UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA PELAJARAN IPA
KELAS V SD NEGERI 107415 TANJUNG SARI T.A 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Jurusan PPSD-S1
Oleh :
ERNA TRI MULYANI NIM. 109311024
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Diri
Nama : Erna Tri Mulyani
Tempat/Tanggal Lahir : Jagong, 07 Maret 1991
Agama : Islam
Nama Ayah : Sri Sukamso
Nama Ibu : Sugiyarti
Pekerjaan Orangtua : PNS
Alamat : Jl.Pang Arif Desa Paya Tungel Kecamatan Jagong
Kabupaten Aceh Tengah
Anak ke : 3 dari 4 bersaudara
II. Riwayat Pendidikan
No. Nama Sekolah Tempat Tahun
1. SD Negeri 1 Jagong Jagong 1997-2003
2. SMP Negeri 16 Takengon Jagong 2003-2006
3. SMA Negeri 5 Takengon Jagong 2006-2009
i ABSTRAK
Erna Tri Mulyani. NIM : 109311024. “Upaya Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Eksperimen Pada Pelajara IPA Kelas V SD Negeri 107415 Tanjung sari T.A 2012/2013”.
Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya kreativitas belajar siswa pada pelajaran IPA di kelas V SDN 107415 Tanjung Sari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan metode eksperimen pada pelajaran IPA dapat menngkatkan kreativitas belajar siswa.
Subjek penelitian ini adah siswa kelas V yang berjumlah 36 orang, yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Sedangkan objek penelitian ini adalah penggunaan metode eksperimen dalam meningkatkan kreativitas belajar siswa pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan teknik analisis datanya adalah observasi terhadap kreativitas belajar siswa dan observasi terhadap kegiatan mengajar guru serta menggunakan angket kreativitas yang diberikan kepada siswa. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan diterapkannya metode eksperimen dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa pada pelajaran IPA di SDN 107415 Tanjung Sari.
ii
2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengeruhi Kreativitas .. 10
2.1.3 Ciri-Ciri Kreativitas ... 11
2.1.4 Peranan Kreativitas dalam Belajar ... 12
2.1.5 Metode Pembelajaran ... 14
2.1.6 Jenis- Jenis Metode Pembelajaran ... 15
2.1.7 Pengertian Metode Eksperimen ... 16
2.1.8 Prosedur Penggunaan Metode Eksperimen ... 17
iii
2.1.12 Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) ... 23
2.1.13 Materi Pembelajaran ... 24
2.2 Kerangka Berpikir ... 26
2.3 Hipotesis Tindakan ... 28
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
3.1 Jenis Penelitian ... 29
3.2 Subjek dan Objek Penelitian ... 29
3.3 Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 29
3.4 Prosedur Penelitian ... 30
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 35
3.6 Teknik Analisis Data ... 36
3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39
4.1 Hasil Penelitian ... 39
4.1.1 Deskripsi Keadaan Awal ... 39
4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I ... 43
4.1.3 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II ... 52
4.2 Pembahasan Penelitian ... 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 64
5.1 Kesimpulan ... 64
5.2 Saran ... 65
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian ... 37
Tabel 3.2 Jadual Penelitian ... 38
Tabel 4.1 Persentase Kreativitas Belajar Siswa Berdasarkan Lembar
Observasi Kondisi Awal ... 39
Tabel 4.2 Deskripsi Kreativitas Belajar Siswa Pada Kondisi Awal ... 41
Tabel 4.3 Persentase Kreativitas Belajar Siswa Berdasarkan Lembar
Observasi pada Siklus I ... 45
Tabel 4.4 Deskripsi Kreativitas Belajar Siswa Pada Siklus I ... 47
Tabel 4.5 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Selama Siklus I ... 48
Tabel 4.6 Persentase Kreativitas Belajar Siswa Berdasarkan Angket
pada Siklus I ... 49
Tabel 4.7 Persentase Kreativitas Belajar Siswa Berdasarkan Lembar
Observasi pada Siklus II ... 55
Tabel 4.8 Deskripsi Kreativitas Belajar Siswa Pada Siklus II ... 56
Tabel 4.9 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Selama Siklus II .. 58
Tabel 4.10 Persentase Kreativitas Belajar Siswa Berdasarkan Angket
pada Siklus II ... 59
Tabel 4.11 Hasil Keseluruhan Persentase Kreativitas Belajar Siswa
Berdasarkan Lembar Observasi ... 61
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 (a) Gaya Garis Magnet dan (b) Pola Garis yang Dibentuk
Serbuk Besi ... 25
Gambar 2 Desain Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis dan
Mc. Taggart ... 31
Gambar 3 Grafik Persentase Perubahan Kreativitas Belajar Siswa
pada Kondisi Awal ... 42
Gambar 4 Grafik Persentase Perubahan Kreativitas Belajar Siswa
pada Siklus I ... 47
Gambar 5 Grafik Persentase Perubahan Kreativitas Belajar Siswa
pada Siklus II ... 57
Gambar 6 Grafik Rata-Rata Kelas pada Kondisi Awal, Siklus I,
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadual Penelitian ... 69
Lampiran 2 Daftar Nama Siswa Kelas V-A SD Negeri 107415 Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis ... 70
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I ... 71
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II ... 77
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan III ... 83
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan IV ... 88
Lampiran 7 Lembar Laporan Pratikum Siklus I Pertemuan I ... 93
Lampiran 8 Lembar Laporan Pratikum Siklus I Pertemuan II ... 95
Lampiran 9 Lembar Laporan Pratikum Siklus II Pertemuan III ... 97
Lampiran 10 Lembar Laporan Pratikum Siklus II Pertemuan IV ... 99
Lampiran 11 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 101
Lampiran 12 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 102
Lampiran 13 Pedoman Penskoran Observasi Kreativitas Belajar Siswa ... 103
Lampiran 14 Lembar Observasi Siswa Kondisi Awal ... 107
Lampiran 15 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 111
Lampiran 16 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 115
Lampiran 17 Lembar Angket Kreativitas Belajar Siswa Siklus I ... 119
Lampiran 18 Lembar Angket Kreativitas Belajar Siswa Siklus II ... 122
Lampiran 19 Data Hasil Observasi Kondisi Awal ... 125
Lampiran 20 Data Hasil Observasi Siklus I ... 127
vii
Lampiran 22 Data Hasil Angket Siklus I ... 131
Lampiran 23 Data Hasil Angket Siklus II ... 132
Lampiran 24 Dokumentasi ... 134
Lampiran 25 Surat Izin Penelitian ... 142
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian ... 37
Tabel 3.2 Jadual Penelitian ... 38
Tabel 4.1 Persentase Kreativitas Belajar Siswa Berdasarkan Lembar
Observasi Kondisi Awal ... 39
Tabel 4.2 Deskripsi Kreativitas Belajar Siswa Pada Kondisi Awal ... 41
Tabel 4.3 Persentase Kreativitas Belajar Siswa Berdasarkan Lembar
Observasi pada Siklus I ... 45
Tabel 4.4 Deskripsi Kreativitas Belajar Siswa Pada Siklus I ... 47
Tabel 4.5 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Selama Siklus I ... 48
Tabel 4.6 Persentase Kreativitas Belajar Siswa Berdasarkan Angket
pada Siklus I ... 49
Tabel 4.7 Persentase Kreativitas Belajar Siswa Berdasarkan Lembar
Observasi pada Siklus II ... 55
Tabel 4.8 Deskripsi Kreativitas Belajar Siswa Pada Siklus II ... 56
Tabel 4.9 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Selama Siklus II .. 58
Tabel 4.10 Persentase Kreativitas Belajar Siswa Berdasarkan Angket
pada Siklus II ... 59
Tabel 4.11 Hasil Keseluruhan Persentase Kreativitas Belajar Siswa
Berdasarkan Lembar Observasi ... 61
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 (a) Gaya Garis Magnet dan (b) Pola Garis yang Dibentuk
Serbuk Besi ... 25
Gambar 2 Desain Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis dan
Mc. Taggart ... 31
Gambar 3 Grafik Persentase Perubahan Kreativitas Belajar Siswa
pada Kondisi Awal ... 42
Gambar 4 Grafik Persentase Perubahan Kreativitas Belajar Siswa
pada Siklus I ... 47
Gambar 5 Grafik Persentase Perubahan Kreativitas Belajar Siswa
pada Siklus II ... 57
Gambar 6 Grafik Rata-Rata Kelas pada Kondisi Awal, Siklus I,
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadual Penelitian ... 69
Lampiran 2 Daftar Nama Siswa Kelas V-A SD Negeri 107415 Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis ... 70
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I ... 71
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II ... 77
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan III ... 83
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan IV ... 88
Lampiran 7 Lembar Laporan Pratikum Siklus I Pertemuan I ... 93
Lampiran 8 Lembar Laporan Pratikum Siklus I Pertemuan II ... 95
Lampiran 9 Lembar Laporan Pratikum Siklus II Pertemuan III ... 97
Lampiran 10 Lembar Laporan Pratikum Siklus II Pertemuan IV ... 99
Lampiran 11 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 101
Lampiran 12 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 102
Lampiran 13 Pedoman Penskoran Observasi Kreativitas Belajar Siswa ... 103
Lampiran 14 Lembar Observasi Siswa Kondisi Awal ... 107
Lampiran 15 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 111
Lampiran 16 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 115
Lampiran 17 Lembar Angket Kreativitas Belajar Siswa Siklus I ... 119
Lampiran 18 Lembar Angket Kreativitas Belajar Siswa Siklus II ... 122
Lampiran 19 Data Hasil Observasi Kondisi Awal ... 125
Lampiran 20 Data Hasil Observasi Siklus I ... 127
vii
Lampiran 22 Data Hasil Angket Siklus I ... 131
Lampiran 23 Data Hasil Angket Siklus II ... 132
Lampiran 24 Dokumentasi ... 134
Lampiran 25 Surat Izin Penelitian ... 142
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar bersifat sistematis pada perubahan tingkah
laku menuju kedewasaan anak didik. Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah
membentuk karakteristik peserta didik yang kreatif dan mandiri. Oleh karena itu,
di dalam proses pembelajaran di sekolah guru perlu melatih siswa berpikir dan
bertindak kreatif dan mandiri. Hal ini juga diperkuat dengan kurikulum yang
digunakan yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dimana kurikulum ini
dikembangkan dari kurikulum berbasis kompetensi yang dalam kegiatannya siswa
tidak hanya dituntut untuk mampu mengembangkan pengetahuan kognitifnya
saja, tetapi juga dalam aspek afektif dan psikomotorik.
Salah satu kurikulum yang dipelajari di sekolah adalah Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) yang diajarkan di Sekolah Dasar, mulai dari kelas rendah walaupun
dasar-dasarnya saja, sampai di kelas tinggi. IPA adalah serangkaian hasil kegiatan
manusia berupa pengetahuan, gagasan, konsep yang terorganisasi tentang alam
sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara
lain penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan-gagasan. Dari pengertian
di atas jelaslah bahwa IPA bukan hanya produk tetapi juga proses, IPA diajarkan
sebagai pengetahuan dan cara kerjanya yaitu merupakan proses dan produk.
Pembelajaran IPA bukan hanya menekankan pada banyaknya konsep yang
dihapal, penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
berlatih untuk berfikir kreatif menemukan konsep-konsep tersebut. Namun
faktanya di lapangan proses pemikiran kreatif pada pembelajaran IPA jarang
dilatihkan. Dalam pelaksanaannya peserta didik masih menggunakan sistem
menghapal konsep dan mencari jawaban yang benar terhadap soal-soal yang
diberikan.
Mata pelajaran IPA oleh sebagian besar peserta didik masih merupakan
pelajaran angan-angan, mereka merasa sulit untuk memahami materi-materi IPA
sehingga harus dihafalkan semua dan meringkas semua teori yang ada di buku.
Alhasil peserta didik menjadi tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran yang
diberikan oleh guru. Padahal tujuan utama pembelajaran IPA adalah membantu
peserta didik memperoleh ide, pemahaman, dan keterampilan esensial sebagai
warga negara. Keterampilan esensial yang perlu dimiliki peserta didik adalah
kemampuan mengamati benda dan lingkungan sekitar, kemampuan
mendengarkan, kemampuan berkomunikasi secara efektif, menanggapi dan
memecahkan masalah secara efektif. Agar tujuan pembelajaran IPA di SD
berhasil, guru perlu menciptakan suasana belajar yang dapat menumbuhkan rasa
percaya diri anak, mengembangkan sikap serta perilaku kreatif dan inovatif pada
peserta didik sehingga belajar akan menjadi lebih bermakna. Suasana belajar
seperti tersebut dapat diperoleh melalui belajar penemuan konsep yang ditunjang
dengan adanya strategi yang bervariasi dalam pelaksanaan belajar mengajar di
sekolah.
IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis. Di dalam Ilmu Pengetahuan Alam, peserta didik dituntut memahami
mengamati sampai menarik simpulan, sehingga terbentuk sikap kritis dan ilmiah,
sehingga IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Proses pembelajarannya menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk membangkitkan kompetensi peserta
didik agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan yang dilakukan peneliti pada
waktu kegiatan PPLT menunjukan bahwa pembelajaran sains di kelas V SDN
107415 Tanjung Sari selalu disajikan secara verbal melalui kegiatan ceramah dan
text book oriented dengan keterlibatan peserta didik yang minim dan kegiatan
pembelajaran hanya berorientasi kepada guru, sehingga pelajaran IPA kurang
menarik perhatian peserta didik dan terasa sangat membosankan.
Selain itu dalam proses belajar dan mengajar Ilmu Pengetahuan Alam di
sekolah, banyak guru menyampaikan materi secara informatif (klasikal) dengan
ceramah. Pembelajaran klasikal merupakan pembelajaran yang paling disenangi
oleh guru karena cara ini mudah dilaksanakan. Pada pembelajaran klasikal
umumnya komunikasi terjadi searah, yaitu dari guru ke peserta didik, dan hampir
tidak terjadi sebaliknya. Sehingga partisipasi peserta didik menjadi kurang dan
peserta didik kurang aktif dalam mengungkapkan serta mengekspresikan gagasan
dalam kegiatan pembelajaran. Padahal berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), proses pembelajaran yang harus dikembangkan oleh
guru-guru di sekolah salah satu diantaranya adalah pembelajaran yang menekankan
pada upaya mengembangkan kreativitas peserta didik secara optimal.
Untuk menjelaskan bahwa IPA sebagai produk yang terdiri dari konsep,
diperlukan suatu cara yang dapat mengaplikasikan teori menjadi suatu fakta
sehingga konsep yang dituangkan tidak hanya bersifat teoritis saja. Dimana
metode yang digunakan tersebut dapat membuat peserta didik menjadi lebih aktif
dan kreatif dalam proses belajar mengajar sehingga pembelajaran akan menjadi
lebih bermakna, salah satunya adalah menggunakan metode eksperimen. Metode
eksperimen merupakan metode mengajar yang berusaha menempatkan peserta
didik lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam
memecahkan masalah. Peserta didik betul-betul ditempatkan sebagai subjek
belajar. Peranan guru dalam metode eksperimen adalah pembimbing belajar dan
fasilisator belajar sehingga pembelajaran akan menjadi bermakna.
Kurikulum KTSP menekankan bahwa suatu pembelajaran pada dasarnya
tidak hanya mempelajari tentang konsep, teori dan fakta tetapi juga aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian materi pembelajaran tidak hanya
tersusun atas hal-hal sederhana yang bersifat hafalan dan pemahaman, tetapi juga
tersusun atas materi yang kompleks yang memerlukan analisis, aplikasi, dan
sintesis. Untuk itu guru harus bijaksana dalam menentukan suatu metode yang
sesuai yang dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif agar
proses belajar mengajar dapat berlangsung sesuai dengan yang diharapkan. Guru
harus dapat menciptakan pembelajaran yang lebih variatif, inovatif, dan
konstruktif dalam merekonstruksi wawasan pengetahuan dan implementasinya
sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik.
Kreativitas bukanlah sebuah kualitas istimewa milik beberapa gelintir
orang terpilih. Kreativitas ada pada diri semua orang. Sekolah dan guru perlu
perkembangan kreativitas jika hendak mendidik peserta didik menjadi anak-anak
kreatif.
Suatu pembelajaran pada umumnya akan lebih efektif bila diselenggarakan
melalui metode pembelajaran yang termasuk rumpun pemprosesan informasi. Hal
ini dikarenakan metode menekankan pada bagaimana cara seseorang berfikir dan
bagaimana dampaknya terhadap cara-cara mengolah informasi. Apalagi dewasa
ini tidak dapat dipungkiri bahwa kesejahteraan masyarakat dan negara bergantung
pada sumbang kreatif dari masyarakat, untuk itu perlulah sikap dan perilaku
dipupuk sejak dini pada peserta didik yang kelak mampu menghasilkan
pengetahuan baru.
Untuk mewujudkan hal itu salah satu caranya adalah dengan menggunakan
metode eksperimen. Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengambil judul
Penelitian Tindakan Kelas ”Upaya meningkatkan kreativitas belajar siswa
dengan menggunakan Metode Eksperimen pada pelajaran IPA kelas V SD Negeri No.107415 Tanjung Sari”
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan oleh peneliti,
maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah yaitu :
1. Guru kurang melatih siswa untuk berfikir kreatif dalam belajar
2. Peserta didik tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran yang diberikan
oleh guru
3. Pembelajaran disajikan secara verbal dimana proses kegiatan pembelajaran
4. Kurangnya partisipasi peserta didik dalam pembelajaran karena tidak ada
komunikasi timbal balik antara guru dengan peserta didik.
5. Peserta didik tidak aktif dalam mengungkapkan dan mengekspresikan
gagasan
1.3Pembatasan Masalah
Bertolak dari identifikasi masalah, maka peneliti merasa perlu membatasi
pada satu permasalahan penelitian yang akan didalami. Permasalahan penelitian
itu dibatasi pada meningkatkan kreativitas belajar peserta didik dengan
menggunakan metode eksperimen pada pelajaran IPA materi pokok gaya magnet
di kelas V SD Negeri 107415 Tanjung Sari.
1.4Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah
dikemukakan, diperoleh suatu perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu :
”Apakah dengan menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan
kreativitas belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA di kelas V SD Negeri
107415 Tanjung Sari ?”
1.5Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan penelitian ini
adalah untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA
dengan menggunakan metode eksperimen bagi siswa kelas V SDN 107415
1.6Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peserta didik, guru, sekolah dan
peneliti. Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi peserta didik:
Siswa menjadi tertarik dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam sehingga
siswa lebih cepat dan mudah memahami konsep.
2. Bagi guru :
Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan guru dalam memilih metode
pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan menarik.
3. Bagi Sekolah
Untuk memberi informasi kepada kepala sekolah mengenai pentingnya
variasi metode pembelajaran dalam rangka perbaikan pembelajaran di
Sekolah Dasar (SD) khususnya di SD Negeri 107415 Tanjung Sari.
4. Peneliti lain
Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan
dalam peningkatan mutu pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam melalui
penggunaan metode eksperimen serta hasil penelitian ini dapat digunakan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan dan data penelitian yang dilakukan terhadap
peningkatan kreativitas belajar siswa pada pokok bahasan gaya dengan
menggunakan metode eksperimen di SD Negeri 107415 Tanjung Sari, maka
peneliti membuat kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan
kreativitas belajar siswa dalam mata pelajaran IPA materi pokok gaya.
2. Metode eksperimen merupakan metode pembelajaran yang mengorientasikan
pada aktivitas siswa pada kadar yang tinggi dalam pembelajaran.
Pembelajaran siswa menjadi lebih aktif, kreatif, karena metode ini melibatkan
benda-benda yang nyata (kongkrit) dapat dilihat sehingga siswa menjadi
semangat dalam proses pembelajaran.
3. Dengan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan
kreativitas belajar siswa. Hal ini dapat dilihat adanya peningkatan pada 10
indikator kreativitas belajar, yaitu : 1) keterampilan berpikir lancar, 2)
keterampilan berpikir luwes (fleksibel), 3) keterampilan berpikir orisinal, 4)
keterampilan memperinci (mengelaborasi), 5) keterampilan menilai
(mengevaluasi), 6) rasa ingin tahu, 7) bersifat imajinatif, 8) merasa tertantang,
4. Dengan metode eksperimen pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan
kualitas proses pembelajaraan yang dilakukan guru dan peningkatan kualitas
hasil belajar siswa.
5. Rata-rata kelas kreativitas belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan
metode eksperimen lebih baik daripada sebelumnya. Hal tersebut terlihat dari
kondisi awal hanya 7 orang siswa yang memiliki kreativitas belajar baik atau
sekitar 19,44% (rendah), siklus I ada 20 orang yang memiliki kreativitas
belajar baik atau sekitar 55,56% (sedang), siklus II sudah mengalami
peningkatan yaitu sudah 31 orang siswa yang memiliki kreativitas belajar
yang baik yaitu 86,11% (sangat tinggi).
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, dapat dikemukakan
beberapa saran, yaitu :
1. Kepala sekolah memberikan pelatihan, menerangkan program-program
pelatihan untuk peningkatan keterampilan guru dalam penerapan metode
eksperimen untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa.
2. Dilihat dari peningkatan kreativitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA
pada pokok bahasan gaya dikatagorikan baik. Diharapkan kepada siswa dan
guru untuk mempertahankan dan lebih meningkatkan kreativitas belajarnya
agar lebih baik lagi.
3. Hendaknya guru menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran
4. Orangtua mendukung siswa untuk kegiatan belajar mengajar dangan cara
menyediakan sarana dan prasarana kegiatan belajar mengajar.
5. Bagi peneliti sendiri, sekiranya hasil penelitian tindakan kelas ini dapat
dijadikan suatu keterampilan serta pengetahuan untuk menambah wawasan