• Tidak ada hasil yang ditemukan

Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Keuangan Tahun 2020

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

1) Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo anggaran lebih, arus kas, hasil operasi, dan perubahan ekuitas suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya.

2) Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya, dengan :

a. Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban dan ekuitas pemerintah daerah.

b. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi, kewajiban dan ekuitas pemerintah daerah.

c. Menyediakan informasi mengenai posisi sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi.

d. Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggaran.

e. Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya.

f. Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah daerah untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.

g. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.

1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan

1) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286), mengamanatkan bahwa pertanggungjawaban pelaksanaan APBD berupa Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi APBD, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP);

2) Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

(2)

Laporan Keuangan Tahun 2020

3) Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

4) Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah.

5) Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25);

6) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2016 tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Pemungutan Pajak Daerah;

7) Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah ( Lembaran Negara Rpublik Indonesia Tahun Nomor 42, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322);

8) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1781) ;

9) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah;

10) Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;

11) Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan susunan Perangkat Daerah;

12) Peraturan Walikota Denpasar Nomor 6 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah;

13) Peraturan Walikota Denpasar Nomor 52 Tahun 2017 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Denpasar, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Walikota Denpasar Nomor 81 Tahun 2019 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Walikota Denpasar Nomor 52 Tahun 2017 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kota Denpasar;

14) Peraturan Walikota Denpasar Nomor 43 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Sekretariat Daerah, Staff Ahli, Sekretariat Dewan Perwakilan Daerah, Inspektorat, Badan Daerah dan Rumah Sakit Umum Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Walikota Denpasar Nomor 1 Tahun 2020;

15) Peraturan Walikota Denpasar Nomor 12 Tahun 2017 tentang uraian Tugas Jabatan pada Sekretariat Daerah, Staff Ahli, Sekretariat Dewan Perwakilan Daerah, Inspektorat, Badan Daerah dan Rumah Sakit Umum Daerah;

(3)

Laporan Keuangan Tahun 2020

16) Peraturan Walikota Denpasar Nomor 51 Tahun 2017 tentang Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah Kota Denpasar, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Walikota Denpasar Nomor 80 Tahun 2019 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Walikota Denpasar Nomor 51 Tahun 2017 tentang Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah Kota Denpasar;

1.3. Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Laporan Arus Kas.

Adapun sistematika isi catatan atas laporan keuangan adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan

1.1. Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan 1.2. Landasan hukum penyusunan laporan keuangan 1.3. Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan Bab II Ikhtisar pencapaian keuangan SKPD

2.1. Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan SKPD 2.1.1 Ikhtisar realisasi target kinerja Keuangan Tahun Anggaran 2.1.2 Ikhtisar realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2.1.3 Ikhtisar realisasi belanja tidak langsung Tahun Anggaran

2.1.4 Ikhtisar realisasi belanja langsung Tahun Anggaran Bab III Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Yang Penting

3.1. Entitas akuntansi pelaporan keuangan SKPD

3.2. Basis Akuntansi yang mendasari penyusunan keuangan SKPD 3.3. Basis Pengukuran yang mendasari penyusunan keuangan SKPD 3.4. Penerapan Kebijakan Akuntansi sesuai SAP pada SKPD

Bab IV Penjelasan pos-pos Laporan Keuangan SKPD 4.1 Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran

4.1.1 Pendapatan LRA 4.1.2 Belanja

4.2 Pos-pos Neraca 4.2.1 Aset 4.2.2 Kewajiban 4.2.3 Ekuitas

(4)

Laporan Keuangan Tahun 2020

4.3 Pos-pos Laporan Operasional 4.3.1 Pendapatan LO 4.3.2 Beban LO

4.4 Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas 4.4.1 Ekuitas awal

4.4.2 Mutasi Ekuitas Tahun Berjalan 4.4.3 Koreksi Ekuitas Awal

4.4.4 Ekuitas Akhir

Bab V. Penjelasan atas informasi-informasi non keuangan SKPD Bab VI. Penutup

(5)

Laporan Keuangan Tahun 2020

BAB II

IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

2.1 Ikhtisar realisasi pencapaian Target Kinerja Keuangan

Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar merupakan unit satuan kerja di lingkungan Pemerintah Kota Denpasar yang mempunyai tugas pokok dan fungsi mengkoordinasikan target penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dengan melakukan koordinasi dan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki untuk melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi sumber pendapatan, diharapkan target penerimaan PAD dapat tercapai.

2.1.1 Ikhtisar realisasi target kinerja Keuangan

Ikthisar realisasi target kinerja keuangan Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar yang berisi gambaran pencapaian efektifitas dan efisiensi tugas pokok dan fungsi serta program dan kegiatan selama pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2020 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

(dalam rupiah)

NO Uraian Anggaran Realisasi Sisa/Lebih Anggaran

1 Pendapatan Asli Daerah 451.900.000.000,00 497.745.593.752,62 45.845.593.752,62 2 Belanja 39.557.086.368,00 32.136.133.129,00 7.420.953.239,00 3 Surplus (1-2)

412.342.913.632,00 465.609.460.623,62 53.266.546.991,62

4 Pembiayaan - - -

5 Penerimaan Pembiayaan - - -

6

Pengeluaran

Pembiayaan - - -

7 Pembiayaan Netto ( 5-6) - - -

8 SiLPA ( 3+7) 412.342.913.632,00 465.609.460.623,62 53.266.546.991,62

Realisasi pencapaian kinerja keuangan Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar Tahun Anggaran 2020 sangat baik, hal ini dapat dibuktikan dari sisi target pendapatan SILPA Tahun 2020 realisasi pendapatan dari SiLPA sebesar Rp. 465.609.460.623,62 dari target awal yaitu sebesar Rp.412.342.913.632,00 atau surplus nilai SILPA pada tahun anggaran berjalan sebesar Rp.53.266.546.991,62. Prestasi ini dapat dikatakan luar biasa ditengah pertumbuhan ekonomi Bali pada tahun 2020 yang turun drastis pada kisaran minus 10-12 persen dibandingkan dengan target awal sebesar 5,4% pada Tahun 2020. Hal ini disebabkan oleh faktor menurunnya penerimaan sektor riil dari sektor jasa pariwisata dan perdagangan secara global karena pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia dan Indonesia khususnya mulai diawal tahun 2020 sehingga berdampak pada penurunan sangat signifikan pada sendi kehidupan dan perekonomian di seluruh

(6)

Laporan Keuangan Tahun 2020

dunia. Hal ini secara langsung berdampak secara mikro terhadap Pemerintah Kota Denpasar yang sangat tergantung penerimaan PAD dari sektor pariwisata dan perdagangan yaitu dengan melakukan koreksi atas penerimaan PAD serta pemangkasan atau efisiensi atas penggunaan anggaran kegiatan belanja yaitu mengutamakan kegiatan skala prioritas dalam pelaksanaan kegiatan APBD Tahun Anggaran 2020.

2.1.2 Ikhtisar Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Ikhitisar pencapaian penerimaan Pendapatan Asli Daerah dirinci berdasarkan 9 jenis pajak daerah dan 1 pendapatan lain-lain yang sah berupa penjualan asset daerah dan pendapatan denda pajak daerah dapat diuraikan pada tabel sebagai berikut :

(dalam rupiah)

Uraian Jenis Pajak Tahun 2020

Anggaran Realisasi %

1 Pajak Air Tanah 7.000.000.000,00 6.526.130.535,00 93,23 2 Pajak Hotel 52.000.000.000,00 54.219.474.986,56 104,27 3 Pajak Restoran 80.500.000.000,00 93.202.955.815,85 115,78 4 Pajak Hiburan 8.900.000.000,00 9.851.415.929,86 110,69 5 Pajak Reklame 1.000.000.000,00 1.298.703.432,34 129,87

6 PPJ 97.000.000.000,00 96.917.837.846,00 99,92

7 Pajak Parkir 5.000.000.000,00 6.021.814.507,00 120,44

8 PBB-P2 82.000.000.000,00 93.815.354.409,00 114,41

9 BPHTB 115.000.000.000,00 127.839.597.907,00 111,16

10 Lain-lain PAD yang sah - 0,00 -

Penjualan Peralatan/Perlengkapan

Kantor tidak terpakai - 704.303.062,00 - Pendapatan Denda Pajak Hotel

185.000.000,00 232.725.896,00 125,80 Pendapatan Denda Pajak Restoran

277.500.000,00 388.849.617,16 140,13 Pendapatan Denda Pajak Hiburan

46.000.000,00 65.820.684,00 143,09 Pendapatan Denda Pajak Parkir

14.700.000,00 24.245.158,00 164,93

Pendapatan Denda Pajak Air Tanah

8.500.000,00 23.195.297,00 272,89

Pendapatan Denda PBB Pedesaan dan Perkotaan

2.968.300.000,00 6.613.168.626,00 222,79

Penerimaan lai-lain 43,85

Jumlah

451.900.000.000,00 497.745.593.752,62 110,15

Jumlah penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang ditargetkan pada Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp. 451.900.000.000,00 pada akhir periode tahun anggaran terealisasi

(7)

Laporan Keuangan Tahun 2020

sebesar Rp.497.745.593.752,62 atau 110,15 persen. Sehingga pada tahun 2020 terjadi surplus penerimaan Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp. 45.845.593.752.,63 dari target awal yang sudah ditetapkan dalam APBD dan APBD Perubahan Tahun 2020.

Realisasi target kinerja Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2020 yang terdiri dari 9 jenis Pajak Daerah dan pendapatan lain-lain yang sah secara keseluruhan sudah mencapai target realisasi diatas 100 persen atau rata-rata sebesar 110,15 persen. Berbagai upaya yang sudah dilakukan dalam pencapaian target pendapatan pajak daerah Tahun 2020 antara lain :

1. Melaksanakan program kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi melalui pendataan wajib pajak baru, penagihan serta pemeriksaan kepada wajib pajak yang terindikasi tidak taat dalam pembayaran pajaknya.

2. Melakukan kerjasama dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Denpasar untuk mengetahui potensi penerbitan sertifikat baru serta pemecahan tanah atau lahan baru sebagai dasar penambahan wajib pajak PBB-P2.

3. Membangun integrasi dengan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPPTSP) Kota Denpasar untuk mengetahui permohonan perijinan baru yang berhubungan dengan pajak daerah.

4. Optimalisasi monitoring dan evaluasi alat tapping box dan cash register online kepada wajib pajak untuk menghindari kebocoran dan manipulasi penerimaan pajak daerah oleh wajib pajak.

5. Melakukan proses validasi dan penagihan terhadap tunggakan dan piutang pajak daerah secara bertahap dan berkesinambungan kepada wajib pajak daerah Kota Denpasar.

6. Memberikan stimulus program relaksasi penetapan dan pelaporan jatuh tempo terhadap pajak hotel, restoran dan hiburan Tahun 2020 sebagai dampak pandemi Covid-19.

7. Memberikan keringanan pembayaran PBB-P2 secara otomatis tanpa mengajukan permohonan untuk tahun tertentu serta perpanjangan pembayaran PBB-P2 sampai dengan 31 Desember 2020 tanpa dikenakan sanksi denda untuk SPT yang terbit tahun 2020.

8. Melakukan sosialisasi kepada seluruh wajib pajak daerah terkait tata cara pembayaran pajak daerah dilakukan secara non tunai melalui transfer atau mobile banking.

Dalam pemenuhan realisasi pendapatan pajak daerah Tahun 2020, ada beberapa hambatan dan kendala yang dihadapi baik secara internal maupun eksternal diantaranya sebagai

(8)

Laporan Keuangan Tahun 2020

berikut :

1. Kurangnya kesadaran wajib pajak untuk melaporkan pendapatannya secara riil setiap bulannya.

2. Pendataan atas potensi wajib pajak baru belum tergarap maksimal karena keterbatasan sumber daya aparatur serta kecepatan perubahan status kepemilikan obyek pajak dan maraknya alih fungsi lahan yang tidak dilaporkan oleh wajib pajak.

3. Penagihan piutang 9 pajak daerah belum tergarap secara maksimal karena kendala dilapangan seperti tidak bertemu dengan wajib pajak langsung, obyek berupa lahan kosong, usaha sudah tutup atau beralih kepemilikan serta proses pelimpahan data piutang pajak air tanah dari Provinsi Bali tidak valid.

4. Terjadinya pandemi covid-19 secara global diseluruh dunia yang berdampak kepada melemahnya sektor ekonomi, kesehatan , pariwisata dan social budaya sehingga daya beli dan konsumsi barang–jasa masyarakat menjadi menurun bahkan cenderung tidak ada transaksi yang terjadi.

2.1.3 Ikhtisar Belanja Tidak Langsung (BTL)

Belanja tidak langsung adalah kegiatan belanja daerah yang dianggarkan dan tidak memiliki hubungan apapun secara langsung dengan pelaksanaan program kegiatan. Anggaran biaya tidak langsung Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar Tahun Anggaran 2020 dapat

dilihat pada tabel sebagai berikut:

(dalam rupiah

No Uraian TAHUN 2020

%

Anggaran Realisasi

1 Gaji dan Tunjangan

5.739.436.000,00

5.581.160.398,00 97,24 2 Tambahan Penghasilan PNS

4.416.123.200,00

3.550.993.894,00 80,41 3 Insentif Pajak daerah

22.388.107.500,00

16.656.840.000,00 74,40 Jumlah Belanja Pegawai

32.543.666.700,00

25.788.994.292,00 79,24

Belanja tidak langsung yang dianggarkan dalam APBD untuk Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar Tahun Anggaran 2020 yaitu terdiri dari Gaji dan tunjangan PNS, Tambahan penghasilan PNS dan Insentif pajak daerah. Jumlah anggaran belanja tidak langsung pada tahun 2020 sebesar Rp.32.543.666.700,00 sedangkan realisasi pemanfaatan anggaran pada tahun berjalan yaitu sebesar Rp.25.788.994.292,00. Pos anggaran insentif pajak daerah mengambil

(9)

Laporan Keuangan Tahun 2020

porsi anggaran yang terbesar dalam anggaran biaya tidak langsung, selanjutnya pos anggaran gaji dan tunjangan PNS serta tambahan penghasilan PNS. Untuk realisasi belanja tidak langsung yang merupakan hak dari pegawai seperti gaji dan tambahan penghasilan serta insentif pajak daerah rata-rata anggaran yang terserap sebesar 79,24 persen. Serapan anggaran Belanja Tidak Langsung kurang dari 100 persen karena persentase pengamprahan insentif pajak daerah yaitu hanya sebesar 74,40% dan serapan tunjnagan penghasilan pegawai (TPP) sebesar 72,14 persen dari total anggaran belanja tidak langsung yang merupakan hak dari pegawai Bapenda Kota Denpasar.

2.1.4 Ikhtisar Belanja Langsung ( BL)

Belanja langsung adalah kegiatan belanja daerah yang dianggarkan secara langsung untuk membiayai seluruh pelaksanaan program kegiatan pada tahun anggaran berjalan secara efektif dan efisien. Untuk rincian anggaran belanja langsung Tahun Anggaran 2020 Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar dapat diuraikan pada tabel berikut:

(dalam rupiah)

NO URAIAN TAHUN 2020

%

ANGGARAN REALISASI

I Program Pelayanan Administrasi

perkantoran 5.528.548.868,00 5.140.040.002,00 92,97

I.1 Pelayanan Administrasi Perkantoran 5.528.548.868,00 5.140.040.002,00 92,97

II

Program Peningkatan sarana dan

prasarana 897.248.800,00

624.867.835,00 69,64

II.1 Peningkatan sarana dan prasarana aparatur 897.248.800,00 624.867.835,00 69,64 III Program Peningatan Kapasitas Sumber

Daya Aparatur 11.000.000,00

11.000.000,00 100,00

III.1

Peningkatan kapasitas sumber daya

aparatur 11.000.000,00 11.000.000,00 100,00

IV Program Peningkatan dan

Pengembangan Pengelolaan Keuangan

Daerah 576.622.000,00 571.231.000,00 99,07

IV.1 Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-

sumber pendapatan daerah 0,00 0,00 -

IV.2 Pelayanan PBB 82.022.000,00 81.571.000,00 99,45

IV.3 Penyampaian data dan informasi sistem

pengelolaan keuangan daerah 13.975.000,00 13.975.000,00 100,00

IV.4 Kegiatan pembuatan aplikasi on line 480.625.000,00 475.685.000,00 98,97

Jumlah 7.013.419.668,00 6.347.138.837,00 90,50

(10)

Laporan Keuangan Tahun 2020

Pada tahun anggaran 2020 Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar mendapat alokasi dana Belanja Langsung sebesar Rp. 7.013.149.668,00 untuk 4 Program dan 7 kegiatan dengan jumlah realisasi keuangan anggaran Belanja Langsung pada akhir periode tahun 2020 yaitu sebesar Rp. 6.347.138.837,00 atau rata-rata 90,50 persen realisasi serapan anggaran pada masing- masing program dan kegiatan.

Beberapa hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian target serapan belanja program dan kegiatan Tahun Anggaran 2020 diantaranya sebagai berikut :

1. Terlambatnya penetapan APBD dan APBD Perubahan Tahun 2020 karena beberapa kali terjadi pergeseran anggaran sebagai dampak dari pandemic Covid-19 sepanjang tahun 2020 sehingga pelaksanaan kegiatan baru bisa dilaksanakan secara efektif dan efisien pada tri wulan 4 Tahun 2020.

2. Kemampuan SDM pelaksana teknis kegiatan dan pengelola keuangan yang masih perlu ditingkatkan.

Upaya dan solusi yang dilakukan terhadap hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian target belanja program dan kegiatan antara lain :

1. Mengikutsertakan pelaksana teknis kegiatan dan pengelola keuangan dalam pelatihan atau bimbingan teknis.

2. Perencanaan program dan kegiatan dilakukan secara baik dan jelas sehingga program dan kegiatan yang dilaksanakan efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan kinerja Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar.

3. Pelaksanaan program dan kegiatan harus dilaksanakan secara baik dan tepat waktu dengan berpedoman kepada Rencana Umum Pengadaan (RUP) yang telah disepakati pada awal tahun anggaran.

Realisasi target kinerja keuangan Badan Pendapatan Daerah Kota ditengah ketidakpastian sebagai dampak adanya pandemic Covid-19 pada umumnya sudah berjalan baik dan sesuai kebutuhan organisasi. Untuk kegiatan belanja operasional pada Tahun Anggaran 2020 Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar mendapatkan besaran anggaran sebesar Rp.

39.557.086.368,00 dan realisasi anggaran adalah sebesar Rp. 32.136.133.129,00 atau 81,24 persen sehingga sisa anggaran adalah sebesar Rp.7.420.953.239,00. Anggaran operasional belanja daerah tersisa (SILPA) karena dalam pelaksanaan program dan kegiatan menyesuaikan dengan kebutuhan organisasi yang sudah diperhitungkan secara efektif dan efisien dalam rangka menunjang kegiatan Operasional Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar.

(11)

Laporan Keuangan Tahun 2020

BAB III

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING 3.1 Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi Keuangan Daerah

Entitas pelaporan adalah unit Pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Entitas akuntansi adalah unit Pemerintah pengguna Anggaran yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.

Entitas akuntansi pelaporan keuangan OPD adalah Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar yang merupakan type B dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah yang diundangkan tanggal 9 Desember 2016 dan berlaku efektif mulai Tahun 2017. Sedangkan kedudukan , Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar diatur dalam Peraturan Walikota Denpasar Nomor 43 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Sekretariat Daerah, Staf Ahli, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Inspektorat, Badan Daerah dan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Denpasar sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Walikota Denpasar Nomor 1 Tahun 2020.

3.1.1 Kedudukan Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar

1) Badan Daerah merupakan unsur penunjang urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.

2) Badan Daerah dipimpin oleh Kepala Badan Daerah yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

3.1.2 Tugas Pokok Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar

1) Badan mempunyai tugas membantu Walikota dalam melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.

3.1.3 Fungsi Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar

1) Penyusunan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya.

2) Pelaksanaan tugas dukungan teknis sesuai dengan lingkup teknisnya.

3) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya.

4) Pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang urusan pemerintah Daerah sesuai dengan lingkup tugasnya, dan

5) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(12)

Laporan Keuangan Tahun 2020

3.1.4 Susunan Struktur Organisasi Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar

Susunan Struktur Organisasi Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar dapat dilihat pada gambar 1 sebagai berikut :

KASUBID PENGELOLAAN DATA

KEPALA BIDANG PENAGIHAN DAN

KEBERATAN

KASUBID PEMERIKSAAN

KASUBID PERHITUNGAN DAN

KEBERATAN KASUBID PENAGIHAN KEPALA

BADAN PENDAPATAN DAERAH

SEKRETARIS BADAN

KASUBAG PERENCANAAN, DAN

UMUM

KASUBAG KEUANGAN

KEPALA BIDANG PEMBUKUAN DAN

PELAPORAN

KASUBID PELAPORAN

KASUBID PEMBUKUAN II

KASUBID PEMBUKUAN I KEPALA BIDANG

PENDAFTARAN, PENDATAAN DAN

PENETAPAN

KASUBID PENETAPAN

KASUBID PENDATAAN DAN

PENILAIAN

KEPALA UPTD PAJAK DAERAH

(13)

Laporan Keuangan Tahun 2020

3.2 Basis Akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan

Dasar penyusunan dan basis akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar Tahun 2020 adalah sebagai berikut :

1) Laporan keuangan telah disusun berdasarkan biaya historis ( historical cost) atau nilai wajar dan disajikan dalam rupiah.

2) Entitas pelaporan yang dimaksudkan dalam laporan keuangan ini adalah Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar.

3) Laporan Keuangan terdiri dari : a. Laporan Realisasi Anggaran b. Neraca

c. Laporan Operasional

d. Laporan Perubahan Ekuitas; dan e. Catatan atas Laporan Keuangan.

4) Laporan keuangan yang disajikan dalam rupiah penuh, disusun dengan basis akrual untuk Neraca, Laporan Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas dengan konsep biaya historis.

5) Laporan Realisasi Anggaran disusun dengan basis kas.

6) Periode akuntansi Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar adalah mulai 1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun bersangkutan yang dalam hal ini sesuai dengan tahun anggaran.

3.3 Basis Pengukuran yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan

Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukan setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran Pos-pos dalam laporan keuangan menggunakan nilai perolehan historis dalam mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversikan terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

3.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam Standar Akuntansi Pemerintah sesuai dengan kebijakan Akuntansi Pemerintah

Ringkasan penerapan Kebijakan Akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam standar Akuntasi Pemerintah sesuai dengan kebijakan Akuntansi Pemerintah yang diterapkan terkait dengan Penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2019 adalah sebagai berikut:

1) Aset Lancar

Aset lancar adalah kas dan sumber daya lainnya yang diharapkan dapat dicairkan menjadi kas,dijual atau dipakai habis dalam 1 (satu) periode akuntansi.

(14)

Laporan Keuangan Tahun 2020

a. Kas di Kas Daerah

Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah. Kas di Kas Daerah merupakan saldo Kas Pemerintah Kota Denpasar yang berada di rekening Kas Daerah pada Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Denpasar. Kas Daerah dicatat sebesar nilai nominal artinya disajikan sebesar nilai rupiahnya. Apabila terdapat kas dalam Valuta asing, dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca.

b. Kas di Bendahara Pengeluaran c. Kas di Bendahara Penerimaan d. Piutang Pajak

Pengakuan piutang diakui saat timbul klaim/ hak untuk menagih uang atau manfaat ekonomi lainnya kepada entitas lainnya. Piutang dapat diakui ketika :

1. Diterbitkan surat ketetapan / dokumen yang sah

2. Telah diterbitkan surat penagihan dan telah dilaksanakan penagihan 3. Belum dilunasi sampai dengan akhir periode pelaporan.

Pengukuran piutang pendapatan adalah sebagai berikut :

1. Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan dari setiap tagihan yang ditetapkan berdasarkan surat ketetapan kurang bayar yang diterbitkan.

2. Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan dari setiap tagihan yang telah ditetapkan terutang oleh Pengadilan Pajak untuk wajib pajak yang mengajukan banding.

3. Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan dari setiap tagihan yang masih proses banding atau keberatan dan belum ditetapkan oleh majelis tuntutan ganti rugi.

Penilaian piutang disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan ( net realizable value). Nilai bersih yang dapat direalisasikan adalah selisih antara nilai nominal piutang dengan penyisihan piutang.

Dasar yang digunakan untuk menghitung penyisihan piutang adalah kualitas piutang.

Kualitas piutang dapat dikelompokan menjadi 4 dengan klasifikasi sebagai berikut : No Kualitas Piutang Taksiran Piutang tak Tertagih

1 Lancar 0,5 %

2 Kurang Lancar 10 %

3 Diragukan 50 %

4 Macet 100 %

(15)

Laporan Keuangan Tahun 2020

Penggolongan kualitas piutang untuk objek pajak, dapat dipilah berdasarkan : 1. Kualitas lancar, jika umur piutang kurang dari 1 tahun

2. Kualitas kurang lancar, jika umur piutang diatas 1 sampai dengan 2 tahun 3. Kualitas Diragukan, jika umur piutang diatas 2 sampai dengan 5 tahun 4. Kualitas macet, jika umur piutang lebih dari 5 tahun

e. Persediaan

Persediaan dinilai dan diakui dengan menggunakan harga terakhir yang diperoleh untuk setiap jenis persediaan sesuai dengan hasil perhitungan fisik ( stock opname) dan persediaan dicatat dengan metode periodik. Persediaan disajikan sebagai bagian dari asset lancar.

2) ASET TETAP

Aset tetap adalah asset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dan disewakan dalam rangka menunjang kegiatan pemerintahan dan dimanfaatkan masyarakat umum. Aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan handal. Klasifikasi asset tetap adalah sebagai berikut :

a. Peralatan dan Mesin b. Gedung dan Bangunan

c. Jalan,Irigasi,dan Jaringan d. Aset Tetap Lainnya

e. Kontruksi dalam Pengerjaan f. Akumulasi Penyusutan

3) ASET LAINNYA

Aset lainnya adalah aset pemerintah yang tidak dapat diklarifikasikan sebagai aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan dana cadangan. Aset lainnya antara lain terdiri dari :

a. Aset tak berwujud b. Akumulasi Amortisasi c. Aset lain-lain

Aset lain-lain adalah asset tetap yang dimaksudkan untuk dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah daerah direklasifikasi ke dalam asset lain-lain menurut nilai tercatat.

Hal ini disebabkan karena asset tetap yang tidak digunakan karena sedang menunggu proses pemindahtanganan ( proses sewa beli, penjualan dan hibah)

(16)

Laporan Keuangan Tahun 2020

Sesuai dengan hasil audit pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Tahun 2015, tanah yang digunakan sebagai kantor adalah milik pihak lain, dimana asset tanah yang dipakai oleh Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar saat ini merupakan asset milik dari Pemerintah Provinsi Bali sedangkan gedung dan bangunan menjadi hak milik Pemerintah Kota Denpasar.

4) KEWAJIBAN

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah daerah. Kewajiban bersifat mengikat dan dapat dipaksakan secara hukum sebagai konsekuensi atas kontak dan peraturan perundang-undangan. Kewajiban dikategorikan berdsarkan waktu jatuh tempo, pos kewajiban antara lain :

a. Kewajiban Jangka pendek, merupakan kewajiban yang diharapkan dibayar dalam waktu paling lama 12 bulan setelah tanggal pelaporan.

b. Kewajiban jangka panjang, kewajiban yang diharapkan dibayar dalam jangka waktu lebih dari 12 bulan.

5) EKUITAS

Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara asset dan kewajiban pemerintah pada tanggal laporan yang disajikan dalam neraca disisi pasiva.

(17)

Laporan Keuangan Tahun 2020

BAB IV

PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN BADAN PENDAPATAN DAERAH KOTA DENPASAR

4.1 POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN 4.1.1 PENDAPATAN

Pendapatan LRA adalah semua penerimaan rekening kas umum daerah yang menambah saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. Pendapatan LRA diakui ketika pembayaran telah dilakukan dan diterima di kas daerah (Cash Basic) dan diukur serta dicatat berdasarkan azas bruto yaitu dengan membukukan penerimaan bruto dan tidak mencatat jumlah nettonya.

Berdasarkan sumbernya Laporan Realisasi Anggaran Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar dapat diklasifikasi yaitu pendapatan pajak daerah dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Pengakuan pendapatan yaitu dengan cara adanya penetapan terlebih dahulu (official assessment), dimana dalam penetapan tersebut terdapat jumlah uang yang harus diserahkan kepada pemerintah daerah. Sedangkan penghitungan sendiri oleh wajib pajak (self assessment) dan selanjutnya dilakukan pembayaran secara mandiri oleh wajib pajak berdasarkan perhitungan tersebut. Penyajian Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Tahun 2020 dapat disajikan sebagai berikut :

(dalam rupiah)

NO URAIAN JENIS PAJAK

TAHUN 2020

% REALISASI 2019

ANGGARAN REALISASI

1 Pajak Air Tanah 7.000.000.000,00 6.526.130.535,00 93,23 10.805.827.177,00 2 Pajak Hotel 52.000.000.000,00 54.219.474.986,56 104,27 199.524.196.145,96 3 Pajak Restoran 80.500.000.000,00 93.202.955.815,85 115,78 158.752.914.495,08 4 Pajak Hiburan 8.900.000.000,00 9.851.415.929,86 110,69 24.564.636.356,50 5 Pajak Reklame 1.000.000.000,00 1.298.703.432,34 129,87 1.919.389.281,38 6 PPJ 97.000.000.000,00 96.917.837.846,00 99,92 95.535.189.555,00 7 BPHTB 115.000.000.000,00 127.839.597.907,00 111,16 193.002.709.077,00 8 PBB-P2 82.000.000.000,00 93.815.354.409,00 114,41 107.515.796.338,00 9 Pajak Parkir 5.000.000.000,00 6.021.814.507,00 120,44 8.735.436.931,00 10 Lain-lain PAD

yang sah 3.500.000.000,00 8.053.223.850,01 230,07 10.649.766.535,00

Jumlah

451.900.000.000,00 497.745.593.752,62 110,15 731.665.482.253,62

(18)

Laporan Keuangan Tahun 2020

Bedasarkan data tabel tersebut diatas dapat diketahui bahwa realisasi Pendapatan Asli Daerah pada Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar yang terdiri dari pajak daerah dan pendapatan lain-lain yang sah dalam periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember Tahun 2020 yaitu pendapatan pajak daerah sebesar Rp.489.692.369.902,61 dan lain-lain PAD yang sah sebesar Rp. 8.053.223.850,01 sehingga jumlah total Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp. 497.745.593.752,62 atau 110,15 persen dari target awal PAD sebesar Rp.451.900.0000,00. Jika dibandingan dengan PAD tahun 2019 untuk tahun ini mengalami penurunan pendapatan sebesar Rp. 233.919.888.501,00 atau 31,97 persen karena dampak dari pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia sehingga pendapatan pajak daerah dan lain-lain PAD yang sah mengalami penurunan yang signifikan.

Untuk tahun anggaran 2020 tutup buku terkait pendapatan dan belanja daerah dilakukan pada tanggal 30 Desember 2020 karena pada tanggal 31 desember 2020 sudah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai cuti bersama sehingga seluruh transaksi perbankan tutup buku per tanggal 30 Desember 2020. Hal ini diperkuat oleh surat permohonan dari BPKAD Kota Denpasar yang ditujukan kepada Bank BPD Bali tentang permohonan tutup buku tahun anggaran 2020. Akibat dari pelaksanaan kebijakan tersebut diatas berpengaruh pada pendapatan pajak PBB-P2, dimana pada tanggal 31 Desember 2020 terjadi transaksi pembayaran pajak PBB-P2 melalui mekanisme transfer sebesar Rp.39.815.394,00 dengan rincian pembayaran pokok Rp. 39.701.154,00 dan denda Rp.

114.240,00. Pembayaran tersebut dilimpahkan berdasarkan nota kredit yang diterbitkan oleh Bank BPD Bali pada tanggal 04 Januari 2021 sehingga pengakuan dan penyajian realisasi angggaran pendapatan pajak PBB-P2 tesebut pada tahun 2021.

4.1.2. BELANJA

Belanja merupakan semua pengeluaran oleh bendahara umum daerah yang mengurangi saldo anggaran lebih dalam periode dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.

Belanja diukur dan diakui dengan basis akuntansi kas. Belanja dinilai sebesar nilai tercatat dan disajikan pada Laporan Realisasi Anggaran berdasarkan belanja langsung dan belanja tidak langsung.

Belanja Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar dapat diklasifikasikan menjadi belanja langsung dan tidak langsung secara terperinci diuraikan sebagai berikut :

.

(19)

Laporan Keuangan Tahun 2020

(dalam rupiah)

NO URAIAN JENIS BELANJA 2020

% REALISASI 2019

ANGGARAN REALISASI

Belanja Tidak Langsung

1 Gaji dan Tunjangan

5.739.436.000,00

5.581.160.398,00 97,24 5.574.387.667,00 2 Tambahan Penghasilan PNS

4.416.123.200,00

3.550.993.894,00 80,41 4.254.525.000,00 3 Isentif Pajak daerah

22.388.107.500,00

16.656.840.000,00 74,40 23.962.487.500,00 Jumlah Belanja Tidak

Langsung 32.543.666.700,00 25.788.994.292,00 79,24 33.791.400.167,00

Belanja Langsung

1 Belanja Pegawai

4.109.400.000,00 4.050.800.000,00

98,57 335.640.000,00 2 Belanja Barang dan Jasa

2.401.998.868,00 1.798.818.037,00

74,89 7.034.046.752,00 3 Belanja Modal

502.020.800,00 497.520.800,00

99,10 1.210.141.665,00 Jumlah Belanja Langsung 7.013.419.668,00 6.347.138.837,00

90,50 8.579.828.417,00

Bedasarkan data tabel tersebut diatas dapat dijelaskan klasifikasi belanja dalam Laporan Realisasi Anggaran Belanja Tahun 2020 adalah sebagai berikut:

a. Belanja Tidak Langsung / Belanja Pegawai

(dalam rupiah)

NO URAIAN TAHUN 2020

% REALISASI 2019

ANGGARAN REALISASI

1 Gaji dan Tunjangan

5.739.436.000,00

5.581.160.398,00 97,24 5.574.387.667,00 2 Tambahan Penghasilan

PNS

4.416.123.200,00

3.550.993.894,00 80,41 4.254.525.000,00 3 Isentif Pajak daerah

22.388.107.500,00

16.656.840.000,00 74,40 23.962.487.500,00 Jumlah Belanja

Pegawai 32.543.666.700,00

25.788.994.292,00 79,24 33.791.400.167,00

Anggaran belanja tidak langsung pada anggaran 2020 sebesar Rp. 32.543.666.700,00 sedangkan realisasi belanja pada periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2020 sebesar Rp. 25.788.994.292,00 atau sebesar 79,24 persen. Realisasi belanja tidak langsung Tahun Anggaran 2020 mengalami penurunan sebesar Rp. 8.002.405.875,00 atau 23,68 persen dari realisasi belanja pegawai Tahun 2019.

b. Belanja Langsung ( Belanja pegawai dan belanja barang & jasa)

Belanja barang dan jasa adalah pengeluaran untuk pembelian barang dan / atau jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan atau tidak

(20)

Laporan Keuangan Tahun 2020

dipasarkan serta pengadaan barang yang dipergunakan untuk pemenuhan kebutuhan dasar suatu satuan kerja dan umumnya pelayanan yang bersifat internal. Jenis pengeluaran belanja barang dan jasa antara lain sebagai berikut:

(dalam rupiah)

Jumlah anggaran barang dan jasa Tahun 2020 sebesar Rp. 6.511.398.868,00 sedangkan untuk realisasi pengeluaran belanja barang dan jasa pada akhir Tahun anggaran 2020 yaitu sebesar Rp.5.849.618.037,00 atau 89,84 persen. Realisasi belanja barang dan jasa Tahun 2020 mengalami penurunan sebesar Rp.1.520.068.715,00 atau 20,63 persen jika dibandingkan dengan realisasi belanja Tahun 2019.

Realisasi belanja barang dan jasa pada kegiatan peningkatan sarana dan prasarana sebesar Rp.502.847.035,00 atau 64,86 persen dari jumlah anggaran Rp.775.228.000,00. Realisasi belanja barang dan jasa minim karena pada pos kegiatan belanja perawatan kendaraan bermotor sebesar 70,17 persen dan belanja pemeliharaan sebesar 39,23 persen, dimana pencapaian tersebut sudah atas dasar kebutuhan yg efektif dan efisien dalam rangka menunjang kinerja Badan Pendapatan Daerah Kota

NO URAIAN TAHUN 2020

%

REALISASI 2019

ANGGARAN REALISASI

I Program Pelayanan

Administrasi perkantoran 5.528.548.868,00 5.140.040.002,00

92,97 5.468.375.002,00 I.1 Pelayanan Administrasi

Perkantoran 5.528.548.868,00 5.140.040.002,00

92,97 5.468.375.002,00 II Program Peningkatan sarana

dan prasarana 775.228.000,00 502.847.035,00

64,86 953.983.150,00 II.1 Peningkatan sarana dan prasarana

aparatur 775.228.000,00

502.847.035,00

64,86 953.983.150,00 III Program Peningatan Kapasitas

Sumber Daya Aparatur 11.000.000,00 11.000.000,00

100,00 81.977.000,00 III.1 Peningkatan kapasitas sumber daya

aparatur 11.000.000,00 11.000.000,00

100,00 81.977.000,00 IV Program Peningkatan dan

Pengembangan Pengelolaan

Keuangan Daerah 196.622.000,00 195.731.000,00

99,55 865.351.600,00 IV.1 Intensifikasi dan ekstensifikasi

sumber-sumber pendapatan daerah 0,00 0,00 - 452.775.000,00

IV.2

Pelayanan PBB 82.022.000,00 81.571.000,00

99,45 378.976.600,00 IV.3

Penyampaian data dan informasi sistem pengelolaan keuangan daerah

13.975.000,00 13.975.000,00

100,00 20.650.000,00 IV.4

Kegiatan Aplikasi Sistem On Line

100.625.000,00 100.185.000,00

99,56 - IV.5 Optimalisasi Penerimaan Pajak

daerah 0,00 0,00 12.950.000,00

Jumlah 6.511.398.868,00

5.849.618.037,00

89,84 7.369.686.752,00

(21)

Laporan Keuangan Tahun 2020

Denpasar pada Tahun 2020.

c. Belanja Modal

Menurut Standar Akuntasi Pemerintah (SAP) Belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah asset tetap yang memberikan manfaat dalam satu periode akuntasi. Laporan realisasi belanja modal Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember Tahun 2020 adalah sebesar Rp. 497.520.800,00 atau 99,10 persen dari anggaran awal sebesar Rp. 502.020.800,00 atau mengalami penurunan sebesar Rp.

712.620.865,00 atau 59 persen jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2019.

Laporan realisasi anggaran belanja modal dapat ditampilkan sebagai berikut : (dalam rupiah)

NO URAIAN TAHUN 2020

% REALISASI

2019 ANGGARAN REALISASI

1 Belanja Tanah

2 Belanja Peralatan dan Mesin 502.020.800,00

497.520.800,00

99,10

1.180.345.465,00

3 Belanja Gedung dan Bangunan

4

Belanja Jalan, Irigasi dan

Jaringan

5 Belanja Aset Tetap Lainnya

6 Belanja Aset Lainnya

29.796.200,00

Jumlah

502.020.800,00 497.520.800,00

99,10 1.210.141.665,00

Berdasarkan data tabel Laporan realisasi anggaran belanja modal diatas, maka dapat ditampilkan data realisasi belanja modal secara terperinci diantaranya yaitu:

1. Belanja peralatan dan Mesin

Belanja modal peralatan dan mesin adalah pengeluaran yang digunakan untuk pengadaan/ penambahan dan peningkatan kapasitas peralatan dan mesin yang memberikan masa manfaat lebih dari 12 bulan atau peralatan dan mesin dimaksud dalam kondisi siap pakai.

Jenis-jenis belanja modal peralatan dan mesin yang dimaksud secara lebih rinci diuraikan dalam tabel berikut :

(22)

Laporan Keuangan Tahun 2020

(dalam rupiah)

NO KEGIATAN ANGGARAN

2020 REALISASI %

1

Belanja Peralatan dan

Mesin

Belanja Modal Pengadaan

Kipas Angin

1.866.700,00

1.866.700,00 100,00 B. M. Pengadaan Meubelair

21.150.000,00

21.150.000,00 100,00

B. M. Pengadaan Air Conditioner (AC)

27.425.000,00

27.425.000,00 100,00

B.M.l Pengadaan Komputer Unit/Jaringan

42.201.300,00

42.201.300,00 100,00

B.M. Pengadaan Peralatan Komputer Mainf.

9.755.800,00

9.755.800,00 100,00

B.Modal Pengadaan Printer/Scanner

11.622.000,00

11.622.000,00 100,00

B.M. Pengadaan Televisi

8.000.000,00

8.000.000,00 100,00 Belanja Modal Aplikasi

380.000.000,00 375.500.000,00

98,82

Jumlah 502.020.800,00 497.520.800,00 99,10

Jumlah anggaran belanja modal peralatan dan mesin Tahun 2020 ditetapkan sebesar Rp. 502.020.800,00 sedangkan untuk realisasi anggaran belanja sebesar Rp. 497.520.800,00 atau 99,10 persen.

2. Belanja Gedung dan Bangunan

Belanja modal gedung dan bangunan adalah pengeluaran yang digunakan untuk pengadaan/penambahan/penggantian dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan pembangunan gedung dan bangunan yang menambah kapasitas sampai gedung dan bangunan dalam kondisi siap pakai.

Belanja modal Gedung dan Bangunan untuk Tahun 2020 tidak dianggarkan dalam DPA Tahun Anggaran 2020.

3. Belanja asset lainnya

Belanja modal asset lainnya adalah pengeluaran / biaya yang digunakan untuk pengadaan, penambahan, penggantian, dan peningkatan pembangunan yang menambah asset pemerintah yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun yang mempunyai karakteristik tidak berwujud seperti software. Belanja modal asset lainnya tidak tidak dianggarkan dalam DPA Tahun Anggaran 2020.

4.2 POS – POS NERACA

4.2.1. ASET 1. Aset Lancar

(23)

Laporan Keuangan Tahun 2020

1 . Kas di Bendahara Pengeluaran

(dalam rupiah) 31 Desember 2020 31 Desember 2019

0,00 0,00

Nilai saldo kas per 31 Desember 2020 sebesar Rp.0,00 (Nihil) telah sesuai dengan Berita acara Pemeriksaan kas dan Berita Acara Penutupan Kas.

2. Kas di Bendahara Penerima

(dalam rupiah) 31 Desember 2020 31 Desember 2019

0,00 0,00

Nilai saldo kas per 31 Desember 2020 sebesar Rp.0,00 (Nihil) telah sesuai dengan Berita acara Pemeriksaan kas dan Berita Acara Penutupan Kas.

3. Piutang Pajak Daerah

Piutang pendapatan daerah adalah hak pemerintah untuk menerima pembayaran dari entitas lain termasuk wajib pajak atas kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah. Piutang merupakan manfaat masa depan yang diakui pada saat ini.

Piutang pendapatan per 31 Desember 2020 Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar adalah sebesar Rp. 555.914.938.437,57 yang terdiri dari piutang pajak daerah Rp.544.074.834.875,61 dan piutang lain-lain PAD yang sah atau piutang denda pajak Rp.11.840.103.561,96. Rincian piutang pajak daerah Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar Tahun 2020 dapat disajikan sebagai berikut:

(dalam rupiah)

No Uraian Piutang 2020

Total

Pokok Denda

1 Pajak Hotel

18.531.693.389,63

7.161.425.776,16 25.693.119.165,79 2 Pajak Restoran

8.501.524.712,15

3.147.485.064,80 11.649.009.776,95 3 Pajak Hiburan

1.973.125.244,51

487.161.651,00 2.460.286.895,51 4 Pajak Air Tanah

10.093.572.211,00

552.986.682,00 10.646.558.893,00 5 Pajak Reklame

1.208.618.925,32

- 1.208.618.925,32 6 Pajak PBB-P2

502.437.427.393,00

- 502.437.427.391,00 7 Pajak Parkir

1.328.873.000,00

491.044.388,00 1.819.917.388,00 Jumlah 544.074.834.875,61 11.840.103.561,96 555.914.938.437,57

(24)

Laporan Keuangan Tahun 2020

Usaha yang dilakukan oleh Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar dalam mengelola piutang pajak daerah diantaranya:

1. Diterbitkannya Peraturan Walikota Denpasar Nomor 51 Tahun 2018 tentang Tatacara Penghapusan Piutang Daerah.

2. Mengirim surat pemberitahuan dan surat teguran kepada wajib pajak daerah untuk melunasi pembayaran pajak daerah yang lancar maupun yang tertunggak.

3. Melakukan aging schedule umur piutang pajak daerah.

4. Memberdayakan dan mengintensifkan tim validasi penagihan piutang pajak daerah secara maksimal by name by address dengan bekerja sama dengan kepala lingkungan setempat yang lebih mengenal warga dan lingkungannya.

5. Memberikan keringanan pembayaran PBB-P2 secara otomatis tanpa mengajukan permohonan untuk tahun tertentu serta perpanjangan jatuh tempo pembayaran dan bebas denda pajak PBB-P2 sampai dengan 31 Desember 2020.

4. Persediaan

Persediaan adalah asset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional Pemerintah Daerah. Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar mencatat persediaan dengan metode periodik, dimana jumlah persediaan akhir diketahui dengan penghitungan fisik (stock opname) pada akhir periode. Persediaan Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar Tahun 2020 dapat diuraikan dalam tabel sebagai berikut :

(dalam rupiah)

No Nama Kegiatan Persediaan Tahun 2020

saldo awal Pembelian Pengeluaran Persediaan Akhir 1 Alat Tulis Kantor (ATK) 35.622.000,00 161.004.700,00 154.285.533,00 42.341.167,00 2 Alat Kebersihan 9.823.000,00 26.807.500,00 25.825.000,00 10.805.500,00

3 Alat Listrik 4.183.500,00 5.492.500,00 7.789.000,00 1.887.000,00

4 Barang Kuasi / Leges 2.016.000,00 14.700.000,00 12.228.000,00 4.488.000,00 5 Sparepart/Material/BBM 47.200.000,00 313.000.000,00 287.800.000,00 72.400.000,00 6 Barang Cetakan 66.770.000,00 149.060.000,00 139.380.000,00 76.450.000,00

TOTAL 165.614.500,00 670.064.700,00 627.307.533,00 208.371.667,00

Jumlah barang persediaan periode 1 Januari sampai dengan 30 Desember 2020 pada Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar sebesar Rp. 208.371.667,00 dimana persediaan tahun ini meningkat sebesar Rp. 42.757.167,00 dari jumlah persediaan Tahun 2019.

(25)

Laporan Keuangan Tahun 2020

5. Penyisihan Piutang

Berdasarkan Peraturan Walikota Denpasar Nomor 81 Tahun 2019 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Denpasar, maka pendekatan penyisihan piutang yang dianut oleh Pemerintah Daerah adalah pendekatan tidak langsung / pedekatan asset.

Hal ini ditunjukan dengan adanya ketentuan tentang penghapusan secara bersyarat.

Dalam pendekatan ini besaran penyisihan piutang ditentukan sebesar suatu persentase dari saldo piutang. Pengakuan yang digunakan untuk menghitung penyisihan piutang adalah kualitas piutang. Kualitas piutang dapat dikelompokan menjadi 4 dengan klasifikasi piutang lancar, piutang kurang lancar, diragukan dan macet. Jumlah saldo penyisihan piutang pendapatan Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2020 adalah sebagai berikut :

(dalam rupiah) 31 Desember 2020 31 Desember 2019

Rp. 321.553.971.581,55 Rp. 287.567.695.356,36

Saldo penyisihan piutang pendapatan pajak daerah per 31 Desember 2020 sebesar Rp.

321.553.971.581,55. Penyisihan piutang terdiri atas penyisihan piutang pokok yaitu sebesar Rp. 317.932.901.217,11, penyisihan piutang pokok yang terdiri dari beberapa obyek pajak daerah sebagai berikut :

(dalam rupiah)

No Pajak Daerah

Penyisihan Piutang pokok

Total Macet

>5 Tahun (100%)

Diragukan 2-5 Tahun (50%)

Kurang Lancar 1-2 Tahun (10%)

Lancar

< 1 Tahun (0,5%)

1 Pajak Hotel

2.168.645.666,10

1.845.759.973,85

323.515.779,17 47.181.849,92 4.385.103.269,04 2 Pajak Restoran

2.885.803.095,24

116.840.869,50

49.697.133,71 24.425.342,70 3.076.766.441,15 3 Pajak Hiburan

1.213.988.946,91

163.575.560,50

31.171.963,20 601.327,72 1.409.337.798,33 4 Pajak ABT

8.061.975.927,00

209.772.466,00

13.594.272,00 7.380.543,16 8.292.723.208,16 5 Pajak Reklame

1.208.618.925,32

- - - 1.208.618.925,32

6 PBB P2 326.028.523,01

8.997.983.994,40

57.231.446.618,00

232.788.989.610,00 299.344.448.745,41 7 Pajak Parkir

28.276.000,00

143.682.200,00

40.914.816,70 3.029.813,00 215.902.829,70 Jumlah 15.893.337.083,58 11.477.615.064,25 57.690.340.582,78 232.871.608.486,50 317.932.901.217,11

Referensi

Dokumen terkait

Meminta dua orang siswa untuk maju ke depan kelas secara bergantian untuk menceritakan cara yang dapat mereka lakukan guna menunjukkan rasa sayang kepada kakek dan neneke.

Dibawah ini yang bukan merupakan cara beriman kepada Allah SWT adalah ……a. Allah SWT tidak pernah membutuhkan bantuan orang lain, karena SWT memiliki

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah senantiasa memberikan limpahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

Namun dalam beberapa pembahasan, periodesasi ini tidak secara tegas memisahkan antar zaman, melainkan terintegrasi dengan temuan data secara keseluruhan yang tercermin

Usahawan FELDA - Kedai Berkat Tawakkal

Kendatipun para kontributor artikel ini menyatakan diri tidak mewakili pandangan NU secara organisasional, namun sebagai pandangan personal, baik sebagai kalangan NU maupun dari

Pemegang Unit Penyertaan akan mendapatkan Surat Konfirmasi Transaksi Unit Penyertaan yang akan dikirimkan paling lambat 7 (tujuh) Hari Bursa setelah (i) aplikasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya eksplisit yang dikeluarkan dalam usaha minuman instan berbasis biofarmaka di Kelompok Wanita Tani Subur Lestari Kabupaten Klaten