• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH KOTA BENGKULU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERINTAH KOTA BENGKULU"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

1

PEMERINTAH KOTA BENGKULU

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA )

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BENGKULU TAHUN 2019 - 2023

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BENGKULU KOTA BENGKULU

Jl. WR. Supratman Kel.Bentiring Permai

(2)

2

p PEMERINTAH KOTA BENGKULU

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BENGKULU Jalan WR.Supratman Kel.Bentiring Kota Bengkulu

B E N G K U L U

LEMBAR PENETAPAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini , Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu berdasarkan :

1. Peraturan Daerah Kota Bengkulu Nomor 1 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bengkulu Tahun 2019 – 2023 .

2. Peraturan Walikota Bengkulu Nomor 32 Tahun 2019 tentang Pengesahan Rencana Strategis Perangkat Daerah Kota Bengkulu Tahun 2019 – 2023

Dengan ini Menetapkan :

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BENGKULU TAHUN 2019-2023

Dokumen Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Bengkulu Pada tanggal, 29 Juli 2019

KEPALA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BENGKULU

MITRUL AJEMI.S.Sos

Pembina Tk.I / NIP.19660520 199202 1001

(3)

3

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr Wb

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat karunia dan izin-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu Tahun 2019-2023.

Rencana Rencana Strategis (Renstra) adalah dokumen perencanaan yang memuat tujuan dan sasaran yang akan dicapai selama lima tahun kedepan melalui strategi dan arah kebijakan yang dituangkan dalam program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota bengkulu dalam kurun waktu 2019- 2023.

Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) merupakan pedoman dalam pelaksanaan program dan kegiatan selama lima tahun yang selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Kerja (Renja) tahunan sesuai dengan prioritas yang akan dicapai.

Demikian penyusunan Rencana Strategis (Renstra) ini kami buat semoga dapat memberikan gambaran positif atas program Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu selama lima (lima) tahun mendatang.

Bengkulu,

KEPALA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BENGKULU

MITRUL AJEMI, S.Sos

Pembina Tk.I /NIP. 19660220 199202 1001

(4)

4

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

Daftar Tabel ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Landasan Hukum ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan ... 7

1.4 Sistematika Penulisan ... 7

BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH 2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah ... 9 2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah ... 18

2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah ... 20

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah ... 24 BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Perangkat Daerah ... 27 3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih .... 28 3.3 Telaahan Renstra K/L ... 32

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis ... 35 3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis ... 39

(5)

5 BAB IV TUJUAN DAN SASARAN

4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah ...

45

BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 48

BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN

50

BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN

57

BAB VIII PENUTUP 59

(6)

6

DAFTAR TABEL

T-C.23 Pencapaian Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah Kota Bengkulu

22

T-C.24 Anggaran Dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Perangkat Daerah Kota Bengkulu

23

T-C.25 Tujuan Dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Perangkat Daerah

47

T-C.26 Tujuan, Sasaran, Strategi Dan Kebijakan 49 T-C.27 Rencana Program, Kegiatan Dan Pendanaan

Perangkat Daerah

54

T-C.28 Indikator Kinerja Perangkat Daerah Yang Mengacu Pada Tujuan Dan Sasaran RPJMD

58

Tabel 3.1 Pemetaan Masalah Urusan Keamanan, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat

28

Tabel 3.2 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan OPD Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

31

Tabel 3.3 Permasalahan Pelayanan OPD Berdasarkan Sasaran Kementrian/Lembaga

34

Tabel 3.4 Analisa Isu-Isu Strategis Berdasarkan Faktor Internal

40

Tabel 3.5 Analisa Isu-Isu Strategis Berdasarkan Faktor Eksternal

41

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

(7)

7

Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah. Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional yang dilakukan pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangannya, kondisi dan potensi yang dimiliki masing- masing daerah sesuai dinamika pembangunan.

Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).

Rencana Strategis (Renstra) Organisasi Perangkat Daerah adalah dokumen perencanaan strategis yang merupakan penjabaran dari visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan serta program dan kegiatan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi OPD serta berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD) dan bersifat indikatif.

Rencana Strategis (Renstra) Organisasi Perangkat Daerah disusun sebagai pedoman yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul.

Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu Tahun 2019-2023 mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bengkulu Tahun 2019-2023, yang berfungsi untuk turut mendukung suksesnya pencapaian sasaran Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bengkulu.

(8)

8

Proses penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu dilaksanakan sebagai berikut :

- Tahap Pertama :

Mempelajari Visi, Misi dan Program Kepala Daerah terpilih

Mengkaji visi, misi dan program calon Kepala Daerah terpilih, terhadap tugas pokok dan fungsi OPD Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu.

- Tahap Kedua :

Menyusun rancangan Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu.

Penyusunan rancangan Renstra berpedoman pada Rancangan Awal RPJM Daerah. Perumusan isi dan substansi rancangan Renstra sangat menentukan kualitas dokumen Renstra yang akan dihasilkan. Salah satu dokumen rujukan awal dalam menyusun rancangan Renstra adalah Rancangan Awal RPJMD yang menunjukan program dan target indikator kinerja yang harus dicapai oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu selama lima tahun, baik untuk mendukung visi/misi kepala daerah maupun untuk memperbaiki kinerja layanan dalam rangka pemenuhan tugas dan fungsi. Kegiatan-kegiatan perumusan rancangan Renstra yang dilakukan terdiri dari pengolahan data dan informasi, analisis gambaran pelayanan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu, telaah Renstra kementrian/lembaga dan Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu, penelaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Analisis terhadap dokumen Hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sesuai dengan pelayanan atau tugas dan fungsi,perumusan isu-isu strategis, perumusan visi dan misi kepala daerah, perumusan tujuan pelayanan jangka menengah Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu, dan perumusan sasaran pelayanan Jangka Menengah Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu.

(9)

9

Hasil – hasil yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan perumusan rancangan Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu yang telah diuraikan sebelumnya, disusun secara sistematis kedalam naskah rancangan Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu.

Dokumen Renstra ini merupakan penjabaran dari RPJMD Kota Bengkulu Tahun 2019-2023. Perumusan tujuan dan sasaran dalam renstra ini telah memperhatikan pada sasaran dan indikator serta target kinerja dalam RPJMD Kota Bengkulu Tahun 2019- 2023. Renstra ini nantinya akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) dan kemudian akan diteruskan dengan penyusunan dokumen Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) setiap tahunnya.

1.2 Landasan Hukum

Rencana Strategis (Renstra) Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu Tahun 2019-2023 ini disusun berdasarkan peraturan perundang-undangan sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 6 Darurat Tahun 1956 tentang pembentukan Daerah Otonom Kota Kecil dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 57,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1091);

2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan Propinsi Bengkulu ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 2828) ;

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

(10)

10

Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) ;

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor : 104, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor : 4421);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor : 126, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor : 4438);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor : 58, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor : 5679);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelola Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor : 140, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor : 4578);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Layanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor : 150, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor : 4585);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

(11)

11

Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2065 Nomor : 96, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor : 4663);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018 tentang Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Negara RI Tahun 2018 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 6205);

12. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2011 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja;

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

15. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

(12)

12

17. Peraturan Daerah Propinsi Bengkulu Nomor 4 tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Propinsi Bengkulu Tahun 2010-2025;

18. Peraturan Daerah Kota Bengkulu Nomor 06 Tahun 2016 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Propinsi Bengkulu 2016 – 2020( Lembaran Daerah Propinsi Bengkulu Tahun 2016 Nomor 6);

19. Peraturan Daerah Kota Bengkulu Nomor 01 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bengkulu 2007 – 2020 ( Lembaran Daerah Kota Bengkulu Tahun 2010 Nomor 01);

20. Peraturan Daerah Kota Bengkulu Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bengkulu (Lembaran Daerah Kota Bengkulu Tahun 2016 Nomor 10) ;

21. Peraturan Daerah Kota Bengkulu Nomor 01 Tahun 2019 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bengkulu 2019 – 2023

22. Peraturan Walikota Bengkulu Nomor 43 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Bengkulu ( Berita Daerah Kota Bengkulu Tahun 2016 Nomor 43) ;

23. Peraturan Walikota Bengkulu Nomor 56 Tahun 2016 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Daerah Kota Bengkulu.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Satpol PP adalah sebagai pedoman penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dibidang ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat sesuai dengan tugas dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu.

Tujuan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Satpol PP adalah : menetapkan dokumen perencanaan OPD yang memuat

(13)

13

visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan yang menjadi tolok ukur penilaian kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Rencana Strategis (RENSTRA) Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu disusun sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan

BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah

2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah 2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah

BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Perangkat Daerah

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

3.3 Telaahan Renstra K/L 3.4 Telaahan RTRW dan KLHS 3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis

(14)

14 BAB IV TUJUAN DAN SASARAN

4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah

BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN BAB VII KINERJA PENYELENGGARAN BIDANG URUSAN

BAB VIII PENUTUP

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah

Berdasarkan Peraturan Walikota Bengkulu Nomor 56 Tahun 2016 tentang uraian tugas dan fungsi dinas Daerah Kota Bengkulu, Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas membantu walikota dalam melaksanakan pemeliharaan, penyelenggaraan ketentraman

(15)

15

dan ketertiban umum, penegakkan peraturan daerah, peraturan walikota, pembinaan PPNS serta perlindungan masyarakat.

Adapun fungsi yang dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu fungsi sebagai berikut :

a. Penyusunan, Perencanaan program dan kegiatan di Satuan Polisi Pamong Praja

b. Perumusan kebijakan di Satuan Polisi Pamong Praja

c. Pelaksanaan kebijakan penegakan peraturan daerah dan peraturan walikota

d. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat e. Pendataan dan pelatihan satuan perlindungan masyarakat

f. Penanganan gangguan ketentraman dan ketertiban umum g. Pembinaan penyidik pegawai negeri sipil

h. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Satuan Polisi Pamong Praja

i. Pelaksanaan administrasi di Satuan Polisi Pamong Praja

j. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas dan fungsinya

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018 tentang Satuan Polisi Pamong Praja, disebutkan Satuan Polisi Pamong Praja yang selanjutnya disebut Satpol PP adalah perangkat daerah yang dibentuk untuk menegakkan Peraturan Daerah dan peraturan Kepala Daerah, menyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman serta menyelenggarakan perlindungan masyarakat.

Berdasarkan Peraturan Walikota Bengkulu Nomor 43 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Bengkulu, struktur organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu terdiri dari :

1. Kepala Satuan

2. Sekretariat, yang terdiri atas :

a. Sub Bagian Penyusunan Program dan Keuangan b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

(16)

16

3. Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat, terdiri dari :

a. Seksi operasi dan pengendalian b. Seksi Ketertiban Umum

c. Seksi Ketentraman Masyarakat

4. Bidang Penegak Peraturan Daerah, terdiri dari : a. Seksi Pembinaan, Pengawasan Dan Penyuluhan b. Seksi Advokasi dan Mediasi

c. Seksi Penyelidikan, Penyidikan Dan Penindakan 5. Bidang Perlindungan Masyarakat, terdiri dari :

a. Seksi Bina Potensi Masyarakat b. Seksi Data dan Informasi c. Seksi Mobilisasi Linmas 6. Unit pelaksana teknis dinas 7. Kelompok jabatan fungsional.

Berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 56 Tahun 2016 memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

a. Kepala Satpol

Membantu Walikota Bengkulu dalam melaksanakan pemeliharaan, penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, penegakkan peraturan daerah, peraturan walikota, pembinaan PPNS serta perlindungan masyarakat.

b. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang bertugas memberi pelayanan teknis administrasi kepada seluruh satuan organisasi dalam lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu.

Sekretariat menyelengarakan fungsi :

1. Penyusunan rencana program dan kegiatan Sekretariat Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu

(17)

17

2. Pemahaman ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan bidang tugas sekretariat Satpol PP

3. Pemahaman ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan bidang tugas sekretariat Satpol PP

4. Penyusunan rumusan kebijakan di bidang kesekretariatan 5. Perencanaan urusan kepegawaian yang meliputi penyusunan

kenaikan pangkat, usulan kenaikan pangkat, usulan kenaikan gaji berkala, proses pengangkatan dalam jabatan, memproses kepangkatan Capeg, pengurusan SKP, pengurusan Karis dan Karsu, Karpeg, cuti dan penyusunan DUK untuk tiap-tiap akhir tahun

6. Pelayanan Admnisitrasi kepada seluruh satuan organisasi dilingkungan Satuan Polisi Pamong Praja;

7. Pengaturan pelaksana urusan perlengkapan yang meliputi:

pengadaan, penyaluran, penyimpanan, inventarisasi, pemeliharaan peralatan dan perlengkapan

8. Pengaturan Pelaksana Urusan keuangan yang meliputi : tata usaha keuangan, perbendaharaan, verifikasi dan pembukuan 9. Pengaturan pelaksanaan urusan umum yang meliputi : tugas- tugas keprotokolan, keamanan, ketertiban, penggandaan/pencetakan, pemeliharaan gedung, perjalanan dinas dan kebersihan lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja 10. Pengkoordinasian bidang-bidang dan sub bagian dalam

pelaksanaan kegiatan bidang dan kesekretariatan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu

11. Pelaksanaan koordinasi dengan dinas/instansi terkait 12. Penyusunan dan penyampaian laporan pelaksanaan tugas 13. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala terkait dengan

tugas dan fungsi

c. Bidang Penegakan Peraturan Daerah

(18)

18

Bidang Penegakan Peraturan Daerah mempunyai tugas melaksanakan penegakan peraturan daerah/peraturan kepala daerah meliputi pembinaan, pengawasan, penyuluhan, advokasi dan mediasi, penyelidikan, penyidikan dan penindakan pelanggaran peraturan kepala daerah

Bidang Penegakan Peraturan Daerah mempunyai fungsi :

1. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang penegakan peraturan daerah/peraturan kepala daerah

2. Penghimpunan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan bidang tugasnya

3. Perumusan konsep kebijakan pedoman petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis di bidang penegakan peraturan daerah/peraturan kepala daerah

4. Perumusan konsep kebijakan pedoman petunjuk pelaksanaan, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis dan standar operasional prosedur bidang penegakan peraturan daerah/peraturan kepala daerah

5. Pelaksanaan kegiatan pengawasan, pembinaan, penyuluhan dan pengendalian penegakan peraturan daerah/peraturan kepala daerah

6. Pelaksanaan fungsi penyelidikan dan penyidikan serta pengembangan teknis pengumpulan informasi dini terkait hal-hal yang diduga dapat mengganggu ketentraman dan atau menghambat penyelenggaraan kebijakan daerah

7. Penerima laporan/informasi dari warga masyarakat atau badan hukum terhadap sesuatu tindakan masyarakat/badan hukum yang diduga adanya pelanggaran peraturan daerah/peraturan kepala daerah

(19)

19

8. Pemberian arahan gelar perkara dan atau kasus kepada kasi penyidikan dan penindakan bersama Penyidik Pegawai Negeri Sipil

9. Pelaksanaan Monitoring evaluasi dan pelaporan kegiatan bidang penegakan peraturan daerah/peraturan kepala daerah 10. Pelaksanaan koordinasi dengan para Penyidik Pegawai Negeri

Sipil

11. Penyiapan bahan koordinasi dengan unit kerja/instansi terkait dalam rangka penegakan peraturan daerah/peraturan kepala daerah

12. Penyusunan dan penyampaian laporan hasil pelaksanaan tugas

d. Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Bidang Ketentraman Umum dan Ketertiban Masyarakat mempunyai tugas merencanakan, mengembangkan dan melaksanakan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat menyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan program, kegiatan Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat

2. Pemahaman ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sesuai bidang tugasnya

3. Perumusan konsep kebijakan, pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis dan standar operasional prosedur Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat

4. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dasar dan atau/lanjutan meliputi pelatihan baris berbaris, pencarian dan penyelamatan, bela diri, pengawalan, kesamamtaan, pengamanan, deteksi dini dan cegah dini serta peningkatan fisik

(20)

20

5. Perumusan rencana operasi dan rencana pengendalian pelaksanaan kegiatan

6. Pelaksanaan deteksi dini terhadap Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat

7. Pelaksanaan sosialisasi dan pemberitahuan larangan berjualan kepada PKL di tempat-tempat yang bukan untuk tempat berjualan dan/atau yang melanggar peraturan daerah 8. Pelaksanaan operasi penertiban dalam rangka penegakkan

peraturan daerah dan peraturan walikota

9. Pengamanan VIP dan VVIP kepala daerah/wakil kepala daerah dan tamu daerah agar terkendalinya keamanan lingkungan

10. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian, bidang ketertiban umum dan ketentraman masyarakat

11. Pelaksanaan identifikasi masalah dan menyelesaikan permasalahan Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat

12. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat

13. Pelaksanaan koordinasi dengan intern dan dinas/instansi terkait

14. Penyusunan dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas

15. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya

e. Bidang Perlindungan Masyarakat, terdiri dari :

Bidang perlindungan masyarakat mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Satuan Polisi Pamong Praja di Bidang Perlindungan Masyarakat.

Bidang Perlindungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi :

(21)

21

1. Penyusunan rencana/program kegiatan di bidang perlindungan masyarakat

2. Penghimpun ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan bidang tugasnya

3. Penyusunan rumusan kebijakan terhadap ancaman ketentraman masyarakat, ekonomi, social dan budaya sesuai ketentuan yang berlaku untuk/agar terciptanya kenyamanan terhadap masyarakat

4. Penyusunan rumusan kebijakkan pemerintah terhadap penanganan konflik yang timbul akibat bencana sesuai ketentuan yang berlaku untuk/agar masyarakat mengantisipasi jika terjadi bencana

5. Penyusunan rumusan kebijakkan peningkatan sumber daya manusia dalam perlindungan masyarakat

6. Penyusunan rumusan dan pengendalian ketahanan masyarakat di daerah terhadap gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat;

7. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Seksi Kerjasama dan Pelatihan Dasar

8. Pelaksanaan koordinasi dengan intern dan dinas/instansi terkait

9. Penyusunan dan menyampaian laporan hasil pelaksanaan tugas

10. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya

Sedangkan jabatan fungsional melaksanakan sebagian tugas dan fungsi ketertiban umum dan penegakan peraturan daerah, peraturan walikota dan pembinaan PPNS sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugas dan fungsinya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi baik secara vertikal maupun horisontal.

(22)

22

Setiap pimpinan dalam lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja bertanggungjawab memimpin, membimbing, mengawasi, dan memberikan petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan, dan bila terjadi penyimpangan, mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

Setiap unsur pimpinan pada Satuan Polisi Pamong Praja wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya.

(23)

Struktur organisasi Satuan Polisi Pamong Praja

KEPALA SATUAN

SEKRETARIAT

Sub Bagian Penyusunan Program dan Keuangan

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat

Bidang Penegak Peraturan Daerah

Bidang Perlindungan Masyarakat

Seksi Operasi dan Pengendalian

Seksi Ketentraman Masyarakat Seksi Ketertiban Umum

Seksi Penyelidikan, Penyidikan dan Penindakan Seksi Advokasi dan Mediasi Seksi Pembinaan, Pengawasan

dan Penyuluhan Seksi Bina Potensi Masyarakat

Seksi Data dan Informasi

Seksi Mobilisasi Linmas Jabatan Fungsional

UPTD

(24)

24 2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah

Secara keseluruhan berdasarkan data 2018, jumlah anggota Satuan Polisi Pamong Praja di Kota Bengkulu adalah sebanyak 235 (dua ratus tiga puluh lima) orang, dengan perincian :

1. Berdasarkan jenis kelamin Pegawai Negeri Sipil (PNS)

• Laki-laki : 35 orang

• Perempuan : 5 orang Pegawai Tidak Tetap (PTT)

• Laki-laki : 152 orang

• Perempuan : 43 orang 2. Berdasarkan status kepegawaian

Pegawai Negeri Sipil (PNS) : 40 orang Pegawai Tidak Tetap (PTT) : 195 orang

3. Berdasarkan Gol./Kepangkatan (khusus PNS) : Golongan IV : 3 orang

Golongan III : 20 orang Golongan II : 16 orang Golongan I : 1 orang 4. Berdasarkan basis pendidikan :

Pegawai Negeri Sipil (PNS)

• S 2 : -

• S1 : 20 orang

• D III : 2 orang

• SLTA : 17 orang

• SLTP : -

• SD : 1 orang

Pegawai Tidak Tetap (PTT)

• S 2 : 1 orang

• S1 : 37 orang

• D III : - orang

(25)

25

• SLTA : 156 orang

• SLTP : 1 orang

• SD : - orang

5. Berdasarkan eselon :

Eselon II : 1 orang Eselon III a : 1 orang Eselon III b : 3 orang Eselon IV : 10 orang

Staf : 25 orang

Untuk mendukung kelancaran tugas pokok dan fungsinya, Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu yang telah memiliki / menempati gedung kantor di Jalan WR.Supratman didukung pula dengan berbagai sarana kerja, dimana berdasarkan data sarana kerja yang telah dimiliki antara lain sebagai berikut :

1. Kendaraan dinas berupa :

Mobil dinas : 3 unit Mobil dalmas : 2 unit Mobil patroli pick up : 4 unit Motor operasional / dinas : 7 unit 2. Peralatan penunjang, antara lain berupa :

Komputer : 10 unit Laptop : 5 unit Printer : 8 unit Proyektor : 1 unit Kamera : 1 unit Meja : 33 buah Kursi : 30 buah Lemari arsip : 7 buah Kursi tamu : 2 unit AC : 3 unit Televisi : 2 unit Lemari Es : 2 unit

(26)

26

3. Peralatan keamanan / pengamanan, antara lain berupa : Tameng : 40 buah

Helm : 20 buah Pentungan : 20 buah

2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah

Dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya di bidang ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat, Satpol PP Kota Bengkulu menerapkan standar dan tolak ukur kinerja yang ditentukan dalam perencanaan strategis dan juga mendasarkan pada standar pelayanan minimal. Dasar hukum penetapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di bidang ketertiban adalah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 69 Tahun 2012 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pemerintahan Dalam Negeri Di Kabupaten/Kota.

Pengukuran hasil kinerja pelayanan Satpol PP ditentukan berdasarkan capaian indikator kinerja yang telah ditentukan sebelumnya. Pengukuran kinerja Satpol PP Kota Bengkulu dapat dilihat pada Tabel T-C.23.

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa pada indikator kinerja penegakan peraturan daerah dan kepala daerah telah mencapai target 100 %. Hasil ini bisa dicapai berkat cepat tanggapnya aparat Satpol PP Kota Bengkulu dalam menegakkan perda/perwal. Baik berupa tindakan langsung ataupun berupa respon terhadap laporan atau pengaduan masyarakat.

(27)

27

Pada Target patroli ketentraman dan ketertiban umum realisasi capaian target kinerja belum mencapai 100 % tetapi setiap tahun target kinerja selalu mengalami kenaikan. Ada beberapa hal yang membuat target kinerja belum optimal karena :

1. Sarana dan prasarana pendukung belum memadai salah satunya masih terbatasnya jumlah kendaraan dinas. Kendaraan dinas yang ada belum sebanding dengan luas wilayah yang menjadi tanggung jawab Satpol PP.

2. Masih kurangnya aparat Satpol PP.

(28)

28

(29)

29

(30)

30

Realisasi kinerja dari sisi anggaran dapat dilihat pada Tabel T-C.24 Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa anggaran Satpol PP Kota Bengkulu mengalami dinamika dari tahun ke tahun. Dalam perjalanannya ada kenaikan dan penurunan. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa rata-rata pertumbuhan anggaran sebesar 8,5 % dan realisasinya sebesar 8 %.

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah

Dalam pelaksanaan kegiatan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu dalam pembangunan di bidang penegakkan peraturan daerah dan peraturan walikota, dalam menyelenggarakan kegiatan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat sebagai tugas pokok Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu Tahun 2019-2023 terdapat tantangan yang dihadapi :

1. Kurang sebanding dan proposionalnya jumlah anggota Satuan Polisi Pamong Praja dengan jumlah luas sasaran yang ditertibkan, antara lain :

- Pelaksanaan peraturan daerah yang harus diamankan.

- Tingkat gangguan keamanan masyarakat dan ketertiban umum.

- Luas wilayah binaan dan jumlah penduduk Kota Bengkulu.

2. Belum optimalnya fungsi pengawasan terhadap penegakkan Peraturan Daerah yang dilakukan oleh masing-masing OPD Dinas/Instansi terkait sesuai dengan kewenangan dan tugasnya, sehingga pengawasan dan penindakan preventif non yusticial yang seharusnya dilaksanakan oleh Dinas/Unit Kerja yang bersangkutan, tetapi penanganannya diserahkan pada Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu.

(31)

31

3. Kurangnya kesadaran dan kepatuhan hukum dikalangan masyarakat, khususnya terhadap aturan dan ketentuan Peraturan Daerah, terlebih di era reformasi masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa pelanggaran merupakan hal yang biasa dan rendahnya ancaman/sanksi pidana, baik b nkurungan maupun denda yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah. Disisi lain vonis hakim terhadap pelanggaran Peraturan Daerah hampir selalu berbentuk denda yang relatif rendah dan selalu bisa dibayar oleh pelanggar.

4. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat belum dibarengi dengan semangat SDM aparatur Satpol PP untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya sehingga pemanfaatan teknologi untuk mendukung pelaksanaan tugas belum dilakukan secara maksimal.

5. Masih lemahnya pemahaman aparatur terhadap tugas pokok dan fungsi mengakibatkan belum optimalnya dalam pelaksanaan tugas.

6. Masih rendahnya kualitas SDM dan keterampilan anggota Satlinmas yang ada di kelurahan se Kota Bengkulu dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.

Sarana dan prasarana penunjang belum tersedia secara memadai sehingga kualitas pelayanan publik di Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu belum bisa optimal

Adapun peluang dalam meningkatkan pelayanan di bidang ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat adalah :

1. Adanya kepercayaan dari pimpinan daerah kepada Satuan Polisi Pamong Praja untuk memacu dan memotivasi dalam menjawab tantangan dan permasalahan di masa depan.

2. Adanya hubungan yang baik dengan mitra kerja dan instansi lainnya dalam mendukung kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu.

(32)

32

3. Adanya kesempatan untuk meningkatkan kualitas SDM melalui peningkatan pendidikan dan pelatihan bagi aparatur Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu .

4. Mengoptimalkan sarana dan prasarana untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

Mengoptimalkan akses informasi sehingga diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dan profesionalisme aparatur Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat guna mewujudkan pelayanan prima dalam penegakan perda dan peraturan walikota.

(33)

33 BAB III

PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Perangkat Daerah

Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu sesuai dengan tugas dan fungsinya mempunyai peranan penting dalam membantu tugas Walikota Bengkulu dalam menegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah serta dalam penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Satpol PP tidak dapat terlepas dari permasalahan yang berkaitan dengan ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat, pemecahan dari permasalahan tersebut dibutuhkan kerjasama terpadu antara pemerintah dan masyarakat. Secara umum pemerintah telah memiliki program dan kegiatan setiap tahunnya sedangkan masyarakat memiliki aktivitas rutin dalam mengendalikan ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat. Namun hal tersebut belum terintegrasi secara optimal sehingga hasil yang diperoleh juga belum dapat sepenuhnya mewujudkan kondisi kentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat secara ideal.

Berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelayanan tugas pokok dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu terdapat beberapa masalah sebagai berikut : ( Tabel 3.1)

(34)

34

Tabel 3.1

Pemetaan Masalah Urusan Keamanan, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat

Masalah Pokok Masalah Akar Masalah - Tingginya

gangguan

keamanan dan ketertiban

- Masih Tingginya pelanggaran terhadap perda

- Lemahnya pengawasan penegakan perda

- Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap subtansi perda

3.2 Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD) merupakan perencanaan lima tahunan sebagai upaya untuk merealisasikan visi misi yang telah disampaikan oleh Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah yang telah terpilih. Visi ini menggambarkan arah pembangunan yang akan dicapai pada masa jabatan Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah lima tahun kedepan. Penjabaran visi ini diimplementasikan dalam misi, tujuan, sasaran serta indikator kinerja yang akan dicapai melalui program pembangunan lima tahun kedepan.

Visi Walikota Bengkulu 2019 – 2023 adalah :

“Kota Bengkulu yang Bahagia dan Religius,APBD untuk Rakyat“

Upaya untuk mewujudkan visi dirumuskan dalam misi : 1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik

2. Mewujudkan percepatan pembangunan infrastruktur perkotaan 3. Mewujudkan masyarakat cerdas, sehat, dan berakhlak mulia 4. Membangkitkan ekonomi kreatif dan iklim usaha yang kondusif

(35)

35

Jika dilihat dari misi yang pertama yaitu mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, sasaran yang ingin dicapai adalah :

Meningkatnya ketentraman dan ketertiban masyarakat dengan indikator sasaran persentase perda/perkada yang ditegakkan Dalam rangka mencapai misi sasaran tersebut strategi yang diterapkan salah satunya adalah :

Peningkatan ketaatan terhadap peraturan daerah Arah kebijakan :

Peningkatan sosialisasi dan patroli trantibmas Peningkatan fasilitasi keamanan lingkungan

Dari visi Walikota dan Wakil Walikota terpilih yang ingin mewujudkan Kota Bengkulu yang bahagia dan religius, dituntut peran Satpol PP dalam memberikan rasa aman, tentram dan tertib dimasyarakat. Masyarakat dapat beribadah dengan khusyuk jika situasi dan kondisi menunjang mereka untuk menjalankan ibadah dengan baik. Kebahagaian masyarakat juga tidak akan tercapai apabila masyarakat hidup dalam situasi yang kacau dan diliputi rasa tidak aman dan nyaman. Satpol PP sebagai penyelenggarakan urusan ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat diharapkan dapat mewujudkan Kota Bengkulu yang kondusif dan berkurangnya ganguan ketentraman dan ketertiban sehingga roda pemerintahan berjalan dengan lancar dan masyarakat dapat melakukan kegiatan dengan aman.

Berdasarkan tugas pokok dan fungsinya Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu apabila dikaitkan dengan visi misi Walikota Bengkulu menjadi OPD pendukung misi ke 1 yaitu :

“ Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik “

Dalam rangka mendukung dan mewujudkan visi dan misi Walikota dan Wakil Bengkulu, Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu juga mempunyai visi dan misi yaitu :

(36)

36

Visi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu :

“ Mewujudkan Kota Bengkulu yang tertib , tentram , rapi dan teratur “

Misi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu :

1. Mewujudkan tegaknya peraturan daerah dan peraturan kepala daerah.

2. Mewujudkan ketertiban dan ketentraman masyarakat.

3. Mewujudkan tata organisasi yang baik

Telaah terhadap visi misi pertama Walikota dan Wakil Walikota terpilih yaitu mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dengan sasaran yang akan dicapai adalah meningkatnya ketentraman dan ketertiban masyarakat hal ini memberikan gambaran terhadap peran serta dan keterlibatan langsung Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu sebagai perangkat daerah yang menyelenggarakan urusan ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat. Urusan tersebut berdasarkan Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 12 ayat 1 termasuk ke dalam Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar. Satpol PP dibentuk untuk menegakkan perda dan perkada, menyelenggarakan urusan ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat oleh karena itu Satpol PP berkomitmen untuk mewujudkan amanat undang-undang tersebut melalui program dan kegiatan penegakan peraturan daerah baik secara yustisi maupun non yustisi dalam rangka mewujudkan ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat.

(37)

37

Tabel.3.2

Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan OPD Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Visi Kota Bengkulu yang Bahagia dan Religius, APBD untuk Rakyat No Misi dan Program

Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah

Permasalahan Pelayanan OPD

Faktor

Penghambat Pendorong Misi :

Mewujudkan tata kelola

pemerintahan yang baik

Program : 1. Peningkatan

Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan 2. Pemeliharaan

kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal

Masih tingginya pelanggaran terhadap perda

- Terbatasnya SDM

aparatur baik dari segi

kuantitas maupun kualitas - Kurangnya

sarana dan prasarana penunjang - Kurangnya

tenaga PPNS

- Kepercayaan dan dukungan Kepala Daerah kepada Satpol PP dalam pelaksanaan tugas

- Adanya

motivasi dari pimpinan kepada

aparatur untuk selalu

meningkatkan kualitas - Keinginan

aparatur untuk mengikuti diklat cukup tinggi

- Adanya

dukungan dan kerja sama yang baik dengan dinas instansi terkait

(38)

38 3.3 Telaahan Renstra K/L

Satuan Polisi Pamong Praja berdasarkan tugas dan fungsinya berada dibawah Kementrian Dalam Negeri yang secara hirarki kelembagaan termasuk ke dalam Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan dengan unit kerja Direktorat Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementrian Dalam Negeri Tahun 2015-2019, terdapat sasaran strategis yang secara tidak langsung menuntut peran dari Satuan Polisi Pamong Praja yakni pada sasaran :

Meningkatnya kualitas pelayanan publik dalam penyelenggaraan pembangunan daerah dengan indikator kinerja penyediaan layanan dasar bidang ketentraman dan ketertiban umum sesuai SPM.

Dalam rangka mendorong terwujudnya pelayanan publik yang baik di daerah melalui beberapa strategi, salah satunya adalah :

Peningkatan kapasitas aparat dan kelembagaan Satpol PP dan Satlinmas serta aparat dan kelembagaan pencegahan penanggulangan bencana dan bahaya kebakaran termasuk penyediaan layanan dasarnya sesuai SPM.

Untuk mencapai tercapainya sasaran tersebut dilaksanakan melalui program dan kegiatan yaitu :

Program Bina Administrasi Kewilayahan

Kegiatan Pembinaan ketentraman, ketertiban dan perlindungan masyarakat dengan sasaran kegiatan yaitu peningkatan pembinaan kapasitas aparat dan kelembagaan Satuan Polisi Pamong Praja dan Satuan Perlindungan Masyarakat dalam menciptakan ketentramab, ketertiban dan perlindungan masyarakat

Tugas mewujudkan sasaran tersebut bukan hanya tugas dari kementrian Dalam Negeri saja tetapi juga merupakan tanggung jawab daerah berdasarkan dekonsentrasi dan desentralisasi.

(39)

39

Penguatan peran Gubernur sebagai wakil pemerintah dalam menjalankan fungsi koordinasi, pembinaan dan pengawasan menjadi kunci keberhasilan pencapaian sasaran pemerintah diatasnya. Berdasarkan peraturan Gubernur Bengkulu Nomor 2 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Ketertiban Umum, Ketentraman Masyarakat dan Perlindungan Masyarakat disebutkan bahwa tugas satpol PP adalah membantu gubernur dalam penyelenggaraan ketertiban umum, ketentraman masyarakat dan perlindungan masyarakat. Disebutkan juga bahwa kewajiban pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ketertiban umum, ketentraman masyarakat dan perlindungan masyarakat dilaksanakan melalui :

• Perencanaan

• Pencegahan

• Penegakan perda

• Perlindungan

• Pembinaan

• Monitoring dan evaluasi

Kewajiban tersebut terintegrasi dengan kewajiban pemerintah propinsi dan pemerintah kabupaten/kota.

Berdasarkan tugas dan fungsinya, renstra Satpol PP Kota Bengkulu menetapkan sasarannya adalah :

Menurunnya Tingkat Pelanggaran K3 (Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan)

Apabila ditelaah lebih lanjut, dari sasaran jangka menengah renstra Kementrian Dalam Negeri di turunkan kepada pemerintah daerah, tetap memperlihatkan konsistensi dan komitmen dalam melaksanakan urusan wajib pelayanan dasar di bidang ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat dengan fokus pada permasalahan penegakan peraturan daerah dan penyelesaian gangguan ketertiban umum dan ketertiban

(40)

40

masyarakat yang tentu saja ini sejalan dengan tugas dan fungsi Satpol PP Kota Bengkulu yaitu membantu walikota dalam melaksanakan pemeliharaan, penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, penegakkan peraturan daerah, peraturan walikota, pembinaan PPNS serta perlindungan masyarakat.

Tabel 3.3

Permasalahan Pelayanan OPD Berdasarkan Sasaran Kementrian/Lembaga N

o

Sasaran dan Strategi Jangka Menengah

Permasalahan Pelayanan OPD

Faktor

Penghambat Pendorong Kementrian Dalam

Negeri

- Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan

unit kerja Direktorat Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat Sasaran :

Meningkatnya kualitas pelayanan publik dalam penyelenggaraan pembangunan daerah dengan indikator kinerja penyediaan

layanan dasar bidang

ketentraman dan ketertiban umum sesuai SPM.

Strategi : Peningkatan

kapasitas aparat dan kelembagaan Satpol PP dan Satlinmas

Masih tingginya pelanggaran terhadap perda

- Terbatasnya SDM

aparatur baik dari segi

kuantitas maupun kualitas - Kurangnya

sarana dan prasarana penunjang - Kurangnya

tenaga PPNS

- Kepercayaan dan dukungan Kepala Daerah kepada Satpol PP dalam pelaksanaan tugas

- Adanya

motivasi dari pimpinan kepada

aparatur untuk selalu

meningkatkan kualitas - Keinginan

aparatur untuk mengikuti diklat cukup tinggi

- Adanya

dukungan dan kerja sama yang baik dengan dinas instansi terkait

(41)

41 3.4 Telaahan RTRW dan KLHS

Sebagai pusat kegiatan, Kota Bengkulu mempunyai perkembangan wilayah yang cukup pesat baik secara fisik, ekonomi maupun sosial budaya. Ditambah lagi dengan fungsi kota sebagai pusat pendidikan berdampak pada tingginya pendatang dari luar wilayah yang memberi pengaruh terhadap perkembangan sosial dan budaya di Kota Bengkulu. Dalam upaya mengendalikan pembangunan agar tetap aman dan nyaman maka Pemerintah Kota Bengkulu menetapkan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bengkulu Tahun 2012- 2032 yang bertujuan untuk :

Mewujudkan tata ruang yang nyaman, aman, produktif dan berkelanjutan berbasis mitigasi bencana untuk mendukung terwujudnya Kota sebagai kawasan kota wisata dan berpendidikan berskala nasional serta pusat perdagangan dan jasa berskala regional di wilayah pesisir barat wilayah sumatera Dengan kebijakan penataan ruang meliputi :

1. Pengembangan dan pemantapan sistem pusat pelayanan kota sebagai kesatuan sistem yang terpadu dan hierarki

2. Pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah kota dan peningkatan kualitas serta jangkauan pelayanan utilitas kota 3. Pengembangan dan pengelolaan kawasan budidaya

4. Pengelolaan kawasan lindung untuk mendukung pembangunan kota yang berkelanjutan

5. Pengelolaan kawasan rawan bencana

6. Penetapan kawasan strategis kota dari sudut kepentingan ekonomi, sosial budaya dan lingkungan hidup

7. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara

(42)

42

Berdasarkan Perda Nomor 14 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bengkulu Tahun 2012-2032, penataan ruang Kota Bengkulu diarahkan untuk menjadi kota wisata dan berpendidikan berskala nasional serta pusat perdagangan dan jasa berskala regional di wilayah pesisir barat wilayah sumatera.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang dimaksud dengan kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) adalah :

Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan atau/kebijakan, rencana dan/atau program (KRP).

Secara prinsip sebenarnya KLHS adalah suatu self assessment untuk melihat sejauh mana KRP yang diusulkan oelh pemerintah dan/atau pemerintah daerah dalam mempertimbangkan prinsip pembangunan berkelanjutan. Melalui KLHS ini, diharapkan KRP yang dihasilkan dan ditetapkan oleh pemerintah dan pemerintah daerah menjadi lebih memperhatikan permasalahan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.

Pemerintah Kota Bengkulu dalam rencana tata ruang wilayah 2012-2032 telah membuat kebijakan pengembangan dan pengelolaan kawasan lindung untuk mendukung pembangunan kota yang berkelanjutan dengan strategi :

1. Mempertahankan dan melestarikan kawasan yang berfungsi lindung sesuai dengan kondisi ekosistemnya

2. Mengembangkan RTH minimal 30 % dari luas seluruhwilayah kota secara proporsional

3. Merevitalisasi secara bertahap kawasan lindung yang telah berubah fungsi dan/atau menurun akibat pengembangan budidaya

(43)

43

4. Mempertahankan kawasan cagar alam yang terletak disebelah timur kota

5. Melindungi kawasan dan benda cagar budaya untuk kepentingan sejarah, ilmu pengetahuan, kebudayaan dan kepariwisataan

Dalam RPJMD Kota Bengkulu Tahun 2019-2023 salah satu yang menjadi isu strategis adalah menurunnya kualitas lingkungan hidup ditinjau dari :

Indeks kualitas udara Indeks kualitas air Luas RTH

Luas RTH Kota Bengkulu belum memadai, Kota Bengkulu membutuhkan sekitar 4.336,20 Ha

Pemerintah Kota Bengkulu memiliki kewajiban memenuhi 20

% RTH Publik sebesar 2.290, 80 Ha

Saat ini pemerintah Kota Bengkulu memiliki sekitar 1.748,30 Ha (12,1 % RTH Publik)

Pemerintah masih membutuhkan RTH Publik sekitar 1.142,5 Ha (7.9 %) untuk mencapai luas RTH Publik yang ideal

Pada misi ke 2 : Mewujudkan percepatan pembangunan infrastruktur perkotaan , salah satu tujuannya adalah meningkatnya kualitas lingkungan hidup dengan sasaran :

1. Meningkatnya kualitas lingkungan air 2. Meningkatnya kualitas lingkungan udara 3. Meningkatnya ruang terbuka hijau (RTH) 4. Meningkatnya sistem pengelolaan sampah

(44)

44

Dalam rangka menindaklanjuti Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bengkulu Tahun 2012-2032 dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis, maka Satpol PP Kota Bengkulu telah melaksanakan beberapa kegiatan antara lain :

1. Membantu dalam menertibkan tempat-tempat usaha yang berlokasi tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bengkulu, kerjasama dengan dinas/instansi teknis yang membidangi tentang rencana tata ruang wilayah

2. Menertibkan para pedagang yang berjualan di jalur hijau, taman kota, trotoar dan jalan protokol ( Perda 03 Tahun 2018 tentang pedagang kaki lima yang berjualan di jalur hijau dan trotoar) 3. Menertibkan hewan ternak yang berkeliaran sehingga dapat

mengganggu lalu lintas, juga dapat merusak tanaman dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi warga masyarakat ( Perda Nomor 02 Tahun 2015 tentang Penertiban Hewan Ternak)

4. Memantau dan menindak bagi orang atau badan usaha yang kedapatan membuang sampah sembarang ( Perda 05 Tahun 2011 )

5. Mensosialisasikan dan memantau perda tentang larangan merokok di tempat umum, hal ini guna ikut membantu meminimalisir pencemaran udara akibat asap rokok (Perda 03 Tahun 2015 tentang kawasan tanpa rokok)

Kegiatan yang dilakukan oleh Satpol PP Kota Bengkulu dalam bentuk patroli, penertiban, razia, sosialisasi, pembinaan maupun penindakan bagi pelanggar perda.

Melalui penataan ruang yang bijaksana, kualitas lingkungan akan terjaga dengan baik. Penyelenggaraan penataan ruang dilaksanakan untuk mewujudkan ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. Hal tersebut tentunya dengan mewujudkan keharmonisan antara lingkungan alam, keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam serta mewujudkan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif

(45)

45

terhadap lingkungan akibat penataan ruang yang salah.

Pengaturan dan pemanfaatan ruang merupakan kewenangan dari pemerintah, mulai dari tingkat pusat sampai tingkat daerah. Proses pengaturan dan pemanfaatan ruang ini dilaksanakan secara bersama-sama, terpadu dan menyeluruh untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.

3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis

Dalam kaitannya dengan isu strategis masalah ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat, dari hasil evaluasi pelaksanaan dan pencapaian kinerja renstra Satpol PP periode sebelumnya dapat dirumuskan isu-isu penting yang terkait dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Satpol PP. Isu strategis merupakan kondisi yang bersifat penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak dan bersifat kelembagaan yang jika tidak diantisipasi saat ini akan menimbulkan permasalahan di masa datang dan dapat menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang khususnya yang berkaitan dengan masalah ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat.

Permasalahan keamanan dan ketertiban merupakan bagian penting dalam penciptaan kondisi yang ideal dalam masyarakat agar semua kegiatan dan aktivitas dapat berjalan secara baik, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berjalan lancar dan berhasil. Pada hakekatnya upaya untuk meningkatkan keamanan dan ketertiban tidak dapat dipisahkan dari upaya untuk mewujudkan ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat.

(46)

46

Tabel 3.4

Analisa Isu-Isu Strategis Berdasarkan Faktor Internal

No Faktor Uraian Isu

1 Sumber daya manusia

- Kurangnya jumlah Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)

- Kurangnya jumlah aparat Satpol PP baik dari segi kuantitas maupun kualitas - Masih kurang tertibnya

administrasi hasil kegiatan sehingga terkadang sulit untuk mendapatkan data yang akurat

- Peningkatan SDM

Aparatur

2 Sarana dan Prasarana

- Belum memadainya sarana dan prasarana peralatan penunjang kegiatan dilapangan

- Belum tersedianya tempat/gudang

penyimpanan barang hasil

penertiban dan

penindakan

- Belum tersedianya barak untuk anggota Satpol PP - Belum tersedianya pos jaga

di titik-titik penjagaan - Belum adanya ruang

khusus untuk proses penyidikan

- Peningkatan sarana dan prasarana

(47)

47

Tabel 3.5

Analisa Isu-Isu Strategis Berdasarkan Faktor Eksternal

NO Faktor Uraian Isu

1 Sosial - Masih adanya perspektif negatif terhadap Satpol PP dalam menyelenggarakan ketertiban umum, ketentraman dan perlindungan masyarakat serta penegakan peraturan daerah

- Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk mematuhi peraturan daerah

- Masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan ketertiban umum, ketentraman masyarakat dan perlindungan masyarakat

- Masih rendahnya minta masyarakat untuk turut berpartisipasi terhadap segala bentuk kegiatan Satpol PP

- Proses penertiban tidak mendapatkan dukungan dari masyarakat sekitar sehingga menyulitkan proses penertiban

- Peningkatan penegakan peraturan daerah - Peningkatan

partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan ketertiban umum, ketentraman masyarakat dan perlindungan masyarakat

2 Ekonomi - Penertiban pasar, pedagang kaki lima yang berjualan di jalan protokol, jalur hijau dan taman kota terkadang mengalami kendala karena kegiatan ini yang paling sering ditentang oleh pedagang dengan alasan ekonomi. Pada saat penertiban para pedagang bisa ditertibkan namun apabila tidak mendapat pengawasan lebih lanjut mereka akan kembali berdagang di tempat yang sama.

- Urbanisasi penduduk yang tidak memiliki tempat tinggal dan pekerjaan yang jelas menyebabkan munculnya penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) seperti anak jalanan, pengemis, gelandangan.

- Peningkatan penindakan K3

3 Organisasi - Belum optimalnya koordinasi dengan instansi terkait yang berhubungan dengan pelaksanaan ketertiban umum, ketentraman masyarakat dan perlindungan masyarakat seperti :

• Dalam rangka penertiban pasar tidak bisa hanya dilakukan oleh Satpol PP semata tetapi juga melibatkan Dinas Pasar, Dinas Perhubungan

• Dalam penertiban masalah sosial seperti razia pengemis, anak jalanan, gelandangan, PSK membutuhkan kerjasama dengan Dinas Sosial dalam hal ini untuk menampung hasil operasi penyandang masalah kesejahteraan Sosial (PMKS)

- Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait

(48)

48

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang menjadi isu-isu strategis Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu lima tahun kedepan adalah :

“ Belum optimalnya kualitas tata kelola pemerintahan “ Dari isu strategis tersebut hal-hal yang perlu dilakukan Satpol PP Kedepan adalah :

1. Peningkatan penegakan peraturan daerah

Masih tingginya angka pelanggaran peraturan daerah sehingga harus ada peningkatan penegakan peraturan daerah tentunya dengan pelaksanaan yang lebih menyesuaikan dengan perkembangan zaman baik melalui tindakan preventif ataupun represif.

2. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan ketertiban umum, ketentraman masyarakat dan perlindungan masyarakat

Masih rendahnya pemahamanan dan kesadaran masyarakat dalam implementasi peraturan daerah serta belum optimalnya partisipasi aktif masyarakat untuk turut serta memelihara ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat sehingga perlu adanya motivasi bagi masyarakat untuk memahami dan mentaati peraturan daerah dan peraturan kepala daerah yang berlaku. Salah satu bentuk penurunan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan ketertiban umum, ketentraman masyarakat dan perlindungan masyarakat adalah menurunnya kualitas siskamling. Pada tahun 2018 jumlah poskamling di Kota Bengkulu 828 poskamling. Dari jumlah tersebut pos kamling aktif tercatat 475 poskamling dan sisanya 353 poskamling tidak aktif. Jumlah pos kamling aktif menunjukan tingkat kesadaran dan kepedulian warga dengan keamanan lingkungan tempat tinggalnya. Hal inilah yang dari tahun ke tahun semakin menurun ditandai dengan semakin banyaknya pos kamling yang tidak aktif. Semangat gotong

(49)

49

royong yang merupakan budaya bangsa mulai terkikis akibat pola hidup modern yang lebih memerlukan banyak waktu untuk diri sendiri, banyaknya pendatang yang kurang memiliki ikatan sosial di lingkungan, pemuda yang tidak banyak terlibat dalam tata kehidupan bermasyarakat merupakan beberapa sebab kurang aktifnya pos kamling. Pemerintah sudah berupaya untuk kembali mengaktifkan kegiatan pos kamling dengan cara mengadakan lomba pos kamling namun hal tersebut hanya sedikit motivasi yang diberikan oleh pemerintah, hal yang terpenting adalah kesadaran dari masyarakat sendirilah untuk peduli terhadap lingkungan mereka.

3. Peningkatan penindakan K3 ( Ketertiban, ketentraman dan keindahan)

Banyaknya pedagang kaki lima yang berjualan di jalan protokol, jalur hijau dan taman kota sangat mengganggu keindahan kota bahkan terkadang membuat kemacetan di beberapa jalan selain membahayakan lalu lintas juga membahayakan bagi pedagang itu sendiri.

Banyaknya anak jalanan, gelandangan, pengemis yang beroperasi di persimpangan ataupun di lampu merah . Penertiban juga sudah sering dilakukan tetapi terkadang tidak siapnya dinas sosial dalam menampung hasil penertiban mengakibatkan masalah tersebut kembali terjadi.

Dukungan dan kerjasama dari berbagai dinas/instansi terkait sangat diperlukan.

4. Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait

Penertiban pedagang kaki lima, anak jalanan, gelandangan pengemis, PSK sangat sering dilakukan tetapi terkadang tidak memberikan efek jera bagi para pelaku, kedepan perlu dipikirkan solusi yang lebih baik dibandingkan hanya melakukan penertiban semata. Hal ini memerlukan kerja sama yang baik dari berbagai pihak.

Referensi

Dokumen terkait

Ako ste uočili nasilničko ponašanje među učenicima ili ako su Vas učenici izvijestili o njemu, koliko ste često ovo polugodište razgovarali o incidentu sa stručnom službom

Sapriya, Pengajaran IPS, Konsep dan Pengajaran (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2011) hal 87.. secara langsung belajar di lingkungan sekitarnya dan kemudian dihubungkan dengan

Dari beberapa uraian diatas penulis ingin meneliti beberapa pertemuan antara pasangan Spanyol Carolina Marin dan Cina Li Xuerui dengan cara menganalisis

Hasil kreasi Memuat gambar, keterangan gambar, tulisan tentang cara kerja peredaran darah manusia, dan sesuai dengan materi atau teori Hanya memuat 3 dari 4 hasil yang

Pada dasarnya sistem sumbangan ini merupakan suatu bentuk aktifitas tolong menolong dari masyarakat yang berupa bantuan baik berupa benda maupun biaya (uang) untuk pihak yang

Jika dibandingkan dengan pektin dari kulit semangka yang diekstraksi secara kimia yang memiliki kadar galakturonat sebesar 40,91 %, maka pektin kulit semangka

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah dalam menggunakan produk pembiyaan mudharabah pada bank sumut syariah

Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,