• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DI KELAS IV SD NEGERI 112191 PERKEBUNAN SENNAH T.A 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DI KELAS IV SD NEGERI 112191 PERKEBUNAN SENNAH T.A 2014/2015."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED UNTUK M ENINGK ATKAN KEM AM P UAN

PEMECAHAN MASALAH DI KELAS IV SD NEGERI 112191 PERKEBUNAN SENNAH T.A 2014/2015

Oleh: Ilmah Tambunan

NIM 408111062

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan ridha-Nya,

sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul

“Pembelajaran Model Kooperatif dengan Pendekatan Open-ended untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah di Kelas IV SD Negeri 112191

Perkebunan Sennah T.A 2014/2015”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana

Pendidikan di jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada

Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal

penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih

juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Ibu Dra. Ida

Karnasih, M.Sc, Pd.D dan Ibu Dra. Mariani, M.Pd yang telah memberikan

masukan dan saran dalam perbaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis

sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd selaku dosen pembimbing

akademik penulis.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal

Gultom, M.Pd, selaku Rektor UNIMED beserta staf-stafnya di Universitas Negeri

Medan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Drs. Motlan,

M.Sc, Ph.D, selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta staf-stafnya. Terima kasih

juga kepada Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku ketua jurusan Matematika

UNIMED dan Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku ketua Prodi Matematika

UNIMED, serta seluruh Bapak/Ibu Dosen dan staf pegawai jurusan Matematika

yang telah banyak membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Ernawati, S.Pd selaku

Kepala SD Negeri 112191 Perkebunan Sennah beserta guru dan staf pegawai SD

Negeri 112191 Perkebunan Sennnah yang namanya tidak memungkinkan penulis

menyebutkan satu persatu, terima kasih atas segala arahan, bantuan dan kerja

(3)

v

Teristimewa rasa terima kasih dan cinta penulis kepada Ayahanda

Aminullah dan Ibunda Rosmiati, orangtua penulis yang telah mengasuh,

membimbing, memberi kasih sayang, memotivasi, mendukung, dan selalu

mendo’akan penulis. Semoga Allah memberi kebaikan dunia dan akhirat pada

Ayah dan Ibunda. Amin. Terima kasih juga kepada adik-adik penulis: Asiah

Tambunan, Alfiah Tambunan, Khairur Rasyid Tambunan, Ade Maya Sari

Tambunan, Fauziah Fitri Tambunan, dan Azhari Tambunan yang telah

memberikan doa, motivasi dan dukungannya kepada penulis.

Terima kasih juga buat sahabat saya: Harianisyah Prd, Hadaini, Jamilah

Daulay, Riki Darman, Bukhari dan teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan

satu per satu, terima kasih atas doa dan dukungannya.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi ini,

namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak

kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, dengan segala

kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun

dari pembaca. Penulis berharap kiranya skripsi ini berguna bagi penulis dan

pembaca dalam usaha meningkatan pendidikan di masa yang akan datang.

Medan, Juni 2015

Penulis,

(4)

iii

PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

PEMECAHAN MASALAH DI KELAS IV SD NEGERI 112191 PERKEBUNAN SENNAH T. A 2014/2015

ILMAH TAMBUNAN (408111062) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Untuk mengetahui bagaimana tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa setelah dilakukan pembelajaran model kooperatif dengan pendekatan open-ended pada materi pokok Pecahan di kelas IV SD Negeri 112191 Perkebunan Sennah tahun ajaran 2014/2015. (2) Untuk mengetahui bagaimana efektivitas pembelajaran matematika siswa setelah dilakukan pembelajaran model kooperatif dengan pendekatan open-ended pada materi pokok Pecahan di kelas IV SD Negeri 112191 Perkebunan Sennah tahun ajaran 2014/2015.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri atas dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 112191 Perkebunan Sennah yang berjumlah 27 orang. Objek dari penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada materi pokok Pecahan di kelas IV SD Negeri 112191 Perkebunan Sennah tahun ajaran 2014/2015. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes, observasi, dan dokumen foto. Sedangkan analisis data yang dilakukan di dalam penelitian adalah reduksi data, paparan data dan kesimpulan.

Berdasarkan hasil observasi pada setiap pertemuan, diperoleh rata-rata penilaian setiap pertemuan adalah 2,87 dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran termasuk kategori baik. Dari tes kemampuan pemecahan masalah I diperoleh sebanyak 17 siswa (62,96%) yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar, sedangkan 10 siswa (37,04%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar. Pada tes kemampuan pemecahan masalah II diperoleh sebanyak 23 orang (85,19%) yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar, sedangkan 4 orang (14,81%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Open-ended untuk kemampuan pemecahan masalah siswa mengalami peningkatan sebesar 22,23% dari siklus I.

(5)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan ... i

Riwayat Hidup ... ii

Abstrak ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... viii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Lampiran ... x

BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 6

1.3. Batasan Masalah ... 6

1.4. Rumusan Masalah ... 6

1.5. Tujuan Penelitian ... 7

1.6. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 9 2.1. Tinjauan Pustaka ... 9

2.1.1. Pembelajaran Matematika ... 9

2.1.2. Pembelajaran Model Kooperatif dalam Pembelajaran Matematika ... 10

2.1.2.1. Pengertian Pembelajaran Model Kooperatif ... 10

2.1.2.2. Langkah-langkah Pembelajaran Model Kooperatif ... 12

2.1.2.3. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Model Kooperatif ... 13

2.1.3. Pendekatan Open-ended pada Pembelajaran Matematika .... 14

2.1.3.1. Pengertian Pendekatan Open-ended ... 14

2.1.3.2. Masalah Open-ended ... 16

2.1.3.3. Mengkonstruksikan Masalah Open-ended ... 17

2.1.3.4. Mengembangkan Rencana Pembelajaran ... 17

2.1.3.5. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Open-ended .. 19

2.1.3.6. Mamfaat Pendekatan Open-ended ... 19

2.1.4. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika ... 20

2.1.5. Teori Belajar yang Mendukung ... 24

2.1.6. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Matematika SD/MI ... 27

2.1.7. Materi Pecahan ... 29

2.1.7.1. Pengertian Pecahan ... 29

2.1.7.2. Membandingkan dan Mengurutkan Pecahan ... 29

2.1.7.3. Menyederhanakan pecahan ... 31

(6)

vii

2.1.8. Pembelajaran Kooperatif dengan

Pendekatan Open-ended pada Materi Pecahan ... 32

2.2. Kerangka Konseptual ... 34

2.3. Penelitian yang Relevan ... 35

2.4. Hipotesis Tindakan ... 36

BAB III METODE PENELITIAN 37 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

3.2. Subjek Penelitian ... 37

3.3. Objek Penelitian ... 37

3.4. Jenis Penelitian ... 37

3.5. Prosedur Penelitian ... 38

3.6. Alat Pengumpul Data ... 41

3.6.1. Tes ... 41

3.6.2. Observasi ... 42

3.6.3. Dokumen Foto ... 42

3.7. Teknik Analisis Data ... 42

3.7.1. Reduksi Data ... 42

3.7.2. Paparan Data ... 43

3.7.3. Kesimpulan ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 47

4.1. Hasil Penelitian ... 47

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I ... 47

4.1.1.1. Permasalahan I ... 47

4.1.1.2. Perencanaan Tindakan (Alternatif Pemecahan) I ... 49

4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I ... 50

4.1.1.4. Observasi I ... 51

4.1.1.5. Analisis Data I ... 54

4.1.1.6. Refleksi I ... 60

4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II ... 61

4.1.2.1. Permasalahan II ... 61

4.1.2.2. Perencanaan Tindakan (Alternatif Pemecahan) II ... 61

4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II ... 62

4.1.2.4. Observasi II ... 64

4.1.2.5. Analisis Data II ... 66

4.1.2.6. Refleksi II ... 74

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 80

5.1. Kesimpulan ... 80

5.2. Saran ... 81

(7)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif ... 13

Tabel 2.2. Alternatif Pertama Pemberian Skor Pemecahan Masalah ... 23

Tabel 2.3. Alternatif Kedua Pemberian Skor Pemecahan Masalah ... 24

Tabel 2.4. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator pada Materi Pecahan IV SD semester genap ... 28

Tabel 3.1. Teknik Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah ... 43

Tabel 3.2. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah ... 44

Tabel 4.1. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Awal... 47

Tabel 4.2. Gambaran Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Awal ... 48

Tabel 4.3. Hasil Observasi Siklus I ... 52

Tabel 4.4 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah I ... 54

Tabel 4.5. Gambaran Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 55

Tabel 4.6. Tingkat Ketuntasan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Siklus I ... 56

Tabel 4.7. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa dalam Memahami Masalah (Kategori I) ... 56

Tabel 4.8. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa dalam Merencanakan Pemecahan Masalah (Kategori II) .... 57

Tabel 4.9. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa dalam Melaksanakan Pemecahan Masalah (Kategori III) ... 57

Tabel 4.10. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah dalam Memeriksa Hasil (Kategori IV) ... 58

Tabel 4.11. Hasil Observasi Siklus II ... 64

Tabel 4.12. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah II ... 66

Tabel 4.13. Gambaran Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II ... 66

Tabel 4.14. Tingkat Ketuntasan Kemampuan pada Siklus II ... 67

Tabel 4.15. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa dalam Memahami Masalah (Kategori I) ... 68

Tabel 4.16. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa dalam Merencanakan Pemecahan Masalah (Kategori II) .... 69

Tabel 4.17. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa dalam Melaksanakan Pemecahan Masalah (Kategori III) ... 69

Tabel 4.18. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah siswa dalam Memeriksa Hasil (Kategori IV) ... 70

(8)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Contoh Jawaban Siswa yang Salah pada Soal Nomor 1 ... 5

Gambar 2.1. Pembelajaran dengan Pendekatan Open-ended ... 15

Gambar 2.2. Contoh benda yang dibagi menjadi beberapa bagian yang sama ... 29

Gambar 2.3. Garis bilangan antara bilangan 0 sampai dengan 1 ... 29

Gambar 2.4. Garis bilangan antara 0 sampai 1 yang dibagi menjadi 8 bagian yang sama ... 29

Gambar 2.5. Garis bilangan yang menunjukkan letak ... 30

Gambar 2.6. Contoh pecahan senilai ... 31

Gambar 2.7. Permukaan kue berbentuk persegi panjang ... 32

Gambar 2.8. Contoh beberapa jawaban siswa Yang diharapkan untuk LKS nomor 1 ... 33

Gambar 3.1. Alur dalam Penelitian Tindakan Kelas ... 41

Gambar 4.1. TingkatKemampuan Pemecahan Masalah I pada Setiap Kategori ... 58

Gambar 4.2. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I ... 59

Gambar 4.3. Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa dalam pada Tes kemampuan Pemecahan Masalah II ... 70

Ganbar 4.4. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa dalam pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II ... 71

(9)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus Pembelajaran ... 84

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 (Siklus I) ... 92

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 (Siklus I) ... 99

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 (Siklus II) ... 107

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 (Siklus II) ... 115

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa (LKS) 1 ... 124

Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa (LKS) 2 ... 126

Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa (LKS) 3 ... 128

Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa (LKS) 4 ... 130

Lampiran 10 Kisi-Kisi Tes Awal ... 133

Lampiran 11 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 1 ... 134

Lampiran 12 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 2 ... 135

Lampiran 13 Lembar Validasi Tes Awal ... 136

Lampiran 14 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 1 137 Lampiran 15 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 2 138 Lampiran 16 Daftar Validator ... 139

Lampiran 17 Tes Awal ... 140

Lampiran 18 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 1 ... 143

Lampiran 19 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 2 ... 145

Lampiran 20 Alternatif Penyelesaian Tes Awal ... 148

Lampiran 21 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 1 ... 155

Lampiran 22 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 2 ... 161

Lampiran 23 Pedoman Penskoran Tes ... 168

Lampiran 24 Lembar Observasi Pembelajaran ... 169

Lampiran 25 Daftar Nama Siswa Kelas IV SD Negeri 112191 Perkebunan Sennah ... 174

Lampiran 26 Rekapitulasi Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa ... 175

(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang Masalah

Dalam Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran matematika yaitu: (1) memahami

konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan

konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan

masalah; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi

kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan

model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomunikasikan gagasan

dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau

masalah; dan (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam

kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam

mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan

masalah. (BNSP, 2006)

Hal ini senada dengan tujuan umum pembelajaran matematika yang

dirumuskan National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) yaitu: (1)

belajar untuk berkomunikasi (mathematical communication); (2) belajar untuk

bernalar (mathematical reasoning); (3) belajar untuk memecahkan masalah

(mathematical problem solving); (4) belajar untuk mengaitkan ide (mathematical

connections); dan (5) pembentukan sifat positif terhadap matematika (positive

attitudes toward mathematics).

Mengacu kepada tujuan pembelajaran matematika dalam standar isi dan

standar pembelajaran matematika dari NCTM, salah satu kemampuan matematis

yang harus dikuasai siswa adalah kemampuan pemecahan masalah. Siswa dalam

belajar matematika diharapkan mampu menyelesaikan masalah yang diberikan.

NCSM (National Council of Supervisor Mathematics) menyatakan belajar

(11)

2

dengan kata lain pemecahan masalah merupakan sumbu dari proses-proses

matematika. Shadiq (2007) juga mengungkapkan bahwa puncak keberhasilan

pembelajaran matematika adalah ketika para siswa mampu belajar memecahkan

masalah yang mereka hadapi.

Pentingnya kemampuan pemecahan masalah juga dikemukakan oleh

Branca (Roebyanto dan Aning, 2008: 2-1) sebagai berikut: (1) kemampuan

pemecahan masalah merupakan tujuan umum pengajaran matematika, bahkan

sebagai jantungnya matematika; (2) pemecahan masalah meliputi metode,

prosedur, dan strategi merupakan proses inti dan utama dalam kurikulum

matematika; dan (3) pemecahan masalah merupakan kemampuan dasar dalam

belajar matematika. Lebih lanjut Branca mendefinisikan bahwa pemecahan

masalah merupakan suatu proses penerapan berbagai pengetahuan kepada situasi

yang baru maupun yang tidak familiar. Dengan menggunakan pemecahan masalah

dalam matematika, siswa mengenal cara berpikir, kebiasaan untuk tekun dan

keingintahuan yang tinggi, serta percaya diri dalam situasi yang tidak biasa, yang

akan melayani siswa secara baik di luar kelas matematika.

Ideal yang diharapkan ternyata sampai saat ini belum tercapai. Hasil

pengamatan menunjukkan bahwa kemampuan matematis siswa di Indonesia

tergolong rendah. Programme for International Student Assessment (PISA)

melakukan penilaian problem solving dimana soal-soal yang disajikan pada tes

berkaitan dengan masalah tidak rutin. Berdasarkan hasil tes PISA pada tahun

2009, kemampuan matematis siswa di Indonesia menduduki peringkat 63 dari 65

negara di dunia dengan persentase di bawah 10% (Yusuf, 2009: 48). Hal ini

menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam

menghadapi soal-soal matematika yang berdampak pada kemampuan matematika

yang rendah. Kemampuan matematika yang rendah ini berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam memecahan masalah matematika. Seperti yang

diungkapkan NCTM (Gordah, 2012) bahwa pemecahan masalah merupakan fokus

dari pembelajaran matematika karena sarana mempelajari ide dan keterampilan

(12)

3

Rendahnya kemampuan pemecahan masalah disebabkan oleh beberapa

faktor. Salah satu penyebabnya adalah kecenderungan pembelajaran matematika

yang masih berorientasi pada kebiasaan mengajar dengan menggunakan

langkah-langkah pembelajaran seperti: menyajikan materi pembelajaran, memberikan

contoh-contoh soal, meminta siswa mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat

dalam buku teks kemudian membahasnya bersama siswa. Hal yang sama juga

dikemukakan oleh Erman Suherman (2009):

“Konon dalam pelaksanaan pembelajaran matematika sekarang ini pada umumnya guru masih menggunakan metode konvensional yaitu guru masih mendominasi kelas, siswa pasif (datang, duduk, nonton, berlatih, …., dan lupa). Guru memberitahukan konsep, siswa menerima bahan jadi. Demikian juga dalam latihan, dari tahun ke tahun soal yang diberikan adalah soal-soal yang itu-itu juga dan tidak bervariasi. Untuk mengikuti pembelajaran di sekolah, kebanyakan siswa tidak siap terlebih dahulu dengan membaca bahan yang akan dipelajari, siswa datang tanpa bekal pengetahuan seperti membawa wadah kosong.”

Pembelajaran seperti ini didominasi oleh penyajian masalah dalam bentuk

tertutup yaitu permasalahan matematika yang dirumuskan sedemikan rupa,

sehingga hanya memiliki satu jawaban yang benar dengan satu pemecahannya.

Jenis soal tertutup (closed problem) tidak mampu memberikan kesempatan pada

siswa untuk menggunakan beragam ide dan kemampuannya karena siswa terbiasa

dengan berbagai jenis soal yang sering berujung dengan upaya mengingat cara.

Selain bersifat tertutup, soal-soal yang disajikan pada kebanyakan buku

juga tidak mengaitkan matematika dengan konteks kehidupan siswa sehari-hari

sehingga pelajaran matematika menjadi kurang bermakna dan siswa mudah

melupakannya.

Seperti yang diungkapkan oleh Lilis Widianti (2009):

(13)

4

Seperti yang terlihat saat peneliti melakukan observasi awal di kelas IV

SD Negeri 112191 Perkebunan Sennah (Rabu, 28 Januari 2015) menunjukkan

bahwa dalam kegiatan pembelajaran, guru menjelaskan materi disertai contoh soal

kemudian diberi latihan yang ada di buku paket. Siswa terlihat kesulitan ketika

soal yang ada di buku paket berbeda dengan contoh soal yang diberikan guru.

Apalagi ketika penyelesaian soal tersebut membutuhkan kemampuan matematis

yang lebih tinggi khususnya kemampuan dalam memecahkan masalah. Hal itu

disebabkan karena siswa hanya menerima pengetahuan/rumus-rumus tanpa diberi

kesempatan untuk menemukan ide dan kemampuannya sendiri. Kondisi ini

mengakibatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kurang berkembang.

Dari hasil survei peneliti berupa pemberian tes awal pemecahan masalah

kepada siswa kelas IV SD Negeri 112191 Perkebunan Sennah, pada pokok

bahasan Pecahan menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah

matematika di kelas tersebut rendah. Dari 27 siswa yang mengikuti tes, diperoleh

skor rata-rata siswa 41,02. Diperoleh gambaran tingkat kemampuan siswa sebagai

berikut: terdapat 73,15% siswa yang sudah mampu memahami masalah; 47,23%

yang sudah mampu merencanakan pemecahan masalah; 31,17% yang sudah

mampu melaksanakan pemecahan masalah; dan hanya 14,35% yang sudah

mampu memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh tersebut. Sedangkan secara

penguasaan siswa yang telah memiliki kemampuan pemecahan masalah pada

tingkat kemampuan sangat tinggi terdapat 0 orang (0%) siswa, 0 orang (0%) siswa

yang memiliki kemampuan tinggi, 2 orang (7,41%) siswa yang memiliki

kemampuan sedang, 3 orang (11,11%) siswa yang memiliki kemampuan rendah,

dan 22 orang (81,48%) siswa yang memiliki kemampuan sangat rendah.

Rendahnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika

berakibat juga pada hasil belajar siswa. Hal itu terlihat dari 27 siswa yang

mengerjakan tes, hanya 2 siswa yang memperoleh nilai lebih besar atau sama

dengan 65 (KKM yang ditetapkan sekolah adalah 65). Padahal pecahan

merupakan materi matematika yang telah dipelajari siswa di kelas III SD dan

(14)

Berikut ini pene

soal nomor 1:

Gambar 1.1. Cont

Oleh karena

kemampuan pemecahan

yang mendukung berk

Salah satu langkah y

kemampuan pemecaha

pendekatan pembelajar

kemampuan pemecahan

Pembelajaran

mengedepankan adanya

Hal ini menyebabkan s

pembelajaran. Sehingga

pembelajaran. Dalam u

masalah matematis sisw

dengan suatu pendekatan

Pendekatan open

menginvestasikan berba

minat dan kemampua

neliti memberikan gambar jawaban siswa yang

ontoh Jawaban Siswa yang Salah pada Soal Nom

itu, diperlukan suatu usaha untuk men

han masalah dengan memberikan aktivitas pem

erkembangnya kemampuan pemecahan masal

yang bisa dilakukan oleh guru untuk men

han masalah matematika adalah memilih mo

jaran yang tepat dan berorientasi pada siswa k

an masalah.

model kooperatif merupakan pembelajar

nya kelompok-kelompok dalam pelaksanaan pem

siswa akan berinteraksi dengan teman lain dal

ngga diharapkan siswa akan lebih aktif dala

upaya menumbuh kembangkan kemampuan p

wa maka diperlukan adanya pembelajaran model

tan, salah satunya adalah dengan pendekatan

open-open-ended memberikan kesempatan kepada sis

rbagai strategi dan cara yang diyakininya sesu

puan masing-masing. Hal ini disebabkan kar

5

ng salah pada

omor 1

eningkatkan

embelajaran

salah siswa.

eningkatkan

model serta

a khususnya

jaran yang

pembelajaran.

alam proses

alam proses

n pemecahan

el kooperatif

-ended.

siswa untuk

suai dengan

(15)

6

pendekatan open-ended formulasi masalah yang digunakan adalah masalah

terbuka. Masalah terbuka adalah masalah yang diformulasikan memiliki multi

jawaban (banyak penyelesaian) yang benar. Pada pendekatan open-ended siswa

tidak hanya dituntut menemukan solusi dari masalah yang diberikan tetapi juga

memberikan argumentasi tentang jawabannya serta menjelaskan bagaimana

proses untuk mencapai jawaban tersebut. Jadi matematika tidak dipandang

sebagai produk semata tapi juga sebagai proses.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul Pembelajaran Model Kooperatif dengan Pendekatan

Open-Ended untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

di Kelas IV SD Negeri 112191 Perkebunan Sennah T. A 2014/2015.

1. 2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas diperoleh

beberapa identifikasi masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan guru masih berpusat pada guru

sehingga kurang mendorong aktivitas siswa untuk mengikuti pelajaran.

2. Kurangnya pembelajaran dengan pemberian contoh-contoh konkret yang

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

3. Kemampuan pemecahan masalah siswa masih rendah.

4. Kesulitan siswa dalam memahami materi pokok pecahan.

5. Pembelajaran matematika masih mengabaikan kebermaknaan.

1. 3. Batasan Masalah

Masalah yang teridentifikasi di atas merupakan masalah yang luas dan

kompleks, agar penelitian ini lebih fokus dan mencapai tujuan, maka dalam

penelitian ini dibatasi dan hanya difokuskan pada materi pokok Pecahan di kelas

IV SD Negeri 112191 Perkebunan Sennah Tahun Ajaran 2014/2015 melalui

Pembelajaran Model Kooperatif dengan Pendekatan Open-Ended untuk

(16)

7

1. 4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan

masalah penelitian ini dapat dituliskan sebagai berikut:

1. Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika

siswa setelah dilakukan pembelajaran model kooperatif dengan

pendekatan open-ended pada materi pokok Pecahan di kelas IV SD Negeri

112191 Perkebunan Sennah T.A 2014/2015?

2. Bagaimana efektivitas pembelajaran matematika siswa setelah dilakukan

pembelajaran model kooperatif dengan pendekatan open-ended pada

materi pokok Pecahan di kelas IV SD Negeri 112191 Perkebunan Sennah

T.A 2014/2015?

1. 5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan

penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kemampuan pemecahan masalah

siswa setelah dilakukan pembelajaran model kooperatif dengan

pendekatan open-ended pada materi pokok Pecahan di kelas IV SD Negeri

112191 Perkebunan Sennah T.A 2014/2015.

2. Untuk mengetahui bagaimana efektivitas pembelajaran matematika siswa

setelah dilakukan pembelajaran model kooperatif dengan pendekatan

open-ended pada materi pokok Pecahan di kelas IV SD Negeri 112191

(17)

8

1. 6. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian yang

diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan bagi guru mengenai pembelajaran model

kooperatif dengan pendekatan open-ended dan salah satu alternatif

pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

siswa.

2. Bagi Siswa

Dengan pembelajaran model kooperatif dengan pendekatan open-ended ini

dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

pada materi pokok pecahan.

3. Bagi Peneliti

Dapat menjadi bahan masukan sebagai calon guru untuk menerapkan

pendekatan pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran matematika

dan sebagai bahan perbandingan bagi mahasiswa atau peneliti lainnya

yang ingin meneliti topik atau permasalahan yang sama tentang

pembelajaran model kooperatif dengan pendekatan open-ended.

4. Bagi Pihak Sekolah

Bagi sekolah, bermanfaat untuk mengambil keputusan yang tepat dalam

peningkatan kualitas pengajaran, serta menjadi bahan pertimbangan atau

bahan rujukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada

(18)

82

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

BNSP. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta: BNSP

Gordah, EK. (2012). “Upaya Guru Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Pemecahan Masalah Matematis Peserta Didik Melalui Pendekatan Open-Ended”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol. 18. No. 3. Edisi September 2012.

Heruman. (2008). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Isjoni. (2013). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jagakarsa: Rajagrafindo Persada.

Novikasari, I. (2009). “Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa melalui Pembelajaran Matematika Open-ended di Sekolah Dasar”. Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan. Vol. 14. No. 2. Edisi Mei-Agustus 2009

Nurhayati, L. (2013). Pendekatan Open Ended. [online]. Tersedia:

http://lilisnurmath.blogspot.com/2013/02/pendekatan-open-ended.html. [27 November 2013]

Roebyanto, G dan Aning W Yanti. (2008). Unit 2 Pemecahhan Masalah Matematika. [online]. Tersedia: http://midt-pmm.wikispaces.com/Unit+2. [13 Januari 2014]

Rusman. (2011). Model-model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sagala, S. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Shadiq, F. (2007). Pentingnya Pemecahan Masalah. [online]. Tersedia: http://Educare.efkipunla.net. [27 November 2013]

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suherman, E. (2009). Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Matematika. [online]. Tersedia: http://educare.e-fkipunla.net. [27 November 2013]

Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

(19)

83

Wardhana, S., dkk. (2010). Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah di Sekolah Dasar. Yogyakarta: PPPPTK Matematika

Widianti, L. (2009). Problem Solving dalam Matematika. [online]. Tersedia:

http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=72425. [29 Juni 2009]

Wijaya, A. (2012). Pendidikan Matematika Realistik; Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Pawit M Yusuf (2007: 70), pelayanan peminjaman koleksi atau disebut juga sebagai pelayanan sirkulasi merupakan pelayanan yang memutar koleksi, dipinjam

mengandung sel lemak yang dapat dimobilisasi dan masuk ke aliran darah.Osteogenic cells yang kemudian berdiferensiasi ke osteoblast (sel pembentuk tulang) danosteoclast (sel

Sumsum tulang belakang Otak besar Otak tengah Otak depan Otak kecil Sumsum lanjutan Saraf somatik Saraf otonom.. 12 pasang saraf otak (saraf

Jenis media informasi yang biasa digunakan untuk berkomunikasi antar ruangan dalam suatu organisasi agar efektif dan efisien dan efektif tanpa

Nama Pekerjaan : Survey Toponimi Pembangunan Geodatabase Bidang Kebinamargaan dan Pengairan Kabupaten Muara Enim Tahun 2015 meliputi Kecamatan SDU, SDT, dan

sampel. Populasi yang akan dijadikan sampel adalah konsumen Roti Unyil Venus.. Bogor. Populasi konsumen diidentifikasi

Perhitungan kapasitas pompa dihitung menjadi dua tahapan: (a) Untuk seluruh total areal dengan berbagai jenis tanaman, dan (b) Untuk setiap jenis tanaman dan masing-masing

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA DI JEPARA PADA MATERI BILANGAN KUANTUM DAN KONFIGURASI ELEKTRON MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER MULTIPLE CHOICES.. Universitas Pendidikan Indonesia |