• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penambahan Selenium dalam Tauge dan Analisa Spesies Selenium (Selenium Enrichment in Mung Bean Sprouts andSpeciation Analysis of the Selenium Compounds ).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penambahan Selenium dalam Tauge dan Analisa Spesies Selenium (Selenium Enrichment in Mung Bean Sprouts andSpeciation Analysis of the Selenium Compounds )."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Penambahan Selenium dalam Tauge dan Analisa Spesies Selenium

Rusiati1

1 Program Studi Magister IKM, Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas

Padjadjaran

Abstrak

Selenium merupakan zat gizi esensial bagi kesehatan tubuh manusia.

Tauge, sayuran yang umum dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, kaya akan

vitamin, mineral dan phytochemicals serta mudah untuk di budi daya, tetapi

rendah kandungan seleniumnya. Diharapkan nilai gizi dan manfaat kesehatan

sayuran ini akan meningkat jika diperkaya dengan selenium. Oleh karena itu studi

ini bertujuan untuk mengevaluasi akumulasi selenium di dalam tauge dan

mengidentifikasi spesies dari selenium yang ada didalamnya.

Tauge di tanam dengan tiga kondisi sebagai berikut: 1) biji direndam

satu malam (12 jam) dalam larutan selenium (sodium selenite) dengan konsentrasi

1.0, 5.0, atau 10.0 µg/ml kemudian disiram dua kali sehari (pagi dan sore) dengan

larutan yang sama; 2) direndam satu malam dalam larutan selenium (sodium

selenite) dengan konsentrasi 1.0, 5.0, atau 10.0 µg/ml kemudian disiram dua kali

sehari (pagi dan sore) dengan air; dan 3) direndam satu malam dalam air

kemudian disiram dua kali sehari (pagi dan sore) dengan larutan selenium

(sodium selenite) dengan konsentrasi 1.0, 5.0, atau 10.0 µg/ml. Penanaman

dilakukan pada suhu 250C selama 5 hari. Setelah dipanen, tauge dibilas lima kali

dengan ultra pure water (Milli-Q) untuk memastikan tidak ada larutan selenium

yang menempel di permukaan tauge, selanjutnya tauge dimasukkan ke dalam

kantung plastik dan disimpan pada suhu -800C sampai waktu dilakukan analisa.

Total selenium diukur menggunakan metode Watkinson yang

dimodifikasi. Hasilnya, tauge yang direndam dan disiram dengan larutan selenium

memiliki kandungan selenium tertinggi: 0.51±0.17µg/gr (accumulation rate 0.51),

(2)

0.51) dari 1.0, 5.0, and 10.0 µg/ml sodium selenite). Terdapat perbedaan total

selenium yang signifikan antara ketiga kondisi penanaman yang diberikan larutan

selenium dengan konsentrasi 1.0 µg/mldan 10.0 µg/ml (p value < 0.05). Analisa

spesies selenium menggunakan high performance liquid chromatography (HPLC)

yang dihubungkan dengan inductively coupled plasma mass spectrometry

(ICP-MS) menemukan selenomethionine yang terkandung dalam tauge. Diperlukan

analisa lebih lanjut untuk spesies lain yang belum dapat teridentifikasi dalam studi

ini.

Kata kunci: selenium, selenomethionine, sodium selenite

Selenium Enrichment in Mung Bean Sprouts and Speciation Analysis of the Selenium Compounds

Rusiati1

1 Program of Master of Public Health, Faculty of Medicine Universitas

Padjadjaran

Abstract

Selenium is an essential nutrient that is important for human nutrition

and health. Mung bean sprouts, daily consumed by Indonesian people, are

vegetables containing high vitamins, minerals, and phytochemicals that are easy

to be cultivated but contain small amounts of selenium. It is expected to increase

its nutritional value and health benefit if these sprouts are enriched with selenium.

Therefore, this study aims to evaluate the selenium accumulation rate in mung

bean sprouts as well as to identify its selenium chemical form.

Mung beans were cultivated in three conditions as follow: 1) beans

were soaked for one night (12 hours) in selenium solutions as sodium selenite

(3)

twice a day (morning and evening) with selenite solution with same

concentrations; 2) soaked for one night in 1.0, 5.0, or 10.0 µg/ml sodium selenite

and then moisturized twice a day with tap water; and 3) soaked for one night in

tap water and then moisturized twice a day with 1.0, 5.0, or 10.0 µg/ml sodium

selenite. Cultivation was done at 250C for 5 days. After harvested, the sprouts

were washed five times with ultra pure water (Milli-Q)to ensure that no selenium

solution was attached in the surface of sprouts, then put into plastic bags and

stored at -800C until analysis.

Total selenium was measured by using modification of Watkinson’s

method resulting that mung bean sprouts soaked and moisturized with selenium

solution had the highest selenium concentration: 0.51±0.17µg/gr (accumulation

rate 0.51), 2.58±1.72µg/gr (accumulation rate 0.51), and 5.19±0.58µg/gr

(accumulation rate 0.51) from 1.0, 5.0, and 10.0 µg/ml sodium selenite,

respectively). There were significant differences of total selenium from those three

conditions enriched with 1.0 µg/ml and 10.0 µg/ml selenite solution (p value <

0.05) Selenium speciation was analyzed by using high performance liquid

chromatography (HPLC) connected to inductively coupled plasma mass

spectrometry (ICP-MS) and revealed that there is a form of selenomethionine

available in mung bean sprouts cultivated with sodium selenite as well as the

unknown species found that required further study to identify.

Key words: selenium, selenomethionine, sodium selenite

Pendahuluan

Selenium merupakan salah satu zat gizi esensial bagi kesehatan tubuh

manusia. Zat gizi mikro ini diketahui berpengaruh terhadap fungsi kekebalan[1]

serta berperan penting pada selenoenzymes, seperti glutathione peroxidases yang

melindungi sel melawan kerusakan akibat radikal bebas dan stress oksidasi. [2,3]

(4)

konsentrasi plasma Homocysteine (Hcy)[4] yang dihubungkan dengan

meningkatnya resiko penyakit vascular dan atherothrombosis.[5]

Tauge, sayuran yang umum dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia baik

sebagai menu utama dalam makanan maupun sebagai bahan makanan selingan,

merupakan sumber alami dari asan lemak esensial, tocopherols, dan memiliki

aktifitas antioksidan yang baik.[6] Tauge diketahui kaya akan vitamin, mineral dan

phytochemicals serta relatif mudah untuk dibudidaya. Akan tetapi tanaman ini

rendah akan kandungan seleniumnya. Sehingga diharapkan nilai gizi dan manfaat

kesehatan dari sayuran ini akan meningkat jika diperkaya dengan selenium.

Selain jumlah kandungan selenium, identifikasi spesies selenium yang

terdapat dalam makanan juga perlu diperhatikan karena spesies ini turut

mempengaruhi bioavailability dari selenium tersebut. Terdapat dua kelompok

spesies selenium yaitu organik dan inorganik dimana bentuk organik diketahui

memiliki bioavailability lebih baik dibandingkan bentuk inorganik. Oleh karena

itu studi ini dilakukan untuk mengevaluasi akumulasi selenium dalam tauge yang

telah diperkaya dengan selenium serta mengidentifikasi spesies dari selenium

yang terdapat didalamnya.

Metode

Tauge di tanam dengan tiga kondisi sebagai berikut: 1) biji direndam

satu malam (12 jam) dalam larutan selenium (sodium selenite) dengan konsentrasi

1.0, 5.0, atau 10.0 µg/ml kemudian disiram dua kali sehari (pagi dan sore) dengan

larutan yang sama; 2) direndam satu malam dalam larutan selenium (sodium

selenite) dengan konsentrasi 1.0, 5.0, atau 10.0 µg/ml kemudian disiram dua kali

sehari (pagi dan sore) dengan air; dan 3) direndam satu malam dalam air

kemudian disiram dua kali sehari (pagi dan sore) dengan larutan selenium

(sodium selenite) dengan konsentrasi 1.0, 5.0, atau 10.0 µg/ml. Penanaman

dilakukan pada suhu 250C selama 5 hari. Setelah dipanen, tauge dibilas lima kali

dengan ultra pure water (Milli-Q) untuk memastikan tidak ada larutan selenium

(5)

kantung plastik dan disimpan pada suhu -800C sampai waktu dilakukan analisa.

Setelah dipanen, tauge kemudian dibilas sebanyak lima kali dengan

menggunakan ultra pure water (Milli-Q) untuk memastikan tidak ada larutan

selenium yang menempel di permukaan tauge. Selanjutnya tauge dimasukkan ke

dalam kantung plastik dan disimpan pada suhu -800C sampai waktu dilakukan

analisa.

Hasil

Total selenium diukur menggunakan metode Watkinson yang

dimodifikasi. Hasilnya, kandungan selenium dalam tauge yang diperkaya dengan

selenium adalah sebagai berikut;

Grup 1 total selenium: 0.51±0.17µg/g (accumulation rate

0.51), 2.58±1.72µg/g (accumulation rate 0.51), dan 5.19±0.58µg/g

(accumulation rate 0.51) dari 1.0, 5.0, and 10.0 µg/ml sodium selenite,

berturut-turut).

Grup 2 total selenium: 0.16±0.01µg/g (accumulation rate

0.16), 0.27±0.09µg/g (accumulation rate 0.05) dan 0.39±0.10µg/g

(accumulation rate 0.04) dari 1.0, 5.0, and 10.0 µg/ml sodium selenite,

berturut-turut).

Grup 3 total selenium: 0.27±0.08µg/g (accumulation rate 0.27),

0.45±0.13µg/g (accumulation rate 0.09) dan 0.62±0.11µg/g (accumulation rate

0.06) dari 1.0, 5.0, and 10.0 µg/ml sodium selenite, berturut-turut). Terdapat

perbedaan total selenium yang signifikan antara ketiga kondisi penanaman yang

diberikan larutan selenium dengan konsentrasi 1.0 µg/mldan 10.0 µg/ml (p value

< 0.05).

Analisa spesies selenium menggunakan high performance liquid

chromatography (HPLC) yang dihubungkan dengan inductively coupled plasma

mass spectrometry (ICP-MS) menghasilkan spesies selenomethionine yang

merupakan salah satu organic selenium sebagai spesies yang tersedia dalam tauge

(6)

Pembahasan

Dilihat dari semua nilai akumulasi selenium pada tauge yang tidak

mencapai angka satu, maka dapat dikatakan bahwa tauge bukan termasuk hyper

accumulator selenium.

Meskipun bukan termasuk hyper accumulators selenium, tauge yang

telah diperkaya dengan selenium metode 1 adekuat untuk memenuhi kebutuhan

selenium harian manusia. Dengan mengkonsumsi hanya 5-7gr tauge yang

diperkaya dengan 10.0 µg/ml sodium selenite atau 10-15gr tauge yang diperkaya

dengan 5.0 µg/ml sodium selenite atau 55-70gr tauge yang diperkaya dengan 1.0

µg/ml sodium selenite sehari maka kebutuhan selenium yang dianjurkan untuk

orang dewasa berdasarkan FAO/WHO yaitu sebesar 26µg untuk wanita dan 34µg

untuk laki-laki dapat dipenuhi.

Sedangkan untuk menggantikan kebutuhan suplementasi selenium yaitu

sebesar 200µg/hari, cukup dengan mengkonsumsi 40gr tauge yang diperkaya

dengan 10.0 µg/ml sodium selenite atau 80gr tauge yang diperkaya dengan 5.0

µg/ml sodium selenite atau 395gr tauge yang diperkaya dengan 1.0 µg/ml sodium

selenite sehari.

Akan tetapi memperhatikan kebiasaan masyarakat Indonesia yang

mengkonsumsi sayuran sekitar 300gr per hari dan kemungkinan terjadinya

kelebihan dosis dalam mengkonsumsi selenium yang bisa memberikan dampak

negatif bagi tubuh, maka tauge yang diperkaya dengan 1µg/ml sodium selenite

lebih direkomendasikan untuk dibudidaya dan dikonsumsi.

Secara umum, tanaman mengkonversi selenium kedalam bentuk

selenomethionine(7) sebagaimana ditemukan dalam studi ini dimana sodium

selenite yang ditambahkan selama proses penanaman dikonversi menjadi bentuk

organik selenomethionine. Selenomethionine sendiri diketahui memiliki

keutamaan antara lain lebih mudah untuk diabsorbsi tubuh dan memiliki peran

yang efektif sebagai antikarsinogenik yang sangat bermanfaat bagi kesehatan.

Selain selenomethionine, studi ini juga menemukan dua spesies

selenium lain yang belum dapat teridentifikasi. Salah satu spesies yang belum

(7)

menggunakan HPLC-ICP-MS. Untuk itu diperlukan studi lebih lanjut dalam

mengidentifikasi kedua spesies tersebut.

Kesimpulan

Sayuran tauge bukan termasuk dalam kelompok selenium

accumulator dan studi ini menunjukkan bahwa akumulasi ratenya kurang

dari satu. Akan tetapi jumlah selenium yang ada pada tauge yang

diperkaya selenium ini adekuat untuk memenuhi kebutuhan selenium

harian dan juga kebutuhan untuk suplementasi selenium bagi masyarakat

Indonesia.

Hasil analisa spesies selenium menunjukkan spesies

selenomethionine yang diketahui mudah untuk diabsorbsi tubuh dan

memiliki peran yang efektif sebagai antikarsinogenik yang sangat

bermanfaat bagi kesehatan, sebagai salah satu spesies yang terdapat

dalam tauge yang diperkaya sodium selenite. Untuk spesies selenium

yang belum dapat teridentifikasi pada studi ini maka perlu dilakukan

analisa lebih lanjut.

Daftar Pustaka

1. Rayman, M.P., The Importance of Selenium to Human Health. The Lancet,

2000. 356: p. 233-41.

2. Monique van Lettow, A.D.H., Johnny J Kumwenda, Ed E Zijlstra, Tamara

D Clark, Taha E Taha and Richard D Semba, Micronutrient malnutrition

and wasting in adults with pulmonary tuberculosis with and without HIV

(8)

3. Like Gong, Q.X., Charles Lee, Hong Zhang, Selenium speciation analysis

of Misgurnus anguillicaudatus selenoprotein by HPLC-ICP-MS and

HPLC-ESI-MS/MS. Eur Food Res Technol, 2012. 235(169-176).

4. Floegel, A., et al., Antioxidant intake from diet and supplements and

elevated serum C-reactive protein and plasma homocysteine

concentrations in US adults: a cross-sectional study. Public Health Nutr,

2011. 14(11): p. 2055-64.

5. Friedman, A.N., et al., The kidney and homocysteine metabolism. Journal

of the American Society of Nephrology, 2001. 12(10): p. 2181-9.

6. F. Anwar, S.L., R. Przybylski, B. Sultana, and M. Ashraf, Chemical

composition and antioxidant activity of seeds of different cultivars of

mungbean. Journal of food science, 2007.

7. Anna Haug, R.D.G., Olay A. Christophersenm and Graham H. Lyons,

How to use the world’s scarce selenium resources efficiently to increase

the selenium concentration in food. Microbial Ecology in Health and

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

Ulkus diabetika terutama terjadi pada penderita Diabetes #ellitus yang telah menderita * tahun atau lebih, apabila kadar glukosa darah tidak  terkendali, karena akan mun7ul

Setelah didapat waktu kedatangan dan waktu pelayanan dapat kita hitung Intensitas lalu lintas, Probabilitas tidak ada kostumer di dalam antrian, Jumlah rata –

Penyakit kaki gajah atau dalam bahasa medis disebut filariasis limfatik atauelephantiasis adalah salah satu penyakit tropis yang masih belum bisa di eradikasi

Uji Coba (Testing). Data-data kinerja Dual-Stack didapatkan dari aktivitas video streaming. Dalam hal ini penulis mencatat parameter throughput, packetloss dan delay

Dengan demikian dapat dipahami bahwa lingkungan pendidikan non-formal, keluarga, sekolah dan masyrakat merupakan factor yang sangat berpengaruh untuk keberhasilan pembinaan

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas karena penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil dan aktivitas belajar mahasiswa pendidikan matematika yang

Hasil Pengukuran Rata- rata Kadar Air Simplisia Daun Gaharu (A. Hasil Ekstrak Metanol Simplisia Daun Gaharu ... Hasil Skrining Simplisia dan Ekstrak Metanol Gaharu ... Hasil