4.1. Jenis atau Desain Penelitian
Berdasarkan latar belakang permasalahan, tujuan dan hipotesis yang diajukan, penelitian ini tergolong dalam penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen peneltian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2014: 35-36).
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa statistik deskriptif dan kausalitas. Penelitian kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap obyek yang diteliti lebih bersifat sebab dan akibat (kausal), sehingga dalam penelitiannya ada variabel independen dan variabel dependen. Dari variabel tersebut selanjutnya dicari seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2014: 50). Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena yang diamati dengan mendeskripsikan gambaran pengaruh antara idealized influence, inspirational motivation dan intellectual stimulation terhadap kepuasan kerja pada Sekretariat Militer Presiden melalui kegiatan observasi, wawancara serta kuesioner yang dilanjutkan dengan uji validitas dan reliabilitas.
4.2. Variabel Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah penulis sampaikan pada bab tiga, dapat terlihat adanya empat variabel utama penelitian yang akan dijabarkan sebagai berikut:
1) Variabel Bebas (Independent Variable) yang terdiri dari idealized influence (X1), inspirational motivation (X2) dan intellectual stimulation (X3).
2) Variabel Terikat (Dependent Variable) adalah Kepuasan Kerja (Y).
4.3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Empat definisi operasional variabel akan disampaikan pada pembahasan ini. Keempat definisi operasional tersebut diantaranya adalah definisi operasional variabel idealized influence (X1), inspirational motivation (X2) dan intellectual
stimulation (X3) dan Kepuasan Kerja (Y). Pengukuran terhadap definisi operasional dengan mengukur dan meneliti variabel, dimensi dan indikator dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.1. Konstruksi Variabel, Dimensi dan Indikator Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Skala
Pengukuran
Idealized Influence (X1)
(Bass, 2004)
Visioner
Meyakinkan visi organisasi Likert Tidak mementingkan diri
sendiri Likert
Melakukan hal-hal yang baik Likert
Teladan
Memiliki perilaku yang
membuat respek padanya. Likert Memperhatikan dan
menghargai Likert
Dipercaya tindakannya Likert Dikagumi, dihormati, dan
Tabel 4.1. (Tabel Lanjutan)
Variabel Dimensi Indikator Skala
Pengukuran Idealized Influence
(X1)
(Bass, 2004) Optimis
Menunjukkan suatu kekuatan dan
penuh percaya diri Likert Membuat bawahan tenang Likert Yakin bahwa tujuan-tujuan akan
tercapai. Likert Inspirational Motivation (X2) (Bass, 2004) Motivasi Mengkomunikasikan tujuan organisasi Likert
Membuat bawahan bangga
menjadi bagian dari instansi Likert Memberi motivasi Likert Memberi dorongan Likert Inspiratif
Membantu bawahannya Likert Mendorong untuk sukses Likert Memberikan saran-saran Likert Berpikir tentang masalah lama
dengan cara pandang baru Likert
Intellectual Stimulation (X3) (Bass, 2004)
Inovatif
Mengedepankan intelegensia dan
rasionalitas Likert
Mencari cara-cara baru untuk
menyelesaikan tugas Likert Arahan dan petunjuk Likert Kreatif
Kesempatan melihat permasalahan
dari berbagai sudut pandang. Likert Melihat lingkungan yang berubah
sebagai situasi penuh peluang. Likert
Solusi yang Likert
Kepuasan Kerja (Y) (Robbins, 2015) Mentally Chalenging Work
Bebas menggunakan cara kerja Likert Melakukan pekerjaan sesuai
dengan hati nurani Likert
Selalu sibuk Likert
Equitable Rewards
Gaji sesuai dengan pekerjaan Likert Menghormati anggota yang
berprestasi dan bekerja dengan rajin
Likert Pekerjaan berdampak terhadap
karir saya Likert
Supportive Working Condition
Fasilitas kerja sangat mendukung Likert
Nyaman bekerja Likert
Melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan peraturan Likert Supportive
Colleagues
Saya dan rekan kerja saling
membantu Likert
Bebas menyampaikan saran dan
pendapat Likert
Bebas bekerja sama dengan orang
Tabel 4.1. (Tabel Lanjutan)
Variabel Dimensi Indikator Skala
Pengukuran
Kepuasan Kerja (Y) (Robbins, 2015)
The
Personality-Job-fit
Punya kemampuan yang sesuai
dengan pekerjaan Likert Senang bekerja di unit kerja
saya sekarang Likert
Dapat melakukan dinas di luar
jam kerja Likert
4.4. Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data
Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Data Kuantitatif
Data Kuantitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam satuan hitung. Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini anatara lain yang bersumber dari bagian kepegawaian dan data pra penelitian atau pra riset yang dilakukan oleh peneliti pada awal penelitian. 2) Data Kualitatif
Data Kualitatif adalah data yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk angka maupun satuan hitung. Data kualitatif dalam penelitian ini antara lain yaitu gambaran umum atau deskripsi organisasi kantor Sekretariat Militer Presiden.
b. Sumber Data
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder, yaitu:
1) Data primer merupakan data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya (tanpa perantara). Data primer yang digunakan adalah data
primer kuantitatif yang memiliki pola terstruktur sehingga mudah dibaca. Data primer dalam penelitian ini dikumpulkan dari sumber utama atau responden melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan Idealized Influence, Inspirational Motivation, Intellectual Stimulation dan Kepuasan Kerja.
2) Data sekunder yaitu data yang dapat diteliti secara tidak langsung melalui media perantara, dengan cara diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data tersebut diperoleh antara lain melalui literatur, berbagai jurnal, data statistik, publikasi dan sumber-sumber lain yang mendukung penelitian ini.
4.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini dilakukan dengan dua cara, yaitu penelitian lapangan (field research), studi kepustakaan (library research) dan pengaruh variabel.
a. Penelitian lapangan (field research)
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode survei dengan menyebarkan kuesioner kepada responden (sampel penelitian) di lapangan dan menghasilkan data primer. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Sugiyono, 2014:230). Kuesioner yang
diberikan kepada responden menggunakan teknik skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2014:168).
Skala likert menggunakan variabel yang akan diukur dan dijabarkan menjadi dimensi, lalu dimensi dijabarkan menjadi sub variabel dan sub variabel tersebut dijabarkan menjadi indikator yang dapat diukur. Responden nantinya memilih jawaban dari pernyataan positif dengan 5 alternatif jawaban yang ada, diantaranya adalah Sangat Setuju (SS), Setuju (ST), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor sebagai berikut: Sangat Setuju skor = 5, Setuju skor = 4, Netral skor = 3, Tidak Setuju skor = 2, dan Sangat Tidak Setuju skor = 1.
b. Studi Kepustakaan (library research)
Penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan atau studi literatur dengan cara mempelajari, meneliti, mengkaji serta menelaah literatur berupa buku-buku (text book), jurnal-jurnal, penelitian-penelitian sebelumnya dan peraturan-peraturan maupun kebijakan-kebijakan yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti. Studi kepustakaan ini bertujuan untuk memperoleh sebanyak mungkin teori untuk menunjang data yang dikumpulkan.
4.6. Populasi dan Sampel
Menurut Sekaran (2006:121), populasi (population) mengacu pada keseluruhan kelompok orang. Selanjutnya, menurut Sugiyono (2014:148-149), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristisk yang dimiliki oleh populasi tersebut. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Kantor Sekretariat Militer Presiden yang berjumlah 141 orang.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul mewakili (Sugiyono, 2014:149).
Penggunaan teknik sampling dalam penelitian ini adalah menggunakan pengambilan sampel probabilitas dengan cara pengambilan sampel acak berstrata disproporsional (disproportionate stratified random sampling). Jumlah subjek dari setiap strata akan berubah, sementara ukuran sampel tetap. Redistribusi jumlah dalam strata akan dianggap lebih tepat dan representatif untuk penelitian dibanding desain pengambilan sampel proporsional sebelumnya (Sekaran, 2006:131-132). Peneliti menggunakan teknik ini karena pengambilan sampel acak
berstrata disproporsional (disproportionate stratified random sampling) lebih mudah untuk dilakukan, lebih sederhana, dan lebih mudah untuk mengumpulkan data dari satu atau lebih strata dibanding lainnya yang ada pada masing-masing biro di Sekretariat Militer Presiden. Jumlah sampel penelitian ditentukan dengan Rumus Slovin sebagai berikut:
𝑛𝑛 =
1+𝑁𝑁(𝑒𝑒𝑁𝑁 2).
... Rumus 1 Keterangan:n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi
e = Batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Berdasarkan rumus slovin, perhitungan jumlah sampel yang ditentukan dengan menggunakan error tolerance sebesar 7,5% adalah sebagai berikut:
𝑛𝑛 = 1 + 141(0,075141 2) 𝑛𝑛 = 1 + 0,79141
𝑛𝑛 = 1,79141
𝑛𝑛 = 78,63, dibulatkan menjadi 79.
Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus slovin di atas, didapatkan hasil sebesar 79. Ini berarti bahwa jumlah sampel yang ditetapkan adalah sebanyak 79 responden. Gambaran mengenai populasi dan sampel yang akan diteliti pada Kantor Sekretariat Militer Presiden dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2. Populasi dan Sampel Pegawai Sekretariat Militer Presiden
No Uraian Populasi Sampel
1 Biro Personel TNI dan Polri 31 16
2 Biro Pengamanan 28 19
3 Biro Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda
Kehormatan 27 16
4 Biro Umum 55 28
Jumlah 141 79
Sumber: Bagian Kepegawaian
4.7. Metode Analisis Data
Teknik analisis data digunakan untuk menjawab permasalahan yang ada dan menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Alat uji statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi linier berganda (regresi ganda) dengan bantuan program SPSS (Statistical Program Sosial Science) untuk pengolahan data. Data-data yang sudah terkumpul kemudian diolah agar bisa diambil kesimpulan serta menjadi landasan penting dalam proses pengambilan keputusan, proses olah data ini menggunakan beberapa analisis sebagai berikut: a. Analisis Deskriptif
Sebuah penelitian yang menerangkan suatu hal secara deskriptif disebut juga dengan analisa deskriptif. Analisa deskriptif memiliki karakteristik sebagai berikut (Widiyono, 2013):
a. Ingin memberikan ciri-ciri khas dalam suatu kelompok.
b. Ingin menjelaskan bagaimana hubungan individual dalam kelompok dam meperlihatkan keragamannya.
b. Uji Realibilitas
Uji realibilitas merupakan uji kehandalan yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh sebuah alat ukur dapat dihandalkan atau dipercaya. Kehadalan berkaitan dengan estimasi sejauh mana suatu alat ukur, apabila dilihat dari stabilitas atau konsistensi internal dari jawaban atau pertanyaan jika pengamatan dilakukan secara berulang. Apabila suatu alat ukur digunakan berulang dan hasil yang diperoleh relatif konsisten, maka alat ukur tersebut dianggap handal (reliabilitas).
Alat ukur reliabel atau tidak, dapat menggunakan metode Alpha Cronbach, dimana metode ini digunakan untuk menentukan reliabilitas setiap butir pertanyaan. Construct atau variable dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Nasution dan Usman, 2007). Batasannya adalah dimana reliabilitas (alpha) mendekati 1 sangat baik, jika diatas 0,8 baik, bila berada dibawah 0,6 tidak baik (tidak reliable/konsisten). Suatu instrument dinyatakan reliabel bila koefisien reliabilitas minimal 0,6 (Sugiyono, 2014:220). Uji reliabilitas dilakukan melalui uji konsistensi internal dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:
− − =
∑
2 2 1 1 t b xy V k k r σ ... Rumus 2 Keterangan: rxy = reliabilitas instrumenk = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑
2b
2 t
V = varian total
c. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Jadi validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur (Ghozali, 2013:52). Uji validitas dapat diuji dengan program SPSS dengan melihat korelasi Perasons’s Product Moment untuk masing-masing item pertanyaan dengan skor uji total. Pengujian uji validitas dapat dilakukan dengan rumus Persons Product Moment, dengan pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut (Sugiyono, 2014:287):
Tabel 4.3. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien Korelasi Pearson Product Moment
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat Rendah 0,20-0,399 Rendah 0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Kuat 0,80-1,000 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono, 2014:287
Bila koefisien korelasi sama dengan 0,3 atau lebih (paling kecil 0,3) maka butir instrumen dinyatakan valid, dan tidak valid apabila koefisien korelasi lebih kecil dari 0,3 (Sugiyono, 2014:220). Rumus Pearson Product Moment sebagai berikut (Sugiyono, 2014:286):
∑
∑
−∑
∑ ∑
∑
−∑
− = } ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n rxy ... Rumus 3 Keterangan:rxy : koefisien korelasi antara x dan y
N : Jumlah Subyek atau responden X : Skor item
Y : Skor total
∑X : Jumlah skor items ∑Y : Jumlah skor total
∑X2 : Jumlah kuadrat skor item
∑Y2 : Jumlah kuadrat skor total
Kesesuaian harga rxy diperoleh dari perhitungan dengan
menggunakan rumus diatas dikonsultasikan dengan tabel harga regresi moment dengan korelasi harga rxy lebih besar atau sama dengan regresi tabel,
maka butir instrumen tersebut valid dan jika rxy lebih kecil dari regresi tabel
maka butir instrumen tersebut tidak valid. rxy menunjukkan indeks variabel
antara dua variabel yang dikorelasikan. Setiap korelasi mengandung tiga makna, yaitu:
1) Ada tidaknya korelasi 2) Arah korelasi
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: jika rxy ≥ rtable (r-hitung lebih kecil dari r
tabel), maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor (dinyatakan valid).
d. Uji Asumsi Klasik
Model regeresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika memenuhi uji asumsi klasik, oleh karena itu uji asumsi klasik sangat diperlukan sebelum melakukan analisa regresi (Sarjono dan Julianita, 2011). Uji asumsi klasik dilakukan agar hasil analisis regresi memenuhi kriteria BLUE (Best, Linear, Unbiased, Estimator). Uji asumsi klasik yang sering digunakan yaitu uji multikolinearitas, uji heteroskedastititas, dan uji normalitas,. Tidak ada ketentuan yang pasti tentang urutan uji mana dahulu yang harus dipenuhi.
1) Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2013:105).
Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat tolerance value atau dengan menggunakan Variance Inflation Factors (VIF) dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS. Nilai VIF dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
VIF = 2 1
1 R
− ... Rumus 4
Nilai tolerance ≤ 1,00 dan nilai VIF (variance influence factor) ≤ 10 setelah dilakukan pengujian, berarti tidak terdapat multikolinearitas antar variabel independen sehingga pengujian hipotesis dapat dilanjutkan.
2) Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2013:160), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengamsumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Kriteria pengujian dalam uji normalitas dengan menggunkan uji Kolmogorov – Smirnov (K-S) menurut Sulistiyanto (2005) menyatakan bahwa dasar pengambilan keputusannya sebagai berikut:
a) Jika nilai Kolmogorov-Smirnov Z ≤ Ztabel, atau nilai signifikansi
variabel residual > α, maka data residual terdistribusi normal.
b) Jika nilai Kolmogorov-Smirnov Z > Ztabel, atau nilai signifikansi
variabel residual < α, maka data residual terdistribusi tidak normal. 3) Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2013:139), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak
terjadi heteroskedastisitas. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas yaitu dengan menggunakan model Gletzer, uji Park, uji scatterplott, maupun uji White. Penelitian ini menggunakan uji scatterplott untuk menguji heteroskedastisitas
4.8. Analisis Regresi Linear Berganda
Menurut Ghozali (2013:96), dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Regresi linier berganda adalah analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara peubah respon (variabel dependen) dengan faktor-faktor yang mempengaruhi lebih dari satu prediktor (variabel independen). Regresi linier berganda hampir sama dengan regresi linier sederhana, hanya saja pada regresi linier berganda variabel bebasnya lebih dari satu variabel penduga. Tujuan analisis regresi linier berganda adalah untuk mengukur intensitas hubungan antara dua variabel atau lebih dan membuat prediksi nilai Y atas X1, X2 dan X3. Adapun variabel-variabel yang dianalisis pada
penelitian ini adalah Idealized Influence (X1), Inspirational Motivation (X2),
Intellectual Stimulation (X3), terhadap Kepuasan Kerja (Y). Persamaan regresi untuk tiga prediktor adalah
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 +€... Rumus 5
Keterangan:
Y = Kepuasan Kerja α = Nilai Konstanta
β = Nilai Koefisien Regresi X1 = Idealized Influence X2 = Inspirational Motivation X3 = Intellectual Stimulation € = Standar Error 4.9. Pengujian Hipotesis
Menurut Ghozali (2011: 97-99), metode pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan dengan pengujian secara parsial, pengujian secara simultan serta analisis koefisien determinasi (R2). Pengujian hipotesis tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Koefisien Determinasi (R Square)
Koefisien determinasi dinyatakan untuk pengujian regresi linier berganda yang mencakup lebih dari dua variabel. Koefisien determinasi adalah untuk mengetahui proporsi keragaman total dalam variabel tak bebas yang dapat dijelaskan atau diterangkan oleh variabel-variabel bebas yang ada didalam model persamaan regresi linier berganda secara bersama-sama. Maka akan ditentukan dengan rumus:
KD = R2 x 100 % ... Rumus 6
Keterangan :
KD = Koefisien determinasi R2 = Koefisien korelasi
b. Uji Signifikansi
Uji signifikansi merupakan sebuah uji yang akan menentukan kesimpulan hasil penelitian. Uji signifikansi menentukan apakah hipotesis yang dibuat diawal penelitian akan diterima atau ditolak. Pengujian terhadap signifikansi koefisien regresi dengan mengukur variabel-variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran dalam persamaan linier.
1) Uji t-Parsial
Uji t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimanakah pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya. Uji ini dapat dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel
atau dengan melihat kolom signifikansi pada masing-masing thitung, proses uji t
identik dengan uji F (lihat perhitungan SPSS pada Coefficient Regression Full Model/Enter) atau bisa diganti dengan uji metode Stepwise. Uji t-parsial dengan rumus sebagai berikut:
a) Rumus uji t t S t thitung β β Ε = ... Rumus 7 Keterangan : thitung = nilai t βt = Koefisien Regresi
SEβt = Standard Error of Regression Coeffisient b) Formulasi hipotesis adalah sebagai berikut:
− H0 : βt ≠ 0, berarti koefisien regresi variabel bebas berpengaruh secara
signifikan dengan variabel terikat. c) Dasar pengambilan keputusan
Jika thitung ≤ ttabel, (0,05) maka H0 diterima Ha ditolak. Ini berarti tidak ada
pengaruh signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika thitung >
ttabel, (0,05) maka H0 ditolak Ha diterima. Ini berarti ada pengaruh
signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat 2) Uji F-Simultan
Uji F adalah pengujian terhadap koefisien regresi secara simultan. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang terdapat di dalam model secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Uji F dalam penelitian ini digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh Idealized Influence, Inspirational Motivation dan Intellectual Stimulation terhadap kepuasan kerja. Menurut Sugiyono (2010:257) rumus pengujian uji F adalah sebagai berikut:
F
hitung=
R2 k �n−k−11−R2�... Rumus 8 Keterangan : R²= Koefisien determinasi K = Jumlah variabel independen n = Jumlah angota sampelF hasil perhitungan ini dibandingkan dengan Ftabel yang diperoleh dengan menggunakan tingkat resiko atau signifikan level 5% atau dengan degree freedom= n – k – 1 dengan kriteria sebagai berikut:
Ho ditolak jika Fhitung > F tabel
Ho diterima jika Fhitung < Ftabel
Jika terjadi penerimaan Ho, maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya model regresi berganda yang diperoleh sehingga mengakibatkan tidak signifikan pula pengaruh dari variabel-variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat.
4.10. Analisis Matriks Korelasi Dimensi Antar Variabel
Table 4.4. Matriks Korelasi Dimensi Antar Variabel
Variabel Dimensi Y Y 1 Y2 Y3 Y4 Y5 X1 X1.1 r X1.1Y1 r X1.1Y2 r X1.1Y3 r X1.1Y4 r X1.1Y5 X1.2 r X1.2Y1 r X1.2Y2 r X1.2Y3 r X1.2Y4 r X1.2Y5 X1.3 r X1.3Y1 r X1.3Y2 r X1.3Y3 r X1.3Y4 r X1.3Y5 X2 XX2.1 r X2.1Y1 r X2.1Y2 r X2.1Y3 r X2.1Y4 r X2.1Y5 2.2 r X2.2Y1 r X2.2Y2 r X2.2Y3 r X2.2Y4 r X2.2Y5 X3 XX3.1 r X3.1Y1 r X3.1Y2 r X3.1Y3 r X3.1Y4 r X3.1Y5 3.2 r X3.2Y1 r X3.2Y2 r X3.2Y3 r X3.2Y4 r X3.2Y5
Tabel 4.4. dibuat untuk menunjukkan hubungan yang lemah dan yang paling dominan yang mempengaruhi variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari hasil analisa matriks korelasi dimensi ini sehingga dapat menjadi rekomendasi pada akhir penelitian ini. Keterangan mengenai matriks korelasi dimensi antar variabel ditunjukkan pada tabel 4.5 berikut ini.
Table 4.5. Keterangan Matriks Korelasi Dimensi Antar Variabel Variabel Dimensi X1 Idealized Influence X1.1 Visioner X1.2 Teladan X1.3 Optimis X2 Inspirational Motivation X2.1 Motivasi X2.2 Inspiratif X3 Intellectual Stimulation X3.1 Innovatif X3.2 Kreatif Y Kepuasan Kerja
Y1 Mentally Chalenging Work Y2 Equitable Rewards
Y3 Supportive Working Condition Y4 Supportive Colleagues