• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DENGAN TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)

TERHADAP PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI

PESERTA DIDIK DI SMAN 7 MATARAM TAHUN AJARAN 2015/2016

JURNAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Biologi

Oleh

WITRI AFRIYANTI NIM. E1A 012 059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2016

(2)

2

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS MATARAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Majapahit No. 62 Mataram NTB 83125Telp. (0370) 623873 PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING JURNAL SKRIPSI

Jurnal yang disusun oleh : Witri Afriyanti NIM. E1A012059 dengan judul “Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan Tipe Think Pair Share (TPS) terhadap Penguasaan Konsep Biologi Peserta Didik di SMAN 7 Mataram Tahun Ajaran 2015/2016” telah diperiksa dan disetujui.

Mataram, September 2016 Mengetahui,

Pembimbing I,

(Prof. Dr. Hj. Dwi Soelistya Dyah Jekti, M.Kes.)

NIP. 19471209 197302 2 001

Pembimbing II,

(Dr. Syamsul Bahri, M.Si.) NIP. 19631231 199603 1 002

(3)

3 PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DENGAN TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)

TERHADAP PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI PESERTA DIDIK DI SMAN 7 MATARAM TAHUN AJARAN 2015/2016

Witri Afriyanti1), Dwi Soelistya Dyah Jekti2), Syamsul Bahri3) 1)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram 2) 3)

Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram Universitas Mataram, Jalan Majapahit No. 62 Mataram

Email: witriafriyanti30@gmail.com

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang perbedaan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap penguasaan konsep Biologi pada peserta didik di SMAN 7 Mataram tahun ajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah kausal komparasi dengan tujuan mengetahui perbedaan pengaruh kedua model tersebut terhadap penguasaan konsep peserta didik di SMAN 7 Mataram tahun ajaran 2015/2016. Desain penelitian yang digunakan adalah pretest-postest non-control group design. Populasinya adalah seluruh peserta didik kelas XI IPA SMAN 7 Mataram. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dan diperoleh kelas XI IPA2 sebagai kelas eksperimen I dan kelas XI IPA5 sebagai kelas eksperimen II. Instrumen yang digunakan untuk mengukur penguasaan konsep adalah objective test. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji-t dengan teknik independent sample t-test pada taraf signifikansi 95% dengan bantuan program SPSS 17 for Windows. Hasil analisis data menunjukkan terdapat perbedaan penguasaan konsep peserta didik yang signifikan antara kelas eksperimen I yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan kelas eksperimen II yang menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) (p<0,05). Kata Kunci : Team Assisted Individualization (TAI), Think Pair Share (TPS),

(4)

4 THE DIFFERENCE BETWEEN THE INFLUENCE OF COOPERATIVE TYPE TEAM

ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) AND THINK PAIR SHARE (TPS) LEARNING MODELS ON STUDENT’S BIOLOGY CONCEPT IN SMAN 7 MATARAM

ACADEMIC YEAR 2015/2016

Witri Afriyanti1), Dwi Soelistya Dyah Jekti2), Syamsul Bahri3) 1)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram 2) 3)

Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram Universitas Mataram, Jalan Majapahit No. 62 Mataram

Email: witriafriyanti30@gmail.com

ABSTRACT

The difference influence between cooperative learning model of Team Assisted Individualization (TAI) and Think Pair Share (TPS) on Biology concepts achievement of SMAN 7 Mataram student has been conducted. The type of this research was causal comparative in order to know the difference of those two models. The research design was pretest-posttest non-control group design. The population were all students of XI grade science class of SMAN 7 Mataram in academic year at 2015/2016. We obtained XI IPA2 as experiment class I, whereas XI IPA5

experiment class II by using purposive sampling technique. The research instrument to measure student concept achievement of was objective test. The data which are obtained in this research were analyzed by using t-test with independent sample t-test technique in SPSS 17 for windows program at the significance level of 95%. Data analyze result shows that Team Assisted Individualization (TAI) is better and significantly different to Think Pair Share (TPS) on student Biology concept achievement.

Key words : Team Assisted Individualization (TAI), Think Pair Share (TPS), Concept Mastery

(5)

5 PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan faktor utama bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan mempunyai peranan penting bagi kelangsungan kehidupan manusia. Pendidikan dapat membuat orang cerdas, kreatif, bertanggung jawab dan produktif. Berbagai upaya dalam pendidikan telah dilakukan, diantaranya pengembangan maupun penyempurnaan kurikulum yang dilakukan secara bertahap, konsisten dan disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan proses pembelajaran menjadi lebih mudah untuk dilakukan karena tidak adanya batasan untuk belajar sehingga peserta didik memiliki banyak waktu dalam memahami materi, namun tidak hanya diikuti dengan kemajuan IPTEK saja, tetapi harus diikuti pula dengan inovasi yang diberikan oleh pendidik terhadap proses belajar mengajar.

Dalam pembelajaran Biologi, pendidik masih mengajar dengan cara ceramah, pendidik selalu menjelaskan materi pelajaran dari awal mulai proses pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Sehingga hal ini berdampak pada keinginan belajar dan kemampuan berfikir dari peserta didik menurun, sebab tidak ada interaksi dan

proses tanya jawab untuk mengeluarkan pendapat yang menyebabkan penguasaan konsep dari peserta didik menurun.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 7 Mataram pada kelas XI menunjukkan bahwa nilai ulangan harian dari mata pelajaran Biologi sangat rendah dengan rata-rata nilai berkisar antara 55 sampai 75. Rata-rata nilai ulangan harian peserta didik masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM), ini disebabkan karena pendidik tidak menggunakan model pembelajaran yang bervariasi sehingga kurangnya penguasaan konsep peserta didik. Dampak lainnya yaitu kurangnya interaksi antara peserta didik dengan pendidik dalam mengikuti pembelajaran, karena peserta didik tidak memiliki keinginan untuk bertanya ataupun menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pendidik. Untuk itu, diperlukan adanya model pembelajaran yang dapat menarik perhatian peserta didik sehingga peserta didik memiliki keinginan untuk belajar dan dapat berinteraksi dengan baik antar sesama peserta didik maupun dengan pendidik.

Model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) merupakan model pembelajaran yang mempunyai strategi pembelajaran penerapan bimbingan antar teman. Model pembelajaran ini

(6)

6 menggabungkan antara pembelajaran

kooperatif dan pembelajaran individu. Model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) lebih dikenal dengan pembelajaran individu dalam kelompok. Karena dalam pembelajaran TAI kesulitan yang dialami peserta didik dapat dipecahkan bersama dengan ketua serta bimbingan pendidik. Keberhasilan dari tiap individu ditentukan oleh keberhasilan kelompok, sehingga diperlukan kemampuan interaksi sosial yang baik antara semua anggota kelompok.

Model pembelajaran kooperatif TAI (Team Assisted Individualization) dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar peserta didik secara individual. Slavin (2009) menegaskan bahwa tujuan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) merupakan proses pembelajaran yang mengadaptasikan dari perbedaan tiap-tiap peserta didik berdasarkan kemampuan awal, sehingga model pembelajaran ini dapat digunakan untuk memecahkan atau menyelesaikan masalah peserta didik yang menyangkut penguasaan konsep (ranah kognitif) masing-masing individu. Penguasaan konsep merupakan suatu hasil pemikiran kognitif peserta didik melalui kegiatan atau proses belajar.

Selain model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI), terdapat pula model pembelajaran lain yang mampu meningkatkan penguasaan konsep peserta didik yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), model ini merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang telah memiliki prosedur untuk memberi peserta didik lebih banyak untuk berfikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain. Model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan jawaban yang sangat tepat, serta mendorong peserta didik untuk meningkatkan kerja sama antar peserta didik. Pada model Think Pair Share (TPS) peserta didik belajar secara berpasangan. Dengan belajar dalam kelompok kecil seperti ini diharapkan peserta didik dapat bertanggung jawab. Hal ini dapat membuat peserta didik lebih mandiri dan serius dalam belajar dan mengerjakan tugas yang diberikan (Novita, 2014).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh penguasaan konsep Biologi antara peserta didik yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan peserta didik yang menggunakan model pembelajaran

(7)

7 kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada

peserta didik di SMAN 7 Mataram tahun ajaran 2015/2016.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah kausal komparasi. Desain penelitian yang digunakan adalah pretest-postest non-control group design. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 7 Mataram pada peserta didik kelas XI IPA semester genap tahun ajaran 2015/2016. Populasi dalam penelitian adalah seluruh peserta didik kelas XI IPA yang terdiri dari tujuh kelas. Sampel ditentukan dengan teknik purposive sampling dan diperoleh kelas XI IPA2 sebagai kelas eksperimen I yang diajarkan dengan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Indiidualization (TAI) dan kelas XI IPA5 sebagai kelas eksperimen II yang diajarkan dengan model pembelajaran Think Pai Share (TPS). Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah sistem ekskresi yaitu Standar Kompetensi 3 (Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas). Kompetensi Dasar 3.3 (Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat

terjadi pada system ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya pada ikan dan serangga).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualizatin (TAI) dan model pembelajaran Think Pair Share (TPS), sedangkan variabel terikatnya adalah penguasaan konsep peserta didik. Instrumen yang digunakan untuk mengukur penguasaan konsep berupa tes pilihan ganda yang telah valid dan reliabel sebanyak 26 soal. Analisis uji hipotesis menggunakan uji-t dengan banuji-tuan program SPSS 17 for Windows dan untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep digunakan uji Gain Score.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian

Hasil uji perbedaan penguasaan konsep pada kelas eksperimen I yang menggunakan model pembelajaran TAI dengan kelas eksperimen II yang menggunakan model pembelajaran TPS dapat dilihat pada gambar 1.

(8)

8 : Pre-test : Post-test

Gambar 1 : Perbedaan nilai rata-rata pre-test dan post-pre-test pada peserta didik yang menggunakan model TAI dengan peserta didik yang menggunakan model pembelajaran TPS.

Hasil penguasaan konsep pada data pre-test menunujukkan bahwa peserta didik mendapatkan nilai rata-rata 42,75 pada kelas eksperimen I dan nilai rata-rata sebesar 36 pada kelas eksperimen II. Sedangkan hasil penguasaan konsep pada data post-test menunjukkan bahwa peserta didik yang menggunakan model pembelajaran TAI mendapatkan nilai rata-rata sebesar 81,37 dan peserta didik yang menggunakan model pembelajaran TPS mendapatkan nilai rata-rata sebesar 64,85.

Sedangkan hasil uji gain score untuk kelas eksperimen I (team assisted individualization ) sebesar 0,64 sedangkan untuk kelas eksperimen II (think pair share)

sebesar 0,43. Hasil peningkatan rata-rata nilai gain skore dari kedua kelas sampel dapat dilihat pada tabel 1 berikut :

Tabel 4.1 Hasil Uji Gain Score Nilai Pre-test dan post-Pre-test

Kelas Rata-Rata Nilai Gain Score Peningkatan (%) Eksperimen I 0,64 64% Eksperimen II 0,43 43% 2. Pembahasan

Berdasarkan hasil tes penguasaan konsep yang didapatkan oleh peserta didik

dikelas eksperimen I nilai rata­rata pada data pre-test adalah 42,75 dan pada data post-test sebesar 81,37. Sedangkan pada kelas eksperimen II nilai rata-rata data pre-test sebesar 36 dan pada data post-test sebesar 64,85. Data ini menunjukkan bahwa keduanya dapat meningkatan hasil belajar peserta didik sehingga penguasaan konsep peserta didik meningkat. Untuk hasil uji hipotesis data penguasaan konsep peserta didik menunjukkan nilai thitung sebesar 6,90 lebih besar dari ttabel yaitu 2,00 (6,90 > 2,00), maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa ada perbedaan pengaruh penguasaan konsep Biologi antara peserta didik yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

42.75 36 81.375 64.857 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran TAI Peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran TPS N ila i R at a -R at a

(9)

9 Individualization (TAI) dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) di SMAN 7 Mataram tahun ajaran 2015/2016.

Model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, keduanya berpusat pada peserta didik sedangkan pendidik berperan sebagai fasilitator dan mediator. Hanya saja jumlah anggota kelompok pada kedua model ini berbeda. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa model pembelajaran TAI memberikan peningkatan penguasaan konsep yang lebih tinggi daripada model pembelajaran TPS. Hasil ini sejalan dengan penelitian Indriyani (2011) yang menyatakan model pembelajaran TAI lebih baik daripada model pembelajaran TPS dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. Karena pembelajaran dengan model pembelajaran TAI peserta didik lebih banyak mempunyai kesempatan untuk menemukan sendiri konsep-konsep melalui kerjasama antar anggota kelompok agar pembelajaran lebih bermakna, sehingga peserta didik dapat memahami materi dengan lebih baik.

Pada proses pembelajaran menggunakan model TAI, pembelajaran dikelas berlangsung sangat antusias dalam

mengemukakan pendapat mereka di dalam kelompok saat diskusi untuk menyelesaikan masalah yang diberikan pendidik. Hal tersebut menyebabkan proses pembelajaran lebih asyik dan tidak monoton, karena peserta didik dituntut mencari sendiri

jawaban dari pertanyaan­pertanyaan yang

diberikan pendidik dan kemudian didiskusikan dalam kelompok sehingga peserta didik lebih memahami materi yang diajarkan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri, dkk (2013) yang mengatakan model pembelajaran TAI lebih memotivasi peserta didik untuk saling membantu anggota kelompoknya sehingga tercipta semangat dalam sistem kompetisi dengan lebih mengutamakan peran individu tanpa mengorbankan aspek kooperatif.

Selama proses diskusi, kelompok dipimpin oleh satu orang ketua dalam kelompok tersebut. Ketua kelompok ini bertugas sebagai asisten pendidik, sehingga selama proses diskusi ketua kelompok memberikan arahan dan bantuan kepada anggotanya. Karena itu setiap kelompok harus memiliki ketua kelompok yang dapat memberikan masukan berupa pendapat untuk membimbing anggotanya dalam memecahkan masalah. Menurut Yoga (2014) setiap ketua kelompok harus

(10)

10 memiliki kemampuan kognitif yang lebih

tinggi daripada anggotanya, ini bertujuan agar ketua kelompok dapat membimbing anggotanya. Selain itu dalam penelitian Indriyani (2011) menyatakan di dalam kelompok memiliki kemampuan yang tidak sama, sehingga pada saat diskusi kelompok berlangsung peserta didik baik yang pandai maupun kurang pandai akan memberikan kontribusi semaksimal mungkin untuk hasil kerja kelompok maupun individu sehingga dapat lebih meningkatkan hasil belajar secara menyeluruh. Model pembelajaran TAI juga melatih peserta didik untuk memecahkan berbagai masalah, mengubah kebiasaan peserta didik dari mendengarkan dan menerima informasi dari pendidik (Teacher center) menjadi belajar dengan banyak berpikir sendiri untuk memecahkan permasalahan (Student center).

Penggunaan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) memberikan kesempatan peserta didik bekerja sama saling membantu dalam kelompok kecil yang terdiri dari 2 orang (berpasangan) sehingga dapat bertukar pikiran dengan teman kelompok. Sebelum model pembelajaran TPS ini diterapkan, pendidik terlebih dahulu memberikan ringkasan materi pelajaran melalui presentasi singkat di depan kelas agar peserta didik mengetahui

materi yang akan diajarkan. Model pembelajaran TPS memilliki tiga tahapan (Jufri, 2010) yaitu : 1) berpikir (thinking), pendidik memberikan pertanyaan yang sesuai dengan materi yang diajarkan, kemudian meminta peserta didik memikirkan jawabannya sendiri; 2) berpasangan (pairing), pendidik meminta peserta didik untuk berpasangan. Kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan hasil jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pendidik pada awal pembelajaran; 3) berbagi (sharing ), para pasangan akan mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

Hasil pengamatan untuk kelas yang menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) menunjukkan proses pembelajaran dan penguasaan konsep yang cukup baik. Tetapi apabila dibandingkan dengan model pembelajaran TAI, model pembelajaran TPS hasil peningkatan penguasaan konsep peserta didik hanya 43%, sedangkan untuk model pembelajaran kooperatif tipe TAI peningkatannya mencapai 64%. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Surayya (2014) bahwa model pembelajaran TPS berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik. Hidayah (2013) juga membuktikan bahwa terdapat pengaruh

(11)

11 model pembelajaran kooperatif tipe TPS

terhadap hasil belajar peserta didik dengan kreativitas berbeda pada standar kompetensi.

Beberapa faktor yang menyebabkan model pembelajaran TPS kurang meningkatkan penguasaan konsep peserta didik. Pertama, jumlah anggota kelompok pada model pembelajaran TPS hanya 2 orang (berpasangan) sedangkan pada model

pembelajaran TAI terdiri dari 4­5 orang, ini

menyebabkan konstribusi pemikiran atau pendapat dari 2 jenis kelompok ini berbeda sehingga hasil yang didapatkan juga berbeda. Kedua, jumlah kelompok model pembelajaran TPS lebih banyak daripada model pembelajaran TAI. Sehingga pada saat presentasi kelompok pada model pembelajaran TPS terdapat kelompok yang tidak bisa mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka didepan kelas. Hal ini dapat menurunkan motivasi serta antusias peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Ketiga, instrumen yang digunakan berupa tes pilihan ganda. Tes pilihan ganda memiliki jangkauan materi yang sangat luas. Sehingga pada saat evaluasi, kemampuan peserta didik untuk menjawab soal kurang bias menjangkau seluruh materi. Hal ini menyebabkan hasil evaluasi peserta didik rendah.

Model pembelajaran TPS merupakan model pembelajaran kooperatif secara berpasangan. Prosedur yang digunakan dalam model pembelajaran TPS dapat memberi peserta didik lebih banyak waktu berpikir, merespon dan saling membantu tetapi kenyataannya tidak dilaksanakan dengan baik oleh peserta didik sehingga penguasaan konsep peserta didik rendah karena kurang memahami materi dengan baik. Adapun kelemahan dari model pembelajaran ini yaitu tidak selamanya peserta didik dapat mengatur cara berpikir secara sistematik, selain itu lebih sedikit ide yang masuk karena sedikitnya anggota kelompok yang ada. Sedangkan kelebihan dari model pembelajaran TPS ini yaitu peserta didik berperan aktif selama pembelajaran berlangsung dan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk belajar sendiri.

Perbedaan penguasaan konsep peserta didik melalui kedua model pembelajaran tersebut, dapat terlihat pada rata-rata penguasaan konsep kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dengan rata-rata penguasaan konsep kelas eksperimen I lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata penguasaan konsep kelas eksperimen II. Hal ini menandakan bahwa model pembelajaran TAI lebih berpengaruh

(12)

12 dalam meningkatkan penguasaan konsep

peserta didik dibandingkan dengan model pembelajaran TPS.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan: terdapat perbedaan pengaruh penguasaan konsep Biologi antara peserta didik yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan peserta didik yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada peserta didik di SMAN 7 Mataram tahun ajaran 2015/2016 (p<0,05).

(13)

13 DAFTAR PUSTAKA

Fitri, M, Susanti, E, dan Utami, B. 2013. Studi Komparasi Metode Pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) Dan Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Sistem Periodik Unsur (SPU) Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. (Online) Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 4 Universitas Sebelas Maret.

Hidayah, M dan IGP Asto, B. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Dengan Kreativitas Berbeda Pada Standar Kompetensi Memahami Sifat Dasar Sinyal Audio (Skripsi). Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Indriyani, A. 2011. Efektifitas Model Pembelajaran Tipe Teams Assisted Individualization (TAI) dan Think Pair Share (TPS) Ditinjau Dari Sikap Percaya Diri Peserta Didik Pada Materi Limit Fungsi Kelas XI IPA SMA Kota Kediri Tahun Ajaran 2010/2011. (online) http://www.perpustakaan.uns.ac.id/skripsi. diakses pada 10 Desember 2015.

Jufri, W. 2010. Belajar Dan Pembelajaran Sains. NTB: Arga Puji Press.

Novita, R. 2014. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Pada Materi Trigonometri Di Kelas XI IAI SMA Negeri 8 Banda Aceh. (Online) Jurnal Volume V Nomor 1 ISSN 2086-1397. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Bina Bangsa Meulaboh.

Slavin, R. E. 2009. Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik). Bandung: Nusamedia. Surayya, L, Subagia, I. W. Tika, I. N. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share

Terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau Dari Keterampilan Berpikir Krisis Siswa.(online) e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Volume 4 Tahun 2014. Yoga, P. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Tipe TAI (Team Assisted Individualization)

Terhadap Penguasaan Konsep Peserta Didik Pelajaran IPA (Biologi) Di SMP Negeri 1 Kuripan Tahun Ajaran 2014-2015 (Skripsi). Mataram: Universitas Mataram.

Gambar

Gambar 1 : Perbedaan nilai rata-rata pre- pre-test  dan  post-pre-test  pada  peserta  didik  yang  menggunakan model TAI dengan peserta  didik  yang  menggunakan  model  pembelajaran TPS

Referensi

Dokumen terkait

RAHMAT MUJUR.. Alamat

[r]

Desain penelitian ini adalah peneliti memberikan post-test terhadap peserta didik untuk medapatkan nilai hasil belajar matematika sehingga diketahui ada tidaknya pengaruh

Pada pemisahan menggunakan metode emulsi, tembaga ftalosianin hasil iradiasi dimasukkan ke dalam larutan HCl 4N dan diaduk selama 30 menit untuk memisahkan 64 Cu yang terbentuk

Jika talinga “e” dan siala ulu “o” adalah sebuah suku kata yang berdiri sendiri maka terlebih dahulu ditulis ina ni surat &#34;a&#34; lalu diikuti anak ni surat

[r]

Untuk membuat catatan dalam rangka membaca cermat, penulis menambahkan lagi lima tips penting yang dimulai dari memahami proses, memahami ilustrasi, menulis catatan di kartu

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-P Formulasi Diversi ( Rehabilitasi dan Resosialisasi ) sebagai