• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Kerangka Pikir

Banyak faktor yang bisa mempengaruhi risiko dan imbal hasil (expected return) yang mungkin timbul dalam berinvestasi di suatu saham, diantaranya dengan melihat risiko itu sendiri, sehingga membuat para investor mencari pendekatan yang tepat untuk dapat mengukur hubungan antara risiko dengan imbal hasil yang diharapkan.

Salah satu pendekatan yang biasa digunakan yaitu dengan pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM), dimana terdapat Beta (β) yang dapat digunakan untuk mengukur volatilitas dari suatu saham atau portfolio suatu saham. Beta sangatlah penting bagi para investor, karena berpengaruh terhadap persepsi risk-return trade off para investor.

Kita perlu mengukur risiko bisnis dan risiko financial suatu perusahaan, dimana dapat dilihat ketidakpastian dari firm’s operating income (EBIT) dan earning per share (EPS) perusahaan, sehingga bila terdapat sedikit perubahan pada operating income perusahaan, akan berdampak besar juga pada earning per share.

Selain pertimbangan risiko, kita perlu juga mempertimbangkan komposisi perusahaan dalam membiayai aset-asetnya, yaitu bagaimana struktur permodalan perusahaan yang terdiri dari hutang dan modal dalam pembiayaan asetnya. Besarnya penggunaan hutang suatu perusahaan dapat memperbesar tax shield yang dapat

21

(2)

disimpan, sehingga berdampak pada besarnya earning perusahaan. Tetapi juga perlu diingat bahwa besarnya jumlah hutang juga akan meningkatkan risiko yang mungkin terjadi, yang berarti akan semakin tinggi pula imbal hasil yang akan diminta oleh para pemegang saham. Maka, berdasarkan pertimbangan diatas, perusahaan perlu memperhatikan komposisi jumlah hutang dan modal yang optimal dalam struktur permodalannya.

Apabila digambarkan dalam bentuk bagan, kerangka pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(3)

Kumpulan data

Hypothesis

Perhitungan Rasio-rasio

Keuangan Return Saham

&

IHSG

Korelasi dan Regresi

Uji Hipotesis

Kesimpulan Beta

Laporan Keuangan

! DOL

! DFL

! DER

Bagan 3.1 Kerangka Pikir

(4)

3.2 Gambaran Umum Perusahaan 3.2.1 PT. Aqua Golden Mississippi, Tbk.

3.2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan.

Aqua lahir atas ide almarhum Tirto Utomo (1930-1994), yang menggagas lahirnya industri air minum dalam kemasan (AMDK) di Indonesia melalui PT Golden Mississippi pada tanggal 23 Pebruari 1973. Produk pertamanya adalah AQUA botol kaca 950 ml yang kemudian disusul dengan kemasan AQUA 5 galon, pada waktu itu juga masih terbuat dari kaca. Dengan berbagai upaya dan kerja keras, AQUA mulai dikenal masyarakat, sehingga penjualan dapat ditingkatkan dan akhirnya titik impas berhasil dicapai pada tahun 1978. Saat itu merupakan titik awal perkembangan pesat produk AQUA yang selanjutnya terus berkembang hingga sekarang. Kampanye yang dilakukan sejak tahun 2000 berhasil mendorong konsumsi air minum dalam kemasan.

Promosi dengan tema "minum air 8 gelas sehari" dilengkapi dengan AQUA branding campaign yang secara agresif dilancarkan oleh Perseroan berhasil meningkatkan volume penjualan secara drastis. Kondisi perekonomian yang kondusif dan situasi politik yang lebih stabil di Indonesia pada tahun 2001 merupakan titik balik bagi dunia usaha dan pada akhirnya meningkatkan daya beli konsumen, pada tahun ini juga Group Danone menaikan kepemilikan sahamnya, dari 40% menjadi 70%.

Dengan berbagai faktor positif tersebut, Perseroan mampu mendorong penjualan AQUA sebesar 50, 48 % dengan volume penjualan sebesar 2,363 milyar liter dari 1,570 liter di tahun sebelumnya.

(5)

3.2.1.2 Profil Perusahaan.

• Alamat : Jl. Pulolentut No.3, Kawasan industri Pulogadung Jakarta 13920 Indonesia, Tlp. (021) 4603070, 46823523, Fax (021) 4609177.

• Dewan Direktur :

Presiden : Willy Sidharta

Anggota : John Abdi, Drs. Purnama Sidhi, Tanti Irawaty.

3.2.2 PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.

3.2.2.1 Sejarah Singkat Perusahaan.

Terdaftar sebagai anggota bursa di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1994, Indofood merupakan anggota dari grup Salim ini menguasai 90% pasar mie instant di Indonesia. Tahun 1995 Indofood mengakuisisi perusahaan tepung, dan bersama Said Bawasir Trading Corporation membuka pabrik mie di Jeddah, Arab Saudi.

Tahun 1999, Indofood diakuisisi oleh First Pasific Co.Ltd. Pertumbuhan pada penjualan bersih perusahaan pada tahun 2001 mencapai Rp 14.6 triliun, naik 15%

dari tahun sebelumnya. Sedangkan kenaikan laba bersih perusahaan juga naik sebesar 15% dari tahun sebelumnya, menjadi Rp. 746 juta.

3.2.2.2 Profil Perusahaan.

• Alamat : Ariobimo Central Building, 12th floor, Jl. HR Rasuna Said x-2 Kav.5, Jakarta 12950, Indonesia. Tlp. (021) 5228822, Fax.(021) 5226014.

• President Director & Chief Executive Officer : Eva Riyanti Hutapea Director & Deputy Chief Executive Officer : Cesar M. dela Cruz

(6)

3.2.3 PT. Mayora Indah, Tbk.

3.2.3.1 Sejarah Singkat Perusahaan.

Didirikan pada tahun 1997, perusahaan ini mengambil alih PT. Unita Branindo. Sejak pengambil alihan perusahaan ini memiliki 2 pabrik yang terletak di Tangerang, Jawa Barat. Perusahaan melakukan kerja sama dengan Oka AG Ltd untuk produksi coklat, sedangkan untuk produksi Danish Cookies bekerja sama dengan Danish Speciality Food Aps of Denmark. Mayora merupakan anak perusahaan dari Inbisco Group, yang sudah aktif di industri ini sejak tahun 1948.

3.2.3.2 Profil Perusahaan.

• Alamat : Gedung Mayora Jl. Tomang Raya No. 21-23, Jakarta 11440, Indonesia, Tlp. (021) 5655311, Fax : (021) 5655336

• Komisaris Utama : Jogi Hendra Atmadja Komisaris : Siliani Widjaja

• Direksi :

Direktur Utama : Gunawan Atmadja

Anggota Direktur : Hendrawan Atmadja, Hermawan Lesmana

3.2.4 PT. Suba Indah, Tbk.

3.2.4.1 Sejarah Singkat Perusahaan.

Perusahaan minyak jagung ini didirikan pada 26 Juni 1975. Tahun 1991 sahamnya mulai diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta. Menerima ISO 9002 Quality

(7)

Accreditation dari Lloyd’s Register – UK pada tahun 1995. Di tahun 2000 perusahaan mulai membangun industri minyak jagung yang terintegrasi, dimana akan menjadi yang pertama di Indonesia, dan terbesar di Asia Tenggara.

3.2.4.2 Profil Perusahaan.

• Alamat : Gedung Total Lt. 4 Jl. Let Jend. S. Parman Kav.106A, Jakarta, Indonesia, Tlp. (021) 5680590, Fax : (021) 5680592

• Komisaris Utama : Lita Anggriani

Komisaris : Lukman Djuhandi, Jimmy Tjokrosapoetro, Hadi Widjaja Poernomo, Drs. Soepeno Sumardjo.

• Direksi :

Direktur Utama : Teddy Tjokrosaputro

Anggota Direktur : Benyamin De Haan, Tufik Mampuk, Ibnu Sutowo.

3.2.5 PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk.

3.2.5.1 Sejarah Singkat Perusahaan.

Dimulai dengan pabrik kecil yang beroperasi pada tahun 1958, Ultrajaya merupakan salah satu pelopor dalam mengembangkan minuman steril dalam kemasan, melalui proses yang dikenal dengan Ultra High Temperature (UHT).

Pabriknya berlokasi di kota Bandung, Ultrajaya menghasilkan minuman steril dari susu sampai teh, juga sari buah-buahan, dan sekarang merupakan salah satu pemimpin dalam minuman steril dalam kemasan di Indonesia, dengan jalan

(8)

mengantisipasi perubahan dan permintaan pasar, antara lain melalui pengembangan produk dan marketing strategi. Ultrajaya juga merupakan pemegang beberapa lisensi, seperti Kraft Inc. USA untuk produk keju, dan Corman of Belgium untuk butter.

3.2.5.2 Profil Perusahaan.

• Alamat : Jl. Cimareme 131 Padalarang – 40552 Kabupaten Bandung Jawa Barat, Indonesia

• Komisaris Utama : Supiandi Prawirawidjaja

Komisaris : H. Soeharsono Sagir, Endang Suharya, Sneah Kar Loon

• Direksi :

Direktur Utama : Sabana Prawirawidjaja

Anggota Direktur : Samudera Prawirawidjaja, Yutianto Isnandar

3.3 Model dan Metode Analisis

Dalam melakukan penelitian dan uji hipotesis digunakan dua metode analisis yaitu model deskriptif dan analitik, dimana model deskriptif adalah model penelitian dengan menyajikan permasalahan melalui diagram, grafik, berikut dengan penjelasannya. Sedangkan dengan model analitik, dilakukan uji statistika dengan menggunakan metode korelasi, regresi, dan regresi berganda.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis adalah sebagai berikut:

(9)

1. Melakukan uji hipotesis atas koefisien korelasi antara DOL dengan Beta saham, dengan menggunakan metode korelasi t-test, untuk mengetahui apakah ada hubungan antara DOL dengan Beta saham.

2. Melakukan uji hipotesis atas koefisien korelasi antara DFL dengan Beta saham, dengan menggunakan metode korelasi t-test, untuk mengetahui apakah ada hubungan antara DFL dengan Beta saham.

3. Melakukan uji hipotesis atas koefisien korelasi antara DER dengan Beta saham, dengan menggunakan metode korelasi t-test, untuk mengetahui apakah ada hubungan antara DER dengan Beta saham.

4. Melakukan uji hipotesis dengan menggunakan metode regresi pada DOL dengan Beta saham. Uji regresi ini dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh DOL terhadap Beta saham.

5. Melakukan uji hipotesis dengan menggunakan metode regresi pada DFL dengan Beta saham. Uji regresi ini dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh DFL terhadap Beta saham.

6. Melakukan uji hipotesis dengan menggunakan metode regresi pada DER dengan Beta saham. Uji regresi ini dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh DER terhadap Beta saham.

7. Melakukan uji hipotesis dengan menggunakan metode regresi berganda pada DOL, DFL, dan DER sebagai variabel bebas dan Beta saham sebagai variabel terikat untuk mengetahui seberapa besar pengaruh rasio-rasio tersebut apabila ketiganya tersebut digabungkan dengan menggunakan F-test, apabila masing-

(10)

masing variabel bebas yang telah diujikan ternyata mempunyai hibungan linier yang signifikan terhadap variabel terikat.

3.3.1 Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengukur hubungan antara 2 data series dan koefisien korelasi, sehingga dapat dilihat seberapa dekat hubungan antara kedua data tersebut. Dalam kasus-kasus tertentu, koefisien korelasi juga dapat dijadikan alat ukur dan memprediksi kecenderungan dan seberapa besar hubungan secara linier yang dimiliki oleh 2 variabel. Koefisien korelasi mempunyai nilai maksimal 1 dan minimal -1.

Nilai koefisien korelasi yang lebih besar dari nol menunjukkan adanya hibungan linier yang positif antara kedua variabel, maksudnya jika satu variabel meningkat (menurun) maka variabel lainnya juga akan meningkat (menurun).

Sedangkan pada koefisien korelasi yang mempunyai nilai lebih kecil dari nol menunjukkan adanya hubungan linier yang negatif antara kedua variabel yang diuji tersebut, maksudnya jika satu variabel meningkat (menurun) maka variabel lainnya akan bergerak ke arah yang berlawanan, yaitu menurun (meningkat). Sedangkan bila koefisien korelasi mempunyai nilai nol, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan linier antara kedua variabel yang diuji.

Koefisien korelasi yang dilakukan dengan menggunakan data dari sampel, dinotasikan sebagai r, yang dirumuskan sebagai berikut:

(11)

( )( )

(

2

) ( ) (

2

2

) ( )

2

= −

y y

n x x

n

y x xy

r n

Test hipotesis

Tes hipotesis digunakan untuk menentukan apakah ada hubungan linier yang signifikan antara kedua data yang diujikan.

Bentuk dasar dari null dan alternative hypothesis adalah sebagai berikut:

Ho : ρ = 0 ( Tidak adanya hubungan linier yang signifikan ) H1 : ρ ≠ 0 ( Adanya hubungan linier yang signifikan)

t-test

t-test digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis guna mengetahui apakah benar-benar ada hubungan antara kedua variabel, atau hubungan diantara keduanya hanya sebuah kebetulan semata.

t-test dapat dinotasikan sebagai berikut:

2 1 2

= − n

r t r

Nilai dari t adalah dengan menggunakan tabel t dimana n-2 sebagai degrees of freedom, n adalah jumlah sample, dan r adalah koefisien korelasi berdasarkan sample historis. Nilai kritis dari t dicari dengan menggunakan tabel t dengan n-2 sebagai degree of freedom-nya. Tingkat keyakinan (confidence level) yang digunakan adalah sebesar 95%.

(12)

Untuk mengetahui hasil sebuah uji hipotesis, apakah H0 diterima atau ditolak, maka perlu dibandingkan antara t hitung dengan t tabel. Apabila hasil perhitungan dari t hitung melebihi t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, demikian pula sebaliknya.

Beta

Perhitungan beta dilakukan dengan memasukkan variabel-variabel statistik seperti covariance dan standar deviasi pasar. Beta yang didapat mencerminkan systematic risk suatu investasi terhadap pasar secara keseluruhan (dalam hal ini digunakan IHSG sebagai cerminan pasar).

3.3.2 Regresi Linier

Dengan analisis regresi dapat diketahui seberapa besar pengaruh perubahan variabel bebas (x) terhadap perubahan variabel terikat (y).

Adapun persamaan regresi dapat digambarkan:

x b b yˆ = o + 1

Nilai b ,b dapat dicari dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: 0 1

( )( ) ( )( ) (

2

) ( )

2

2

0

∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑

= −

x x

n

xy x x

b y

b1 =

( ) ( )( ) (

2

) ( )

2

x x

n

y x xy

n

(13)

t-test

t-test digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis guna mengetahui apakah terdapat pengaruh antara kedua variabel, atau hanya sebuah kebetulan semata.

t-test dapat dinotasikan sebagai berikut:

1

1 1

Sb

t b −β

=

Nilai dari t adalah dengan menggunakan tabel t dimana n-2 sebagai degrees of freedom, n adalah jumlah sample, dan r adalah koefisien korelasi berdasarkan sample historis. Nilai kritis dari t dicari dengan menggunakan tabel t dengan n-2 sebagai degree of freedom-nya. Tingkat keyakinan (confidence level) yang digunakan adalah sebesar 95%.

Untuk mengetahui hasil sebuah uji hipotesis, apakah H0 diterima atau ditolak, maka perlu dibandingkan antara t hitung dengan t tabel. Apabila hasil perhitungan dari t hitung melebihi t tabel, maka H ditolak dan H diterima, demikian pula sebaliknya.

0 1

3.3.3 Regresi Berganda

Regresi berganda, pada dasarnya sama dengan regresi biasa, namun apabila pada regresi biasa hanya terdapat satu variabel bebas (x) yang dapat mempengaruhi nilai variabel terikat (y), pada regresi berganda, terdapat lebih dari satu variabel bebas (x ,x ,....x ) yang dapat mempengaruhi nilai variabel terikat (y). 1 2 n

Persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut:

n nx b x

b x b b

yˆ = 0 + 1 1 + 2 2 +....

(14)

Untuk menghitung bo,b1,b2...bn digunakan persamaan sebagai berikut:

y=nb0 +b1

x1 =b2

x2

∑ ∑ ∑

x1y=b0 x1 =b1 x12 =b2 x1x2

∑ ∑ ∑

x2y=b0 x2 =b1 x1x2 =b2 x22

Dan untuk mengukur korelasi antara ketiga variabel atau lebih digunakan persamaan sebagai berikut :

R =

2 1 2

2 1 2 1 2

2 1 2

1

. . 2

x x r

x rx ryx ryx yx

r yx r

− + +

F-test

Bila t-test digunakan untuk menguji apakah adanya hubungan diantara dua variabel yang diujikan, maka F-test digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis bagi lebih dari 2 variabel.

Rumus F-test adalah :

F = (1 )/( 1) /

2 2

R n k

k R

Bentuk dasar dari uji hipotesis bagi lebih dari 2 variabel adalah : H0 = β1 = β2 = ...βn = 0

H = Tidak semua β (i = 1,2,... n) adalah = 0 1 1

Untuk mengetahui hasil sebuah uji hipotesis, apakah H diterima atau ditolak, maka perlu membandingkan antara nilai F hitung dengan F tabel. Jika nilai F hitung lebih

0

(15)

besar dari nilai besar dari F tabel maka H ditolak dan H diterima dan begitu juga sebaliknya.

0 1

3.4 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan 3 (tiga) variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat. Adapun ketiga variabel bebas tersebut adalah The Degree of Operating Leverage (DOL), The Degree of Financial Leverage (DFL), dan Debt-to-Equity Ratio (DER). Ketiga rasio tersebut adalah digunakan sebagai pencerminan dari risiko perusahaan di sektor konsumsi khususnya makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta sejak tahun 1997 hingga tahun 2001.

Sedangkan variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai beta (β) atas suatu saham pada periode yang sama.

Hubungan antara 3 (tiga) variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

(16)

Bagan 3.2 variabel penelitian

Beta saham The Degree of

Operating Leverage

The Degree of Financial

Leverage

Debt to Equity Ratio

Jika dituliskan dalam notasi matematika, maka dapat disebutkan bahwa beta suatu saham merupakan fungsi dari DOL, DFL, dan DER. Hal ini dapat dituliskan sebagai berikut:

(

DOL DFL danDER

)

f , ,

β =

3.5 Hipotesis

Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Terdapat hubungan linier yang signifikan antara DOL yang dimiliki perusahaan dengan Beta saham ( Uji korelasi DOL dengan Beta saham perusahaan)

(17)

Ho1 : ρ1 = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara DOL dengan Beta saham )

H11 : ρ1 ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara DOL dengan Beta saham)

2. Terdapat hubungan linier yang signifikan antara DFL yang dimiliki perusahaan dengan Beta saham (Uji korelasi DFL dengan Beta saham perusahaan)

H02 : ρ2 = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara DFL dengan Beta saham)

H12 : ρ2 ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara DFL dengan Beta saham)

3. Terdapat hubungan linier yang signifikan antara DER yang dimiliki perusahaan dengan Beta saham

(Uji korelasi DER dengan Beta saham perusahaan)

H03 : ρ3 = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara DER dengan Beta saham)

H13 : ρ3 ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara DER dengan Beta saham)

4. Terdapat pengaruh dari DOL yang dimiliki perusahaan terhadap Beta saham ( Uji regresi DOL dengan Beta saham perusahaan)

Ho4 : β1 = 0 (Tidak ada pengaruh dari DOL terhadap Beta saham ) H14 : β1 ≠ 0 (Ada pengaruh dari DOL terhadap Beta saham)

(18)

5. Terdapat pengaruh dari DFL yang dimiliki perusahaan terhadap Beta saham (Uji regresi DFL dengan Beta saham perusahaan)

H05 : β2 = 0 (Tidak ada pengaruh dari DFL terhadap Beta saham) H15 : β2 ≠ 0 (Ada pengaruh dari DFL terhadap Beta saham)

6. Terdapat pengaruh dari DER yang dimiliki perusahaan terhadap Beta saham (Uji regresi DER dengan Beta saham perusahaan)

H06 : β3 = 0 (Tidak ada pengaruh dari DER terhadap Beta saham) H16 : β3 ≠ 0 (Ada pengaruh dari DER terhadap Beta saham)

7. Seberapa besar pengaruh perubahan dari DOL, DFL, dan DER terhadap Beta saham perusahaan. (Uji regresi berganda antara DOL, DFL, dan DER terhadap Beta saham perusahaan)

H07 : β4 = 0 (Tidak ada pengaruh dari DOL,DFL, dan DER terhadap Beta saham)

H17 : β4 ≠ 0 (Ada pengaruh dari DOL, DFL, dan DER terhadap Beta saham)

3.6 Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahun 1997 hingga 2001 perusahaan yang tercatat pada papan perdagangan Bursa Efek Jakarta.

Untuk memperkecil luasnya populasi, peneliti menggunakan data sampel perusahaan sektor konsumsi khususnya makanan dan minuman di Indonesia karena industri ini menyangkut kepentingan orang banyak, sedangkan beberapa tahun

(19)

belakangan ini, banyak negara di wilayah regional Asia Pasifik termasuk Indonesia, mengalami dampak memburuknya kondisi ekonomi, terutama karena depresiasi mata uang negara-negara tersebut. Akibat utamanya adalah sangat langkanya likuiditas, tingginya tingkat bunga dan kurs mata uang. Kondisi ini mencakup pula penurunan drastis harga saham yang tercatat di Bursa Efek Jakarta, pengetahuan penyediaan kredit, dan penghentian atau penundaan pelaksanaan proyek konstruksi tertentu.

Perusahaan yang menjadi objek penelitian adalah:

1. PT. Aqua Golden Mississippi, Tbk.

2. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.

3. PT. Mayora Indah, Tbk.

4. PT. Suba Indah, Tbk.

5. PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dari penelitian ini menggunakan tehnik observasi terhadap laporan-laporan keuangan tahunan masing-masing perusahaan melalui beberapa sumber data. Berdasarkan sumber data, pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan sumber data primer dan sekunder.

Data primer adalah data laporan keuangan yang diterbitkan langsung oleh perusahaan yang bersangkutan, yang bisa diperoleh dari literatur di perpustakaan Bursa Efek Jakarta. Sedangkan data sekunder adalah data yang didapatkan dari hasil

(20)

riset yang dilakukan oleh beberapa perusahaan sekuritas dan beberapa literatur umum yang berhubungan dengan saham perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya maka Desain Sistem Informasi Penilaian Kinerja akademik dosen yang telah diuji oleh STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang, dapat

Menentukan nilai variabel pada sistem persamaan linear dua variabel dalam masalah kontekstual menggunakan metode grafik, eliminasi, substitusi dan gabungan dengan benar2.

Adanya pengaruh yang signifikan dari tipe auditor terhadap luas pengungkapan IC disebabkan karena auditor Big 4 cenderung memiliki independensi yang lebih besar

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1) CAR berpengaruh positif terhadap ROA, artinya tinggi atau rendahnya CAR dapat

Hipotesis 1: Belanja daerah berupa ratio pertumbuhan belanja modal, ratio belanja modal dan ratio belanja terhadap PDRB secara bersama sama berpengaruh

Untuk mendeskripsikan fungsi taganing pada repertoar si pitu gondang dalam gondang sabangunan dalam kebudayaan masyarakat Batak Toba, penulis menggunakan teori penggunaan dan

Hal inilah yang banyak menjadi perbincangan diberbagai aliran di dalam Islam tentang bagaimana melakukan pendekatan tentang maksud dari tiap-tiap ayat yang terkandung dalam

Andi Kurniawan, Syahru., 2012 .Sistem Penjejak Posisi Obyek Berbasis Umpan Balik Citra, Jurusan Teknik Komputer Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer