Penerapan Pembelajaran STAD Berbantuan Multimedia Untuk
Meningkatkan Keaktifan dan Penguasaan Konsep Usaha-Energi
ZAINULMUSTOFA
SMK Al-Munawwariyyah, Jalan Sudimoro No.9, Bululawang, Kab. Malang E-mail: [email protected]
*)PENULISKORESPONDEN TEL: 085749626306
ABSTRAK: :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran STAD berbantuan multimedia (video pembelajaran, simulasi PhET, dan power point), serta ada atau tidaknya peningkatan keaktifan dan penguasaan konsep fisika siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran STAD berbantuan multimedia meningkatkan ketuntasan siswa dalam menguasai konsep usaha dan energi yaitu 48% pada siklus I, dan 88% pada siklus II. Hasil analisis keaktifan siswa juga menunjukkan bahwa rata-rata keaktifan siswa meningkat pada aspek bertanya, menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, dan berdemonstrasi.Kata Kunci: Pembelajaran STAD, Multimedia, keaktifan, penguasaan konsep fisika
PENDAHULUAN
Konsep energi adalah konsep yang esensial dalam pembelajaran fisika. Konsep ini merupakan core idea dan memiliki crosscutting dengan berbagai disiplin ilmu lain seperti biologi, dan kimia (NRC, 2012). Sebagai konsep yang fundamental, menjadi penting bagi siswa untuk menguasai konsep energi dengan baik. Apalagi untuk siswa SMK Teknologi khususnya prodi Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) yang memiliki interseksi dengan pembelajaran fisika, ketika mereka memahami berbagi komponen komputer dan energi yang dihasilkan untuk membangkitkan sistem komputer. Pembelajaran pada topik energi tertuang dalam kurikulum KTSP 2006 maupun kurikulum 2013. Pelajaran fisika menjadi basis dalam pengajaran SMK bidang keahlihan Teknologi Informasi dan komunikasi (BSNP, 2006; Permendikbud No. 70, 2013).
Berdasarkan pengamatan selama pembelajaran, siswa cenderung menjadikan guru sebagai sumber utama, dan siswa cenderung tidak memperhatikan apabila tidak ditanya oleh guru. Interaksi antar siswa dalam pembelajaran sangat minim yaitu hanya terjadi pada beberapa siswa dengan kemampuan tinggi saja. Dilain pihak, hasil belajar siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah cenderung memiliki jarak pisah yang relatif jauh. Tentu hal ini, menjadi masalah tersendiri bagi guru bagaimana untuk meningkatkan pemahaman siswa terkait konsep fisika dan sekaligus meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa untuk belajar fisika.
ini adalah adanya tutor sebaya yang mengharuskan setiap kelompok untuk dapat membelajarkan temannya satu kelompok, karena model ini mewajibkan setiap anggota kelompok harus memahami apa yang mereka diskusikan dalam satu kelompok.
Mengingat bahwa topik yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah materi usaha dan energi yang bersifat abstrak, maka diperlukan multimedia untuk mengoptimalkan sumber belajar siswa untuk menghasilkan pemahaman yang benar. Menurut Mccauley (2000) dalam Wahyudin, Sutikno, & Isa (2010) multimedia menyediakan informasi untuk pebelajar secara sederhana dalam memahami suatu fenomena. Multimedia yang akan digunakan adalah media visual yang berguna untuk menunjukkan fenomena yang terjadi. Media visual yang digunakan dalam penelitian ini meliputi gambar, animasi PheT yang dikembangkan Colorado University, dan demonstrasi sederhana. melalui media ini, diharapkan siswa dapat memiliki gambaran yang utuh terkait topik yang mereka pelajari. Sehingga siswa dapat memiliki pemahaman konsep yang benar.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Arikunto, 2012) yang terdiri atas dua siklus dengan tahap-tahap: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Lokasi penelitian berada di SMK Al-Munawwariyyah beralamat di Jalan Sudimoro pada bulan Februari-Maret 2016. Subyek penelitian adalah siswa kelas X-TKJ B yang berjumlah 25 siswa, dengan pertimbangan keaktifan dan pemahaman konsep fisika masih rendah. Design PTK selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 1.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data proses keterlaksanaan pembelajaran, proses pembelajaran untuk melihat keaktifan siswa dan data hasil tes penguasaan konsep fisika siswa. Instrumen penelitian meliputi lembar observasi keterlaksanaan dan catatan lapangan untuk guru dan siswa, lembar observasi dan tes penguasaan konsep fisika siswa, RPP dan LKS.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi langsung melalui pengamatan dan pemberian tes akhir terhadap pemahaman konsep fisika siswa. Peneliti dan observer secara intensif dan cermat mengamati kegiatan pembelajaran. Teknik observasi langsung dilakukan dengan mengamati sumber data dalam proses yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan, mengumpulkan data proses pembelajaran, mencatat, dan mengamati proses pembelajaran untuk aktivitas guru maupun siswa. Pemberian tes akhir dilakukan setiap akhir siklus untuk mengukur penguasaan konsep fisika siswa.
Indikator keberhasilan yang ditetap-kan untuk keterlaksanaan pembelajaran adalah sebesar 80%. Sedangkan untuk pemahaman konsep siswa adalah sebesar 80% siswa mencapai nilai KKM yaitu 75. Analisis data dilakukan setelah pengumpulan data. Data yang dikumpulkan berupa hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran, data keaktifan siswa dan hasil tes penguasaan konsep fisika siswa. Setelah itu data dihitung seberapa besar persentase ketercapaian berdasarkan komponen yang terpenuhi terhadap komponen yang seharusnya terlaksana. Tahap terakhir adalah tahap penyimpulan data secara deskriptif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan model pembelajaran STAD berbantuan multimedia diperoleh temuan-temuan antara lain sebagai berikut.
Keterlaksanaan Pembelajaran STAD berbantuan Multimedia
Gambar 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Tabel 1. Peningkatan Keterlaksanaan Pembelajaran STAD
No. Aspek yang Diamati Persentase (%)
Siklus I Siklus II Peningkatan
1 Penyajian Kelas 80.00 85.00 5.00
2 Kegiatan Kelompok 80.00 89.00 9.00 3 Presentasi dan Diskusi 82.00 85.00 3.00 4 Penghargaan Kelompok 80.00 85.00 5.00
Keterlaksanaan Pembelajaran 80.50 86.00 5.50
Tabel 2. Hasil Tes Penguasaan Konsep
No. Aspek Siklus I Siklus II
1 Rata-rata 72.8 80.4
2 Nilai Tertinggi 85 95
3 Nilai Terendah 40 60
4 Persentase Ketuntasan 48% 88%
Tabel 3. Keaktifan Siswa yang diamati
No. Aspek Keaktifan Pra Tindakan Siklus I Siklus II
1 Bertanya 12% 40% 60%
2 Menyampaikan pendapat 12% 32% 50%
3 Menjawab pertanyaan 20% 20% 50%
4 Demonstrasi 8% 40% 50%
Penguasaan Konsep
Pembelajaran STAD yang memfokuskan untuk membentuk kelompok belajar yang efektif ternyata berpengaruh positif dalam mengatasi permasalahan rendahnya penguasaan konsep siswa. Berdasarkan hasil tes baik pada siklus I maupun siklus II menunjukkan bahwa peran pembelajaran STAD dengan berbantuan Multimedia (video
Refleksi Hasil Siklus I Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan belum tercapai
Perbaikan ke Siklus II
Siklus Selanjutnya Perencanaan:
Menyusun instrumen pembelajaran STAD berbantuan multimedia
Pelaksanaan:
Pelaksanaan pembelajaran STAD berbantuan Multimedia: penyajian, kerja kelompok, presentasi dan penghargaan
pembelajaran, animasi, simulasi PhET dan Power Point) sangat bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman siswa terkait konsep usaha dan energi. Terlihat pada Tabel 2 bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa yang tuntas pada siklus I dan II sebesar 40%, dan rata-rata meningkat dari 72.8 menjadi 80.4. Hasil ini menunjukkan pengaruh penerapan pembelajaran STAD berbantuan multimedia efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep. Hasil tes penguasaan konsep selengkapnya pada kedua siklus dapat dilihat pada Tabel 2.
Keaktifan Siswa
Pada tahap awal pembelajaran siswa cenderung untuk belajar mandiri yaitu siswa yang memiliki kemampuan tinggi membentuk kelompok sendiri, sedangkan siswa yang berkemampuan dibawahnya cenderung untuk mencari kesibukan sendiri misalnya mengobrol, dan bermain. Melalui pembelajaran STAD yang dirancang untuk memfasilitasi siswa belajar kelompok dan mengharuskan mereka bertanggung jawab atas kelompoknya, pola belajar siswa yang belum mampu memahami pelajaran dapat diubah.
Pola pembelajaran STAD yang dirancang nampaknya cukup berhasil mengubah pola pendiam dan ramai tidak bermakna menjadi belajar yang lebih bermakna. Siswa yang awalnya cenderung diam dan kemungkinan besar tidur dapat dikendalikan untuk bertanggung jawab atas kelompoknya. Hal bermakna yang dimaksud adalah siswa lebih aktif dalam diskusi pemecahan masalah fisika dengan aktif bertanya, menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, dan juga aktif mendemonstrasikan konsep usaha dan energi. Hasil observasi keaktifan siswa pada beberapa aspek dapat dilihat pada Tabel 3.
Pembahasan
Dilihat dari keterlaksanaan pembelajaran yang dirancang pada RPP, hasil observasi, hasil tes penguasaan konsep, nampaknya usaha untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran sekaligus meningkatkan penguasaan konsep siswa cukup berhasil. Hasil ini sesuai dengan penelitian Nugroho, Hartono & Edi (2009) yang menyatakan bahwa metode STAD berorientasi keterampilan proses lebih baik daripada pembelajaran konvensional dalam meningkatkan pemahaman konsep elastisitas. Peran multimedia dalam pembelajaran STAD yang telah diterapkan nampaknya memberikan peranan yang signifikan dalam memandu siswa memahami konsep usaha dan energi yang abstrak. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Wahyudin, Sutikno, & Isa (2010) bahwa penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan berbantuan multimedia dapat meningkatkan minat dan pemahaman siswa.
Pembelajaran STAD berbantuan multimedia secara umum dapat dengan mudah dibelajarkan pada jenjang pendidikan apapun, karena sintaks pembelajarannya relatif mudah untuk diterapkan. Sintaks pembelajaran yang menarik, nampaknya sangat cocok dengan karakteristik siswa pondok pesantren yang sering kali belum semangat dalam belajar ilmu pengetahuan dan teknologi seperti fisika, kimia dan biologi.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran STAD berbantuan multimedia dapat meningkatkan penguasaan konsep usaha dan energi sebesar 40% terhadap jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran yaitu dari 48% menjadi 88%. Hasil analisis keaktifan siswa juga menunjukkan bahwa rata-rata keaktifan siswa meningkat pada aspek bertanya, menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, dan berdemonstrasi.
UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto. 2012.Prosedur Penilaian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. BSNP. 2006.Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.
Koes H, Supriyono. 2003.Strategi Pembelajaran Fisika.Malang: IMSTEP JICA
National Research Council. 2012. A Framework for K-12 Science Education: Practices,
Crosscutting Concepts, and Core Ideas. Washington D.C: National Academy Press
Nugroho U, Hartono, Edi S.S. 2009. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD Berorientasi Keterampilan proses.Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia (5): 108-112. Permendikbud No. 70. 2013. Kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah menengah
kejuruan/madrasah aliyah kejuruan.