• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA IKLIM SEKOLAH DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA MTS SUB RAYON XXVI KABUPATEN SIMALUNGUN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA IKLIM SEKOLAH DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA MTS SUB RAYON XXVI KABUPATEN SIMALUNGUN."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA IKLIM SEKOLAH DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN EFEKTIVITAS

SEKOLAH PADA MTS SUB RAYON XXVI DI KABUPATEN SIMALUNGUN

T E S I S

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

ZULKIFLI HAMZAH

NIM. 8106132049

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

i ABSTRACT

Hamzah Zukifli. NIM. 8106132049. The Relationship between School Climate and Leadership Effectiveness School Principal with the MTs XXVI Simalungun Sub Rayon. Thesis. State Graduate Program Unimed Medan. 2013.

(4)

i ABSTRAK

Hamzah Zukifli. NIM. 8106132049. Hubungan antara Iklim Sekolah dan Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Efektivitas Sekolah pada MTs Sub Rayon XXVI Kabupaten Simalungun. Tesis. Medan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2013.

(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah, Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya penulis dapat menyusun tesis yang berjudul: “Hubungan antara Iklim Sekolah dan Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Efektivitas Sekolah pada MTs Sub Rayon XXVI di Kabupaten Simalungun” ini dapat selesai.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan dengan penuh ketulusan kepada: 1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si., sebagai Pembimbing I yang telah banyak

memberikan motovasi, arahan, bimbingan, serta keramahan kepada saya. 2. Dr. Zulkifli Matondang, M.Si., sebagai Pembimbing II yang telah memberikan

arahan, bimbingan, motivasi, serta keramahan kepada saya.

3. Prof. Dr. Syaiful Sagala, M.Pd., sebagai narasumber yang telah banyak mengkritisi, membimbing, dan mengarahkan penulis.

4. Prof. Dr. Siman Nurhadi, M.Pd., sebagai narasumber yang telah banyak mengkritisi, membimbing, dan mengarahkan penulis.

5. Dr. Arif Rahman, M.Pd., sebagai narasumber yang telah banyak mengkritisi, membimbing, dan mengarahkan saya.

6. Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd., sebagai Direktur Program Pascasarjana UNIMED, yang telah banyak memotivasi, membimbing secara umum kepada penulis.

(6)

iii

8. Bapak dan Ibu dosen Pascasarjana UNIMED yang telah banyak member ilmu dan membuka wawasan kepada penulis.

9. Kepala MTs Sub Rayon XXVI se-Kabupaten Simalungun yang telah memberikan izin melakukan penelitian dan para guru yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi angket penelitian penulis.

10. Teristimewa buat Istri tercinta Rumini, S.Pdi. serta anak-anak saya Mifta Aini Panjaitan, Kundartiari Safitri, dan Avilia Hamzah Panjaitan yang telah banyak berkorban buat penulis, baik secara moril maupun material dalam menyelesaikan studi pada Program Pascasarjana UNIMED. Terima kasih atas do’a dan usaha yang tiada henti demi kesuksesan penulis.

11. Adik-adikku tersayang Saumi Ifdiana Panjaitan, Zulkarnaen Panjaitan, dan Idaham Mustapa Panjaitan yang telah memberikan dukungan dan bantuannya kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED.

12. Seluruh rekan mahasiswa Angkatan XIX Kelas B, Prodi Administrasi Pendidikan yang telah banyak memberikan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Penulis mengharapkan kiranya mendapat kritik dan saran yang berguna bagi kebaikan dan kesempurnaan tesis ini dari semua pihak. Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini memberikan manfaat bagi peningkatan mutu pendidikan pada masa yang akan datang.

Medan, Juli 2013 Penulis

(7)

iv A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian... 10

C. Pembatasan Masalah Penelitian... 11

D. Perumusan Masalah Penelitian ... 12

E. Tujuan Penelitian ... 12

F. Kegunaan Penelitian ... 13

BAB II. LANDASAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

d. Berprestasi Secara Optimal ... 32

e. Melaksanakan Program Secara Kontiniu ... 33

f. Sistem Evaluasi ... 34

g. Dorongan dan Partisipasi Orang Tua ... 35

2. Iklim Sekolah... 38

a. Kerjasama... 40

b. Gairah Kerja ... 41

c. Toleransi... 42

3. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah... 44

a. Gaya Kepemimpinan Otoriter ... 46

b. Gaya Kepemimpinan Demokratis ... 49

c. Gaya Kepemimpinan Kendali Bebas ... 49

B. Penelitian Yang Relevan... 57

C. Kerangka Berpikir... 58

D. Hipotesis Penelitian ... 63

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu... 64

B. Populasi dan Sampel... 65

(8)

v

D. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian... 69

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Penelitian... 70

1. Teknik Pengumpulan Data Penelitian... 70

2. Instrumen Pengumpulan Data Penelitian... 70

F. Uji Coba Instrumen... 75

1. Uji Validitas Instrumen... 76

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen ... 77

G. Teknik Analisis Data Penelitian ... 78

1. Deskripsi Data Penelitian... 78

2. Uji Kecenderungan Data... 79

3. Uji Persyaratan Analisis... 81

a. Uji Normalitas ... 81

b. Uji Homogenitas... 82

c. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi... 83

d. Uji Independensi... 83

4. Uji Hipotesis ... 84

H. Hipotesis Statistik ... 86

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian... 88

1. Iklim Sekolah ... 88

2. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 90

3. Efektivitas Sekolah... 92

B. Pengujian Persyaratan Analisis... 95

1. Uji Normalitas... 96

2. Uji Homogenitas ... 96

3. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi ... 97

4. Uji Independensi ... 100

C. Pengujian Hipotesis ... 100

1. Hipotesis Pertama... 100

2. Hipotesis Kedua ... 102

3. Hipotesis Ketiga... 103

D. Pembahasan Penelitian ... 106

E. Keterbatasan Penelitian... 113

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan... 115

B. Implikasi ... 116

C. Saran ... 121

(9)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian dan Penyelesaian Laporan

Penelitian... 65

Tabel 3.2 Sebaran Populasi Penelitian ... 66

Tabel 3.3 Data Sampel Penelitian ... 68

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Efektivitas Sekolah... 71

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Iklim Sekolah ... 72

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah... 73

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Iklim Sekolah... 88

Tabel 4.2 Kecenderungan Variabel Iklim Sekolah ... 90

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah.... 91

Tabel 4.4 Kecenderungan Variabel Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah... 92

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Efektivitas Sekolah ... 93

Tabel 4.6 Kecenderungan Variabel Efektivitas Sekolah... 94

Tabel 4.7 Rangkuman Uji Normalitas Data ... 95

Tabel 4.8 Rangkuman Uji Homogenitas ... 96

Tabel 4.9 Rangkuman Anava Uji Linieritas Variabel X1atas Y... 98

Tabel 4.10 Rangkuman Anava Uji Linieritas Variabel X2atas Y... 99

Tabel 4.11 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi X1dan Y dan Uji Keberartiannya ... 101

(10)

vii

Uji Keberartiannya ... 104

Tabel 4.14 Hasil Rangkuman Analisis Regresi Ganda ... 105

Tabel 4.15 Bobot Sumbangan Prediktor ... 105

(11)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Hubungan Variabel... 63

Gambar 4.1 Histogram Variabel Iklim Sekolah ... 89

Gambar 4.2 Histogram Variabel Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 91

(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pengantar ... 126

Lampiran 2. Petunjuk Pengisian Angket... 127

Lampiran 3. Tabel Validitas Angket Iklim Sekolah ... 136

Lampiran 4. Tabel Validitas Angket Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah 137 Lampiran 5. Tabel Validitas Angket Efektivitas Sekolah... 138

Lampiran 6. Perhitungan Validitas Instrumen Penelitian ... 139

Lampiran 7. Tabel Perhitungan Validitas Angket Iklim Sekolah... 145

Lampiran 8. Tabel Perhitungan Validitas Angket Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah... 146

Lampiran 9. Tabel Perhitungan Validitas Angket Efektivitas Sekolah ... 147

Lampiran 10. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 148

Lampiran 11. Data Hasil Penelitian ... 152

Lampiran 12. Perhitungan Statistik Deskriptif ... 155

Lampiran 13. Uji Kecenderungan... 160

Lampiran 14. Uji Normalitas ... 163

Lampiran 15. Perhitungan Uji Homogenitas ... 166

Lampiran 16. Perhitungan Persamaan Regresi Sederhana Uji Kelinieran dan Keberartian Persamaan Regresi Efektivitas Sekolah (Y) atas Iklim Sekolah (X1)... 176

Lampiran 17. Perhitungan Persamaan Regresi Sederhana Uji Kelinieran dan Keberartian Persamaan Regresi Efektivitas Sekolah (Y) atas Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X2)... 181

Lampiran 18. Uji Independensi... 186

(13)

x

Lampiran 20. Perhitungan Korelasi Parsial dan Uji Keberartian Koefisien

Korelasi Parsial... 189

Lampiran 21. Perhitungan Persamaan Regresi Ganda, Uji Kelinieran dan Keberartian Persamaan Regresi Ganda ... 191

Lampiran 22. Tabel Krejcie-Morgan ... 195

Lampiran 23. Nilai Kritik L untuk Uji Normalitas Liliefors ... 196

Lampiran 24. Lengkung Normal Standar ... 197

Lampiran 25. Nilai Presentil Untuk Distribusi2 ... 198

Lampiran 26. f Untuk Luas Daerah di bawah Kurva Sebaran F = α ... 199

Lampiran 27. Nukilan Tabel Nilai Koefisien Korelasi “r” Product Moment dari Pearson untuk berbagai df ... 201

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Makna tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 yaitu : untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Makna tersebut dijabarkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 ayat (6) menyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala pengetahuannya dalam rangka pembentukan nilai.

Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan kesadaran dalam tanggung jawab setiap warga negara menjadikan Sumber Daya Manusia (SDM) yang siap bersaing diera global, Pengembangan kualitas pendidikan diharapkan mampu meningkatkan kualitas (SDM) itu sendiri. Kualitas manusia ditentukan oleh kualitas pendidikan, dan merupakan faktor penting penentu untuk kemajuan bangsa. Pendidikan adalah salah satu bentuk investasi modal manusia (human investment) yang jika dikelola dengan benar akan berdampak pada tingkat kesejahteraan.

(15)

2

pendidikan melalui sekolah dan komponen-komponen didalamnya melakukan berbagai usaha dalam proses pendayagunaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung agar menghasilkan efektivitas sekolah yang tinggi.

Semua anggota sekolah terutama kepala sekolah dan guru harus tetap meningkatkan kesadaran bahwa sekolah sebagai suatu sistem sosial merupakan organisasi yang dinamis sebagai tempat berlangsungnya proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan untuk menghadapi tuntutan perubahan pada kenyataan masa kini dan masa depan, baik perubahan dari dalam maupun dari luar. Sekolah harus dibangun sedemikian rupa, sehingga sekolah tidak hanya berfungsi menstransfer isi kurikulum, tetapi juga bagaimana proses pembelajaran dapat memberikan segala sesuatu yang peserta didik butuhkan, sehingga kelak dapat digunakan untuk menopang kehidupan mereka ditengah-tengah masyarakat dan dunia kerja. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Darling-Hammond (1998:2) mengatakan :

School are beining pressured to change. Rather merelay “Offering education”, School are now expected to ensure that all student learn and perfrom at high levels. Rather than merely “covering curriculum”. teacher to find ways support and connect with the needs all learnes.

(16)

3

manusia Indonesia. Pendidikan bertujuan untuk mewujudkan masyarakat maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan dan pembelajaran bertujuan mengembangkan diri Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia, hal ini tertuang dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, pasal 5 (1), yang berbunyi “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”.

Dalam membangun pendidikan dan mengelola sekolah secara efektif dan efisien selain memakai pendekatan makro juga perlu memperhatikan pendekatan mikro yaitu dengan memberi fokus secara lebih luas pada institusi sekolah yang berkenaan dengan kondisi keseluruhan sekolah seperti iklim sekolah dan individu-individu yang terlibat di sekolah baik guru, siswa, dan kepala sekolah serta peranannya masing-masing dan hubungan yang terjadi satu sama lain. Dalam kaitan ini bahwa input sekolah memang penting tetapi yang jauh lebih penting adalah bagaimana mendayagunakan input tersebut yang terkait dengan individu di sekolah maupun dengan individu-individu di luar sekolah seperti komite sekolah, orang tua siswa dan masyarakat yang berada disekitarnya.

(17)

4

dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan serta sekolah dapat lebih tanggap terhadap kebutuhan masyarakat setempat dan mampu melibatkan masyarakat dalam membantu dan mengontrol pengelolaan pendidikan pada tingkat sekolah. Keberhasilan sekolah dalam melaksanakan program-progamnya perlu didukung oleh semua pihak baik kepala sekolah, guru, penjaga sekolah, komite sekolah, dan masyarakat. Dengan demikian iklim sekolah akan benar-benar kondusif bagi terciptanya pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan serta terjalinnya hubungan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat.

Apabila pilar-pilar pendidikan: sekolah, orang tua, dan masyarakat sudah benar-benar saling mendukung program-progam sekolah, maka tujuan yang diinginkan sekolah akan tercapai. Oleh karena itu penciptaan iklim sekolah yang kondusif tidak semata-mata dari aspek fisik, melainkan juga aspek psikologis dan sosial. Bahkan kalau boleh ditegaskan aspek-aspek nonfisik justru memegang peran yang sangat urgen pencapaian tujuan pendidikan sekolah. (http://ridwan202.wodpress.com/2008/10/16/efektif-sekolah)

(18)

5

Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektivitas, efisien dan standarisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Kehidupan di sekolah mempunyai dampak yang sangat kuat bagi kehidupan siswa, dan setiap sekolah memiliki karateristik tersendiri dalam segi efektivitasnya. Isu tentang efektivitas sekolah adalah tantangan yang mendasar bagi para praktisi baik pendidikan maupun publik. Pencapaian keberhasilan suatu sekolah tentunya berbeda-beda, baik pada populasi yang sama berdasarkan masukan yang akurat dan lengkap. Banyak pakar berpendapat bahwa efektivitas dalam kualitas, kecepatan dalam menggunakan metode, iklim sekolah positif, hubungan sesama siswa yang harmonis lebih ditekankan pada hasil langkah-langkah efisien. Sebuah sekolah dikatakan efektif menunjukkan pada kemampuan sekolah dalam menjalankan fungsinya secara maksimal, baik fungsi ekonomis, fungsi sosial-kemanusian, fungsi politis, fungsi budaya maupun fungsi pendidikan.

Scheerens, (2003:42) memberikan analisa tentang factor-faktor yang dapat meningkatan efektivitas yaitu :

(1). Prestasi, orientasi, harapan tinggi, (2). Kepemimpinan Pendidikan, (3). Konsensus dan kohesi antar staf, 4). Kualitas kurikulum/kesempatan belajar, (5). Iklim sekolah, 6). Potensi evaluative, (7). Keterlibatan orang tua, (8). Iklim kelas, dan (9). Waktu belajar efektif.

(19)

6

diatur, dikelola dan diberdayakan agar sekolah mampu menghasilkan keluaran (output) yang mampu bersaing di lingkungan masyarakat. Pengelolaan sekolah yang dimaksud diatas berkaitan dengan gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam menghasilkan sekolah yang efektif dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Kepala sekolah yang professional harus selalu kreatif dan produktif dalam melakukan inovasi pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk meningkatkan professionalisme kepala sekolah pada institusi pendidikan, diperlukan berbagai upaya berupa peningkatan kreatifitas kerja, kinerja, motivasi kerja dan produktifitas etos kerja kepala sekolah serta pemberian berbagai jenis bentuk lainnya kepada kepala sekolah untuk meningkatkan mutu lulusan. Namun diperlukan juga kebijakan pemerintah dalam pengembangan sumber daya manusia melalui professionalisme pendidik dan tenaga kependidikan dalam upaya meningkatkan kualitas kepala sekolah dan kualitas pendidikan.

(20)

7

sesuai dengan kebutuhan kerja dan belajar peserta didik. Kepala sekolah yang professional umumnya selalu menunjukan motivasi yang tinggi dalam mengerjakan tugas-tugas professional sehari-hari di sekolah. Etos kerja tinggi yang dimiliki kepala sekolah yang professional cenderung yang berkaitan dengan disiplin tinggi yang dimiliki oleh kepala sekolah yang professional dalam melaksanakan tugas-tugas professionalnya di sekolah.

Kepemimpinan menggambarkan kombinasi yang konsisten dari falsafah, ketrampilan, sifat dan sikap yang mendasari prilaku seseorang kepemimpinan yang menunjukkan, secara langsung maupun tidak lansung, tentang keyakinan seorang pimpinan terhadap kemampuan bawahanny. Artinya kepemimpinan adalah prilaku dan strategi sebagai hasil kombinasi dari falsafah, ketrampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya. Antoni (http://cokrominoto.blogetery.com//tag/kepemimpinan).

(21)

8

cenderung memiliki berbagai hasil karya yang dapat dilihat dan dipedomani oleh guru lain sehingga dapat menjadi motor penggerak dari guru lain untuk menjadi kreatif dan produktif dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran dan pendidikan di sekolah.

(22)

9

Kepemimpinan merupakan faktor yang paling penting dalam meningkatkan efektivitas sekolah. Ada 23 MTs Sub Rayon XXVI di kabupaten Simalungun, yang penerapan efektifitas sekolah sangat beragam.. Masyarakat menyadari bahwa penyelenggaraan pendidikan bermutu bisa memberikan sumbangan nyata bagi pertumbuhan ekonomi. Melalui penyediaan tenaga kerja berpengetahuan, penguatan teknologi, serta memiliki keahlian dan keterampilan. Berbagai studi dibidang pembangunan ekonomi memperhatikan adanya korelasi positif antara tingkat pendidikan suatu masyarakat dan kemajuan ekonomi. MTs Sub Rayon XXVI Kabupaten Simalungun ada sebanyak 23 yang terdiri dari : 1 MTs. Negeri, serta 22 lainya MTs Tsanawiyah yang dikelola yayasan, dan tersebar pada 8 (delapan) Kecamatan pada Kabupaten Simalungun. Berdasarkan survey awal, terlihat bahwa kondisi MTs Kababupaten Simalungun sangat memprihatinkan, Baik dalam efektivitas belajar maupun peningkatan mutu pendidikan. Masih ada guru yang kurang memahami tujuan pencapaian pendidikan, masih ada guru yang mengajar dengan otodidak , suasana yang kurang mendukung dengan keberadaan kelas yang sangat sederhana, tidak sesuai antara luas ruangan belajar dengan rasio siswa yaitu 1 orang siswa untuk 2 meter, sehingga kurang kondusif untuk proses pembelajaran dan lainnya.

(23)

10

kategori rendah/kurang. Berdasarkan uraian tersebut penulis menduga gaya kepemimpinan dari kepala sekolah yang berbeda-beda, mengakibatkan mutu pendidikan masing-masing sekolah pun berbeda pula. Keberagaman penerapan iklim organisasi, peningkatan efektivitas pada MTs Sub rayon XXVI Kabupaten Simalungun, dan kesenjangan kepemimpinan kepala sekolah mengakibatkan kualitas pendidikan masih rendah. Hal ini berimplikasi terhadap adanya dugaan penulis bahwa gaya kepemimpinan masing-masing kepala sekolah yang berbeda dalam menerapkan iklim kerja, membuat efektivitas sekolah juga berbeda-beda.

Fenomena itu sangat menarik untuk dikaji lebih mendalam melalui sebuah penelitian yang difokuskan pada judul penelitian Hubungan Antara Iklim Sekolah dan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Efektivitas Sekolah MTs Sub Rayon XXVI Kabupaten Simalungun.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas maka dapat di identifikasi masalah-masalah yang berhubungan dengan iklim sekolah dan kepemimpinan kepala sekolah dengan efektivitas sekolah meliputi :

(24)

11

2. Iklim sekolah yang menekankan pada rasa kurang menyenangkan, bukan saja pada kondisi fisik, tetapi keseluruhan aspek internal organisasi perlu ditingkatkan.

3. Penggunaan metode pembelajaran kurang tepat guru kurang melibatkan peran siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga terjadi proses (teacher-orented)

4. Lemahnya kemampuan guru sebahagian guru dalam melaksanakan proses evaluasi pembelajaran

5. Lemahnya serta tidak kesesuaian kompetensi kependidikan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran

6. Peran serta masyarakat, khususnya orang tua siswa dan stakeholder dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim

7. Lemahnya serta tidak kemampuan sebagian guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah Penelitian

(25)

12 D. Perumusan Masalah Penelitian

Masalah penelitian ini dirumuskan berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah sebagai berikut

:1. Apakah terdapat hubungan antara iklim sekolah dengan efektivitas sekolah pada MTs Sub Rayon XXVI di Kabupaten Simalungun.

2. Apakah terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan efektivitas sekolah di MTs Sub Rayon XXVI Kabupaten Simalungun.

3. Apakah terdapat hubungan antara iklim sekolah dan gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan efektivitas sekolah di MTs Sub Rayon XXVI Kabupaten Simalungun.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan hubungan antara :

1. Untuk mengetahui hubungan iklim sekolah terhadap efektivitas sekolah MTs Sub Rayon XXVI Kabupaten Simalungun.

2. Untuk mengetahui hubungan gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap efektivitas sekolah MTs Sub rayon XXVI di Kabupaten Simalungun.

3. Untuk mengetahui hubungan antara iklim sekolah dan kepemimpinan kepala sekolah secara bersama-sama dengan efektivits sekolah MTs Sub Rayon XXVI Kabupaten Simalungun.

(26)

13

Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh data dan informasi yang dapat digunakan dalam menguji hubungan antara iklim sekolah dan kepemimpinan kepala sekolah dengan efektivitas sekolah pada MTs Sub Rayon XXVI di Kabupaten Simalungun.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukkan dalam iklim sekolah dan kepemimpinan kepala sekolah dengan efektivitas sekolah. 2. Manfaat Praktis

a. Memberikan masukan kepada guru tentang iklim terhadap efektivitas sekolah

b. Memberikan masukan kepada guru tentang kepemimpinan kepala sekolah terhadap efektivitas sekolah

(27)

113

BAB

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan dapat ditarik disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa iklin sekolah sekolah mempunyai hubungan yang signifikan dengan Efektivitas sekolah dengan koefisien korelasi 0,791 dan memberikan sumbangan yang efektif sebesar 20,9% hal ini dapat diartikan bahwa variasi yang terjadi pada variabel efektivitas sekolah tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah sebesar 20,9% dapat diprediksi dalam meningkatkan Efektivitas sekolah. Berdasarkan hasil pengujian kecendrungan hasil variabel Efektivitas sekolah tentang Iklim sekolah kategori tinggi 6,52% kategori cukup sebesar 89,61%, kategori kurang sebesar 3,90% , dan sedangkan kategori rendah 0% . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa efektivitas sekolah tentang iklim sekolah dalam penelitian ini cenderung cukup yang dibuktikan dengan 89,61% responden masuk dalam kategori cukup.

(28)

114

kecendrungan variabel iklim organisasi kategori tinggi 9,09% kategori cukup sebesar 67,53% , kategori kurang sebesar 23,38% dan sedangkan kategori rendah 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pesepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam penelitian ini cenderung cukup yang dibuktikan dengan 77,0% , responden masuk dalam kategori cukup.

(29)

115

B. Implikasi

Simpulan hasil penelitian yang telah dipaparkan diatas mempunyai sejumlah implikasi penting terhadap upaya meningkatkan efektivitas sekolah dalam pembelajaran . perumusan implikasi penelitian ini menekankan upaya peningkatan gaya kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah sehingga efektivitas sekolah dalam pembelajaran meningkat. Dengan terciptanya efektivitas sekolah yang baik merupakan kunci untuk meningkatkan kualitas pendidikan suatu sekolah karena salah satu faktor yang menentukan baik buruknya kualitas pendidikan tersebut sangat ditentukan gaya kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah dalam proses pendidikan.

Untuk meningkatkan efektivitas sekolah dalam pembelajaran banyak faktor yang dapat mempengaruhinya, diantara berbagai faktor tersebut yaitu, faktor iklim sekolah terhadap efektivitas sekolah dan gaya kepemimpinan kepala sekolah merupakan faktor yang dikaji dalam penelitian ini.

(30)

116

1. Upaya peningkatan Efektivitas Sekolah melalui Iklim sekolah.

Berdasarkan hasil kecendrungan menunjukkan bahwa variabel iklim sekolah dalam penelitian ini cendrung cukup yang dibuktikan dengan 89,6 responden masuk dalam kategori cukup. Hasil analisis juga menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara iklim sekolah dengan efektivitas sekolah. Hal ini memberikan pengertian bahwa peningkatan iklim sekolah akan meningkatkan efektivitas sekolah. Oleh kerena itu iklim sekolah juga merupakan upaya dalam rangka peningkatan efektivitas sekolah.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut iklim sekolah dapat dilihat dari keberadaan sistem sekolah yang meliputi kerja sama, gairah kerja, keterbukaan, dan toleransi. Berdasarkan uraian tersebut jelas bahwa iklim sekolah dapat menimbulkan atau mendorong keinginan guru dan staf melakukan aktivitas sekolah secara sadar dan berupaya sedapat mungkin melakukan aktivitas sesuai dengan petunjuk dan aturan yang berlaku di sekolah.

(31)

117

2. Upaya Menigkatkan Efektivitas Sekolah tentang Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

Berdasarkan hasil pengujian kecenrungan menunjukkan bahwa variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam penelitian ini cendrung cukup yang dibuktikan dengan 67,53% Responden masuk dalam kategori cukup. Hasil analisis juga menyatakan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan efektivitas sekolah.

Berdasarkan hasil penelitian gaya kepemimpinan kepala sekolah diukur melalui indikator yaitu : gaya kepemimpinan outokratik (otoriter), gaya

kepemimpinan demokratik, gaya kepemimpinan bebas. Untuk meningkatkan gaya kepemimpinan kepala sekolah dapat dilakukan melalui pembenahan terhadap berbagai faslitas pendukung pembelajaran (sarana dan prasarana) terutama sarana yang bersifat akademik.

3. Upaya Peningkatan Efektivitas Sekolah dan Iklim Sekolah dengan Kepemimpinan kepala Sekolah

Berdasarkan hasil pengujian kecenderungan menunjukkan bahwa variabel efektivitas sekolah dan iklim sekolah dengan kepemimpinan kepala sekolah dalam penelitian ini cenderung cukup yang dibuktikan dengan 64,86% responden masuk dalam kategori cukup.

(32)

118

masih dipandang perlu menciptakan kondisi, situasi, iklim sekolah yang menyenangkan di MTs. Sub Rayon XXVI kabupaten simalungun. Hal ini menjadi penting mengingat bahwa efektivitas sekolah akan menjadi optimal bila mana juga diintegrasikan dengan komponen sekolah, baik itu kepala sekolah, iklim sekolah, guru, karyawan maupun anak didik seperti yang dikemukakan oleh Timpe (1992:32) menyatakan bahwa faktor-faktor efektivitas sekolah terdiri dari faktor internal dan faktor exsternal. Faktor internal (disposisional) yaitu faktor yang menghubungkan dengan sifat-sifat seseorang. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas sekolah yang berasal dari lingkungan, seperti prilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja dan iklim sekolah. Dengan perkataan lain, gaya kepemimpinan kepala sekolah akan mendorong sejumlah orang agar bisa bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah pada tujuan bersama. Sedangkan iklim sekolah yang menyenagkan akan menjadi kunci pendorong bagi para karyawan untuk menghasilkan proses pembelajaran yang lebih baik.

(33)

119

tidak mendapat perhatian dari kepala sekolah maka akan muncul prilaku guru dala pelaksanaan tanggung jawabnya dengan sepenuh hati sehingga hasil kerja yang dilakukan akan maksimal.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan dan implikasi yang dipaparkan diatas, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut : 1. Kepala sekolah selaku pemimpin sekolah hendaknya dapat memimpin

semua personil sekolah, sehingga mereka dapat menjalankan semua tugas dengan baik. Kepal sekolah hendaknya dapat memberikan perhatian secara terus menerus kepada guru seperti : mengadakan pertemuan dan mendiskusikan faktor-faktor kesulitan dalam menjalankan tugas-tugas pengajaran.

2. Guru hendaknya dapat menjadi pendidik dan pengajar yang komunikatif bagi siswanya. Peran tersebut akan membewa kemasmpuan guru dalam mempengaruhi, membimbing, mengarahkan, mengerakkan para siswanya sehingga mau dan mampu belajar secara maksimal sehgingga berpengaruh terhadap kualitas siswa/lulusan disekolah tersebut.

(34)

120

tanggung jawab dalam melaksanakan pembelajaran, (2) memberikan rewad bagi guru yan berprestasi dalam melaksanakan tugasnya, (3) membuka kesempatan pada guru untuk melanjutkan pendidikannya pada jenjang yang lebih tinggi.

(35)

121

DAFTAR PUSTAKA

Aan, Komariad dan Cepi, Triana. (2005). Visionary leadership. Menuju Sekolah Efektif. Bandung : Bumi Aksara.

Abin, Syamsuddin. (1999). Quality Assurance in Educational Indonesia Higer Educational Case. Paper to be Presented to the Symposium. Surabaya.

Adon dan Hadi, S. (2004) Aplikasi Statistik dam Metode Penelitian

Untuk Administrasi dan Manajemen, Bandung Dewa Ruchi.

……….(2003), Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

Tahun 2003. Depeartemen Pendidikan Nasioanl. Jakarta.

Alwi (2011).Efektivitas. Bandung : Bumi aksara.

Antoni (http://cokrominoto.blogatery.com//tag/kepemimpinan). Diakses 12 Nopember 2012.

Anwar,Idochi, M. (1994) Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah dan Kepuasan

kerja Terhadap performrn kerja Guru SMEA di Kota bandung, Tesis

Bandung : UPI

Arikunto, S. (2003) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2009), Manajemen Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta. Emilia. E. (2009), Menulis Tesis dan Disertasi. Bandung, Alfa Beta.

Azis, Wahab. (2008). Pola-Pola kepemimpinan. Bandung, Alfa Beta.

Baktiar, Hasan. (2003). Efektivitas Dalam Berorganisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Behling dan Rauch. (1994). Gaya Kepemimpinan, Jakarta : Bumi Aksara.

Cheere, Scheerens, Jaap. (2003). Improving School Effectiveness. United

Nation Educational, Scientific, & Cultural Organization UNESCO.

Dharma, A. (2005) Standar Kopetensi Kepala Sekolah: Artikel Network

(36)

122

Darling-Hammond,L. (1998) Investing In Quality Teacing, State-Level

Strategis. Dever : Co Education CommissionOf The State.

Djatmika,Yayat, Hayati. (2002).Prilaku Organisasi Bandung: Alfabeta

Djadjamihardja, Didi, R. et.al. (1994). Kepemimpinan dan gaya

kepemimpinan Serta Efektivitas Kepemimpinan. Jakarta : Institut Bankir Indonesia.

……… Efektivitas School (http://www.pearsonasses.unilaments com). Diakses20 Nopember 2011.

Feni, Rosalina. (http://fisif.pemerintah unila.ac.id) diakses 7 Nopembe 2012 Hadiyanto. (2004). Iklim sekolah, Jakarta : Bumi aksara.

Hendyat. (2010). Iklim organisasi, bandung, Alfabet.

Jurnal MBE. Peran kepala Sekolah dan Komite Sekolah, 2007 (http://mbeprojec.net/mbe59html). Diakses 17 Nopember 2012

Jurnal Pendidikan Penabur –No.01/Th.I/ Maret hasil penelitian

diakses 7 Nopember 2012

Kementrian Pendidikan Nasional (2007), Era Mutu SMP Jakarta, Kemendiknas

K, Hoy, dan Miskel. (2087) Educational Administrasion New Yokr: Mc

Graw Hill.

K, Hoy, dan Miskel. (2001) Educational Administrasion New Yokr: Mc

Graw Hill.

Komariah dan Triatna (2005), Visionary, Leadershaip Menuju sekolah Efektif, Jakarta : Bumi Aksara.

Keith, Mosison. Karateristik Sekolah (http:cw.roulege.com ,2010),

Diakses 1 Desember 2012.

Les, Galkay, and Suet-Ling, Pong. 2004. School Climate and Students’ Intervention Strategis Online (http://www,pop.psy.edu).

Mulyasa, H.E. (2002). Manajemen dan kepemimpinan Kepala Sekolah.

Jakarta : Bumi Aksara.

(37)

123 (24 pebruari 2013)

Sagala, S. (2006) Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, Jakarta: Nimas Multima.

Sa’ud, U. (2011)Pengembangan Profesi Guru, bandung : Alphabet

Soetopo, H. (2010),Prilaku Organisasi, bandung : Remaja Rosda karya. Sudjana. (2005). Metode Statistika. Banadung. Tarsito

Sugiono (2008)Statistik untuk Penelitian, bandung : Alfabet.

Suhaeli. (2011)”Studi Tentang Sekolah efektif Pada SMAN di Propinsi jawa barat”. Jurnal Administrasi Pendidikan,2.(XIII) – 8.

Suharsaputra,U. (2010)Administrasi Pendidikan, Bandung. Reflika Aditama. Sulistiani, dan Rosida. (2003)Administrasi Pendidikanbandung : Angkasi.

Susno. (Monday, June 2009). Sekolah Efektif.

(http://alelqsay.blogspot.com/(158-2012).

Stone. (1978).The Survey Rearch Hand Book, Chicago.

Risyanto (2006)

(http;//digilib.up.edu/pasca/available/etd-0927106-093800).

Riduwan. (2007) Metode dan Teknik Menyusun proposal Penelitian.

Bandung,. Alfabet.

Usman, Husaini, dkk. (2008),Pengantar Statistik, Jakarta : Bumi Aksara.

Utami, Mutamimah, Retno. (2006),Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah

dan Iklim Sekolah Terhadap guru SMP Negeri 8 Semarang. Skripsi fakultas

Ekonomi Jurusan Manajemen.

UU RI. No. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta :

Depdiknas,

UU RI No. 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Jakarta : BP.Bima Dharma.

Wahjosumidjo. (2002)Kepemimpinan Kepala Sekolah Jakarta. Grafindo

(38)

124

Xavier. (2007) Jurnal Benarkah wajah sekolah Ada Pada Kepala

Sekolah. (www.tikkysuwantikno.wordpress.com).

Yuki, Garry. (2009) Kepemimpinan Dalam Organisasi, Jakarta : Maanawan

Gambar

Tabel 4.14 Hasil Rangkuman Analisis Regresi Ganda ..............................
Gambar 2.1 Model Hubungan Variabel..........................................................
Tabel Validitas Angket Iklim Sekolah .....................................

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Pelaksanaan Tindakan Kelas dalam Penerapan Media Poster untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

perbedaan yang bermakna antara hasil pengukuran SFAR subyek pada kelompok. kasus dan kelompok kontrol dengan nilai

1.. dalam pengembangan metode pengukuran kinerja rantai pasok komoditi pertanian khususnya sayuran dan diharapkan dapat menginspirasi dalam pengembangan topik-topik

Penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat kecernaan pakan ikan nila merah (Oreochromis niloticus) yang berbasis tepung ikan rucah.. Penelitian ini menggunakan

This function works just as well with indexed arrays as it does with associative arrays; we used an associative array in the previous example to emphasize that in_array() matches

KEUANGAN DEWAN KOMITE PENGAWAS SPV PELAYANAN RAWAT INAP SPV PELAYANAN RAWAT JALAN SPV PELAYANAN MEDIK DAN PENUNJANG MEDIK SPV ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN SPV PENDIDIKAN DAN

PETA JABATAN BALAI PELESTARIAN CAGAR BUDAYA SUMATERA BARAT. KEPALA BALAI PELESTARIAN

Kelangkaan jumlah pendonor darah sukarela antara lain disebabkan oleh kekurangsadaran akan arti penting donor darah bagi kemanusiaan yang diungkapan dalam bentuk