• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DI KELAS V SD NEGERI 101764 BANDAR KLIPPA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DI KELAS V SD NEGERI 101764 BANDAR KLIPPA."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DI KELAS V

SD NEGERI 101764 BANDAR KLIPPA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Dalam Ujian Mempertahankan Skripsi

OLEH:

ANITA PURBA

NIM: 111 3 111 003

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Anita Purba. Penerapan Model Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA di Kelas V SD Negeri 101764 Bandar Klippa. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan. 2015.

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran IPA yaitu pembelajaran yang diterapkan masih bersifat konvensional (berpusat pada guru) sehingga keaktifan siswa dalam belajar masih kurang, kurangnya minat siswa dalam menerima pelajaran yang diberikan guru, kondisi lingkungan yang kurang mendukung siswa untuk belajar, dan kurangnya penggunaan media pembelajaran sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam materi pokok gaya magnet dapat meningkat dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw di kelas V SD Negeri 101764 Bandar Klippa.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelasyang dilaksanakan dalam dua siklus yang pada setiap siklusnya terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas V A di SD Negeri 101764 Bandar Klippa Tahun Ajaran 2014/2015 yang berjumlah 33 siswa terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 19 orang siswa perempuan. Objek penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi pokok gaya magnet.

Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa dari perolehan nilai rata-rata siswa pada tes awal hanya 41,97 dengan jumlah siwa yang mengalami ketuntasan 8 orang dengan persentase 24,24%. Setelah dilaksanakan siklus I, diperoleh peningkatan nilai rata-rata siswa menjadi 62,58 dengan jumlah siswa tuntas 18 orang dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 54,55%. Pada siklus II diperoleh peningkatan nilai rata-rata siswa 81,67 dengan 29 orang siswa termasuk ke dalam kategori tuntas dengan persentase sebesar 87,88%. Dan perolehan hasil observasi kegiatan siswa dalam belajar mengalami peningkatan dari siklus I 64,70% menjadi 81,16% di siklus II. Demikian pula hasil observasi kemampuan guru mengalami peningkatan dari siklus I 78,94% menjadi 90,79% di siklus II. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penerapan model kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA materi gaya magnet SD Negeri 101764 Bandar Klippa.

(6)

v DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR DIAGRAM ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah ... 6

1.4 Rumusan Masalah ... 6

1.5 Tujuan Penelitian ... 6

1.6 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teoritis... 8

2.1.1 Hakikat Belajar ... 8

2.1.1 Hakikat Hasil Belajar ... 9

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 10

2.1.4 Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif ... 12

2.1.5 Model Pembelajaran Jigsaw ... 17

2.1.6 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ... 21

(7)

vi

2.2 Kerangka Berpikir ... 27

2.3 Hipotesis Tindakan ... 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Subjek dan Objek Penelitian ... 30

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

3.4 Operasional Variabel Penelitian ... 31

3.5 Desain Penelitian ... 31

3.6 Prosedur Penelitian ... 32

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.8 Teknik Analisis Data ... 36

3.9 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian ... 39

4.1.1.Deskripsi Lokasi Penelitian ... 39

4.1.2.Deskripsi Kondisi Awal (Pretes) ... 40

4.1.3.Deskripsi Siklus I ... 43

4.1.4.Deskripsi Siklus II ... 54

4.2.Pembahasan Hasil Penelitian ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 69

5.2 Saran ... 70

(8)

vii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 3.1 : Jadwal Penelitian ... 38

Tabel 4.1 : Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa pada Pre tes ... 40

Tabel 4.2 : Persentase Hasil Belajar pada Tes Awal ... 42

Tabel 4.3 : Observasi Kegiatan Siswa dalam Belajar Siklus I... 48

Tabel 4.4 : Observasi Kemampuan Guru Siklus I ... 49

Tabel 4.5 : Hasil Belajar Pada Pos Tes Siklus I ... 51

Tabel 4.6 : Persentase Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ... 52

Tabel 4.7 : Observasi Kegiatan Siswa dalam Belajar Siklus II ... 59

Tabel 4.8 : Observasi Kemampuan Guru Siklus II ... 60

Tabel 4.9 : Hasil Belajar Siswa pada Siklus II ... 62

Tabel 4.10 : Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus II... 63

Tabel 4.11 : Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa ... 65

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 : Pembentukan Kelompok Jigsaw ... 19

Gambar 2.2 : Garis Gaya Magnet ... 23

Gambar 2.3 : Pembuatan Magnet secara Induksi ... 25

Gambar 2.4 : Pembuatan Magnet secara Menggosok ... 26

Gambar 2.5 : Pembuatan Magnet secara Elektromagnetik ... 26

Gambar 2.6 : Kerangka Berfikir ... 27

Gambar 3.1: Skema Penelitian ... 31

Gambar 4.1: Lokasi Penelitian ... 39

Gambar 4.2: Guru Menjelaskan Materi Penjelaskan... 45

Gambar 4.3: Siswa Berdiskusi dalam Kelompok Ahli ... 45

Gambar 4.4: Guru Menjawab Pertanyaan Siswa ... 46

Gambar 4.5 : Siswa Berdiskusi dalam Kelompok Asal ... 47

Gambar 4.6 : Peneliti Membimbing Siswa Berdiskusi ... 56

Gambar 4.7: Peneliti Memberi Penjelasan kepada Siswa ... 57

(10)

viii

DAFTAR GRAFIK

Hal

Grafik 4.1 : Hasil Pre Tes ... 43

Grafik 4.2 : Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 53

Grafik 4.3 : Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 64

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

IPA merupakan salah satu bagian dari ilmu pengetahuan yang mempelajari

tentang semua benda, peristiwa serta gejala yang terjadi di alam. Pembelajaran

IPA memiliki peran penting dalam proses pendidikan, karena IPA dapat

meningkatkan motivasi manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan

tentang alam yang melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan dalam

kehidupan.

Ilmu Pengetahuan Alam sangat penting untuk dipahami karena dapat

dikaitkan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, dengan

mempelajari IPA dapat melatih siswa untuk berpikir kritis, serta dapat

mengembangkan potensi siswa untuk membentuk kepribadiannya melalui

pengalaman yang didapatkan dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dapat

tercapai jika proses pembelajaran IPA dilaksanakan dengan baik.

Pembelajaran IPA yang baik adalah proses pembelajaran yang

menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar, sehingga siswa dapat belajar secara

aktif, dan mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan, sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai. Pembelajaran tidak hanya didasarkan pada

pengetahuan siswa terhadap teori, namun pembelajaran dapat memberikan siswa

pemahaman untuk mengaitkan antara teori dan kehidupan nyata. Sehingga siswa

tidak hanya pintar dalam teori namun juga pintar dalam mengaplikasikannya

dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilan proses pembelajaran IPA ditandai

dengan tercapainya semua tujuan pembelajaran yang terlihat dalam hasil belajar

(12)

2

IPA. Namun pada kenyataannya, masih terdapat sekolah yang memiliki hasil

belajar IPA rendah. Pembelajaran IPA di sekolah masih mengarahkan anak untuk

menghapal informasi, tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya

dan menghubungkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam belajar IPA siswa tidak cukup hanya mengetahui informasi yang

ada di buku, tapi siswa juga harus melakukan serangkaian kegiatan untuk

memberikan pengalaman langsung kepada siswa tentang informasi tersebut.

Namun, masalah yang sering terjadi dalam pembelajaran IPA adalah masih

jarangnya dilakukan praktik di sekolah-sekolah. Dan model pembelajaran yang

masih sering digunakan adalah model pembelajaran konvensional, sehingga

dalam pembelajaran IPA keaktifan siswa masih kurang.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilaksanakan di kelas V

A SD Negeri 101764 Bandar Klippa diketahui bahwa hasil belajar siswa pada

pelajaran IPA masih rendah. Hal ini ditunjukkan dari nilai yang diperoleh

sebagian besar siswa masih belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM)

yaitu 65. Dari jumlah keseluruhan siswa kelas V A yaitu 33 orang, hanya 13 orang

siswa yang memiliki nilai di atas nilai KKM dengan persentase 39,39% dan 20

siswa yang mendapat nilai dibawah KKM dengan persentase 60,61%. Hal tersebut

disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar pada pelajaran IPA

diantaranya adalah model pembelajaran yang diterapkan masih bersifat

konvensional (berpusat pada guru) sehingga keaktifan siswa dalam belajar masih

(13)

3

guru, kondisi lingkungan yang kurang mendukung siswa untuk belajar, dan

kurangnya penggunaan media pembelajaran.

Dalam proses belajar mengajar, model pembelajaran konvensional masih

menjadi model pembelajaran yang sering diterapkan dimana metode yang

digunakan lebih menekankan pada metode ceramah dan penugasan. Hal tersebut

membuat pembelajaran IPA bersifat monoton, sehingga siswa kurang termotivasi

dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran seperti ini akan menyebabkan siswa

cepat merasa bosan dan membuat siswa tidak tertarik untuk memperhatikan

pelajaran yang disampaikan guru. Pelajaran yang disampaikan guru pun menjadi

sulit dipahami oleh siswa.

Kondisi lingkungan siswa yaitu lingkungan keluarga dan masyarakat juga

menjadi salah satu faktor yang berpengaruh dalam proses pembelajaran. Karena

kurangnya dorongan belajar dari orang tua di rumah membuat siswa tidak

termotivasi untuk belajar. Hal itu menyebabkan siswa malas menerima pelajaran

di sekolah dan hanya memikirkan bermain saat belajar.

Selain itu, media pembelajaran yang digunakan selama proses

pembelajaran juga masih tergolong kurang. Sekalipun ada kegiatan yang harus

dilakukan (praktik) dalam buku pelajaran, hal itu jarang sekali dilaksakanakan.

sehingga kegiatan siswa selama proses pembelajaran hanyalah mendengarkan

ceramah guru, membaca, menulis,dan mengerjakan tugas.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA di

SD kurang berjalan dengan baik. Masalah-masalah yang timbul dalam

(14)

4

pembelajaran IPA. Hal tersebut menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa

pada pelajaran IPA.

Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah guru

dituntut untuk dapat memilih model pembelajaran yang bervariasi untuk

menumbuhkan keaktifan dan motivasi belajar siswa. Dengan demikian maka

motivasi siswa dalam belajar akan semakin meningkat yang akan berpengaruh

pada hasil belajar siswa nantinya.

Salah satu model pembelajaran yang tepat diterapkan untuk memotivasi

siswa dalam pembelajaran IPA adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Hal ini sesuai dengan pendapat Lie (2010:69) bahwa ”jigsaw bisa digunakan

dalam beberapa mata pelajaran, seperti Ilmu Pengetahuan Alam ....”. Model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran

kelompok yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai

materi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dimana dalam model

koopertatif tipe jigsaw setiap siswa memiliki tanggung jawab untuk menguasai

materi yang berbeda kemudian bertukar informasi tentang materi yang mereka

kuasai. Dengan kata lain dalam pembelajaran model jigsaw ini siswa memiliki

banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan saling bertukar informasi

yang mereka dapatkan sehingga selain dapat meningkatkan hasil belajar siswa,

juga dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi siswa, hal itu karena setiap

siswa bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan

materi yang mereka pelajari sehingga dapat menyampaikan informasi tersebut

(15)

5

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran jigsaw

dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa, sebab siswa

dapat belajar secara aktif dan bekerja sama dalam kelompok sehingga

menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar dan meningkatkan hasil belajarnya

pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian, dalam penelitian ini peneliti mengambil judul “Penerapan

Model Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA di

Kelas V SD Negeri 101764 Bandar Klippa”. Dengan menerapkan model

kooperatif tipe jigsaw ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa

dalam pembelajaran IPA.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka

identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam masih

rendah.

2. Model pembelajaran yang diterapkan dalam pelajaran IPA masih bersifat

konvensional (berpusat pada guru) sehingga siswa sering merasa bosan

dalam belajar.

3. Kurangnya motivasi siswa dalam belajar IPA.

4. Kurangnya media yang digunakan dalam pembelajaran.

5. Kondisi lingkungan siswa yang kurang mendukung.

(16)

6

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan diatas, maka batasan

masalah pada penelitian ini adalah “Penerapan Model Kooperatif Tipe jigsaw

untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Pokok Gaya Magnet di Kelas V

SD Negeri 101764 Bandar Klippa Tahun Ajaran 2014/2015”.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut diatas, maka

rumusan secara umum dari penelitian ini yaitu “Apakah dengan menggunakan

model kooperatif tipe jigsaw pada pelajaran IPA materi pokok gaya magnet dapat

meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V SD Negeri 101764 Bandar Klippa?”.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah

hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam materi pokok gaya magnet dapat meningkat

dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw di kelas V SD Negeri 101764

Bandar Klippa.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

a. Bagi siswa, model jigsaw dapat meningkatkan keaktifan dan motivasi

siswa dalam belajar terutama pada materi pokok gaya magnet.

b. Bagi guru, sebagai bahan masukan dan menambah wawasan guru dalam

menerapkan model pembelajaran jigsaw untuk menciptakan suasana

pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sehingga menumbuhkan

(17)

7

c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan masukan

bagi sekolah bahwa dengan menggunakan model jigsaw dalam

pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

d. Bagi peneliti lain, dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan

(18)

75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut.

a. Dari tes hasil belajar siswa menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil

belajar yaitu:

1) Pada kondisi awal diperoleh ketuntasan belajar klasikal sebesar

24,24% atau 8 orang siswa mendapatkan nilai dalam kategori tuntas,

sedangkan 25 orang siswa yang lainnya termasuk ke dalam kategori

tidak tuntas dengan persentase 75,76% dan nilai rata-rata kelas sebesar

41,97.

2) Pada siklus I, diperoleh ketuntasan klasikal sebesar 54,55% atau18

orang siswa mendapatkan nilai dalam kategori tuntas. Sedangkan 15

orang siswa termasuk dalam kategori tidak tuntas dengan persentase

45,45% dan nilai rata-rata kelas sebesar 62,58.

3) Pada siklus II diperoleh ketuntasan klasikal sebesar sebesar 87,88%

atau 29 orang siswa termasuk ke dalam kategori tuntas, sedangkan 4

orang siswa yang lain belum dinyatakan tidak tuntas dengan persentase

12,12% dan nilai rata-rata kelas sebesar 81,67.

b. Dari hasil pengamatan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran pada

siklus I diperoleh persentase sebesar 64,70% dan mengalami peningkatan

pada siklus II dengan perolehan persentase mencapai 81,16%.

(19)

76

c. Dari hasil pengamatan kemampuan guru mengalami peningkatan dari

siklus I yang hanya mendapatkan persentase sebesar 78,94% meningkat

menjadi 90, 79% di siklus II.

d. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA materi pokok gaya

magnet di kelas V SD Negeri 101764 Bandar Klippa

5.2 Saran

Dari hasil penelitian dan hasil kesimpulan yang diperoleh, maka saran

darai peneliti sebagai berikut.

a. Bagi guru, agar mendalami model kooperatif tipe jigsaw sehingga dapat

diterapkan dalam proses pembelajaran untuk menciptakan suasana

pembelajaran yang variatif dan menyenangkan yang dapat meningkatkan

motivasi serta hasil belajar siswa.

b. Bagi sekolah, untuk menjadikan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw menjadi model pembelajaran yang diterapkan di sekolah.

c. Bagi siswa, hendaknya dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik,

tertib sehingga tujuan pembelajaran dapat lebih mudah tercapai.

d. Bagi peneliti lain, sebaiknya melanjutkan penelitian dengan model ini

dengan mengadakan perbaikan serta dapat ditambahkan dengan

memadukan pada model pembelajaran lain agar pembelajaran menjadi

(20)

77

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Peneltian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Daryanto. 2010.Belajar dan Mengajar. Bandung : Yrama Widya

Dewi, Rosmala, 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Medan: Pasca Sarjana Unimed

Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

_____________. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara

Hardini, Isriani & Dewi Puspitasari. 2012. Strategi Pembelajaran Terpadu: teori,

Konsep & Implementasi.Yogyakarta: Familia

Isjoni. 2011. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada

Khanifatul. 2013.Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Ar-Ruzz Media Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Rusman. 2012.Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: RajaGrafindo

Sanjaya, Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rhineka Cipta

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sulistyanto, Heri dan Edy Wiyono. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI

Kelas 5. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Trianto, 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep,

Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum KTSP. Jakarta: Kencana

______, 2013. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara

Gambar

Grafik 4.1 : Hasil Pre Tes ............................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Iriawan mengajak PJU Polda Bali, Staf Asops dan seluruh anggota yang berada di Polres Karangasem untuk makan bersama menikmati apa yang beliau masak bersama Polwan dan Bhayangkari

Pekerjaan Sejenis, Dokumen Tenaga Ahli dan Tenaga Teknis yang diusulkan, dan Dokumen Peralatan , yang “ ASLI ” untuk ditunjukkan dan diperiksa oleh Pokja tentang

Pengaruh cukup dalam diartikan bahwa orang tua tetap mengawasi dan menegur apabila melakukan tindakan merokok di rumah, namun apabila sudah di luar rumah kontrol

Pengaruh Tipe Kepribadian Konvensional Dan Enterprising Terhadap Minat Kerja Karyawan Bank Rakyat Indonesia (Bri) Cabang Majalaya.. Universitas Pendidikan Indonesia

Setiap orang pasti mengalami perasaan takut akan kematian. Namun kematian tidak membuat Yesus menjadi takut. Ia rela menderita dan wafat di kayu salib untuk menebus dosa manusia.

Pendidikan Agama Islam (PAI) hendaknya terintegrasi dengan spirit pendidikan multikultural ini. Oleh karena itu, dalam pengembangan kurikulum PAI haruslah didasarkan pada

Background Menentukan gambar yang digunakan untuk background tabel Color Mengatur warna satu sel dalam tabel. Align Mengatur bentuk perataan horizontal valign Mengatur

lain pihak, dari sisi Uni Eropa sendiri, dalam bidang ekonomi Indonesia hanya. menduduki posisi ke-37 sebagai sasaran atau target markt Uni Eropa