• Tidak ada hasil yang ditemukan

implementasi nilai-nilai karakter K.H Ahmad Dahlan dalam pembelajaran kemuhammadiyahan kemuhammadiyahan di SMA muhammadiyah 1 Karanganyar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "implementasi nilai-nilai karakter K.H Ahmad Dahlan dalam pembelajaran kemuhammadiyahan kemuhammadiyahan di SMA muhammadiyah 1 Karanganyar."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang Masalah

Pengalaman sejarah bangsa Indonesia telah membuktikan bahwa pendidikan adalah alat penting perjuangan dalam mencapai kemerdekaan, integritas bangsa, maupun pembangunan nasional (Kumalasari 2012 : 1). Pendidikan sebagai alat perjuangan membangun integritas nasional telah dimulai sejak masa pergerakan kebangsaan melawan penjajah sekitar dasawarsa pertama abad XX, dengan tujuan mencapai kemerdekaan. Kuntoro (2006: 132) menjelaskan bahwa pembangunan satu kesatuan sistem pendidikan dilaksanakan sesudah pencapaian kemerdekaan untuk mewujudkan cita-cita negara kebangsaan yang dapat melindungi kedaulatan pemerintah Republik Indonesia, menjamin persatuan dan kesatuan bangsa, keamanan, dan keadilan bagi warga negaranya. Pada masa pembangunan dewasa ini, pengembangan sistem pendidikan nasional telah semakin maju dan diharapkan lebih dapat memberikan kemakmuran bagi warganya, di samping persatuan dan kesatuan bangsa serta pembentukan kepribadian dan budaya bangsa

(2)

K.H. Ahmad Dahlan adalah salah satu tokoh pendidikan yang turut memperjuangkan nasib bangsa Indonesia dalam bidang pendidikan. Organisasi Muhammadiyah yang didirikannya menjadi salah satu gerakan pendidikan dari kelompok agama (Islam). Arti penting berdirinya Muhammadiyah menurut Kuntoro (2006: 136) yaitu :

Pertama, pergulatan pendidikan dalam masa pergerakan kebangsaan menjadi memiliki basis yang luas bagi masyarakat pribumi; kedua, semangat dan nilai-nilai keagaman (Islam) ikut mewarnai dan menjadi basis pergerakan kebangsaan. Muhammadiyah sebagai organisasi keagamaan mengarahkan kegiatannya pada pemurnian keyakinan dan pelaksanaan ajaran Islam di kalangan umat yang saat itu mengalami penyimpangan, kejenuhan, kemandegan, serta kemerosotan.

Pendidikan di sekolah saat itu hanya memberikan ilmu pengetahuan umum saja tanpa ada pembelajaran tentang ilmu agama. Padahal pengetahuan agama perlu ditanamkan guna menunjang pendidikan moral bagi para siswanya. (Hasbullah 2001: 29). Hal ini senada dengan pandangan K.H. Ahmad Dahlan dalam Kuntoro (2006: 138) :

Keadaan masyarakat yang menyedihkan secara ekonomi, politik, sosial, dan budaya akibat penjajahan dan kehidupan agama yang kurang sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits menyebabkan sikap yang fatalistik dan statis, yaitu menerima keadaan buruk dan penderitaan sebagai pemberian. Untuk mengatasi keadaan ini diperlukan kebangkitan kesadaran baru agar masyarakat memiliki kepercayaan diri (self reliance) untuk mengubah dirinya. Bagi orang yang taat agama, kembali pada ajaran Al-Qur’an dan Al-Hadits diyakini sebagai cara membangun kembali jati diri (self identity) dan kepercayaan diri, keberanian untuk berjuang melawan kemungkaran (penindasan) serta mempunyai kemauan untuk membangun kebaikan (kemerdekaan).

(3)

Indonesia yang agamis (Hasbullah, 2001:30), hal ini sesuai dengan simpulan Mulkhan (2006: 46) :

Kebiasaan manusia yang sering berkerja berdasarkan hawa nafsu dan tidak mau belajar dari orang lain maka dari itu manusia wajib menambah ilmu pengetahuan, dan wajib melaksanakan ilmu pengetahuan utama yang telah dikuasai, tidak menjadikan pengetahuan hanya sebagai pengetahuan semata.

Lembaga pendidikan Muhammadiyah merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam di Indonesia yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan yang sangat eksis sampai sekarang ini. K.H. Ahmad Dahlan telah meletakkan landasan dasar pendidikan yang harus dikembangkan, yaitu pendidikan akhlak, individu, dan sosial. Pendidikan akhlak adalah menanamkan sejak dini nilai-nilai keagamaan yang terpuji ke dalam jiwa peserta didik Muhammadiyah yang terefleksikan dalam perilaku, sikap dan pemikiran dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan individu bertujuan mendorong berkembangnya potensi daya pikir peserta didik secara maksimal, sedangkan pendidikan sosial bertujuan menanamkan kepekaan sosial kepada peserta peserta didik terhadap persoalan-persoalan sosial yang menimpa sesama manusia tanpa membedakan suku, ras dan agama (Buku pedoman baitul arqam, 2008: 1).

Globalisasi semakin lama semakin berkembang, segala aspek kehidupan berubah. Globalisasi muncul bagaikan pisau bermata dua. Implikasi positif globalisasi dapat membuka arah pengetahuan diberbagai bidang, akan tetapi banyak pula sisi negatif yang ditawarkan modern saat ini. Pemerintah pun sulit mencari cara agar generasi penerusnya menjadi pribadi yang berahlak dan mampu untuk membangun bangsa ini. Di berbagai wilayah Indonesia sudah mulai muncul gejala kemerosotan akhlak, yang diakibatkan karena kurang sosok keteladanan untuk ditiru dan dicontoh.

(4)

kemuhamadiyahan. Dengan adanya pembelajaran Kemuhammadiyahan, SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar mengharapkan peserta didik agar menjadi manusia yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari hari, salah satunya melalui nilai-nilai karakter K.H. Ahmad Dahlan.

Pembelajaran kemuhammadiyahan ini bertujuan untuk memberikan pengertian dan pemahaman kepada kader, anggota dan simpatisan Muhammadiyah tentang perserikatan Muhammadiyah, tujuan dan cita-citanya,. Dalam pembelajaran kemuhammadiyahan mengajarkan tiga hal utama yakni :

1. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dan gerakan dakwah sesuai dengan al-Quran dan al-hadist. yang bertujuan: Membentuk manusia muslim

berakhlak mulia, cakap, percaya diri, berguna bagi masyarakat bangsa dan negara.

2. Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang berdakwah AMNM (Amar Ma’ruf Nahi Munkar) berdasarkan al-Qur’an dan hadist. Sehingga gerakan, amal dan usahanya berjalan secara terprogram dan terencana.

3. Muhammadiyah melaksanakan gerakan tajdid yakni melakukan pembaharuan pada pola pikir bukan pembaharuan agama. Seperti yang dilakukan K.H. Ahmad Dahlan

(5)
(6)

B. Rumusan Masalah

Dari judul penelitian dan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan implementasi nilai-nilai karakter K.H. Ahmad Dahlan dalam pembelajaran Kemuhamadiyahan di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar?

2. Bagaimana pelaksanaan implementasi nilai-nilai karakter K.H. Ahmad Dahlan dalam pembelajaran Kemuhamadiyahan di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar?

3. Bagaimana evaluasi dalam pengimplementasian nilai-nilai karakter K.H. Ahmad Dahlan dalam pembelajaran Kemuhamadiyahan di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar?

4. Bagaimana kendala dan solusi dalam mengimplementasikan nilai-nilai karakter K.H. Ahmad Dahlan dalam pembelajaran Kemuhamadiyahan di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perencanaan implementasi nilai-nilai karakter K.H. Ahmad Dahlan dalam pembelajaran Kemuhamadiyahan di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan implementasi nilai-nilai karakter K.H. Ahmad Dahlan dalam pembelajaran Kemuhamadiyahan di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar.

3. Untuk mengetahui evalusi dalam pengimplementasian nilai-nilai karakter K.H. Ahmad Dahlan dalam pembelajaran Kemuhamadiyahan di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar.

(7)

D. Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan infomasi kepada para pembaca tentang Implementasi nilai-nilai karakter K.H. Ahmad Dahlan dalam pembelajaran Kemuhamadiyahan di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru Kemuhammadiyahan :

Menjadi salah satu sumber referensi bagi guru Kemuhammadiyahan dalam melaksanakan pembelajaran Kemuhammadiyahan, tentang pengimplementasian nilai-nilai karakter K.H. Ahmad Dahlan

b. Bagi Peserta didik:

1) Dapat menumbuhkan nilai-nilai keteladanan K.H. Ahmad Dahlan kepada peserta didik sebagai generasi penerus bangsa.

2) Dapat memberikan motivasi kepada peserta didik agar mempunyai kesadaran untuk berbangsa dan bernegara.

3) Meningkatkan rasa kebanggaan dan rasa cinta tanah air kepada bangsa dan negara.

c. Bagi Sekolah :

(8)

d. Bagi para peneliti :

Referensi

Dokumen terkait

Ada hubungan yang erat antara pariwisata (tourism), perjalanan (travel), rekreasi (recreation), waktu senggang (leisure) dan jika dikaitkan satu sama lain maka kita

Museum Learning via Social and Mobile Technologies: (How) can online interactions enhance the visitor experience?, British Journal of Educational Technology,

Berdasarkan data biaya pengelolaan jalan tahun 2011 dan 2012, jenis tindakan penanganan dapat dikategorikan sebagaimana pada Tabel 10. Pada Ta- bel 10 dapat dilihat bahwa tahun

kata benda neutrum, namun demikian mungkin pula itu dimaksudkan se- bagai permainan kata yang menunjuk kepada dewa Siwa. Rupanya memang menjadi kebiasaan dalam

Perkembangan Angka Putus Sekolah/ Trend of Drop-Outs. Perkembangan Angka Mengulang/ Trend of Repetition Rate. Perkembangan Angka Lulusan/ Trend of Completion Rate. Perkembangan

Berdasarkan hasil penelitian dipahami bahwa pengaturan hukum mengenai kedudukan hukum penghuni rumah dan dasar hukum apa rumah dinas dapat disewa oleh pihak ketiga karena pada

Hasil identifikasi struktur parsial isolat senyawa penanda menggunakan spektrofotometri UV-Vis dengan pereaksi diagnostik menunjukkan bahwa senyawa penanda pada daun

Hasil penelitian menunjukkan pada multiemulsi A/M/A diperoleh formula optimum, kondisi penyimpanan optimum yaitu pada suhu rendah - 4 C dalam wadah terlindung dari