ANALISA PERBEDAAN KEPRIBADIAN DAN PERENCANAAN KEUANGAN PRIBADI DI TINJ AU DARI PERSEPEKTIF GENDER
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
Dawud Hakiki 0813010094
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
ANALISA PERBEDAAN KEPRIBADIAN DAN PERENCANAAN KEUANGAN PRIBADI DI TINJ AU DARI PERSEPEKTIF GENDER
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Pr ogram Studi Akuntansi
Diajukan Oleh :
Dawud Hakiki 0813010094
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
SKRIPSI
ANALISA PERBEDAAN KEPRIBADIAN DAN PERENCANAAN KEUANGAN PRIBADI DI TINJ AU DARI PERSEPEKTIF GENDER
Disusun oleh :
Dawud Hakiki 0813010094/FE/AK
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal 25 Mei 2012
Pembimbing : Tim Penguji :
Dra. Ec. Dwi Suhartini, MAks
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
ANALISA PERBEDAAN KEPRIBADIAN DAN PERENCANAAN KEUANGAN PRIBADI DI TINJ AU DARI PERSEPEKTIF GENDER
Yang diajukan
Dawud Hakiki 0813010094/FE/AK
disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
DRS. EC. SJARIEF HIDAJAT, MSI Tanggal :………..
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
DRS.EC. RAHMAN AMRULLAH SUWAIDI, MS
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan
hidayahnya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul
“ANALISA PERBEDAAN KEPRIBADIAN DAN PERENCANAAN
KEUANGAN PRIBADI DI TINJ AU DARI PERSEPEKTIF GENDER” dapat
diselesaikan dengan baik.
Adapun maksud penyusunan skripsi adalah untuk memenuhi salah satu
persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE) Jurusan Akuntansi pada
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Keberhasilan penulisan ini tentu tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk
itu dalam kesempatan yang baik ini, penulis ingin menyampaikan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi, selaku Ketua Program Studi Akuntansi
4. Bapak Drs. Ec. Sjarief Hidajat, Msi, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberi petunjuk yang sangat
berguna sehingga terselesaikannya skripsi ini.
5. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah membekali penulis
dengan pengetahuan-pengetahuan yang sangat berguna dan berharga.
6. Ibunda solikha dan Ayahanda Alm. Kadnadi, penulis menyampaikan sembah
sujud yang tulus atas doa yang tulus dan segala jerih payah serta
pengorbanannya dalam mendidik penulis hingga saat ini, serta support dari
kakakku Dahlia Feriyani dan Dewi Yulianti yang tidak hentinya mendorong
dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Om Wahid dan Tante Nifa, yang telah membiayai kuliah penulis dari awal
sampai penulis menyelesaikan skripsi ini dan mendidik saya bagaimana
menjalani hidup dan kehidupan ini.
8. Seseorang yang spesial di hati Frismayanti Apriliyani, yang telah memberikan
kasih sayang, doa, nasehat, semangat, dan dukungannya selama ini sehingga
penulis dapat terselesaikan dengan baik.
9. Sahabatku Bara, Bayu, mas Ando, mas yayan dan seluruh keluarga besar
Batalyon 806 Resimen Mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur yang telah
memberikan doa, motivasi, dukungan dan keceriaan selama menempuh studi
10. Teman-temanku khususnya angkatan 2008 yang telah memberikan doa,
dukungan dan semangatnya selama ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan skripsi
ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan
di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat
bagi pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surabaya, Mei 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………... i
DAFTAR ISI ……… iv
DAFTAR GAMBAR ……….. viii
DAFTAR TABEL ….………... ix
DAFTAR LAMPIRAN ……..………... x
ABSTRAKSI ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanng Masalah ……….……… 1
1.2. Perumasan Masalah ……….………... 5
1.3. Tujuan Penelitian ……….…………... 5
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu ………..………..………… 7
2.2. Landasan Teori ………... 9
2.2.1. Perencanaan Keuangan ………….………..…... 9
2.2.1.1. Proses Perencanaan Keuangan …………..………….……..………….. 10
2.2.1.2. Alasan Diperlukannya Perencanaan Keuangan …………... 12
2.2.1.3. Jenis Perencanaan Keuangan ...………... 15
2.2.1.4. Siklus Kehidupan Manusia Dan Perencanaan Keuangan …... 16
2.2.1.5. Solusi Mengatasi Masalah Keuangan ………..………... 23
2.2.2. Anggaran Keuangan ………... 24
2.2.3. Gender ………...…...……… 27
2.2.4. Kepribadian ………...………... 30
2.3. Kerangka Pikir ………..………... 33
2.3.1. Hipotesis ………...…………..……….. 34
3.1.1. Definisi Operasional ………...……... 35
3.1.2. Teknik Pengukuran Variabel ………..……..…... 36
3.1.3. Pengukuran Variabel …...………..…... 37
3.2. Teknik Penentuan Sampel ……..………..……….. 38
3.2.1. Populasi ………... 37
3.2.2. Sampel ………..…………... 38
3.3. Teknik Pengumpulan Sampel ……..……….…….……... 39
3.3.1. Jenis Dan Sumber Data …..………..………... 39
3.3.2. Pengumpulan Data ……….…...………...…... 39
3.4. Uji Validitas …..………...………... 40
3.4.1. Uji Validitas …..………....…………...………... 40
3.4.2. Uji Realibilitas …….………..…………... 40
3.4.3. Uji Normalitas ………..………..………... 41
3.5. Teknik Analisis ………..………..…………... 41
4.1.1. Sejarah Umum UPN “Veteran” Jawa Timur …..………... 44
4.1.2. Falsafah, Visi, Misi, Dan Tujuan ………...………... 46
4.1.2.1. Falsafah ...….……….……... 46
4.1.2.2. Visi ….……...….……….………… 46
4.1.2.3. Misi ..…………...………..………...………... 46
4.1.2.4. Tujuan .…….………..………..…………..………... 47
4.1.3. Sejarah, Dasar, Tujuan Dan Manfaat Resimen Mahasiswa UPN “Veteran Jawa Timur ….…..……….………... 47
4.1.3.1. Sejarah ………….………... 47
4.1.3.2. Dasar ………...……….…………... 50
4.1.3.3. Tujuan …..……….…... 50
4.1.3.4. Manfaat …………...………..………..………... 51
4.1.4. Visi Dan Misi ……..……….………... 52
4.1.4.1. Visi …….……….……… 52
4.1.4.1. Misi …………...………... 52
4.2.1. Kepribadian ……...……….…….………….. 52
4.2.2. Perencanaan Keuangan Pribadi ………...………..………... 55
4.3. Pengujian Hipotesis Dan Pembahasan …………..………..………… 58
4.3.1. Uji Validitas ………...……….……….. 58
4.3.2. Uji Realibilitas ……….………..………... 60
4.4. Pengujian Hipotesis ………..……….…... 61
4.5. Pembahasan ………….……….………... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ………...………..………...……... 66
5.2. Saran ………..………...…….. 67
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. proses penyusunan anggaran ………..………. 25
Tabel 4.1. tanggapan responden terhadap kepribadian ……… 53
Tabel 4.2. tanggapan responden terhadap perencanaan keuangan pribadi …….. 55
Tabel 4.3. uji validitas kepribadian ……….…. 58
Tabel 4.4. uji validitas keuangan pribadi ………. 59
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Tabulasi Data
Lampiran 3 Uji Validitas dan Realibilitas
Lampiran 4 Hasil Uji beda
ANALISA PERBEDAAN KEPRIBADIAN DAN PERENCANAAN KEUANGANPRIBADI DITINJ AU DARI PERSPEKTIF GENDER
Oleh :
Dawud Hakiki
Abstraksi
Perencanaan keuangan diperlukan untuk menentukan arah yang jelas bagi pengelolaan keuangan pribadi atau keluarga. Tanpa perencanaan keuangan akan cenderung memboroskan uang yang telah diperoleh dengan susah payah. Menghabiskan uang hari ini untuk memenuhi kebutuhan hari ini. Banyak masalah keuangan yang terjadi pada mahasiswa seperti kehabisan uang saku bulanan, tidak bisa memenuhi kebutuhan pribadi,telat membayar uang kos bagi yang ngekos, dan telat membayar SPP. Atas dasar pemikiran tersebut peneilitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi Apakah ada perbedaan kepribadian pada mahasiswa mahasiswi UPN “Veteran “ Jawa timur dan apakah ada perbedaan perencanaan keuangan pribadi pada mahasiswa mahasiswi UPN “Veteran “ Jawa timur.
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari penyeberan kuesioner kepada 58 responden dan dari hasil observasi langsung kepada obyek penelitian. Untuk memenuhi tujuan penelitian, hipotesis di uji dengan menggunakan uji beda tidak berpasangan dimana mahasiswa dan mahasiswi sebagai acuan pembanding.
Dari uji t dapat disimpulkan bahwa : Ada perbedaan gender terhadap kepribadian mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur, dan Ada perbedaan gender terhadap perencanaan keuangan pribadi mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perencanaan keuangan menjadi perhatian banyak peneliti karena pengetahuan
ini mampu memberikan pedoman bagi seseorang untuk merealisasikan tujuan
hidupnya. Perencanaan yang dilakukan lebih dini akan lebih baik. Saat ini
perencanaan keuangan mengalami perkembangan sangat pesat. Dahulu perencanaan
keuangan digunakan pada perusahaan untuk merencanakan keuangan kedepannya.
Namun, saat ini perencanaan keuangan tidak hanya untuk perusahaan. Perencanaan
keuangan juga dibutuhkan oleh industri kecil, industri rumahan, rumah tangga bahkan
untuk pribadi.
Perencanaan keuangan diperlukan untuk menentukan arah yang jelas bagi
pengelolaan keuangan pribadi atau keluarga. Tanpa perencanaan keuangan akan
cenderung memboroskan uang yang telah diperoleh dengan susah payah.
Menghabiskan uang hari ini untuk memenuhi kebutuhan hari ini. Para karyawan
dengan gaji bulanan cenderung bersikap seperti ini, karena yakin bahwa bulan depan
akan memperoleh gaji, pada mahasiswapun juga seperti itu, mahasiswa merasa setiap
bulan mendapatkan uang saku dari orang tua.
Menurut Robinson,(2001) kepribadian adalah ciri, karakteristik, gaya, atau
kepribadian itu bersumber dari bentukan-bentukan yang kita terima dari lingkungan,
misalnya bentukan dari pada masa kecil dan juga bawaan-bawaan yang dibawa sejak
lahir. Selain itu kepribadian ada juga faktor perencanaan keuangan, masih banyak
mahasiswa yang belum merencanakan keuangannya. Hal ini yang menyebabkan para
mahasiswa boros dan menghabiskan uang tanpa memikirkan hari berikutnya.
Kenyataan diatas membuktikan bahwa hanya perusahaan yang mutlak mengelola
keuangan secara baik, keluarga dan individupun harus mahir menangani keuangannya
agar pendapatan dan pengeluaran bisa diatur keseimbangannya. Merencanakan
keuangan pribadi dan keluarga mutlak dilakukan agar perjalanan hidup selanjutnya
lebih aman (Sambel et al, 2003).
Perencanaan keuangan secara defenisi adalah proses mencapai tujuan hidup
seseorang melalui manajemen keuangan secara terencana. Tujuan hidup dapat
termasuk membeli rumah, menabung untuk pendidikan anak atau merencanakan
pensiun.(Ric Edelmen, 1998) memaparkan alasan mengapa perencanaan keuangan
perlu dilakukan oleh individu maupun keluarga. Pada intinya dapat dikatakan bahwa
perencanaan keuangan menjadi penting karena tanpa perencanaan yang baik, maka
hidup yang bagi sebagian besar anggota masyarakat sudah sulit akan menjadi sulit.
Bertambahnya penderitaan yang bisa dihindari dengan melakukan perencanaan
keuangan dengan baik dan terarah.
Tidak seoarang pun yang ingin mengalami kondisi keuangan yang buruk.
Namun banyak juga orang yang tidak menyadari pentingnya manajeman keuangan
menghindari situasi yang disebut defisit dalam keuangan, karena perencanaan
keuangan keluarga tidak hanya diperuntukkan bagi mereka yang berpendapatan
besar, tetapi setiap orang baik kaya atau miskin perlu untuk membuat perencanaan
hidupnya guna mewujudkan tujuan hidupnya, namun perbedaanya hanya dalam
pengalokasian dan uang masing-masing individu.
Banyak masalah keuangan yang terjadi pada mahasiswa seperti kehabisan uang
saku bulanan, tidak bisa memenuhi kebutuhan pribadi,telat membayar uang kos bagi
yang ngekos, dan telat membayar SPP. Hal ini dikarenakan mahasiswa tidak
merencanakan keuangannya sehingga menyebabkan mahasiswa menggunakan uang
SPP untuk memenuhi kebutuhannya, karena mahasiswa yakin bulan depan akan
mendapatkan uang saku, dan melunasi hutangnya dengan menyerahkan sebagian
uang saku yang seharusnya digunakan sebaik mungkin pada bulan ini. Sehingga
masalah itu tidak akan ada jalan keluarnya, selain dengan cara mengatur
keuangannya. Dengan perencanaan yang baik, masalah-masalah keuangan diatas
tidak akan terjadi.
Konsep gender menurut Fakih (2007:8) yaitu sifat yang melekat pada kaum
perempuan maupun laki-laki yang dikonstruksikan secara sosial maupun kultural.
Ciri dari sifat itu sendiri dapat dipertukarkan dengan kata lain ada pria yang
mempunyai sifat seperti wanita, demikian sebaliknya, sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa gender adalah ciri-ciri anatomis dan fisioligis yang membedakan
diantara keduanya sehingga mempengaruhi tiap individu dalam berpenampilan,
berpikir, berprilaku maupun berperasaan
Pengetahuan tentang pengelolaan keuangan pribadi bukan hanya dimiliki oleh
mahasiswa fakultas ekonomi saja tetapi hal ini dapat terjadi dikarenakan oleh
kebiasaan atau faktor dukungan lingkungan. Sebagai mahasiswa yang notabene
adalah kaum intelektual, yang seharusnya mampu melakukan perencanaan keuangan
dengan baik, terampil dan bijaksana, salain itu perencanaan keuangan merupakan
proses belajar untuk mandiri terhadap mengatur seluruh keuangannya di masa kini
dan masa mendatang.
Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan, permasalahan diatas dialami
oleh mahasiswa yang mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa Resimen Mahasiswa atau
UKM Menwa. Selain itu di dalam UKM Resimen Mahasiswa terdapat berbagai
macam anggota yang terdiri dari beberapa fakultas yang ada di UPN “Veteran” Jawa
Timur.
Lewat banyak permasalahan yang sudah ditemui maka sekarang seorang
mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur khususnya mahasiswa yang mengikuti UKM
Menwa sangat dipertaruhkan karena pada dasarnya seorang mahasiswa telah
mempelajari ilmu-ilmu ekonomi dan prinsip-prinsip ekonomi secara umum dan
baiknya diterapkan kedalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam mengelola dan
merencanakan keuangan pribadi.
Panigoro (2011) mengatakan kepribadian berpengaruh terhadap perencanaan
perencanaan keuangan pribadi. Tidak berpengaruh signifikannya gender terhadap
perencanaan keuangan pribadi menunjukkan bahwa gender bukan merupakan faktor
utama dari pengaruh perencanaan keuangan pribadi.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul: “Analisa Perbedaan Kepribadian Dan Perencanaan Keuangan
Pr ibadi Di Tinjau Dari Persepektif Gender”.
1.2. Perumusan Masalah
Setelah dilihat dari latar belakang yang ada, maka berikut dibuat suatu
perumusan masalah yaitu:
1. Apakah ada perbedaan kepribadian antar mahasiswa dan mahasiswi UPN
“Veteran” Jawa Timur?
2. Apakah ada perbedaan perencanaan keuangan pribadi antara mahasiswa dan
mahasiswi UPN “Veteran” Jawa Timur?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji secara
empiris apakah ada perbedaan kepribadian dan perencanaan keuangan pribadi di
1.4. Manfaat Penelitian
Penyusunan skripsi ini adalah kewajiban sebagaimana layaknya setiap
mahasiswa yang telah selesai menempuh pendidikan tahap akhir di bangku
perkuliahan. Adapun manfaat penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi penulis
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti terhadap perencanaan
keuangan pribadi.
b. Bagi mahasiswa
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian yang sama,
sehingga hasil penelitian tersebut akan menjadi lebih sempurna.
c. Bagi UPN”Veteran” Jawa Timur
Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dengan materi yang
berhubungan dengan skripsi ini, serta sebagai Dharma Bhakti terhadap perguruan
BAB II
TINJ AUN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai
sebagai bahan masukan serta bahan kajian berkaitan dengan penelitian ini adalah :
1. Renanta (2007)
Penelitian yang berjudul “pengelolaan keuangan keluarga pedagang etnis cina”
adapun perumusan masalahnya adalah bagaimana manajemen pengelolaan keuangan
keluarga. Hasil kesimpulan dari penelitian ini adalah etnis cina mempunyai cara
tersendiri dalam menyusun anggaran keuangan keluarganya, anggaran keluarga bagi
etnis cina merupakan hasil pengumpulan dan perangkuman semua ekspektasi
pemasukan dan pengeluaran yang dilakukan setiap bulan, dimana terdapat seluruh
pengeluaran dari seluruh anggota keluarga dan dana keperluan darurat, selain itu juga
terdapat pemasukan yang mereka jalankan, meskipun usaha yang mereka jalankan
milik mereka sendiri atau bisa disebut dengan usaha keluarga, dalam pencatatan
keuangan terdapat pencatatan yang berbeda antara catatan keuangan dan usaha, hal
ini dilakukan agar dapat diketahui antara keperluan rumah tangga dan keperluan
usaha, karena dalam usaha etnis cina menilai pengeluaran yang dilakukan dalam
sebuah usaha sepenuhnya adalah investasi, selain itu etnis cina mempunyai
2. Widyasari (2009)
Penelitian yang berjudul “manajemen pengelolaan dan perencanaan keuangan
keluarga pada ibu rumah tangga di kawasan siwalankerto Surabaya” adapun
perumusan masalahnya adalah bagaimana kinerja wanita khususnya ibu dalam
mengelola keuangan keluarga, bagaimana cara untuk merencanakan keuangan
keluarga secara keseluruhan. Hasil kesimpulan dari penelitian ini adalah keuangan
yang sistematis dan lengkap, dapat membantu bahkan memberikan informasi yang
signifikan tentang harta kekayaan maupun informasi yang berhubungan dengan
keuangan keluarga sehingga dapat lebih mengerti oleh anggota keluarga lainnya.
Agar dapat lebih baik lagi dalam mengambil keputusan yang penting dalam keuangan
keluarga.
3. Mahsun (2002)
Penelitian ini berjudul “Analisis Gender Terhadap Kinerja Pegawai Struktural
Instansi Pemerintah Di Kantor Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah”, dari hasil
penelitian ini didapat bahwa secara keseluruhan tingkat kinerja pegawai dapat
dijelaskan bahwa pada umumnya sebagian besar pegawai tingkat kinerjanya masih
kurang, baru sebagian kecil yang tingkat kinerjanya sudah baik. sebagian besar
pegawai laki-Iaki tingkat kinerjanya sudah baik, sedangkan pegawai perempuan
sebagian besar tingkat kinerjanya masih kurang baik. Berdasarkan kondisi tersebut
disimpulkan bahwa ada perbedaan antara kinerja pegawai laki-laki dengan pegawai
perempuan, temyata kinerja pegawai laki-laki adalah lebih baik dari pada kinetja
4. Panigoro (2011)
Penelitian yang berjudul “analisa gender dan kepribadian terhadap perencanaan
keuangan pribadi pada mahasiswa fakultas ekonomi ( UPN “Veteran” Jawa Timur )
adapun perumusan masalahnya adalah 1). Apakah faktor gender mempengaruhi
perencanaan keuangan pribadi pada mahasiswa fakultas ekonomi?, 2). Apakah faktor
kepribadian mempengaruhi perencanaan keuangan pribadi pada mahasiswa fakultas
ekonomi?. Hasil kesimpulan dari penelitian adalah kedua variabel bebas yaitu gender
dan kepribadian, hanya variabel kepribadian yang berpengaruh terhadap perencanaan
keuangan pribadi. Sedangkan gender tidak berpengaruh signifikan terhadap
perencanaan keuangan pribadi. Tidak berpengaruh signifikannya gender terhadap
perencanaan keuangan pribadi menunjukkan bahwa gender bukan merupakan faktor
utama dari pengaruh perencanaan keuangan pribadi. Berpengaruhnya kepribadian
terhadap perencanaan keuangan pribadi menunjukkan bahwa mahasiswa fakultas
ekonomi UPN “Veteran” Jatim masing-masing individu mempunyai kepribadian
yang berbeda-beda.
2.2. Landasan Teori
2.2.1.Perencanaan Keuangan
Perencanaan keuangan atau financial planning adalah proses merencanakan
keuangan untuk mencapai tujuan keuangan. Satu alasan pasti mengapa kita harus
melakukan financial planning adalah karena kita harus menjalani kehidupan yang
Saat menjalani kehidupan, ada banyak sekali hal yang harus dilakukan dalam
kondisi ketidakpastian. Dan untuk itulah kita memerlukan perencanaan yang benar.
Meminjam fase kehidupan dari Leboeuf, ada empat aktivitas sepanjang hidup kita
yang harus dijalani yaitu belajar, menghasilkan, hidup, dan memberi. Belajar adalah
aktivitas hidup yang dilakoni pada tahun-tahun awal, menghasilkan adalah aktivitas
saat dewasa dan paruh baya, hidup dan memberi adalah aktivitas di saat usia senja.
Pada fase manapun kita berada, perencanaan keuangan seharusnya sudah
dilakukan sebelum aktivitas tersebut dilakukan. Perencanaan untuk membiayai
sekolah, membiayai kehidupan keseharian, tabungan untuk hari depan saat usia uzur
tiba atau memberi sedikit warisan kepada keturunan akan jauh lebih baik jika sudah
direncanakan sejak awal.
Financial planning berlaku untuk semua orang baik yang memiliki banyak uang
atau sedikit uang. Memiliki banyak uang tanpa perencanaan keuangan,bisa membuat
kekayaan tidak bertambah atau malah kian terjebak dalam pusaran utang
(Hidayat,2010:20).
2.2.1.1. Pr oses Perencanaan Keuangan
a. Penentuan tujuan keuangan
Setelah memahami kondisi keuangan saat ini, kita lebih siap untuk menentukan
tujuan keuangan yang spesifik dan realistis dalam kaitan dengan perencanaan
keuangan pribadi secara terpadu. Salah satu kunci lain dalam menentukan tujuan
pelaksanaan dan usaha yang berkisanambungan. Untuk itu perlu dipertimbangankan
situasi kondisi saat ini. Dalam menentukan tujuan jangan sampai tujuan ini menjadi
seperti pungguk merindukan bulan. Ciri realistis sangatlah penting karena tujuan
keuangan merupakan pilar penting perencanaan keuangan keluarga. Tujuan yang
terlalu mulus akan menjadi boomerang karena bebannya akan terasa sangat berat
sehingga menjadi enggan untuk melakukan perencanaan dan usaha pencapaiannya.
Selain itu, tujuan juga harus diurutkan berdasarkan prioritasnya. Bila ada beberapa
tujuan keuangan, perlu dikaji urutan prioritasnya. Keterbatasan dan kendala sumber
daya yang kita miliki sering mengharuskan kita untuk memilih tujuan yang paling
penting harus dicapai lebih dulu. Setelah tujuan prioritas tercapai, tujuan lain bisa
dikejar bila kondisi memungkinkan.
b. Penyusunan rencana strategi untuk mencapai tujuan
Setelah mengetahui tujuan awal dan tujuan pribadi, langkah selanjutnya adalah
penyusunan strategi untuk mencapai tujuan keuangan pribadi, sebagai Persiapan
penyusunan strategi, perlu dilakukan analisis lebih lanjut terhadap kondisi keuangan.
Dari analisis dapat dilihat terpenuhinya ciri SMART dari tujuan keuangan pribadi
yang ditentukan. Analisis ini juga membantu mengidentifikasi kesesuaian antara
keinginan kita atau nilai-nilai yang kita miliki dan kebiasan serta penggunaan
pendapatan bulanan. Bila ditemukan ketidaksesuian, maka perlu ditentukan sasaran
jangka pendek untuk menangani kesenjangan ini. Selanjutnya, strategi yang disusun
c. Pembelajaran untuk melengkapi dir i dengan pengetahuan.
Perencanaan keuangan dapat membantu meningkatkan diri kita dengan
mengarahkan kita untuk mempelajari pengetahuan baru, ketrampilan baru, dan
membangun sikap baru.
d. Pelaksanaan strategi dengan bekerja keras dan bekerja cerdas
Agar tujuan keuangan bisa tercapai, kita perlu mengembangkan kebiasan untuk
bekerja keras dan cerdas (work hard and smart). Kebiasan inilah dalam jangka
panjang akan menentukan masa depan kita.
e. Pemantauan dan pengelolaan sumber daya yang dimiliki
Langkah berikutnya adalah terus mengelola sumber daya dan memantau
pelaksanaan agar sesuai dengan rencana. Bila terjadi penyimpangan terhadap rencana
semula, perlu dilakukan tindakan pemulihan. Tindakan ini bisa berupa
mengembalikan perjalanan pada jalur semula, atau mengubah rencana karena sudah
relavan lagi dengan situasi saat ini. Revisi mungkin terjadi karena keadaan keuangan
keluarga selalu berubah.
2.2.1.2. Alasan Diper lukannya Per encanaan Keuangan
Alasan diperlukannya perencanaan keuangan selain menambah kekayaan adalah
menjaga agar kehidupan keuangan tidak kacau akibat ada hal-hal yang tidak sesuai
dengan keinginan seperti dana tak terduga, kenaikan harga pasar, kebutuhan pribadi
Ric Edelman (1998) memaparkan 11 alasan mengapa perencanaan keuangan
perlu dilakukan oleh individu maupun keluarga. Menurut Edelman, melaksanakan
perencanaan keuangan lebih memungkinkan untuk :
1. Melindungi diri sendiri dan keluarga dari berbagai resiko yang berdampak secara
financial seperti kecelakaan, penyakit, kematian, dan tuntutan hukum;
2. Mengurangi hutang/hutang pribadi/keluarga;
3. Membiayai kehidupan saat tidak berada dalam rentang usia produktif (ini
berkaitan dengan naiknya tingkat ekspektasi hidup rata-rata manusia di suatu
negara);
4. Membayar biaya-biaya yang diperlukan untuk membesarkan anak;
5. Menyediakan biaya pendidikan anak sampai perguruan tinggi;
6. Membayar biaya pernikahan anak;
7. Membeli rumah;
8. Membeli kendaraan;
9. Mampu menentukan masa pensiun dengan gaya hidup yang kita inginkan;
10.Mambayar biaya-biaya perawatan yang bersifat jangka panjang;
11.Mewariskan kesejahteraan kepada generasi berikutnya (anak,cucu, cicit, canggah)
Daftar alasan rasional diatas bisa ditambah dan diperpanjang sesuai dengan
tujuan-tujuan kehidupan yang sangat bervariasi dari orang ke orang. Misalnya,
membiayai orang tua dan keluarga untuk umroh, naik haji, membiayai anak asuh di
panti asuhan, dan sebagainya.
Pada intinya dapat dikatakan bahwa perencanaan keuangan menjadi penting
karena tanpa perencanaan yang baik, maka hidup yang bagi sebagian besar anggota
masyarakat sudah sulit akan menjadi semakin sulit. Bertambahnya penderitaan itu
bisa dihindari dengan melakukan perencanaan keuangan dengan baik dan terarah.
Perencanaan memungkinkan untuk menentukan arah dan memberi makna atas
keputusan-keputusan finansial yang kita ambil. Perencanaan juga berguna agar lebih
memahami dan mengerti dampak atau konsekuensi keputusan finansial terhadap
kondisi keuangan dan pemenuhan kebutuhan kehidupan.
Perencanaan keuangan membuat lebih jelas melihat ketertarikan keputusan
finansial dengan aspek finansial lainnya secara keseluruhan, dan lebih jeli
mempertimbangkan dampak jangka pendek dan jangka panjang terhadap tujuan hidup
kita. Dengan perencanaan keuangan, juga dimungkinkan untuk lebih mudah
meyesuaikan diri dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam perjalanan hidup
kita dan merasa lebih aman atau nyaman karena segala sesuatu yang beresiko
terhadap kondisi finansial telah diantisipasi sebelumnya.
Disamping memaparkan 11 alasan rasional yang pada intinya menegaskan arti
penting dari proses perencanaan keuangan, Edelman juga menyebutkan 4 masalah
utama yang membuat orang gagal menciptakan kehidupan yang sejahtera adalah
2.2.1.3.J enis Per encanaan Keuangan
Perencanaan keuangan individu mencakup beberapa perencanaan seperti
dibawah ini (Malinda, 2007):
1. Perencanaan Investasi
Bertujuan melakukan akumulasi kekayaan pribadi (Wealth accumulation).
Misalnya berupa, pengalokasian dana kedalam instrument investasi seperti tabungan
bank, reksa dana, polis asuransi jiwa, saham, dan property.
2. Perencanaan Resiko atau Asuransi
Bertujuan untuk mendapatkan nilai ekonomi hidup (economic live value) uang
menjadi dasar kebutuhan asuransi jiwa. Nilai hidup sama dengan kapasitas
pendapatan seseorang. Jika nilai ekonomi seseorang mencari nafkah berkurang atau
hilang, maka keluarganya secara finansial akan mengalami kerugian atau tidak siap.
Biasanya resiko penanggulangan berbentuk suatu penggantian pendapatan bagi
keluarga karena meninggal dini, cacat, atau menderita penyakit kritis.
3. Perencanaan Pajak Pribadi (personal tax planning)
Bertujuan untuk efesiensi kewajiban membayar pajak sesuai dengan peraturan
yang berlaku. Efisien pajak bukan usaha untuk menghindar dari pajak.
4. Perencanaan hari Tua (retirement Planning)
Bertujuan melakukan analisis kebutuhan dana (capital need analysis) berupa
5. Perencanaan Warisan (estate planning)
Apabila seseorang meninggal, maka harta miliknya bukan lagi miliknya.
Perencanaan warisan adalah proses mengumpulkan dana serta membagikan kekayaan
secara efisien dan efektif setelah orang tersebut meninggal sesuai dengan
keinginannya.
2.2.1.4.Siklus Kehidupan Manusia dan Perencanaan Keuangan
Perencanaan keuangan pribadi umumnya melakukan pendekatan individual. Hal
ini bisa dilakukan dengan mempertimbangkan siklus kehidupan manusia. Siklus
kehidupan manusia adalah perjalanan hidup manusia yang selalu dimulai dari
kelahiran dan diakhiri dengan meninggalnya individu tersebut. Perencanaan dengan
melihat pendekatan siklus kehidupan manusia dapat digunakan sebagai acuan dalam
membuat pertimbangan kebutuhan dimasa yang akan datang.
Menurut (Malinda, 2007), sebelum membuat suatu perencanaan keuangan,
langkah awal yang harus dilakukan adalah kegiatan pengumpulan data. Pengumpulan
data mencakup siklus kehidupan manusia, profil resiko, dan kebutuhan dana darurat.
Setiap masa dalam siklus kehidupan manusia mempunyai karakteristik yang
mirip yang akan dibahas menggunakan siklus kehidupan yang telah disederhanakan.
Malinda menjelaskan barbagai perilaku individu dalam setiap masa siklus kehidupan
Usia sekolah dasar sampai lulus perguruan tinggi S1 di usia 20-an(masa anak-anak):
1. Pada usia 0 sampai 18 tahun
a. Pada umumnya orang masih berada di bangku sekolah pendidikan dasar dan
seluruh biaya hidup ditanggung oleh orang tua. “Lived is beautiful, with no
responsibilities what so ever…” kira-kira begitulah gambaran hidup seseorang
pada masa kanak-kanak dan remajanya. Hanya saja memang tidak seindah
kenyataannya jika berkaitan dengan uang.
b. Saat diperguruan tinggi, kebanyakan masih dibiayai orang tua, tetapi pengaruh
teman-teman, mengikuti tren, atau mungkin memang terpaksa banyak juga
yang harus paruh waktunya mencari penghasilan tambahan untuk tambahan
ongkos kuliah. Dengan naiknya biaya kuliah, transportasi, dan buku-buku
memang sedikit sulit jika harus mengandalkan orang tua. Mempunyai uang
sendiri kedengarannya lebih keren dan gaul. Lebih bebas menentukan pilihan
dimana kebanggaan tersendiri. Asalkan bisa membagi waktu dengan jadwal
kuliah yang harus segera diselesaikan, maka belajar paruh waktu atau
berusaha mendapatkan uang sendiri sambil kuliah tentunya bisa dilakukan.
Bekerja sambil kuliah memang memanfaatkan waktu luang dengan positif.
2. Di usia 20-an (masa lajang)
a. Penghasilan belum terlalu besar saat ini karena itu mulailah membangun
kebiasaan berbelanja dengan cara mengeluarkan uang sesuai dengan anggaran
b. Pada masa ini biasanya orang masih malas menabung, tatapi rajin berbelanja.
Namun seberapa penghasilan anda, usahakanlah untuk selalu bisa
menyisihkan uang secara rutin dari penghasilan tiap bulan. Pastikan bahwa
anda mempunyai tabungan di bank dalam kondisi nyaman, fasilitas lengkap,
biaya administrasi rendah dengan bunga tabungan yang bersaing. Pisahkan
tabungan dengan rekening-rekening gaji.
c. Cobalah untuk bisa membentuk sejumlah dana darurat, yaitu sejumlah dana
yang dengan sengaja disisihkan untuk membiayai pengeluaran mendadak
yang sifatnya darurat. Pada usia ini kebutuhan dana darurat belum terlalu
besar sehingga cukup mencadangkan sebesar 1 kali pengeluaran anda
perbulan. Anda bisa menempatkan rekening dana darurat ini di rekening
tabungan.
d. Mulai berpikir mengenai persiapan pensiun, walaupun masih jauh panggang
dari api alias masih lama sekali anda pensiun. Tidak pernah ada kata terlalu
cepat dan terlalu dini untuk persiapan pensiun. Jika perusahaan tempat anda
bekerja mempunyai program dana pensiun sendiri, bergabunglah, atau anda
bisa mengikuti program dana pensiun jamsostek dari pemerintah atau belilah
program dana pensiun yang ditawarkan lembaga keuangan lain seperti bank
dan perusahaan asuransi.
e. Jangan membeli asuransi jiwa jika anda belum mempunyai tanggungan atau
mengambil asuransi kesehatan jika perusahaan tempat anda bekerja tidak
meng-cover biaya ini.
3. Di usia 30-an (masa menikah)
a. Pada saat ini anda mungkin sudah menikah karena itu perlu sekali meng-cover
penghasilan anda dengan asuransi jiwa apalagi jika sudah memiliki anak.
Jangan sampai keluarga yang anda tinggalkan mengalami derita finansial yang
terlalu parah karena anda meninggal terlalu cepat.
b. Dengan adanya anak, maka sudah saatnya mempersiapkan dana pendidikan
anak. Anda bisa mempersiapkan dengan cara menabung ditabungan
pendidikan, mengambil asuransi pendidikan, atau kedalam produk investasi
lain.
c. Pertimbangkan jika untuk mengambil asuransi kecelakaan yang lebih lengkap
seperti asuransi yang meng-cover resiko kecelakaan, penyakit kritis, cacat
tetap akibat kecelakaan, atau resiko-resiko lain yang belum dicakup oleh
tunjangan kesehatan dari perusahaan anda.
d. Jangan lupa untuk meng-cover harta benda anda dengan asuransi kerugian
seperti asuransi kendaraan atau asuransi kebakaran.
e. Pastikan bahwa anda mengambil cicilan kredit rumah atau KPR yang tidak
terlalu memberatkan anda. Luangkan waktu untuk membandingkan
penawaran KPR antara bank yang satu dengan yang lain dan jangan malas
untuk berburu rumah idaman anda, agar sesuai antara budget dengan
f. Jika anda mempunyai sejumlah harta, buat surat wasiat. Membuat surat wasiat
sebenarnya mudah dan tidak mahal, tetapi orang belum terbiasa sebab tidak
tahu caranya. Padahal sangat penting dilakukan agar keluarga yang ditinggal
tidak berebut harta warisan, juga memudahkan berbagai urusan administrasi
bagi pasangan dan anak-anak. Sebaiknya tanyalah kepada teman yang ahli
atau seorang notaris yang sudah berpengalaman dalam membuat surat wasiat.
g. Evaluasi terus program pensiun yang sudah anda ikuti, pastikan telah
memberikan pengembalian investasi sejumlah yang diharapkan.
h. Jika anda masih bergulat dengan tagihan kartu kredit, berusahalah
mengendalikan gaya hidup anda dan secara bertahap lunasi tagihan-tagihan
hutang tersebut. Paling tidak carilah cara-cara bagaimana agar anda bisa
membayar cicilan hutang-hutang ini dengan cara yang paling murah.
i. Tambah pengetahuan dan pengalaman anda dalam berinvestasi, bersikap
kreatif dan mulailah berinvestasi diluar produk bank. Carilah investasi dengan
biaya murah, setoran investasi yang fleksibel, mudah diakses, pajak yang
kecil bahkan kalau bisa bebas pajak, dan likuid.
4. Di usia 40-an(masa tua)
a. Berusahalah untuk meningkatkan setoran tabungan dan investasi setiap
tahunnya terutama untuk persiapan pensiun. Pastikan setoran dan investasi
selalu naik sesuai dengan kenaikkan penghasilan anda. Setiap mendapat rejeki
lebih baik berupa bonus atau THR, sisihkan terlebih dahulu untuk menambah
b. Evaluasi lagi jumlah uang pertanggungan asuransi jiwa yang anda ambil,
apakah jumlahnya sudah sesuai dengan kebutuhan untuk meng-cover resiko
kehilangan penghasilan. Jika biaya hidup anda telah berubah, naik atau turun,
maka sebaiknya jumlah uang pertanggungan asuransi jiwanya juga
disesuaikan.
c. Pastikan cicilan KPR anda tetap berjalan dengan semestinya sesuai jadwal.
Simpan segala bukti pembayaran berikut cacatan saldo terakhir dari hutang
KPR anda. Jika suku bunga naik, dank arena jumlah cicilanya menjadi terlalu
berat, bisa anda pertimbangkan untuk memperpanjang waktunya.
d. Sebaliknya, jika beruntung anda memiliki sejumlah dana yang cukup besar,
bisa dipertimbangkan untuk mengadakan pelunasan KPR sebagian atau
seluruhnya dari sisa saldo KPR sekarang. Melakukan hal ini bisa membuat
anda menghemat bunga KPR dan mempercepat waktu pelunasan.
5. Di usia 50-an(masa pensiun)
a. Disaat menjelang pensiun ada baiknya anda mengetahui saldo pensiun anda
yang terakhir, sehingga bisa melakukan evaluasi dan revisi jika dana yang
terkumpul masih jauh dari target.
b. Review semua investasi anda, jika hampir semua invsetasi anda beresiko
tinggi segeralah melakukan verifikasi dan alokasi secara proporsional ke
investasi yang lebih rendah.
c. Catat kapan cicilan KPR yang terakhir dan pastikan bahwa pembayaran
d. Pertimbangkanlah untuk mengalami asuransi kesehatan hari tua, yang
meng-cover biaya-biaya kesehatan dan rawat inap dirumah sakit yang terjadi.
Asuransi kesehatan hari tua atau long term care insurance ini keuntungannya
seharusnya bisa dinikmati pada saat pensiun sampai seumur hidup anda.
6. Di usia pensiun 55 atau 60-an(masa pensiun)
a. Inilah saatnya untuk mengajukan klaim dana pensiun dari program pensiun
yang anda ikuti selama ini. Dana pensiun yang anda ikuti dari perusahaan
tempat anda bekerja, biasanya akan memberikan seluruh total dana pensiun
secara sekaligus didepan, sehingga selanjutnya anda tinggal mengambil sesuai
dengan kebutuhan tiap bulan, dan menginvestasikan sisanya agar terus
berkembang kedalam instrument investasi yang tidak beresiko, namun bisa
pendapatan tetap setara dengan bunga.
b. Jika anda mengikuti program pensiun yang diselenggarakan jamsostek,
segeralah ajukan klaim kepada badan pemerintah ini. Anda bisa mendapatkan
dua pilihan, apakah bisa diambil sekaligus atau mengambilnya secara bulanan
layaknya gaji. Jika anda sempat beberapa kali pindah kerja, namun program
pensiun jamsostek pada perusahaan sebelumnya belum sempat anda klaim,
namun sudah terlanjur memulai yang baru, jangan segan-segan untuk
mengajukan klaim.
c. Barang kali dulu anda pernah iseng mengikuti program pensiun yang
mengajukan klaim hanya karena merasa uangnya tidak seberapa. Sebab
sedikit atau banyak pada masa usia ini jumlah berapapun akan sangat berarti.
d. Berhati-hatilah pada investasi yang beresiko tinggi, karakternya yang
fluktuatif kemungkinan besar kurang cocok dengan usia dan kesehatan anda.
e. Perikaslah kembali surat wasiat anda apakah sudah seperti yang anda
inginkan, buatlah perubahan jika perlu. Pastikan bahwa pasangan anda dan
anak-anak anda mengetahui wasiat tersebut.
f. Pertimbangkan untuk menyisihkan sejumlah dana tunai untuk mempersiapkan
dana kematian bagi anda dan pasangan. Kedengarannya sangat tidak
menyenangkan juga menakutkan, tetapi tindakan ini akan sangat membantu
keluarga yang ditinggal walaupun tidak bisa mengurangi kesedihan
orang-orang yang dicintai anda telah (Malinda,2007)
2.2.1.5. Solusi Mengatasi Masalah Keuangan
Untuk mengendalikan sumber daya pribadi dan keluarga dapat menjadi
tantangan khusus. Kredit atau berutang adalah solusi yang paling mudah untuk
mengatasi masalah keuangan dengan capat. Padahal berhutang akan menimbulkan
masalah keuangan yang lebih besar karena akan ada bunga hutang yang harus
dibayar. Bagi beberapa orang lainnya, mereka selalu berupaya mencari pendapatan
yang lebih besar untuk mengatasi masalah keuangan. Para pakar keuangan
mengatakan bahwa untuk mengatasi problem keuangan berkaitan dengan kesadaran
keputusan yang terinformasi. Karena itu, solusi untuk mengatasi masalah keuangan
adalah membuat anggaran keuangan.
2.2.2. Anggaran Keuangan
Anggaran keuangan merupakan bagian dari perencanaan keuangan pribadi.
Anggaran merupakan perwujudan dari perencanaan keuangan yang dibuat
berlandaskan pada tujuan individu baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Anggaran pendapatan dan belanja merupakan jantung dari sebuah perencanaan yang
baik dan efektif. Anggaran diperhitungkan secara benar akan mamaksimalkan
persiapan sasaran maupun tujuan keuangan jangka panjang ditengah keterbatasan
pendapatan. Perhatikan tabel berikut tentang proses penyusunan anggaran,
penyususan anggaran dilakukan melalui enam tahap
Table 2.1 proses penyusunan anggaran
sumber : Sembel, Ichsan, dan Lubis, 2003.
Berikut penjelasan Tabel 2.1. proses penyusunan anggaran :
1. Penentuan sasaran dan tujuan keuangan
Langkah awal dari sebuah perencanaan anggaran adalah penentuan tujuan
sasaran serta tujuan keuangan masa depan. Contoh dari sasaran adalah meningkatkan
Penent uan sasaran dan t ujuan
M endat a informasi keuangan
Tinjauan ulang dan cont rol perencanaan Laksanakan perencanaan anggaran
M embuat perencanaan anggaran
kemampuan atau menabung keuangan pribadi. Sasaran keuangan lebih menitik
beratkan kepada tujuan-tujuan jangka pendek. Sasaran ini bisa dilihat dari hasil
analisis catatan keuangan yang telah dibuat pada awal proses perencanaan keuangan
pribadi.
2. Pengumpulan data keuangan
Langkah kedua dalam menyusun anggaran keuangan pribadi adalah
pengumpulan data keuangan. Anggaran merupakan proyeksi pendapatan dan
pengeluaran pribadi untuk masa depan. Informasi dari catatan keuangan, baik catatan
kekayaan maupun catatan arus kas, merupakan informasi awal yang berguna untuk
menyusun anggaran. Kebutuhan akan pengeluaran masa depan dan alokasi dana
untuk tujuan keuangan keluarga juga harus dimasukkan dalam perhitungan. Dan yang
penting menyiapkan dana darurat.
3. Penyusunan anggaran
Anggaran merupakan hasil pengumpulan dana dan perangkuman semua
ekspektasi pemasukan dan pengeluaran setiap bulannya selama satu tahun kedalam
bentuk tabel. Ditengah tabel terdapat ekpsektasi pengeluaran bulanan yang diperoleh
dari catatan arus kas.
4. Analisis anggaran
Setalah disusun, anggaran harus dianalisis dengan cermat. Alur kas yang terjadi
5. Pelaksanaan anggaran
Pelaksanaan anggaran merupakan implementasi anggaran dengan mengikuti
tahapan-tahapan sebelumnya tersebut.
6. Peninjauan ulang dana pengendalian pelaksanaan anggaran
Langkah akhir dari proses penyusunan anggaran adalah meninjau ulang dan
mengendalikan atau mengawasi pelaksanaan anggaran. (Sembel et al,2003).
2.2.3. Gender
Maraknya isu-isu seputar gender yang berkembang dalam organisasi,
mengakibatkan istilah gender banyak mendapat perhatian masyarakat, setiap individu
dalam proses perkembangan mengalami belajar berperan sesuai dengan jenis
kelaminnya (sex) masing-masing. Sebelum meneliti terlebih dahulu kita perlu
membedakan konsep gender dengan kata sex (jenis kelamin), pengertian jenis
kelamin merupakan pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang
ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. (Fakih,2007:7).
Berikut pembagian jenis kelamin berdasarkan peran menurut Bem Sex
Inventory (Nrangwesty,1995). Peran jenis kelamin secara umum terbagi menjadi
empat kelompok yaitu maskulin, feminim, androgini, dan undifferentiated.
a. Peran Maskulin
Menunjukkan pada tingkat dimana seseorang memenuhi harapan sosial tentang
bagaimana seharusnya berprilaku atau berpenampilan, dari pendapat diatas maka
maskulin menunjukkan pada tingkat dimana seseorang memiliki karakteristik yang
memenuhi harapan sosial tentang karaktersitik pria.
Peran seks maskulin diantaranya agresif, independen dan kompetitif, logis, dan
rasional, suka berpetualangan atau mencari pengalaman baru, mudah mengambil
keputusan, percaya diri, asertif, beroerientasi pada tujuan dan pengembangan diri,
berani mengambil resiko, dominan, berani mengambil sikap, penuh inisiatif, percaya
diri sendiri, sportif dan suka menganalisa, cepat mengambil keputusan, berdikari,
suka melakukan segala sesuatu tanpa bantuan orang lain, bersifat maskulin, suka
bersaing untuk mencapai cita-cita tinggi dan suka memimpin.
b. Peran Feminim
Peran seks feminim pada tingkat dimana seseorang memenuhi harapan sosial
tentang bagiamana seharusnya wanita berperilaku atau berpenampilan, berbagai
literatur menyebutkan beberapa karakteristik peran seks feminim berikut ini, yaitu:
emosional, sensitive, ekspresif, memahami perasaan orang lain, melindungi,
kooperatif, hangat, simpatik, lembut, penyayang, suka menolong, menyenangkan
orang lain, mudah terpengaruh dan suka manja atau kekanak-kanakan.
c. Peran Androgini
Terdapat sejumlah pandangan secara teoritis maupun hasil dari berbagai
penelitian mengenai peran seks androgen, menurut Block (Nrangwesty,1995)
menyatakan bahwa androgini yaitu suatu proses adaptasi dalam menghadapi tuntutan
masing-masing dimensi. Individu dengan peran seks androgini mampu meleburkan
Individu androgini adalah orang yang memiliki temparemen feminim dan
maskulin dalam kadar yang tinggi sehingga bebas dan disfleksibel untuk
menampilkan aktivitas dan ketrampilan sesuai tuntutan keadaan bagi sejumlah
kapabilitas yang unik. Individu androgen dapat menjadi asertif ketika dibutuhkan dan
juga mampu bersikap hangat dan ekspresif bila situasi menuntut demikian.
Peran seks androgini meliputi karakteristik maskulin sekaligus karakteristik
feminim, yaitu: mempertahankan keyakinan sendiri, mandiri, tegas, berkepribadian
tegas, suka memaksakan kehendak sendiri pada orang lain, memiliki kemampuan
untuk memimpin, berani mengambil resiko, dominan, berani mengambil sikap, penuh
inisiatif, percaya diri, sportif dan suka bersaing, peka terhadap kebutuhan orang lain,
penuh pengertian, penyayang, suka menghibur orang lain yang berduka, suka
mengalah, suka dirayu, setia, berbicara secara lemah lembut, mudah terpengaruh
keadaan orang lain, manja atau kekanak-kanakan dan tidak suka berbicara kasar.
d. Peran Undifferentiated
Peran undifferentiated atau tidak terbedakan menunjukkan pada karakteristik
yang tidak termasuk dalam peran seks maskulin, feminim atau androgen dimana
individu memiliki skor feminim maupun maskulin di bawah rata-rata. Maka dapat
disimpulkan bahwa peran seks undifferentiated berkaitan dengan keberadaan
karakteristik feminim dan maskulin bersama-sama dalam nilai rendah pada satu
individu (laki-laki maupun perempuan).
Konsep gender menurut Fakih (2007:8) yaitu sifat yang melekat pada kaum
Ciri dari sifat itu sendiri dapat dipertukarkan dengan kata lain ada pria yang
mempunyai sifat seperti wanita, demikian sebaliknya.
Perubahan ciri dari sifat itu dapat terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke
tempat lain, bahkan dari kelas kelas, sedangkan jenis kelamin biologis (sex) akan
tetap atau tidak berubah.
Uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa gender adalah ciri-ciri anatomis
dan fisioligis yang membedakan antara pria dan wanita, dengan membawa sifat, nilai
dan peran yang berbeda pula diantara keduanya sehingga mempengaruhi tiap individu
dalam berpenampilan, berpikir, berprilaku maupun berperasaan.
2.2.4. Kepribadian
Kepribadian adalah pola menyeluruh semua kemampuan,perbuatan serta
kebiasaan seseorang, baik yang jasmani,mental, rohani, emosional maupun yang
sosial. Semuanya ini telah ditatanya dalam caranya yang khas di bawah beraneka
pengaruh dari luar. Pola ini terwujud dalam tingkah lakunya,dalam usahanya menjadi
manusia sebagaimana dikehendakinya(Heuken, 1989:10). Jadi yang disebut
kepribadian itu sebetulnya adalah campuran dari hal-hal yang bersifat psikologis,
kejiwaan dan juga yang bersifat fisik. Kepribadian sangat banyak dipengaruhi oleh
faktor budaya dan sosial. Bagaimana orang mendefinisikan kepribadian, beberapa
prinsip pada umumnya diterima oleh para ahli psikologi. Prinsip-prinsip itu adalah:
1. Kepribadian adalah suatu keseluruhan yang terorganisasi, apabila tidak maka
2. Kepribadian di organisasi dalam pola tertentu, pola ini sedikit banyak yang
dapat diamati dan diukur.
3. Walaupun kepribadian mempunyai berbagai segi yang dangkal, seperti sikap
untuk menjadi pemimpin tim, dan inti yang lebih dalam, seperti sentiment
mengenai wewenang, atau etika kerja.
4. Kepribadian mencakup ciri-ciri umum dan khas. Setiap orang berbeda satu
sama lain dalam beberapa hal.
Kepribadian saling berhubungan erat dengan persepsi, sikap, belajar, dan
motivasi sehingga perilaku atau setiap upaya untuk memahami perilaku sebenarnya
tidak lengkap jika tidak mempertimbangkan kepribadian.
Terdapat tiga pendekatan teoritis untuk memahami kepribadian, yaitu:
1. Pendekatan Ciri(Thrait Theoris)
Menurut pandangan allport, sesorang ahli teori, ciri-ciri merupakan bagian yang
membentuk kepribadian, petunjuk jalan bagi tindakan, sumber keunikan individu.
Menurut seorang ahli psikologi, cottel, ciri-ciri yang membentuk kepribadian
diantaranya adalah pendiam, ramah tamah, praktik imajinatif, santai-tegang, rendah
hati, dan tegas.
2. Pendekatan psikodinamis (pyschodinamic theories)
Fred menerangkan perbedaan kepribadian individu dengan mengemukakan
bahwa orang menghadapi perangsang secara berbeda-beda. Untuk memperjelas
perbedaan ini, fred menggambarkan pertentangan yang terus menerus antara dua
3. Pendekatan Humanistis (humanistic theoris)
Pandangan humanisitis tentang pemahaman kepribadian dicirikan oleh sikap
atas perkembangan dan perwujudan diri individu. Teori ini menekankan pentingnya
cara orang berpersepsi terhadap dunia kerja dan merupakan semua kekuatan yang
mempengaruhinya.
Dalam beberapa riset yang telah dilakukan mendukung bahwa ada lima
dimensi kepribadian dasar yang mendasari semua dimensi lainnya (Robbins,
2001:55) yakni: (1) ekstraversi; adalah suatu dimensi kepribadian yang
menggambarkan seseorang yang senang bergaul, banyak bicara, dan tegas. (2)
mampu bersepakat; adalah suatu dimensi kepribadian yang menggambarkan
seseorang yang baik hati, kooperatif, dan mempercayai. (3) mendengarkan kata hati;
adalah suatu dimensi kepribadian yang menggambarkan seseorang yang
bertanggungjawab, dapat diandalkan, tekun, dan berorientasi prestasi. (4) kemantapan
emosional; adalah suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang
tenang, bergairah, terjamin (positif) lawan tegang, gelisah, murung, dan tak kokoh
(negative) (5); keakuran dengan keluarga dan teman.
Kelima dimensi tersebut di atas oleh penulis akan dijadikan dasar indikator
untuk mendukung penelitian ini. Asumsi yang digunakan adalah bahwa objek yang
akan diteliti memiliki sifat mudah bergaul, tekun dan bersungguh-sungguh dalam
mencapai tujuan yang di inginkan serta keakuran dengan keluarga dan teman terjalin
hubungannya dengan keluarga dan teman serta bersungguh-sunggguh dalam
mencapai tujuannya untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.
2.3. Kerangka Pikir
Penelitian ini pada dasarnya merupakan pengembangan terhadap teori-toeri dan
penelitian terdahulu yang pernah dilakukan. Hal ini dapat dilihat pada model alur
kerangka berpikir sebagai berikut:
2.3.1.Hipotesis
H1 = diduga ada perbedaan gender terhadap kepribadian mahasiswa UPN
“Veteran” Jawa Timur
H2 = diduga ada perbedaan gender terhadap perencanaan keuangan pribadi pada
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.1.1.Definisi Operasional
Definisi operasional adalah penentuan konsep, sehingga menjadi variabel yang
dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh
peneliti dalam mengoperasionalkan konsep, sehingga memungkinkan bagi peneliti
yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau
mengembangkan dengan cara yang lebih baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris
apakah ada perbedaan gender dan kepribadian terhadap perencanaan keuangan
pribadi.
Dalam bagian ini akan dijelaskan definisi operasional yang akan diteliti dari
masing-masing variabel yang terdapat dalam model analisis.
1. Gender
Gender adalah perbedaan dan fungsi peran sosial yang dikonstruksikan oleh
masyarakat, serta tanggung jawab laki-laki dan perempuan. Sehingga gender belum
tentu sama di tempat yang berbeda, dan dapat berubah dari waktu ke waktu. Gender
bukanlah kodrat ataupun ketentuan tuhan. Oleh karena itu gender berkaitan dengan
proses keyakinan bagaimana seharusnya laki-laki dan perempuan berperan dan
ditempat mereka berada. Dengan demikian gender dapat dikatakan pembedaan peran,
fungsi, tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki yang dibentuk atau
dikonstruksi oleh budaya dan dapat berubah sesuai perkembangan jaman.
2. Kepribadian
Kepribadian adalah pola menyeluruh semua kemampuan,perbuatan serta
kebiasaan seseorang, baik yang jasmani,mental, rohani, emosional maupun yang
sosial. Asumsi yang digunakan adalah bahwa objek yang akan diteliti memiliki sifat
mudah bergaul, tekun dan bersungguh-sungguh dalam mencapai tujuan yang di
inginkan serta keakuran dengan keluarga dan teman terjalin dengan baik. Setiap
individu mempunyai kepribadian yang berbeda yang akan dipertimbangkan
mahasiswa dalam merencanakan keuangannya yang sesuai dengan kepribadiannya.
Hal ini dikarenakan seseorang akan senang dengan apa yang dilakukan bila sesuai
dengan pribadinya sendiri
3. Perencanaan keuangan pr ibadi
Perencanaan keuangan pribadi adalah suatu proses pencapaian tujuan pribadi
melalui manajemen keuangan yang berstruktur dan tepat. Memang tidak mungkin
untuk merencanakan semua, tetapi dengan perencanaan yang baik, setiap individu
mempunyai kesempatan membuat keputusan yang lebih tepat agar hasilnya lebih
baik.
3.1.2.Teknik Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur
perencanaan keuangan pribadi digunakan skala interval dengan teknik
pengukurannya menggunakan differential scale semantic yang mempunyai skala
point 1 sampai 7 yaitu skala yang akan memberikan petunjuk kepada responden
untuk memberikan penilaian terhadap sejumlah pertanyaan terlampir sebagai
penelitian yang akan diteliti dan diukur.
3.1.3.Pengukuran Variabel
Adapun pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Gender
Variabel ini diukur menggunakan skala nominal yaitu skala yang paling
sederhana dimana angka yang diberikan kepada suatu kategori tidak menggambarkan
kedudukan kategori tersebut terhadap kategori lainnya, tetapi hanya sekedar kode
maupun label (Umar, 2007:44). Gender dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
a. Laki-laki kode=1
b. Perempuan kode=0
2. Kepribadian
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument yang diadopsi dari
(Griffin, 2004) dengan menggunakan 12 item pertanyaan. Teknik pengukuran
variabel menggunakan differential scale semantic, yang mempunyai skala 7 point.
1 2 3 4 5 6 7
Penilaian diatas berdasarkan asumsi bahwa apabila responden cenderung
memilih point 1 sangat tidak setuju sekali kepribadian mempengaruhi perencanaan
keuangan pribadi sampai dengan pilihan pada point 7 sangat setuju sekali kepribadian
mempengaruhi perencanaan keuangan pribadi.
3. Perencanaan Keuangan Pribadi
Variabel ini diukur dengan skala 11 item pertanyaan. Teknik pengukuran
variabel menggunakan differential scale semantic, yang mempunyai skala 7 point.
1 2 3 4 5 6 7
Tidak pernah selalu
Penilaian diatas berdasarkan asumsi bahwa apabila responden cenderung memilih
point 1 tidak pernah berarti tidak merencanakan keuangan pribadi sampai dengan
pilihan pada point 7 selalu berarti merencanakan keuangan pribadi.
3.2. Teknik Penentuan Sampel
3.2.1.Populasi
Popolasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang
mempunyai karakteristik tertentu (Bungin, 2004:99). Populasi dalam penelitian ini 58
orang yang merupakan anggota resimen mahasiswa (menwa), yang menjadi anggota
akif (Biro Kermawa).
3.2.2.Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penelitian sampel menggunakan metode
sampling jenuh, yaitu teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan
sebagai sampel dan dikenal juga dengan istilah sensus (Riduwan, 2004:64). Jumlah
sampel yang akan diteliti adalah 58 orang
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1.J enis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data
yang diperoleh secara langsung tanpa perantara atau dari sumber aslinya (Bungin,
2004:122). Sedangkan sumber data berasal dari jawaban kuesioner yang disebar pada
58 responden.
3.3.2.Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu meliputi:
1. Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia
memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna(Riduwan,
2004:99).
2. Observasi
Obesrvasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke obyek penelitian untuk
3.4. Uji Validitas
3.4.1.Uji Validitas
Uji validitas (Sumarsono,2004:31) dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
alat yang diukur itu(kuesioner) mengukur apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya
alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh
pada masing-masing butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari
penjumlahan semua skor pertanyaan. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut.
Apabila korelasi antara skor total dengan skor masing-masing pertanyaan
(ditunjukkan dengan taraf signifikan lebih kecil dari 0,05), maka dapat dikatakan
bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas (Sumarsono, 2004:21).
3.4.2.Uji Realibiltas
Uji reliabilitas, suatu alat ukur mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat
dipercaya, jika alat ukur itu mantap, dalam pengertian bahwa alat ukur tersebut stabil,
dapat diandalkan dan dapat diramalkan (predictability). Suatu alat ukur yang mantap
tidak berubah-ubah pengukurannya dan dapat diandalkan karena penggunaan alat
ukur tersebut berkali-kali akan memberikan hasil yang serupa (Nazir, 2005;161).
Menurut Ghozali (2001;133), suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika
3.4.3.Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti
sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran
normal dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah metode
kolmogorov smirnov (somarsono, 2004:40).
Dasar analisis yang digunakan yaitu nilai signifikansi atau nilai probabilitas Asymp
sig(2-tailed) > 5% maka butir atau item pertanyaan tersebut adalah berdistribusi
normal(Sumarsono, 2004:43).
3.5. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan adalah uji beda tidak berpasangan yang
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan secara keseluruhan.
Dengan menggunakan uji t, maka formulasi hipotesisnya adalah sebagai
berikut :
H0 : µ1 = µ2, tidak ada perbedaan gender terhadap kepribadian dan
perencanaan keuangan pribadi antara mahasiswa UPN
“Veteran” Jawa Timur
H1 : µ1 ≠µ2, ada perbedaan gender terhadap kepribadian dan perencanaan
keuangan pribadi antara mahasiswa UPN “Veteran” Jawa
Timur.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.2. Falsafah, Visi, Misi dan tujuan
4.1.2.1. Falsafah
4.1.2.3. Misi
4.1.3. Sejar ah, Dasar, Tujuan, dan Manfaat Resimen Mahasiswa UPN
“Veteran” J awa Timur
Disiplin Adalah Nafasku, Kesetian Adalah
4.1.3.2. Dasar
4.1.3.4. Manfaat
4.1.4. Visi dan Misi
4.1.4.1. Visi
4.1.4.2. Misi
4.2.1. Kepribadian
Skor
4.2.2. Perencanaan Keuangan Pribadi
Skor
4.3.Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
4.3.2. Uji Reliabilitas
Cronbach’s
4.4.Pengujian Hipotesis
independent
two tailed test level of significant α
α
a. Kepribadian
µ µ