iv ABSTRAK
Sesuai dengan bunyi Pasal 1 ayat (3) UUD 1945: “Negara Indonesia
adalah Negara Hukum”. Tujuan Negara hukum adalah menjamin kepastian
hak dan kewajiban tiap-tiap orang secara seimbang juga menjaga sendi-sendi keadilan yang hidup dalam masyarakat. Keadilan tersebut juga berlaku bagi seorang yang telah menjadi terdakwa namun akhirnya diputus bebas oleh pengadilan karena perbuatan yang didakwakan kepadanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan. Setelah putusan bebas dijatuhkan pada seorang terdakwa maka terdakwa dapat menuntut ganti kerugian dan rehabilitasi. Karena sering kali hanya dibebaskan begitu saja dan juga apakah rehabilitasi itu hanya sebuah kertas yang menyatakan orang yang tersebut namanya di dalam surat itu dinyatakan tidak bersalah, padahal untuk mencapai putusan tak bersalah ini mereka harus melalui berbulan-bulan proses dan tidak sedikit pula biaya yang harus dikeluarkan sampai mereka mendengar putusan. Dalam rangka menjamin perlindungan hak-hak bagi terdakwa UU No. 8 Tahun 1981 (KUHAP) mengatur ketentuan mengenai ganti kerugian dalam Pasal 1 angka 22 dan mengenai rehabilitasi dalam Pasal 1 angka 23. Sedangkan pelaksanaan mengenai ganti kerugian dan rehabilitasi diatur dalam PP No. 27 Tahun 1983.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif, yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan menguji dan mengkaji data sekunder yang berkaitan dengan implementasi tuntutan ganti kerugian dan rehabilitasi bagi terdakwa yang diputus bebas oleh pengadilan.