.
Evaluasi kinerja Akustik dari Ruang Kedap Suara
pada Laboratorium Rekayasa Akustik dan Fisika Bangunan
Teknik Fisika -ITS
Ir. Wiratno Argo Asmoro, MSc NIPN. 196002291987011001
• Akustik Ruang terdefinisi sebagai bentuk dan bahan dalam suatu ruangan yang terkait dengan perubahan bunyi atau suara yang terjadi. Akustik sendiri berarti gejala perubahan suara karena sifat pantul benda atau objek pasif dari alam. Akustik ruang sangat berpengaruh dalam reproduksi suara, misalnya dalam gedung rapat akan sangat memengaruhi artikulasi dan kejelasan pembicara. Akustik ruang banyak dikaitkan dengan dua hal mendasar, yaitu : Perubahan suara karena pemantulan dan Gangguan suara ketembusan suara dari ruang lain.
• Dari keterangan diatas maka penelitian ini yang akan di bahas yaitu mengevaluasi ruang kedap suara pada Ruang Laboratorium Rekayasa Akustik dan Fisika Bangunan Teknik Fisika ITS
• Dan sebagai mana fungsinya maka sumber bunyi dari luar tidak akan masuk ke dalam suatu suang kedap suara dan suara dari dalam tidak boleh sampai ke luar ruangan. Untuk menentukan kualitas rambatan yang sesuai standart dari ruang
semi-anechoic Chamber maka diperlukan perhitungan waktu dengung (RT) dan noise criteria (NC) yang dapat menimbulkan suatu kebisingan dan transmission loss
pada ruang kedap suara
•
Berapakah nilai parameter dari waktu dengung (RT)
pada ruang kedap suara,
•
Bagaimana menentukan ruang kedap suara yang dapat
menyebabkan atau menimbulkan kebisingan,
•
Bagaimana menentukan nilai dari background noise
dan noise criteria (NC) pada ruang kedap suara yang
menyebabkan atau menimbulkan kebisingan, Dan
•
Bagaimana menentukan seberapa besar transmission
loss pada ruang kedap suara.
•
Tujuan dari tugas akhir ini yaitu sebagai
berikut: menentukan parameter akustik dari
transmission loss (TL), kriteria bising (NC) dan
waktu dengung (RT), serta mengevaluasi nilai
dari transmission loss (TL) dan waktu dengung
sehingga memenuhi standart ruang kedap
suara.
•
Beberapa batasan masalah yang terdapat
pada tugas akhir kali ini adalah:
•
Sumber suara pada waktu dengung yaitu
berupa diffuse.
•
Ruang kedap suara yang di gunakan yakni
ruang small room
•
Fungsi ruang yang digunakan adalah
Akustik ruang merupakan salah satu ilmu rekayasa bunyi
yang mempelajari perilaku suara di dalam suatu ruang.
Akustik ruang berhubungan dengan kualitas suara pada
bangunan, yang dipengaruhi oleh penilaian secara
obyektif maupun subyektif. Saat ini pengetahuan tentang
desain akustik ruang didasarkan pada
riset dan
pengalaman para scientist dalam merancang suatu ruang
beberapa abad yang lalu.
•
Background Noise
didefinisikan sebagai suara yang berasal bukan dari sumber
suara utama atau suara yang tidak diinginkan. Dalam suatu
ruangan tertutup, bising latar belakang dihasilkan oleh
peralatan mekanikal atau elektrikal di dalam ruang seperti
pendingin udara (air conditioning), kipas angin, dan
seterusnya. Demikian pula, kebisingan yang datang dari luar
ruangan, seperti bising kendaraan dan lain-lain.
•
Waktu Dengung (RT)
didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan suatu energi
suara untuk meluruh hingga sebesar sepersatujuta dari
energi awalnya. RT pada umumnya dipengaruhi oleh
jumlah energi pantulan yang terjadi dalam ruangan.
Semakin banyak energi pantulan, semakin panjang RT
ruangan, dan sebaliknya. Jumlah energi pantulan dalam
ruangan berkaitan dengan karakteristik permukaan yang
menyusun ruangan tersebut.
Metode Eyring
Penggunaan metode ini yaitu untuk ruangan yang
tersusun dari bidang batas yang sangat menyerap,
seperti umumnya terjadi pada ruang studio atau ruang
kedap suara, sehingga perlu pendekatan perhitungan
dengan menggunakan metode ini.
RT =
dimana V adalah volume ruang,
S adalah luas permukaan penutup, dan α adalah koefisien absorbs dari bahan
•
Transmission Loss
merupakan jumlah energi bunyi yang berkurang (lewat
udara) pada suatu partisi, dinding atau jendela yang
dinyatakan dalam decibel. Rugi transmisi sama dengan
jumlah decibel, berkurangnya energi bunyi datang pada
partisi bila melewati struktur
•
rumus transmission loss
TL = L
1
– L
2
+ 10 log S/A
2
Dimana: L
1= Tingkat tekanan bunyi sumber suara (dB)
L
2= Tingkat tekanan bunyi sumber penerima (dB)
A
2= Penyerapan total ruang penerima
Metodologi penelitian
•
pengukuran waktu dengung (RT)
•Pengambilan data untuk RT dilakukan di titik – titik pada gambar samping dimana pengambilannya secara diagonal.
• untuk simber bunyi memakai metode “balloon burst” yakni sumber bunyi dengan suara letusan balon.
Peletakan titik-titik pengukuran waktu dengung (RT)
Terdapat 3 titik pengukuran waktu dengung yakni 2 titik terdapat pada pojok kanan dan kiri (dinding yang behadapan lansung dengan ruang asisten) dan 1 titik terdapat di tengah.
Pengambilan : selama 10 detik sebelum letusan dan mencatat 10 detik data pengukuran setelah ledakan
•
Pengukuran Transmission Loss
• Untuk gambar di samping yakni penentuan titik – titik pengukuran dimana titik sumber bunyi sejajar dengan sumber penerima.
•Banyaknya titik di samping sebanyak 5 titik • sumber bunyi berupa sunyi suara tone yang di kuatkan dengan amplifier dan dikeluarkan oleh Sound.
Peletakan titik-titik pengukuran Transmission Loss
Pengukuran dan penentuan titik-titik obyek pada TL (Transmission Loss) ruang kedap suara terdapat lima titik dimana setiap titiknya berjarak kurang lebih 1 meter dari dinding dan dua meter untuk jarak antar titik. Hal ini bertujuan untuk memberikan perbedaan pada nilai saat pengambilan data.
Dimana pengambilan datanya yaitu sumber suara berupa tone suara berdurasi 10 detik yang di keraskan oleh sound system dan pengukuran diambil pada saat suara di bunyikan.
Volume ruangan
Panjang = 6.62 m
Lebar = 3.15 m
Tinggi = 2.58 m
Ditanya : Volume ?
Jawab : V = P x L x T
= 3.62 x 3.15 x 2.58
= 29.419 m
3
•
Komposisi Material Dari ruang kedap
Elemen Bahan
Dinding depan
Plester batu bata, Glaswool, yumen Kaca
Dinding belakang Plester batu bata, glaswool, yumen Dinding kanan Plester batu bata,
glaswool, yumen Dinding kiri Plester batu bata,
Glaswool, yumen Lantai Marmer, karpet
Pintu Kayu, kaca
Langit-langit Beton, glaswool, yumen
Meja 1 kayu
Meja 2 Kayu
Alat mesin pompa berbentuk kotak
•
Background Noise
Titik Pengukuran ke Background Noise (dB) 125 Hz 250 Hz 500 Hz 1000 Hz 2000 Hz 4000 Hz 1 25.93 30.37 33.19 31.42 31.54 30.82 2 26.51 30.82 35.27 33.18 31.46 30.45 3 29.82 32.23 34.21 32.15 30.47 30.35 Noise Criteria 125 Hz 250 Hz 500 Hz 1000 Hz 2000 Hz 4000Hz 44.45 dBA 40.16 dBA 36.85 dBA 32.16 dBA 29.80 dBA 29.48 dBAGambar disamping merupakan hasil plot
dari nilai tabel noise criteria dimana
ruang kedap suara memiliki noise criteria
25 dBA. Hasil nilai tersebut tidak sesuai
dengan standard criteria kebisingan
sebesar 15-20 dBA.
Titik Pengukuran ke-Frekuensi 125 250 500 1000 2000 4000 1 12.21 14.64 11.81 42.68 13.01 21.38 2 13.25 15.73 19.114 45.61 3.82 26.90 3 12.77 15.94 19.27 59.31 17.97 28.87 4 7.81 9.84 10.87 59.56 17.305 24.09 5 6.341 8.98 9.920 56.75 16.279 25.62 Transmission Loss
Keterangan diatas yaitu : Tabel diatas merupakan nilai dari transmission loss
dari setiap titik pengukuran. Untuk titik pengukuran 1 dan 2
yaitu
transmission loss pada dinding selatan (yang terdapat jendela). Untuk titik
pengukuran 3 yaitu transmission loss
pada dinding timur (dekat ruang
asisten). Untuk titik pengukuran ke-4 dinding utara dan dinding barat untuk
titik pengukuran ke-5. Dan terendah pada dinding barathal ini di sebabkan
oleh koefisien serapan dinding yang rendah dan identifikasikan terdapat losses
suara sehingga serapan dinding pada dinding barat menjadi rendah.
Transmission loss komposit dinding barat No Bagian partisi Luasan dimensi S (m2) TL (dB) 500 Hz τ = antilog (-TL/10) τ x S 1 Batu bata 6.167 40 0.0001 0.000617 2 Pintu Kayu 1.82 31 0.000794 0.001446 3 Kaca 0.135 26 0.002512 0.000339 τkomposit = (τ × S)/(S) 0.000296
TLKomposit= 10 Log (1/ τkomposit) 35.29
Tabel diatas bertujuan untuk mengetahui seberapa besar perbedaan antara pengukuran dan perhitungan transmission loss dengan asumsi semua partisi pada dinding barat tertutup. Dari tabel diatas ternyata mengalami perbedaan yang sangat tinggi pada pengukuran dinding barat yakni sebesar 25.37 dB, hal ini berarti kebocoran pada dinding barat sebesar 25.37 dB. Ini membuktikan bahwa dinding sebelah barat mengalami losses suara. dengan asumsi semua partisi pada dinding barat tertutup
Penambahan bahan TL komposit pada dinding barat No Bagian partisi Luasan dimensi S (m2) TL (dB) 500 Hz τ = antilog (-TL/10) τ x S Pengukuran 1 Batu bata 6.167 11 0.0001 0.000617 2 Pintu Kayu 1.82 8 0.000794 0.001446 3 Kaca 0.135 5 0.002512 0.000339 Penambahan bahan
rangka kayu 2/4 jarak 16ʺ ditutup papan gypsum setebal 1/2ʺ di kedua sisinya
6.167 33 0.000501 0.003090822 τkomposit = (τ × S)/(S) 0.000296
TLKomposit= 10 Log (1/ τkomposit) (dB) 34.196
Dari tabel 4.7 menunjukkan bahwa transmission loss komposit yang semula dari pengkuran sebesar 9.920 dB dengan ditambah dari bahan rangka kayu 2/4 jarak 16ʺ ditutup papan gipsum setebal 1/2ʺ di kedua sisinya yang memiliki transmission loss bahan sebesar 33 dB mampu meningkatkan TL komposit dinding barat sebesar 24. 28 dB menjadi 34.196 dB
Transmission loss komposit dinding selatan No Bagian partisi Luasan dimensi S (m2) TL (dB) 500 Hz τ = antilog (-TL/10) τ x S 1 Batu bata 8.61 40 0.0001 0.000861 2 Kayu 0.162 22 0.00631 0.001022 3 Kaca 0.73 26 0.002512 0.001834 τkomposit = (τ × S)/(S) 0.000398 TLKomposit= 10 Log (1/ τkomposit) (dB) 33.99
Tabel diatas mengalami perbedaan yang sangat tinggi pada pengukuran dinding timur yakni sebesar 14.87 dB, hal ini berarti dinding barat mengalami sebesar 14.87 dB.
Penambahan bahan TL komposit pada dinding selatan No Bagian partisi Luasan dimensi S (m2) TL (dB) 500 Hz τ = antilog (-TL/10) τ x S Pengukuran 1 Batu bata 8.61 27 0.001995 0.017179 2 Pintu Kayu 0.162 15 0.031623 0.005123 3 Kaca 0.73 9 0.125893 0.091902 Penambahan bahan timah lembaran tebal 1/32ʺ 8.61 27 0.001995 0.017179 τkomposit = (τ × S)/(S) 0.001841
TLKomposit= 10 Log (1/ τkomposit) (dB) 32.78
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa transmission loss komposit yang semula dari pengkuran sebesar 19.114 dB dengan ditambah dari bahan timah lembaran tebal 1/32ʺ yang memiliki transmission loss bahan sebesar 27 dB mampu meningkatkan TL komposit dinding timur sebesar 13.66 dB menjadi 32.78 dB dan dengan ini bahwa penambahan bahan tersebut dengan menaikkan dB sebesar 32.78 dB bila di bandingkan dengan TL komposit sebenarnya dari bahan dinding barat telah memenuhi TL yang diinginkan dengan kenaikan sebesar 15 dB. Dengan asumsi semua sisi-sisi partisi tertutup.
Pengukuran waktu dengung (RT)
Titik Pengukuran Frekuensi 125 250 500 1000 2000 4000 1 0.65 0.81 0.81 0.81 0.81 0.81 2 0.58 0.87 0.98 0.87 0.87 0.87 3 0.84 0.84 1.03 0.94 0.94 0.94 rata-rata 0.745 0.825 0.92 0.875 0.875 0.875Pada tabel diatas menunjukkan RT rata-rata sebesar 0.92 detik pada frekuensi 500 Hz. Dengan hasil tersebut tidak sesuai dengan waktu dengung yang di rekomendasikan atau yang disarankan 0.3 -0.5 detik dan dengan hasil tersebut maka ruang kedap tersebut terdapat cacat akustik berupa kebocoran suara dimana kebocoran suara pada dinding ruang kedap, kebocoran suara ini dapat mengganggu kualitas akustik dari ruangan kedap suara.
Hasil simulasi pada titik pertama
Hasil simulasi pada titik kedua
HASIL SIMULASI
Hasil simulasi pada titik ketiga Titik ke- α500 1 0.40 2 0.51 3 0.53 Rata-rata (detik) 0.48
Frekuensi
125 250 500 1000 2000 4000
0.10 0.087 0.223 0.081 0.14 0.39
Hasil Perhitungan Waktu Dengung Ruang kedap suara dengan
pengurangan luasan pada kaca.
luasan pada kaca dinding depan yang semula 0.9 m2menjadi 0.285 m2Dari hasil
pengurangan luasan ini di dapat waktu dengung 0.223 detik Hz. Bila di bandingkan dengan perhitungan sebelumnya dapat menurunkan sebesar 0.177 detik.
Hasil perhitungan waktu dengung ruang kedap suara dengan penggantian
ketebalan bahan serapan yumen 50 mm
Frekuensi
125 250 500 1000 2000 4000
0.2 0.134 0.156 0.1 0.10 0.09
dengan mengubah ketebalan yumen yakni dinding terluar dari dinding lapisan dalam ruang kedap suara, memberikan pengurangan peluruhan waktu dengung sebesar 0.156 detik.