• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN MASYARAKAT BATAKTOBA DI DESA SENTANG KECAMATAN KISARAN TIMUR KABUPATEN ASAHAN (1903-2012).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERKEMBANGAN MASYARAKAT BATAKTOBA DI DESA SENTANG KECAMATAN KISARAN TIMUR KABUPATEN ASAHAN (1903-2012)."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN MASYARAKAT BATAK TOBA DI DESA SENTANG KECAMATAN KISARAN TIMUR KABUPATEN ASAHAN

(1903-2012)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh :

LELI NOVRIDA TAMBUNAN

NIM 309121036

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Leli Novrida Tambunan. NIM 309121036. Perkembangan Masyarakat Batak Toba di Desa Sentang Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan (1903-2012). Skripsi Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Perkembangan Masyarakat Batak Toba di Desa Sentang Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan (1903-2012) baik dalam proses migrasi, perkembangan, akulturasi, dan sebutan Batak Dalle terhadap warga Batak Toba didaerah tersebut. Peneliti menggunakan penelitian lapangan (Field Research) dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Dengan tehnik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, studi pustaka, dan dokumentasi. Untuk menganalisis data maka dilakukan beberapa tahapan yaitu pertama dengan menemukan sumber-sumber yang relevan, selanjutnya data dianalisis secara kualitatif dengan pendekatan deskriptif, dan langkah terakhir adalah menyajikan Perkembangan Masyrakat Batak Toba di Desa Sentang Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh hasil bahwa migrasi orang Batak ke daerah Asahan yaitu sebelum tahun 1903. Karena sebelum masuk kedaerah Tinggi Raja tahun 1903, mereka sudah berada di Pasir Mandoge sebagai pedagang. Berarti orang Batak Toba datang ke Asahan sebelum tahun 1903, karena Bandar Pasir Mandoge adalah salah satu Kecamatan di Kabupaten Asahan, begitu juga dengan daerah Tinggi Raja. Kemudian mulailah orang Batak menyebar ke seluruh pelosok Kecamatan dan Desa di Asahan. Salah satunya ke Kisaran dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.

Perkembangan suku Batak di Asahan semakin meningkat dilihat dari data yang ada. Diketahui bahwa pada tahun 1930, penduduk Afdeling Asahan yang terdiri dari Batak secara keseluruhan yaitu Toba, Mandailing, Angkola, Simalungun, Karo dan Pakpak berjumlah 24.665 jiwa. Kemudian dilihat dari data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2010 bahwa terdapat 205.995 jiwa orang Batak yang bermukim di daerah Asahan.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

kasihnya yang luar biasa sehingga penulis akan segera menyelesaikan skripsi ini.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi

oleh setiap mahasiswa guna menyelesaikan perkuliahan sehingga dapat

menyandang gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas

Negeri Medan (UNIMED). Dan guna untuk memenuhi syarat tersebut, penulis

membuat skripsi yang berjudul “Perkembangan Masyarakat Batak Toba di Desa

Sentang Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan (1903-2012)”.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisannya, penggunaan tata bahasa, dan

dalam penyajiannya. Hal ini disebabkan karena penulis masih dalam tahap belajar.

Maka dengan ini penulis dengan segala kerendahan hati menerima kritik dan

saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Selain itu, penulis

juga menyadari, banyak rekan-rekan yang telah banyak memberi bantuan,

dorongan, motivasi, serta semangat kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan segala masalah yang dihadapi dari awal melakukan penelitian

sampai akhirnya penulis dapat melaksanakan sidang untuk mempertahankan sripsi

ini. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Ibnu Hajar, M.Si selaku rector Universitas Negeri Medan

beserta para stafnya.

(6)

2. Bapak Dr. Restu, M.Si selaku Dekan FIS beserta stafnya.

3. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah.

Sekaligus pembanding utama yang telah memberi masukan dan saran

kepada penulis.

4. Ibu Dra. Flores Tanjung, M.A, selaku dosen Pembimbing Skripsi, yang

telah meluangkan waktu untuk memberi bimbingan kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.

5. Ibu Dra. Hafnita Sari Lubis, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Sejarah dan sekaligus pembanding bebas yang telah memberi masukan

dan saran kepada penulis.

6. Bapak Dr. Phil Ichwan Azhari, M.Si, selaku Dosen Pembimbing

Akademik dan sekaligus pembanding utama yang telah banyak

memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis sejak awal masuk

perkuliahan sampai penulis menyelesaikan studi di Universitas Negeri

Medan.

7. Seluruh dosen-dosen dan Staf administrasi di Jurusan Pendidikan Sejarah,

terima kasih yang sebesar-besarnya atas jasa-jasa yang telah kalian berikan

kepada penulis, selaku mahasiswa di Jurusan Pendidikan Sejarah

8. Orang tua yang penulis cintai, Bapak C. Tambunan dan dan Ibu P.Tobing.

Terima kasih, karena selalu memberikan semangat, dukungan, motivasi,

dan selalu mendoakan penulis sampai akhirnya penulis dapat

menyelesaikan studi dan akhirnya menyandang gelar sarjana. Semoga

(7)

sehingga tiap langkah kaki berpijak selalu ada Tuhan disamping sambil

menggemgam tangan kalian. Terima kasih buat perjuangan yang tiada

habisnya dalam menghadapi tingkah laku penulis yang terkadang

menambah beban hidup kalian. Tiada yang mampu penulis berikan,

semoga dengan nantinya menyandang gelar sarjana dapat menyenangkan

hati Bapak Ibu tercinta dan menghilangkan satu beban dipundak. Hanya

Ucapan rasa terima kasih yang tak kunjung henti penulis berikan atas

kasih yang terus mengalir dalam hidup ini.

9. Terima kasih kepada keluarga abang dan adik-adik penulis yaitu Sadra

Tambunan, Tika Tambunan, dan Yanti Tambunan yang selama ini selalu

bertanya dan bertanya kapan penulis selesai. Walaupun penulis terganggu,

namun hal itu menjadi motivasi yang memaksa bagi penulis.

10. Kepada seluruh narasumber di Desa Sentang Kecamatan Kisaran Timur

Kabupaten Asahan

11. Terima kasih kepada sahabat-sahabat penulis yaitu E.V. Yosephine, Febry

Sinuraya, Devita Syahfitri, Leli Vera Sinaga, Lusi Lusia Situmorang,

Sarah Marina Napitupulu, dan Tarapul Theresia Sitohang yang selalu

tertawa hingga akhir cerita perjuangan pencarian masa depan ini, selalu

tersenyum kemana pun kalian melangkahkan kaki kelak. Cinta tak pernah

abadi, tapi persahabatan akan selalu abadi.

12. Terima kasih buat teman seperjuangan kelas A Reguler Stambuk 2009,

khususnya buat Irma, atas segala pengalaman yang luar biasa dalam

menghadapi perkuliahan yang tak akan terlupakan. Sukses buat semua.

(8)

13. Terima kasih buat teman-teman kost, yang selalu menemani dari terbit

hingga terbenamnya matahari.

14. Terima kasih buat someone special (bg ite), yang telah mengisi lembaran

cerita hidup penulis dengan tawa maupun tangis.

Medan,

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

BAB I Hal

ABSTRAK………. i

KATA PENGANTAR………. ii

DAFTAR ISI……… vi

DAFTAR TABEL……… ix

DAFTAR LAMPIRAN……… x

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... 4

C. Pembatasan Masalah... 4

D. Rumusan Masalah... 4

E. Tujuan Penelitian... 5

F. Manfaat Penelitian... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 7

A. Landasan Konseptual... 7

1. Perkembangan Masyarakat..…………... 7

2. Batak Toba... 8

3. Migrasi Masyarakat Batak Toba... 11

4. Akulturasi Masyarakat Batak Toba... 14

5. Batak Dalle (Na Lilu)... 15

6. Sekilas Tentang Kisaran…... 16

B. Kerangka Berpikir... 19

(10)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN... 21

A. Lokasi Penelitian... 21

B. Popolasi dan Sampel... 22

1. Populasi... 22

2. Sampel... 22

C. Teknik Pengumpulan Data... 22

D. Interpretasi Data………...… 23

E. Teknik Analisa Data... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian……….. 25

1. Letak Geografis Desa Sentang Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan……… 25

2. Data Etnografis Desa Sentang………... 27

2.1. Jumlah Penduduk……….. 27

2.2. Komposisi Penduduk Menurut Etnis……… 28

2.3. Komposisi Penduduk Menurut Agama………. 29

2.4. Komposisi Penduduk Menurut Umur………... 29

B. MASYARAKAT ETNIS BATAK TOBA DI DESA SENTANG KECAMATAN KISARAN TIMUR KABUPATEN ASAHAN….. 31

(11)

2. Akulturasi Masyarakat Etnis Batak Toba dengan Etnis Melayu.. 48

3. Kehidupan Perkampungan Pinggol Toba (Kampung Baru)……. 56

3.1. Rumah Tradisional Batak………. 57

3.2. Hewan Ternak………... 60

3.3. Bahasa………... 61

3.4. Agama Kepercayaan………. 64

3.5. Marga………. 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN……… 75

B. SARAN……… 76

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel I. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin……… 28

Tabel II. Komposisi Penduduk berdasarkan Kelompok Umur ………..….. 30

Tabel III. Penduduk Afdeling Asahan tahun 1930………..………... 34

Tabel IV.Perkembangan Masyarakat Batak Toba ………. 45

Tabel V. Perkiraan Orang Batak Toba Anggota Jemaat Kristen

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1………. 1

Lampiran 2………. 4

Lampiran 3………. 5

(14)

PERKEMBANGAN MASYARAKAT BATAK TOBA DI DESA SENTANG

KECAMATAN KISARAN TIMUR KABUPATEN ASAHAN

(1903-2012)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan (2012: 1) bahwa

Kecamatan Kisaran Timur dengan luas wilayah 3.982 hektar memiliki suhu udara

berkisar antara 15-30 . Kecamatan Kisaran Timur berada pada ketinggian antara

0-8 meter diatas permukaan laut yang memiliki 12 desa/kelurahan dengan salah

satu desa/kelurahannya adalah Desa Sentang. Selain itu didalam Katalog BPS

(2012:11) diterangkan bahwa Desa Sentang dalam sensus penduduk tahun 2012

adalah desa/kelurahan yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 8310 jiwa . Di

desa/kelurahan ini terdapat berbagai etnis budaya, salah satu diantaranya adalah

etnis Batak Toba.

Migrasi orang Batak ke daerah Asahan dikarenakan kebutuhan ekonomi,

seperti dikatakan Lee dkk (2000:8) bahwa Migrasi penduduk terjadi karena

adanya perbedaan nilai kefaedahan daerah antara daerah asal dengan daerah

tujuan (daerah tujuan mempunyai nilai kefaedahan lebih tinggi dibandingkan

dengan daerah asal). Menurut Ravenstein dalam Lee dkk (2000:2,) salah satu

(15)

jauh umumnya menuju kepusat perdagangan dan industri yang penting. Di

Asahan sendiri pada saat itu terjadi pertumbuhan cepat perkebunan-perkebunan

asing, yang pastinya akan memberikan daya tarik ekonomi bagi penduduk

disekitar daerah tersebut.

Menurut Sitanggang (2008: 24) bahwa: Migrasi orang Batak dimulai

awal abad 20. Daerah Sumatera Timur sebelah pantai Timur juga menjadi tujuan

daerah, dimana kemudian terkenal dengan nama Pardembanan (tempat sirih).

Pardembanan terletak di Asahan antara Simalungun dan Toba (Porsea). Menurut

Sigalingging dalam Purba (1997:50) bahwa: Jauh sebelum kekristenan masuk ke

Tapanuli, sudah banyak orang Batak Toba pindah kedaerah Asahan. Umumnya

mereka berasal dari Porsea, Lumbanjulu dan daerah Uluan (Habinsaran),

daerah-daerah yang berbatasan dengan Asahan. Pada awalnya pedagang yang datang dari

Toba ke Asahan bukan hanya mempertukarkan barang-barang yang dibawanya

tetapi sekaligus melihat situasi daerah yang dilalui atau disinggahi. Selain

berdagang, terutama secara barter, ada juga yang datang kedaerah Asahan untuk

mencari pekerjaan, diantaranya ke Kisaran. Mereka berasal dari Toba Holbung.

Selain itu menurut Reid dalam Purba ( 1997:52) bahwa : Ada yang berhasil dan

ada juga yang tidak berhasil karena lowongan yang tersedia pada waktu itu sangat

terbatas. Sesudah depresi ekonomi dunia, perpindahan penduduk dari Tapanuli

semakin deras meningkat, antara lain akibat perkembangan cepat

perkebunan-perkebunan asing didaerah tersebut. Tekanan penduduk terhadap lahan pertanian

di Tapanuli Utara dan terbukanya jalan-jalan raya mempermudah hubungan

lalu-lintas dan perpindahan.

(16)

Asahan sendiri pada masa itu berupa kesultanan, yaitu Kesultanan

Asahan yang beretnis Melayu beragama Islam yang sangat berbanding terbalik

dengan para migran Batak Toba. Karena dikatakan bahwa Melayu itu artinya

berbudaya, yang sifatnya nasional dalam bahasa, sastra, tari, pakaian, dan

lain-lain. Sedangkan menurut Melayu sendiri bahwa Batak adalah orang-orang

pedalaman, bukan Melayu, bukan Islam, beradat kasar, bahkan sampai menjadi

kanibal. Maka karena perbedaan yang mencolok tersebut maka para migran

Batak Toba sebelum melakukan perjalanan, terlebih dahulu sudah beradaptasi

mengikuti ciri-ciri orang Melayu. Menurut Lauer (1993: 402,404) Ada juga yang

mengalami akulturasi, yaitu perubahan kebudayaan yang terjadi karena pengaruh

kebudayaan terhadap kebudayaan lain atau saling mempengaruhi antara dua

kebudayaan dimana dikatakan bahwa dalam akulturasi klasik dimana pengaruh

kebudayaan yang kuat dan bergengsi mempengarui kebudayaan yang lemah dan

berkembang. Dimana kebudayaan yang kuat dan bergengsi adalah kebudayaan

Melayu dan kebudayaan yang lemah adalah kebudayaan Batak yang dibawa oleh

para migran. Karena diketahui bahwa para migran Batak merantau ke Asahan

untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka, sehingga mau tidak mau agar dapat

berinteraksi dengan masyarakat Asahan mereka harus mengenal kebudayaan

Kesultanan Asahan yang beretnis Melayu. Karena itulah masyarakat Batak

beradaptasi dengan cara mengikuti cara hidup etnis Melayu, yang menyebabkan

(17)

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengetahui

lebih dalam mengenai Kehidupan Masyarakat Batak Toba di Desa Sentang

Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan tersebut.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi identifikasi

masalah ialah:

1. Masuknya orang Batak Toba ke Desa Sentang Kecamatan Kisaran

Timur Kabupaten Asahan

2. Perkembangan Jumlah Penduduk orang Batak Toba di Desa Sentang

Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan

3. Akulturasi Masyarakat Batak Toba terhadap masyarakat Melayu di

Desa Sentang Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan

4. Munculnya sebutan Batak Dalle terhadap warga Batak di Desa

Sentang Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan masalah diatas maka yang menjadi pembatasan masalah

dalam penelitian ini adalah: Sejarah masyarakat Batak Toba di Desa Sentang

Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan.

D. Rumusan Masalah

Untuk lebih mengarahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian dan

lebih mempermudah peneliti merumuskan masalah penelitian yang lebih objektif,

(18)

maka peneliti merumuskan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana Sejarah kedatangan masyarakat etnis Batak Toba ke Desa

Sentang Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan

2. Bagaimana Perkembangan Jumlah Penduduk orang Batak Toba di

Desa Sentang Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan

3. Bagaimana proses akulturasi masyarakat Batak Toba terhadap

masyarakat Melayu di Desa Sentang Kecamatan Kisaran Timur

Kabupaten Asahan

4. Bagaimana proses munculnya sebutan Batak Dalle terhadap warga

Batak di Desa Sentang Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Sejarah kedatangan etnis Batak Toba ke Desa

Sentang Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan

2. Untuk mengetahui Perkembangan Jumlah Penduduk orang Batak

Toba di Desa Sentang Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan

3. Untuk mengetahui proses akulturasi masyarakat Batak Toba terhadap

masyarakat Melayu di Desa Sentang Kecamatan Kisaran Timur

Kabupaten Asahan

4. Untuk mengetahui proses munculnya sebutan Batak Dalle terhadap

warga Batak di Desa Sentang Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten

(19)

F. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas, diharapkan akan

memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Memberikan pengetahuan dan wawasan kepada peneliti dan pembaca

mengenai sejarah masyarakat Batak Toba di Desa Sentang Kecamatan

Kisaran Timur Kabupaten Asahan

2. Sebagai bahan literature bagi yang ingin meneliti masalah yang sama

3. Sebagai bahan pengetahuan dan keterampilan bagi peneliti dalam

pembuatan karya ilmiah

4. Sebagai penambah perbendaharaan Universitas Negeri Medan

khususnya pada Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Pendidikan Sejarah

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Bertitik dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan,

diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Tidak dapat dipastikan dengan jelas, tahun berapa pertama kali

dimulainya migrasi para migrant Batak ke Desa Sentang Kecamatan

Kisaran Timur Kabupaten Asahan. Dari data ditentukan bahwa kehadiran

orang Batak ke Asahan dibawa oleh Marga Simatupang sebelum tahun

1903, karena sebelum masuk kedaerah Tinggi Raja tahun 1903 tersebut

mereka sudah berada di Pasir Mandoge sebagai pedagang. Berarti orang

Batak Toba datang ke Asahan sebelum tahun 1903, karena Bandar Pasir

Mandoge adalah salah satu Kecamatan di Kabupaten Asahan, begitu

juga dengan daerah Tinggi Raja. Kemudian mulailah orang Batak

menyebar ke seluruh pelosok Kecamatan dan Desa di Asahan. Salah

satunya ke Kisaran dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.

2. Perkembangan suku Batak di Asahan semakin meningkat dilihat dari

data yang ada. Diketahui bahwa pada tahun 1930, penduduk Afdeling

Asahan yang terdiri dari Batak secara keseluruhan yaitu Toba,

Mandailing, Angkola, Simalungun, Karo dan Pakpak berjumlah 24.665

jiwa. Kemudian dilihat dari data BPS (Badan Pusat) tahun 2010 bahwa

(21)

Maka dari itu dapat diambil kesimpulan, bahwa banyak orang Batak

yang merantau hingga ke daerah pardembanan Asahan.

3. Akulturasi orang Batak Toba dengan Kesultanan Asahan, menyebabkan

mereka melupakan bahkan secara sengaja meninggalkan adat istiadat dari

suku bangsanya sendiri. Sehingga muncullah sebutan mengejek dari

orang Batak di Tanah Batak kepada orang Batak Asahan yaitu Batak

Dalle.

4. Di Desa Sentang Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan terdapat

suatu lingkungan yang masyarakatnya secara keseluruhan terdiri dari

orang-orang Batak, dengan nama Lingkungan Pinggol Toba. Di

lingkungan ini terdapat perbedaan sekaligus persamaan dengan

perkampungan (huta) Batak di Tanah Batak seperti halnya diSamosir,

B. SARAN

Adapun saran-saran yang diajukan sesuai dengan hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Kebudayaan Batak-Toba seharusnya tetap dijunjung tinggi hingga

kepelosok negeri karena kebudayaan ditiap suku bangsa Indonesia

memiliki nilai berharga bagi bangsa Indonesia bahkan bagi dunia.

Dengan menjunjung tinggi kebudayaan dalam penerapannya di

kehidupan sehari-hari merupakan salah satu cara melestarikan

kebudayaan Indonesia. Hal itulah yang seharusnya menjadi pedoman

bagi tiap suku bangsa di Indonesia, khususnya suku Batak untuk tetap

(22)

mempertahankan kebudayaannya sebagai identitas unik yang

membedakan tiap suku bangsa di Indonesia.

2. Menghargai kebudayaan suku bangsa lain adalah bentuk solidaritas

dalam system kekerabatan antar suku bangsa di Indonesia. Namun hal ini

tidak serta merta menyebabkan suatu kebudayaan tenggelam hilang

berbaur dengan kebudayaan yang lebih dominan. Seharusnya suatu

kebudayaan dapat saling menghargai bahkan saling bergandengan tetapi

tetap menjunjung tinggi kekhasan dari kebudayaan masing-masing. Maka

dengan itu kebudayaan Indonesia akan tetap bertahan dan akan tetap

diwariskan terhadap anak cucu bangsa Indonesia kelak.

3. Sebagai pemuda-pemudi bersuku Batak Toba baiknya menjungjung

tinggi nilai Kebudayaan Batak-Toba tersebut. Bukan menganggap remeh

kebudayaannya sendiri, karena menghargai kebudayaannya sama saja

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Pt Asdi Mahasatya

Asahan peta. gif:

http//asahannews.com/wpcontent/uploads/2009/12/Asahan_peta.gi f

Azhari dan Syaiful Syafri. 2009. Jejak Sejarah dan Kebudayaan Melayu di Sumatera Utara. Medan: Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Propinsi Sumatera Utara

Cunningham. 1962. The Postwar Migration of the Toba-Bataks To East Sumatra. USA: Cellar Book Shop, 18090 Wyoming Detroit 21 Michigan

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. 2011. Buku Pedoman Skripsi Dan Proposal Penelitian Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah. Medan: FIS Unimed

Hasselgren, Johan. 2008. Batak Toba di Medan Perkembangan Identitas Etno-Religius Batak Toba di Medan (1912-1965). Medan: Bina Media Perintis

Koentjaraningrat. 2007. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan

Koordinator Statistik Kec. Kisaran Timur Kabupaten Asahan Sumatera Utara. 2012. Kecamatan Kisaran Timur dalam Angka 2012. BPS Kabupaten Asahan

Lauer, Robert H. 1993. Perspektif Tentang Perubahan Sosial. Jakarta: Rineka Cipta

Lee, Everest. S. 2000. Teori Migrasi. Medan: Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada

Milan, J. Titus. Migrasi Antar Daerah Di Indonesia. Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada

Muhibbinsyah. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda

Mustaqim, H. 2001. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset

Nainggolan. 2012. Batak Toba Sejarah dan Transformasi Religi. Medan: Bina Media Perintis

Poerwanto, Hari. 2005. Kebudayaan dan Lingkungan Dalam Persperktif Antroplogi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset

Perret, Daniel. 2010. Kolonialisme dan Etnisitas Batak dan Melayu di Sumatera Timur Laut. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)

(24)

Peta Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/3/3b/Peta_Kecamatan_Kisaran _Timur_Kabupaten_Asahan.png

Purba, O. H. S dan Elvis F. Purba. 1997. Migran Batak Toba di Luar Tapanuli Utara: Suatu Deskripsi. Medan: Monora

Sajogyo. 1987. Ekologi Pedesaan Sebuah bunga rampai. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Sangti, Batara. 1978. Sejarah Batak. Medan: Karl Sianipar Company

Siahaan. 2005. Batak Toba Kehidupan di Balik Tembok Bambu. Jakarta: Penerbit Kempala Foundation

Simanjuntak. 2010. Melayu Pesisir dan Batak Pegunungan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Gambar

Tabel I. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin………………………… 28

Referensi

Dokumen terkait

Pendampingan Kegiatan DAK Infrastruktur Irigasi Pekerjaan Paket 7 Rehabilitasi.. Jaringan

Berdasarkan nilai yang sama dari pengujian secara bersama sebelumnya, maka penentuan hipotesis secara sendiri-sendiri menyebutkan jika βi ≠ 0 maka Ha diterima, artinya Pajak

Segala puji, syukur serta hormat Penulis hantarkan kepada Yang Maha Pengasih dan Penyayang Tuhan Yesus Kristus, yang atas berkat, hikmat serta akal budi yang Ia

The Ministry of Higher Education of Malaysia offers Malaysia International Scholarship (MIS) programmes for international students to pursue full-time studies at

Dalam hal ini kurator-lah yang memegang peranan utama dalam mengurus dan membereskan harta pailit sesuai ketentuan Pasal 16 ayat (1) UU No. Berdasarkan uraian

Saragih beserta tim sukses dimulai dengan melakukan pemantauan terhadap lawan politiknya untuk mengetahui kekurangan strategi yang dikembangkan oleh lawan politiknya, untuk

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang uji in vivo dan terhadap obat yang mempunyai dosis pemakaian lebih kecil dari teofilin agar dihasilkan formula

Undang-undang mewajibkan begitu permohonan PKPU sementara diputus oleh pihak Pengadilan Niaga pengurus wajib segera mengumumkan putusan PKPU dalam Berita Negara Republik