• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN KONSTRUKTIVISME DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW MENGGUNAKAN MEDIA STYROFOAM DI KELASX SMAN 1 SILIMAKUTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN KONSTRUKTIVISME DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW MENGGUNAKAN MEDIA STYROFOAM DI KELASX SMAN 1 SILIMAKUTA."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi ini berjudul “Penerapan Konstruktivisme Dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Menggunakan Media Styrofoam Di Kelas X SMAN 1 Silimakuta” disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Ratu Evina Dibyanti, M.Si, Ibu Dra. Ani Sutiani, M.Si dan Ibu Lisnawaty Simatupang, S.Si, M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan mulai dari rencana penelitian sampai dengan selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Germanicus Sinaga, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik dan kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D, Bapak Ibu Dosen tenaga pengajar dan Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.

(3)

nomor 3 (Nurtania, Diceria, Erni) yang telah mendukung dan menyemangati penulis dalam proses pengerjaan skripsi ini.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Agustus 2014 Penulis

(4)

PENERAPAN KONSTRUKTIVISME DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW MENGGUNAKAN MEDIA

STYROFOAM DI KELAS X SMAN 1 SILIMAKUTA Martri Girsang

4103131038

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar kimia siswa melalui penerapan konstruktivisme dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menggunakan media styrofoam dan dengan media bahan alam pada pokok bahasan hidrokarbon di SMAN 1 Silimakuta. Penelitian ini melibatkan dua kelas dengan perlakuan yang berbeda yaitu kelas eksperimen (penerapan konstruktivisme dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menggunakan media styrofoam) dan kelas kontrol (penerapan konstruktivisme dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menggunakan media bahan alam) dengan sampel total 54 siswa. Peningkatan hasil belajar kimia siswa dilihat dengan pemberian tes awal (pretest) dan tes akhir (postest). Nilai rata-rata pretest siswa pada kelas eksperimen adalah 40,55 ± 5,60 dan rata-rata postest adalah 78,51 ± 5,15 serta persentasi peningkatan hasil belajar siswa sebesar 64%. Nilai rata-rata pretest siswa pada kelas kontrol adalah 39,25 ± 5,83 dan rata-rata postest adalah 70 ± 6,79 serta persentasi peningkatan hasil belajar siswa sebesar 50%. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode statistik (uji t satu pihak ) diperoleh harga thitung 5,29. Harga ttabel pada taraf α 5% dan derajat kebebasan 52 = 1,67. harga thitung 5,29 > ttabel1,67 maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kimia siswa melalui penerapan konstruktivisme dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menggunakan media styrofoam lebih tinggi dibandingkan hasil belajar kimia siswa melalui penerapan konstruktivisme dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menggunakan media bahan alam.

(5)

DAFTAR ISI

2.1.3. Pembelajaran Menurut Pendekatan Konstruktivism ... 13

2.1.4. Pembelajaran Kooperatif ... 14

2.1.5. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 15

2.1.6. MediaPembelajaran ... 19

2.2. Materi Pokok ... 20

2.2.1. Kekahasan Atom Karbon ... 20

2.2.2. Pengelompokan Senyawa Hidrokarbon ... 21

2.2.3. Tata Nama Senyawa Hidrokarbon ... 22

2.2.4. Sifat Fisika Senyawa Hidrokarbon ... 27

2.2.5. Isomer Senyawa Hidrokarbon ... 30

2.2.6. Reaksi Pada Senyawa Hidrokarbon ... 32

2.2.7. Penerapan Penggunaan Media Barang Bekas Pada Bahasan Hidrokarbon ... ... 35

2.4. Penelitian yang Relevan ... 36

2.5. Kerangka Konseptual ... 37

2.6. Hipotesis ... 38

BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan WaktuPenelitian ... 40

(6)

3.3. Variabel dan Instrumen Penelitian ... 40

3.4. Rancangan/ Desain Penelitian ... 43

3.5. Tehnik Pengumpulan Data ... 46

3.6. Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian... 50

4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian ... 50

4.1.1.1. Validitas Tes ... 50

4.1.1.2 Reliabilitas Tes. ... 50

4.1.1.3 Tingkat Kesukaran Tes... 51

4.1.1.4 Daya Beda Soal ... 51

4.1.2. Deskripsi Hasil belajar Siswa ... 52

4.1.2.1. Hasil belajar Pretes Siswa ... 52

4.1.2.2. Uji Prasayarat Perlakuan Penelitian ... 53

4.1.2.2.1. Uji Normalitas Data Pretest... 53

4.1.2.2.2. Uji Homogenitas Data Pretest ... 53

4.1.2.3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa ... 54

4.1.3. Uji Persyaratan Analisis Data ... 54

4.1.3.1. Uji Normalitas Data Gain ... 55

4.1.3.2. Uji Homogenitas Data Gain ... 56

4.1.4. Uji Hipotesis ... 56

4.1.5. Peningkatan Hasil Belajar ... 57

4.2. Pembahasan ... 58

BAB V KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan ... 59

5.2. Saran ... 60

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel2.1 Rumus UmumAlkana, Alkena, Dan Alkuna ... 23

Table 2.2. Nama akhir senyawa hidrokarbon... 24

Table 2.3. Nama awal senyawa alkane ... 24

Tabel 2.4 Tata nama senyawa Alkana rantai cincin ... 27

Tabel 2.5. Sifat fisika beberapa senyawa alkane ... 30

Tabel 2.6. Hubungan antara struktur molekul dan titik didih ... 31

Tabel 2.7. Sifat fisika senyawa alkena... 31

Tabel 2.8. Sifat fisika senyawa alkena... 32

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian ... 43

Tabel 3.2. Rancangan Kegiatan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 44

Tabel 4.1 Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians Data Pre-Test ... 52

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Pre-tesSiswa ... 53

Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Data Pre-tes Siswa ... 53

Tabel 4.4 Nilai Rata–Rata, Standar Deviasi danVarians Data Gain ... 55

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Gain ... 55

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Data Gain ... 56

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli ... 18

Gambar 2.2 Pengelompokan senyawa hidrokarbon ... 22

Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian ... 45

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus Pembelajaran... 65

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 68

Lampiran 3 Instrumen Penelitian ... 79

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa dalam Kelompok... 93

Lampiran 5 Validitas Tes ... 95

Lampiran 6 Reliabilitas Tes ... 98

Lampiran 7 Tingkat Kesukaran Tes ... 100

Lampiran 8 Daya Beda Tes ... 102

Lampiran 9 Hasil Belajar ... 104

Lampiran 10 Varians Tes ... 105

Lampiran 11 Uji Normalitas Pretest ... 107

Lampiran 12 Uji Homogenitas Pretest ... 109

Lampiran 13 Uji Data Gain ... 110

Lampiran 14 Uji Normalitas Data Gain ... 112

Lampiran 15 Uji Homogenitas Data Gain ... 114

Lampiran 16 Uji Hipotesis ... 115

Lampiran 17 Tabel nilai r-produk moment ... 117

Lampiran 18 Tabel Chi Kuadrat ... 118

Lampiran 19 Tabel Distribusi F ... 119

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Kalimat tersebut merupakan tujuan pendidikan Indonesia. Secara lebih luas dan mendalam, bahwa tujuan pendidikan di Indonesia adalah untuk mengembangkan individu peserta didik secara alami atau wajar, artinya mereka diberi kesempatan untuk mengembangkan potensinya seperti apa adanya, sesuai minat dan bakatnya. Dari tujuan pendidikan nasional di atas, dapat dijabarkan lebih lanjut ke tujuan institusional atau tujuan tingkat satuan pendidikan atau jenjang pendidikan seperti tujuan pendidikan tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, yang terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). (Sofyatiningrum. 2010)

Selanjutnya dalam artikel yang sama Sofyatiningrum menyatakan, dari tujuan tingkat satuan pendidikan ini dapat dielaborasi lagi ke tujuan yang lebih khusus yaitu tujuan tiap mata pelajaran. Dalam naskah Standar Isi mata pelajaran Kimia dinyatakan bahwa mata pelajaran Kimia di SMA/MA bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Membentuk sikap positif terhadap kimia dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

(11)

2

3. Menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen, dimana peserta didik melakukan pengujian hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan instrumen, pengambilan, pengolahan dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis

4. Meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang dapat bermanfaat dan juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat

5. Memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi

6. Menggunakan pengetahuan dasar kimia dalam kehidupan sehari-hari, dan memiliki kemampuan dasar kimia sebagai landasan dalam mengembangkan kompetensi di masing-masing bidang keahlian.

Kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam, yang mempunyai karakteristik objek ilmu kimia, cara memperoleh, serta kegunaannya. Kimia merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat.

(12)

3

guru dengan model yang kurang menarik, kurang bervariasi dan tidak inovatif, sehingga membosankan dan tidak menarik minat siswa. Untuk mencapai pembelajaran kimia yang efektif dan efisien maka diperlukan suatu model pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa, sehingga kemampuan mereka dapat digali lebih optimal dan melibatkan guru secara langsung sebagai mitra kerja dalam proses pembelajaran. Siswa diharapkan lagi tidak hanya duduk, mendengar dan menerima saja apa yang diajarkan oleh guru,tetapi turut aktif dalam kegiatan pembelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu adanya pengefektifan pembelajaran kimia. Disinilah guru dituntut untuk dapat mencari solusi bagaimana pembelajaran yang lebih tepat untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa.

Teori pembelajaran yang telah dipengaruhi aliran konstruktivis menjelaskan bagaimana seseorang belajar. Belajar adalah kegiatan aktif siswa untuk membentuk pengetahuan. Pengetahuan bukanlah gambaran dari dunia kenyataan yang ada, dunia lepas dari pengamat. Pengetahuan merupakan akibat dari konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang, ciptaan seseorang yang dikonstruksikan dari pengalamannya yang direorganisasi secara kontinu karena ada pemahaman baru. Pengalaman siswa dialami melalui berbagai inderanya, misalnya mengamati daun, kemudian merabanya, memperhatikan strukturnya, lalu didiskusikan dengan temannya, dibandingkan dengan bacaan, direnungkan, dan seterusnya sehingga menjadi pengetahuan siswa itu sendiri. Jadi siswa mengalami berbagai pengalaman baik fisik, kognitif, maupun mental, yang diwujudkan melalui interaksi dengan lingkungannya.

(13)

4

Salah satu pokok bahasan dalam pelajaran kimia di SMA adalah konsep tentang “Hidrokarbon”. Pokok bahasan ini diberikan kepada siswa kelas X semester 2. Inti dari konsep tentang hidrokarbon ini adalah penggolongan hidrokarbon berdasarkan struktur molekul, penggolongan hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan, menentukan rumus umum dan nama (tata nama) dari sebuah rumus struktur, membuat rumus struktur, menentukan isomer baik dari golongan alkana, alkena dan alkuna.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan, kesulitan yang dialami siswa secara umum dalam memahami konsep ini adalah:

1. Dalam pembuatan sebuah rumus struktur, siswa masih sering bingung dan salah menentukan susunan penempatan CH3, CH2, CH atau C dalam sebuah rantai hidrokarbon.

2. Ketika akan menentukan nama sebuah rumus struktur, siswa masih sering bingung dan salah dalam:

a. Menentukan rantai lurus terpanjang sebagai rantai utama dari sebuah rumus struktur. Kesulitan ini semakin dirasakan oleh siswa ketika rumus struktur tersebut telah memiliki banyak cabang.

b. Menentukan mana yang merupakan rantai terpanjang dan mana yang merupakan cabang atau gugus alkil.

c. Menentukan urutan penomoran atom karbon ketika akan memulai menentukan nama dari sebuah rumus struktur.

Satri (2013) menyatakan, dalam menyampaikan konsep hidrokarbon ini selain menggunakan metode ceramah, guru biasanya menggunakan molymod sebagai alat peraga. Namun permasalahannya adalah tidak semua sekolah mampu menyediakan Molymod tersebut dikarenakan harganya cukup mahal. Selain itu dengan ukuran yang relatif kecil menjadikan penggunaan Molymod belum secara maksimal dapat mengefektifkan proses pembelajaran.

(14)

5

dirangkai untuk melihat bentuk molekul dan isomer senyawa hidrokarbon. Media ini menjadi media yang konvensional di sekolah tersebut. Namun, dengan menggunakan media bahan alam, sulit untuk menemukan buah yang persis sama besar dengan warna buah yang sama. Hal ini akan menimbulkan kesulitan untuk membedakan antara satu atom dengan yang lain dan kesulitan untuk membentuk sudut antar atom seperti bentuk molekunya.

Untuk mengatasi masalah tersebut, dicari alternatif dengan membuat media pembelajaran yang lebih efisien seperti styrofoam. Manurung (dalam Rahmawati, 2010) menyatakan, styrofoam adalah sebuah polimer dengan monomer stirena, sebuah hidrokarbon cair yang dibuat secara komersial dari minyak bumi. Styrofoam termasuk ke dalam kategori jenis plastik. Styrofoam terbuat dari monomer stirena melalui polimerisasi suspensi pada tekanan dan suhu tertentu, selanjutnya dilakukan pemanasan untuk melunakan resin dan menguapkan sisa blowing agent.

Limbah styrofoam merupakan sampah anorganik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa “sampah anorganik adalah sampah yang terdiri atas unsur yang tidak dapat diproses secara alami”, sampah anorganik memerlukan jangka waktu yang sangat lama untuk terurai, bahkan beberapa di antaranya tidak dapat diuraikan, contohnya kertas, karton, kaleng, palstik, styrofoam, dan lain-lain (Idrus, 2009). Sampah anorganik sering menimbulkan masalah terhadap lingkungan, contohnya seperti sampah styrofoam. Penguraian sampah styrofoam sangat dibutuhkan karena hal itu merupakan langkah yang baik untuk menjaga lingkungan dari kerusakan yang ditimbulkan oleh sampah tersebut.

(15)

6

menggunakan peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari nilai rata-rata pretest siswa 27,5 mengalami peningkatan menjadi 63,8 pada saat postest.

Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan penelitian dengan judul „Penerapan Konstruktivisme Dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Menggunakan Media Styrofoam Di Kelas X SMAN 1 Silimakuta’.

1.2Ruang Lingkup Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka peneliti dapat mengidentifikasi beberapa masalah dalam ruang lingkup masalah seperti berikut

1. Siswa menganggap bahwa pelajaran kimia kurang menarik dan sulit dipahami.

2. Rendahnya aktivitas, minat, dan hasil belajar kimia siswa 3. Hasil belajar siswa masih rendah.

4. Masih banyak guru belum menggunakan model pembelajaran yang variatif dan inovatif dan melibatkan aktivitas maupun tanggung jawab siswa. 5. Penggunaan media belajar belum banyak digunakan dalam proses

pembelajaran.

1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah hasil belajar penerapan konstruktivisme dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menggunakan media styrofoam lebih tinggi dibandingkan hasil belajar penerapan konstruktivisme dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menggunakan media bahan alam?

1.4 Batasan Masalah

Agar batasan masalah yang dikaji lebih terfokus dan terarah maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas. Batasan masalah pada penelitian ini yaitu:

(16)

7

b. Model pembelajaran kooperatif dibatasi pada pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

c. Media yang digunakan adalah media styrofoam dan media konvensional (media bahan alam)

d. Pokok bahasan hidrokarbon dibatasi pada alkana, alkena dan alkuna dan isomernya

e. Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Negeri 1 Silimakuta Saribudolok semester genap tahun ajaran 2013/2014

1.5Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar penerapan konstruktivisme dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menggunakan media styrofoam lebih tinggi dibandingkan hasil belajar penerapan konstruktivisme dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menggunakan media bahan alam.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : a. Bagi Siswa

Penelitian ini dapat meningkatkan ketertarikan siswa dan rasa keingintahuan mereka dalam pembelajaran hidrokarbon. Selain itu, siswa lebih mudah mempelajari hidrokarbon dengan pembelajaran kooperatif jigsaw.

b. Bagi Guru

Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dan calon guru untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menggunakan media styrofoam pada proses pembelajaran.

c. Bagi Mahasiswa/ Calon Guru

(17)

8

d. Bagi Peneliti

Sebagai bahan referensi bagi peneliti terutama guru kimia dalam rangka meningkatkan mutu proses pembelajaran kimia.

e. Bagi Dunia Pendidikan

Dapat menyumbangkan informasi yang berguna bagi perkembangan model-model pembelajaran dalam penerapan kurikulum pendidikan.

1.7 Defenisi Operasional

Untuk menghindari kesimpangsiuran, maka beberapa istilah dalam penelitian ini perlu didefinisikan, antara lain:

1. Konstruktivisme adalah teori perkembangan kognitif yang menekankan pada peran aktif siswa dalam membangun pemahaman mereka sendiri tentang pengetahuan yang dipelajarinya

2. Sistem pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah siswa berkumpul dengan siswa lain yang mendapatkan bagian yang sama dalam kelompok lain. Mereka saling mempelajari atau mengerjakan bagian tersebut secara mendalam kemudian masing-masing siswa kembali kedalam kelompoknya sendiri dan membagikan apa yang telah dipelajari kepada rekan-rekan dalam kelompoknya.

3. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dibagi dalam tiga kompetensi yaitu pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor). 4. Media diartikan segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk

(18)
(19)

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan uji hipotesis yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar penerapan konstruktivisme dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menggunakan media styrofoam lebih tinggi dibandingkan hasil belajar penerapan konstruktivisme dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menggunakan media bahan alam dengan rata–rata persentase peningkatan hasil belajar kelas eksperimen (pengajaran dengan penerapan konstruktivisme dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menggunakan media styrofoam) adalah sebesar 64 %, dan rata–rata persentase peningkatan hasil belajar kelas kontrol (pengajaran dengan penerapan konstruktivisme dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menggunakan media bahan alam) sebesar 50 %.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian diatas, maka penulis memberikan beberapa saran untuk memperbaiki kualitas hasil belajar siswa antara lain :

1. Dalam pelaksanaan penelitian model kooperatif ini dibutuhkan kesabaran dalam membimbing siswa, pengaturan alokasi waktu yang lebih teratur serta penguasaan kelas yang lebih baik yang dapat membangkitkan semangat belajar siswa selama pembelajaran berlangsung, meningkatkan hasil belajar siswa dan melatih siswa menjadi kreatif.

(20)

61

3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai model pembelajaran kooperatif agar lebih memperhatikan kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran ini dengan media yang lebih variatif sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik lagi.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2008), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, PT Bumi Aksara, Jakarta. Arnas, E., (2011), Pengaruh Penggunaan Media Mind Mapping Dan Hand Out

Dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berdasarkan Tingkat Kecerdasan Emosional Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia Kelas X, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Dalimunthe, M., (2007), Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan

Menggunakan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw Dan Metode Resitasi Pokok Bahasan Hidrokarbon, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Depdiknas., (2005), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta Djamarah, S.B., (2002), Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Rhineka

Cipta, Jakarta.

Djamarah dan Zain., (2006), Strategi Belajar Mengajar, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Female, (2009), Guru Harus Kreatif Memanfaatkan Barang Bekas, Harian

Kompas, Senin 25 Mei 2009

Fessenden dan Fessenden,. (1986), Kimia Organik, Edisi Ketiga, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Ginting, P., (2010), Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Pada Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Menggunakan Peta Konsep, Skripsi,

FMIPA, Unimed, Medan.

Hamalik,O., (2001), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta. Istarani, (2011), 53 Model Pembelajaran, Media Persada, Medan.

Joyce, Bruce.et.al., (2011), Models of teaching, Pustaka Belajar, Yogyakarta. Lasati, Dwi., (2007), Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Pada Pembelajaran

Teorema Phytagoras Di Kelas 8 SMP, Jurnal Pendidikan Inovatif

Volume 3, Nomor 1 : 47-50

Lena., (2011), kartu kimia, http://uny.ac.id/berita/UNY/kartu-kimia-dari-limbah-kardus.html (diakses Januari 2014)

Nurhadi., (2003), Pembelajaran Kontekstual dan Penerapan Dalam KBK, Universitas Negeri Malang, Malang.

Petrucci, Ralph.,(1987). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Edisi

Keempat. Jilid 1. Erlangga, Jakarta.

(22)

Rahmawaty, A,. (2010), Pemanfaatan Kulit Jeruk Sebagai Pengurai Samaph

Styrofoam Yang Ramah Lingkungan, Dinas Pendidikan, SMAN 11

Garut, Garut.

Rambe, W., (2006), Pengaruh Pembelajaran Melalui Pendekatan Konstruktivisme Dengan Bantuan Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Satri, J., (2013), Efektivitas Penggunaan ”Model Atom Hidrokarbon Dari Kardus” Sebagai Alat Peraga Kimia Alternatif Pengganti Molymod Di SMK Negeri 1 Air Napal Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu.

Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA Unimed, Medan.

Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA Unimed, Medan.

Simanjuntak, M., (2009), Penerapan Konstruktivisme Dengan Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw Menggunakan Kartu Kerja Di SMAN 10 Medan,

Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Sitorus, Marham., (2010). Kimia Organik. Graha Ilmu, Yogyakarta

Slavin, R.E., ( 1994), Educational Psychology: Theory and Practice (4th Edition), Allyn and Bacon, Boston.

Sofyatyningrum, E.,

(2010),

Terapan Konstruktivism Dalam Pembelajaran Kimia Di SMA/MA, UIN Syarif Hidayatullah, Banten.

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, PT Tarsito Bandung, Bandung

Sudjana, N., (2008), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Suparno, P., (1997), Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Kanisius, Yogyakarta.

Sutresna, N., (2003), Kimia, Grafindo, Bandung.

Tarigan,S., (2010), Metode Penelitian Ilmiah, FMIPA Unimed, Medan.

Venti Widhiawatie, K., (2012), Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Kelas VIII C SMPN 2 Ngaglik., Thesis, UNY, Yogyakarta.

Wahyuni, R., (2013), Pendekatan Pembelajaran, Model Pembelajaran,

Gambar

Gambar 2.2  Pengelompokan senyawa hidrokarbon .........................................

Referensi

Dokumen terkait

Kontraksi-kontraksi ini digunakan untuk mempertahankan kekuatan otot dan mobilitas dalam keadaan berdiri (misalnya otot-otot kuadrisep, abdominal dan gluteal) dan untuk

kerja daerah khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya. 10.3.3 Analisis Sumberdaya Manusia (SDM) Bidang

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan “ Ajén Budaya dina Kasenian Badogar di Désa Margalaksana Kecamatan Cilawu Kabupatén Garut pikeun Bahan Pangajaran Maca di SMA

Berdasarkan hasil pencarian informasi terkait penelitian mengenai korelasi body mass index (BMI) terhadap HbA1c dapat dinyatakan belum pernah melakukan penelitian ini

Lampiran daftar paket Pemilihan Langsung Pascakualifikasi Penga- daan Barang / Jasa Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kerinci Tahun Anggaran 2014.. 1 (satu)

Maka, barangsiapa yang hendak memasukkan suatu anggapan kepada manusia, bahwa kebenaran (al haq) itu tidak hanya terbatas pada satu jalan saja, berarti dia adalah syetan.. Dan

Komposisi persentase relevansi kompetensi seluruh mata pelajaran produktif Teknik Pengelasan di SMK N 1 Sedayu dengan kompetensi yang dibutuhkan di industri pengelasan di DIY

Berdasarkan pertimbangan di atas, perusahaan harus bisa meningkatkan implementasi TQM karena melalui penggunaan TQM, perusahaan mampu meningkatkan audit operasional,