• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA PELAJARA IPA KELAS V SD NEGERI 107415 TANJUNG SARI T.A 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA PELAJARA IPA KELAS V SD NEGERI 107415 TANJUNG SARI T.A 2012/2013."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA PELAJARAN IPA

KELAS V SD NEGERI 107415 TANJUNG SARI T.A 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan

Pada Jurusan PPSD-S1

Oleh :

ERNA TRI MULYANI NIM. 109311024

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Diri

Nama : Erna Tri Mulyani

Tempat/Tanggal Lahir : Jagong, 07 Maret 1991

Agama : Islam

Nama Ayah : Sri Sukamso

Nama Ibu : Sugiyarti

Pekerjaan Orangtua : PNS

Alamat : Jl.Pang Arif Desa Paya Tungel Kecamatan Jagong

Kabupaten Aceh Tengah

Anak ke : 3 dari 4 bersaudara

II. Riwayat Pendidikan

No. Nama Sekolah Tempat Tahun

1. SD Negeri 1 Jagong Jagong 1997-2003

2. SMP Negeri 16 Takengon Jagong 2003-2006

3. SMA Negeri 5 Takengon Jagong 2006-2009

(6)

i ABSTRAK

Erna Tri Mulyani. NIM : 109311024. “Upaya Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Eksperimen Pada Pelajara IPA Kelas V SD Negeri 107415 Tanjung sari T.A 2012/2013”.

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya kreativitas belajar siswa pada pelajaran IPA di kelas V SDN 107415 Tanjung Sari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan metode eksperimen pada pelajaran IPA dapat menngkatkan kreativitas belajar siswa.

Subjek penelitian ini adah siswa kelas V yang berjumlah 36 orang, yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Sedangkan objek penelitian ini adalah penggunaan metode eksperimen dalam meningkatkan kreativitas belajar siswa pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan teknik analisis datanya adalah observasi terhadap kreativitas belajar siswa dan observasi terhadap kegiatan mengajar guru serta menggunakan angket kreativitas yang diberikan kepada siswa. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan diterapkannya metode eksperimen dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa pada pelajaran IPA di SDN 107415 Tanjung Sari.

(7)

ii

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengeruhi Kreativitas .. 10

2.1.3 Ciri-Ciri Kreativitas ... 11

2.1.4 Peranan Kreativitas dalam Belajar ... 12

2.1.5 Metode Pembelajaran ... 14

2.1.6 Jenis- Jenis Metode Pembelajaran ... 15

2.1.7 Pengertian Metode Eksperimen ... 16

2.1.8 Prosedur Penggunaan Metode Eksperimen ... 17

(8)

iii

2.1.12 Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) ... 23

2.1.13 Materi Pembelajaran ... 24

2.2 Kerangka Berpikir ... 26

2.3 Hipotesis Tindakan ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

3.1 Jenis Penelitian ... 29

3.2 Subjek dan Objek Penelitian ... 29

3.3 Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 29

3.4 Prosedur Penelitian ... 30

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.6 Teknik Analisis Data ... 36

3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1 Hasil Penelitian ... 39

4.1.1 Deskripsi Keadaan Awal ... 39

4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I ... 43

4.1.3 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II ... 52

4.2 Pembahasan Penelitian ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 64

5.1 Kesimpulan ... 64

5.2 Saran ... 65

(9)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Penilaian ... 37

Tabel 3.2 Jadual Penelitian ... 38

Tabel 4.1 Persentase Kreativitas Belajar Siswa Berdasarkan Lembar

Observasi Kondisi Awal ... 39

Tabel 4.2 Deskripsi Kreativitas Belajar Siswa Pada Kondisi Awal ... 41

Tabel 4.3 Persentase Kreativitas Belajar Siswa Berdasarkan Lembar

Observasi pada Siklus I ... 45

Tabel 4.4 Deskripsi Kreativitas Belajar Siswa Pada Siklus I ... 47

Tabel 4.5 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Selama Siklus I ... 48

Tabel 4.6 Persentase Kreativitas Belajar Siswa Berdasarkan Angket

pada Siklus I ... 49

Tabel 4.7 Persentase Kreativitas Belajar Siswa Berdasarkan Lembar

Observasi pada Siklus II ... 55

Tabel 4.8 Deskripsi Kreativitas Belajar Siswa Pada Siklus II ... 56

Tabel 4.9 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Selama Siklus II .. 58

Tabel 4.10 Persentase Kreativitas Belajar Siswa Berdasarkan Angket

pada Siklus II ... 59

Tabel 4.11 Hasil Keseluruhan Persentase Kreativitas Belajar Siswa

Berdasarkan Lembar Observasi ... 61

(10)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 (a) Gaya Garis Magnet dan (b) Pola Garis yang Dibentuk

Serbuk Besi ... 25

Gambar 2 Desain Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis dan

Mc. Taggart ... 31

Gambar 3 Grafik Persentase Perubahan Kreativitas Belajar Siswa

pada Kondisi Awal ... 42

Gambar 4 Grafik Persentase Perubahan Kreativitas Belajar Siswa

pada Siklus I ... 47

Gambar 5 Grafik Persentase Perubahan Kreativitas Belajar Siswa

pada Siklus II ... 57

Gambar 6 Grafik Rata-Rata Kelas pada Kondisi Awal, Siklus I,

(11)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadual Penelitian ... 69

Lampiran 2 Daftar Nama Siswa Kelas V-A SD Negeri 107415 Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis ... 70

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I ... 71

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II ... 77

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan III ... 83

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan IV ... 88

Lampiran 7 Lembar Laporan Pratikum Siklus I Pertemuan I ... 93

Lampiran 8 Lembar Laporan Pratikum Siklus I Pertemuan II ... 95

Lampiran 9 Lembar Laporan Pratikum Siklus II Pertemuan III ... 97

Lampiran 10 Lembar Laporan Pratikum Siklus II Pertemuan IV ... 99

Lampiran 11 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 101

Lampiran 12 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 102

Lampiran 13 Pedoman Penskoran Observasi Kreativitas Belajar Siswa ... 103

Lampiran 14 Lembar Observasi Siswa Kondisi Awal ... 107

Lampiran 15 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 111

Lampiran 16 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 115

Lampiran 17 Lembar Angket Kreativitas Belajar Siswa Siklus I ... 119

Lampiran 18 Lembar Angket Kreativitas Belajar Siswa Siklus II ... 122

Lampiran 19 Data Hasil Observasi Kondisi Awal ... 125

Lampiran 20 Data Hasil Observasi Siklus I ... 127

(12)

vii

Lampiran 22 Data Hasil Angket Siklus I ... 131

Lampiran 23 Data Hasil Angket Siklus II ... 132

Lampiran 24 Dokumentasi ... 134

Lampiran 25 Surat Izin Penelitian ... 142

(13)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Penilaian ... 37

Tabel 3.2 Jadual Penelitian ... 38

Tabel 4.1 Persentase Kreativitas Belajar Siswa Berdasarkan Lembar

Observasi Kondisi Awal ... 39

Tabel 4.2 Deskripsi Kreativitas Belajar Siswa Pada Kondisi Awal ... 41

Tabel 4.3 Persentase Kreativitas Belajar Siswa Berdasarkan Lembar

Observasi pada Siklus I ... 45

Tabel 4.4 Deskripsi Kreativitas Belajar Siswa Pada Siklus I ... 47

Tabel 4.5 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Selama Siklus I ... 48

Tabel 4.6 Persentase Kreativitas Belajar Siswa Berdasarkan Angket

pada Siklus I ... 49

Tabel 4.7 Persentase Kreativitas Belajar Siswa Berdasarkan Lembar

Observasi pada Siklus II ... 55

Tabel 4.8 Deskripsi Kreativitas Belajar Siswa Pada Siklus II ... 56

Tabel 4.9 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Selama Siklus II .. 58

Tabel 4.10 Persentase Kreativitas Belajar Siswa Berdasarkan Angket

pada Siklus II ... 59

Tabel 4.11 Hasil Keseluruhan Persentase Kreativitas Belajar Siswa

Berdasarkan Lembar Observasi ... 61

(14)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 (a) Gaya Garis Magnet dan (b) Pola Garis yang Dibentuk

Serbuk Besi ... 25

Gambar 2 Desain Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis dan

Mc. Taggart ... 31

Gambar 3 Grafik Persentase Perubahan Kreativitas Belajar Siswa

pada Kondisi Awal ... 42

Gambar 4 Grafik Persentase Perubahan Kreativitas Belajar Siswa

pada Siklus I ... 47

Gambar 5 Grafik Persentase Perubahan Kreativitas Belajar Siswa

pada Siklus II ... 57

Gambar 6 Grafik Rata-Rata Kelas pada Kondisi Awal, Siklus I,

(15)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadual Penelitian ... 69

Lampiran 2 Daftar Nama Siswa Kelas V-A SD Negeri 107415 Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis ... 70

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I ... 71

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II ... 77

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan III ... 83

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan IV ... 88

Lampiran 7 Lembar Laporan Pratikum Siklus I Pertemuan I ... 93

Lampiran 8 Lembar Laporan Pratikum Siklus I Pertemuan II ... 95

Lampiran 9 Lembar Laporan Pratikum Siklus II Pertemuan III ... 97

Lampiran 10 Lembar Laporan Pratikum Siklus II Pertemuan IV ... 99

Lampiran 11 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 101

Lampiran 12 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 102

Lampiran 13 Pedoman Penskoran Observasi Kreativitas Belajar Siswa ... 103

Lampiran 14 Lembar Observasi Siswa Kondisi Awal ... 107

Lampiran 15 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 111

Lampiran 16 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 115

Lampiran 17 Lembar Angket Kreativitas Belajar Siswa Siklus I ... 119

Lampiran 18 Lembar Angket Kreativitas Belajar Siswa Siklus II ... 122

Lampiran 19 Data Hasil Observasi Kondisi Awal ... 125

Lampiran 20 Data Hasil Observasi Siklus I ... 127

(16)

vii

Lampiran 22 Data Hasil Angket Siklus I ... 131

Lampiran 23 Data Hasil Angket Siklus II ... 132

Lampiran 24 Dokumentasi ... 134

Lampiran 25 Surat Izin Penelitian ... 142

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar bersifat sistematis pada perubahan tingkah

laku menuju kedewasaan anak didik. Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah

membentuk karakteristik peserta didik yang kreatif dan mandiri. Oleh karena itu,

di dalam proses pembelajaran di sekolah guru perlu melatih siswa berpikir dan

bertindak kreatif dan mandiri. Hal ini juga diperkuat dengan kurikulum yang

digunakan yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dimana kurikulum ini

dikembangkan dari kurikulum berbasis kompetensi yang dalam kegiatannya siswa

tidak hanya dituntut untuk mampu mengembangkan pengetahuan kognitifnya

saja, tetapi juga dalam aspek afektif dan psikomotorik.

Salah satu kurikulum yang dipelajari di sekolah adalah Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) yang diajarkan di Sekolah Dasar, mulai dari kelas rendah walaupun

dasar-dasarnya saja, sampai di kelas tinggi. IPA adalah serangkaian hasil kegiatan

manusia berupa pengetahuan, gagasan, konsep yang terorganisasi tentang alam

sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara

lain penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan-gagasan. Dari pengertian

di atas jelaslah bahwa IPA bukan hanya produk tetapi juga proses, IPA diajarkan

sebagai pengetahuan dan cara kerjanya yaitu merupakan proses dan produk.

Pembelajaran IPA bukan hanya menekankan pada banyaknya konsep yang

dihapal, penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

(18)

berlatih untuk berfikir kreatif menemukan konsep-konsep tersebut. Namun

faktanya di lapangan proses pemikiran kreatif pada pembelajaran IPA jarang

dilatihkan. Dalam pelaksanaannya peserta didik masih menggunakan sistem

menghapal konsep dan mencari jawaban yang benar terhadap soal-soal yang

diberikan.

Mata pelajaran IPA oleh sebagian besar peserta didik masih merupakan

pelajaran angan-angan, mereka merasa sulit untuk memahami materi-materi IPA

sehingga harus dihafalkan semua dan meringkas semua teori yang ada di buku.

Alhasil peserta didik menjadi tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran yang

diberikan oleh guru. Padahal tujuan utama pembelajaran IPA adalah membantu

peserta didik memperoleh ide, pemahaman, dan keterampilan esensial sebagai

warga negara. Keterampilan esensial yang perlu dimiliki peserta didik adalah

kemampuan mengamati benda dan lingkungan sekitar, kemampuan

mendengarkan, kemampuan berkomunikasi secara efektif, menanggapi dan

memecahkan masalah secara efektif. Agar tujuan pembelajaran IPA di SD

berhasil, guru perlu menciptakan suasana belajar yang dapat menumbuhkan rasa

percaya diri anak, mengembangkan sikap serta perilaku kreatif dan inovatif pada

peserta didik sehingga belajar akan menjadi lebih bermakna. Suasana belajar

seperti tersebut dapat diperoleh melalui belajar penemuan konsep yang ditunjang

dengan adanya strategi yang bervariasi dalam pelaksanaan belajar mengajar di

sekolah.

IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis. Di dalam Ilmu Pengetahuan Alam, peserta didik dituntut memahami

(19)

mengamati sampai menarik simpulan, sehingga terbentuk sikap kritis dan ilmiah,

sehingga IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk

mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Proses pembelajarannya menekankan

pada pemberian pengalaman langsung untuk membangkitkan kompetensi peserta

didik agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Berdasarkan hasil observasi di lapangan yang dilakukan peneliti pada

waktu kegiatan PPLT menunjukan bahwa pembelajaran sains di kelas V SDN

107415 Tanjung Sari selalu disajikan secara verbal melalui kegiatan ceramah dan

text book oriented dengan keterlibatan peserta didik yang minim dan kegiatan

pembelajaran hanya berorientasi kepada guru, sehingga pelajaran IPA kurang

menarik perhatian peserta didik dan terasa sangat membosankan.

Selain itu dalam proses belajar dan mengajar Ilmu Pengetahuan Alam di

sekolah, banyak guru menyampaikan materi secara informatif (klasikal) dengan

ceramah. Pembelajaran klasikal merupakan pembelajaran yang paling disenangi

oleh guru karena cara ini mudah dilaksanakan. Pada pembelajaran klasikal

umumnya komunikasi terjadi searah, yaitu dari guru ke peserta didik, dan hampir

tidak terjadi sebaliknya. Sehingga partisipasi peserta didik menjadi kurang dan

peserta didik kurang aktif dalam mengungkapkan serta mengekspresikan gagasan

dalam kegiatan pembelajaran. Padahal berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP), proses pembelajaran yang harus dikembangkan oleh

guru-guru di sekolah salah satu diantaranya adalah pembelajaran yang menekankan

pada upaya mengembangkan kreativitas peserta didik secara optimal.

Untuk menjelaskan bahwa IPA sebagai produk yang terdiri dari konsep,

(20)

diperlukan suatu cara yang dapat mengaplikasikan teori menjadi suatu fakta

sehingga konsep yang dituangkan tidak hanya bersifat teoritis saja. Dimana

metode yang digunakan tersebut dapat membuat peserta didik menjadi lebih aktif

dan kreatif dalam proses belajar mengajar sehingga pembelajaran akan menjadi

lebih bermakna, salah satunya adalah menggunakan metode eksperimen. Metode

eksperimen merupakan metode mengajar yang berusaha menempatkan peserta

didik lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam

memecahkan masalah. Peserta didik betul-betul ditempatkan sebagai subjek

belajar. Peranan guru dalam metode eksperimen adalah pembimbing belajar dan

fasilisator belajar sehingga pembelajaran akan menjadi bermakna.

Kurikulum KTSP menekankan bahwa suatu pembelajaran pada dasarnya

tidak hanya mempelajari tentang konsep, teori dan fakta tetapi juga aplikasi dalam

kehidupan sehari-hari. Dengan demikian materi pembelajaran tidak hanya

tersusun atas hal-hal sederhana yang bersifat hafalan dan pemahaman, tetapi juga

tersusun atas materi yang kompleks yang memerlukan analisis, aplikasi, dan

sintesis. Untuk itu guru harus bijaksana dalam menentukan suatu metode yang

sesuai yang dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif agar

proses belajar mengajar dapat berlangsung sesuai dengan yang diharapkan. Guru

harus dapat menciptakan pembelajaran yang lebih variatif, inovatif, dan

konstruktif dalam merekonstruksi wawasan pengetahuan dan implementasinya

sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik.

Kreativitas bukanlah sebuah kualitas istimewa milik beberapa gelintir

orang terpilih. Kreativitas ada pada diri semua orang. Sekolah dan guru perlu

(21)

perkembangan kreativitas jika hendak mendidik peserta didik menjadi anak-anak

kreatif.

Suatu pembelajaran pada umumnya akan lebih efektif bila diselenggarakan

melalui metode pembelajaran yang termasuk rumpun pemprosesan informasi. Hal

ini dikarenakan metode menekankan pada bagaimana cara seseorang berfikir dan

bagaimana dampaknya terhadap cara-cara mengolah informasi. Apalagi dewasa

ini tidak dapat dipungkiri bahwa kesejahteraan masyarakat dan negara bergantung

pada sumbang kreatif dari masyarakat, untuk itu perlulah sikap dan perilaku

dipupuk sejak dini pada peserta didik yang kelak mampu menghasilkan

pengetahuan baru.

Untuk mewujudkan hal itu salah satu caranya adalah dengan menggunakan

metode eksperimen. Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengambil judul

Penelitian Tindakan Kelas ”Upaya meningkatkan kreativitas belajar siswa

dengan menggunakan Metode Eksperimen pada pelajaran IPA kelas V SD Negeri No.107415 Tanjung Sari

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan oleh peneliti,

maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah yaitu :

1. Guru kurang melatih siswa untuk berfikir kreatif dalam belajar

2. Peserta didik tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran yang diberikan

oleh guru

3. Pembelajaran disajikan secara verbal dimana proses kegiatan pembelajaran

(22)

4. Kurangnya partisipasi peserta didik dalam pembelajaran karena tidak ada

komunikasi timbal balik antara guru dengan peserta didik.

5. Peserta didik tidak aktif dalam mengungkapkan dan mengekspresikan

gagasan

1.3Pembatasan Masalah

Bertolak dari identifikasi masalah, maka peneliti merasa perlu membatasi

pada satu permasalahan penelitian yang akan didalami. Permasalahan penelitian

itu dibatasi pada meningkatkan kreativitas belajar peserta didik dengan

menggunakan metode eksperimen pada pelajaran IPA materi pokok gaya magnet

di kelas V SD Negeri 107415 Tanjung Sari.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah

dikemukakan, diperoleh suatu perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu :

”Apakah dengan menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan

kreativitas belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA di kelas V SD Negeri

107415 Tanjung Sari ?”

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan penelitian ini

adalah untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA

dengan menggunakan metode eksperimen bagi siswa kelas V SDN 107415

(23)

1.6Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peserta didik, guru, sekolah dan

peneliti. Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi peserta didik:

Siswa menjadi tertarik dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam sehingga

siswa lebih cepat dan mudah memahami konsep.

2. Bagi guru :

Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan guru dalam memilih metode

pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan menarik.

3. Bagi Sekolah

Untuk memberi informasi kepada kepala sekolah mengenai pentingnya

variasi metode pembelajaran dalam rangka perbaikan pembelajaran di

Sekolah Dasar (SD) khususnya di SD Negeri 107415 Tanjung Sari.

4. Peneliti lain

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan

dalam peningkatan mutu pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam melalui

penggunaan metode eksperimen serta hasil penelitian ini dapat digunakan

(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan dan data penelitian yang dilakukan terhadap

peningkatan kreativitas belajar siswa pada pokok bahasan gaya dengan

menggunakan metode eksperimen di SD Negeri 107415 Tanjung Sari, maka

peneliti membuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan

kreativitas belajar siswa dalam mata pelajaran IPA materi pokok gaya.

2. Metode eksperimen merupakan metode pembelajaran yang mengorientasikan

pada aktivitas siswa pada kadar yang tinggi dalam pembelajaran.

Pembelajaran siswa menjadi lebih aktif, kreatif, karena metode ini melibatkan

benda-benda yang nyata (kongkrit) dapat dilihat sehingga siswa menjadi

semangat dalam proses pembelajaran.

3. Dengan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan

kreativitas belajar siswa. Hal ini dapat dilihat adanya peningkatan pada 10

indikator kreativitas belajar, yaitu : 1) keterampilan berpikir lancar, 2)

keterampilan berpikir luwes (fleksibel), 3) keterampilan berpikir orisinal, 4)

keterampilan memperinci (mengelaborasi), 5) keterampilan menilai

(mengevaluasi), 6) rasa ingin tahu, 7) bersifat imajinatif, 8) merasa tertantang,

(25)

4. Dengan metode eksperimen pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan

kualitas proses pembelajaraan yang dilakukan guru dan peningkatan kualitas

hasil belajar siswa.

5. Rata-rata kelas kreativitas belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan

metode eksperimen lebih baik daripada sebelumnya. Hal tersebut terlihat dari

kondisi awal hanya 7 orang siswa yang memiliki kreativitas belajar baik atau

sekitar 19,44% (rendah), siklus I ada 20 orang yang memiliki kreativitas

belajar baik atau sekitar 55,56% (sedang), siklus II sudah mengalami

peningkatan yaitu sudah 31 orang siswa yang memiliki kreativitas belajar

yang baik yaitu 86,11% (sangat tinggi).

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, dapat dikemukakan

beberapa saran, yaitu :

1. Kepala sekolah memberikan pelatihan, menerangkan program-program

pelatihan untuk peningkatan keterampilan guru dalam penerapan metode

eksperimen untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa.

2. Dilihat dari peningkatan kreativitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA

pada pokok bahasan gaya dikatagorikan baik. Diharapkan kepada siswa dan

guru untuk mempertahankan dan lebih meningkatkan kreativitas belajarnya

agar lebih baik lagi.

3. Hendaknya guru menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran

(26)

4. Orangtua mendukung siswa untuk kegiatan belajar mengajar dangan cara

menyediakan sarana dan prasarana kegiatan belajar mengajar.

5. Bagi peneliti sendiri, sekiranya hasil penelitian tindakan kelas ini dapat

dijadikan suatu keterampilan serta pengetahuan untuk menambah wawasan

Gambar

Gambar 1 (a) Gaya Garis Magnet dan (b) Pola Garis yang Dibentuk
Gambar 1 (a) Gaya Garis Magnet dan (b) Pola Garis yang Dibentuk

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengambil kasus asuhan kebidanan ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum pada Ny.A umur kehamilan 10

Adipranata, Silvestra Maria Indrat Yessy (2009). Students’ Perceptions on the Use of Role Play Technique in Speaking Class in the English Education Study Program of Sanata

Dengan menggunakan akses internet melalui Ponsel maka informasi akan didapatkan dimana saja tidak mengenal waktu dan tempat dan tentunya informasi akan sampai dengan cepat. Untuk

Masalah yang timbul seperti tidak memilikinya database yang ditujukan untuk kerapihan data, penginputan data yang masih menggunakan manual sehingga pencatatan akan lebih lama.

Kesalahan Leksiko-Semantik Dina Karangan Narasi Siswa Kelas VII- C SMP Laboraturium Percontohan UPI Taun Ajaran 2013-2014.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Penelitian lanjutan tersebut juga bermanfaat untuk mengetahui apakah pola ketergantungan untuk semua larutan asam berbentuk sama dengan pola ketergantungan pada larutan

Hasil penelitian ini mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi niat konsumen malaysia untuk menggunakan layanan Mobile Banking dan penelitian ini menemukan bahwa

dapat dibuat dengan akta pelepasan atau penyerahan tanah hak pengelolaan oleh. notaris atau dengan surat pernyataan pelepasan atau penyerahan tanah