• Tidak ada hasil yang ditemukan

6. Supervisi Akademik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "6. Supervisi Akademik"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

SUPERVISI AKADEMIK

LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

2011

Bahan Pembelajaran

(4)

Bahan Pembelajaran Supervisi Akademik

Tim Pengembang Bahan Pembelajaran Lembaga Pengembangan dan

Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

Pengarah Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd Kepala BPSDMP-PMP Dr. Abi Sujak Kepala Pusbangtendik Prof. Dr, Siswandari, M.Stats Kepala LPPKS Penanggung Jawab Dr. Abdul Kamil Marisi

Tim Penulis Drs. Johannes Manggar,M.Sc Drs. Yuli Cahyono, M.Pd Drs. Joko Wardjojo, MT Tim Produksi Ady Saefudin, S.Pd

Ghandi Kusuma Jaya, S.T Indah Mustika Rini, S.Pd Siti Budiyah, S.Si

Diterbitkan Oleh LPPKS, Karanganyar @2011

(5)

Dalam rangka peningkatan mutu kepala sekolah/madrasah pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 28 tahun 2010 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah/ Madrasah. Permendiknas ini memuat tentang sistem penyiapan calon kepala sekolah/madrasah, proses pengangkatan kepala sekolah/ madrasah, masa tugas, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah, mutasi dan pemberhentian tugas guru sebagai kepala sekolah/madrasah

Dalam sistem penyiapan calon kepala sekolah/madrasah, peserta yang telah lulus seleksi administrasi dan seleksi akademik, mengikuti Pendidikan dan Latihan Calon Kepala Sekolah/madrasah (Diklat Cakep). Dalam Diklat Calon Kepala sekolah tersebut, peserta mendapat materi-materi yang berkaitan dengan tugas, pokok dan fungsi kepala sekolah baik bersifat manajerial sekolah maupun kepemimpinan sekolah.

Berkaitan dengan hal tersebut, LPPKS menyiapkan bahan pembelajaran sesuai dengan materi yang dibutuhkan calon kepala sekolah. Materi ini dirancang untuk pembelajaran mandiri, sehingga calon kepala sekolah dapat menggunakan bahan pembelajaran ini secara aktif. Dengan harapan pada akhir kegiatan pembelajaran, pengetahuan dan keterampilan peserta dalam mempersiapkan diri menjadi kepala sekolah menujukkan peningkatan yang signifikan dan pada gilirannya akan dapat dimanfaatkan sebagai dasar pengembangan keprofesian mereka secara berkelanjutan. Kemudian dari semua yang diperolehnya itu, diharapkan akan berdampak pada semakin banyaknya pemimpin-pemimpin baru yang amanah, berjiwa wirausaha, dan profesional.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan bahan pembelajaran ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberkati kita semua.

Surakarta, Juni 2011 Kepala LPPKS

(6)
(7)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

Tentang Bahan Pembelajaran Ini 1 Langkah-langkah Pembelajaran 2 Kompetensi yang Diharapkan 4

Ruang Lingkup 4

Kegiatan Pembelajaran 1 5 KONSEP, PERENCANAAN DAN LATIHAN SUPERVISI AKADEMIK 5

Materi 6

Penugasan 9

Kegiatan Pembelajaran 2 12 KONSEP DAN LATIHAN TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI AKADEMIK 12

Materi 13

Studi Kasus 14

Latihan 15

Kegiatan Pembelajaran 3 17 KONSEP DAN LATIHAN TINDAK LANJUT HASIL SUPERVISI

AKADEMIK TERHADAP GURU 17

Materi 17

Penugasan 20

Studi Kasus 20

(8)
(9)

Tentang Bahan Pembelajaran Ini

Modul Supervisi akademik ini disusun untuk membekali para Calon Kepala Sekolah/Madrasah agar dapat melaksanaan tugasnya dengan baik. Hal ini sesuai dngan tuntutan kompetensi kepala sekolah, sesuai amanat Permendiknas Nomor 13/2007, tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, yang menetapkan bahwa ada lima dimensi kompetensi kepala sekolah/madrasah yaitu: kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) selaku Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan Nasional, dengan tugas pokok dan fungsinya memberikan pelatihan bagi Calon Kepala Sekolah, sebagaimana tertulis dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 28 tahun 2010, tentang penugasan guru sebagai Kepala sekolah/madrasah, dinyatakan bahwa Pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah adalah suatu tahapan dalam proses penyiapan calon kepala sekolah/madrasah melalui pemberian pengalaman pembelajaran teoritik maupun praktik tentang kompetensi kepala sekolah/madrasah yang diakhiri dengan penilaian sesuai standar nasional. Atas dasar dan pertimbangan demikianlah, sehingga calon Kepala Sekolah, perlu mendapat pembekalan di awal masa tugasnya berupa kompetensi supervisi, yang berdimensi pada kompetensi kepribadian, sosial, manajerial, kewirausahaan. Kompetensi supervisi akademik bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan.

(10)

dibahas tentang tiga unit belajar, yaitu bagaimana memahami Konsep, perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut hasil supervisi akademik.

Langkah-langkah Pembelajaran

(11)

Penjelasan Bagan Pelaksanaan Diklat Kompetensi Supervisi Akademik Bagi Calon Kepala Sekolah selama In-1, On the Job Learning (OJL) dan In-2 Bagan di atas menunjukkan aktivitas selama In service learning pertama (In-1) merupakan aktivitas untuk memahami konsep, tujuan, prinsip dan perencanaan program supervisi serta latihan-latihan dan analisis kasus yang ada. Aktivitas calon kepala sekolah pada saat on the job learning (OJL) adalah aktivitas untuk mengimplementasikan hasil pemahamannya selama In-1. Kegiatan OJL dimulai dari persiapan program dan instrumen supervisi akademik/klinis, berkoordinasi dengan sekolah yang dituju, melakukan supervisi dan membuat laporan tertulis sebagai bahan laporan dan presentasi pada saat in service learning 2 (In-2).

Waktu untuk memahami dan mempraktikan selama OJL adalah 18 jam @ 45 menit, dengan rincian In-1, dengan alokasi waktu 8 jam untuk tiga kegiatan belajar, OJL dengan alokasi waktu 8 jam dan In-2 dengan alokasi waktu 2 jam untuk mempresentasikan hasil OJL supervisi akademik. Dengan mengikuti langkah-langkah dan waktu yang telah ditentukan dalam modul, diharapkan calon kepala sekolah/madrasah dapat secara individu dan bersama-sama meningkatkan kompetensinya, yang pada gilirannya berdampak pada peningkatan kompetensinya sebagai kepala sekolah/ madrasah.

Bagan Pelaksanaan Diklat Kompetensi Supervisi Akademik Bagi Calon Kepala Sekolah selama In-1, On the Job Learning (OJL) dan In-2

In Service Learning-1 (In-1)

On the Job Learning-1 (OJL)

In Service Learning-1 (In-2)

- diskusi dan mengkaji simulasi dan latihan

- Pelaksanaan OJL dan re�leksi

- mengkaji perencanaan dan pelaksnaan program supervisi di sekolahnya

- mengkaji perencanaan program dan pelaksanaan program supervisi akademik di sekolah lain.

- Membuat laporan hasil kajian dari kedua sekolah tersebut.

(12)

Setelah mempelajari, mendiskusikan, mendalami, dan mempraktikkan modul ini calon Kepala Sekolah/ Madrasah diharapkan mampu:

1. Memahami konsep dan perencanaan program supervisi akademik.

2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat, dan

3. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

Kompetensi yang Diharapkan

Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup supervisi akademik meliputi: 1. Perencanaan program supervisi

2. Konsep, tujuan, prinsip supervisi akademik, 3. Teknik supervisi akademik dan tindak lanjut hasil

(13)

KONSEP, PERENCANAAN

DAN LATIHAN

SUPERVISI AKADEMIK

Kegiatan Pembelajaran 1

Mengapa Calon Kepala Sekolah harus memahami kosep dan perencanaan program supervisi akademik?

(14)

supervisi akademik yang meliputi: pengertian, tujuan dan prinsip-prinsip, serta instrumen yang digunakan untuk mengumpul informasi tentang perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses pembelajaran.

Oleh karena itu, tujuan umum pengembangan modul ini adalah untuk meningkatkan kompetensi supervisi akademik yang meliputi (1) perencanaan program supervisi akademik, (2) pelaksanaan program supervisi akademik dan (3) menindaklanjuti program supervisi akademik.

Salah satu tugas Kepala Sekolah/Madrasah adalah merencanakan supervisi akademik. Agar Calon Kepala Sekolah/Madrasah dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, maka calon Kepala Sekolah/ Madrasah harus memiliki kompetensi membuat perencanaan program supervisi akademik.

Materi

1. Konsep supervisi akademik

(15)

agar kompetensi peserta didik mencapai optimal. Supervisi akademik yang menggunakan pendekatan ‘klinis’ yang disebut sebagai model supervisi kontemporer sering disebut sebagai supervisi klinis. Supervisi akademik dengan pendekatan klinis, merupakan supervisi akademik yang bersifat kolaboratif. Prosedur supervisi klinis sama dengan supervisi akademik, yaitu: adanya observasi kelas, namun pendekatannya berbeda. Sebagaimana dikatakan Achenson, at.al (1987) bahwa konsep ‘klinis’ berarti menyarankan adanya hubungan tatap muka antara guru dan supervisor yang berfokus pada tingkahlaku aktual guru di dalam kelas. Pada model supervisi klinis ini, guru diharapkan secara sadar menyampaikan masalah pembelajarannya di kelas kepada supervisor. Hal didukung oleh pendapat Sullivan & Glanz ( 2005) dan Sergiovanni (1987) yang menyatakan bahwa supervisi klinis adalah pembinaan performansi guru mengelola proses pembelajaran dengan tujuan untuk pengembangan profesional dan motivasi kerja guru. Sullivan & Glanz (2005). Pada supervisi akademik, dikenal ada empat langkah dalam supervisi klinik, yaitu: perencanaan pertemuan, observasi, pertemuan berikutnya, dan re�leksi kolaborasi.

(16)

Agar lebih memahami langkah-langkah supervisi klinis secara detail dan perbedaan supervisi tradisional lainnya Anda dapat membaca pada modul Supervisi Akademik atau melalui internet. Menurut Acheson et.al (1987:13), supervisi klinis terdiri dari 3 tahap, yaitu perencanaan konferensi, observasi kelas dan umpan balik konferensi. Berdasarkan kedua pendapat ini, pada tataran implementasi di sekolah, kepala sekolah dan pengawas sekolah lebih banyak menggunakan model supervisi dengan tiga tahap seperti dalam pendekatan supervisi klinis, sesuai dengan pendapat Acheson et.al. (1987). Supervisi akademik merupakan kegiatan terencana, terpola dan terprogram dalam mengubah perilaku guru agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran (Sujana,hal:3). Berdasarkan pengertian di atas, maka seorang kepala sekolah dituntut tidak sekedar melakukan supervisi guru, tetapi dituntut agar rangkaian kegiatan kepala sekolah tersebut, membantu guru dalam mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itu dibutuhkan suatu perencanaan program supervisi. Dokumen perencanaan program supervisi akan menjadi panduan bagi seluruh warga sekolah. Perencanaan ini dapat berisikan tentang latar belakang, tujuan, raung lingkup supervisi, instrumen , jadwal masing-masing guru, petugas supervsi dan harus disosialisasikan dan dipahami oleh semua warga sekolah. rutin guru.

2. Tujuan supervisi

(17)

3. Prinsip supervisi

a. Praktis b. Sistematis c. Obyektif d. Realistis e. Antisipatif f. Kooperatif g. Kekeluargaan

h. Demokratis i. Aktif

(18)

Penugasan

Pak Djoko, Kepala Sekolah SMPN XX Kota K baru saja diangkat sebagai Kepala Sekolah. Memahami salah satu tugasnya sebagai supervisor, pak Djoko melaksanakan supervisi akademik. Dia secara tiba-tiba masuk kelas dimana saya mengajar, dan mengamati proses pembelajaran, dengan instrumen supervisi. Saya merasa salah tingkah di depan siswa. Saya melihat kepala sekolah asyik mencentangi dan menulis sesuatu yang ada diinstrumennya. Setelah pembelajaran selesai, ia ke luar kelas dan kembali ke ruangannya. Setelah disupervisi, saya merasa tidak nyaman, dan dalam hati saya pasti sebentar lagi saya dipanggil kepala sekolah. Saya menceritakan hal ini kepada guru lainnya, dan teman guru yang pernah disupervisi ternyata juga mengalami hal yang sama, dan tidak ada tindak lanjutnya. Berdasarkan pengalaman ini, sehingga saya berpikir bahwa supervisi akademik Sejak peristiwa itu, sampai sekarang tak terasa satu tahun ajaran telah berlalu, hingga saya memperoleh daftar penilaian kinerja berupa DP3, yang hasilnya rata-rata baik. Akhirnya saya bertanya dalam hati, bagaimana sebenarnya proses supervisi ini, dan apakah kekurangan saya serta tindaklanjutnya.

Pertanyaan: Hal-hal apakah yang positi dan atau negatif dari kasus diatas ditinjau dari konsep, tujuan, dan prinsip supervisi akademik? Bagaimana seharusnya dilakukan kepala Sekolah tsb?

(19)

instrumen. Guru-guru enggan menanyakan perencanaan program supervisi akademiknya karena menjaga perasaannya atau takut tersinggung. Dia mengetahui bahwa salah satu tugas kepala sekolah adalah melakukan supervisi akademik dari hasil bacaan. Untuk itu, ia melaksanakan supervisi akademik. Tetapi dia tidak tahu bagaimana caranya membuat perencanan program supervisi akademik. Untuk bertanya kepada guru sebagai bawahan, ia merasa malu. Demikian pula di KKKS/M atau MKKS/ M

(20)

KONSEP DAN LATIHAN

TEKNIK-TEKNIK

SUPERVISI AKADEMIK

Kegiatan Pembelajaran 2

Setelah Anda memahami kegiatan belajar pertama tentang konsep dan perencanaan supervisi akademik, maka pada kegiatan belajar dua ini, Anda sebagai calon kepala sekolah harus melaksanakan kegiatan supervisi akademik dengan menggunakan instrumen yang sesuai (lampiran 1 sampai 11). Agar Anda dapat melaksanakan tugas supervisi akademik dengan baik dan benar, sehingga sesuai dengan tujuannya untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses pembelajaran, maka Anda harus memahami dan terampil dalam teknik supervisi. Sebagaimana diungkapkan Glickman, at al; (2007), bahwa untuk melaksanakan supervisi akademik secara efektif diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal

(21)

Mengingat pentingnya supervisi akademik untuk membantu meningkakan profesionalisme guru, maka calon kepala sekolah memahami dan terampil melakukan supervisi akademik. Supervisi akademik memiliki beberapa teknik.

Teknik supervisi akademik terdiri dari teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok. 1. Teknik supervisi individual

Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi perorangan terhadap guru yang mempunyai masalah khusus. Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang guru sehingga dari hasil supervisi ini akan diketahui kualitas pembelajarannya. Teknik ini dapat diterapkan dengan cara: kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan individual,kunjungan antarkelas, dan menilai diri sendiri. Untuk memahami secara mendalam bagaimana teknik supervisi individu dapat dibaca pada modul supervisi akademik. 2. Teknik Supervisi kelompok

Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga, sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian kepada mereka diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi. Tidak satupun di antara teknik-teknik supervisi individual atau kelompok di atas yang cocok atau bisa diterapkan untuk semua pembinaan guru di sekolah. Oleh sebab itu, seorang kepala sekolah harus mampu

(22)

menetapkan teknik-teknik mana yang sekiranya mampu membina keterampilan pembelajaran seorang guru. Untuk menetapkan teknik-teknik supervisi akademik yang tepat tidaklah mudah. Seorang kepala sekolah, selain harus mengetahui aspek atau bidang keterampilan yang akan dibina, juga harus mengetahui karakteristik setiap teknik di atas dan sifat atau kepribadian guru sehingga teknik yang digunakan betul-betul sesuai dengan guru yang sedang dibina melalui supervisi akademik. Sehubungan dengan kepribadian guru, Lucio dan McNeil (1979) menyarankan agar kepala sekolah mempertimbangkan enam faktor kepribadian guru, yaitu kebutuhan,, minat, bakat, temperamen, sikap, dan sifat-sifat somatik guru.Untuk lebih mendalami teknik memfasilitasi sesama orang dewasa, disarankan Anda agar membaca beberapa hand out yang disediakan dalam folder Bahan Bacaan dalam CD ini.

Studi Kasus

(23)

masalahnya sendiri. Selain itu, sebagian guru pernah menerima pengarahan saya pada suatu rapat bahwa datang ke bos jangan bawa masalah tapi bawalah alternatif pemecahan masalah. Dan beberapa guru juga pernah membaca buku How to manage your boss dengan pernyataan yang sama seperti pengarahan saya.

Pertanyaan:

Apakah yang positif dan atau yang kurang dari kasus diatas ditinjau dari pendekatan/metode atau teknik supervisi akademik? Bagaimana seharusnya dilakukan andaikan Anda kepala Sekolahnya?

a. Tugas mensimulasikan teknik supervisi akademik secara individu ;

i. Masing-masing kelompok mensimulasikan atau memodelkan supervisi akademik, mulai dari tahap pra observasi, dan post-observasi dalam bentuk pemberian umpan balik.

ii. Gunakan instrumen yang ada dan yang relevan. iii. (Kegiatan ini, dapat menggunakan alternatif

lain. Disini sudah disiapkan video supervisi pembelajaran Mata pelajaran Bahasa Indoensia jenjang SMP. Bila menggunakan video ini, maka skenario kegiatan di atur sbb:

iv. Kepada peserta dibagikan instrumen supervisi (atau menggunakan instrumen supervisi dalam lapiran modul ini, dan silabus serta RPP dari guru yang divideokan saat ini.

v. Tugas peserta adalah sbb:

1. Tahap pra-observasi, mengidenti�ikasi silabus dan RPP yang ada, dan mengisi dengan memberikan skor yang sesuai dengan penilaian Anda pada instrumen 1

(24)

2. Dengan menggunakan instrumen pengamatan proses pembelajaran (lampiran), Anda melengkapi instrumen tesebut sesuai dengan hasil pengamatan proses pembelajaran, mulai tahap pendahuluan, inti dan penutup.

3. Dengan menggunakan instrumen yang sesuai, Anda menuliskan saran pembinaan dan feedback bagi guru. Setelah itu Anda menuliskan hasil dan rencana tindak lanjut hasil supervisi Anda pada format yang sesuai. 4. Akhirnya Anda secara berpasangan selama

(25)

Setelah Anda melakukan supervisi akademik dan menganalisis hasilnya, maka pada kegiatan belajar 3 ini, Anda diharapkan mampu menndaklanjuti hasil supervisi tersebut. Tindak lanjut tersebut berupa: penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar, teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standard dan guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan lebih lanjut. Hasil supervisi perlu ditindaklanjuti agar memberikan dampak yang nyata untuk meningkatkan profesionalisme guru. Dampak nyata ini diharapkan dapat dirasakan masyarakat maupun stakeholders.Agar calon kepala sekolah memahami bagaimana menindaklanjuti hasil supervisi, maka berikut adalah strateginya. Kegiatan Pembelajaran 3

KONSEP DAN LATIHAN TINDAK

LANJUT HASIL SUPERVISI

AKADEMIK TERHADAP GURU

Materi

Tindak lanjut hasil analisis supervisi akademik merupakan pemanfaatan hasil supervisi. Secara garis besar tindak lanjut hasil supervisi adalah dalam bentuk:

1. Pembinaan

Kegiatan pembinaan, yang dapat berupa pembinaan langsung dan tidak langsung.

a. Pembinaan langsung

(26)

b. Pembinaan tidak langsung

Pembinaan ini dilakukan terhadap hal-hal yang sifatnya umum yang perlu perbaikan dan perhatian setelah memperoleh hasil analisis supervise, dalam bentuk penggunaan pendekatan dan metoda mengajar yang baik, penggunaan media dan sumber belajar yang sesuai serta pembelajaran yang PAIKEM.

2. Pemantapan Instrumen Supervisi

Kegiatan untuk memantapkan instrumen supervisi dapat dilakukan dengan cara diskusi kelompok oleh para supervisor tentang instrumen supervisi akademik maupun instrumen supervisi non akademik.

Dalam memantapkan instrumen supervisi, dikelompokkan menjadi:

1) Persiapan mengajar guru meliputi: Program Tahunan, Program Semester, Silabus, RPP, Pelaksanaan proses pembelajaran, Penilaian hasil pembelajaran, pengawasan proses pembelajaran,

2) Instrumen supervisi pembelajaran, lembar pengamatan, dan suplemen observasi (ketrampilan mengajar, karakteristik mata pelajaran, pendekatan klinis, dan sebagainya). 3) Komponen dan kelengkapan instrumen, baik

instrumen supervisi akademik maupun instrumen supervisi non akademik.

4) Penggandaan instrumen dan informasi kepada guru bidang studi binaan atau kepada karyawan untuk instrumen non akademik.

Adapun substansi yang ditindaklanjuti dari hasil supervisi akademik adalah:

(27)

b. Hasil analisis, catatan supervisor, dapat dimanfaatkan untuk perkembangan keterampilan mengajar guru atau meningkatkan profesionalisme guru dan karyawan, setidak-tidaknya dapat mengurangi kendala-kendala yang muncul atau yang mungkin akan muncul. c. Umpan balik akan memberi pertolongan bagi

supervisor dalam melaksanakan tindak lanjut hasil supervisi.

d. Suasana komunikasi yang tercipta selama umpan balik akan mendorong guru memperbaiki penampilan, dan kinerjanya.

Cara-cara melaksanakan tindak lanjut hasil supervisi akademik sebagai berikut.

1. Me-review rangkuman hasil penilaian.

2. Bila standar pembelajaran, pengetahuan, keterampilan dan sikap guru belum memenuhi standar, perlu dilakukan penilaian ulang.

3. Bila tujuannya belum tercapai juga, maka supervisor merancang kembali program supervisi akademik untuk masa berikutnya. 4. Membuat rencana aksi supervisi akademik

berikutnya.

5. Mengimplementasikan rencana aksi tersebut pada masa berikutnya.

Jadi, ada lima langkah yang harus diterapkan untuk membina kemampuan guru melalui supervisi akademik, yaitu:

a) menciptakan hubungan-hubungan yang har-monis,

b) analisis kebutuhan,

c) mengembangkan strategi dan media, d) menilai, dan

(28)

Tugas:

Sebagai seorang calon kepala sekolah, apakah hal positif dan atau negatif dari kedua kasus dibawah ini, ditinjau dari konsep dan tindak lanjut hasil supervisi akademik! Hal apakah yang menarik bagi Anda untuk dikembangkan agar lebih baik?

Studi Kasus

Penugasan

Kasus 1

Banyak hasil-hasil evaluasi pelaksanaan program supervisi akademik tidak ada tindak lanjutnya. Hal ini terjadi karena tidak ada ganjaran dan sanksi jika tindak lanjut telah dilakukan. Akibatnya, hasil evaluasi hanyalah perbuatan yang sia-sia saja.

Kasus 2

(29)

Mohon untuk merenungkan kelebihan dan kekurangan materi Kegiatan Belajar 3 ini. Jika ada kekurangannya, bagaimana Anda mengatasi kekurangannya? Bagaimana pemahaman Anda terhadap materi ini. Jika sudah menguasai, bagaimana pemanfaatan materi ini untuk meningkatkan dimensi kompetensi supervisi Anda? Bagaimana meningkatkan peran Anda sebagai supervisor di sekolah?. Bagaimana meningkatkan profesionalisme Anda sebagai kepala sekolah/madrasah? Jika belum menguasai, bagaimana upaya Anda selanjutnya? 3. Kegiatan OJL

Agar calon kepala sekolah/madrasah memiliki kompetensi yang memadai, maka selama OJL harus mempelajarai isi bahan pembelajaran ini dengan referensi lain dan berdiskusi selalu. Sehingga dalam mengerjakan tugas OJL berupa kajian perencanaan program dan pelaksanaan supervisi disekolahnya dan sekolah lain dapat dilaksanakan dengan baik dan meningkatkan konsep, teknik dan keterampilan interpersonal Anda sebagai calon kepala sekolah. Hal-hal lebih rinci tentang OJL akan dismpaikan tersendiri pada mata Diklat RTL.

(30)

Format 1. Instrumen Perencanaan Kegiatan Pembelajaran INSTRUMEN PERENCANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Nama Guru : ………..

No URAIAN KEGIATAN KRITERIA NILAI 1 2 3 4 1. Menentukan identitas mata pelajaran

2. Menentukan standar kompetensi 3. Menentukan kompetensi dasar 4. Menentukan indicator pencapaian

kompetensi

5. Menentukan tujuan pembelajaran 6. Menentukan materi ajar

7. Menentukan alokasi waktu

8. Menentukan metode pembelajaran 9. Menentukan kegiatan pembelajaran 10. Menentukan penilaian hasil belajar 11. Menentukan sumber belajar

Jumlah skor yang dicapai = …………

Jumlah skor maksimum = 44 Klasi�ikasi

(31)

Format 2. Instrumen Observasi Pembelajaran INSTRUMEN OBSERVASI KELAS 1. Nama sekolah : ………

No URAIAN KEGIATAN KRITERIA NILAI 1 2 3 4 A. PENDAHULUAN

1 Guru memberi apersepsi dan motivasi 2 Guru memberitahu kompetensi yang

akan dicapai (tujuan pembelajaran) B. KEGIATAN INTI

1. Guru tampak menguasai materi pembelajaran (materi pembelajaran disampaikan dengan jelas)

2. Guru mengelola kelas dengan baik 3. Metode/pendekatan variatif

4. Guru menggunakan alat bantu/media pembelajaran (alat peraga, peta, OHP, kaset & tape recorder, komputer & LCD, CD interaktif, dsb)

5. Guru berperan sebagai fasilitator dalam membantu mengatasi kesulitan peseta didik

6. Guru menggunakan teknik bertanya dengan bahasa yang baik dan benar 7. Guru mendorong peserta didik untuk

memanfaatkan teknologi informasi (komputer, internet)

(32)

9. Pada kegiatan pembelajaran nampak ada proses : eksplorasi, elaborasi dan kon�irmasi

10. Peserta didik tampak ceria dan antusias dalam belajar

11. Ada penilaian untuk mengetahui pencapaian kompetensi (ketercapaian tujuan pembelajaran)

12. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP

13. Pembelajaran diselesaikan tepat waktu C. PENUTUP

1. Guru membimbing peserta didik membuat rangkuman hasil pembelajaran

2. Pemberian tugas untuk pertemuan berikutnya

Catatan: Nilai akhir dihitung dengan cara: Jumlah skor yang diperoleh dibagi dengan skor ideal dikali 100%; Skor ideal adalah 17 x 4 =68; Contoh : skor yang diperoeh guru 52, maka Nilainya : 52/68 x 100%=76,47 (baik)

Saran Pembinaan:

... ... ... ...,...2011

Guru yang diobservasi Observer

(33)

Daftar Pertanyaan Setelah Observasi

No Pertanyaan Jawaban 1. Bagaimana pendapat Saudara setelah

menyajikan pelajaran ini?

2. Apakah proses pembelajaran sudah sesuai dengan yang direncanakan? 3. Dapatkah Saudara menceritakan hal-hal

yang dirasakan memuaskan dalam proses pembelajaran tadi?

4. Bagaimana perkiraan Saudara mengenai ketercapaian tujuan pembelajaran? 5. Apa yang menjadi kesulitan siswa? 6. Apa yang menjadi kesulitasn saudara? 7. Adakah alternatif lain untuk mengatasi

kesulitan Saudara?

8. Marilah bersama-sama kita identi�ikasi hal-hal yang telah mantap dan hal-hal yang perlu peningkatan, berdasarkan kegiatan yang baru saja Saudara lakukan dan pengamatan saya.

9. Dengan demikian, apa yang akan Saudara lakukan untuk pertemuan berikutnya? Kesan umum:

Saran:

Mengetahui ...,...2011 Kepala Sekolah Supervisor,

NIP... NIP...

(34)

Instrumen Tindak Lanjut Hasil Supervisi Akademik

No Nama

Guru Mapel Kelas Hasil skor Catatan Khusus Tindak lanjut Realisasi Tindak lanjut

Catatan: pengisian format ini, adalah hasil dari analisis atas format 1-7 1. Pendahuluan (Diskripsi umum, dan Dasar hukum)

2. Tujuan supervisi

3. Teknik supervisi: (Individual/supervisi klinis). 4. Sasaran obyek kegiatan dan subyek

5. Waktu dan pelaksanaan supervisi (kepsek & guru senior) 6. Lampiran

a. Jadwal (aloksi waktu, nomor, hari tanggal, jam, kelas sasaran, maple, nama guru, nama supervisor)

b. Instrumen supervisi: lembar observasi, pedoman wawancara

c. Format rekapitulasi hasil berisi nomor, nama guru, mapel, skor angka, konversi kedalam kualivikasi dan meeting, serta tidak lanjut berupa kon�irmasi dengan guru.

No Nama

Guru Mapel Kelas Hasil skor Catatan Khusus Tindak lanjut Tindak lanjutRealisasi Kualita Kuanti

1. Arif Mat X1 Meeting

(sumbang

(35)
(36)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Apabila pindah sekolah, buku Laporan Hasil Belajar Peserta Didik ini dibawa oleh Peserta Didik yang bersangkutan untuk dipergunakan di sekolah baru

Untuk memperoleh hasil yang baik, sampel responden yang dikumpulkan berasal dari berbagai angkatan, mulai dari tahap pertama program bidikmisi diluncurkan yaitu pada

Artinya responden berada pada tahap interest terhadap kedua media sosial Umbul Ponggok, hingga menimbulkan minat responden untuk mencari informasi lebih dalam mengenai

Namun pada hasil perhitungan LAR ( Loan at Risk ) terlihat bahwa diperoleh hasil 21% yang berarti masuk dalam kategori tidak efektif dengan batas nilai ≥20% yang

(3) Dalam hal Informasi Publik yang dimohon diberikan baik sebagian atau seluruhnya pada saat permohonan dilakukan, PPID/PPID Pembantu wajib menyampaikan

TK Tunas Melati merupakan sebuah TK swasta yang didirikan oleh Yayasan Tunas Melati pada tahun 1972 oleh Ibu Hj. Pada awalnya yayasan mendirikan Panti Asuhan dan Sekolah

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Laboratorium Manajemen Data (Lab Mandat) Litbangkes Kemenkes RI. Data diambil pada

Penelitian yang pernah dilakukan Bima Uramanda tahun 2007 pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Diponegoro menemukan 22% mahasiswa memiliki status gizi tidak