• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Perbandingan Strategi Pembelajaran Teacher Centered Learning Dengan Student Centered Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Tarikh Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Surakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Perbandingan Strategi Pembelajaran Teacher Centered Learning Dengan Student Centered Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Tarikh Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Surakarta."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengajaran langsung yang juga dikenal dengan sebutan active

teaching (pengajaran aktif) atau whole-class teaching (pengajaran seluruh kelas), mengacu pada gaya mengajar di mana guru terlibat aktif dalam

mengusung isi pelajaran kepada murid-muridnya dengan mengajarkannya

secara langsung kepada seluruh kelas1. Artinya guru memegang kendali

penuh terhadap proses pembelajaran di kelas.

Teori di atas sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Paulo

Freire. Menurut Paulo Freire, penganut sosialisme (dari Brasilia), model

pengajaran ini merupakan aktivitas pengajaran gaya bank, atau model

deposito. Di sini guru sebagai deposan selalu mendepositokan

pengetahuan kepada siswa, sementara siswa pasif dan reseptif,

pembelajaran berlangsung tanpa ada demokratisasi, memasung aktivitas

dan abai terhadap hak asasi siswa. Model ini disebut pengajaran “gaya

komando”2.

Namun saat ini belajar dapat terjadi di mana saja dan kapan saja,

tidak harus dalam kondisi formal di dalam kelas, tetapi dapat secara

informal, non-formal dan atau dari peristiwa sosial sehari-hari. Oleh

1

Daniel Muijs dkk, Effevtive Teaching (Teori & Aplikasi) (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 41.

2

(2)

2

karena itu, sesuai dengan kenyataan faktual yang dialami siswa dalam

proses pendewasaan diri serta proses memperoleh keluasan dan

kemantapan kompetensi yang dimilikinya, pada hakikatnya belajar

bertujuan untuk memperoleh suatu hikmah belajar, lesson learned3. Siswa

akan menyesuaikan pengetahuan yang diterima dengan pengetahuan yang

ada untuk membina pengetahuan yang baru, atau sering disebut juga

dengan konstruktivisme4.

Dalam realitasnya, perubahan paradigma tersebut belum mampu

meningkatkan hasil belajar siswa secara maksimal. Sebagai contoh, setelah

melakukan observasi saat Program Pengalaman Lapangan (PPL), dalam

kegiatan belajar dengan menggunakan metode SCL yakni Discussion

Group, siswa cenderung tidak fokus terhadap materi yang disampaikan oleh guru, bahkan siswa lebih banyak menghabiskan waktu untuk

membicarakan tentang “dunia” mereka, dari pada untuk memahami materi

yang diberikan. Jika seperti itu, maka dikhawatirkan tujuan pembelajaran

tidak tercapai secara maksimal, dan pada akhirnya akan mempengaruhi

hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil observasi tersebut, maka penulis tertarik untuk

meneliti lebih dalam tentang “Perbandingan Strategi Pembelajaran

Teacher Centered Learning dengan Student Centered Learning

Terhadap Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Tarikh Siswa kelas VIII

SMP Muhammadiyah 4 Surakarta”.

3

Ibid, hlm. 15

4

(3)

3

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah kelebihan dan kekurangan dari masing-masing strategi

pembelajaran dalam mencapai hasil pembelajaran?

2. Adakah Perbandingan Model Pengajaran Teacher Centered Learning

dengan Student Centered Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata

Pelajaran Tarikh Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Surakarta?”

C. Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data

yang terkumpul5. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H0: Model pengajaran guru sebagai pusat pembelajaran tidak lebih

efektif daripada model pengajaran siswa sebagai pusat pembelajaran.

Ha: Model pengajaran guru sebagai pusat pembelajaran lebih

efektif daripada model pengajaran siswa sebagai pusat pembelajaran.

D. Tujuan Penelitian

Setelah dikemukakan rumusan masalah di atas, penelitian ini

dilakukan bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing

strategi pembelajaran dalam mencapai hasil pembelajaran.

5 Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,

(4)

4

2. Memetakan pengaruh strategi pembelajaran Teacher Centered

Learning dengan Student Centered Learning dalam meningkatkan hasil pembelajaran Tarikh siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 4

Surakarta.

E. Manfaat Penelitian

Setelah dikemukakan tujuan penelitian di atas, maka manfaat

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi, menambah, serta

mengembangkan khasanah keilmuan dan pengetahuan dunia

pendidikan pada umumnya, dan khususnya pada perbandingan strategi

pembelajaran Teacher Centered Learning dan Student Centered

Learning pada mata pelajaran PAI khususnya Tarikh.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi guru mata

pelajaran PAI sebagai pertimbangan dalam memilih strategi

pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar sesuai

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan Tingkat Kemiskinan Kalimantan Selatan, September 2015 – Maret 2016 Tingkat kemiskinan Provinsi Kalimantan Selatan keadaan Maret 2016 sebesar 4,85

[r]

Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan

11) Studi Penyusunan Pedoman Pembangunan Fasilitas Penunjang Dalam Rangka Keterpaduan Pelayanan Transportasi Perkotaan, studi ini dikerjakan melalui kerjasama dengan

Mengingat penyakit diabetes mellitus ini merupakan permasalahan yang komplek dan memerlukan penanganan yang tepat, penulis akan melakukan klasifikasi menggunakan dua

Penciptanya ber nama Bur r hus Fr eder ic Skinner (1904), Oper ant adalah sejumlah per ilaku atau r espon yang membaw a efek yang sama ter hadap lingkungan yang dekat,

4.4 Data Frame Loss Layer 2 Metro Ethernet Frame loss merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk mengetahui jumlah frame yang tidak berhasil diterima oleh

Sebagaimana disebutkan dalam butir 13 Pasal 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 memberikan batasan pengertian prinsip syariah sebagai aturan perjanjian berdasarkan