• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 POLA PEMANFAATAN RUANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 POLA PEMANFAATAN RUANG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4 POLA PEMANFAATAN RUANG

Pola pemanfaatan ruang berisikan materi rencana mengenai:

a. Arahan pengelolaan kawasan lindung

b. Arahan pengelolaan kawasan budidaya kehutanan c. Arahan pengelolaan kawasan budidaya non-kehutanan d. Arahan pengembangan kawasan prioritas:

‰ Arahan pengelolaan kawasan perkotaan yang diprioritaskan

‰ Arahan pengelolaan kawasan tertentu

4.1. Arahan Pengelolaan Kawasan Lindung

Kawasan lindung yang ditetapkan dalam RTRWP Kalimantan Barat terdiri dari :

a. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya b. Kawasan perlindungan setempat

c. Kawasan suaka alam dan cagar budaya d. Kawasan rawan bencana alam

Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya terdiri dari kawasan hutan lindung (HL) dan hutan lindung gambut (HLG).

Kawasan hutan lindung tersebar di seluruh wilayah kabupaten, sedangkan kawasan hutan lindung gambut tersebar di Kabupaten Pontianak, Ketapang, Kapuas Hulu, dan Landak.

Kawasan perlindungan setempat mencakup kawasan sempadan pantai, kawasan sempadan sungai, kawasan sekitar danau/waduk, serta kawasan sekitar mata air, yang penetapannya akan diatur lebih lanjut dalam RTRW Kabupaten/Kota.

RTRWP KALIMANTAN BARAT --- 46

(2)

° --- Bab 4 : Pola Pemanfaatan Ruang

RTRWP KALIMANTAN BARAT --- 47

Kawasan suaka alam dan cagar budaya mencakup : a. Kawasan Taman Nasional, yaitu :

- Taman Nasional Gunung Palung, di Kabupaten Ketapang

- Taman Nasional Gunung Niut – Penrissen, di Kabupaten Bengkayang, Landak, dan Sanggau

- Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya, di Kabupaten Sintang dan Kabupaten Melawi

- Taman Nasional Betung Kerihun, di Kabupaten Kapuas Hulu - Taman Nasional Danau Sentarum, di Kabupaten Kapuas Hulu

b. Kawasan Suaka Alam, berupa Cagar Alam dan Taman Wisata Alam, yaitu :

- Cagar Alam Muara Kendawangan, di Kabupaten Ketapang - Cagar Alam Mandor, di Kabupaten Landak

- Cagar Alam Gunung Raya Pasi, di Kota Singkawang - Taman Wisata Alam Asuangsang, di Kabupaten Sambas c. Kawasan Suaka Alam Laut dan Perairan Lainnya :

- Kepulauan Karimata, di Kabupaten Ketapang - Pantai Selimpai, di Kabupaten Sambas

d. Kawasan Pantai Berhutan Bakau, tersebar di Kabupaten Sambas, Bengkayang, Pontianak, dan Ketapang.

e. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan : penetapannya akan diatur lebih lanjut dalam RTRW Kabupaten/Kota.

Kawasan rawan bencana mencakup kawasan rawan banjir, kawasan rawan longsor, dan kawasan pantai rawan abrasi, yang penetapannya akan diatur lebih lanjut dalam RTRW Kabupaten.

Luasan keseluruhan kawasan lindung tertuang pada Tabel 4.1, sedangkan sebarannya dipetakan pada Gambar 4.1. Pada Gambar 4.2 ditampilkan sebaran Kawasan Lindung dan Budidaya sebelum direvisi (Peta Paduserasi).

Pengelolaan kawasan lindung yang karena letaknya bersifat lintas

kabupaten/ kota dilakukan secara bersama antara pemerintah propinsi dan

pemerintah kabupaten/kota yang bersangkutan.

(3)

° --- Bab 4 : Pola Pemanfaatan Ruang

RTRWP KALIMANTAN BARAT --- 48

4.2 Arahan Pengelolaan Kawasan Budidaya Kehutanan

Penetapan Kawasan Hutan, perubahan status dan fungsinya berdasarkan pada ketentuan yang disebutkan dalam PP No. 25/2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom. Pemerintah propinsi turut serta secara aktif bersama pemerintah dalam menetapkan kawasan, serta perubahan fungsi dan status hutan dalam rangka perencanaan tata ruang propinsi berdasarkan kesepakatan antara propinsi dan kabupaten/kota.

Kawasan budidaya kehutanan di Propinsi Kalimantan Barat mencakup sekitar 4,62 Juta hektar (+ 31,5 % dari luas wilayah propinsi), terdiri atas kawasan hutan produksi terbatas (HPT) 2,3 juta hektar, kawasan hutan produksi biasa (HPB) 2 juta hektar, dan kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK) 303.000 hektar (lihat Tabel 4.1).

4.3. Arahan Pengelolaan Kawasan Budidaya Non-Kehutanan

Kawasan Budidaya Non-Kehutanan dalam RTRWP hanya ditetapkan sebagai Pertanian Lahan Kering (PLK) yang sifatnya dapat dikonversi ke budidaya lainnya sesuai dengan kewenangan pemerintah kabupaten/kota.

Luas kawasan tersebut ditetapkan sekitar 41,54 % dari luas wilayah propinsi atau sekitar 6 juta hektar (lihat Tabel 4.1).

4.4. Arahan Pengembangan Kawasan Permukiman

Arahan pengembangan kawasan permukiman dibagi menjadi dua, yaitu kawasan permukiman perkotaan dan kawasan permukiman perdesaan.

1) Kawasan permukiman perkotaan yang diprioritaskan pengembangannya

adalah:

(4)
(5)
(6)

Cag ar Alam Hutan Lindun g Hutan Lindun g Bakau Hutan Lindun g Gamb ut

Hutan Pr oduksi Biasa Hutan Pr oduksi Ko nversi Hutan Pr oduksi Terbatas Per tanian Lahan Basah Per tanian Lahan Kering Suaka Mar gasatwa Taman Nasio nal Taman Wisata Alam

Keterangan

109 00

O I

110 00

O I

111 00

O I

112 00

O I

113 00

O I

114 00

O I

109 00

O I

110 00

O I

111 00

O I

112 00

O I

113 00

O I

114 00

O I

2

O

1

O

0

O

1

O

2

O

3

O

2

O

1

O

0

O

1

O

2

O

3

O

K e t e r a n g a n :

Batas Kabupaten Batas Propinsi Batas Negara

Sungai / anak sungai

Ibukota Propinsi Ibukota Kabupaten Nama Ibukota Kabupaten AAAA

PETA PADUSERASI RTRWP-TGHK PROPINSI KALIMANTAN BARAT

PEMERINTAH PROPINSI KALIMANTAN BARAT BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

(BAPPEDA)

WILAYAH PROPINSI KALIMANTAN BARAT

Skala 1 : 2.000.000

Km 0 40 80 120 160

4.2

(7)

° --- Bab 4 : Pola Pemanfaatan Ruang

RTRWP KALIMANTAN BARAT --- 52

a. Kawasan Metropolitan Pontianak

b. Kawasan permukiman perkotaan yang termasuk dalam Kawasan Pelabuhan Temajo.

2) Kawasan permukiman perdesaan yang diprioritaskan pengembangannya adalah:

a. Kawasan permukiman perdesaan di sepanjang perbatasan.

b. Kawasan permukiman perdesaan yang termasuk dalam Kawasan Pulau Temajo.

c. Kawasan permukiman perdesaan yang terisolir, yaitu di Kecamatan Pulau Maya Karimata, Batuampar, Teluk Pakedai, Kubu, Terentang, serta pulau-pulau di Kecamatan Sungai Raya.

4.5 Arahan Pengelolaan Kawasan Perkotaan, Kawasan Tertentu dan Kawasan Prioritas

Kawasan perkotaan yang dalam masa rencana perlu diprioritaskan pengembangannya dalam lingkup propinsi adalah:

1. PKN beserta empat PKW.

2. PKL yang merupakan ibukota kabupaten, Mempawah, Putussibau, Sambas, Bengkayang, Ngabang, Sekadau, dan Nanga Pinoh.

3. Sungai Kunyit (kawasan pelabuhan regional), Tayan (kawasan industri strategis), Pemangkat (kawasan industri strategis), dan Sukadana (rencana ibukota kabupaten).

Kawasan Tertentu adalah kawasan yang ditetapkan secara nasional mempunyai nilai strategis yang penataan ruangnya diprioritaskan. Kawasan yang diarahkan menjadi Kawasan Tertentu dalam masa rencana adalah : 1. Kawasan Perbatasan

2. Kawasan Tayan – Ambawang – Ngabang dan sekitarnya 3. Kawasan Taman Nasional Gunung Palung dan sekitarnya 4. Kawasan Taman Nasional Betung Kerihun

5. Kawasan Taman Nasional Danau Sentarum

6. Kawasan Taman Nasional Bukit Baka

(8)

° --- Bab 4 : Pola Pemanfaatan Ruang

RTRWP KALIMANTAN BARAT --- 53

7. Kawasan Taman Nasional Gunung Niut

8. Kawasan Suaka Alam Laut Kepulauan Karimata.

9. Kawasan Suaka Alam Laut Pantai Selimpai.

Kawasan Prioritas adalah kawasan yang diprioritaskan pengembangannya, dengan kriteria sebagai berikut :

1. Kawasan yang terpencil, terisolir, dan atau terbelakang, karena keterbatasan sumberdaya;

2. Kawasan yang berpotensi tumbuh cepat dengan sasaran agar dapat segera berperan sebagai pendorong pemerataan atau memacu pertumbuhan wilayah sekitarnya;

3. Kawasan yang berperan menunjang perkembangan sektor-sektor strategis;

4. Kawasan kritis terutama pada kawasan berfungsi lindung.

Kawasan yang diprioritaskan pengembangan/pengelolaannya adalah :

1. Kawasan lintas batas Negara, yaitu Temaju, Aruk, Jagoi Babang, Entikong, Jasa, dan Nanga Badau;

2. Kawasan Metropolitan Pontianak;

3. Kawasan pendorong pemerataan Sungai Ambawang – Ngabang – Tayan Hilir – Toba;

4. Kawasan industri Tayan;

5. Kawasan pelabuhan Temajo dan sekitarnya;

6. Kawasan pertumbuhan ekonomi terpadu (KAPET);

7. Kawasan Simpang Dua – Teluk Melano – Sukadana;

8. Kawasan Taman Nasional Gunung Palung;

9. Kawasan Taman Nasional Betung Kerihun;

10. Kawasan Taman Nasional Danau Sentarum;

11. Kawasan Taman Nasional Bukit Baka;

12. Kawasan Taman Nasional Gunung Niut;

13. Kawasan Suaka Alam Laut Kepulauan Karimata;

14. Kawasan Suaka Alam Laut Pantai Selimpai.

(9)

Ka wa san Per ba ta san Ka wa san Pote nsi al Tum bu h d an Pe nd oro ng Pem era ta an

Ka wa san Pote nsi al Tum bu h

Ka wa san Pen do ro ng P eme ra ta an d a n Kri ti s Li ng kun ga n

K e t e r a n g a n :

Ba ta s Ka bu pa te n Ba ta s Pro pi nsi Ba ta s Ne ga ra

Su ng ai / an ak s un ga i

Ibu kota P rop in si

Ibu kota K ab up aten

Ja lu r K ere ta A pi Ja la n Arteri /K ole ktor Pr ime r

N ama Ib uk ota Ka bu pa te n AAAA

Ka wa san Me tro po li ta n Po nti an ak

PETA KAWASAN TERTENTU

PEMERINTAH PROPINSI KALIMANTAN BARAT BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

(BAPPEDA)

4.3

WILAYAH PROPINSI KALIMANTAN BARAT

Skala 1 : 4.000.000 Ba ta s Ka bu pa te n

Ka wa san Per ba ta san

Ka wa san Tam an N as ion a l Gun un g Pa lu ng Ka wa san Tam an N as ion a l Betu ng K eri hu n Ka wa san Tam an N as ion a l Da na u Se ntar um Ka wa san Tam an N as ion a l Buk it B aka

Ka wa san Tam an N as ion a l Gun un g Ni ut

Ka wa san Sua ka Al am L au t Ke pu la ua n Ka rim ata

Ka wa san Sua ka Al am L au t Pa nta i Se lim pa i

(10)

Ka wa san Pen d oro ng P eme ra ta an da n

Kri ti s Li ng kun ga n (Toba, Meliau, Simpang Hul u, S impang Hil ir, dan Suk adana)

K e t e r a n g a n :

Ba ta s Ka bu pa te n Ba ta s Pro pi nsi Ba ta s Ne ga ra

Su ng ai / an a k s un ga i

Ibu kota P rop in si Ibu kota K ab up aten

Ja lu r K ere ta A pi Ja la n Arteri /K ol ektor P rime r

N ama Ib uk ota Ka bu pa te n AAAA

Ka wa san Me tro po li ta n Po nti an ak

PETA KAWASAN PRIORITAS

Sum ber pet a d asar : S tudi RePPProT, 1987

Sum ber da ta : D okument asi d an b asis d ata PT KRINOTEK, Pontia nak

PEMERINTAH PROPINSI KALIMANTAN BARAT BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

(BAPPEDA) 4.4

WILAYAH PROPINSI KALIMANTAN BARAT

Skala 1 : 4.000.000

Km 0 40 80 120 160 Ba ta s Ka bu pa te n

Ka wa san Li ntas B atas N eg ara ; Temajo, A ruk , Jagoi B abang, Ent ikong, Jasa, dan Nanga B adau.

Ka wa san Ind ustri Ta yan

Ka wa san Pel ab uh an Tem aj o da n se kita rnya Ka wa san KAPE T Kh atu lis ti wa

Ka wa san Sim pa ng D ua - Tel uk Me la no - S uka da na Ka wa san Tam an N as io na l Gun un g Pa lu ng Ka wa san Tam an N as io na l Betu ng Keri hu n Ka wa san Tam an N as io na l Da na u Se nta rum Ka wa san Tam an N as io na l Buk it Baka Ka wa san Tam an N as io na l Gun un g N iut Ka wa san Sua ka Al am L au t K ep ula u an K ari mata Ka wa san Sua ka Al am L au t P an ta i Se lim pa i

Ka wa san Pen d oro ng P eme ra ta an ; S ei. A mbawang, Ngabang,

Tay an Hilir, dan K ec amatan Toba.

Referensi

Dokumen terkait

Bila terdapat dokumen Business Requirements List yang terpisah dari dokumen Functional Specification maka tuliskan disini ringkasannya.. Namun apabila tidak ada maka

Pada Februari 2011, jumlah penduduk yang bekerja menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan untuk semua golongan pendidikan mengalami kenaikan jika dibandingkan keadaan

Hasil penelitian di kota Banjarmasin menunjukkan pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian masih sangat kurang, dari total 30 apotek yang diteliti hanya 1 apotek

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa Program Autotuning Kendali PD menggunakan Logika Fuzzy metode Tsukamoto telah berhasil dibuat dalam

Alasan penerapan konsep adalah (1) krisis energi yang melanda dunia termasuk Indonesia membutuhkan upaya penghematan energi di semua sektor khususnya sektor bangunan

Therefore, the child has a glorious life in the view of the Islamic religion, then the child must be treated humanely like her provide for both inner and outer,

penelitian yang mempunyai harapan berprestasi yang rendah terhadap anak Slow Leamer atau dengan kata lain sebagian besar subyek (baik ibu kelompok srujana maupun bukan

Keputusan-keputusan yang diambil akan di laporkan dalam laporan tahunan oleh dewan direktur yang dipimpin oleh direktur utama yang berisi laporan