ABSTRAK
PERBEDAAN PENGARUH PENERAPAN METODE PENEMUAN DENGAN METODE CERAMAH TERHADAP MINAT, KEAKTIFAN, KEMAMPUAN MERUMUSKAN MASALAH DAN PRESTASI BELAJAR
PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Roberta Imma Dyas
UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2012
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tinggi rendahnya perbedaan pengaruh penerapan metode penemuan dengan metode ceramah pada mata pelajaran IPA terhadap minat, keaktifan, kemampuan merumuskan masalah dan prestasi siswa kelas IV di SD Kanisius Wirobrajan pada semester genap 2011/2012.
Penelitian ini menggunakan metode penemuan dengan jenis penelitian kuantitatif yaitu tipe pretest posttest control group design.Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, yaitu: kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji formalitas dan uji statistik yang meliputi uji homogenitas, uji perbedaan pretest ke posttest, dan uji pengaruh perlakuan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan pretest dan posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan soal pilihan ganda yang berjumlah 10, soal essai yang berjumlah 1 nomor untuk mengukur ketrampilan proses (kemampuan merumuskan masalah) dan 20 pernyataan untuk mengukur minat IPA secara umum dan lembar pengamatan keaktifan siswa selama pembelajaran.
ABSTRACT
THE DIFFERENCE OF THE INFLUENCE OF IMPLEMENTING DISCOVERY METHOD AND SPEECH METHOD TOWARD THE STUDENTS’ INTEREST, CLASS PARTICIPATION, ABILITY TO FORMULATE PROBLEM AND THE LEARNING ACHIEVEMENT OF
THE FOURTH GRADE STUDENTS IN SCIENCE CLASS AT SD KANISIUS WIROBRAJAN IN THE ACADEMIC YEAR 2011/2012
Roberta Imma Dyas
SANATA DHARMA UNIVERSITY 2012
The objective of this research is to find out the difference of the influence of implementing discovery method and speech delivery method in Science classes toward the students’ interest, class participation, and ability to formulate problems, and the learning achievement of the fourth grade students at SD Kanisius Wirobrajan in the second semester.
The research uses discovery method in which the type of research is quantity, that is pre test and post test control group design. There were two groups randomly chosen in this research, they were experiment and control groups. The techniques of data analysis used are formal and statistic tests which include testing the homogeny, testing the difference of pre test and post test, and testing the influence of treatment. The system of collecting data in this research was done by giving pre test and post test in the control and experiment classes with 10 multiple choice, 1 essay question to measure the processing skills (ability to formulate problems) and 20 statements to measure the students’ interest generally and specifically in Science classes.
The data analysis which was done shows that the influence of interest of both control and experiment classes are significantly different in which: sig.
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini mungkin masih terlalu sederhana ...
Tapi biarkanlah ini menjadi persembahan kepada Tuhan Yesus Kristus, Bunda
Maria, bagi orang-orang yang aku kasihi terlebih untuk (Alm) ayah, ibu dan
kakakku serta jiwa keduaku yang telah mengajarkan aku sebuah arti hidup
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
(MATIUS 11:28)
Mintalah maka akan diberikan kepadamu, carilah maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
(LUKAS 11:9)
Panggulah salib hidupmu dan berkorbanlah untukmu serta orang lain seperti Yesus yang telah memanggul salibnya untuk kita manusia.
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Roberta Imma Dyas NIM : 101134259
Demi pengembangan Ilmu pengetahuan, saya memberikan perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul
PERBEDAAN PENGARUH PENERAPAN METODE PENEMUAN DENGAN METODE CERAMAH TERHADAP MINAT, KEAKTIFAN, KEMAMPUAN MERUMUSKAN MASALAH DAN PRESTASI BELAJAR
PADA MATA PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS WIROBRAJAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Beserta perangkat yang diperlukan (Bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
ABSTRAK
PERBEDAAN PENGARUH PENERAPAN METODE PENEMUAN DENGAN METODE CERAMAH TERHADAP MINAT, KEAKTIFAN, KEMAMPUAN MERUMUSKAN MASALAH DAN PRESTASI BELAJAR
PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Roberta Imma Dyas
UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2012
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tinggi rendahnya perbedaan pengaruh penerapan metode penemuan dengan metode ceramah pada mata pelajaran IPA terhadap minat, keaktifan, kemampuan merumuskan masalah dan prestasi siswa kelas IV di SD Kanisius Wirobrajan pada semester genap 2011/2012.
Penelitian ini menggunakan metode penemuan dengan jenis penelitian kuantitatif yaitu tipe pretest posttest control group design.Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, yaitu: kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji formalitas dan uji statistik yang meliputi uji homogenitas, uji perbedaan pretest ke posttest, dan uji pengaruh perlakuan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan pretest dan posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan soal pilihan ganda yang berjumlah 10, soal essai yang berjumlah 1 nomor untuk mengukur ketrampilan proses (kemampuan merumuskan masalah) dan 20 pernyataan untuk mengukur minat IPA secara umum dan lembar pengamatan keaktifan siswa selama pembelajaran.
ABSTRACT
THE DIFFERENCE OF THE INFLUENCE OF IMPLEMENTING DISCOVERY METHOD AND SPEECH METHOD TOWARD THE STUDENTS’ INTEREST, CLASS PARTICIPATION, ABILITY TO FORMULATE PROBLEM AND THE LEARNING ACHIEVEMENT OF
THE FOURTH GRADE STUDENTS IN SCIENCE CLASS AT SD KANISIUS WIROBRAJAN IN THE ACADEMIC YEAR 2011/2012
Roberta Imma Dyas
SANATA DHARMA UNIVERSITY 2012
The objective of this research is to find out the difference of the influence of implementing discovery method and speech delivery method in Science classes toward the students’ interest, class participation, and ability to formulate problems, and the learning achievement of the fourth grade students at SD Kanisius Wirobrajan in the second semester.
The research uses discovery method in which the type of research is quantity, that is pre test and post test control group design. There were two groups randomly chosen in this research, they were experiment and control groups. The techniques of data analysis used are formal and statistic tests which include testing the homogeny, testing the difference of pre test and post test, and testing the influence of treatment. The system of collecting data in this research was done by giving pre test and post test in the control and experiment classes with 10 multiple choice, 1 essay question to measure the processing skills (ability to formulate problems) and 20 statements to measure the students’ interest generally and specifically in Science classes.
The data analysis which was done shows that the influence of interest of both control and experiment classes are significantly different in which: sig.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas limpahan berkat dan karunia yang tanpa batas Ia berikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan baik. Skripsi yang berjudul Perbedaan Pengaruh Penerapan Metode Penemuan dengan Metode Ceramah terhadap Minat, Keaktifan, Kemampuan Merumuskan Masalah dan Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran IPA di SD Kanisius Wirobrajan, bertujuan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini tentu tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu penulis ingin menngucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D, selaku Dekan FKIP.
2. Romo Gregorius Ari Nugrahanto SJ, S.S, BST, M.A, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan izin penelitian.
3. Drs. Atmadi, M.Si., selaku dosen pembimbing I yang dengan penuh kesabaran dan ketelitian telah membimbing penulis, memberikan saran serta masukan yang begitu berharga hingga terselesainya penulisan skripsi ini.
4. Elga Andriana, S.Psi., M.Ed., selaku dosen pembimbing II yang sudah membrikan saran juga semangat dalam penulisan skripsi ini.
5. Klidiatmoko, S.Pd SD., selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Wirobrajan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 6. Thomas, selaku guru kelas IV SD Kanisius Wirobrajan yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di kelas IV.
8. Segenap Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang dengan penuh kebaikan dan kesabaran memberikan pengajaran yang sangat berguna bagi penulis untuk masa depan dan secara khusus atas pengetahuan yang berguna bagi terselesainya penulisan skripsi ini.
9. Keluargaku tercinta, alm. Stefanus Sutik Wandi, Anastasia Asih dan Robertus Novan Imma Dhita. Atas semua doa, dukungan serta semangat yang diberikan.
10.Seseorang yang telah menjadi bagian dari hidupku Rudiyanta
11.Untuk sobat-sobatku 7Pup’s (Gembuz, Kompleh, alm. Icunk, Djuki, Kunyik, Enthunk)
12.Teman-temanku PGSD last season, Adelia Rena, Maria, dan teman PKM serta PPL yang dengan tulus hati mau memberikan bantuan, kerja samanya selama ini.
13.Teman-teman seprofesi guru PGTK Pangudi Luhur Yogyakarta.
14.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak berperan dalam penulisan skripsi ini dan perjalanan studi penulis.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37
A. Perbedaan Pengaruh Penerapan Metode Penemuan dengan Metode Ceramah terhadap Minat Siswa ... 37
B. Perbedaan Pengaruh Penerapan Metode Penemuan dengan Metode Ceramah terhadap Keaktifan Siswa ... 43
C. Perbedaan Pengaruh Penerapan Metode Penemuan dengan Metode Ceramah terhadap Kemampuan Merumuskan Masalah ... 47
D. Perbedaan Pengaruh Penerapan Metode Penemuan dengan Metode Ceramah terhadap Prestasi Belajar Siswa ... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59
A. Kesimpulan ... 59
B. Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 62
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting yang harus dilaksanakan demi kemajuan bangsa. Hal ini dikarenakan pendidikan adalah hak dan kewajiban setiap warga negara Indonesia. Pendidikan dapat berlangsung dengan baik apabila dilaksanakan dengan benar sehingga prestasi siswa tersebut dapat terlihat. Melalui pendidikan diharapkan setiap individu dapat meningkatkan kualitas keberadaannya dan mampu berprestasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Keberhasilan seseorang dalam mencapai prestasi belajar yang maksimal dipengaruhi oleh faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi minat, ketrampilan, keaktifan, cara belajar, kondisi fisik dan psikis siswa ), dan faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa meliputi kurikulum pengajaran, tata tertib sekolah, fasilitas, interaksi guru dan siswa).
permainan atau praktik langsung yang sesuai dengan bahan ajar yang disampaikan.
Tetapi pada kenyataannya, sampai saat ini masih banyak guru yang dalam penyampaian materi menggunakan cara tradisional yaitu ceramah. Metode ceramah membuat perhatian siswa hanya tertuju pada satu fokus yaitu guru. Hal ini menyebabkan siswa terhambat dalam pembelajaran aktif. Siswa akan menjadi aktif ketika dihadapkan pada tugas yang harus dikerjakan dengan terjun langsung pada apa yang akan diselesaikan. Oleh karena itu, diharapkan guru lebih banyak menyampaikan materi tidak hanya secara teoritik tetapi lebih ke hal praktik. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa sehingga dapat mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya secara maksimal. Aktifitas siswa yang timbul akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan ketrampilan yang mengarah pada peningkatan prestasi belajar siswa.
metode penemuan. Dalam pembelajaran ini siswa didorong untuk mengembangkan minat dan keaktifan sehingga mampu melakukan proses perumusan masalah. Melalui metode ini siswa dapat meningkatkan prestasi belajar karena siswa mendapat pengalaman secara nyata dan melakukan kegiatan bersama dengan siswa lain. Dengan penerapan metode penemuan terbimbing diharapkan minat, keaktifan, kemampuan merumuskan masalah dan prestasi belajar siswa-siswi kelas IV SD Kanisius Wirobrajan dapat meningkat bila dibandingan dengan metode ceramah. Dari uraian tersebut diatas, maka penelitian tentang pembelajaran melalui metode penemuan terbimbing perlu diungkap melalui studi eksperimen dengan rangkaian penelitian yang dikemas secara runtut dan menarik untuk melihat efektifitasnya. Hal inilah yang mendorong penulis untuk melakukan sebuah penelitian guna mengetahui seberapa besar perbedaan pengaruh penerapan metode penemuan dengan metode ceramah terhadap minat, keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA khususnya siswa Kelas IV SD Kanisius Wirobrajan.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
2. Apakah ada perbedaan pengaruh penerapan metode penemuan dengan metode ceramah terhadap keaktifan pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan semester genap 2011/2012?
3. Apakah ada perbedaan pengaruh penerapan metode penemuan dengan metode ceramah terhadap kemampuan merumuskan masalah pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan semester genap 2011/2012?
4. Apakah ada perbedaan pengaruh penerapan metode penemuan dengan metode ceramah terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan semester genap 2011/2012?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tinggi rendahnya perbedaan pengaruh minat siswa kelas IV di SD Kanisius Wirobrajan semester genap 2011/2012pada mata pelajaran IPA dengan metode penemuan dibandingkan dengan metode ceramah.
2. Untuk mengetahui tinggi rendahnya perbedaan pengaruh keaktifan siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan semester genap 2011/2012 pada mata pelajaran IPA dengan metode penemuan dibandingkan dengan metode ceramah.
4. Untuk mengetahui tinggi rendahnya perbedaan pengaruh prestasi siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan semester genap 2011/2012 pada mata pelajaran IPA dengan metode penemuan dibandingkan dengan metode ceramah.
D Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Dengan penelitian ini, peneliti memperoleh hasil penelitian yang dapat memberikan konsep bagi peneliti dalam upaya mengembangkan metode penemuan dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran IPA khususnya di Sekolah Dasar.
2. Bagi Siswa
Melalui pembelajaran penemuan, siswa mendapatkan pengalaman baru dalam belajar sehingga pembelajaran tidak monoton dan akan mengurangi tingkat kebosanan siswa terhadap pembelajaran yang dirasa sulit khususnya IPA sehingga kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan selanjutnyan keaktifan dan minat siswa meningkat yang akhirnya dapat meningkatkan prestasi siswa.
3. Bagi Guru
E. Sistematika Penelitian
Penulisan skripsi disajikan dengan sistematika Bab I berisi Pendahuluan, Bab II menguraikan Kajian Pustaka, Bab III membahas Metode Penelitian, Bab IV meguraikan Hasil Penelitian dan Pembahasan serta Bab V berisi Kesimpulan dan Saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A Metode Penemuan (Discovery)
Wahana (2010:57) mengungkapkan bahwa metode merupakan prosedur yang mencakup berbagai tindakan pikiran, pola kerja, tata langkah, serta cara teknis untuk memperoleh pengetahuan. Prosedur tersebut juga dapat memperkembangkan pengetahuan yang ada. Metode adalah cara-cara yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda dalam rangka mencapai kompetensi dasar pembelajaran yang telah ditetapkan. Supandi dan Zaenuri dalam Purnomo (2005:326), salah satu macam metode yang dikenal adalah metode discovery. Metode discovery ini berbeda dengan metode inquiry, tetapi pada dasarnya kedua metode ini saling berkaitan. Inquiry artinya penyelidikan, sedangkan discovery
artinya penemuan.
yang menarik bagi siswa, dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
Pendapat lain yang diungkapkan Roestiyah (2001:20) bahwa metode
discovery adalah proses mental (mengamati, merumuskan masalah, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya) dimana siswa mampu menemukan sendiri atau mengalami sendiri, sedangkan guru hanya membimbing serta memberikan instruksi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode penemuan atau discovery adalah salah satu metode pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk menyajikan materi pembelajaran. Tentu saja pembelajaran yang disajikan dalam metode ini menarik bagi siswa, dan dapat mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri jawaban atas permasalahan yang timbul dari materi pembelajaran.
Menurut Roestiyah (2001:20-21) metode dicovery mempunyai keunggulan dan kelemahan. Keunggulan metode ini yaitu:
a. Metode discovery mampu membantu siswa dalam mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta menguasai ketrampilan siswa.
b. Siswa memperoleh pengetahuan yang sifatnya mendalam sehingga dapat tertinggal dalam diri siswa.
d. Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dan memajukan dirinya sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
e. Mampu mengarahkan dan memberikan motivasi pada siswa sehingga lebih giat belajar.
f. Pusat metode ini adalah siswa, sedangkan guru hanya mendampingi dan mengarahkan siswa.
Hal-hal di atas merupakan keunggulan metode discovery. Walaupun demikian baiknya, tetapi metode ini juga mempunyai kekurangan yang harus diperhatikan, diantaranya adalah:
a. Siswa harus benar-benar siap mental untuk mendapatkan cara belajar dengan metode ini.
b. Penggunaan metode discovery kurang berhasil apabila dilakukan pada kelas besar.
c. Bagi guru dan siswa yang sudah terbiasa menggunakan perencanaan dan pembelajaran tradisional, maka akan kecewa dengan adanya metode penemuan.
d. Beberapa ada yang berpendapat bahwa metode ini lebih mementingkan proses pengertian saja sedangkan pembentukan sikap dan ketrampilan siswa kurang diperhatikan.
B Metode Ceramah
Menurut Tanlain (2007:43) asal kata “ceramah" berarti penuturan langsung secara lisan oleh penutur kepada para pendengar. Pada konteks mengajar , metode ceramah adalah salah satu metode mengajar kelas dengan cara penyajian poin-poin bahan ajar yang berupa informasi, konsep, prinsip, tugas oleh guru secara lisan kepada siswa, dan disertai penjelasan dengan contoh-contoh, gambar, ilustrasi, peragaan, pertanyaan dan audio visual. Selain itu, Tanlain (2009:48) juga mengungkapkan bahwa metode ceramah adalah metode pembelajaran dimana guru yang berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas besar dengan cara menyajikan poin-poin bahan pelajaran berupa informasi, konsep dan prinsip yang disampaikan secara lisan langsung kepada siswa.
Kelebihan metode ceramah menurut Munthe (2009: 61) adalah :
a. Dapat digunakan di kelas besar.
b. Materi yang banyak dapat disampaikan secara singkat. c. Lebih ekonomis, terlebih dari segi biaya.
d. Baik bila materi baru belum tersedia dalam bentuk hard copy.
Sedangkan kelemahan metode ini adalah :
a. Membuat siswa menjaga daya tahan berkonsentrasi menggunakan indra telinga yang terbatas.
e. Guru cenderung bersifat otoriter dan kelas menjadi monoton.
C Minat
a. Pengertian minat
Minat adalah salah satu hal yang penting dalam proses belajar. Menurut Syah (2007:136) minat (interest) adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar dalam bidang studi tertentu. Dengan minat tersebut seorang siswa juga akan mencapai prestasi yang diinginkan.
Menurut Djiwandono (2006:366) kegiatan siswa adalah kunci dari minat mereka. Dengan demikian melalui pengamatan guru melihat antusiasme dalam proses pembelajaran dan keingintahuan siswa terhadap materi, maka dapat dikatakan bahwa hal ini merupakan salah satu cara guru dalam mengukur minat siswa. Dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya guru menciptakan “meja minat”. Meja biasa, yang dapat diisi oleh siswa sendiri dengan barang-barang yang aneh yang disukai siswa dari rumah. Hal itu secara tidak langsung menarik minat anak sehingga akan memupuk minat siswa.
berkurang, minatpun juga akan berkurang. Minat memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan seseorang dan mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap, antara lain:
a) Menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar.
b) Mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi anak, semakin yakin mereka mengenai pekerjaan yang diidamkan, semakin besar minat mereka terhadap kegiatan yang mendukung tercapainya aspirasi itu. c) Menambah kegembiraan pada setiap kegiatan yang ditekuni. d) Meningkatkan prestasi.
b.Indikator minat
Purnomo (2009:254) mengungkapkan beberapa indikator untuk menunjukkan bahwa siswa mempunyai minat dalam pembelajaran IPA antara lain:
a) memiliki perhatian terhadap pelajaran
b) sering bertanya sebagai wujud rasa ingin tahu
c) semangatnya lebih tinggi/ antusias ketika mengikuti pembelajaran d) kreativitasnya muncul, cenderung selalu mencoba walaupun sering
gagal, tidak akan pernah puas dengan hasil yang sudah dicapai.
c. Cara menumbuhkan minat
a) materi pelajaran yang disampaikan hendaknya berguna bagi siswa b) menumbuhkan keingintahuan siswa
c) cara penyampaian pelajaran menarik dan bervariasi d) menggunakan permainan dan simulasi
e) menggunakan tehnik-tehnik kerjasama kelompok.
D Keaktifan
Sriyono (1991: 74) mengungkapkan bahwa keaktifan adalah sesuatu yang diusahakan guru pada saat mengajar agar murid aktif secara jasmani maupun rohani. Siswa belajar secara aktif ketika mereka secara terus-menerus terlibat, baik secara mental maupun fisik.
Pembelajaran aktif itu penuh semangat, hidup, giat, berkesinambungan, kuat, dan efektif. Pembelajaran aktif melibatkan pembelajaran yang terjadi ketika siswa bersemangat, siap secara mental, dan bisa memahami pengalaman yang dialami. Hal ini diungkapkan oleh Hollingsworth, dkk (2008:8).
Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Berikut ini adalah beberapa pengertian keaktifan:
baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah siswa giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran. Saat siswa aktif jasmaninya dengan sendirinya ia juga aktif jiwanya, begitu juga sebaliknya.
E Kemampuan Merumuskan Masalah
Santika (2009:5) mengungkapkan bahwa IPA memiliki metode khusus dalam proses pembelajaran yang disebut metode ilmiah. Metode ilmiah dalam IPA yang harus dikembangkan oleh para siswa diantaranya: a. Perumusan masalah
Dalam perumusan masalah, siswa diharapkan supaya siswa mengetahui obyek atau permasalahan yang harus diteliti atau dipecahkan.
b. Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis
Dalam hal ini siswa menyusun beberapa pertanyaan sebagai wujud dari rasa keingintahuannya terhadap sesuatu hal yang berhubungan dengan obyek IPA.
c. Perumusan Hipotesis
Perumusan hipotesis merupakan rumusan dugaan sementara yang ditulis oleh siswa berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.
Dalam pengujian hipotesis, siswa melakukan kegiatan atau percobaan guna membuktikan hipotesisnya.
e. Penarikan kesimpulan
Dalam proses ini, siswa memperoleh makna dari pembelajaran sehingga dapat berguna bagi kehidupan sehari-hari.
Menurut Sriyono (1992:97), ada lima tahapan yang ditempuh dalam menerapkan metode discovery yaitu (a) merumuskan masalah untuk dipecahkan oleh siswa, (b) menetapkan jawaban sementara atau hipotesis, (c) siswa mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahan atau hipotesis, (d) menarik kesimpulan dari jawaban, dan (e) mengaplikasikan kesimpulan dalam situasi baru.
F Prestasi Belajar
a. Pengertian prestasi belajar
Prestasi belajar juga sangat ditentukan oleh adanya evaluasi suatu hasil belajar. Evaluasi ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana proses belajar tercapai dan bantuan yang perlu diberikan tidak mencapai hasil yang diberikan. Prestasi belajar dapat juga diukur dengan menggunakan tes formatif. Tes formatif adalah penggunaan tes prestasi guna melihat sejauh mana kemajuan belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu program pengajaran. Tes Sumatif adalah penggunaan tes prestasi guna menghasilkan informasi mengenai penguasaan pelajaran yang telah direncanakan sebelumnya dalam suatu program pengajaran.
Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil yang dicapai (dari yang telah dilakukan atau dikerjakan). Dari definisi di atas maka prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam mata pelajaran yang ditunjukkan dengan nilai-nilai tes atau angka-angka yang dibukukan oleh guru.
b. Faktor faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Menurut Roestiyah (1982:159) prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a) Faktor internal
Yang dimaksud faktor internal adalah faktor-faktor yang timbul di dalam diri anak itu sendiri. Faktor Internal ini diantaranya sebagai berikut:
1) Tujuan belajar yang jelas dari siswa
Siswa menganggap dirinya masuk ke sekolah lanjutan sekedar memenuhi anjuran orang tua atau sekedar menggunakan waktu senggang dan hanya sekedar menjaga gengsi melanjutkan sekolah dengan maksud agar memperoleh hadiah sepeda bagus atau mungkin ada yang berpendapat bahwa sekolah lanjutan adalah tempat pergaulan siswa. Jadi seseorang yang mau belajar harus punya tujuan yang jelas jika ingin prestasi belajarnya baik. 2) Minat terhadap bahan pelajaran
3) Kesehatan
Badan yang sehat akan lebih menguntungkan bagi setiap orang. Dengan badan yang sering sakit-sakitan dan kurang tenaga merupakan faktor penghambat kemajuan belajar seseorang. 4) Kecakapan mengikuti pelajaran
Cakap mengikuti pelajaran apabila siswa mengerti hal-hal yang diajarkan dan kemudian akan menambah pengetahuan yang lebih luas untuk bisa memahami dan mengerti isi pelajaran diperlukan perhatian dan konsentrasi, menanggapi secara kritis apa yang diajarkan, sebelumnya mengikuti pelajaran lebih dahulu membaca pokok-pokok yang diajarkan
b) Faktor Eksternal
Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar si anak. Faktor eksternal ini diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Faktor yang datang dari lingkungan keluarga, misalnya cara orang tua mendidik anak, suasana keluarga, dan sosial ekonomi keluarga.
2) Faktor yang datang dari masyarakat, misalnya cara hidup lingkungan, teman bergaul, media cetak maupun elektronik.
G Pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) pada usia sekolah dasar penting dilakukan, hal ini karena manusia tanpa disadari telah mengenal dan mempraktekkan IPA sejak ia dilahirkan. Menurut Santika (2009:1) IPA merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang berkaitan erat dengan makhluk hidup dan alam semesta. Dalam pembelajaran IPA perlu dilakukan suatu eksperimen untuk penguatan secara konseptual.
Menurut Srini (2001:2) kata IPA merupakan singkatan kata Ilmu Pengetahuan Alam. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris “ Natural Science” secara singkat disebut “Science”. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam. Science artinya pengetahuan. Jadi IPA atau science itu secara harafiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam yang mempelajari peristiwa-peristiwa di alam semesta.
1. Kompetensi Dasar IPA SD Kelas 1V
Materi pembelajaran IPA yang digunakan dalam penelitian ini mengambil standar kompetensi 8 tentang memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari pada kompetensi dasar 8.4 menjelaskan perubahan energi bunyi melalui penggunaan alat musik (Depdiknas, 2007).
Ikhwan dan Wahyudi (2009:109) mengatakan bahwa bunyi merupakan bentuk energi yang disebabkan oleh benda
benda yang menghasilkan bunyi disebut sumber energi bunyi. Bunyi berasal dari getaran.
2. Materi Pembelajaran IPA
a. Perubahan Energi Bunyi melalui penggunaan alat musik
Aprilia (2009: 139-140) mengatakan dalam bukunya bahwa
“di dalam piano terdapat banyak senar yang terbuat dari baja. Senar ini dipasang dengan cara diregangkan. Apabila kita menekan tuts piano, maka pemukul di dalam piano memukul sebuah senar. Senar ini bergetar dan menimbulkan bunyi. Bunyi ini disebut nada. Ukuran senarnya berbedabeda. Inilah yang membuat tinggi dan rendahnya nada berbeda.
Harmonika juga dapat menghasilkan bunyi bila ditiup. Ketika ditiup, lidah-lidah logam yang terletak di dalamnya bergetar dan menghasilkan nada. Hasilnya, kita bisa mendengarkan bunyi yang indah dari harmonika itu. Seruling dapat menghasilkan bunyi yang indah ketika ditiup. Udara yang ditiupkan ke dalam seruling membuat udara di dalamnya bergetar. Untuk menghasilkan nada yang berbeda-beda, jemari kita harus menutup sebagian lubang-lubang pada seruling tersebut. Itulah yang menyebabkan seruling menghasilkan nada-nada yang indah.
menghasilkan bunyi. Jika ingin memainkan nada yang berbeda, maka kita harus menekan sebagian senar yang ada pada biola tersebut.
Gitar dapat menghasilkan bunyi ketika dawainya dipetik. Petikan itu menyebabkan dawai bergetar. Nada-nada yang indah pun akan terdengar ketika kita menekan sebagian senar yang ada pada gitar tersebut. Semakin halus dan pendek senarnya, maka semakin tinggi nada yang dihasilkan”.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi bunyi
Faktor-faktor yang berpengaruh pada besar kecilnya bunyi yang dihasilkan menurut Mulyatiarifin (2009:79) adalah: 1) Jarak sumber bunyi terhadap penerima.
2) Kuat atau lemahnya getaran yang dihasilkan.
3) Energi yang dibutuhkan untuk menggerakkan benda. 4) Jenis benda yang bergetar.
H Penelitian yang Relevan
Metode penemuan telah banyak digunakan untuk pembelajaran IPA baik kelas rendah Sekolah Dasar maupun tingkat perguruan tinggi, yaitu untuk meningkatkan pemahaman konsep belajar. Berikut ini dipaparkan beberapa penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya :
Malang”. Hal ini dapat dilihat dari data yang diperoleh sebelum tindakan penelitian nilai rata-rata ulangan 58, setelah adanya tindakan nilai rata-rata ulangan mencapai 67,93 pada akhir siklus 1 dan 75,86 pada akhir siklus 2. Adanya peningkatan prestasi belajar pada siswa disebabkan karena siswa benar- benar terlibat aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Tutik Utaminingsih, S.Pd. melakukan penelitian tentang Pendekatan Metode Penemuan (discovery) pada pembelajaran Fisika mempunyai pengaruh yang besar terhadap prestasi belajar siswa kelas X SMA Bobkri II Yogyakarta yaitu ada peningkatan hasil belajar yang cukup signifikan pada kelas penelitian, yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan metode penemuan. Minat belajar siswa di kelas penelitian lebih tinggi dibanding kelas kontrol, dimana siswa lebih menyukai proses pengajaran. Siswa dapat mencerna materi pengajaran serta lebih berminat untuk mempelajari bidang studi fisika. Selain itu diperoleh hasil bahwa dengan pendekatan penemuan, keaktifan siswa dalam belajar di kelas lebih baik, dimana siswa kelas menjadi lebih aktif dalam mengemukakan pendapat, bertanya pada guru, bertanya pada siswa lain, pengerjaan tugas atau laporan serta dalam menjawab pertanyaan lisan dari guru.
I Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah :
IPA siswa kelas IV di SDK Wirobrajan pada semester ganjil 2011/2012.
b. Ada perbedaan pengaruh penerapan metode penemuan yang lebih tinggi daripada metode ceramah terhadap keaktifan pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV di SDK Wirobrajan pada semester ganjil 2011/2012.
c. Ada perbedaan pengaruh penerapan metode penemuan yang lebih tinggi daripada metode ceramah terhadap kemampuan merumuskan masalah pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV di SDK Wirobrajan pada semester ganjil 2011/2012.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode eksperimental yaitu tipe pretest posttest control group design
(Sugiyono, 2010:112). Dalam desain ini terdapat 2 kelompok yang dipilih secara acak atau random melalui undian. Kelompok eksperimen yaitu kelas IV A diberikan pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan sedangkan kelompok kontrol yaitu kelas IV B pembelajarannya menggunakan cara tradisional yaitu menggunakan metode ceramah. Sebelumnya kedua kelompok ini diberikan pretest yang sama, untuk mengetahui keadaan awal. Pada saat pembelajaran berlangsung, pengamatan juga dilakukan pada kedua kelompok ini guna mengetahui keaktifan siswa. Setelah beberapa kali pembelajaran, kemudian diberikan
post test pada kedua kelompok. Berikut desainnya:
R1 O1 X1 O2 R2 O3 X2 O4 Keterangan :
R1: kelompok penemuan R2: kelompok kontrol O1, O3 : pretest O2, O4: posttest
B Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDK Wirobrajan Yogyakarta yang terletak Jl. HOS Cokroaminoto no 8 Yogyakarta. Tempat penelitian ini berdasarkan lokasi yang cukup dekat dengan peneliti, sekaligus menjadi tempat Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM).
Subyek penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kontrol. Kelompok eksperimen adalah siswa kelas IV A yang berjumlah 31 siswa. Kelompok kontrol adalah siswa kelas IV B yang berjumlah 29 siswa.
Pembelajaran pada kelompok kontrol dilakukan oleh guru mitra yaitu guru kelas IV B. Sedang kelompok eksperimen dilakukan oleh peneliti sendiri. Hal ini dikarenakan peneliti lebih menguasai RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang dibuat menggunakan metode penemuan daripada guru mitra, dan menghindarkan manipulasi pembelajaran bila peneliti juga mengajar di kelas kontrol. Pengamatan dan dokumentasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung oleh rekan peneliti baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol untuk melihat keaktifan siswa.
C Variabel Penelitian
Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini ada lima yaitu:
D Definisi Operasional
1. Metode penemuan adalah metode mengajar yang mengaktifkan siswa untuk menemukan pengetahuannya sendiri dalam materi pembelajaran. 2. Minat adalah keinginan besar yang timbul dari dalam diri siswa sehingga
mendorong siswa semakin antusias dalam mengerjakan segala sesuatu. 3. Keaktifan adalah keterlibatan siswa dalam aktivitas pembelajaran baik
secara mental maupun fisik.
4. Ketrampilan proses IPA adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa, sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan keterampilan intelektual dan sikap ilmiah siswa sendiri.
5. Kemampuan merumuskan masalah adalah kemampuan siswa memahami suatu permasalahan.
6. Prestasi belajar adalah suatu bukti usaha yang ingin dicapai.
7. Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari kejadian-kejadian yang terjadi di alam.
8. Bunyi adalah salah satu bentuk energi yang berasal dari benda yang bergetar.
E Instrumen Penelitian
1. Instrumen minat
Instrumen ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang minat siswa terhadap suatu mata pelajaran yang selanjutnya digunakan untuk meningkatkan minat siswa tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan lembar kuisioner/angket sebanyak 20 item baik pernyataan positif dan negatif. Angket ini digunakan untuk mengetahui minat IPA secara umum dan spesifik Kompetensi Dasar (KD).
Tabel 1. Indikator Minat
Indikator minat Item soal negatif
Item soal positif
1. Sikap ketertarikan 1,3,16,20
2. Perhatian untuk melakukan sesuatu dengan tekun
2,12
3. Lebih berkonsentrasi 5,14,15
4. Tidak mudah bosan 10
5. Terlibat dengan suatu kegiatan karena menyadari pentingnya atau bernilainya pelajaran.
13,17 4,7,19
6. Rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh.
Total 7 item 13 item
2. Instrumen keaktifan
Berupa lembar pengamatan keaktifan selama di kelas. Terdiri dari 8 item, yang diisi dengan menggunakan turus untuk mengetahui seberapa sering setiap siswa melakukan aktivitasnya, selama pembelajaran berlangsung sesuai item.
Tabel 2. Indikator Keaktifan
Indikator keaktifan Item
1. Perhatian selama proses belajar 6
2. Bekerjasama/berdiskusi 4, 5, 7, 8
3. Keterlibatan dalam pembelajaran 1, 2, 3
3. Instrumen kemampuan merumuskan masalah
Berupa 1 soal essay, yang diberikan di awal dan di akhir pembelajaran sebagai pretest dan postest. Soal ini dibuat sesuai tujuan yang diinginkan yaitu mengukur kemampuan merumuskan masalah.
Tabel 3. Indikator Soal Merumuskan Masalah
No. Masalah Skor
1. Apakah ukuran kotak pada gitar berpengaruh
terhadap volume bunyi?
2. Apakah ukuran lubang pada gitar berpengaruh
terhadap volume bunyi?
1
3. Apakah kuat lemahnya petikan pada gitar
berpengaruh terhadap volume bunyi?
1
4. Apakah ukuran kotakpada gitar berpengaruh
terhadap nada bunyi?
1
5. Apakah ukuran lubang pada gitar berpengaruh
terhadap nada bunyi?
1
6. Apakah besar-kecil senar pada gitar
berpengaruh terhadap nada bunyi?
1
7. Apakah panjang senar pada gitarberpengaruh
terhadap nada bunyi?
1
8. Apakah jenis bahan pada gitar berpengaruh
terhadap nada bunyi?
1
9. Apakah kekencangan senar pada gitar
berpengaruh terhadap nada bunyi?
1
10. Dll.
Masing-masing yang
benar: 1
4. Instrumen prestasi belajar
posttest. KD yang digunakan dalam penelitian ini adalah 8.4 Menjelaskan perubahan energi bunyi melalui penggunaan alat musik.
Tabel 4. Indikator Soal Prestasi Belajar
Indikator Nomor Soal
a. Melakukan percobaan pada alat musik sederhana 1, 2, 8, 9, 10 b. Melakukan eksperimen untuk menyelidiki
perubahan energi bunyi pada alat musik sederhana
3, 4, 5, 6, 7
F Uji Validitas
Validitas merupakan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai (Sudjana, 2010:12). Sedangkan reliabilitas menurut Sudjana (2010:16) merupakan ketepatan atau keajegan dalam menilai apa yang seharusnya dinilai.
Untuk semua instrumen baik pretest dan posttest, angket minat dan lembar keaktifan dalam penelitian ini menggunakan tipe content validity
(validitas isi). Validitas isi adalah validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat profesional judgement (Saifudin 2008:45).
dosen fisika, dosen pembimbing dua sekaligus dosen psikologi dan terakhir guru kelas IV. Semua instrumen baik dari isi, tata bahasa, urutan dianalisis secara rasional oleh ketiga ahli ini secara bergantian. Begitu pula dengan reliabilitas instrumen, dilakukan dengan cara yang sama.
G Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini berupa soal pretest dan
posttest, 10 obyektif untuk mengukur prestasi, 1 soal essay untuk mengukur kemampuan proses (merumuskan masalah), 20 pernyataan untuk mengukur minat IPA secara umum dan lembar pengamatan keaktifan siswa selama pembelajaran. Pretest diberikan di awal pembelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum pembelajaran. Kemudian di akhir pembelajaran, kembali diberikan soal yang sama sebagai posttest. Hal ini digunakan untuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan pembelajaran. Dalam hal ini data dari pretest dan
posttest, data keaktifan, serta minat dianalisis.
H. Teknik Analisis Data
1. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov. Kriteria yang digunakan:
Jika distribusi data normal, teknik statistik inferensial yang digunakan adalah statistik parametrik, dalam hal ini T-test. Sedangkan bila distribusi tidak normal maka teknik statistik yang digunakan adalah uji statistik non parametrik dengan Mann-Whitney atau Wilcoxon.
2. Uji Statistik
a. Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua data memiliki dasar yang sama untuk dilakukan pembandingan. Uji ini dilakukan dengan menganalisis pretest baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
Kriteria untuk menilai homogenitas yaitu:
1) Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain keduanya memiliki homogenitas data.
2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok eksperimen dan kontrol. Dengan kata lain, tidak ada homogenitas data.
b. Uji perbedaan dari pretest ke posttest
Kriteria yang digunakan adalah:
1) Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest. Dengan kata lain, tidak ada kenaikan yang signifikan yang terjadi antara pretest dan
posttest.
2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest. Dengan kata lain, ada kenaikan yang signifikan yang terjadi antara pretest dan
posttest.
c. Uji pengaruh perlakuan
Uji ini dilakukan untuk memastikan apakah ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan adalah:
1) Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara posttest di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain, penerapan metode penemuan tidak ada kenaikan secara signifikan terhadap minat dan keaktifan, prestasi belajar, dan kemampuan merumuskan masalah.
kenaikan secara signifikan terhadap minat dan keaktifan, prestasi belajar, dan kemampuan merumuskan masalah.
d. Uji selisih skor
Uji ini dilakukan jika tidak ada homogenitas data dari skor
pretest baik di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Untuk mendapatkan perhitungan selisih skor, dilakukan dengan hasil
posttest dikurangkan hasil pretest di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sesudah skor selisih didapat, skor dari kedua kelompok diuji perbedaannya.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah:
1) Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain, penerapan metode penemuan tidak ada kenaikan secara signifikan terhadap minat dan keaktifan, prestasi belajar, dan kemampuan merumuskan masalah.
Cara kedua ini sebenarnya cukup fleksibel untuk menguji pengaruh penerapan metode penemuan tanpa memperhitungkan perbedaan siswa di kelompok kontrol maupun eksperimen, bisa berada di daerah yang berbeda-beda.
I. Jadwal Penelitian
Berikut ini jadwal penelitian yang dilakukan peneliti dalam tahun 2012:
Tabel 5. Jadwal Penelitian
No. Kegiatan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov
1. Analisis kebutuhan
2. Survei lokasi
3. Izin penelitian
4. Penyusunan proposal skripsi
5. Pengumpulan proposal skripsi
6. Pengambilan data dan analisis
data
7. Penyusunan laporan skripsi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa data kuantitatif. Data kuantitatif yang dimaksud berupa hasil skor yang didapat dari soal pilihan ganda dan menjawab pertanyaan. Soal-soal tersebut dikerjakan oleh kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan rumusan masalah ada 4 jenis data yang diperoleh yaitu:
A.Perbedaan Pengaruh Penerapan Metode Penemuan dengan Metode
Ceramah Terhadap Minat Siswa
1. Data minat belajar siswa
Data minat siswa dinyatakan dalam perbedaan mean skor 20 soal pernyataan pada kuisioner pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kontrol. Berikut ini adalah hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kontrol. Data skor selengkapnya terlampir.
Tabel 6. Skor Minat Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
10 71 71 49 58 11 70 67 70 59
12 64 67 63 61
13 68 65 70 53 14 65 73 68 61 15 63 60 67 67 16 76 73 66 67 17 69 78 47 50
18 57 66 70 67
19 75 77 73 77 20 72 72 60 71 21 62 63 70 70 22 61 71 48 48 23 75 77 67 64 24 70 71 71 76 25 70 70 71 70 26 61 65 74 73 27 65 64 74 77 28 75 73 66 63 29 67 72 69 61 30 59 73
31 69 71
Rata-rata 68,39 70,76 65,79 65,03
2. Analisis Data Minat Siswa
a. Uji Normalitas
Langkah pertama yang dilakukan untuk sampai menjawab hipotesis tentang perbedaan pengaruh metode penemuan dengan metode ceramah terhadap minat siswa adalah menguji normalitas data minat baik pretest
maupun posttest di kedua kelompok. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus One Sample Kolmogorov Sminov-Tes program
Dengan demikian dapat dilakukan uji parametrik yaitu Independent Samples T-test pada program PASW18 for Windows.
Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Data Minat Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol
Minat Mean Harga
Kolmogorov-b. Uji Homogenitas
homogen sehingga dapat dilakukan pembandingan. Berdasarkan tabel di bawah ini data minat homogen karena sesuai kriteria sig. (2-tailed) > 0,05.
Tabel 8. Homogenitas Data Minat Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Mean
Pretest
Minat
Levene’s Test
for
Equality of
Variances
T-test for
Equality
of Means
Hasil
Eksperimen 68,39
Sig. Sig. (2-tailed) Homogen
Kontrol 65,79
0,154 0,154
c. Uji Perbedaan dari Pretest ke Posttest
Langkah yang ketiga adalah menguji perbedaan dari pretest ke
posttest. Uji ini untuk memastikan apakah ada kenaikan yang terjadi dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan membandingkan skor hasil pretest dan posttest. Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus Paired Samples test program PASW 18 For Windows menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara pretest
dan posttest minat di kelompok eksperimen dengan dibuktikan harga sig.
signifikan antara pretest dan posttest minat yang ditunjukkan dari harga sig. (2-tailed) > 0,05. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 9. Perbedaan Pretest dan Posttest Data Minat Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol
No. Kelompok Mean Minat Sig.
(2-
tailed)
Analisis Keterangan
Pretest Posttest
1. Eksperimen 68,39 70,76 0,050 < 0,05 berbeda 2. Kontrol 65,79 65,03 0,498 > 0,05 tidak berbeda
d. Uji Perbedaan Pengaruh Perlakuan
Langkah yang terakhir untuk mencapai kesimpulan adalah uji pengaruh perlakuan. Uji pengaruh perlakuan dilakukan untuk memastikan apakah ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest
minat kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil perhitungan dengan rumus Independent Samples T-test pada program PASW 18 for Windows menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
Tabel 10. Perbedaan Posttest Data Minat Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol
Minat Sig.(2-tailed) Analisis Keterangan
Posttest
Eksperimen dan Kontrol
0,008 < 0,05 Berbeda
3. Pembahasan
Pada tahap analisis data telah dilakukan berbagai pengujian sebagai prasyarat untuk mencapai kesimpulan. Uji normalitas yang dilakukan menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dengan harga sig. (2-tailed) > 0,05. Selanjutnya dilakukan uji perbandingan data skor pretest minat siswa agar data mempunyai dasar yang sama. Hasil pengujian menunjukkan bahwa data kelompok eksperimen dan kontrol adalah homogen dengan harga sig. (2-tailed) > 0,05. Uji perbandingan mean menunjukkan ada kenaikan skor antara pretest dan posttest minat di kelompok eksperimen. Di kelompok kontrol skor pretest dan posttest minat menunjukkan penurunan minat dilihat dari rata-rata. Uji yang terakhir adalah membandingkan
Kenaikan minat yang cukup besar terjadi pada kelompok eksperimen. Hal tersebut dikarenakan metode penemuan dapat membangkitkan semangat belajar siswa. Selain itu, pembelajaran dengan metode penemuan juga memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir maju sesuai dengan kemampuannya untuk menemukan konsep dan prinsip. Siswa menjadi lebih tertarik dan merasa senang mengikuti pembelajaran. Penerapan metode ceramah pada kelas kontrol tidak meningkatkan minat siswa. Hal itu dikarenakan siswa hanya memperoleh materi dari guru tanpa banyak berpartisipasi langsung untuk mempelajari konsep dari materi yang diajarkan.
B.Perbedaan Pengaruh Penerapan Metode Penemuan dengan Metode
Ceramah terhadap Keaktifan Siswa
1. Data Keaktifan
Data keaktifan siswa dinyatakan dalam perbedaan mean skor 8 pernyataan pada pengamatan pembelajaran di kelompok eksperimen dan kontrol. Berikut ini data skor di kelompok eksperimen dan kontrol. Data skor selengkapnya terlampir.
Tabel 11. Skor Keaktifan Siswa Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol
Siswa
Skor
Eksperimen Kontrol
1 9 8
2 13 0
3 8 1
4 13 1
5 9 2
7 14 3
Rata-rata 11,94 2,79
2. Analisis Data Keaktifan Siswa
a. Uji Normalitas
Tabel 12. Hasil Uji Normalitas Data Keaktifan Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol
Keaktifan Mean Harga
Kolmogorov-
Smirnov Z
Asymp.
Sig. (2-
tailed)
Analisis Keterangan
Kelompok Eksperimen
11,94 1,038 0,231 Sig > 0,05
Distribusi normal Kelompok
Kontrol
2,79 1,008 0,262 Sig > 0,05
Distribusi normal
b. Uji Perbedaan Pengaruh Perlakuan
Tabel 13. Perbedaan Skor Keaktifan Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol
Keaktifan Sig.(2-tailed) Analisis Keterangan
Eksperimen dan Kontrol
0,000 < 0,05 berbeda
3. Pembahasan
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sangat mempengaruhi pencapaian hasil belajar yang baik. Berdasarkan uji normalitas data menunjukkan bahwa data skor keaktifan kelompok kontrol dan eksperimen mempunyai distribusi normal. Hasil uji perbandingan skor rata-rata keaktifan siswa kelompok kontrol dan eksperimen juga menunjukkan perbedaan pengaruh yang signifikan. Pendek kata dapat disimpulkan bahwa penerapan metode penemuan berpengaruh secara signifikan terhadap keaktifan siswa pada materi perubahan energi bunyi melalui penggunaan alat musik.
suatu eksperimen. Kelas kelompok kontrol tampak lebih tenang dibandingkan kelompok eksperimen.
C.Perbedaan Pengaruh Penerapan Metode Penemuan dengan Metode
Ceramah terhadap Kemampuan Merumuskan Masalah
1. Data Kemampuan Merumuskan Masalah
Data kemampuan merumuskan masalah diperoleh dari hasil tes essay. Soal essay berjumlah 1 soal, yang dijabarkan dari indikator. Tes ini diberikan sesudah pembelajaran baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Data selengkapnya terlampir.
Tabel 14. Skor Kemampuan Merumuskan Masalah Siswa
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
19 1 8 3 1 20 3 7 2 4
21 1 6 1 2
22 2 9 1 2 23 2 4 2 2 24 1 3 3 2 25 1 6 1 2 26 3 5 1 3
27 2 7 3 2
28 1 6 0 1 29 1 7 2 3 30 1 6
31 3 6
Rata-rata 1,94 6,45 1,69 2,14
2. Analisis Data Kemampuan Merumuskan Masalah Siswa
a. Uji Normalitas
Tabel 15. Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Merumuskan Masalah
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kemampuan
b. Uji Homogenitas
pembandingan. Berdasarkan tabel di bawah ini data minat homogen karena sesuai kriteria sig. (2-tailed) > 0,05.
Tabel 16. Homogenitas Data Kemampuan Merumuskan Masalah
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Mean Pretest
c. Uji Perbedaan dari Pretest ke Posttest
Langkah yang ketika adalah menguji perbedaan dari pretest ke
posttest. Uji ini untuk memastikan apakah ada kenaikan yang terjadi dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan membandingkan skor hasil pretest dan posttest. Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus Paired Samples test program PASW 18 For Windows menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara pretest
kontrol tidak ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest
kemampuan merumuskan masalah yang ditunjukkan dari harga sig. (2 -tailed) > 0,05. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 17. Perbedaan Pretest dan Posttest Data Kemampuan Merumuskan Masalah
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
No. Kelompok Mean
Kemampuan
Kemampuan
Merumuskan
Masalah
Sig.
(2-
tailed)
Analisis Keterangan
Pretest Posttest
1. Eksperimen 1,94 6,45 0.000 < 0,05 Berbeda 2. Kontrol 1,69 2,14 0,056 > 0,05 tidak berbeda
d. Uji Perbedaan Pengaruh Perlakuan
Langkah yang terakhir adalah uji pengaruh perlakuan. Uji pengaruh perlakuan dilakukan untuk memastikan apakah ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest kemampuan merumuskan masalah kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil perhitungan dengan rumus Independent Samples T-test pada program PASW18 for Windows
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara posttest
dengan harga sig. (2-tailed) < 0,05. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 18. Perbedaan Posttest Data Kemampuan Merumuskan Masalah
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kemampuan
Merumuskan Masalah
Sig.(2-tailed) Analisis Keterangan
Posttest Eksperimen dan Kontrol
0,000 < 0,05 berbeda
3. Pembahasan
Kemampuan merumuskan masalah merupakan suatu hal yang penting dalam ketrampilan proses IPA. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dengan harga sig. (2-tailed) > 0,05. Uji homogenitas data skor pretest kemampuan merumuskan masalah menunjukkan bahwa data kelompok eksperimen dan kontrol adalah homogen dengan harga sig. (2-tailed) > 0,05. Uji perbandingan mean menunjukkan ada kenaikan yang signifikan dari skor
pretest dan posttest kemampuan merumuskan masalah di kelompok eksperimen, sedangkan kelompok kontrol tidak. Hasil uji perbandingan
posttest kemampuan merumuskan masalah kelompok eksperimen dengan
posttest kelompok kontrol menunjukkan perbedaan yang signifikan.
dapat belajar untuk merumuskan suatu masalah. Dalam pembelajaran menggunakan metode ceramah siswa hanya mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru tanpa mencoba melakukan eksperimen. Dengan demikian siswa tidak mempunyai pengalaman langsung untuk menemukan suatu konsep yang baru.
D.Perbedaan Pengaruh Penerapan Metode Penemuan dengan Metode
Ceramah terhadap Prestasi Belajar
1. Data Prestasi Belajar
Data kemampuan prestasi belajar siswa dinyatakan dalam perbedaan mean skor 10 soal pilihan gandakelompok eksperimen dan kontrol. Berikut ini data skor kelompok eksperimen dan kontrol. Data skor selengkapnya terlampir.
Tabel 19. Skor Prestasi Belajar Siswa Kelompok Eksperimen
15 3 4 2 4
16 5 7 3 4
17 1 6 3 2
18 3 3 3 3
19 4 4 2 2
20 3 4 1 2
21 3 4 3 4
22 4 8 4 3
23 4 5 6 2
24 4 7 2 2
25 1 3 5 6
26 4 7 3 2
27 3 5 5 3
28 2 8 6 6
29 4 3 3 6
30 2 6
31 3 4
Rata-rata 3,10 5,34 3,66 3,76
2. Analisis Data Prestasi Belajar
a. Uji Normalitas
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus One Sample Kolmogorov Sminov-Tes program PASW 18 For Windows tampak dalam tabel di bawah ini semua data berdistribusi normal karena harga sig. (2-tailed) > 0,05. Selanjutnya dapat dilakukan uji parametrik menggunakan Independent Samples T-test pada program PASW18 for Windows.
Tabel 20. Hasil Uji Normalitas Data Prestasi Belajar
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Belajar Kolmogorov-
b. Uji Homogenitas
Tabel 21. Homogenitas Data Prestasi Belajar Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol
Mean
c. Uji Perbedaan dari Pretest ke Posttest
Uji perbedaan ini untuk memastikan apakah ada kenaikan yang terjadi dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan membandingkan skor hasil pretest dan posttest. Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus Paired Samples test program PASW 18 For Windows menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara
Tabel 22. Perbedaan Pretest dan Posttest Data Prestasi Belajar
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
No. Kelompok Prestasi Belajar Sig.
(2-
tailed)
Analisis Keterangan
Pretest Posttest
1. Eksperimen 3,10 5,35 0.000 < 0,05 Berbeda 2. Kontrol 3,66 3,76 0,703 > 0,05 tidak berbeda
d. Uji Perbedaan Pengaruh Perlakuan
Tabel 23. Perbedaan Posttest Data Prestasi Belajar
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Prestasi Belajar Sig.(2-tailed) Analisis Keterangan
Posttest Preatasi Belajar
0,001 < 0,05 Berbeda
3. Pembahasan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan tentang pengaruh penerapan metode penemuan terhadap minat, keaktifan, kemampuan merumuskan masalah dan prestasi belajar diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
a. Penerapan metode penemuan dengan metode ceramah pada materi perubahan energi bunyi melalui penggunaan alat musik ada perbedaan pengaruh secara signifikan terhadap minat belajar siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan. Hal tersebut terbukti dari kenaikan skor kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdapat perbedaan yang signifikan dengan harga sig. (2-tailed) 0,006 < 0,05.
b. Penerapan metode penemuan dengan metode ceramah yang diterapkan pada siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan pada materi perubahan energi bunyi melalui penggunaan alat musik ada perbedaan pengaruh secara signifikan terhadap keaktifan siswa. Hal ini tampak pada perbedaan yang signifikan antara skor keaktifan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan harga sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05.
skor kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdapat perbedaan yang signifikan dengan harga sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05.
d. Penerapan metode penemuan dengan metode ceramah yang diterapkan pada siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan pada materi perubahan energi bunyi melalui penggunaan alat musik ada perbedaan pengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan pada perbedaan yang signifikan antara skor keaktifan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan harga sig. (2-tailed) 0,001 < 0,05
B. Keterbatasan Penelitian
1. Waktu penelitian yang terlalu singkat mengakibatkan siswa kurang maksimal dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
2. Instrumen penelitian yang tidak diujicobakan di lapangan karena keterbatasan waktu sehingga semua instrumen hanya diuji melalui para ahli.
3. Penerapan metode penemuan yang belum terbiasa digunakan dalam pembelajaran mengakibatkan kelompok eksperimen merasa asing dengan adanya perubahan cara mengajar guru.
C. Saran
Berdasarkan keterbatasan penelitian ini, peneliti memberikan saran bagi penelitian selanjutnya antara lain sebagai berikut:
1. Peneliti sebaiknya dapat memilih waktu penelitian yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA.
Aprilia. 2009. BSE Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI kelas IV. Jakarta: Depdiknas.
Barmawi Munthe. 2009. Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Depdikbud. 2007. Kurikulim Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk satuan pendidikan dasar SD/MI (semester I & II). Jakarta : BP.Cipta Jaya.
Iskandar S.M. 2001. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: CV. Maulana.
Mulyati Arifin, dkk. 2009. BSE Ilmu Pengetahuan Alam dan Lingkunganku. Jakarta: Depdiknas.
Ninong Santika .2009. Seni Mengajarkan IPA Berbasis Kecerdasan Majemuk. Bogor: CV Regina.
Oscar Yulius. 2010. Kompas IT Kreatif SPSS 18. Yogyakarta: Panser Pustaka.
Paulus Wahana. 2010. Filsafat Ilmu Pengetahuan.Yogyakarta: Pustaka Diamond.
Puji Poernomo, dkk. 2009. Menjadi Guru yang Ilmuwan dan Ilmuwan yang Guru.
Yogyakarta
Roestiyah N.K. 1982. Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Sriyono, dkk. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: PT Rieneka Cipta
Wens Tanlain. 2007. Modul Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar. Tidak diterbitkan Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
2009. Modul Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar. Tidak diterbitkan: Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Winkel, W.S. 1984. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, Jakarta: Grasindo
LAMPIRAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SDK Wirobrajan
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : Kelas IV, Semester 2
Materi Pembelajaran : Perubahan Energi Bunyi
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2 x pertemuan)
__________________________________________________________________
I. Standar Kompetensi :
8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan
sehari-hari
II. Kompetensi Dasar :
8.4. Menjelaskan perubahan energi bunyi melalui penggunaan alat musik
III. Indikator :
Kognitif
1. Produk:
a. Mengamati alat penghasil energi dalam hal ini Gitar.
b. Mengajak anak untuk menyebutkan bagian-bagian dari gitar
c. Mengajak siswa untuk secara mandiri menggambar gitar sederhana yang
terbuat dari kardus
d. Mengajak siswa untuk membuat gitar sederhana dengan menggunakan media
kardus
Merencanakan dan melaksanakan eksperimen untuk mengetahui perubahan
energi bunyi melalui penggunaan alat musik sederhana (gitar) untuk :
a. merumuskan masalah,
b. merumuskan hipotesis,
c. melaksanakan eksperimen,
d. melakukan analisis data
e. merumuskan kesimpulan
Psikomotor:
a. Menyusun peralatan percobaan untuk menyelidiki pengaruh bagian-bagian gitar
terhadap bunyi yang dihasilkan.
Afektif:
1. Mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi:
a. jujur,
b. cermat,
c. hati-hati.
2. Mengembangkan keterampilan sosial, meliputi:
a. bertanya,
b. berpendapat,
c. menjadi pendengar yang baik,
d. berkomunikasi.
IV. Tujuan Pembelajaran:
Kognitif
1. Produk:
a. Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, siswa dapat menggambarkan
gitar sederhana sesuai dengan kreatifitas mereka.
b. Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, siswa dapat menyebutkan