• Tidak ada hasil yang ditemukan

MIKROKONTROLLER SEBAGAI PENGENDALI KELISTRIKAN GEDUNG DENGAN TIMER KONTROL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MIKROKONTROLLER SEBAGAI PENGENDALI KELISTRIKAN GEDUNG DENGAN TIMER KONTROL"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PROSESOR, Vol 2 Edisi 4 Des 2011

AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 55

MIKROKONTROLLER SEBAGAI PENGENDALI KELISTRIKAN GEDUNG DENGAN TIMER KONTROL

Fadlin,

Staf Pengejar Teknik Informatika,ITM Abstrak

Sampai saat ini juga banyak bangunan gedung yang belum memiliki pengendali listrik terpusat dan juga belum memanfaatkan perkembangan teknologi secara optimal terutama teknologi mikrokontroller sehingga untuk memantau dan mengontrol pemakaian listrik pada suatu waktu dibagian gedung atau ruangan masih dikontrol dan dipantau oleh seorang petugas yang berjaga, bisa dibayangkan apabila bangunan tersebut relatif besar, luas dan mempunyai banyak ruangan juga banyak lantai, sangat tidak efisien waktu yang dibutuhkan seorang petugas yang berjaga hanya untuk memantau atau mengecek penggunaan listrik pada bangunan gedung tersebut. Pengendalian Kelistrikan dilakukan oleh Mikrokontroler AT89C51, dengan tujuan mengembangkan teknologi secara optimal, Sistem sensor mampu mengetahui kondisi yang terjadi pada system kelistrikan setiap saat.

Kata kunci : Atmega, time kontrol, listrik 1. Pendahuluan

Perkembangan dunia semakin hari semakin pesat. Peralatan-peralatan modern saat ini banyak diciptakan, dan hampir sebagian besar peralatan yang tercipta baik untuk keperluan rumah tangga, perkantoran, pertokoan maupun industri pemakaiannya menggunakan tenaga listrik, yang juga berarti kebutuhan akan listrik terus meningkat. Tak lepas dari itu persediaan listrik saat ini sangatlah terbatas, hal itu menuntut kita untuk menghemat penggunaan listrik, itu dapat kita lakukan dengan menggunakan secara optimal sesuai dengan kebutuhan, yang sekaligus akan menghemat biaya pengeluaran penggunaan listrik kita.

Sampai saat ini juga banyak bangunan gedung yang belum memiliki pengendali listrik terpusat dan juga belum memanfaatkan perkembangan teknologi secara optimal terutama teknologi mikrokontroller sehingga untuk memantau dan mengontrol pemakaian listrik pada suatu waktu dibagian gedung atau ruangan masih dikontrol dan dipantau oleh seorang petugas yang berjaga, bisa dibayangkan apabila bangunan tersebut relatif besar, luas dan mempunyai banyak ruangan juga banyak lantai, sangat tidak efisien waktu yang dibutuhkan seorang petugas yang berjaga hanya untuk memantau atau mengecek penggunaan listrik pada bangunan gedung tersebut.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Interface

Interface adalah hubungan tatap muka antara dua benda yang dapat berkomunikasi, hal ini terjadi antara COM1 pada Komputer yang berkomunikasi dengan mikrokontroler Pengendali Kelistrikan Gedung, sistem kerja pada interface Pengendali Kelistrikan Gedung yaitu mikrokontroler Pengendali Kelistrikan Gedung dihubungkan ke Komputer pada Port COM1 melalui media kabel UTP. Berikut adalah Blok diagram interface Pengendali Kelistrikan Gedung dengan COM1.

Gambar 1 Interface 2.2 Kelistrikan

Kelistrikan adalah sambungan alat listrik yang sederhana dimana paling sedikit satu jalur tertutup yang dapat dilalui arus. Alat-alat listrik bemacam-macam misalnya : motor listrik, lampu listrik, pemanas listrik, dll. (Pantur Silaban,Ph.D.”Rangkaian Listrik”)

2.3 Pengendalian

Pengendali adalah sistem yang berfungsi sebagai pengontrol sistem yang lain yang bersifat terpusat, dapat pula diartikan sebagai otomatisasi sebuah system.

(Ir.Sutanto,MSc.”Mikroelektronika”) COM1

Komputer

Mikrokontroler Pengendali KelistrikanGedung UTP

(2)

PROSESOR, Vol 2 Edisi 4 Des 2011

AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 56

2.4 Timer Kontrol (Pewaktu)

Timer Kontrol ( Pewaktu ) adalah kemudi monolit yang mampu membangkitkan tundaan- tundaan waktu dengan cermat antara mikrodetik sampai dengan lima hari, dapat pula membangkitkan tundaan-tundaan waktu yang cukup lama, sampai dengan tiga tahun. Pewaktu ini terdiri atas oscilator sumbu waktu (time base oscilator), pencacah yang dapat diacarai dan di gulang-guling kemudi (control flip-flop).

(Ir.Djoko Trihastarjo.”IC Linear”)

Pada penerapan Pengendali Kelistrikan Gedung pada pemodelan Tulisan ini, Timer Kontrol (Pewaktu) tersebut berfungsi menentukan kapan dan berapa lama waktu arus listrik akan didistribusikan pada tiap titik kelistrikan. Kita dapat menentukan kapan dan berapa lama waktu arus listrik akan didistribusikan dengan menginputkan atau mensetting waktu pada komputer yang akan kita pakai.

2.5 Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah sebuah komponen yang dapat bekerja sesuai dengan program yang diisikan kedalam memorinya seperti layaknya sebuah komputer yang sangat sederhana. (Agfian Eko Putra.”Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55”)

Produk mikrokontroller keluarga MCS-51 merupakan suatu terobosan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer, yang hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi baru. Sebagai teknologi baru, yaitu teknologi semikonduktor dengan kandungan transistor yang lebih banyak sehingga harganya menjadi lebih murah (dibandingkan mikroprosesor). Sebagai kebutuhan pasar, mikrokontroler hadir untuk memenuhi selera industri dan para konsumen akan kebutuhan dan keinginan alat-alat Bantu yang lebih baik dan canggih.

2.6 Perangkat Keras 2.6.1 AT89C51

AT89C51 adalah mikrokontroler keluaran Atmel dengan 2K byte Flash PEROM (Programmable and Erasable Read Only Memory), AT89C51 merupakan memori dengan teknologi nonvolatile memory, isi memory tersebut dapat diisi ulang ataupun dihapus berkali-kali.

Memory ini biasa digunakan untuk menyimpan intruksi (perintah) berstandar MCS-51 code sehingga memungkinkan mikrokontroler ini untuk bekerja dalam mode single chip operation (mode operasi keping tunggal) yang tidak memerlukan external memory (memori luat) untuk menyimpan source code tersebut.

2.6.2 Arsitektur

Gambar 2. Diagram AT89C51 (Sumber:hal 1, 8-Bit Microcontroller with 2K

Bytes, AT89C51,ATMEL) Keterangan:

2.6.3 Memori

Memori data internal selalu 8 bit atau 1 Byte, yang mampu mengalamati hingga 128 Byte dan SFR (Special Fungction Register).

Namun demikian, mode-mode pengalamatan RAM (Range Acces Memori) internal bias mengakomodasi hingga 384 Byte.

Pengaksesan langsung dengan alamat diatas 7Fh mengakses suatu memori, sedangkan pengaksesan tak langsung dengan alamat diatas 7Fh mengakses ruang memori lain yang kosong.

2.6.4 Timer (Clock) dan Waktu Akses Semua mikrokontroler memiliki osilator on-chip,yang dapat digunakan sebagai sumber timer (clock). Untuk menggunakannya, hubungkan sebuah resonator kristal atau keramik diantara kaki-kaki XTAL1 dan XTAL2 pada mikrokontroler dan hubungkan kapasitor ke Ground, perhatikan gambar 2.4a.

sedang contoh bagaimana mengaktifkan clock menggunakan oscillator eksternal ditunjukan pada gambar 2.4b.

(3)

PROSESOR, Vol 2 Edisi 4 Des 2011

AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 57

Gambar 3 (a) Hubungan ke kristal (b) Konfigurasi pemberian clock eksternal (Sumber: hal 3, 8-Bit Microcontroller with 2K Bytes, AT89C51, ATMEL)

2.6.5 Power Suplay

Power Suplay merupakan bagian yang bertugas memberikan tegangan pada sistem mikrokontroler dan mikrokontroler AT89C51.

2.6.6 Sistem Saklar dan Sensor

Sistem Saklar dan sensor adalah sistem yang menangani semua pensaklaran dan sensor arus listrik, isi dari sistem saklar dan sensor ini terdiri dari rangkaian pensaklaran dan sensor arus listrik. Sistem ini bertugas mendeteksi adanya arus yang terdapat pada ujung distribusi kabel, terpakai tidaknya arus listrik dan membatasi agar arus listrik tidak mendapat beban yang berlebih.

2.6.7. Sistem Transceiver

Sistem Transceiver adalah sistem yang bertugas mengirim paket data dari miikrokontroler AT89C51 ke COM1 dan menerima paket data dari COM1 untuk disampaikan kepada mikrokontroler AT89C51.

2.6.8. Casing

Casing adalah suatu kotak yang berfungsi melindungi rangkaian dari segala gangguan luar, bagian luar casing terdapat konektor-konektor untuk menghubungkan antar Mikrokontroler dan COM1, bahan casing terbuat dari acrylic bening yang dibentuk sedemikian rupa dengan dipanaskan agar mudah dalam pemasangan dan pengecekan jika terjadi kerusakan.

3. ANALISA DAN PERANCANGAN

3.1 Blok Diagram Interface

Blok Diagram Interface adalah bagian- bagian dan alur kerja sistem yang bertujuan untuk menerangkan cara kerja dan alur kerja sistem tersebut secara garis besar berupa gambar dengan

tujuan agar sebuah sistem dapat lebih mudah dimengerti dan dipahami. Gambar blok diagram interface Pengendali Kelistrikan Gedung yang akan kita buat adalah sebagai berikut :

Gambar 4 Blok diagram interface 3.2 Cara Kerja Blok Diagram

Blok diagram diatas terbagi atas 4 bagian, yaitu COM1, Mikrokontroler, Sensor dan Saklar, dan Keluaran Arus Listrik. bagian Mikrokontroler tersebut terhubung dengan COM1 pada komputer dengan media transmis kabel UTP. COM1 difungsikan oleh Software Pengendali Kelistrikan Gedung agar dapat berkomunikasi dengan mikrokontroler.

Software Pengendali Kelistrikan Gedung pada komputer di sini bersifat aktif yang berarti memerintah dan menanyakan status kondisi pada mikrokontroler, sebaliknya mikrokontroler di sini bersifat pasif yang berarti mengirimkan paket data balasan jika ditanya status kondisi dirinya atau perintah oleh software Pengendali Kelistrikan Gedung pada komputer.

Misalnya mikrokontroler dalam keadaan Ready yang berarti lampu indikator Power ON akan menyala merah maka mikrokontroler tidak akan memberitahukan kondisinya tersebut tanpa ditanya oleh oleh Software Pengendali Kelistrikan Gedung pada komputer, setelah Software tersebut tanya barulah mikrokontroler mengirimkan paket data yang berisikan status kondisinya dalam keadaan Ready (lampu indikator Power ON menyala merah), untuk paket data perintah dapat diambil contoh pada saat kejadian Software Pengendali Kelistrikan Gedung pada komputer memerintahkan pada mikrokontroler menjalankan saklar sekaligus menjalankan pewaktu lamanya sakalar akan dijalankan pada salah satu titik denah lokasi untuk mendistribusian arus listrik, bersamaan dengan itu sensor pendeteksi adanya arus yang terdapat pada ujung distribusi memberikan indikator lampu menyala hijau, dalam hal ini mikrokontroler tidak perlu menjawab dan hanya

XTAL2

XTAL1

GND C2

C1

XTAL2

XTAL1 SINYAL

OSILATOR EKSTENAL

GND NC

Sensor

Keluaran arus

listrik COM1

Mikrokontr oler

Saklar

(4)

PROSESOR, Vol 2 Edisi 4 Des 2011

AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 58

melaksanakan karena ini paket data perintah bukan pertanyaan

3.3 Perangkat Keras

Sistem Mikrokontroler AT89C51

Sistem Mikrokontroler merupakan sistem yang melengkapi kinerja mikrokontroler AT89C51 agar dapat bekerja dengan baik, Sistem ini berisikan detak (clock), Saklar dan Sensor, dan Transceiver.

Sistem ini mempunyai fungsi masing-masing sesuai dengan bagiannya. Sistem ini akan bekerja jika mikrokontroler AT89C51 dan sistem mikrokontroler mendapat tegangan dari Power Supply, dan dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 5 Sistem Mikrokontroler AT89C51 Casing Perangkat Keras

Mikrokontroler AT89C51 dan sistem Mikrokontroler ditempatkan pada sebuah casing yang berbentuk kotak terbuat bahan plat besi.

Pada casing dari arah bawah dan atas ditempatkan beberapa lubang kabel menuju terminal listrik dan sebuah RS 232. Casing berukuran Panjang : 40 Cm, Lebar : 25 Cm, dan Tinggi : 10 Cm, berikut adalah gambar Casing dari berbagai arah beserta dengan ukurannya:

Gambar 7 Casing Perangkat Keras

Miniatur Bangunan Gedung

Papan acrelic yang berukuran 50 Cm x 45 Cm yang kita simulasikan sebagai sebidang tanah diatasnya ditempatkan miniatur sebuah bangunan tanpa atap terbuat dari potongan acrelic, begitu juga untuk penyekat agar membentuk ruangan kita gunakan juga dari potongan acrelic. Untuk ukuran miniatur rumah yang akan kita buat dengan Panjang 35 Cm, Lebar 25 Cm, dan Tinggi 10 Cm. Tujuan kita membuat Miniatur Bangunan Gedung adalah untuk membuat simulasi Pengendalian Kelistrikan Gedung mirip seperti pada kenyataannya dengan membuat denah lokasi titik terkontrol yang akan kita tampilkan pada layar komputer. Berikut adalah gambar miniatur bangunan dilihat dari beberapa sudut pandangan beserta dengan ukuran.

Gambar 8 Simulasi Bangunan Tampak Atas Bahasa Assembly

Assembly adalh program under dos yang penulisan digunakan untuk membuat Shoftware pada siatem mikrokontroler AT89C51, Software mikrokontroler disini bersifat pasif dan juga aktif yaitu mikrokontroler akan menjalankan software secara kontinue dan mengirimkanpaket dat pada komputer jika ditanya maupun tidak ditanya oleh komputer, Shoftware SistemMikrokontrler terdiri atas 2 jenis yaitu Shoftware Paket Data dan Shoftware Penghitung Waktu dan Sensor, dan Mikrokontroler

AT89C51 Sistem

Mikrokontroler

Power Supply

LAMPU INDIKATOR

10 35

40

HALAMAN

RUANG 3 RUAN RUAN

RUA NG 4 RUANG 5

5 4

(5)

PROSESOR, Vol 2 Edisi 4 Des 2011

AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 59

rancangan Flow Chart keduanya adalah sebegai berikut :

Flow Chart Paket Data

Gambar 9 Flow Chart Paket Data

Shoftware di awali dengan langsung memberi pertanyaan apakah ada perintah atau pertanyaan dari komputer, jika ya maka shoftware akan memberikan pertanyaan kembali apakah berupapaket data, jika ya maka akan diteruskan atau dikirim ke sistem, setelah data diolah didalam sistem, data tersebut diambil bersaman dengan data sensor dan dikirimkan kekomputer juga skaligus akan memberi jawaban bahwa paket data dari komputer telah sampai. Disini data sensor akan terus dikirimkan biarpun tanpa

ditanya oleh komputer. Kondisi ini terjadi berulang-ulang selama mikrokontroler mendapat tegangan dari power supply.

Catatan :

Software akan berhenti jika Mikrokontroler tidak lagi mendapat tegangan dari Power Supply

Mulai

Selesai Apakah berupa paket data Apakah ada data dari komp

Kirim data sensor ke komp dan beri jawabanbahwa paket data telah

sampai

Ambil data sensor dari sistem Kirim ke sistem Tidak

Tidak

Ya

Ya

(6)

PROSESOR, Vol 2 Edisi 4 Des 2011

AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 60

Flow Chart Penghitung Waktu dan Sensor

Gambar 10 Flow Chart Penghitung Waktu dan Sensor

Catatan :

Software akan berhenti jika Mikrokontroler tidak lagi mendapat tegangan dari Power Supply

Mulai

Ambil data seting

Matikan saklar distribusi arus

Simpan data sensor ke Apakah waktu

sudah mencapai 0

menit

Selesai

Hidupkan saklar distribusi arus

Ya

Tidak

Tampilkan warna hijau

Ada pemaka

Tidak

Ada pemakai

Tampilkan warna kuning

Ya Ya

Tidak

Tampilkan warna merah

& peringatan Perhitungkan lama

distribusi arus dan waktu sekarang

Kirim data ke mikrokontroler (printah menghitung waktu mundur menit)

(7)

PROSESOR, Vol 2 Edisi 4 Des 2011

AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 61

Untuk alur shoftware penghitung waktu dan sensor, akan diawali dengan mengambil data setting kemudian dilakukan penghitungan waktu setting dengan waktu sekarang setelah itu data dikirim ke mikrokontroler dan ke komputer yang merupakan perintah menghitung waktu mundur dalam menit, setelah diambil kemudian akan diteruskan ke program utama yaitu program pertanyaan apakah waktu sudah mencapai 0 menit, apabila tidak Shoftware akan memberikan perintah untuk menghidupkan sklar distribusi arus dan program akan kembali bertanya apakah ada pemakaian arus, jika tidak akan menampilkan warna hijau dari pembacaan data sensor, jika ya kemudian program akan kembali bertanya apakah ada pemakaian arus berlebih jika tidak akan menampilkan warna kuning dari pembacaan sensor, jika ya akan menampilkan warna merah dan peringatan dari pembacaan sensor dilanjutkan akan memberikan perintah mematikan saklar distribusi arus, setiap data sensor tersebut akan disimpan terlebih dahulu untuk dikirim ke komputer, dan apabila ya untuk jawaban pertanyaan apakah waktu sudah mencapai 0 menit, Shoftware akan memberikan perintah untuk mematikan sklar distribusi arus dan juga akan dilanjutkan untuk menyimpan data sensor yang data sensor tersebut akan dikirim ke komputer. Kondisi ini juga terjadi berulang-ulang setiap 1 menit selama mikrokontroler mendapat tegangan dari power supply.

Flow Chart Tampilan Pada Komputer

Gambar 12 Flow Chart Tampilan pada Komputer Tampilan diawali dengan mengaktifkan semua komponen sekaligus melakukan pengecekan terhadap mikrokontroler dalam kondisi apa?, kemudian tekan tombol setting diteruskan mengisi data setting berupa waktu dan berapa lama arus listrik akan di distribusikan pada setiap titik, setelah itu data akan dikirim ke mikrokontroler untuk di proses, setelah diproses data kembali diambildan ditampilkan berupa perhitungan mundur dalam menit dan sekaligus mengambil data sensor untuk ditampilkan menurut keadaannya berupa tampilan warna dan peringatan apabila terjadi kesalahan sistem atau error dan sekaligus menerima jawaban bahwa

Mulai

Selesai Ambil jawaban bahwa paket data

Kirim data setting

Isi data setting

Ambil data perintah menghitung waktu

mundur (menit)

Ambil data sensor

(8)

PROSESOR, Vol 2 Edisi 4 Des 2011

AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 62

paket data yang telah dikirim sudah sampai.

Karena dalam sistem ini komputer hanya memberi perintah menjalankan pewaktu atau timer dan menampilkan kondisi (sensor) maka disaat mikrokontroler bekerja komputer dapat dimatikan atau dihidupkan kembali tanpa berpengaruh terhadap mikrokontroler. Sehingga Pengendalian Kelistrikan dan juga pemantauan keadaan kelistrikan dapat dilakukan setiap saat pada waktu yang diinginkan atau diperlukan.

4. PERANGKAT

Gambar 13 Skema Mikrokontroler AT89C51 dan Sistem Detak

Mikrokontroler Atmel AT89C51 adalah bagian inti dari seluruh bagian interface Pengendali Kelistrikan Gedung, sebab bagian ini terdapat mikrokontroler Atmel AT89C51 yang isinya adalah software Pengendali Kelistrikan Gedung, mikrokontroler AT89C51 membutuhkan tegangan 5V dan Ground, untuk dapat berfungsi dengan baik mikrokontroler AT89C51 diberikan sistem detak Clock pada pin X1 dan X2 dengan menggunakan komponen kristal dalam hal ini penulis menggunakan kristal 11,0592 MHz yang biasa disebut 12 Mhz.

Power Supply

Mikrokontroler AT89C51 dan sistem Mikrokontroler tidak akan berfungsi dengan baik tanpa mendapat tegangan dari power supply.

Power supply berisi komponen-komponen yang bertugas mengubah Arus AC menjadi Arus DC,

kemudian Arus DC tersebut distabilkan menurut kebutuhan Mikrokontroler dan sistem Mikrokontroler, pembuatan Power Supply hasil keluaran out put harus benar-benar teregulasi, karena dalam pemakaiannya berhubungan dengan sebuah komponen yang peka terhadap suatu batas tegangan. Untuk mendapatkan hasil yang sempurna sesuai tegangan masukkan dan keluaran, maka dari itu perlu diperhitungkan dengan seksama agar nanti dalam pemakaian tidak terjadi trouble atau kesalahan yang tidak diinginkan, kemungkinan akan drop tegangannya atau tidak stabil outputnya bila setelah terbebani.

Untuk perancangan Power Supply ini penulis mempergunakan trafo dengan kekuatan keluaran arus 3 Ampere. Pada gambar berikut ini adalah gambar sebuah Rangkaian Power Supply (adaptor) dengan pengaturan regulasi tegangan output DC 5 V, 12 V, -12 V, 3 Ampere.

Gambar 14 Skema Power Supply

Pada gambar 4.2 tersebut sebuah transformator diberi tegangan AC 220 V yang kemudian setelah melewati transformator tersebut tegangan akan menjadi tegangan DC yang disearahkan dengan dioda tetapi masih bersifat bolak-balik. Selanjutnya akan disearahkan lagi dengan kapasitor yang dibagi menjadi beberapa tegangan dengan menggunakan IC LM 7805, LM 7812, LM 7912. Sehingga dari rangkaian tersebut akan dihasilkan sebuah tegangan yang stabil yang dapat digunakan untuk mengankat beban sistem mikrokontroler.

Sistem Sensor dan Saklar

Sistem sensor dan saklar pada sistem mikrokontroler terdiri dari tiga bagian, yaitu pengirim sensor, komparator dan sistem saklar.

Pengirim sensor bertugas mengirimkan sensor berupa tegangan ke komparator, pada komparator tegangan di bandingkan dengan tiga tingkat

XTAL1 XTAL2 RST EA/VPP P1.0 P1.1 P1.2 P1.3 P1.4 P1.5 P1.6 P1.7 P0.0/AD0 P0.1/AD1

P0.6/AD6 P0.1/AD2 P0.3/AD3 P0.4/AD4

P0.7/AD7 P0.5/AD5

P2.1/A9 P2.2/A10 P2.3/A11 P2.4/A12 P2.5/A13 P2.6/A14 P2.7/A15 P3.0/RXD P3.1/TXD P3.2/INT0 P3.3/INT1 P3.4/T0 P3.5/T1 P3.6/WR P3.7/RD PSEN ALE/PROG P2.0/A8

34 35 36 37 38

39 21

22 23 24 25 26 27 28 10 11 12 13 14 15 16 17 29 30 33

32 1 2 3 4 5 6 7 8 19 18 9 31

5V 5V

10uF/16V 22

22

2K2 CRY STAL 12 MHz

7805

7812

7912 15V

9V 0 9V 15V

5V

12V

-12V INPUT AC 220V

IN4002 IN4002 IN4002 IN4002 IN4002 IN4002

TIP42

TIP42

22 22

1000uF/25V 100uF/25V

4700uF/16V 100uF/16V 1000uF/16V

1000uF/25V 470uF/16V

470uF/16V

104 104 104

104 104

104 104

104

(9)

PROSESOR, Vol 2 Edisi 4 Des 2011

AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 63

tegangan yang digunakan sebagai keluaran sensor.

Cara kerja sistem ini adalah apabila sistem saklar dalam keadaan On maka sensor mendapat tegangan sesuai dengan tingkat beban pada arus listrik. Tegangan yang sesuai dengan tingkatan tersebut akan dibandingkan guna membedakan pensensoran terhadap arus listrik terdistribusi, arus listrik dalam pemakaian dan arus listrik mendapat beban berlebih yang kemudian akan diteruskan ke mikroprosesor dan dikirim ke komputer untuk ditampilkan dengan perbedaan warna.

Gambar 15 Skema Sistem Saklar dan Sensor

Gambar 16Skema Komparator 4.1.2.1 Sistem Transceiver

Masing-masing Mikrokontroler AT89C51 memiliki sistem Transceiver, karena sistem yang bertugas menerima paket data dari COM1 dan juga mengirimkan paket data balasan dari Mikrokontroler AT89C51 ke COM1. isi sistem Transceiver ini terdiri dari Transmiter dan Receiver, Transmiter bertugas mengirimkan paket data dari Mikrokontroler AT89C51 ke COM1, sedangkan Receiver bertugas menerima paket data dari COM1 untuk disampaikan kepada Mikrokontroler AT89C51. Berikut adalah skema Transmiter dan Receiver.

Gambar 4.5 Skema Transmiter

PORT +5V

OUTPUT AC 220V

AC 220VINPUT

12V 12V

OUT SENSOR

-12V

12V -12V

1K2 1K2 9012

220 33

TRIAC

MOC 220 L SENSOR

*R BEBAN

56K

5K6 104

223

220uF

TL072

+ -

3 21

8 4

101 5K6

470uF

IN4148 104

IN4148

56K 104

TL072

+ -

5 67

8 4

10uF 5K6

PORT

PORT

PORT 5V

OUT SENSOR1

OUT SENSOR2 12V

12V

-12V

12V

5V -12V

-12V 12V

12V 12V

5V

OUT SENSOR3

INPUT SENSOR IN4148

10uF IN4148

R?

POT

2K2 2K2

R?

POT 104

104 TL074

+ - 5 6

7

411

IN4148

IN4148

LM339 +

- 7 6

1

312

TL074 + - 5 6

7

411

TL074 + - 3 2

1

411

2K2

104 10uF

10uF LM339

+ - 5 4

2

312

5,1V

LM339 +

- 9 8

14

312

TXD OUT

5V 12V

12V 5V

PORT 5V

-12V -12V TL072 + -

3 2 1

84

TL072 + -

5 6 7

8

4 IN4148

IN4148

27K 1K

10K 1K

10K

10K

5K6

(10)

PROSESOR, Vol 2 Edisi 4 Des 2011

AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 64

Gambar 17 Skema Receiver

4.1.1 Casing Mikrokontroler

5. Kesimpulan

Dalam menciptakan interface Pengendali Kelistrikan Gedung dengan Mikrokontroler AT89C51 ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, diantaranya :

a. Pengendalian Kelistrikan dilakukan oleh Mikrokontroler AT89C51, dengan tujuan mengembangkan teknologi secara optimal.

b. Tampilan pada komputer mampu menampilkan durasi waktu pemakaian dan kondisi system kelistrikan pada saat tertentu.

c. Sistem sensor mampu mengetahui kondisi yang terjadi pada system kelistrikan setiap saat.

d. Sistem sensor yang penulis gunakan hanya mampu mendeteksi dengan nilai akurasi tertentu pada saat melakukan percobaan, maka pada penerapannya tingkat akurasi sebatas pada saat penerapan.

DAFTAR PUSTAKA

Pantur Silaban,Ph.D.Rangkaian Listrik, andi offset, Jakarta 2006

Sutanto,Mikroelektronika,andi offset, Jakarta.2004

Didin Wahyudin, Mikrokontroller AT89S52, Yokyakarta, Andy.

Malvino Barmawi, 1987, Prinsip-prinsip Elektronika, Jakarta, Erlangga.

Nino Guevara Ruwano, Berkarya dengan Mikrokontroller AT89C2051, Jakarta, Elex Media Komputindo.

P.Van Harten & Ir. E. Setiawan, Instalasi listrik Arus Kuat 2, Jakarta,Bina Cipta.

Widodo Budiharto, Interfacing Komputer dan Mikrokontroller, Jakarta, Elex Media Komputindo.

5V 5V

5V

RXD

IN 1K

220K

33K

27K 5K6

1K 5K6

LM393

+ -

3 2 1

84

Gambar

Gambar 2. Diagram AT89C51  (Sumber:hal 1, 8-Bit Microcontroller with 2K
Gambar 7 Casing Perangkat Keras
Gambar 9 Flow Chart Paket Data
Gambar  10  Flow  Chart  Penghitung  Waktu  dan  Sensor
+5

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan adanya penelitian dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Demokratis, Fasilitas Kerja, dan Kepuasan kerja Terhadap Kinerja

Dari pengertian dan pendapat para ahli filsuf maupun ahli hukum di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa asas keseimbangan merupakan perpaduan antara beberapa komponen

Jadi jika ditinjau dari besarnya kadar air pada subgrade tanah ekspansif terhadap tegangan yang terjadi berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1) Variabel BOPO, LDR, dan NPL secara bersama sama mempunyai pengaruh

- Mentahqiq dan mentakhrij semua ayat-ayat Alquran dan Sunnah serta menyebut sumbernya dalam catatan kaki. - Memberi penjelasan tentang hal-hal yang kurang jelas, seperti nama

Objek penelitian adalah tayangan kekerasan verbal dan non verbal pada program acara yang menjadi 5 rating tertinggi di televisi Indonesia.. Batasan ini berdasarkan

Menurut teori konstruksi Bruner, jika seorang peserta didik ingin mempunyai kemampuan memahami dan menguasai suatu konsep dalam matematika maka ia harus

Wade (2007) terdapat beberapa aspek dari pengelolaan marah, yaitu:.. 1) Mengenali emosi marah, emosi marah merupakan kemampuan untuk mengendalikan perasaan marah sewaktu