinya
kecelakaan. Jika jam kerja lama maka resiko kecelakaan juga
semakin tinggi. Disamping lama jam kerja juga memicu
timbulnya faktor psikologis, misalnya jenuh, stress dan
sebagainya.
Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan yang meliputi:
1. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1
(satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu)
minggu atau
2. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1
(satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu)
minggu
4. Faktor Lingkungan
Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang berada di
sekitar tenaga kerja dan pekerjaannya. Faktor mekanis dan
lingkungan dapat pula dibagi – bagi menurut keperluan untuk
maksud apa. Misalnya di perusahaan – perusahaan sebab –
sebab kecelakaan dapat disusun menurut pengolahan bahan,
mesin penggerak dan pengangkat, jatuh di lantai dan tertimpa
benda jatuh, pemakaian alat atau perkakas yang dipegang
dengan tangan, menginjak atau terbentur barang, luka – luka
bakar oleh benda pijar, dan pengangkutan.15
Dalam bekerja diperlukan adanya kondisi lingkungan
kerja yang nyaman bagi tenaga kerja. Lingkungan kerja yang
memadai, lestari dan manusiawi akan menunjang kegairahan
dan efisiensi kerja, sedangkan lingkungan kerja yang
15
kondisinya melebihi kemampuan manusia untuk
menghadapinya tidak hanya merugikan produktivitas, tetapi
juga akan menjadi malapetaka bagi manusia.
Faktor yang ada di lingkungan yang dapat
menimbulkan masalah pencemaran lingkungan, gangguan
kesehatan dan kecelakaan kerja yaitu :16
a.Faktor fisik yang meliputi pencahayaan, radiasi, suhu
udara, kelembaban, kebisingan dan tekanan udara.
b. Faktor kimia yang meliputi debu, gas, uap, kabut, cairan
dan asap.
c.Faktor biologis baik berasal dan tumbuhan maupun
binatang, misalnya bakteri, virus, jamur, serangga, dan
lain-lain.
d. Faktor fisiologis seperti konstruksi mesin, sikap dan cara
kerja.
e.Faktor mental psikologis misalnya hubungan kerja antara
karyawan dengan atasannya kurang baik,
suasana/pekerjaan yang membosankan dan lain-lain.
Kelima faktor di atas dalam jumlah yang cukup dapat
mengganggu daya kerja seorang tenaga kerja dan
mempengaruhi produksinya. Pengendalian faktor lingkungan
guna menciptakan kenyamanan kerja sangat penting dan
16
perlu diperhatikan oleh perusahaan, oleh karenanya proses
pembinaan dalam usaha K3 harus ditanamkan sedini
mungkin bagi tenaga kerja dan hendaknya selalu diusahakan
terus-menerus sepanjang kehidupan.
C. Penyakit Akibat Hubungan Kerja
Pada simposium internasional mengenai penyakit akibat
hubungan pekerjaan yang diselenggarakan oleh ILO di Linz
Austria dihasilkan definisi sebagai berikut:17
1. Penyakit akibat kerja (Occupational disease)
Adalah penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik
atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan yang pada umumnya
terdiri dari satu agen penyebab yang sudah diakui.
2. Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan (Work related
disease)
Adalah penyakit yang mempunyai beberapa agen
penyebab, dimana faktor pada pekerjaan memegang peranan
bersama dengan faktor resiko lainnya dalam berkembangnya
penyakit yang mempunyai etiologi yang kompleks.
3. Penyakit yang mempunyai populasi pekerja (Disease of fecting
working populations)
17
Penyakit yang terjadi pada populasi pekerja tanpa adanya
agen penyebab di tempat kerja, namun dapat diperberat oleh
kondisi pekerjaan yang buruk bagi kesehatan.
D. Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri (APD) merupakan alternatif terakhir
apabila pengendalian terhadap lingkungan kerja yang lain tidak
dapat atau sulit dilakukan. Alat pelindung diri agar dapat
memberikan fungsi yang optimal maka harus dipilih dengan
ketentuan :
1. Memberikan perlindungan yang kuat pada pekerja
2. Ringan dan nyaman
3. Dapat dipakai secara fleksibel
4. Bentuknya menarik
5. Awet dan tidak mudah rusak
6. Tidak menimbulkan bahaya tambahan
7. Memenuhi standar
E. Asuransi J aminan Sosial Tenaga Kerja (J amsostek)
Usaha kesehatan kerja memerlukan partisipasi dan
kerjasama dari semua pihak yaitu pemerintah, pengusaha dan
buruh. Bentuk partisipasi yang memenuhi dasar pemikiran ialah
partisipasi langsung dalam panitia pembinaan keselamatan dan
kesetiakawanan (partnership) merupakan salah satu sarana untuk
meningkatkan efisiensi kerja.18
Kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang
bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan yang
sempurna baik fisik, mental maupun sosial sehingga
memungkinkan dapat bekerja secara optimal.19
Menurut Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang
Jamsostek, Pasal 1, Jamsostek adalah suatu perlindunganbagi
tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti
sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan
pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang di alami oleh
tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari
tua dan meninggal dunia.
Program jaminan sosial tenaga kerja menurut
Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jamsostek, Pasal 6
menyebutkan ruang lingkup program jaminan sosial tenaga kerja
dalam Undang-undang ini meliputi:
a. Jaminan Kecelakaan Kerja
b. Jaminan Kematian
c. Jaminan Hari Tua
d. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
18
Hariyo Sulistiyantoro, “Jaminan Kesehatan Kerja Sebagai Perlindungan Hukum Bagi Buruh Wanita di Indonesia”, Jurnal Ilmu Hukum Volume 2 Nomor 1 Tahun 2010, h.1
19
Menurut Sendjun H. Manulang, Jaminan Sosial Tenaga
Kerja adalah jaminan yang menjadi hak tenaga kerja berbentuk
tunjangan berupa uang, pelayanan dan pengobatan yang
merupakan pengganti penghasilan yang hilang atau berkurang
sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang di alami oleh tenaga
kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua,
meninggal dunia dan menggangur.
Oleh karena jangkauan program jaminan sosial tenaga kerja
sangat luas, maka penyelenggaraannya dilakukan secara bertahap.
Dengan sendirinya bagi perusahaan yang belum menjadi peserta
asuransi jaminan social tenaga kerja, jaminan-jaminan tersebut
tetap menjadi tanggung jawab perusahaan itu sendiri.20
F. Per lindungan Hukum Tenaga Kerja
Perlindungan kerja bertujuan untuk menjamin
berlangsungnya sistem hubungan kerja tanpa disertai adanya
tekanan dari pihak yang kuat kepada pihak yang lemah. Untuk itu
pengusaha wajib melaksanakan ketentuan perlindungan tersebut
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Lingkup perlindungan terhadap pekerja menurut
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan meliputi:
a. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja
b. Perlindungan atas moral dan kesusilaan
20
c. Pelakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia
serta nilai-nilai agama.
Sedangkan dalam Pasal 6 Undang-undang Nomor 13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa setiap pekerja
berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa diskriminasi dari
pengusaha.
Di dalam KUH Perdata Bab VII A Buku III KUH Perdata
Pasal 1602-1603 mengatur tentang pelaksanaan kerja dalam ikatan
hubungan kerja antara karyawan dan pengusaha dalam hal sangkut
pautnya dengan perjanjian kerja.
Ada beberapa hak-hak tenaga kerja di tempat kerja atau
perusahaan sebagai berikut:21
1. Meminta kepada Pimpinan atau pengurus perusahaan tersebut
agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan kesehatan
kerja yang diwajibkan di tempat kerja/perusahaan yang
bersangkutan.
2. Menyatakan keberatan melakukan pekerjaan bila syarat
keselamatan dan kesehatan kerja serta alat pelindung diri yang
diwajibkan tidak memenuhi persyaratan, kecuali dalam hal
khusus ditetapkan lain oleh pegawai pengawas dalam
batas-batas yang masih dapat dipertanggung jawabkan.
21
Perlindungan tenaga kerja ini menyangkut berbagai aspek
seperti jaminan sosial, jam kerja, upah minimum, hak berserikat
dan berkumpul dan yang tidak kalah pentingnya adalah
perlindungan keselamatannya. Namun dalam kenyataannya,
perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja sering diabaikan,
khususnya oleh mereka yang cenderung mencari keuntungan
semata. Jika pekerja celaka atau tidak mampu bekerja tinggal
mencari pengganti dengan pekerja baru. Karena itulah diperlukan
perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.22
Selain perlindungan terhadap pekerjanya, terdapat jenis
perlindungan lain, yaitu:
a. Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)
Program Jamsostek pengaturannya diatur dalam
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 yang menurut Pasal 1 ayat (1)
Jamsostek adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam
bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari
penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai
akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja
berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan
meninggal dunia. Program Jamsostek merupakan kelanjutan
program Asuransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK) yang didirikan
menurut Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977.
22
b. Perlindungan keselamatan dan kesehatan
Perlindungan keselamatan dan kesehatan terhadap tenaga
kerja diatur dalam Pasal 86 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan disebutkan bahwa setiap
pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral, dan kesusilaan,
serta perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia
serta nilai-nilai agama.
c. Perlindungan upah
Perlindungan upah merupakan aspek perlindungan yang
paling penting bagi tenaga kerja. Bentuk perlindungan
pengupahan merupakan tujuan dari pekerja/buruh dalam
melakukan pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan yang
cukup untuk membiayai kehidupannya bersama dengan
keluarganya, yaitu penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Selama pekerja/buruh melakukan pekerjaannya, ia berhak atas
pengupahan yang menjamin kehidupannya bersama dengan
keluarganya. Selama itu memang majikan wajib membayar upah
1.6.
Metode Penelitian1.6.1.
J enis PenelitianJenis penelitian yang dipakai dalam penulisan skripsi ini yaitu
penelitian hukum sosiologis atau empiris yang terdiri dari:23
a. Penelitian terhadap identifikasi hukum
b. Penelitian terhadap efektifitas hokum
Paham-paham empiris dalam arti tertentu memandang proposisi
bersifat meramalkan (predictive) atau hipotesis dan memandang
kebenaran proposisi sebagai terpenuhinya ramalan-ramalan itu.24
Dikonsepkan sebagai gejala empiris yang teramati di alam
pengalaman, hukum tidak lagi dimaknakan sebagai kaidah-kaidah
normatif yang eksistensinya berada secara eksklusif di dalam suatu
system legitimasi yang formal.
Dari aspek substansinya, kini hukum lebih terlihat sebagai suatu
kekuatan sosial yang empiris wujudnya, namun yang lahir secara sah
sebagai produk lembaga kelengkapan Negara yang sah dan bekerja
dengan hasil yang mungkin efektif atau mungkin juga tidak untuk
memola perilaku-perilaku aktual warga masyarakat.25
Pendekatan yuridis empiris merupakan penelitian non doktrinal
yaitu penelitian berupa studi-studi empiris untuk menemukan teori-teori
23
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Rajawali Press, Jakarta, 2011, h.42
24
Ibid, h.18
25
mengenai proses terjadinya dan mengenai proses bekerjanya hokum di
dalam mayarakat.26
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana
perlindungan hukum keselamatan kerja terhadap tenaga kerja serta
upaya yang dilakukan dalam memberikan perlindungan hukum
keselamatan kerja di PT. X Surabaya. Pendekatan dilakukan dengan
mengadakan penelitian langsung di lapangan dengan tujuan untuk
mengumpulkan data yang berupa wawancara dan observasi yang
kemudian disebut sebagai data primer.
1.6.2.
Sumber DataSumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Dalam penelitian pada umumnya dibedakan antara data yang
diperoleh secara langsung dari masyarakat dan dari bahan-bahan
pustaka. Yang diperoleh langsung dari masyarakat dinamakan data
primer.27 Teknik yang digunakan untuk memperoleh data-data yang
dalam hal ini adalah tentang perlindungan hukum keselamatan kerja
terhadap tenaga kerja di PT. X Surabaya adalah wawancara dan
observasi.
26
Ibid, h.42
27
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data dari penelitian kepustakaan
dimana dalam data sekunder terdiri dari tiga bahan hukum yaitu
mencakup bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Sumber data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Adapun
maksudnya adalah sebagai berikut : 28
a.Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang mempunyai
kekuatan yang mengikat, berupa peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan kaitannya dengan permasalahan yang dibahas
terdiri dari :
1)Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan
2)Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1993
Tentang Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja.
3)Batang tubuh Undang-undang Dasar 1945
4)Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan
Kerja
b. Bahan hukum sekunder yaitu memberikan penjelasan mengenai
bahan hukum primer, seperti misalnya rancangan Undang-undang,
hasil-hasil penelitian, jurnal ilmiah dan seterusnya.
c.Bahan hukum tersier merupakan bahan hukum yang memberikan
petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan
28
sekunder, seperti kamus, ensikopedia, indeks kumulatif dan
seterusnya.29
1.6.3.
Metode Pengumpulan Data1. Kepustakaan
Untuk mendapatkan bahan hukum yang diperlukan dalam
penulisan skripsi ini diperoleh dengan cara melakukan studi
kepustakaan. Bahan hukum yang didapat diperoleh melalui
penelitian kepustakaan mencari, mempelajari dan memahami
buku-buku literatur hukum. Selain itu juga mengumpulkan bahan-bahan
hukum perundang-undangan yang sesuai dengan bahasan dalam
penelitian ini untuk dipelajari dan diteliti.
2. Wawancara
Pengumpulan data yang dilakukan melalui proses wawancara
dengan management dan tenaga kerja yang dilakukan di PT. X
Surabaya, pihak Disnaker kota Surabaya dan para pihak yang
mengerti akan keselamatan kerja.
3. Observasi
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini juga
menggunakan metode observasi yang mana tidak keseluruhan dapat
menimbulkan suatu kasus atau peristiwa hukum. Tujuannya untuk
mendapatkan data menyeluruh dari pelaksanaan keselamatan kerja.
29
1.6.4.
Metode Analisis DataSetelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap dari lapangan,
tahap berikutnya yang harus dilakukan adalah analisis data. Pada tahap
ini data yang dikumpulkan akan diolah dan dimanfaatkan sedemikian
rupa sehingga dapat dipergunakan untuk menjawab permasalahan.
Terhadap data yang sudah terkumpul dapat dilakukan analisis
kualitatif apabila:30
1. Data yang terkumpul tidak berupa angka – angka yang dapat
dilakukan pengukuran.
2. Data terdebut sukar diukur dengan angka.
3. Hubungan antara variabel tidak jelas.
4. Sampel lebih bersifat non probabilitas.
5. Pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara dan
pengamatan.
6. Penggunaan – penggunaan teori kurang diperlukan.
Untuk menganalisa data yang bersifat kualitatif ini, maka peneliti
mempergunakan analisa kualitatif yaitu data diperoleh, dipilih dan
disusun secara sistematis kemudian dianalisa secara kualitatif untuk
mendapatkan deskriptif tentang perlindungan hukum keselamatan kerja
terhadap tenaga kerja di PT. X Surabaya.
30
1.6.5.
Lokasi dan Waktu PenelitianLokasi penelitian ini dilaksanakan di PT. X yang beralamat di
Rungkut Industri Surabaya. Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan
Januari-April 2013
1.6.6.
Sistematika PenulisanSkripsi ini merupakan suatu kesatuan pemikiran secara utuh
dimulai dari pendahuluan sampai dengan penutup agar dapat diperoleh
hasil yang tepat dan terarah. Skripsi ini disusun secara sistematis
menjadi empat bab. Setiap bab memiliki keterkaitan antara yang satu
dengan yang lainnya. Secara lebih jelas dan terperinci akan diuraikan
sebagai berikut:
Bab I merupakan pendahuluan. Pendahuluan berisi uraian atau
gambaran mengenai topik yang dibahas dalam skripsi ini. Dalam bab I
ini dibagi menjadi beberapa sub bab yaitu latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka,
metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II merupakan pembahasan tentang rumusan masalah yang
pertama mengenai pelaksanaan keselamatan kerja di PT. X Surabaya.
Dalam bab II ini dibagi menjadi dua sub bab yaitu sub bab pertama
mengenai tugas dan tanggung jawab Sistem Managemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam meningkatkan keselamatan kerja
dan sub bab yang kedua mengenai pelaksanaan perlindungan
Bab III membahas tentang rumusan masalah yang kedua yaitu
mengenai bagaimana upaya hukum yang dilakukan bagi tenaga kerja
yang mengalami kecelakaan kerja di PT. X Surabaya. Dalam bab III ini
dibagi menjadi dua sub bab yaitu sub bab pertama mengenai prosedur
penanganan kecelakaan kerja dan sub bab yang kedua mengenai upaya
hukum dalam meningkatkan keselamatan kerja.
Bab IV merupakan bab penutup terdiri atas kesimpulan dan saran
atas pokok permasalahan. Pada bab terakhir dari penulisan skripsi ini
akan diuraikan mengenai kesimpulan dari bab-bab yang sebelumnya
dan kemudian memberikan saran yang tepat sesuai dengan
permasalahan yang ada, yang dapat memberikan manfaat terhadap
BAB II
PELAKSANAAN KESELAMATAN KERJ A DI PT. X
SURABAYA
2.1. Gambaran Umum Perusahaan
PT. X berlokasi di Rungkut Industri Surabaya. Menempati lahan
seluas 16.560 m. Perusahaan produksi karpet ini didirikan oleh Mr.
Bhagawan N Chugani pada tanggal 8 Maret 1983. Perusahaan ini sekarang
dipimpin oleh Mr. Prakash Kewani sebagai Presiden Direktur.
PT. X merupakan perusahaan pertama di Asia Tenggara yang
melakukan integrasi pembuatan benang, mulai beroperasi pada bulan Mei
1984 dengan hanya menggunakan dua mesin Tufting dan satu lini Finishing.
Sistem serat yang digunakan hanya terbatas pada Polipropilene BCF dan
benang nylon yang dicelup, semua bahan baku di import dari sebuah
perusahaan di Eropa.
Perusahaan ini telah mengalami perkembangan yang cukup pesat
sejak pertama kali beroperasi mulai dari Fiber Extrusion sampai pada
Finishing. Perusahaan menanbah 5 mesin Tufting, 1 mesin Double Head
Shearing dan 2 Dye Beck untuk meningkatkan target produksi. Penambahan
ini juga menambah fleksibilitas perusahaan dalam memenuhi keinginan
pelanggan yang makin spesifik. Kualitas produk adalah paling penting bagi
perusahaan ini dalam menjaga citra di mata pelanggan atau konsumen.
Keberhasilannya memenuhi berbagai kriteria standart internasional
yang ketat, perusahaan membuktikan konsistensi komitmennya pada
kualitas. Setelah pengakuan ISO pada tahun 1997, saat ini perusahaan
memfokuskan diri yang tujuan utamanya untuk kepuasan pelanggan.
Terkait dengan hal tersebut, perusahaan menanam modal yang besar
pada laboratorium Quality Control. Penelitian pengembangan teknologi
terbaru terus di upayakan dalam upaya memenuhi standar industry, hasilnya
pada tahun 1992 PT. X mulai diperhitungkan sebagai pabrik penghasil
karpet terkemuka di kawasan Asia.
Konsumen tidak lagi memandang karpet sekedar pada fungsinya
sebagai penutup lantai, namun sebagai penunjang dekorasi interior dan nilai
estetika pemiliknya dengan pertimbangan tersebut perusahaan menyediakan
produk yang kompetitif untuk memuaskan semua lapisan segmen pasar.
Keberhasilan perusahaan di dukung oleh pembentukan dan pelatihan yang
dikembangkan dari waktu ke waktu dengan suatu visi untuk mencapai
produktifitas yang lebih tinggi dalam pengoperasian dan pencapaian tujuan
perusahaan.
Dalam menghadapi persaingan global dimasa mendatang PT.X
mendirikan perusahaan patungan di kawasan Pasuruan Industrial Estate
Rembang. Perusahaan baru ini memproduksi moulded karpet bagi salah satu
perusahaan otomotif di Jepang.
Dalam upaya memasuki pasar internasional lebih insentif lagi
perusahaan ini mendirikan Trading Company di Jakarta dengan nama PT.
karpet, furniture, benang dan serat tekstile, wood pulp, kertas, bahan kimia
dan sejumlah komoditi lainnya.
Visi : Memberi yang terbaik kepada dunia lewat keindahan, keanggunan
dan kenyamanan dalam keharmonisan.
Misi:
a. Tim Classic Carpets yang handal bersama dengan segala sumber
kekayaan yang dapat diandalkan memastikan bahwa keinginan
pelanggan menjadi prioritas kami.
b. Sikap, sifat dan budaya merupakan komponen penting yang
membentuk sebuah perusahaan yang handal.
c. Selalu berusaha memberikan hasil produksi yang berkualitas.
Agar dapat mempertahankan predikat sebagai produsen karpet
terbesar di Asia Tenggara, PT. X telah melakukan berbagai pengembangan
dan inovasi teknologi antara lain dengan telah diproduksinya sendiri benang
polypropylene dan dengan mendatangkan mesin printing berteknologi
komputer. Kebijaksanaan perusahaan antara lain untuk:
1. Membuat karpet sesuai harapan dan kebutuhan konsumen.
2. Menerapkan dan mempertahankan suatu sistem managemen kualitas
yang efektif, efisien dan terencana di semua aktifitas managemen.
3. Secara terus menerus berusaha untuk memperbaiki dan
Seluruh karyawan PT. X mempunyai komitmen untuk
melaksanakan dan meningkatkan sistem managemen kualitas, sesuai
penerapan ISO 9002 – 9004 dan tujuan perusahaan.
Manajemen suatu perusahaan adalah nyawa dari suatu perusahaan.
Manajemen yang menentukan pertumbuhan atau kebangkrutan suatu
perusahaan. Dengan adanya suatu pengelolaan dan managemen yang baik
maka suatu perusahaan akan mampu bertahan dari segala tekanan, kendala,
dan rintangan yang ada. Bahkan akan berkembang menjadi lebih besar dan
lebih baik lagi.
PT. X Surabaya menerapkan sistem managemen yang terbuka bagi
seluruh karyawan, ini berarti setiap karyawan mempunyai kesempatan yang
sama dalam bekerja, berprestasi dan berkarir tanpa membedakan suku,
agama maupun kebangsaan. Sistem managemen terbuka ini juga
memberikan kesempatan pada karyawan yang berprestasi untuk
mendapatkan penghargaan yang lebih baik seperti kenaikan gaji, promosi
dan kesempatan mengikuti training.31
Dengan sistem ini diharapkan agar semua karyawan lebih
termotivasi untuk bekerja keras, disiplin dan bertanggung jawab sesuai
dengan bidang keahlian dan kemampuannya. Sejalan dengan itu, efisiensi
dan produktifitas kerja diharapkan akan meningkat yang pada akhirnya
31
karyawan jugalah yang akan menikmati hasilnya. PT. X Surabaya telah
melaksanakan berbagai program antara lain:32
a. Pendidikan dan latihan
b. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
c. Jamsostek
d. Evaluasi prestasi secara periodik
Dengan adanya program tersebut, diharapkan semua karyawan
akan mampu untuk bekerja sesuai dengan target yang telah ditentukan
perusahaan.
Di dalam sebuah perusahaan dibutuhkan suatu perangkat organisasi
system managemen perusahaan. System managemen perusahaan merupakan
nyawa dari perusahaan itu sendiri karena untuk menjalankan operasional
perusahaan itu sendiri merupakan tugas dan tanggung jawab dari
managemen perusahaan yang mengatur jalannya produksi di perusahaan itu
sendiri.
Berikut ini merupakan struktur organisasi yang ada di PT. X
Surabaya beserta job description sebagai berikut:
32
Uraian tugas dan tanggung jawab dan masing-masing jabatan yang ada
di PT. X Surabaya adalah sebagai berikut:
J ENIS J ABATAN TUGAS DAN
FUNGSINYA TANGGUNG J AWAB
Kepala Perusahaan Menyusun rencana kerja dan
yang dihasilkan benar.
Kepala EDP Menyusun rencana kerja
bulanan yang meliputi
Manager Produksi Membuat rencana kerja
K3 di perusahaan, menyusun
Manager Komersial Mempersiapkan peralatan
dan sarana kerja, mengontrol
Ketenagakerjaan, pasal 87, disebutkan setiap perusahaan wajib menerapkan
sistem managemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER.05/MEN/1996
Tentang Sistem Managemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Sistem
Managemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disebut
SMK3 adalah bagian dari sistem managemen secara keseluruhan yang
meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan,
prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan
dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif.
Menurut pengawas dinas tenaga kerja Surabaya sistem managemen
keselamatan dan kesehatan kerja yakni suatu sistem managemen yang
terdapat di dalam perusahaan yang bertugas mengenai keselamatan dan
kesehatan para pekerja yang terintegrasi langsung dengan sistem
managemen perusahaan.33
Dalam penerapan Sistem Managemen K3 sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER.05/MEN/1996 Tentang Sistem
Managemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, pasal 4, perusahaan wajib
melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamin
komitmen terhadap penerapan Sistem Managemen K3.
33
b. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja.
c. Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif
dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang
diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran keselamatan
dan kesehatan kerja.
d. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan
kesehatan kerja serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan.
e. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan Sistem
Managemen K3 secara berkesinambungan dengan tujuan
meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja.
SMK3 terdiri atas 2 unsur pokok yaitu proses managemen dan
elemen-elemen implementasinya. Proses SMK3 menjelaskan bagaimana sistem
managemen tersebut dijalankan atau digerakkan. Sedangkan elemen merupakan
komponen-komponen kunci yang terintegrasi satu dengan lainnya membentuk
satu kesatuan sistem managemen. Elemen-elemen ini mencakup antara lain
tanggung jawab, wewenang, hubungan antar fungsi, aktivitas, prosedur dan
sumber daya. Elemen ini dipakai untuk menetapkan kebijakan K3, perencanaan,
obyektif dan program K3.34
Kebijakan dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja adalah
menciptakan suatu kondisi dan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi
seluruh karyawan. Maka dari itu semua pekerjaan telah dilengkapi dengan
34
penjelasan prosedur kerja, instruksi kerja dan juga peralatan pengaman pada
daerah yang dirasakan berbahaya telah dipasang gambar atau foto atau tulisan
dengan maksud agar karyawan selalu ingat dan lebih waspada bila berada di
daerah tersebut seperti ruang mesin, ruang genset dan ruangan yang dirasakan
berbahaya untuk para pekerja. Kebersihan dan penataan lokasi kerja juga harus
diperhatikan. Lokasi yang bersih, rapi dan teratur akan memberikan rasa
nyaman dan senang dalam bekerja yang tentunya akan berdampak positif pada
hasil kerja dan juga keselamatan para karyawan.35
Sistem Managemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) wajib
dilaksanakan untuk perusahaan dengan tenaga kerja lebih dari 100 orang atau
tenaga kerja kurang dari 100 orang dengan resiko bahaya tinggi. Kewajiban
tersebut ada karena pertimbangan faktor bahaya dan kemampuan perusahaan,
karena untuk audit SMK3 yang dilaksanakan oleh Perusahaan Jasa Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (PJK3) juga membutuhkan biaya yang lumayan besar yaitu
minimal Rp.45.000.000,-36
Alat pengaman yang ada juga telah sesuai dengan standart keamanan
pekerjaan seperti sarung tangan, kacamata, penutup telinga, masker dan
peralatan lainnya. Selain itu, sebelum bekerja karyawan telah dipersiapkan lebih
dulu melalui pendidikan dan pelatihan.
Sebagai perusahaan dengan ratusan karyawan, PT. X Surabaya
mempunyai komitmen untuk ikut membantu kesejahteraan karyawan yaitu
dengan memberikan seragam, menyediakan kantin, musholla, mengikutkan
35
Wawancara Dengan Waskito, Supervisor Bagian Umum, 14 Juni 2013
karyawan dalam program jamsostek serta mendirikan koperasi karyawan yang
juga melayani kebutuhan simpan pinjam. Semuanya itu adalah perwujudan dari
komitmen perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan.
Sanksi yang diterima oleh perusahaan apabila tidak melaksanakan
SMK3 yaitu sanksi administratife berupa teguran, peringatan tertulis,
pembatasan kegiatan usaha, pembatalan persetujuan, pembatalan pendaftaran
dan pencabutan ijin usaha. Sanksi yang ada diberikan untuk perusahaan dengan
tingkat perekonomian yang lebih dikarenakan biaya yang dikeluarkan cukup
besar dan pada saat ini yang lebih diperhatikan yaitu kesejahteraan pekerja,
karena UMK yang berlaku pada saat ini cukup besar untuk perusahaan dengan
tingkat perekonomian yang rendah.37
Di dalam struktur organisasi perusahan terdapat struktur organisasi
SMK3 dalam pengertian struktur tersebut sebagai berikut :
1. ketua
a. memberikan arahan jalannya kegiatan keselamatan dan
kesehatan kerja sesuai dengan arah pimpinan perusahaan.
b. Membantu memecahkan masalah keselamatan dan kesehatan
kerja.
c. Menyetujui anggaran yang berhubungan dengan program
keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Wakil ketua
a. Memimpin rapat K3 (bulanan)
37
b. Mewakili pihak managemen dalam pengambilan keputusan
terhadap suatu masalah K3.
c. Memantau dan meninjau ulang kinerja K3 di perusahaan.
d. Melaporkan kegiatan K3 ke Managemen.
3. Sekretaris
a. Mengkoordinasikan semua aktifitas penetapan dan pelaksanaan
program K3.
b. Mempersiapkan agenda rapat dan hasil rapat K3
c. Membuat laporan kegiatan K3.
4. Anggota
a. Mengikuti rapat bulanan K3.
b. Memberikan masukan terhadap persoalan yang dibahas dalam
rapat.
c. Melaksanakan tugas-tugas yang ditetapkan dalam rapat.
Di PT. X Surabaya kegiatan perusahaan berlangsung secara kontinyu.
Bagi karyawan bagian administrasi, staff dan personalia mempunyai jam kerja
yaitu pukul 08.00 WIB-16.30 WIB untuk hari Senin hingga Jum’at, untuk hari
Sabtu dan Minggu libur, sedangkan untuk karyawan produksi berlaku dinas
Shift, dalam 24 jam dibagi 3 Shift yaitu:38
a. Shift I : Pukul 07.00 WIB – 15.00 WIB
b. Shift II : Pukul 15.00 WIB – 23.00 WIB
c. Shift III : Pukul 23.00 WIB – 07.30 WIB
38
Pada jadwal kerja yang diberikan oleh perusahaan sudah sesuai dengan
Undang–undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang
menyebutkan 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu)
minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
Jam kerja yang diberikan oleh perusahaan sudah relevan untuk dijalankan
karena di dalam jam kerja tersebut sudah termasuk jam istirahat yang diberikan
oleh perusahaan karena untuk menambah jam kerja juga tidak efektif untuk
diberikan pada tenaga kerja yang dapat menimbulkan kelelahan, hilangnya
konsentrasi, jenuh yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja pada tenaga kerja
tersebut.
Pada jadwal kerja tersebut berlaku untuk karyawan produksi pria maupun
wanita. Khusus untuk karyawan wanita yang memperoleh shift pada malam hari,
pihak perusahaan menyediakan transportasi antar jemput bagi karyawan wanita
yang membutuhkannya untuk menjamin keselamatannya.
Untuk karyawan wanita yang sedang mengandung, shift kerja berlaku
sesuai jadwal yang ditentukan. Apabila karyawan tersebut ingin jadwal shiftnya
diganti secara kontinyu pada pagi hari bisa diganti sesuai dengan hasil
pemeriksaan dari Dokter kandungan. Hak cuti yang diberikan oleh perusahaan
bagi karyawan wanita yang sedang mengandung selama 3 bulan berdasarkan
rekomendasi dari Dokter kandungan.
Di PT. X Surabaya menerapkan sistem kerja “No Work No Money” yang
karyawan tersebut akan dipotong upahnya. Pemotongan upah tersebut tidak
berlaku apabila tenaga kerja tersebut :39
a. Mendapatkan ijin dari atasannya atau pihak personalia
b. Para karyawan yang menjalani ibadah
c. Pekerja wanita yang sedang mengandung
Khusus untuk pekerja wanita yang sedang mengandung diberikan cuti
dengan upah penuh 6 minggu sebelum melahirkan dan 6 minggu sesudah
melahirkan sesuai dengan rekomendasi dari Dokter kandungan. Total untuk cuti
pekerja wanita yang sedang mengandung selama 3 bulan.
PT. X Surabaya telah memberikan upah terhadap karyawannya sesuai
dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2012 Tentang Upah
Minimum Kabupaten/Kota Di Jawa Timur Tahun 2013 sebesar Rp.1.740.000,-
Di dalam peraturan perusahaan pasal 39 disebutkan sistem pengupahan
sebagai berikut:
a. Penghasilan utama karyawan dengan masa kerja 0 s/d 1 tahun berupa upah
bulanan dan upah harian dengan upah minimum bulanan setara dengan
UMK (Upah Minimum Kabupaten/Kota).
b. Pajak pendapatan akan menjadi tanggung jawab perusahaan.
c. Upah dibayarkan hanya untuk hari masuk kerja dan hari tidak masuk kerja
yang telah disetujui oleh perusahaan.
d. Upah tidak dibayarkan untuk hari-hari karyawan tidak masuk kerja karena
mangkir. Hal ini berlaku untuk semua karyawan/karyawati.
39
e. Skala upah ditetapkan berdasarkan Surat Ketetapan Direksi.
Dalam peraturan perusahaan pasal 35 mengenai pembayaran upah selama
sakit, bila seorang karyawan sakit, tidak dapat melakukan atau melaksanakan
tugasnya karena masih berada di rumah sakit atau dalam perawatan dokter serta
poliklinik, maka pembayaran upahnya dilakukan menurut ketentuan sebagai
berikut:
a. 4 bulan pertama upahnya sebesar 100% tanpa uang makan
b. 4 bulan kedua upahnya sebesar 75% tanpa uang makan
c. 4 bulan ketiga upahnya sebesar 50% tanpa uang makan
d. Untuk bulan selanjutnya dibayar 25% tanpa uang makan sebelum
pemutusan hubungan kerja dilakukan oleh perusahaan.
Apabila tenaga kerja tersebut mengalami kecelakaan kerja diberikan
kompensasi kecelakaan kerja berdasarkan peraturan perusahaan pasal 43,
tunjangan selama tidak mampu bekerja ganti rugi karena menderita cacat
anggota badan pengobatan dan perawatan kepada setiap karyawan yang
disebabkan oleh kecelakaan akibat hubungan kerja akan dibayar oleh PT.
Jamsostek.
2.2. Pelaksanaan Per lindungan Keselamatan Kerja
2.2.1. Pedoman Per lindungan Keselamatan Kerja di PT. X Sur abaya
Pedoman perlindungan keselamatan kerja menurut Peraturan
a. Perusahaan mengadakan syarat perlindungan kerja yang aman
sehat di seluruh usahanya dan untuk memperkecil terjadinya
kecelakaan dan penyakit diantara karyawan.
Setiap tenaga kerja di PT. X Surabaya telah diberikan
alat pelindung diri berupa topi pelindung, masker, safety shoes,
celemek, sarung tangan dan tutup telinga. Selain itu, pihak
perusahaan juga memperhatikan lingkungan perusahaan seperti
kebersihan lingkungan kerja, ventilasi yang cukup, penerangan
yang disesuaikan dengan jenis pekerjaannya dan suhu udara
yang sesuai untuk menjaga kesehatan para pekerja.
b. Karyawan harus mentaati perintah atasannya, mentaati tata tertib
yang berhubungan dengan keselamatan kerja serta harus selalu
berusaha untuk mencegah terjadinya suatu kecelakaan,
perusahaan akan mengeluarkan petunjuk-petunjuk atau pedoman
tersendiri.
Sebelum karyawan melakukan pekerjaannya, karyawan
tersebut wajib untuk menuruti instruksi kerja yang dilakukan
oleh atasannya dengan cara para atasan dari setiap departemen
menginstruksikan untuk seluruh pekerja memakai alat pelindung
diri yang sudah disediakan oleh perusahaan. Selain itu, di dalam
perusahaan telah dipasang suatu tulisan/peringatan mengenai
daerah yang dirasa berbahaya untuk tenaga kerja dalam