• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GALPERIN PADA MATERI PELAJARAN IPS EKONOMI KELAS VIII SMP NEGERI 1 BERASTAGI TAHUN AJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GALPERIN PADA MATERI PELAJARAN IPS EKONOMI KELAS VIII SMP NEGERI 1 BERASTAGI TAHUN AJARAN 2013/2014."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GALPERIN PADA MATERI

PELAJARAN IPS EKONOMI KELAS VIII SMP NEGERI 1 BERASTAGI TAHUN

AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi

Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

HOTDIN NIM: 7103141056

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

iv ABSTRAK

Hotdin. NIM: 7103141056. “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Galperin Pada Materi Pelajaran IPS Ekonomi Kelas VIII SMP Negeri 1 Berastagi Tahun Ajaran 2013/2014”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Program Studi Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Medan. 2014.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar IPS Ekonomi siswa dan metode konvensional yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar IPS ekonomi siswa dengan menggunakan model pembelajaran

Galperin dikelas VIII SMP Negeri 1 Berastagi Tahun Pelajaran 2013/2014 dan

untuk melihat perbedaan hasil belajar IPS Ekonomi siswa yang positif dan signifikan antar siklus.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Berastagi beralamat dijalan Perwira No. 157, kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo. Subjek dalam penelitian ini adalah kelas VIII4 yang berjumlah 35 orang siswa dan objek penelitian ini adalah Penerapan model pembelajaran Galperin. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Dalam pengambilan data, Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen tes. Sedangkan, teknik analisis data dengan menggunakan data kuantitatif yaitu reduksi data dan paparan data.

Dari analisis diperoleh nilai rata- rata pretest sebelum dilakukan tindakan adalah 58,57 dimana 10 siswa (28,57%) memenuhi KKM. Pada postest siklus I nilai rata- rata 74,28 dimana 20 siswa (57,14%) siswa dinyatakan tuntas. Hasil pada siklus I ini belum memenuhi indikator keberhasilan sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus II. Pada postest siklus II nilai rata- rata 82 dimana 27 siswa (77,14%) memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal. Ini berarti pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan sehingga penelitian dihentikan pada siklus ini. Analisis uji t antara hasil belajar siklus I dengan siklus II diperoleh thitung > ttabel yaitu thitung 5,039 > ttabel 2,032. Dengan kata lain peningkatan hasil belajar IPS Ekonomi siswa antara siklus I dan siklus II adalah positif dan signifikan.

Dapat disimpulkan bahwa Penerapan model pembelajaran Galperin dapat meningkatkan hasil belajar IPS ekonomi siswa pada pokok bahasan Pajak dikelas VIII4 SMP Negeri 1 Berastagi Tahun Ajaran 2013/2014. Hal ini berarti model pembelajaran Galperin dapat digunakan sebagai alternatife dalam pembelajaran Ekonomi.

(3)

v ABSTRACT

Hotdin. NIM: 7103141056. Improving Students’ Achievement by Applying Galperin Method on Teaching Social Economic to the Second Year Students of SMP N 1 Berastagi Academic Year 2013/2014. A Thesis. Economic Education Development . Economic Education Studies Program. Faculty of Economic. State University of Medan. 2014.

The problem of this research is the low achievement of students on studying social economic and the conventional method applied by the teacher during the teaching and learning process. The objective of this study is to investigate the improvement of students’ achievement on social economic by applying Galperin Method and to know the positive and significant differences of students’ achievement on social economic among cycles.

This study was held in SMP N 1 Berastagi which is located in Jl. Perwira No. 157, Berastagi District, Karo Regency. The subject of this study was the second year students of SMPN 1 Berastagi Academic Year 2013/2014. One class was taken as the subject of the study, named VIII4 and the number of the students was 35 students. The object of this study is applying Galperin Method on Teaching Social Economic. The study deals with classroom action research which consists of two cycles. Each cycle was done in four stages namely planning, action, observation, and reflection.

The data of this study are obtained from tests, while the data are analyzed using quantitative data which data reduction.

After analyzing the data, it was found that the average of pretest obtained before applying the method is 58,57 in which there were only 10 students (28,57%) passed. The data obtained from post test in cycle I is that the average of students’ achievement is 74,28 in which there were 20 students (57,14%)succeeded. The findings of the first cycle didn’t indicate the students’ improvement and the study was continued to the second cycle. The data obtained from post test of second cycle is that 27 students (77,14%) passed with the average score 82. The findings indicate that Galperin Method improved students’ achievement on social economic and the study was ended here. T test analysis between the learning cycle I to cycle II obtained thitung > ttabel is 5,039 > 2,032. In other words, the accounting students learning result comparison between cycle I and cycle II is positive and significant.

To be concluded, applying Galperin Method improves the students’ achievement on social economic with the topic “the tax” at Class VIII4

SMP N 1 Berastagi Academic Year 2013/2014. This means that Galperin Method can be used as alternative teaching method on teaching economic.

(4)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 9

1.3. Rumusan Masalah ... 9

1.4. Pemecahan Masalah ... 10

1.5. Tujuan Penelitian ... 11

1.6. Manfaat Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis ... 13

2.1.1. Model Pembelajaran Galperin ... 13

(5)

vii

2.2. Penelitian Yang Relevan ... 32

2.3. Kerangka Berpikir ... 34

2.4. Hipotesis Tindakan... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38

3.2. Subjek Penelitian ... 38

3.3. Objek Penelitian ... 38

3.4.Defenisi operasional Penelitian ... 38

3.4.1. Model Pembelajaran Galperin ... 38

3.4.2. Hasil Belajar Ekonomi ... 39

3.5. Prosedur Penelitian ... 39

3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.6.1. Tes Hasil Belajar ... 45

3.6.2. Observasi ... 45

3.7. Teknik Analisis Data ... 46

3.7.1. Data Kuantitatif ... 46

3.8. Indikator Keberhasilan Tindakan ... 50

3.8.1. Indikator Proses ... 50

3.8.2. Indikator Output ... 50

3.8.3. Indikator Dampak... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 51

4.1.1. Tes Hasil Belajar ... 52

4.2. Analisis Data ... 53

4.2.1. Data Kuantitatif ... 53

(6)

viii

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 58

4.4.1. Siklus I ... 59

4.4.2. Siklus II ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 68

5.2. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70

(7)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Daftar KKM dan DKN Lima Tahun Terakhir ... 4

Tabel 1.2. Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian ... 6

Tabel 2.1. Desain Implementasi Model Pembelajaran Siklus Belajar (MPSB) .... 25

Tabel 3.1. Pelaksanaan Tindakan Sesuai Model Galperin ... 41

(8)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Grafik Daftar KKM dan DKN ... 4

Gambar 1.2. Grafik Nilai Ulangan Harian ... 6

Gambar 2.1. Diagram Pengajaran Dengan Model Pembelajaran Galperin ... 28

Gambar 2.2. Skematis Kerangka Berpikir ... 36

Gambar 3.1. Model Penelitian Tindakan Kelas ... 44

(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting untuk kemajuan suatu bangsa

dan Negara. Dengan pendidikan yang baik akan meningkatkan kualitas sumber

daya manusia dari setiap bangsa. Setiap bangsa menginginkan Negara itu maju

dan berkembang, maju dan berkembangnya suatu Negara dapat dilihat melalui

suatu hasil pendidikan yaitu menghasilkan tenaga manusia yang terampil, siap

pakai di dunia kerja. Pendidikan merupakan suatu proses yang berlangsung

seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan masyarakat sekolah dan

keluarga. Pendidikan itu merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga,

masyarakat dan pemerintah. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan dasar

bagi anak dan untuk dapat belajar. Pendidikan masyarakat merupakan faktor

pendukung bagi pendidikan anak, sedangkan pemerintah berupaya dalam

menyediakan sarana dan prasarana pendidikan sekaligus menyediakan tenaga

pengajar yang professional dan kompeten, agar di dalam pendidikan tercipta

pembangunan untuk mencerdaskan kehidupan karena semakin tinggi pendidikan,

maka semakin jelas terlihat kemajuan bangsa.

Dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melihat perkembangan ilmu

pengetahuan yang semakin pesat, membuat pengajar harus lebih kreatif dalam

menyampaikan segala informasi yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.

(10)

2

Berdasarkan peraturan pemerintah no. 19 tahun 2005 bab 1 pasal 1 ayat

6, standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan

dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai

standar kompetensi lulusan, selain standar proses pendidikan ada beberapa standar

lain yang ditetapkan dalam standar nasional itu, yaitu standar kompetensi lulusan,

standar isi, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan

prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian.

Salah satu aspek dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan, standar

proses pendidikan Guru memiliki peran yang sangat penting, sebab keberhasilan

pelaksanaan proses pendidikan sangat tergantung pada guru sebagai ujung

tombak. Oleh karena itulah upaya peningkatan kualitas pendidikan seharusnya

dimulai dari pembenahan kemampuan guru. Salah satu kemampuan yang harus

dimiliki guru adalah bagaimana merancang suatu pembelajaran yang sesuai

dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai.

Menurut Sanjaya 2011:1 yang menyatakan bahwa:

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.

Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Lemahnya proses

belajar mengajar yang terjadi saat ini dapat berdampak pada hasil belajar siswa

yang rendah. Rendahnya hasil belajar siswa tersebut dapat disebabkan oleh

(11)

3

Menurut Wasliman (dalam susanto 2013 : 12) “hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang

mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal”. Selanjutnya, dikemukakan

oleh Wasliman (dalam susanto 2013 : 13) bahwa: “Sekolah merupakan salah satu

faktor yang ikut menentukan hasil belajar siswa dan kualitas pengajaran

disekolah, maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa”.

Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas

pengajaran disekolah sangat ditentukan oleh guru, sebagaimana dikemukakan oleh

Wina sanjaya (dalam susanto 2013 : 13: “bahwa guru adalah komponen yang

sangat menentukan dalam implementasi suatu pembelajaran”. Berdasarkan pendapat ini dapat ditegaskan bahwa salah satu faktor eksternal yang sangat

berperan memengaruhi hasil belajar siswa adalah guru. Guru dalam proses

pembelajaran memegang peranan yang sangat penting.

Pada kenyataan yang terjadi saat ini, meski kurikulum yang berlaku di

Indonesia terus mengalami perbaikan untuk mewujudkan pendidikan yang lebih

baik, metode yang dipakai guru cenderung tetap yakni metode ceramah

konvensional dimana guru hanya mengajarkan teori-teori sedikit sekali yang

mengaitkan dengan kehidupan nyata. Siswa tidak dituntut aktif dalam proses

belajar mengajar misalnya belajar menemukan sendiri atau memahami konsep

dasarnya. IPS adalah pengetahuan mengenai segala sesuatu dalam masyarakat.

IPS merupakan ilmu sosial yang mencakup banyak ilmu dalam masyarakat. Salah

satunya adalah ekonomi, yang juga menjadi kajian penulis dalam penelitian ini.

(12)

4

teoritis. Hal ini menyebabkan siswa kurang tertarik untuk mempelajarinya

sehingga aktivitas siswa dalam kelas cenderung rendah sehingga berakibat pada

hasil belajar yang rendah, hal ini dapat dilihat dari rata-rata Daftar Nilai

Keseluruhan (DKN) pada mata pelajaran IPS di kelas VIII SMP Negeri 1

Berastagi selama 5 tahun.

Tabel 1.1

Rata-Rata Daftar Nilai Keseluruhan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Berastagi Tahun Ajaran 2008/2009 – 2012/2013

No Tahun Ajaran KKM Rata-rata DKN

Sumber : Tata Usaha SMP Negeri 1 Berastagi

Untuk lebih jelasnya, nilai rata-rata kelas hasil belajar IPS dalam 5 tahun

terakhir dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:

Gambar 1.1

Grafik Hasil Belajar Keseluruhan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Berastagi Tahun Ajaran 2008/2009 – 2012/2013

Sumber : Tata Usaha SMP Negeri 1 Berastagi (Diolah) 66

2008/2009 2009/2010 2010/2011 2011/2012 2012/2013

KKM

(13)

5

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa Nilai KKM dalam kurun waktu 5

tahun tidak mengalami peningkatan serta rata-rata DKN kelas VIII dimulai pada

tahun ajaran 2008/2009 sampai 2012/2013 mengalami Peningkatan dan

Penurunan (Fluktuasi) nilai di setiap tahun.

Berdasarkan Pengalaman penulis pada saat mengadakan Program

Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) dan observasi penulis dengan guru bidang

studi IPS di SMP Negeri 1 Berastagi diperoleh keterangan yang menunjukkan

bahwa apa yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi

dilapangan, hal ini terlihat dari hasil belajar siswa di sekolah tersebut masih

rendah khususnya materi Ekonomi. bahwa pembelajaran ekonomi yang selama ini

dilakukan cenderung menggunakan konsep pembelajaran yang terpusat kepada

guru. Siswa menerima pembelajaran secara pasif, sehingga keaktifan siswa dalam

pembelajaran kurang dibangun. Akibatnya suasana belajar menjadi membosankan

sehingga banyak siswa yang hanya termenung, mengantuk, dan mencari

kesempatan untuk membuat keributan di dalam kelas ditambah lagi hasil

wawancara penulis kepada siswa yang menyatakan bahwa kurangnya pelatihan

yang diberikan guru kepada siswa, karena metode yang diberikan guru hanya

ceramah adapun Tanya jawab dan latihan Cuma sekilas tanpa ada balikan respon

selanjutnya yang diberikan guru tersebut sehingga siswa banyak yang tidak puas

dan kurang aktif belajar.

Keaktifan belajar yang rendah didalam kelas berdampak kepada hasil

(14)

6

dalam ulangan harian kelas yang paling rendah yaitu kelas VIII. Berikut data nilai

ulangan siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Berastagi:

Tabel 1.2

Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian 1, 2 dan 3 T.P 2013/2014

No Test KKM

Sumber : Guru Bidang Studi IPS kelas VIII SMP Negeri 1 Berastagi

Berikut secara grafik juga dapat dilihat ketuntasan nilai ulangan harian 1,

2 dan 3 siswa kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Berastagi:

Gambar 1.2

Grafik Nilai Ulangan Harian 1, 2, dan 3 T.P 2013/2014

(15)

7

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil nilai ulangan siswa yang

berjumlah 34 orang, siswa yang lulus pada ulangan harian 1 sebanyak 20 orang

(58,8%), yang tidak lulus sebanyak 14 orang (41,1%). Pada ulangan harian 2 yang

lulus sebanyak 16 orang (47,0%) dan yang tidak lulus sebanyak 18 orang (52,9%).

Pada ulangan harian 3 yang lulus sebanyak 12 orang (35,2%) dan yang tidak lulus

sebanyak 22 orang (64,7%). Sehingga rata-rata siswa yang lulus ulangan harian 1,

2, dan 3 adalah sebanyak 16 orang (47,1%) dan yang tidak lulus sebanyak 18

orang (52,9%), dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan

sekolah untuk mata pelajaran IPS adalah 72.

Melihat kondisi seperti ini tidak bisa dibiarkan terus menerus, karena

akan terus menimbulkan keprihatinan yang mengakibatkan rendahnya kualitas

belajar siswa. Dari keadaan tersebut maka penulis berpendapat bahwa perlu

dirancang dan dibangun suasana kelas yang dapat meningkatkan interaksi dan

keaktifan antara yang satu agar proses pembelajaran tidak monoton dan

membosankan. Keaktifaan siswa akan membantu mereka berdiri sendiri dalam

kehidupan kognitifnya, sehingga diharapkan akan tercipta suasana yang kondusif

dalam pembelajaran.

Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dilakukan suatu upaya yaitu

dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang memungkinkan terjadinya

KBM yang kondusif. Pendekatan apapun yang digunakan harus mendahulukan

siswa sebagai pusat perhatian dan peran guru sebagai fasilitator dalam

(16)

8

Model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru antara lain adalah

model pembelajaran Galperin. Hal ini diperkuat oleh penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Hutajulu A Choki (2010), dengan judul “penerapan model pembelajaran galperin untuk meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa kelas X

SMA Parulian I Medan tahun ajaran 2010/2011”. Hasil penelitian menunjukkan

dengan adanya penerapan model pembelajaran galperin dapat meningkatkan hasil

belajar sebesar 69% pada siklus I dan 95% pada siklus II.

Model belajar Galperin merupakan salah satu pembelajaran yang

dikembangkan oleh Pert Jakovlevich Galperin. Rosamedia (5 januari 2013).

Mengemukakan “Model Pembelajaran Galperin merupakan : Salah satu jenis mengajar yang menekankan kepada keaktifan siswa yang terdiri atas empat tahap

kegiatan yaitu: (1) Orientasi, (2) Latihan, (3) Umpan balik, (4) Lanjutan”.

Model belajar Galperin memiliki kelebihan dari model-model lain, salah

satu diantaranya adalah untuk meninjau proses belajar mengajar maupun memberi

arahan kepada guru, dimana pada saat pemberian latihan, guru senantiasa

mendampingi dan membimbing siswa agar guru dapat mencari informasi

mengenai kesalahan-kesalahan siswa dan memberikan lanjutan yang sesuai

dengan kemampuan yang dimiliki siswa, sehingga siswa dapat memahami dengan

benar setiap permasalahan yang dibahas dan dapat memberikan peningkatan hasil

belajar siswa, sedangkan pada teori-teori lainnya biasanya hanya diarahkan pada

hasil dari proses belajar mengajar saja tanpa mengetahui lebih dalam apakah siswa

telah mampu memahami permasalahan yang ada pada pelajaran tersebut. Model

(17)

9

mengingat pelajaran ekonomi adalah pelajaran yang menuntut kemampuan

berfikir siswa agar lebih aktif didalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis merasa tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul. “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Melalui Model Pembelajaran Galperin Pada Materi Pelajaran IPS Ekonomi Kelas VIII SMP Negeri 1 Berastagi Tahun Ajaran 2013/2014”.

1.2 Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan antara lain:

1. Mengapa guru selalu menggunakan model konvensional dalam pembelajaran?

2. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1

Berastagi Tahun Ajaran 2013/2014?

3. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran Galperin dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Berastagi Tahun

Ajaran 2013/2014?

4. Apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar antar siklus setelah

menggunakan model pembelajaran Galperin?

1.3 Rumusan Masalah

Suatu penelitian haruslah didasarkan pada landasan pemikiran tertentu

yang memberi arah dalam tujuan suatu penelitian, dengan demikian yang menjadi

(18)

10

1. Apakah penerapan model pembelajaran Galperin dapat meningkatkan hasil

belajar IPS ekonomi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Berastagi Tahun Ajaran

2013/2014 ?

2. Apakah ada perbedaan yang signifikan hasil belajar ekonomi antar siklus

melalui penerapan model pembelajaran Galperin pada siswa kelas VIII SMP

Negeri 1 Berastagi Tahun Ajaran 2013/2014 ?

1.4 Pemecahan Masalah

Sebagaimana telah diuraikan pada latar belakang, bahwa kenyataannya

hasil belajar siswa belum mencapai target yang diinginkan maka kemampuan guru

dalam melaksanakan proses pembelajaran perlu ditingkatkan. Tindakan yang

dapat dilakukan sebagai alternative pemecahan masalah adalah salah satunya

melalui penerapan model pembelajaran Galperin dimaksudkan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa serta untuk mengatasi problematika dalam

pelaksanaan pembelajaran sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih

menarik dan tidak membosankan.

Untuk memecahkan masalah diatas, penulis bekerjasama dengan guru

mata pelajaran dalam menerapkan desain pembelajaran ekonomi dengan model

pembelajaran Galperin.

Aspek penting yang ada dalam model pembelajaran Galperin adalah

pembelajaran yang dimulai dengan empat fungsi pengajaran yang harus

dilaksanakan sejajar dan seirama dengan empat tahap proses belajar yaitu dengan

memberikan orientasi tentang materi dimana cara pengajarannya harus dapat

(19)

11

mengenal mata pelajaran tersebut, tetapi juga mengerti dan mampu

menerapkannya. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk berlatih dan

menerapkan materi dan memberikan pengertian tentang hasil belajar yang telah

dilakukan dalam proses belajar yang diuraikan dengan cara pembahasan teori

(Tanya jawab), tugas-tugas dan soal tergantung pada tingkat pengetahuan yang

dikehendaki.

Sejalan dengan itu penerapkan model pembelajaran Galperin dalam

pembelajaran dapat memotivasi siswa untuk belajar karena pelajaran dan

pokok-pokok bahasan langsung berhubungan dengan dunia kehidupan siswa itu sendiri,

sehingga meningkatkan kemampuan berfikir kritis, motivasi untuk belajar dan

meningkatkan pemahaman siswa tentang apa yang mereka pelajari dan dari semua

yang diperoleh akan meningkatkan hasil belajar siswa.

Dari uraian diatas maka pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah

dengan menerapkan model pembelajaran Galperin, maka diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa pada pokok bahasan Pajak kelas VIII

SMP Negeri 1 Berastagi Tahun Ajaran 2013/2014.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan diatas, adapun yang

menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar ekonomi siswa dengan

menerapkan model pembelajaran Galperin di Kelas VIII SMP Negeri 1

(20)

12

2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPS Ekonomi antar siklus melalui

penerapan model pembelajaran Galperin di kelas VIII SMP Negeri 1

Berastagi.

1.6 Manfaat Penelitian

Sehubungan dengan penelitian diatas maka hasil penelitian ini

diharapkan dapat memberi manfaat:

1. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang

penerapan model pembelajaran yang tepat terutama dengan menggunakan

model pembelajaran Galperin dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan dan pertimbangan khususnya bagi guru

ekonomi dalam memilih model pembelajaran yang tepat dalam upaya

meningkatkan hasil belajar siswa.

(21)

68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran Galperin

pada siklus I diperoleh 57,14% siswa yang tuntas belajar dengan nilai

rata – rata 74,28 sedangkan pada siklus II terdapat peningkatan hasil

belajar yang diperoleh 77,14% siswa yang tuntas belajar dengan rata –

rata 82. Siswa dikatakan tuntas jika mendapat nilai 72, sedangkan

untuk ketuntasan klasikal ditetapkan 72% dari jumlah siswa yang

mendapat nilai 72. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran Galperin dapat meningkatkan hasil

belajar IPS Terpadu ekonomi siswa kelas VIII4 SMP Negeri 1

Berastagi pada tahun 2013/2014.

2. Hasil belajar postest siklus I dan postest siklus II terjadi peningkatan

yang signifikan yaitu thitung = 5,039 > ttabel = 2,032 untuk α = 0,05.

Dengan kata lain Ha = X > Y diterima dan Ho ditolak, maka

peningkatan hasil belajar ekonomi siswa pada postets siklus I dengan

postest siklus II adalah signifikan.

(22)

69

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat disarankan beberapa hal berikut :

1. Disarankan kepada guru mata pelajaran IPS Terpadu khususnya

ekonomi, dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya menggunakan

alternatif penerapan model pembelajaran Galperin untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Dalam menerapkan Model Pembelajaran Galperin ini sebaiknya guru

memberikan apresiasi terhadap keaktifan siswa baik kelompok

maupun individu serta pemberian motivasi yang membangun sehingga

dapat meningkatkan hasil belajar IPS Ekonomi yang baik pula.

3. Bagi civitas akademik yang ingin meneliti pada judul penelitian yang

sama hendaknya memperhatikan alokasi waktu yang digunakan pada

saat pembagian kelompok di dalam kelas. Agar memperoleh hasil

yang lebih baik diharapkan penelitian pada sekolah dan objek yang

berbeda pula sehingga dapat diketahui sejauh mana model ini

memberi pengaruh dan sebagai perbandingan oleh guru dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya pada mata pelajaran

(23)

70

DAFTAR PUSTAKA

Amriawan, 2010. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Galperin. http://www.Amriawan, blogspot.com. Diakses 10 Maret 2010

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara

Dewi, Rosmala. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Medan: Pasca Sarjana Unimed

Hamdani dkk. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Generatif dengan Menggunakan

Alat Peraga Terhadap Pemahaman Konsep Cahaya Kelas VIII di Smp Negeri 7 Kota Bengkulu. Jurnal Exacta. ISSN 1412-3617. Vol:X, No:1.

repository.unib.ac.id. Diakses tahun 2012

Hutajulu, A Choki. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Galperin Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA Parulian I Medan Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Unimed

Iqra Ensiklopedia. 2011. Pengertian minat dan hasil belajar.

Http://Perjanjiankerjadalamislam.Blogspot.Com/2011/07/MinatBelajar.Html . Diakses Senin, 25 Juli 2011

Irwan, Masbow. Pendapat Para Ahli. http//www.faIrwan.com/2005/07/pendapat-para-ahli-psikologi-dalam-pembelajaran.html. Diakses 3 Maret 2011

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada

Kaban, Agustria. 2010, Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Akuntansi

Siswa Kelas XII-IS Melalui Teori Pembelajaran Galperin Di SMA Negeri 2 Kabanjahe Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Unimed

Liberna. 2012. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui

Penggunaan Metode Improve Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Jurnal Formatif. ISSN 2088-351X. Vol:2, No:3: 190-197.

www.unindra.ac.id. Diakses tahun 2012

(24)

71

Medriati. 2011. Pengembangan Model Siklus Belajar (Learning Cycle) Untuk

Meningkatkan Kemampuan Penguasaan Aplikasi Konsep (Studi Pengembangan Model Pembelajaran Untuk Bidang Sains Di Sekolah Dasar.

Jurnal Exacta. ISSN 1412-3617. Vol:IX, No:2. repository.unib.ac.id. Diakses tahun 2011.

Pasaribu, Abdurrahman. 2011. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa

Melalui Model Pembelajaran Metode Gal’perin Di Kelas Viii Mts Negeri 2

Jl. Peratun No. 3 Medan Estat.

Http://JurnalOnline.blogspot.com/2011/7/Upaya-Meningkatkan-hasil-belajar-matematika.Html. Diakses 7 Agustus 2011

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rosa, Media. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Metode Galperin Pada Pokok

Bahasan Kimia.

Http://Artikelkuliahonline.Blogspot.Com/2008/12/Penerapan-Metode-Galperin-Pada-Pokok.Html). Diakses tahun 2012

Sabri, Ahmad. 2010. Strategi Belajar Mengajar Dan Micro Teaching. Ciputat. Quantum Teaching

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana

Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan. Jakarta: Kencana

Silalahi. 2011. Kontribusi Model Pembelajaran Kontekstual Tipe Inkuiri Dalam

Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal UPI. ISSN 1412-565X. No:2.

jurnal.upi.edu. Diakses tahun 2011

Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sudipa Dkk. 2012. Pengenalan Etika Berbahasa Inggris Untuk Kelompok Sadar

Wisata Di Desa Pangsan Petang Badung Utara. Jurnal UDAYANA. ISSN

1412-0925. Vol:11, No: 2. ojs.unud.ac.id. Diakses tahun 2012

(25)

72

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Jakarta:

Gambar

Tabel 1.1. Daftar KKM dan DKN Lima Tahun Terakhir  ...................................
Gambar 1.1. Grafik Daftar KKM dan DKN ........................................................
Gambar 1.1 Grafik Hasil Belajar Keseluruhan Siswa Kelas VIII
Tabel 1.2 Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian 1, 2 dan 3 T.P 2013/2014

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan perbandingan sensitivitas mata ikan pada Gambar 12 terhadap spektrum cahaya lampu pada Gambar 8, Gambar 9, Gambar 10, dan Gambar 11, dapat

Nilai feeding rate tertinggi menggunakan metode SNI adalah papan partikel sengon kerapatan rendah (78,33 µg/ekor/hari untuk SNI dan 16,67 µg/ekor/hari untuk JIS) dan feeding

Taylor, 1993, Kualitatif Dasar-dasar Penelitian , Usaha Nasional, Surabaya... Bina Rena

Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah.

The objective of this research was to investigate the highest efficiency among different types of pelton turbine through the modification of bucket volume, bucket

Dalam hal ini yang menjadi subjek penelitian ini adalah guru pamong, dengan sumber data yaitu, kepala sekolah, guru dan siswa SMP IT At-Taqwa Miri Sragen, dan dalam memperoleh

Hasil analisis statistik ujit-t menunjukan bahwa ukuran berat tubuh dan cangkang kerang hijau jantan yang berasal dari daerah Teluk Jakarta dan Teluk Banten lebih berat

Tujuan kajian untuk mengusulkan suatu program produksi bersih yang akan : (1) mengurangi jumlah bahan beracun, bahan baku, dan energi yang dipakai dalam proses pengolahan,