IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI
BUDAYA MELAYU PADA ANAK USIA DINI DI PAUD
CENDANA KECAMATAN PANTAI LABU
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Oleh:
MUCIANI SULISTIWA
108341016
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI
BUDAYA MELAYU PADA ANAK USIA DINI DI PAUD
CENDANA KECAMATAN PANTAI LABU
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Oleh:
MUCIANI SULISTIWA
108341016
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis hantarkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat-Nya yang telah memberikan begitu banyak berkat berlimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi
Pendidikan Karakter Melalui Budaya Melayu Pada Anak Usia Dini 4-6
Tahun di PAUD Cendana Kecamatan Pantai Labu”.Skripsi ini disusun
untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat
diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari segala pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini, antara lain :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M. Si selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Bapak Drs. Nasrun, MS selaku Dekan FIP UNIMED.
3. Bapak Prof. Dr Yusnadi, MS selaku Pembantu Dekan I FIP UNIMED, dan selaku Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran dari sejak awal penelitian hingga
sampai selesainya skripsi ini.
4. Ibu Dra. Rosdiana, MPd selaku Ketua Jurusan PLS FIP UNIMED,
5. Bapak Dr. Sudirman, SE, M. Pd selaku sekretaris Jurusan PLS FIP UNIMED dan selaku dosen penguji, yang telah membimbing dalam
perkuliahan terlebih dalam memfasilitasi penulis pada pelaksanaan seminar.
6. Bapak Drs. Elizon Nainggolan, M. Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik, dan selaku dosen penguji.
7. Bapak dan Ibu Dosen jurusan PLS yang telah membekali berbagai pegetahuan dan pengalaman yang mendukung penyusunan skripsi ini, serta pegawai di lingkungan FIP UNIMED yang telah membantu
dalam penyelesaian surat-surat.
8. Ibu Patimah dan Bapak Dedi serta seluruh penyelenggara PAUD
Cendana yang telah memberikan izin penelitian untuk skripsi ini. 9. Teristimewa Penulis ucapkan kepada Ibunda tercinta Nur Hasanah,
Ayah tercinta Abd. Muis Gani, adik tercinta Ratna Halisyah Putri
dan Hayunila Nuris, yang selalu mendoakan, memberikan semangat dan arahan, serta bantuan moril yang tidak mampu terbalaskan.
10.Terimakasih untuk Kakanda tersayang Muhammad Rizal S.Pd, karena selalu menemaniku dalam suka dan duka, memberikan do’a
dan motivasi serta kasih sayang yang tiada terlupakan.
11.Untuk Kakak Surya Indrawati, S. Pd dan Ibu Anifah, S. Sos. M.Pd yang telah membantu dan memotivasi penulis dalam mengerjakan
12.Buat sahabat-sahabatku Sri Ramadhani, Amsal Qori Dalimunthe, Leli, Kak kaya,Okta Fauziah, Agustina Tarigan, Suci Hariyanti,
Rina Anggraini Siagian, M. Taufiq A. Lubis, Devi Arista Harahap, Maya Sari dan teman-teman stambuk 2008 yang tidak bisa disebut satu persatu yang selalu memotivasi dan mendo’akan saya dalam
penyelesaian skripsi ini.
13.Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan motivasinya.
Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah penulis terima dari berbagai pihak, penulis mengucapkan terima kasih semoga Allah SWT
memberikan rahmat yang berlimpah kepada kita semua.Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca serta dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah Ilmu Pendidikan.
Medan, November 2012
Penulis
ABSTRAK
Muciani Sulistiwa, NIM. 108341016. “Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Budaya Melayu Pada Anak Usia Dini 4-6 Tahun di PAUD Cendana Kecamatan Pantai Labu”. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan. 2013.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi pendidikan karakter melalui budaya melayu pada anak usia dini 4-6 tahun di PAUD Cendana Kecamatan Pantai labu.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter melalui budaya melayu pada anak usia dini 4-6 tahun di PAUD Cendana Kec. Pantai Labu.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan pendidikan karakter, antara lain dikemukakan (1). Narwanti (2011:14) “Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia yang bermartabat”, (2). Teori budaya melayu menurut Antonius (2010:13) mengemukakan “Bahwa Melayu itu ; (a). Islam, yang sifatnya universal dan demokratis bermusyawarah, (b).Berbudaya, yang sifatnya nasional dalam bahasa, sastra, tari, pakaian, dan lain-lain.(c). Beradat, yang sifatnya regional”.
Penelitian ini menggunakan metode kulitatif dan subjek dalam penelitian ini adalah seluruh tutor PAUD Cendana yang berjumlah 5 orang, penulis menjadikan tutor sebagai subjek karena mengingat usia anak yang berumur 4-6 tahun. Data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.Data yang terkumpul dianalisis dengan langkah reduksi data, display data dan menarik kesimpulan.
2.2.1. Ciri-ciri Khas Budaya Melayu 29
2.2.2. Kehidupan Orang Melayu 29
2.3. Hakekat Pendidikan Anak Usia Dini 32
2.4. Kerangka Konseptual 38
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian 40
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 40
3.3. Sumber Data 41
3.4. Batasan Istilah 41
3.5. Prosedur dan Teknik Pengumpulan Data 41
3.6. Teknik Analisis Data 47
3.7. Pengecekkan Keabsahan Penelitian 48
BAB IV. PAPARAN DATA, TEMUAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Paparan Data 51
1.1.1.Gambaran Singkat dan Latar Belakang PAUD Cendana 51
1.1.2.Peserta Didik 52
1.1.3.Pendidik / Tenaga Kependidikan 53
1.1.4.Jadwal Belajar 53
1.1.5.Visi dan Misi PAUD Cendana 53
1.1.6.Struktur Organisasi PAUD Cendana 54
1.1.7.Sarana dan Prasarana 56
1.2.1.Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Budaya Melayu pada Anak UsiaDini 4-6 tahun 58
1.2.2.Pembahasan 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 71
B. Saran 72
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 : Indikator keberhasilan sekolah dan kelas dalam pengembanganpendidikan budayadan karakter
bangsa 16
Tabel 2.2 : Contoh Indikator membangun karaktermelalui
budaya melayu di Sumatera Utara 31 Tabel 3.1 : Kisi-kisi Observasi Untuk Kegiatan Pendidik 43
Tabel 3.2 : Kisi-kisi Observasi Kegiatan Kelompok Bermain 45
Tabel 3.3 : Waktu Penelitian 51
Tabel 4.1 : Daftar sarana dan prasarana 57
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Persoalan budaya dan karakter bangsa kini mendapat perhatian dari
banyak pihak.Persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian masa, kehidupan
ekonomi yang konsumtif, kehidupan politik yang tidak produktif, dan sebagainya. Kondisi masih jauhnya bangsa ini dari cita-cita yang ditujunya antara lain bersumber dari karakter yang dimiliki bangsa ini. Pada masa
sekarang ini, sifat-sifat kepahlawanan, perilaku mengutamakan kepentingan masyarakat luas dan mempertahankan keutuhan bangsa sering kali bergeser
kearah sifat-sifat yang mementingkan kepentingan individu dan kelompok.Akibatnya, berlansung kekeliruan orientasi yang merusak tatanan
kehidupan berbangsa di Negara ini.Fenomena merosotnya karakter berbangsa di tanah air ini dapat disebabkan lemahnya pendidikan karakter dalam meneruskan nilai-nilai kebangsaan pada saat alih generasi.Disamping
itu, lemahnya implementasi nilai-nilai karakter dilembaga-lembaga pemerintahan dan kemasyarakatan di tambah arus globalisasi telah
mengaburkan kaidah-kaidah moral budaya bangsa yang sesungguhnya bernilai tinggi.Akibatnya, perilaku-perilaku tidak normatif semakin jauh merasuk ke dalam dan berakibat merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa
Berbagai alternatif penyelesaian diajukan seperti peraturan, undang-undang, peningkatan upaya pelaksanaan dan penerapan hukum yang
lebih kuat.Alternatif lain yang banyak dikemukakan untuk mengatasi masalah budaya dan karakter bangsa adalah melalui pandidikan. Pendidikan
dalam arti luas adalah suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup pengetahuan, nilai dan sikap serta
keterampilan.
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa “ Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.”Menurut Jhon Dewey dalam
Muslich (2011:67) “Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan
fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia.”
Pendidikan mencakup kegiatan mendidik, mengajar, dan melatih.Dalam kegiatan tersebut terjadi usaha untuk mentransformasikan
nilai-nilai dalam kehidupan manusia. Nilai tersebut antara lain nilai-nilai religi, kebudayaan, sains dan teknologi, seni dan keterampilan. Nilai-nilai
kebudayaan yang dimiliki masyarakat.Dengan demikian inti pendidikan adalah belajar, tanpa belajar tidak ada kegiatan pendidikan. Proses
pembelajaran merupakan aktivitas pendidikan yang diupayakan oleh pendidik agar pada diri peserta didik berkembang kegiatan dalam suasana
belajar tertentu untuk mencapai keberhasilan pendidikan sebagaimana dikehendaki, yaitu pribadi yang berkarakter cerdas.
Tujuan pendidikan nasional berasal dari berbagai akar budaya bangsa Indonesia terdapat dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003. Dalam Undang-undang Sisdiknas tersebut, dikatakan “Pendidikan nasional
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.”
Menurut Keosoemo (2007:45) “Tujuan pendidikan adalah untuk
menciptakan kesejahteraan lahir dan batin, terbentuknya manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
berbudi pekerti luhur, sejahtera lahir dan batin, terampil dan memiliki jiwa kebangsaan.
Membangun karakter (character building) adalah proses
mengukir atau memahat jiwa sedemekian rupa, sehingga berbentuk unik, menarik, dan berbeda atau dapat dibedakan dengan orang lain. Namun
langsung dirasakan sesaat setelah pendidikan tersebut diberikan, melainkan merupakan proses panjang yang harus dimulai sejak dini pada anak-anak
dan baru akan dirasakan setelah anak-anak tersebut menjadi dewasa.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendidikan karakter adalah segala
sesuatu yang dilakukan pendidik, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik.Pendidik membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini
mencakup keteladanan perilaku pendidik, cara pendidik berbicara atau menyampaikan materi, cara pendidik bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya.
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 dikenal jalur pendidikan formal, nonformal dan informal. Jalur
pendidikan nonformal salah satunya adalah Kelompok Bermain yang merupakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).Usia dini ini merupakan masa keemasan (the golden age) namun sekaligus periode yang sangat kritis
dalam tahap perkembangan manusia. Dari hasil penelitian BPPNFI REGIONAL I (2010:1) mengungkapkan “Bahwa sampai usia 4 tahun
tingkat kapabilitas kecerdasan anak telah mencapai 50%. Pada usia 8 tahun mencapai 80%, dan sisanya sekitar 20% diperoleh pada anak berusia 8 tahun keatas.”
Tujuan diselenggarakan kelompok bermain adalah untuk membantu meletakkan dasar-dasar kearah perkembangan sikap,
sejak dini sebagai persiapan untuk hidup, dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya termasuk siap memasuki pendidikan dasar.Dengan demikian
kelompok bermain merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh institusi atau lembaga yang mempunyai program dalam mengembangkan
potensi-potensi dalam bentuk kegiatan bermain.
Oleh sebab itu, pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia
dini bahkan sejak dalam kandungan sangat menentukan derajat kualitas kesehatan, intelegensi, kematangan emosional dan produktifitas manusia pada tahap berikutnya. Dengan demikian investasi pengembangan anak usia
dini merupakan investasi sangat penting bagi Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan memiliki karakter dimasa mendatang.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (permendiknas) No. 58 tahun 2009 mengatur tentang Standart Pendidikan Anak Usia Dini. Didalamnya menjelaskan tentang standart tingkat pencapaian
perkembangan, standart pendidik dan tenaga kependidikan , standart isi, proses dan penilaian yang menjadi salah satu pedoman dalam
penyelenggaraan kelompok bermain dalam membangun karakter anak melalui budaya lokal. Untuk penyelenggaraan kelompok bermain dalam membangun karakter anak melalui budaya lokal ini baru difokuskan pada
kegiatan PAUD untuk kelompok usia 4-≤ 6 tahun.
Untuk membangun karakter anak serta mencintai budaya lokal
membangun karakter anak melalui budaya lokal sehingga diharapkan di masa mendatang anak-anak Indonesia menjadi anak yang berkualitas dan
memiliki karakter yang baik dan dapat diunggulkan sekaligus mencintai budaya bangsanya sehingga mampu menghadapi persaingan yang semakin
ketat serta pengaruh negative dari budaya asing. Anak Indonesia diharapkan tidak hanya memiliki kecerdasan tetapi juga karakter yang baik yang sesuai
dengan nilai-nilai budaya bangsa.
Pada penyelenggaraan kelompok bermain dalam Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Budaya Melayu di PAUD Cendana Kec.Pantai
Labu ini untuk melengkapi kegiatan pengembangan model PAUD tahun 2010 yang sumber dananya berasal dari Anggaran Biaya Tambahan (ABT)
BPPNFI Regional I. Pengelola/penyelenggara Kelompok Bermain di PAUD Cendana Kec. Pantai Labu, mempelajari model penyelenggaraan Kelompok Bermain dalam menumbuhkan karakter anak melalui budaya melayu.
Selanjutnya mereka mengidentifikasi bentuk-bentuk budaya setempat mengenai makanan, tarian, permainan, tokoh, lagu-lagu yang selanjutnya
dijadikan dasar penyusunan kurikulum.
Adapun berbagai karakter dalam penyelenggaraan kelompok bermain di PAUD Cendana Kec. Pantai Labu adalah membangun karakter
anak melalui budaya lokal yaitu budaya melayu yang jujur, disiplin, mandiri, semangat kebersamaan dan cinta tanah air. Dalam implementasi
karena sesuai dengan lokasi tempat di mana PAUD Cendana itu berdiri mayoritas penduduknya 80% suku melayu. Oleh sebab itu penyelenggara
PAUD Cendana Kecamatan Pantai Labu menerapkan materi dan kurikulum dalam penyelenggaraan kelompok bermain meliputi lima aspek
perkembangan yaitu nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional yang dikaitkan dengan membangun karakter. Materi
mengacu kepada budaya melayu sedangkan kurikulum disusun berdasarkan acuan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 tahun 2009 tentang standar perkembangan anak usia dini.
Berdasarkan pengkajian-pengkajian literatur dari BPPNFI REGIONAL I (2010:2), wawancara langsung dengan pengelola Kelompok
Bermain dan pengamatan di lapanganmenemukan pembentukan karakter anak belum terstimulasi dengan baik dari segi religi, mandiri, jujur, disiplin mandiri, semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Dalam hal ini
ditemukannya anak-anak lebih senang makanan seperti KFC dan makanan cepat saji lainnya daripada makanan-makanan tradisional seperti Halua,
Pulut Kuning, Nasi Manis, Gule Masam, Anyang dan makanan melayu lainnya. Kemudian anak-anak lebih menyukai permainan playstation, video game dan lain sebagainya daripada permainan Pecah Piring dan Congklak.
Selain itu juga terdapat berbagai masalah pada strategi belajar sambil bermain dalam implementasi Pendidikan Karakter melalui Budaya
belum mengenal pembelajaran kebudayaan melayu melalui permainan , cerita rakyat, makanan, pakaian, tarian dan lagu-lagu daerah. Strategi
pembelajaran yang digunakan pendidik masih belum mengarah kepada pendidikan karakter, dalam hal ini pendidik kurang memiliki pengetahuan
dan keterampilan sesuai dengan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam membangun karakter. Kemudian anak-anak kurang
termotivasi dalam kegiatan kelompok bermain, hal ini dapat dilihat adanya kurang perhatian pendidik terhadap kelemahan belajar anak yang membutuhkan perhatian khusus, berdasarkan pengamatan terdapat 30%
anak yang aktifdan 70% anak-anak yang pasif dalam kegiatan belajar sambil bermain. Kemudian adanya para pendidik masih membatasi ruang gerak
bermain anak dengan kata-kata larangan, seperti pada kata awas, jangan, tidak boleh. Dalam hal ini ditemukannya pendidik melarang anak bermain puzzle dengan membentak anak untuk jangan mengambil permainan
tersebut.
Jika masalah tersebut masih berlanjut maka besar kemungkinan
akan ada kerugian-kerugian tertentu yang akan dialami anak-anak, misalnya : kurangnya motivasi anak usia dini dalam mengikuti pembelajaran pendidikan karakter melalui budaya melayu, dan adanya anak usia dini
menjadi kurang aktif, kreatif, inovatif, dan produktif.
Namun jika masalah-masalah di atas dapat diatasi sesegera
termotivasi dalam mengikuti pembelajaran pendidikan karakter melalui budaya melayu dan anak-anak menjadi aktif, kreatif, inovatif, dan produktif.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis sangat tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Implementasi Pendidikan Karakter
Melalui Budaya Melayu Pada Anak UsiaDini 4-6 Tahun Di PAUD
Cendana Kecamatan Pantai Labu”.
1.2. Identifikasi Masalah
Sebagaimana telah diterangkan dalam latar belakang masalah
tentang masalah yang diteliti, maka yang akan menjadi identifikasi masalah adalah sebagai berikut :
1. Masih adapendidik PAUD yang belum memahami pembelajaran dengan
basis kebudayaan, terutama buidaya melayu melalui;permainan, cerita rakyat, makanan, pakaian, tarian dan lagu-lagu daerah, yang dapat
dijadikan sebagai sarana pendidikan karakter.
2. Strategi pembelajaran yang digunakan pendidik masih belum mengarah
kepada pendidikan karakter, padahalmelalui budaya melayu pendidikan karakter dapat dilaksanakan.
3. Anak-anak kurang termotivasi dalam kegiatan belajar melalui bermain,
4. Para pendidik masih membatasi ruang gerak bermain anak dengan kata-kata larangan, seperti pada kata-kata awas, jangan, tidak boleh.
1.3. Fokus Penelitian
Agar masalah yang dirumuskan tidak simpang siur tetapi terarah, maka perlu diadakan fokus penelitian.Pembatasan masalah dilakukan dengan mempertimbangkan keterbatasan waktu, tenaga, dana, dan alat-alat
yang diperlukan. Jadi fokus penelitian dalam penelitian adalah sebatas mengenai “Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Budaya Melayu
Pada Anak Usia Dini 4-6 Tahun Di PAUD Cendana Kecamatan Pantai
Labu”.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka
penulis mengangkat rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimanakah Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Budaya
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Budaya Melayu Pada Anak Usia 4-6 Tahun Di
PAUD Cendana Kec. Pantai Labu.
1.6. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan kepada pendidik dalam menyelenggarakan Pendidikan Karakter Melalui Budaya Melayu Pada Anak Usia 4-6
Tahun di PAUD Cendana Kec. Pantai Labu. Dan sebagai bahan
informasi bagi penyelenggara PAUD dan Pendiri Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) mengenai implementasi pendidikan karakter berbasis budaya melayu pada anak usia dini.
2. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan bagi penulis dalam menambah wawasan berfikir dan pengetahuan tentang implementasi pendidikan karakter berbasis budaya melayu anak usia dini. Dan sebagai sumber informasi dan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka
diperoleh kesimpulan bahwa implementasi pendidikan karekter melalui budaya melayu di PAUD Cendana Kecamatan Pantai Labu dinyatakan
berhasil dalam kegiatan kelompok belajarnya, baik dipandang dari segi religius, jujur, disiplin, mandiri serta semangat dan cinta tanah air. Penyelenggara kelompok bermain mempelajari model pelaksanaan
kelompok bermain dalam menumbuhkan karakter anak melalui budaya melayu.Selanjutnya diidentifikasi bentuk-bentuk budaya melayu mengenai
makanan, terian, permainan, tokoh, lagu-lagu yang selanjutnya dijadikan dasar penyusunan kurikulum.
Dari pelaksanaan kegiatan kelompok belajar dapat dilakukan dengan
persiapan setting ruangan dan juga bahan-bahan yang diperlukan dalam proses kegiatan yang memanfaatkan budaya melayu. Dalam pelaksanaannya
juga terdapat strategi membangun kotmitmen antara orangtua, penyelenggara, pengelola, pendidik kelompok bermain serta dinas/instansi terkait.Kepada pendidik diberikan pemahaman untuk dapat melakukan
kegiatan yang dilakukan oleh anak dikelompok bermain sesuai dengan tema yang telah ditetapkan sehingga dapat ditindak lanjuti di dalam keluarga.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan dan pembahasan penelitian berikut ini
diuraikan saran peneliti sebagai berikut :
1. Tutor harus lebih terampil lagi dalam menyesuaikan metode
pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam membangun karakter anak melalui budaya melayu seperti bercerita/mendongeng, menyanyi, permainan tradisional dan tarian;
2. Dalam penyelenggaraan kegiatan kelompok belajar, tutor harus bisa memahami pertumbuhan dan perkembangan anak seperti memahami
tanda-tanda kelainan pada tiap aspek perkembangan anak, mengenal kebutuhan gizi anak sesuai dengan usia, dan mengenal keunikan anak;
3. Untuk lebih membangun karakter anak, sebaiknya pihak penyelenggara dan para orang tua harus saling berpartisipasi dalam
menerapkan karakter melalui budaya melayu seperti meminta orang tua menghadiri acara pertemuan orang tua atau memperlengkapi anaknya dengan pakaian dan makanan yang berciri khas budaya
4. Untuk media alangkah baiknya kalau dilengkapi lagi dengan media yang berciri khas dengan budaya melayu, yaitu memanfaatkan
Sumber Daya Alam yang ada di pesisir pantai seperti cangkang kerang, ciput, kepiting dan lainnya, untuk dijadikan media
DAFTAR PUSTAKA
Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal Regional I 2010.Model Penyelenggaraan Kelompok Bermain dalam Membangun Karakter Anak Melalui Budaya Lokal. Medan : Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal.
Depdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Madya Duta.
Hadiyati, N. 2011.Kebudayaan Melayu dalam
(http://pointofauthorities.blogspot .Com/2011/11/Kebudayaan-melayu.html, diakses 14 November 2011).
Gutami. 2010. Pendidikan Karakter pada PAUD, dalam (http: //
www.pendidikan Karakter.pdf, diakses 20 November 2011).
Koentjaraningrat. 1976. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta : Djambatan.
Koesoema A, Doni. 2007. Pendidikan Karakter :Strategi Mendidik Anak di Zaman Modern. Jakarta : Grasindo
Kahl, J.A. 1968. The Measurement of Modernism.A Study of Values in Brasil and Mexico, Austin, University of Texas Press.
Megawangi, Ratna. 2008. Pengembangan Program Pendidikan Karakter Di Sekolah: Pengalaman Sekolah Karakter dalam
(http://pustaka.ut.ac.id/Pdfartikel/TlG101.pdf, diakses 20 Julu 2011 Pukul 11.20 WIB).
Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter (Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional). Jakarta : Bumi Aksara.
Narwanti, Sri. 2011. Pendidikan Karakter (Integrasian 18 nilai Pembentuk karakter dalam Mata Pelajaran). Yogyakarta : Familia (Grup Relasi Inti Media).
Pusat Kurikulum. 2009. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.Yogyakarta : Pedoman Sekolah
Santoso, Soegeng. 2009. Dasar-dasar Pendidikan TK. Jakarta : Universitas Terbuka.
Simanjuntak, Bungaran. A.2010. Melayu Pesisir dan Batak Pegunungan (Orientasi Nilai Budaya).Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.