• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT AGAMA ISLAM NUSANTARA BATANG HARI NOMOR 17 TAHUN 2019 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT AGAMA ISLAM NUSANTARA BATANG HARI NOMOR 17 TAHUN 2019 TENTANG"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN REKTOR

INSTITUT AGAMA ISLAM NUSANTARA BATANG HARI NOMOR 17 TAHUN 2019

TENTANG

SISTEM PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA INSTITUT AGAMA ISLAM NUSANTARA BATANG HARI

REKTOR INSTITUT AGAMA ISLAM NUSANTARA BATANG HARI

Menimbang : Bahwa dalam upaya menertibkan pengelolaan sarana dan prasarana, perlu dibuat peraturan tentang sistem pengelolaan sarana dan prasarana.

Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi.

3. Peraturan Presiden RI Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

4. Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 451 Tahun 2019 Tentang Izin Perubahan Bentuk dari Sekolah Tinggi Agama Islam Muara Bulian Menjadi Institut Agama Islam Nusantara Batang Hari;

5. Statuta IAI Nusantara Batang Hari Tahun 2019.

6. Hasil rapat Pimpinan Institut Agama Islam Nusantara Batang Hari.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN TENTANG SISTEM PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA INSTITUT AGAMA ISLAM NUSANTARA BATANG HARI

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

1. Institut Agama Islam Nusantara Batang Hari adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau pendidikan profesional.

2. Rektor adalah penanggung jawab operasional terselenggaranya Tri Darma Perguruan Tinggi (kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat).

3. Wakil Rektor II adalah Wakil Rektor di Bidang Umum, Keuangan dan Sumber Daya Manusia.

(2)

4. Biro AUAKK adalah Biro Administrasi, Umum, Akademik, Kemahasiswa, dan Keuangan.

5. AUAK adalah bagian Administrasi Umum dan Akademik Kemahasiswa yang mengelola Administrasi Umum, Sarana, dan Prasarana.

6. Wewenang dan tanggung jawab adalah hak dan kewajiban untuk mengelola sarana dan prasarana, serta berkewajiban mempertanggungjawabkannya.

7. Sarana dan prasarana adalah sumber daya yang memiliki nilai ekonomi dan dapat diukur dalam satuan uang yang berupa barang/jasa.

8. Sarana dan prasarana dikelompokkan menjadi aktiva tetap dan aktiva lancar.

9. Aktiva tetap adalah aset berwujud yang mempunyai manfaat lebih dari 1 tahun sejak tanggal pelaporan yang berupa barang peralatan dan mesin-mesin maupun aset tetap lainnya untuk menunjang kegiatan institut/perguruan tinggi umumnya berupa barang-barang inventaris.

10. Aktiva lancar adalah aset yang memiliki karakteristik segera dapat direalisasikan, dipakai atau dimiliki untuk dijual dalam waktu kurang dari 1 tahun sejak tanggal pelaporan, seperti kas, cek, piutang dan persediaan.

11. Persediaan adalah barang-barang berwujud untuk mendukung pelaksanaan kerja seperti alat tulis kantor dan lain sebagainya.

12. Jasa pemborongan adalah layanan pekerjaan pelaksanaan kontruksi atau wujud fisik lainnya yang perencanaan teknis dan spesifikasinya ditetapkan pengguna barang/jasa dan proses, serta pelaksanaannya diawasi oleh pengguna barang/jasa, yang dapat berupa renovasi ruangan, dan lain-lain.

13. Jasa konsultasi adalah layanan jasa keahlian profesional dalam berbagai bidang meliputi jasa perencanaan kontruksi, jasa pengawasan kontruksi, dan jasa pelayanan profesi lainnya, dalam rangka mencapai sasaran tertentu yang keluarannya berbentuk piranti lunak yang disusun secara sistematis berdasarkan kerangka acuan kerja yang ditetapkan pengguna jasa, yang dapat berupa pembuatan program aplikasi, dan lain-lain.

14. Jasa lainnya adalah segala pekerjaan dan atau penyediaan jasa selain jasa konsultasi, jasa pemborongan, dan pemasokan barang, yang dapat berupa jasa pelatihan, dan lain-lain.

15. Komisi adalah imbalan (uang) atau persentase tertentu karena jasa yang diberikan dalam hal jual beli dan sebagainya.

16. Potongan harga adalah pengurangan harga atau diskon dalam jual beli.

17. Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat/media pendukung proses pendidikan, alat perkantoran, dan sarana lainnya.

18. Prasarana adalah perangkat penunjang utama suatu proses pendidikan yang berupa ruang belajar, ruang administrasi, dan prasarana lainnya.

19. Perencanaan adalah perencanaan yang meliputi penentuan kebutuhan (requirement) dan penganggarannya (budgeting).

20. Pengadaan adalah terjadinya transaksi pertukaran dengan penyerahan sejumlah uang untuk memperoleh sejumlah barang dan jasa yang selanjutnya menjadi milik institut/perguruan tinggi.

21. Penggunaan/pemanfaatan adalah penggunaan seluruh sarana dan prasarana yang ada yang dimanfaatkan untuk kepentingan institut/perguruan tinggi.

22. Pengamanan, pemeliharaan, dan rehabilitasi adalah perawatan dan perbaikan pada sarana dan prasarana yang menjadi tanggung jawab universitas.

23. Penilaian adalah penilaian sarana dan prasarana yang merupakan segala biaya yang ditimbulkan akibat perolehan suatu sarana dan prasarana.

24. Mutasi barang adalah merupakan penyerahan barang dari satu unit ke unit lain di lingkungan institut/perguruan tinggi tanpa menerima sumber daya ekonomi.

(3)

25. Evaluasi adalah tindakan monitoring terhadap keadaan, mutu, dan kinerja yang ada sehingga akan terlihat kekurangan dan kelebihannya dan dapat dijadikan sebagai dasar perencanaan dan pengembangan lebih lanjut.

28. Penghapusan sarana dan prasarana adalah transaksi untuk menghapus barang milik institut/perguruan tinggi dari Daftar Induk Inventaris institut berdasarkan Surat Keputusan Penghapusan.

29. Hibah merupakan perolehan sejumlah barang untuk universitas tanpa menyerahkan sejumlah sumber daya ekonomi.

30. Inventarisasi adalah kegiatan dalam melakukan pendataan, pencatatan, dan peloporan barang milik Institut dengan kenyataan mengenai jumlah, nilai, harga, kondisi dan keberadaan seluruh barang milik Institut yang dimiliki dalam rangka tertib administrasi dan mendukung kehandalan laporan barang milik Institut dan laporan keuangan.

31. Mitra kerja atau rekanan adalah kerja sama usaha antara penyedia barang/jasa dalam negeri maupun luar negeri yang masing-masing pihak mempunyai hak dan kewajiban, serta tanggung jawab yang jelas, berdasarkan kesepakatan bersama dalam perjanjian tertulis.

32. Kontrak kerja adalah transaksi kesepakatan tertulis antara penyedia barang/jasa dengan pengguna barang/jasa yang dibutuhkan universitas untuk menunjang proses pendidikan, administrasi perkantoran, dan lain-lain.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2

Pedoman pengelolaan sarana dan prasarana dimaksudkan menjadi pedoman dalam pengelolaan sarana dan prasarana Institut.

Pasal 3

Pedoman pengelolaan sarana dan prasarana ditetapkan untuk mewujudkan tertib administrasi untuk mencegah terjadi penyalahgunaan atau penyimpangan.

BAB III

SARANA DAN PRASARANA Pasal 4

Sarana dan prasarana yang dimiliki Institut Agama Islam Nusantara Batang Hari berupa:

a. Tanah;

b. Bangunan;

c. Instalasi dan mesin-mesin;

d. Alat angkutan;

e. Inventaris;

f. Dan lain-lain.

(4)

BAB IV RUANG LINGKUP

Pasal 5

Ruang lingkup pengelolaan sarana dan prasarana Institut Agama Islam Nusantara Batang Hari meliputi:

a. Perencanaan;

b. Pengadaan;

c. Penggunaan/Pemanfaatan;

d. Pengamanan, Pemeliharan, dan Rehabilitasi;

e. Penilaian dan Pelaporan;

f. Mutasi/Pemindahan;

g. Penghapusan;

h. Pengembangan.

BAB V PERENCANAAN

Pasal 6

(1) Pengadaan sarana dan prasarana harus dianggarkan dalam rencana anggaran belanja modal yang terdokumentasi dalam Rencana Kebutuhan Barang milik Institut.

(2) Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana selanjutnya dianggarkan dalam dokumen Rencana Anggaran Belanja.

(3) Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana harus berpedoman pada standar barang, standar kebutuhan, dan standar harga yang ditetapkan oleh institut.

BAB VI PENGADAAN

Pasal 7

(1) Pengadaan sarana dan prasarana dilakukan oleh Biro AUAKK dan Rektor Institut Agama Islam Nusantara Batang Hari.

(2) Penggunaan, inventarisasi, dan pemeliharaan sarana dan prasarana menjadi tanggung jawab Rektor Institut Agama Islam Nusantara Batang Hari.

(3) Penghapusan sarana dan prasarana dilakukan oleh Biro AUAKK dan Rektor Institut Agama Islam Nusantara Batang Hari.

Pasal 8

(1) Pengadaan sarana dan prasarana harus didasarkan pada prinsip ekonomi, efisiensi dan efektivitas, transparan dan terbuka, bersaing, adil, dan akuntabel.

(5)

(2) Pengadaan barang didapatkan melalui:

a. Pembelian;

b. Hasil kerja sama dengan pihak lain;

c. Hibah dari dermawan;

d. Bantuan pemerintah.

(3) Pembelian barang untuk kepentingan institut yang jumlahnya kurang dari Rp 100.000.000,- melalui penunjukan langsung. Pembelian tersebut dilakukan oleh institut.

(4) Pembelian yang jumlahnya lebih dari Rp 100.000.000,- diadakan perbandingan harga minimal diantara 3 (tiga) penawaran. Pembelian tersebut dilakukan oleh institut dengan melalui Tim Pengadaan.

Pasal 9

Semua bentuk komisi dan potongan harga dapat langsung dipotongkan dari harga yang tersebut dalam kontrak kerja, sehingga harga yang dibayarkan adalah riil setelah dilakukan pemotongan sesuai dengan kesepakatan.

BAB VII

PENGGUNAAN/PEMANFAATAN Pasal 10

(1) Pemanfaatan sarana dan prasarana bertujuan untuk mendayagunakan sarana dan prasarana, dan untuk meningkatkan penerimaan dan mengurangi beban anggaran pemeliharaan sarana dan prasarana.

(2) Pada saat digunakan harus dilakukan pencatatan mengenai:

a. Maksud dan tujuan penggunaan sarana dan prasarana, unit kerja yang menggunakan, lokasi, dan informasi terkait lainnya.

b. Mutasi dan disposisi sarana dan prasarana tetap harus dicatat.

c. Biaya pemeliharaan dan depresiasi juga harus dicatat dengan tertib.

(3) Untuk optimalisasi sarana dan prasarana yang ada, pemetaan sarana dan prasarana yang lebih atau menganggur dengan cara:

a. Disewakan;

b. Dipinjamkan;

c. Kerja sama pemanfaatan.

(4) Barang milik institut yang sebelumnya telah tercantum dalam neraca, maka tidak perlu dilakukan status penggunaannya.

(5) Hasil realisasi belanja berupa barang inventaris yang tergolong aktiva tetap dan dipergunakan wajib dicatat dalam daftar aktiva tetap neraca akhir tahun sebagai dasar tambahan sarana dan prasarana pada tahun yang bersangkutan.

(6) Hasil realisasi dari belanja barang inventaris yang tergolong daftar sarana dan prasarana yang ekstra kompatibel tidak perlu dicatat dalam neraca.

BAB VIII

PENGAMANAN, PEMELIHARAAN, DAN REHABILITASI Pasal 11

(6)

(1) Pengamanan sarana dan prasarana yang diperlukan meliputi pengamanan administrasi dan catatan, pengamanan secara hukum, dan pengamanan fisik.

(2) Pengamanan administrasi dan catatan dilakukan dengan cara melengkapi sarana dan prasarana dengan dokumen administrasi, catatan, dan laporan barang. Dokumen administrasi dan catatan meliputi:

a. Kartu Inventaris Barang;

b. Daftar Inventaris Barang;

c. Catatan Akuntasi Sarana dan Prasarana;

d. Laporan Mutasi Barang;

e. Laporan Tahunan.

(3) Pengamanan hukum atas sarana dan prasarana dengan cara melengkapi sarana dan prasarana tersebut dengan bukti kepemilikan yang berkekuatan hukum, antara lain:

a. Bukti Kepemilikan Barang;

b. Sertifikat Tanah;

c. BKPB atau STNK;

d. Kuitansi atau Faktur Pembelian;

e. Berita acara serah terima barang;

f. Surat pernyataan hibah, wakaf, sumbangan atau donasi.

(4) Pengamanan dan pemeliharaan fisik sarana dan prasarana dilakukan dengan cara memberi perlindungan fisik agar keberadaan sarana dan prasarana tersebut aman dari pencurian atau kehilangan dan kondisinya terpelihara.

Pengamanan sarana dan prasarana dilakukan dengan cara:

a. Penyimpanan di gudang barang;

b. Pemagaran;

c. Pintu berlapis;

d. Pemberian kunci;

e. Pemasangan alarm;

f. Pemasangan kamera CCTV di tempat-tempat vital dan rawan;

g. Penjagaan oleh satpam.

(5) Untuk menghindari penurunan kemampuan produktivitas barang agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya, maka Kepala Biro AUAKK mengalokasikan biaya pemeliharan terhadap barang-barang inventaris yang sudah tercatat dalam daftar barang pengguna berdasarkan hasil inventarisasi yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya, serta skala prioritas pelaksana pemeliharaan barang.

(6) Biaya pemeliharan barang inventaris yang menjadi obyek pinjam pakai ditanggung pemakai sesuai kontrak perjanjian.

(7) Ketentuan dan pelaksanaan pemeliharaan inventaris kendaraan dibuatkan tata tertib penggunaan kendaraan.

(8) Ketentuan dan pelaksanaan pemeliharaan bangunan dibuatkan ketentuan tata tertib penggunaan ruang dan bangunan, perbaikan, dan penggantian suku cadang barang inventaris.

(9) Hasil pemeliharaan dapat dikapitalisasi menambah nilai barang yang dipelihara apabila setelah dilakukan pemeliharaan memenuhi kriteria:

a. Memperpanjang masa manfaat b. Meningkatkan kapasitas.

c. Meningkatkan mutu produksi.

d. Meningkatkan standar kinerja.

(7)

BAB IX

PENILAIAN DAN PELAPORAN Pasal 12

(1) Tiap-tiap unit pemakai barang inventaris wajib mengadakan penatausahaan barang dan kekayaan milik institut yang ada dalam wewenangnya.

(2) Setiap ruangan mempunyai daftar inventaris barang yang berada di dalam ruangan yang bersangkutan meliputi jenis barang, jumlah, dan keterangan.

(3) Untuk barang laboratorium dibuatkan daftar administrasi tersendiri.

Pasal 13

(1) Setiap 6 (enam) bulan sekali dibuatkan laporan daftar inventaris yang ada yang memuat keadaan barang dan perubahannya.

(2) Setiap akhir tahun akademik diadakan opname barang dan dibuat berita acara keadaan barang yang sebenar-benarnya.

(3) Setiap tahun bagian AUAK membuat daftar kekayaan persyarikatan yang ada di Institut Agama Islam Nusantara Batang Hari dan disampaikan kepada Rektor untuk selanjutnya disampaikan ke Yayasan Pendidikan Islam Batanghari.

BAB X

SISTIM INFORMASI MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA Pasal 14

(1) Tujuan utama dari SIM Sarana dan Prasarana adalah membantu lembaga dalam memenuhi tujuan penyediaan pelayanan secara efektif dan efisien.

(2) Fungsi SIM Sarana dan Prasarana adalah mempermudah tertib administrasi sarana dan prasarana, pengelolaan dan pendataan sarana dan prasarana secara terintegrasi yang meliputi inventarisasi tanah, inventarisasi gedung, inventarisasi alat angkutan, inventarisasi jaringan, inventarisasi peralatan seperti alat tulis kantor dan alat laboratorium, inventarisasi ruang/gudang dan barang-yang terdapat di dalamnya, inventarisasi lokasi lainnya, dan barang- barang yang terdapat di dalamnya.

(3) Bentuk laporan inventarisasi meliputi:

a. Laporan daftar barang pada periode tertentu per kelompok secara keseluruhan.

b. Laporan status dan kondisi barang pada periode tertentu.

c. Laporan mutasi/penghapusan barang.

d. Laporan jumlah sarana dan prasarana total per kelompok barang.

e. Laporan jumlah nilai/harga per kelompok barang.

f. Laporan perawatan/pemeliharaan barang.

g. Laporan peringatan pada barang yang mengharuskan perawatan rutin secara berkala.

(8)

BAB XI

MUTASI DAN PEMINDAHAN Pasal 15

(1) Harta benda kekayaan (Sarana dan Prasarana) Institut Agama Islam Nusantara Batang Hari hanya dapat dijual atau dialihkan jika dinyatakan:

a. Berlebih.

b. Tidak digunakan.

c. Alasan lain.

(2) Pemindahantangan dapat dilakukan dengan cara:

a. Penjualan.

b. Tukar menutar.

c. Hibah.

d. Penyertaan modal.

BAB XII

PENYUSUTAN DAN PENGHAPUSAN Pasal 16

(1) Penyusutan barang diperhitungkan dari nilai pembelian atau perolehan yang besarnya untuk tiap tahun sebagai berikut:

a. 5 % untuk bangunan.

b. 75 % untuk instalasi/mesin-mesin.

c. 20 % untuk alat angkutan.

d. 10% untuk inventaris/perabotan.

(2) Khusus untuk tanah tidak ada penyusutan, melainkan selalu diadakan penilaian harga kembali.

(3) Penambahan nilai bangunan dimungkinkan sehubungan dengan rehabilitasi /perbaikan besar dan vital.

(4) Penghapusan barang dilakukan untuk barang yang rusak, hilang, mati, susut, berlebih, membahayakan keselamatan/keamanan lingkungan dan tidak efisien lagi. Atas dasar laporan dari pengguna barang dengan menyebutkan nama, jumlah barang, lokasi, nomor, kode barang, harga perolehan, dan lain-lain yang diperlukan.

(5) Penghapusan barang berupa aktiva tetap tidak bergerak seperti tanah harus dilakukan dengan SK Rektor, sedangkan untuk barang-barang inventaris dilakukan oleh pengelola barang setelah mendapat persetujuan Panitia Penghapusan.

(6) Penghapusan kendaraan dilampirkan kartu inventaris.

(7) Penghapusan barang milik institut karena adanya putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum dilaksanakan langsung oleh pengguna barang.

(8) Tata cara penghapusan barang milik institut dengan tindak lanjut meliputi:

a. Pemusnahan.

b. Pemindahtanganan.

(9)

BAB XIII PENGEMBANGAN

Pasal 17

(1) Tim pengembangan diangkat dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Rektor Institut Agama Islam Nusantara Batang Hari yang terdiri dari unsur:

a. Unsur Yayasan.

b. Unsur Institut.

c. Unsur Dewan Penyantun (Investor).

(2) Tim pengembangan bertugas menjalin hubungan dan kerja sama dengan pihak ketiga (investor).

(3) Realisasi pengembangan harus terlebih dahulu memperoleh persetujuan tim pengembangan.

(4) Tim pengembangan menyusun rencana pengembangan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang:

a. Rencana pengembangan jangka pendek direncanakan dalam waktu 1 semester sampai dengan 1 tahun.

b. Rencana pengembangan jangka menengah direncanakan dalam waktu 5 tahun ke depan.

c. Rencana pengembangan jangka panjang direncanakan dalam waktu 10 tahun ke depan.

(5) Tim pengembangan bertugas dalam menyusun pengembangan fisik struktur dan infrastruktur pengembangan kampus yang tersusun dalam master plan Institut Agama Islam Nusantara Batang Hari.

BAB XIV KONTRAK

Pasal 18

(1) Panitia/Pejabat Pengadaan menetapkan jenis kontrak Pengadaan Barang /Jasa.

(2) Surat Perjanjian Kontrak terdiri dari:

a. Pembukaan meliputi: judul kontrak, nomor kontrak, tanggal, kalimat pembuka, para pihak yang terlibat, dan latar belakang.

b. Isi kontrak meliputi: pernyataan obyek, pernyataan kesepakatan harga dan sumber pembiayaan, pernyataan bahwa ungkapan-ungkapan harus mempunyai arti dan makna yang sama, pernyataan jumlah dokumen, pernyataan bila terjadi pertentangan, pernyataan mengenai persetujuan, pernyataan mengenai jangka waktu, dan pernyataan mengenai kapan mulai efektif.

c. Penutup berisi: pernyataan bahwa para pihak telah menyetujui sesuai dengan peraturan perundangan, tanda tangan para pihak dibubuhi materai, kontrak ditandatangani setelah ada penunjukkan penyedia oleh karena itu tanggal penandatangan kontrak tidak boleh mendahului tanggal Surat Penunjukkan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ).

(3) Syarat-syarat kontrak, antara lain:

a. Definisi harus jelas;

b. Penerapan kontrak sesuai ketentuan;

c. Standar/spesifikasi barang;

(10)

d. Asal barang/jasa harus jelas;

e. Pengepakan;

f. Pengiriman;

g. Transportasi;

h. Pemeriksaan dan pengujian;

i. Layanan tambahan;

j. Personil;

k. Penilaian pekerjaan sementara;

l. Kompensasi;

m. Hari kerja;

n. Pedoman pengoperasian dan perawatan;

o. Penangguhan;

p. Penggunaan dokumen-dokumen kontrak;

q. Jaminan;

r. Asuransi;

s. Pembayaran;

t. Harga;

u. Perubahan kontrak;

v. Penyesuaian harga;

w. Hak dan kewajiban para pihak;

x. Jadwal pelaksanaan pekerjaan;

y. Pengawasan dan pemeriksaan;

z. Keterlambahan pelaksanaan pekerjaan.

(4) Dokumen lainnya yang menjadi bagian dari kontrak, yaitu:

a. SPPBJ;

b. Dokumen Penawaran;

c. Dokumen Pengadaan/Addendum Dokumen Pengadaan;

d. Jaminan Pelaksana.

(5) Penyusunan Surat Perintah Kerja a. SPK paling sedikit berisi:

1. Judul SPK

2. Nomor dan tanggal SPK

3. Nomor dan tanggal Surat Permintaan Penawaran 4. Nomor dan tanggal berita acara negoisasi

5. Sumber dana 6. Waktu pelaksanaan 7. Uraian pekerjaan 8. Nilai pekerjaan 9. Tata pembayaran 10. Sanksi

11. Tanda tangan kedua belah pihak

12. Standar ketentuan dan syarat lain yang diperlukan b. Sumber dana

c. Waktu pelaksanaan d. Uraian

(11)

BAB XV

STANDAR BIAYA/HARGA Pasal 19

(1) Standar biaya langsung merupakan standar biaya yang digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) atau Harga Perkiraan Sendiri (HPS) untuk kegiatan pengadaan barang/jasa.

(2) Standar biaya langsung meliputi:

a. Daftar biaya barang alat tulis kantor, barang elektronik, barang konsumsi, dan lain-lain;

b. Daftar pemeliharaan/perawatan, pengembangan, dan lain-lain;

c. Daftar biaya panitia pengadaan.

BAB XVI TATA TERTIB

Pasal 20

(1) Tata tertib ditetapkan untuk mewujudkan tertib administrasi untuk mencegah terjadi penyalahgunaan atau penyimpangan terhadap penggunaan barang- barang milik institut.

(2) Tata tertib penggunaan meliputi:

a. Tata tertib penggunaan ruang/kelas b. Tata tertib penggunaan ruang aula

c. Tata tertib penggunaan halaman/lapangan kampus

d. Tata tertib penggunaan laboratorium komputer/multimedia e. Tata tertib penggunaan laboratorium bahasa

f. Tata tertib penggunaan laboratorium praktikum g. Tata tertib penggunaan laboratorium mikro teaching (3) Masing-masing tata tertib terlampir.

BAB XVII

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Pasal 21

(1) Standar Operasinal Prosedur yang disingkat SOP ditetapkan untuk mewujudkan tertib administrasi untuk mencegah terjadi penyalahgunaan atau penyimpangan terhadap penyelenggaraan pengelolaan sarana dan prasarana milik Institut.

(2) SOP dapat dilihat pada Pedoman Tata Kelola Organisasi AUAK.

(12)

BAB XVIII

FLOW CHART/ALUR KERJA Pasal 22

(1) Flow chart/alur kerja ditetapkan untuk menggambarkan prosedur atau langkah- langkah konkrit dalam bentuk gambar sebagai pedoman kerja masing-masing unit.

(2) Flow chart dapat dilihat pada Pedoman Tata Kelola Organisasi AUAK.

BAB XIX

FORMULIR DAN BERITA ACARA Pasal 23

(1) Formulir dan berita acara dibuat untuk melengkapi prosedur dan tertib administrasi yang sah secara hukum.

(2) Formulir dan berita acara dilihat pada Pedoman Tata Kelola Organisasi AUAK.

BAB XX PENUTUP

Pasal 24

(1) Hal lain yang belum diatur dalam peraturan ini, akan diatur lebih lanjut.

(2) Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila terdapat kekeliruan dalam peraturan ini, maka akan diadakan pembetulan.

Ditetapkan di : Muara Bulian Pada tanggal : Mei 2019 Rektor,

Zulqarnain, S.Ag., M.Hum., Ph.D

Referensi

Dokumen terkait

makanan dapat dikurangi jika lemak dari daging yang berlebih dikurangi dan daging dimasak pada suhu yang lebih rendah, atau waktu yang singkat, atau memilih jarak

Sekretaris Departemen Fakultas Mahasiswa Mulai Permohonan cuti akademik dan kelengkapan persyaratan Menerima, dan memeriksa berkas permohonan Kelengkapan persyaratan TIdak

a) Soft Copy Laporan Akhir Penelitian yang telah mendapatkan persetujuan dari Pembimbing dan Reviewer serta telah mendapatkan pengesahan dari Kepala Pusat Penelitian dan

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BATANG NOMOR 800 / /2020 PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN KEPALA DINAS KABUPATEN BATANG NOMOR 800 / /2019 TENTANG

bahwa untuk kelancaran dan tertibnya pelaksanaan perkuliahan pada Institut Agama Islam Nusantara Batang Hari dipandang perlu ditetapkan dosen pengampu mata kuliah

KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT TAHUN AKADEMIK .../... Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat telah/belum *) sesuai dengan rancangan yang tercantum

Buku ini diharapkan menjadi petunjuk bagi berbagai pihak khususnya dalam proses pengadaan barang dan jasa, inventarisasi, legal audit, penilaian, operasi,

Pembina adalah dosen tetap Institut Agama Islam Nusantara Batanghari yang ditugaskan oleh Rektor atau dekan untuk melakukan pembimbingan pendampingan, koordinasi,