• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK PENYAJIAN GONDANG MALIM PADA UPACARA RITUAL PARMALIM SI INUM URAS DI KECAMATAN PINTUPOHAN MERANTI KABUPATEN TOBA SAMOSIR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BENTUK PENYAJIAN GONDANG MALIM PADA UPACARA RITUAL PARMALIM SI INUM URAS DI KECAMATAN PINTUPOHAN MERANTI KABUPATEN TOBA SAMOSIR."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BENTUK PENYAJIAN GONDANG MALIM PADA UPACARA RITUAL

PARMALIM SI INUM URAS DI KECAMATAN PINTUPOHAN

MERANTI KABUPATEN TOBA SAMOSIR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

SHARON ROSE PASARIBU

NIM. 2103140047

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang setinggi-tingginya kehadirat Tuhan Yesus Kristus, yang telah memberikan rahmat dan karunianya yang melimpah kepada penulis sehingga Skripsi yang berjudul Bentuk Penyajian Gondang Malim Pada Upacara Ritual Parmalim Si Inum Uras di Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Toba Samosir” dapat terselesaikan dengan baik dengan tujuan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Sendratasik Program Studi Pendidikan Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk mencapai hasil terbaik dalam penyelesaian Skripsi ini dan juga menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak, Skripsi ini tidak akan mungkin dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu, dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

3. Dra. Tuti Rahayu, M.Si, selaku Ketua Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

4. Uyuni Widiastuti, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan, dan juga sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Skripsi I.

5. Panji Suroso, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni Musik Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan, dan juga sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Skripsi II.

6. Dosen Program Studi Pendidikan Seni Musik Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan, terima kasih banyak untuk ilmu dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis.

(6)

iii

8. Teristimewa untuk kedua orang tua yang sangat penulis kasihi dan banggakan, ayahanda Pdt. Halaris Pasaribu dan ibunda Riana Silalahi yang selalu mengasihi, membimbing, memotivasi, memberi dukungan moral, dan dana, sehingga penulis dapat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

9. Mama Etty dan adik-adikku tersayang Lois Claudia Pasaribu, Tertia Pasaribu, Ishak Doli Pasaribu, serta Stephen Gerrard Pasaribu yang selalu memberikan perhatian, dukungan, dan semangat kepada penulis.

10.Keluarga besar Pasaribu dan Silalahi, terutama Amangboru Gustap Panjaitan dan Inangboru Jelita Pasaribu, terima kasih untuk doa, motivasi, finansial, dan perjuangan dalam menemani penulis selama penelitian.

11.John Rafles Panjaitan, selaku Kepala Desa Meranti Tengah dan Pasteur Siagian sebagai informan yang sudah membantu penulis, serta seluruh masyarakat Dusun Jambudolok.

12.Febri, Grace, Ruth dan seluruh teman-teman seperjuangan stambuk 2010 Seni Musik, junior, dan senior, serta semua pihak yang membantu secara langsung dan tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. 13.Teman-teman PPL Pagar Merbau 2013, terima kasih untuk dukungan doa dan

semangat yang sudah diberikan kepada penulis.

14.Sheftyanbiegez (Sefta, Cecilyanda, Debie, Grace), terima kasih banyak untuk dukungan doa dan semangat yang telah diberikan kepada penulis.

15.Sahabatku Sefta Andrea Putri Hutauruk bersama teman terkasihnya Joseph Reno Manurung, terima kasih telah setia menemani dan membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan Skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan di masa yang akan datang. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, dan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, September 2014

Penulis,

(7)

i

ABSTRAK

Sharon Rose Pasaribu. NIM 2103140047. Bentuk Penyajian Gondang Malim Pada Upacara Ritual Parmalim Si Inum Uras Di Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Toba Samosir. Fakultas Bahasa Dan Seni. Universitas Negeri Medan 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk penyajian gondang malim pada upacara ritual parmalim Si Inum Uras, fungsi upacara ritual parmalim Si Inum Uras, dan penggunaan instrument musik dalam musik gondang malim pada upacara ritual parmalim Si Inum Uras di Dusun Jambu Dolok Desa Meranti Tengah Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Toba Samosir.

Penelitian ini berdasarkan pada landasan teoritis yang menjelaskan pengertian bentuk penyajian, pengertian musik, pengertian musik tradisional, pengertian alat musik, pengertian gondang malim, fungsi musik, pengertian upacara, pengertian parmalim, dan pengertian Si Inum Uras.

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Ihutan Parmalim (pemimpin masyarakat parmalim), masyarakat, dan para pemusik gondang malim dalam upacara ritual parmalim Si Inum Uras di Dusun Jambudolok Desa Meranti Tengah Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Toba Samosir yang berjumlah 20 kepala keluarga, sedangkan sampel berjumlah 19 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Penelitian ini mengambil lokasi di Dusun Jambudolok Desa Meranti Tengah Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Toba Samosir pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Agustus 2014.

(8)

ABSTRACT

Sharon Rose Pasaribu. NIM 2103140047. Presentation Form Gondang Malim In Ritual Ceremony inum Parmalim The Meranti Pintupohan Uras In District Toba Samosir. Faculty of Language and Art. Medan State University in 2014.

This study aims to determine the form of the presentation of the ritual gondang malim Parmalim inum Uras Si, Si Parmalim ritual function inum Uras, and the use of musical instruments in music gondang ritual Parmalim malim on Si inum Uras in the Guava Dolok Hamlet Village Middle District of Pintupohan Meranti Meranti Toba Samosir.

This study is based on a theoretical foundation that explains the meaning of the form of presentation, understanding music, traditional music sense, the sense of musical instruments, malim gondang sense, the function of music, the sense of ceremony, Parmalim understanding, and understanding of Si inum Uras.

The method in this study uses descriptive qualitative method. The population in this study is Ihutan Parmalim (head execution / whole community leaders Parmalim), society, and the musicians in the ritual gondang malim Parmalim Si inum Uras Meranti at Hamlet Village Jambudolok Middle District of Toba Samosir Pintupohan Meranti numbering 20 families, whereas sample amounted to 19 people. Data was collected through observation, interviews, documentation, and literature study. This study took place in the hamlet village Jambudolok Middle Meranti Pintupohan Meranti District of Toba Samosir and the study was carried out from June 2014 until August 2014.

(9)

iv

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Landasan Teoritis ... 10

1. Teori Bentuk Penyajian ... 10

2. Teori Fungsi ... 13

3. Teori Instrument Musik ... 19

4. Pengertian Parmalim ... 31

(10)

v

1. Observasi ... 39

2. Wawancara ... 41

3. Dokumentasi ... 42

4. Studi Kepustakaan ... 42

E. Teknik Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Letak Geografis Dusun Jambudolok Desa Meranti Tengah ... 47

B. Bentuk Penyajian Gondang Malim Pada Upacara Ritual Parmalim Si Inum Uras ... 52

C. Fungsi Musik Gondang Malim Pada Upacara Ritual Parmalim Si Inum Uras ... 86

D. Penggunaan Instrument Musik Dalam Gondang Malim Pada Upacara Ritual Parmalim Si Inum Uras ... 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 101

B. Saran ... 103

(11)
(12)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Melodi ... 21

Gambar 2.2 Pola Ritme ... 22

Gambar 2.3 Harmoni ... 23

Gambar 2.4 Sarune Bolon ... 24

Gambar 2.5 Taganing ... 25

Gambar 2.6 Ogung Oloan ... 25

Gambar 2.7 Ogung Panggora ... 26

Gambar 2.8 Ogung Doal ... 26

Gambar 2.9 Ogung Pangalusi ... 27

Gambar 2.10 Hesek ... 27

(13)

vii

DAFTAR FOTO

Foto 4.1 Dusun Jambudolok ... 48

Foto 4.2 Seorang Pria Sedang Mencari Rudang-rudang ... 56

Foto 4.3 Sagu-sagu dan Gabur-gabur yang Sedang Dimasak ... 57

Foto 4.4 Kaum Wanita Sedang Menumbuk Beras yang Sudah Direndam agar Menjadi Tepung... 58

Foto 4.5 Kaum Wanita Menyiapkan Demban (Sirih) ... 58

Foto 4.6 Bendera Beserta Rudang-rudang ... 59

Foto 4.7 Kaum Pria Menancapkan Tiang Bendera dan Menempelkan Ranting Beringin di Dinding Rumah ... 60

Foto 4.8 Seorang Pria Menancapkan Sebuah Tolong ... 61

Foto 4.9 Isi Tolong ... 61

Foto 4.10 Kaum Pria Memasang Tenda Untuk Pemusik ... 62

Foto 4.11 Raja-raja Berkumpul di dalam Rumah ... 63

Foto 4.12 Pemusik menyetel Alat Musik Mereka Masing-masing ... 64

Foto 4.13 Gantang Berisi Sesajen ... 65

Foto 4.14 Mangku Berisi Itak Gurgur ... 65

Foto 4.15 Mangkuk Si Jagaron ... 66

Foto 4.16 Piring Putih Berisi Sesajen ... 67

Foto 4.17 Piring Putih Berisi Sesajen ... 67

Foto 4.18 Piring Putih Berisi Sesajen ... 68

Foto 4.19 Piring Putih Berisi Sesajen ... 68

Foto 4.20 Piring Putih Berisi Sesajen ... 69

Foto 4.21Uras di atas Selapis Kain Putih ... 69

Foto 4.22 Dupa ... 70

Foto 4.23 Periuk Tanah di atas Dua Helai Daun Motung ... 70

Foto 4.24 Dua Ekor Ayam yang Sedang Dipangku ... 71

Foto 4.25 Gulungan Sesajen Tambahan ... 71

Foto 4.26 Susunan Sitompion (Sesajen) ... 72

Foto 4.27 Isi Sitompion Disusun dan Diiringi oleh Musik Gondang Malim ... 73

(14)

viii

Foto 4.29 Tortor oleh Para Istri Raja-raja ... 82

Foto 4.30 Para Raja-raja Menyampaikan Doa dengan Membawakan Sesajen... 84

Foto 4.31 Pemberian Beras kepada Bona Hasuhutan ... 86

Foto 4.32 Hadirnya Tondi (Roh Leluhur) kepada Salah Seorang Pria. ... 88

Foto 4.34 Partitur Melodi/Ritme Taganing ... 96

Foto 4.35 Partitur Melodi Sarune Bolon. ... 96

Foto 4.36 Partitur Iringan Ogung ... 98

Foto 4.37 Partitur Ritme Hesek. ... 99

Foto 4.38 Partitur Melodi/Ritme Odap. ... 99

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya, sebab kebudayaan ada karena adanya masyarakat pendukungnya. Kebudayaan adalah satu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama-sama oleh sebuah kelompok manusia yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi yang dipengaruhi oleh norma adat istiadat yang berlaku di dalam masyarakat itu sendiri.

Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera Utara. Suku Batak Toba termasuk dalam sub etnis Batak, yang diantaranya adalah, Karo, Pakpak, Simalungun, Toba, Mandailing, Angkola. Suku Batak Toba memiliki budaya yang diwariskan dari leluhurnya secara turun-temurun. Salah satu bentuk dari kebudayaan itu adalah kesenian. Suku Batak Toba memiliki kesenian seperti seni musik, seni tari, seni rupa, seni sastra dan juga seni kerajinan tangan.

(16)

2

yang sifatnya hiburan dan kegiatan pertunjukan musik yang dilakukan dalam konteks adat dan ritual keagamaan.

Setiap manusia di dunia ini harus memiliki keyakinan agar tidak jatuh dalam kesesatan. Keyakinan itu disebut dengan agama atau kepercayaan. Agama akan menuntun pengikutnya untuk berada di jalan yang benar. Agama bukan semata mencari yang paling banyak pengikutnya atau ibadahnya yang paling mudah, namun semua harus didasari dengan hati nurani, karena agama menyangkut hati, sesuai dengan kepercayaan. Hal ini sesuai dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan kepercayaannya dan menjamin semuanya akan kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya.

Sebelum masuknya agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia, terlebih dahulu suku Batak Toba mengenal sebuah kepercayaan yang disebut dengan parmalim. Ibrahim Gultom (2010:198) menjelaskan bahwa :

“Agama Malim berasal dari dua kata yaitu “ugamo” dan “malim”.

Secara harafiah istilah ugamo bermakna pulungan, atau ambu-ambuan pelean (kumpulan atau ramuan dari bermacam-macam benda yang dijadikan sebagai pelean atau sesaji). Ramuan atau pulungan benda-benda yang dijadikan sebagai sesaji itu kemudian disebut dengan ugamo atau agama. Sementara kata malim bermakna ias (bersih) atau pita (suci). Dengan demikian secara etimologis pengertian agama malim adalah sekumpulan atau sejumlah pulungan atau ramuan benda-benda sesaji yang bersih lagi suci. Sedangkan menurut istilah agama malim, ugamo atau agama adalah jalan perjumpaan antara manusia dengan Tuhan melalui sesaji yang bersih lagi suci (dalan pardomuan ni hajolmaon tu Debata marhite pelean na ias). Orang yang termasuk dalam agama malim disebut parugamo malim (pengikut ugamo malim) yang sering disingkat dengan parmalim (penganut agama malim)”.

Parmalim merupakan suatu kepercayaan yang mengikuti ajaran-ajaran

(17)

3

bagi pengikutnya. Parmalim mempercayai adanya sesuatu yang memiliki kuasa yang maha besar yang menjadikan langit, bumi, dan segala isinya termasuk manusia dan segala keberadaannya dibumi ini. Mereka percaya bahwa setiap orang yang taat kepada ajaran ugamo malim dan berbuat kebaikan kepada sesama umat manusia, serta menghargai dan mencintai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa (Mulajadi Nabolon) akan mendapat pahala di kehidupan dunia maupun di kehidupan akhirat.

Parmalim selaku pengikut dari ajaran ugamo malim hidup ditengah-tengah

masyarakat yang berbeda kepercayaannya. Kehidupan masyarakat parmalim dalam bermasyarakat disamping menuruti tatanan kepercayaannya, juga berlaku tatanan adat Batak, sebab adat Batak yang murni dan kepercayaan ugamo malim adalah saling mendukung. Adat dan haporseaon (kepercayaan) adalah sejalan dan seirama dalam kehidupan parmalim. Hal ini dapat dilihat dari penganutnya yang mayoritas masyarakat Batak Toba, bahasa yang digunakan dalam setiap peribadatan adalah bahasa Batak Toba, pemakaian ulos Batak (kain khas suku Batak Toba), serta penggunaan gondang malim sebagai musik pengiring dalam upacara ritual.

(18)

4

syukur dari keluarga atas kesembuhan yang diterima oleh anggota keluarga dari penyakit ataupun ucapan syukur atas keberhasilan dalam pekerjaan dari anak keluarga yang mengadakan upacara ritual Ulaon Sumomba Mulajadi.

Bentuk penyajian upacara ritual parmalim dalam peribadatannya memiliki tiga tahap, yaitu tahap pertama adalah pernyusunan dan penempatan sesajian ke tempat yang sudah disediakan, sesajian dipersembahkan dan menyampaikan doa kepada Mulajadi Nabolon. Tahap kedua adalah tari-tarian oleh masyarakat parmalim yang dipersembahkan kepada roh-roh leluhur yang dipercayai oleh

masyarakat parmalim, yang pada saat upacara ritual berlangsung, roh-roh leluhur hadir ditengah-tengah masyarakat parmalim. Kemudian tahap ketiga adalah penutupan upacara, dimana sesajian tersebut dibagikan dan dimakan secara bersama-sama oleh seluruh masyarakat parmalim. Peribadatannya selalu menggunakan daupa (dupa), aek pangurason (air pentahiran), Sitompion (sesajian), serta parhinaloan gondang (musik bunyi-bunyian gondang) sebagai medium perantara manusia untuk berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa (Mulajadi Nabolon).

Upacara-upacara ritual yang dilaksanakan oleh parmalim diringi dengan gondang malim. Terdapat beberapa jenis alat-alat musik tradisional dalam musik

gondang malim. Alat-alat musik tersebut dimainkan oleh masyarakat parmalim itu

(19)

5

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk membahas lebih lagi secara detail dalam sebuah penelitian berjudul : Bentuk Penyajian Gondang Malim Pada Upacara Ritual Parmalim Si Inum Uras di Kecamatan

Pintupohan Meranti Kabupaten Toba Samosir.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apa jenis-jenis upacara ritual parmalim Si Inum Uras di Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Toba Samosir?

2. Bagaimana bentuk penyajian gondang malim pada upacara ritual parmalim Si Inum Uras di Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Toba Samosir?

3. Apakah tujuan pelaksanaan upacara ritual parmalim Si Inum Uras di Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Toba Samosir?

4. Bagaimana penggunaan instrument musik dalam musik gondang malim pada upacara ritual parmalim Si Inum Uras di Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Toba Samosir?

5. Bagaimana fungsi musik gondang malim pada upacara ritual parmalim Si Inum Uras di Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Toba Samosir?

(20)

6

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan-cakupan masalah yang berkaitan dengan yang akan diteliti dan untuk mempersingkat cakupan, keterbatasan waktu, dana, dan kemampuan secara teoritis, maka penulis mengadakan pembatasan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Pembatasan masalah tersebut sesuai dengan pendapat Sugiono (2008:286) mengatakan bahwa “Pembatasan dalam penelitian kualitatif lebih didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi, serta faktor

keterbatasan tenaga, dana, dan waktu”.

Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis membatasi ruang lingkup permasalahan penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana bentuk penyajian gondang malim pada upacara ritual parmalim Si Inum Uras di Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Toba Samosir?

2. Bagaimana fungsi musik gondang malim pada upacara ritual parmalim Si Inum Uras di Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Toba Samosir?

3. Bagaimana penggunaan instrument musik dalam musik gondang malim pada upacara ritual parmalim Si Inum Uras di Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Toba Samosir?

D. Rumusan Masalah

(21)

7

dengan Sugiono (2008:288) “Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang

disusun berdasarkan masalah yang harus dicarikan jawabannya melalui

pengumpulan data”.

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah : “Bagaimana bentuk penyajian gondang malim pada upacara

ritual parmalim Si Inum Uras di Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Toba

Samosir?”.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tidak lain untuk mengetengahkan indikator-indikator apa yang hendak ditemukan dalam penelitian terutama yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Untuk melihat berhasil tidaknya suatu kegiatan, dapat dilihat melalui tercapainya tujuan yang diterapkan.

Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Tanpa adanya tujuan yang jelas, maka arah kegiatan yang dilakukan tidak terarah karena tidak tahu apa yang akan dicapai dalam kegiatan tersebut. Suatu kegiatan yang memiliki tujuan yang jelas akan mampu memecahkan permasalahan-permasalahan yang timbul dalam penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Hariwijaya dan Triton (2008:50) “Tujuan penelitian merupakan sasaran yang hendak dicapai oleh peneliti sebelum melakukan penelitian dan mengacu

(22)

8

Berdasarkan pembatasan dan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bentuk penyajian gondang malim pada upacara ritual parmalim Si Inum Uras di Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Toba

Samosir.

2. Untuk mengetahui fungsi musik gondang malim pada upacara ritual parmalim Si Inum Uras di Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Toba Samosir.

3. Untuk mengetahui penggunaan instrument musik dalam musik gondang malim pada upacara ritual parmalim Si Inum Uras di Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Toba Samosir.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yang dapat dijadikan sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya. Setiap penelitian pastilah hasilnya akan bermanfaat, segala sesuatu yang dapat digunakan baik oleh peneliti itu sendiri maupun lembaga dan instansi tertentu ataupun orang lain. Hariwijaya dan Triton (2008:50) “Manfaat penelitian adalah apa yang diharapkan dari hasil penelitian tersebut, dan manfaat penelitian mencakup dua hal yaitu kegunaan dalam pengembangan ilmu atau manfaat dibidang teoretis dan manfaat dibidang praktik”.

(23)

9

1. Untuk mengetahui pelaksanaan upacara ritual parmalim Si Inum Uras di Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Toba Samosir.

2. Untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan kemampuan penulis dalam menuangkan gagasan maupun ide ke dalam suatu karya tulis.

3. Sebagai sumbangan tulisan ilmiah mengenai pelaksanaan upacara ritual parmalim Si Inum Uras di Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Toba

Samosir.

4. Sebagai bahan referensi sumbangan penulis bagi civitas akademik Program Studi Seni Musik dan pihak lain dalam melakukan penelitian yang sejenis. 5. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat atau

(24)

101

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap pelaksanaan upacara ritual parmalim Si Inum Uras di dusun Jambudolok, penulis mengambil beberapa

kesimpulan, yaitu :

1. Upacara yang dilakukan oleh masyarakat parmalim tersebut merupakan salah satu upacara ritual parmalim yang sifatnya personal (private ritual). Adapun upacara ini dilakukan bertujuan untuk menyembah roh leluhur yang mereka percayai dapat memberi mereka berkah, dapat memperdamaikan semua keluarga mereka, dapat menyembuhkan anggota keluarga mereka yang sakit, serta sebagai rasa ucapan syukur dari keluarga atas kesembuhan yang diterima oleh anggota keluarga dari penyakit ataupun ucapan syukur atas keberhasilan dalam pekerjaan dari anak keluarga, maka dengan melakukan upacara ini mereka percaya bahwa semua hal tersebut akan terjadi, doa mereka akan terkabul dan dosa mereka akan diampuni oleh Ompung Mulajadi Nabolon. Bentuk penyajian upacara ritual parmalim dalam peribadatannya memiliki tiga tahap, yaitu tahap pertama adalah

(25)

102

dibagikan dan dimakan secara bersama-sama oleh seluruh masyarakat parmalim. Peribadatannya selalu menggunakan daupa (dupa), aek pangurason (air pentahiran), Sitompion (sesajian), serta parhinaloan gondang (musik bunyi-bunyian gondang) sebagai medium perantara manusia untuk berhubungan dengan Ompung Mulajadi Nabolon.

2. Fungsi musik gondang malim pada upacara ritual parmalim Si Inum Uras, penulis melihat ada tujuh fungsi yang terdapat pada upacara ritual parmalim Si Inum Uras tersebut. Adapun ke-7 fungsi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Fungsi Kenikmatan Estetika b. Fungsi Komunikasi

c. Fungsi Respon Fisik

d. Fungsi Menegakkan Kesesuaian dengan norma-norma Sosial e. Fungsi Pengesahan Lembaga Sosial dan Ritual Keagamaan f. Fungsi Kontribusi Terhadap Kelangsungan dan Stabilitas Budaya g. Fungsi Kontribusi Terhadap Integrasi Masyarakat

3. Gondang malim merupakan sekelompok alat musik Batak Toba yang

digunakan ataupun berfungsi dan berperan untuk mengiringi upacara ritual. Instrument yang termasuk dalam kelompok gondang malim yaiti sarune bolon, taganing, empat buah ogung, hesek, dan odap. Gondang malim pada umumnya

(26)

103

Masing-maing alat musik memiliki penggunaan masing-masing, dimana adanya kerharmonisasian dalam permainan musik gondang malim, yaitu taganing odap sebagai melodi dan ritem, sarune sebagai pembawa melodi utama, keempat ogung memiliki peran yang hampir sama yakni sebagai iringan irama lagu yang konstan dan dengan model yang tetap, serta hesek sebagai pembawa tempo.

B. Saran

Dari beberapa kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis mengajukan beberapa saran antara lain :

1. Penggunaan alat musik tradisional sebagai musik penyampaian doa, pengatur tempo dalam upacara ritual kepercayaan parmalim, hendaknya dipertahankan melihat dampak positif dari penggunaan alat musik tradisional tersebut dan kiranya para pemain musik lebih mendalami tentang penggunaan alat musik tradisional tersebut dengan baik.

2. Kendati kontinuitas pargonci (pemain musik) senantiasa berlangsung dengan sendirinya, namun perlu melakukan pembinaan terhadap generasi muda untuk kelangsungan keberadaan pargonci, mengingat pengaruh atau dampak perkembangan zaman yang begitu deras yang dapat mempengaruhi generasi muda untuk berpaling dari tradisi seni budayanya.

(27)

104

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.

Aswita, Effi & Thamrin. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Medan: Diktat Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

Banoe, Pono. 2003. Pengantar Pengetahuan Harmoni. Yogyakarta: Kanisius. Depdikbud. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Djelantik, A.A.M. 2000. Estetika sebuah pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Gultom, Ibrahim. 2010. Agama Malim Di Tanah Batak. Jakarta: Bumi Aksara. Gultom, Iven Sius Deo. 2010. Masuk dan Berkembangnya Parmalim di Kota

Medan.

Gustina, Susi. 2005. Pendidikan Musik Kreatif: Alternatif Model Pembelajaran Musik di Sekolah. Dalam Jurnal Seni Musik-Fakultas Ilmu Seni UPH.

Hadi, Y. Sumandiyo. 2000. Seni dalam Ritual Agama. Yogyakarta: Yayasan Untuk Indonesia.

Hariwijaya dan Triton. 2008. Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal dan Skripsi. Yogyakarta: Oryza

Kamien, Roger. 2004. Music: An Appreciation. USA: Mc Grow Hill, Inc. Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta : Bumi Aksara.

Nadapdap, Tetty Irawati. 2009. Konstruksi Upacara Sipaha Lima Dalam Kepercayaan Parmalim.

Nursantara, Yayat. 2007. Seni Budaya SMA Kelas X. Bekasi: Erlangga.

Peter, Nickol. 2005. Panduan Praktis Membaca Notasi Musik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.

Rafael, Benny. 2010. Studi Deskriptif Tentang Strategi Adaptasi Penganut Ugamo Malim di Kota Medan.

(28)

105

Sirait, H. Adi Putra. 2012. Peranan Gondang Sabangunan Dalam Upacara Mardebata Pada Masyarakat Parmalim Huta Tinggi Laguboti Di Desa Siregar Kec. Lumban Julu Kab. Toba Samosir.

Soeharto, M. 2001. Kamus Musik. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Supranto. 2004. Metodologi Penelitian Kependidikan. Bandung: Publishing House

Gambar

Gambar 2.1  Melodi .............................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus, karena dengan rahmat dan karuniaNya atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum ini

Segala puji dan syukur penulis tujukan kehadirat Allah SWT atas segala kebesaran telah melimpahkan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat, hikmat serta kasih karuniaNya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkah, rahmat dan karunianya kepada Penulis agar dapat menyelesaikan penulisan

Ungkapan puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang setinggi- tingginya sebab atas berkat ilmu yang diberikan-Nyalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih dan berkatNya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Implementasi Algoritma

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas berkat rahmat karunia,pertolongan serta kasihNya yang berlimpah sehingga tesis yang berjudul “Pengaruh